You are on page 1of 5

JENIS-JENIS DRAMA

Drama

adalah

suatu

komposisi

syair

atau

prosa

yang

diharapkan

dapat

menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yg
dipentaskan, serta memiliki unsur-unsur pendukung terwujudnya hasil yang terbaik.
Drama dapat dibedakan atau dibagi kedalam beberapa jenis tergantung dari segi
atau aspek drama itu sendiri:
A. Jenis-jenis drama ditinjau dari segi masanya, yaitu:

1. Drama Baru adalah drama yang memiliki tujuan memberikan pendidikan


kepada masyarakat. Cerita dalam drama baru haruslah berkenaan atau
memiliki persamaan dengan realita sosial yang terjadi di masyarakat yang
umumnya

bertema

kehidupan

manusia

sehari-hari.

Contohnya;

sinetron,opera dan film.


Drama baru biasanya dipertunjukkan di panggung tertutup yang khusus
digunakan sebagai tempat pertunjukan drama. Selain fungsinya sebagai
media atau sarana pembelajaran drama juga diikuti oleh cirri-ciri berikut
ini:
Karena pementasan drama ini dilakukan di tempat tertutup maka
biasanya

kita

harus

menyiapkan

kontribusi

untuk

melihat

pementasan tersebut.
Panggung yang digunakan dalam pementasan drama baru/modern
biasanya berbentuk proscenium yang memisahkan antara penonton
dan

pemain

lakon,

sehingga

tidak

memungkinkan

adanya

komunikasi langsung antara mereka.


Tipe drama ini tidak terikat oleh acara atau upacara tertentu.
Cerita atau skenarion yang ditampilkan berupa kisah-kisah
dikehidupan sehari-hari
Drama modern juga menggunakan

idiom-idiom

modern

dan

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya.


Cerita yang ditampilkan biasanya berasal dari naskah drama yang
tertulis sehingga meminimalisir segala bentuk improvisasi.
2. Drama Lama/Drama Klasik adalah drama khayalan yang umumnya
menceritakan

tentang

kesaktian,

kehidupan

istana

atau

kerajaan,

kehidupan dewa-dewi. Contoh lenong , topeng Betawi, dagelan/ketoprak,


wayang yang dimainkan seorang dalang.
Drama klasik yang sering juga disebut sebagai drama tradisional, karena
memang drama klasik ini lebih mengutamakan penampilan karya dan
kreatifitas yang bersifat tradisional dan membudaya. Adapun yang
membedakan drama klasik ini dengan jenis drama lainnya adalah:
Drama ini biasa dipentaskan di panggung terbuka yang bertujuan
untuk memberikan hiburan kepada masyarakyat serta dapat
dinikmati oleh orang banyak.
Berbeda dengan drama modern, drama jenis ini dapat dinikmati
secara gratis karena panggungnya yang berada diluar ruangan dan
terbuka untuk umum.
Drama tradisional juga biasa ditampilkan untuk melengkapi ritual
tertentu, seperti ritual pernikahan, keagamaan, kebudayaan, dan
sebagainya.seperti

pada

penampilan

lenong

Betawi

sebagai

pelengkap ritual perkawinan.


Oleh karena ceritanya seringkali berbau mitos, maka drama
tersebut jarang sekali mempergunakan naskah.
Memungkinkan adanya interaksi atau dialog langsung antara
penonton dan pelakon, seperti pada lenong yang seringkali
melibatkan

penontonnya

untuk

menaggapi

isu-isu

dalam

penampilan drama.
B. Jenis-jenis drama ditinjau dari segi Isi Kandungannya, yaitu:

1. Drama komedi
Drama ini focus untuk menampilkan drama yang bertujuan untuk
menghibur. Drama ini berisikan tema-tema yang lucu dan penuh dengan
keceriaan. Drama ini juga menjadi favorit bagi masyarakat yang
penampilannya hamper tidak pernah sepi penonton. Macam-macam
drama komedi adalah:
Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari
para pemain, melainkan karena situasinya. Contoh drama jenis ini
antara lain Sister Act dan Si Kabayan.
Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan
menyakiti para pemainnya. Contoh film komedi slapstic ini di
antaranya The Mask dan Tarzan.

Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Beberapa film
yang termasuk jenis ini adalah Om Pasikom dan Semua Gara-Gara
Ginah.
Komedi

Farce,

cerita

lucu

yang

bersifat

dagelan,

menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan

sengaja

gerak laku

lucu. Beberapa tayangan televisi yang termasuk jenis ini adalah


Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain sebagainya.
2. Drama tragedi
Drama ini menitikberatkan pada cerita tentang kemalangan

dan

kesedihan yang dialami para tokoh dalam drama. Drama tragedi ini
diyakini berasal dari Yunani Kuno yang menggunakan drama tragedy
sebagai atribut festival keagamaan. Drama tragedi biasanya diakhiri
dengan kematian tokoh-tokoh yang membangun cerita, kekecewaan, dan
kemalangan yang dialami oleh tokohnya. Contohnya; Romeo dan Juliet
atau Ghost.
3. Drama komedi tragedi
Drama ini tergolong unik karena bisa menggabung dua jenis drama yang
bertolak

belakang

yang

nantinya

akan

diramu

menjadi

sebuah

pementasan yang mengkomedikan tragedi di dalam cerita drama.


4. Opera
Drama jenis ini tidak hanya menampilkan drama seperti pada umumnya.
Tapi juga diikuti oleh nyanyian-nyanyian untuk mendukung jalannya alur
cerita pada drama. Dalam drama ini nyanyian, music, dan tarian seringkali
menjadi bagian utama dalam pertunjukan, yang diselipkan di bagian
babak drama. Jadi, pelakon dalam drama ini tidak hanya berperan sebagai
actor/aktris tetapi juga sebagai pelantun lagu yang menjadi bagian dari
pertunjukan opera ini, maka seringkali para pelakon dalam drama opera
seringkali dituntut untuk menguasai dunia peran sekaligus seni tarik
suara.
5. Dagelan/Ketoprak
Dagelan hamper mirip dengan drama komedi, namun bedanya jika pada
drama komedi lelucon disampaikan lewat humor dari si pelakon maka
pada dagelan lelucon disampaikan lewat pola jenaka yang dimainkan oleh
sipelakon.
6. Operet
Merupakan jenis drama yang menggunakan naskah yang lebih pendek,
operet dianggap sebagai drama yang tidak serius meskipun cukup popular

di kalangan masyarakat. Operet dianggap kurang serius karena tipe


drama ini tidak hanya mengangkat tema-tema yang ringan dengan latar
musiknya juga tidak dibuat terlalu rumit seperti pada opera.
7. Pantomim
drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat
tanpa pembicaraan atau dialog antar sesame pelakon. Namun, pantomim
menitikberatkan pada kesesuaian gerakan serta sangat memperhatikan
ekspresi dan mimic wajah, sehingga penonton dapat menerka maksud
dari gerakan tersebut.
8. Tablo
Hampir mirip dengan pantomim, karena tidak menggunakan bahasa vocal
untuk berkomunikasi dengan pelakon lainnya. Komunikasi pada tablo
berdasarkan gerak tubuh dan mimic dari pelakonnya.
9. Passive
Drama yang membawa unsur-unsur religius ke dalam penampilannya.
Karena temanya yang berkaitan dengan agama, maka tidak jarang
passive dijadikan bagian dari upacara keagamaan.
10.
Wayang
Drama yang menggunakan boneka wayang sebagai pelakonnya, namun
meskipun begitu masih ada kemungkinan drama tersebut diperankan oleh
manusia seperti yang terdapat pada wayang orang. Drama wayang
merupakan tipe drama traditional yang mengangkat cerita-cerita folklor
(adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yg diwariskan secara turuntemurun, tetapi tidak dibukukan) masyarakat Jawa seperti cerita-cerita
Ramayana dan Mahabrata, sering sekali bahasa Jawa menjadi bahasa
pengantar drama ini.
11.
Melodrama
Ceritanya terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan.
12.
Drama sejarah
Menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu baik tokoh maupun
peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara
lain November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya 45, Janur Kuning, atau
Serangan Fajar. Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih
ditekankan pada tokohnya antara lain Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan
R.A. Kartini.
13.
Drama misteri
Kriminal, biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan. Si
pelaku biasanya akan menjadi semacam misteri karena penulis

skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam cerita jenis ini


beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton.
Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan
dengan roh halus.
Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik
atau unsur ghaib

You might also like