You are on page 1of 4

Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat ubin teraso mirip seperti ubin

tegel. Hanya saja permukaan lantai ini diberikan pelapis berupa campuran marmer dan
karang sehingga strukturnya lebih keras. Di pasaran, kebanyakan lantai teraso tersedia dalam
ukuran 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, dan 50 x 50 cm.
Lantai teraso mempunyai kelebihan pada pilihan variasinya yang cukup banyak.
Sayangnya pemasangan lantai ini cukup merepotkan karena harus dipoles terlebih dahulu
untuk mengkilapkan permukaannya. Selain itu, pori-pori pada ubin teraso yang cukup besar
menjadikannya gampang kotor sehingga perlu dibersihkan secara rutin.
Bahan yang dibutuhkan :

2 kg bijih teraso

1 kg semen putih

2 kg semen blau

2 ons mell

2 kg pasir ayak

pewarna secukupnya

air secukupnya

Alat yang digunakan :

Cetakan ukuran 30 x 30 x 5 cm

Ember

Cetok

Cara membuat :
1. Letakkan cetakan di tempat yang bersih dan memiliki permukaan rata.
2. Masukkan bijih teraso ke dalam cetakan secukupnya. Jangan lupa padatkan dan
ratakan tumpukan bijih teraso tersebut.
3. Buat adukan yang terdiri dari semen portland, mell, dan air di dalam ember. Lalu
aduk-aduk supaya tercampur rata. Pastikan adukan ini agak kental dan tidak terlalu
cair supaya mudah digunakan.
4. Tuangkan adukan di atas ke dalam cetakan. Pastikan semua volumenya terisi penuh.
Diamkan cetakan selama 30 menit agar mengering.

5. Buatlah adukan kedua yang terdiri atas semen blau, pasir ayak, dan air. Pastikan Anda
mengaduknya sampai tercampur merata juga ya! Karakteristik adukan kedua yang
diharapkan adalah kental.
6. Adukan kedua tadi juga diaplikasikan ke dalam cetakan. Anda bisa menekan-nekan
adukan di dalam cetakan supaya adukan kedua ini terserap ke dalamnya.
7. Adukan ubin teraso yang ada di dalam cetakan akan mengering sempurna dalam
waktu 24 jam. Keesokan harinya Anda sudah bisa menerapkan pewarna dan pengkilap
supaya tampilan ubin teraso semakin indah.

Teraso (Terrazo) adalah bahan material bangunan rumah yang digunakan sebagai
pentup (finishing) lantai dan dinding ataupun furniture lainnya. Teraso lantai sifatnya seperti
marmer buatan. Ada dua jenis teraso lantai, yakni yang permukaannya mengkilap dan yang
permukaannya kasar (pebble wash). Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan pada batuan
campurannya (Terrazo stone).
Kilas Balik Teraso
Teraso (Terrazo) berasal dari kata Italia terrazza, yang artinya teras, atau penutup
lantai untuk teras depan rumah. Teraso adalah merupakan hasil limbah daru penambangan
marmer yang diolah kembali menjadi bahan penutup lantai alternative. Industri teraso di
Italia lahir sejak tahun 1920. Munculnya produk teraso di Indonesia tidak lepas dari sejarah
masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Produk teraso dibawa ke Indonesia oleh orang
Belanda beserta teknologi pembuatannya. Produksi dan industry teraso di Indonesia mulai
ada sejak 1957.
Seperti disamapaikan oleh Direktur PT. Ubin Alpen Indonesia, Arianto Sutanto atau
yang biasa disapa Pak Ong, sebagai salah satu pelopor industry dan pabrik lantai teraso
pertama di Indonsia, pada awalnya bentuk dan ukuran batu teraso cukup kecil yaitu berkisar
antara 5-7 mm. Teraso mulai diminati masyarakat Indonesia karena mengandung unsur
prestise, khususnya golongan menengah ke bawah sebeblumnya menggunakan ubin semen.
Apabila digolongkan klasifikasi produk penutup lantai adalah sebagai berikut
Golongan bawah
: ubin semen
Golongan menengah : teraso
Golongan atas
: marmer dan granit
Produk Teraso mulai booming di pasar Indonesia padqa tahun 1970-1980, ditandai
dengan munculnya ratusan pabrik teraso yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada
saat itu motif batu teraso sudah mulai beragam, mulai dari batu serpihan alam, serpihan kaca,
potongan ubin porselen, sampai dengan kepingan kerang laut. Permintaan pasar yang besar
pada tahun tersebut adalah batu teraso dengan ukuran 0,5-3 cm.

