Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTIFIKASI
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Ruang
MRS Tanggal
: An. FM
: 7 tahun 5 bulan
: Perempuan
: Tembalang, Semarang
: Islam
: ICU
: 4 November 2012 pukul 10.20 WIB
Capilarry refill
Tekanan Darah
Pernapasan
Suhu badan
Berat badan
Tinggi badan
Status Gizi
Pemeriksaan Khusus
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
: > 2 detik
: 90/50 mmHg
: 32 x/menit
: 38,6 oC
: 18 kg
: 102 cm
: IMT : BB/TB2(meter) : 18/1,022 = 17,30
Kesan: Kurus
: ptekiae spontan (+)
: normocephali, flushing (-)
: lurus, hitam, tidak mudah dicabut
: pupil bulat, isokor, 3 mm, refleks cahaya +/+,
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: cembung
Palpasi
: supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi
: timpani diseluruh lapang abdomen
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Lipat paha dan genitalia:
Ekstremitas : akral dingin (+), edema (-), sianosis (-), CRT > 2 detik
Status neurologikus
Fungsi motorik
Pemeriksaan
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Klonus
Refleks fisiologis
Tungkai
Kanan
Kiri
Luas
Luas
+5
+5
Eutoni
Eutoni
(-)
(-)
(+)
(+)
Refleks patologis
normal
(-)
Fungsi sensorik
Nn. Cranialis
IV.
V.
VI.
normal
(-)
Lengan
Kanan
Kiri
Luas
Luas
+5
+5
Eutoni
Eutoni
(+)
normal
(-)
(+)
normal
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin (8 November 2016)
Hb
: 18,3 g/dl
Ht
: 53,50 vol%
Trombosit : 120.000/mm3
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan serologis Ig M dan Ig G anti dengue
Pemeriksaan Dengue Blood
RESUME
Pada kasus ini, seorang anak perempuan, berusia 7 tahun 5
bulan, beralamat di Tembalang, Semarang, dirawat di ruang ICU
RSUD Kota Semarang dengan keluhan utama demam, disertai keluhan
tambahan berupa mual, muntah, pusing, kaki dan tangan dingin serta
nyeri perut
DIAGNOSIS BANDING
Dengue Shock Syndrome
Demam tifoid
Idiopatic Trombositopenia Purpura
IX.
PENATALAKSANAAN
( di IRD )
1. Oksigenasi (O2 2 L/menit)
2. Penggantian volume plasma segera RL 10 cc/kgBB dan koloid
10 cc/kgBB dalam 30 menit
3. Selepas 30 menit, BP : 90/60 mmHg, Nadi: 72 x/min. RL
10 cc/kgBB/jam dan koloid stop
4. Syok teratasi IVFD RL 7 cc/kgBB/jam ( turunkan bertahap )
dihantar ke High Care Unit ( IKA B )
( di High Care Unit IKA B )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
X.
Tirah baring
IVFD RL 7 cc/kgBB/jam = 98 cc/jam, gtt 24x/menit
Cek Hb, Ht, Trombosit tiap 8 jam
Balance cairan tiap 1 jam
Kurva suhu tiap 6 jam
Observasi tanda vital tiap 15 menit
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad fungsional
Quo ad sanationam
: Dubia
: Dubia
: Dubia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) dan dengue
shock syndrome (DSS) disebabkan oleh virus dengue yang merupakan anggota
genus Flavivirus dari family Flaviviridae ditandai dengan demam tinggi
mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan
renjatan dan kematian . Terdapat 4 serotipe virus dengue yang disebut DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempat serotipe ini dapat ditemukan di
Indonesia. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap
serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap
serotipe yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Serotipe DEN-3
perubahan
yang
kompleks dan
unik
pada
berbagai
memanjang,
hipofibrinogenemia
penurunan
dan
beberapa
peningkatan
kadar
produk
faktor koagulasi,
pemecahan
fibrin
membedakan
peningkatan
antara
permeabilitas
DD
dengan
dinding
DBD
ialah
pembuluh
darah,
akut,
nilai
hematokrit
meningkat
bersamaan
d e n g a n m e n g h i l a n g n y a p l a s m a m e l a l u i e n d o t e l dinding
pembuluh darah. Meningginya nilai hematokrit pada kasus
syok menimbulkan dugaan bahwa syok terjadi sebagai akibat
kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskular (ruang interstisial
dan rongga serosa) melalui kapiler yang rusak. Bukti yang
mendukung
dugaan
ini
ialah
meningkatnya berat
badan,
dekstruktif
atau
akibat
radang,
sehingga
pasien
memperlihatkan
mirip
dengan
mikroskop
DBD
kerusakan
luka
akibat
elektron
pada
sel
masa
endotel
anoksia
biopsi
vaskular
atau
luka
akut
yang
b a k a r.
pada
fase
syok.
Penyebab
trombositopenia
pada
DBD
masih
pemendekan
masa
hidup
trombosit.
kompleks
mengeluarkan
ADP
imun
(adenosin
pada
permukaan
trombosit
yang
trombosit,
hal
ini
diimbangi
dengan
meningkatnya
menyingkirkan
kemungkinan
dari
penyebab
lain
transfusi
Perdarahan
DBD.
M a s a perdarahan
memanjang,
masa
10
peningkatan
Fibrinogen Degradation
Products
(FDP).
