You are on page 1of 12

MAKALAH IMUNOLOGI

ORGAN LIMFOID SEKUNDER: LIMPA (SPLEEN)

OLEH:
FESLY A.A. PAYUNG
N111 12 292

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh
yang datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit,
ada pula orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem
pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting
dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan
limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari
plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui
proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri
atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan
kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding
kapiler dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh
limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta
jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun
fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan
imunitas. (Nurachmah, 2011 ).
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi,
hanya sedikit yang dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan
penyakit karena tubuh kita memiliki sistem pertahanan tubuh. Sistem
imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam
menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ
limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik
sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat
mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh

(ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme
pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons
spesifik. (Pratiwi, dkk, 2007).
Dalam makalah ini akan membahas tentang organ limfoid sekunder limpa
(spleen) dan bagaimana mekanisme kerjanya dalam sistem pertahanan
tubuh manusia.

BAB II
ISI
A. Pengertian Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa)
berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam
jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa
melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam
sistem sirkulasi. Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem
sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan
melalui vena.
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang
labih kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga
jumlah sel itu sangat besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak
terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot
disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe dalam salurannya digerakkan
oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang
gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus
gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbs lemak, dan salah satu
mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :
1.

Pembuluh limfa

2.

Jaringan dan organ limfa

B. Fisiologi Sistem Limfatik Manusia


Sistem limfatik manusia terdiri atas :
1.

Saluran Limfe

Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak


mengandung protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan
cairan interstisial. Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar
kapiler dan kembali kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang
lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian
difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang
bersirkulasi didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh
yang berbeda. Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang
membuat limfe disebut dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa
yang paling lebar adalah peritoneum, memran serosa bertalian erat dengan
sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe dan
pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya
terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomata,
mereka berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan demikian
menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.
2.

Pembuluh Limfe

Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.


Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk
ke kapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain
membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh
limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran
limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka.
Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus
limfa yang berbentuk bulatan kecil.
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru,
jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan

bersatu menjadi pembuluh limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus
dekster.Pembuluh limfa bermuara dipembuluh vena dibawah tulang selangka
kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara
dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang
disebut dengan duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah
dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai
jalinana halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe
didalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus,
disebut lakteal dijumpai dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil
lonjong atau seperti kacang dan terdapat disepanjang pebuluh limfe.
Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya
limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila, torax,
abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran
yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung
disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan
jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus.
Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae,
masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan diantaranya
berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih
atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang
cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur
dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat
didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe
aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan
keluar kelenjar melalui hilum.

Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus
torasikus dan batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai
reseptakulum khili atau sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian
berjalan ke atas melalui abdomen dan torax menyimpang kesebelah kiri
kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar disebelah
bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus
torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian
yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan ialah
saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan
kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan
isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah kanan leher. Hampir
semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali sistem saraf pusat,
tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit. Suatu infeksi pembuluh
limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan
kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau
jari kaki terkena infeksi.
Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :
1.

Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi

2.
3.
4.
5.

darah
Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah
Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan
infeksi

C.

Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik

Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa,


timus dan tonsil. Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan
menghancurkan mikroorganisme penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.
Limpa atau Lien (Spleen)
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar
bewarna ungu tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah
hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa
berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma.
Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan
itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah
besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan
kolagen dan elastik dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini
berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari
kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam
jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Karena didalamnya banyak terdapat sel fagositik dan kontak sel-sel ini
yang erat dengan darah, limpa menjadi pertahanan penting terhadap
mikroorganisme yang berhasil memasuki peredaran darah.
Spleen terletak di belakang lambung. Organ ini bertugas mengumpulkan
antigen dari darah dan juga mengumpulkan dan menghancurkan darah
merah yang telah kehilangan fungsi. Sebagian besar organ spleen terdiri dari
daerah yang disebut pulpa merah. Pada pulpa merah, darah merah yang
telah tua dihancurkan. Pada spleen terdapat daerah yang disebut pulpa putih.
Pulpa putih adalah tempat berkumpulnya sel B yang berasal dari arteri di
sekitarnya. Pada pulpa putih terdapat daerah tertentu tempat berkumpulnya
sel T yaitu daerah yang disebut periarteriolar lymphoid sheath (PALS).

Gambar Organisasi jaringan limfoid, spleen.


Spleen (limfa) terdiri dari bagian yang disebut pulpa merah. Pada tempat
ini terjadi penghancuran sel darah merah yang sudah tua. Pulpa merah
berselang-seling dengan pulpa putih. Limfosit dan sel dendritik yang
membawa antigen datang bersama pada periarteriolar sheath. Pada setiap
pulpa putih, darah yang membawa limfosit dan antigen mengalir dari arteri
trabekula masuk ke arteri sentral. Sel dan antigen kemudian masuk ke dalam
sinus dan berlanjut menuju vena trabekula. Sinus marginal dikelilingi oleh
zona marginal limfosit. Di dalam sinus marginal dan di sekeliling arteri sentral
terdapat periarteriolar lymphoid sheath (PALS), yang tersusun oleh sel T.
Folikel didominasi oleh sel B, pada folikel sekunder germinal senter dikelilingi
oleh korona sel B. Meskipun susunan spleen dan lymph node mempunyai
persamaan, namun antigen yang masuk ke spleen lebih banyak berasal dari
darah daripada dari cairan ekstraselluler (lymph).

Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di
permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya
langsung kedalam pulpa sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsurunsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain yang dipisahkan oleh
pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah
langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam
limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan
yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-cabang vena. Cabangcabang ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena ini membawa darahnya
dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1.

Fagositosis

Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus


limfe, limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak
terpapar penyakit yang disebarkan oleh limfe.
2.

Cadangan darah

Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap


stimulus simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi,
misal pada pendarahan.
3.

Respons imun

Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan


antigen, missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat
menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).
4.

Eritropoiesis

Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang
penting. Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa
pada saat dibutuhkan.

BAB III
KESIMPULAN
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus dapat masuk
kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit tetapi tubuh dapat bertahan
karena adanya sistem imunitas. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah
sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem
imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah,
kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil).
Limpa adalah organ limfoid terbesar yang didalamnya banyak terdapat sel
fagositik dan kontak sel-sel ini yang erat dengan darah, menjadi pertahanan
penting terhadap mikroorganisme yang berhasil memasuki peredaran darah.
Organ ini bertugas mengumpulkan antigen dari darah dan juga
mengumpulkan dan menghancurkan darah merah yang telah kehilangan
fungsi. Adapun fungsi limpa, yaitu: Fagositosis, Cadangan darah, Respons
imun dan Eritropoiesis.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung :

2.
3.

PT Citra Aditya Bakti.


Hendra T. 2008. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan

4.

Fisiologi. Jakarta : Salemba Medika


Ward JM, Mann PC, Morishima H, Frith CH. 1999. Thymus,
Spleen, and Lymph Nodes. Di dalam: Maronpot RR, GA
Boorman, BW Gaul, Editor. Pathology of the Mouse Reference
and Atlas. Vienna: Cache River Press. Hlm 333-357

You might also like