Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi ARDS
Definisi dari ARDS selalu berganti tiap waktu. Pada awal tahun 1960
Burke dan kawan-kawan menggunakan istilah High Output Respiratory Failure
untuk menggambarkan type dari gagal nafas yang ditandai dengan
ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi yang adekuat dan pengeluaran
karbondioksida. Hal yang sering digunakan untuk menggambarkan sindroma ini
termasuk : pernyakit membrane hialin pada orang dewasa, sindroma insufisiensi
pernafasan pada orang dewasa, atelektasis kongesti, sindroma perdarahan paru,
Da Nang Lung, stiff-lung sindroma, dan lain sebagainya.
ARDS
ARDS
Pulmonal
Seperti pneumonia, Trauma, aspirsi, dan pneumositis.
3. Non-pulmonal
Cedera kepala, pascakardioversi, pangkreatitis, uremia.
ARDS
ARDS terjadi jika paru-paru terkena cedera baik secara langsung maupun
tidak langsung. Berdasarkan mekanisme patogenesisnya maka penyakit dasar
yang menyebabkan sindrom ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok :
1.
b.
Kontusio Paru
Kontusio paru adalah memar atau peradangan pada paru yang dapat
terjadi pada cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa
bendan berat. Dalam pertukaran gas yang normal, karbon dioksida berdifusi
melintasi endotelium dari kapiler, ruang interstisial, dan di seluruh epitel
alveolar, oksigen berdifusi ke arah lain. Akumulasi cairan mengganggu
pertukaran gas, dan dapat menyebabkan alveoli terisi dengan protein dan
robek karena edema dan perdarahan. Semakin besar daerah cedera,
kompromi pernafasan lebih parah, menyebabkan konsolidasi.
c. Tenggelam
Edema paru dapat terjadi pada mereka yang selamat dari tenggelam dari
air tawar atau air laut. Autopsi penderita yang tidak bisa diselamatkan
menunjukan perubahan patologis paru yang sama dengan perubahan pada
edema paru karena sebab lain. Pada saat tenggelam korban biasanya
mengaspirasi sejumlah air. Air tawar adalah hipotonis, dan air laut adalah
hipertonis relatif terhadap darah, yang menyebabkan pergerakan cairan
melalui membran alveolar-kapiler ke dalam darah atau ke dalam paru.
Resultante perubahan konsentrasi elektrolit dalam darah sebanding dengan
volume cairan yang diabsorpsi.
ARDS
ARDS
kebutuhan
metabolisme
organ
ARDS
adekuat
f. Penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat (drug abuse) didefinisikan sebagai konsumsi obat
seseorang atas kemauannya sendiri dalam jumlah yang mencukupi. Tindakan
ini menyebabkan bahaya kesehatan pada dirinya sendiri. Contoh
penyalahgunaan obat yang menyebabakan terjadinya gagal napas adalah
heroin dari golongan narkotik opioid. Efek dari penggunaan Heroin yakni
dapat menyebabkan depresi pernafasan, dan komplikasi pada paru meliputi
pembengkakan (edema), emboli paru yang berasal abses paru serta infeksi.
g. Pasca transplantasi paru
h. Pasca operasi pintas jantung-paru
2.3 Patogenesis
ARDS
ARDS
dan pengatur volume. Membran kapiler alveolar dalam keadaan normal tidak mudah
ditembus partikel-partikel. Tetapi dengan adanya cedera, maka terjadi perubahan
pada permeabilitasnya, sehingga dapat dilalui cairan, sel darah merah dan protein
darah. Mula-mula cairan akan berkumpul pada interstitium dan jika melebihi
kapasitas interstitium, cairan akan berkumpul di rongga alveoli , sehingga
mengakibatkan ateletaksis kongestif.
Mekanisme yang pasti kerusakan endotel pada sindrome gagal nafas pada
orang dewasa belum diketahui, walaupun telah dibuktikan adanya peran beberapa
sitokin. Adanya faktor pencetus misalnya toksin kuman akan merangsang neutrofil
dan makrofag untuk memproduksi TNF dan IL-1. Sitokin ini selanjutnya akan
menyebabkan
adhesi
neutrofil
dan
merangsang
makrofag
untuk
kembali
memproduksi TNF dan IL-1 serta mediator toksik lainnya oksigen radikal bebas,
protease, metabolit arakidonat, dan platelet activating factor. Adhesi granulosit
neutrofil selanjutnya akan merusak sel endotel dengan cara melepaskan protease
sehingga dapat menghancurkan struktur protein seperti kolagen, elastin, fibronektin,
serta menyebabkan proteolisis plasma dalam sirkulasi. Beberapa hal yang
menyokong peran granulosit dalam proses timbulnya sindrom gagal nafas adalah
adanya granulositopenia yang berat pada binatang percobaan yang disebabkan
berkumpulnya granulosit dalam paru-paru.
Pada keadaan normal, paru mempunyai mekanisme proteksi untuk
melindungi sel-sel parenkim paru karena adanya antiprotease dan antioksidan dalam
bentuk glutation. Pada sindrom gagal nafas ini didapatkan adanya defisiensi
glugation serta hambatan aktivitas antiprotease. Biopsi paru pasien sindrom gagal
nafas pada orang dewasa menunjukkan adanya pengumpulan granulosit secara tidak
normal teraktivasi tersebut akan melepaskan enzim proteolitik seperti elastase,
kolagenase dan juga oksigen radikal yang dapat menghambat aktivitas antiprotease
paru.
ARDS
10
ARDS
Sindrom gawat pernafasan akut terjadi dalam waktu 24-48 jam setelah
kelainan dasarnya. Di awali penderita akan merasakan sesak nafas, dan bisanya
berupa pernafasan yang cepat dan dangkal. Karena rendahnya kadar oksigen
dalam darah, kulit terlihat pucat atau biru, dan organ lain seperti jantung dan
otak akan mengalami kelainan fungsi. Hilangnya oksigen karena sindroma ini
dapat menyebabkan komplikasi dari organ lain segera setelah sindroma terjadi
atau beberapa hari/minggu kemudian bila keadaan penderita tidak membaik.
Kehilangan oksigen yang berlangsung lama bisa menyebabkan komplikasi
serius sepertigagal ginjal. Tanpa pengobatan yang tepat, 90% kasus berakhir
dengan kematian. Bila pengobatan yang diberikan sesuai, 50% penderita akan
selamat. Karena penderita kurang mampu melawan infeksi, mereka biasanya
menderita pneumonia bakterial dalam perjalanan penyakitnya. Gejala lainnya
yang mungkin ditemukan:
tekanan darah rendah atau syok (tekanan darah rendah disertai oleh kegagalan
organ lain)
11
ARDS
b. Batuk kering dan demam yang terjadi lebih dari beberapa jam sampai seharian.
c. Auskultasi paru: ronkhi basah, krekels halus di seluruh bidang paru, stridor,
wheezing.
d. Perubahan sensorium yang berkisar dari kelam pikir dan agitasi sampai koma.
e. Auskultasi jantung: bunyi jantung normal tanpa murmur atau gallop
12