Pada masa keemasan tersebut, bahan lantai teraso mencapai 80 persen dari total
produk penutup lantai. Masyarakat pengguna pada saat itu menempatkan produk teraso lantai
sebagai produk alternative utama untuk penutup lantai bangunan, dimana teraso digunakan
dari mulai rumah tinggal, kantor, hotel, dan gedung-gedung lainnya, kecuali di sekolahsekolah yang masih menggunakan ubin semen.
Harga lantai teraso pada saat itu yang sangat terjangkau bila dibandingkan marmer
atau granit, tapi tetap berkelas bila dibandingkan ubin semen. Karakteristik atau ciri khas
lainnya yang menyebabkan teraso disukai masyarakat karena faktor kenyamanan, kebersihan,
dan kekuatan (tahan lama).
Namun sungguh disayangkan, produk teraso terganggu akibat masuknya produk
keramik di pasar Indonesia di tahun 1980-an (1982-2983). Produk keramik menjadi
alternative pilihan masyarakat karena mempunyai motif yang sangat beragam dan harga yang
sangat kompetitif. Hingga tahun 1990-an, pasar teraso di Indonesia collapse, dan
menyisakan jumlah pabrik yang hanya bisa dihitung jari untuk di setiap provinsi di Indonesia.
Ciri khas produk teraso
Corak ataupun motif yang terdapat pada teraso lantai terdiri dari pecahan batu dengan
ukuran maupun bentuknya beragam, dan kombinasi warnanya tergantung dari jenin batuan
yang digunakan. Karena teraso lantai bersifat marmer buatan, maka pecahan batuan marmer
yang dipakai dapat berasal dari berbagai tempat sesuai dengan selera dan fungsinya.
Besarnya nilai seni dari teraso lantai akan muncul pada motif yang ditampilkan. Industri
teraso di Indonesia yakni teraso Surabaya dan teraso Bandung serta teraso Bali membuat
teraso lantai dengan system precast dalam berbagai ukuran, diantaranya 20 cm x 20 cm
sampai 60 cmx 60 cm.
Karakter yang melekat kuat pada teraso adalah teraso lantai mampu memberikan rasa
dingin dalam keadaan cuaca panas dan sebaliknya teraso mampu memberikan rasa hangat
bila udara dingin. Hal tersebut terjadi karena adanya faktor prrositas yang terdapat pada
teraso lantai. Selain itu teraso lantai mempunyai sifat yang dapat menyerap cahaya.
Dengan demikian, teraso floor dapat memberikan rasa kenyamanan yang tinggi pada
penghuni. Produk teraso floor memiliki kekuatan dan durability (daya tahan) yang tinggi.
Dilihat dari kualitas bahan pokok yang digunakan terdiri dari pecahan batu marmer, semen
putih/abu abu Tiga Roda dan pasir silica, maka tidak diragukan lagi dalam hal kekuatan.
Bangunan-bangunan tua (gedung, rumah tinggal, hotel, dan sebagaianya) yang
menggunakan lantai teraso adaalh salah satu bukti bahwa teraso bathub memiliki daya tahan
yang tinggi. Karena bukti kualitas produk maka hotel, pabrik, dan perkantoran merupakan
konsumen tetap teraso cor hingga saat ini.
Motif Umum yang digunakan pada produk lantai teraso adalah pecahan batu marmer
(sisa penambangan batu marmer). Namun dalam perjalanannya, motif teraso tile juga dapat
menggunakan pecahan kaca maupun bahan lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
motif teraso merupakan bahan recycling yang dikemas pada produk teraso tile sehingga
bernilai seni tinggi.

You might also like