-2
plasmin
inhibitor
dan
penurunan
dan
fibrinolisis(2)
Diseminated
intravaskular
c o a g u l a t i o n s e c a r a p o t e n s i a l d a p a t t e r j a d i j u g a Demam
Berdarah Dengue
tanpa
syok.
peran
dengan
Pada
DIC
masa
dini
t i d a k menonjol
perubahan
plasma
tetapi
maka
s y o k akan
memperberat
DIC
sehingga
dengan
umumnya
kematian
disebabkan
(3 ) P e r d a r a h a n
oleh
faktor
kulit
pada
k a p i l e r , gangguan
kelainan
trombositopenia,
mekanisme
gangguan
faktor
yang
lebih
pembekuan,
komplek
dan
seperti
kemungkinan
besar oleh faktor DIC, terutama pada kasus dengan syok lama
yang
11
ini
menimbulkan
perkiraan
bahwa
pada
yang
menurun
atau
ekstrapolasi
komplemen.
C 5a yang
histamin
menimbulkan
dan
peningkatan
permeabilitas
trombosit
syok,
dan
memendek,
kebocoran
waktu
plasma,
baik
pada
12
proses
perdarahan,
menurun.
dengue
mencapai
puncak
pada
hari
ke
enam.
Selanjutnya dibuktikan p u l a b a h w a d i a n t a r a h a r i k e e m p a t
sampai
kedelapan
demam
terdapat
p e r b e d a a n bermakna
13
dengan daerha perinuklear yang jernih. Inti terletak pada salah satu tepi sel
berbentuk bulat oval atau berbentuk ginjal. Kromosom inti kasar dan
kadang-ladang di dalam inti terdapat nukleoli. Pada sitoplasma tidak ada
granula azurofilik. Daerah yang berdekatan dengan eritrosit tidak melekuk
dan tidak bertambah biru. 1,2,3
Koagulasi intravaskular diseminata (KID)
KID dapat merupakan salah satu kedaruratan medik pada
pasien DBD. Aktifasi dari sistem koagulasi
dan
penurunan
jumlah
teori
antibody
dependent enhancement
(ADE) dikarenakan
14
kesukaran
mendapatkan
model
binatang
percobaan
yang
dapat
15
trombosit
kehilangan
fungsi
agregasi
dan
mengalami
system
koagulasi
dengan
akibat
terjadinya
pembekuan
intravaskuler yang meluas. Dalam proses aktivasi ini maka plasminogen akan
berubah menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan
penghancuran fibrin menjadi Fibrin Degradation Product (FDP). Aktivasi
factor XII akan menggiatkan juga system kinin yang berperan dalam proses
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah. Menurunnya factor
16
koagulasi oleh aktivasi system koagulasi dan kerusakan hati akan menambah
beratnya perdarahan. 1,2,3
17
Teori ini pula yang mendasari pendapat bahwa infeksi sekunder virus dengu
oleh serotipe dengue yang berbeda cenderung menyebabkan manifestasi berat.
Dasar
urama hipotesis
ialah meningkatnya
reaksi immunologis
(the
18
terjadi sebagai akibat serotipe/galur serotipe virus dengue yang paling virulen.
1,2,3
D.
Bentuk klinis
3.
4.
19
Sering juga ditemukan kasus DBD yang tidak memenuhi ke empat kriteria
WHO 1997 yang dipersyaratkan, namun terjadi syok. Sehingga disepakatilah
panduan terbaru WHO tahun 2009. Klasifikasi kasus yang disepakati sekarang
adalah dengue tanpa tanda bahaya (dengue without warning signs), dengue
dengan tanda bahaya (dengue with warning signs) dan dengue berat (severe
Dengue).
1. Kriteria dengue tanpa/dengan tanda bahaya :
Dengue probable :
20
Derajat III
perdarahan lainnya
: kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi lemah,
takikardia, tekanan nadi 20 mmHg atau
hipotensi, sianosis sirkum oral, kulit lembab dan
Derajat IV
21
1. Demam
Diawali dengan demam tinggi mendadak, kontinu, bifasik,
berlangsung
Pada hari ke-3 mulai terjadi penurunan suhu namun perlu hati-hati
karena dapat sebagai tanda awal syok. Fase kritis ialah hari ke 3-5.
22
dirawat
Penderita demam berdarah derajat I pada follow up berikutnya
ditemukan status mental berubah, nadi menjadi cepat dan kecil, kaki
dan tangan dingin, tekanan darah menurun dan oliguria harus dirawat
Seluruh derajat II, III dan IV
G. Terapi4
23
Pada dasarnya pengobatan dari DHF atau DSS bersifat simptomatik dan
suportif.
1. DHF tanpa shock
Penderita perlu diberi minum banyak 1 - 2 liter dalam 24 jam berupa
air the dengan gula, sirup, atau susu. Hiperpireksia (suhu >400C) diatasi
dengan pemberian antipiretik dan kompres. Kejang yang timbul dapat
diatasi dengan pemberian antikonvulsan. Anak berumur lebih dari 1
tahun diberi luminal dengan dosis 75 mg dan dibawah 1 tahun dengan
dosis 50 mg IM. Pemberian IVFD dilakukan apabila penderita terus
menerus muntah dan hematokrit cenderung meningkat.
2. Dengue Shock Syndrome
Sebagai terapi awal cairan yang dipergunakan adalah Ringer Laktat.
Dalam keadaan shock berat, cairan harus diberikan secara diguyur,
artinya secepatnya dengan penjepit infuse dibuka. Dalam keadaan tidak
berat, cairan diberikan dengan kecepatan 20 ml/kgBB/jam.
24