You are on page 1of 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDKAN

TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PROGRAM MAGISTER
WEEKLY ASSIGNMENT
IDENTITAS
Nama
DONA SURIZAL
15178058
Logika Dan Logika Dalam Filsafat NIM
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Ilmu
(S2)
Mata Kuliah
Filsafat Ilmu
Dosen
Prof.Dr. M. Zaim, M. Hum
LOGIKA
1. Pendahuluan
Logika adalah bidang penegetahuan yang mempelajari tentang asas, aturan, dan
prosedur penalaran yang benar. Logika merupakan ketentuan formal untuk memperoleh
pengetahuan yang benar. Ada dua jenis logika, yaitu:
a) Logika tradisional logika, yang menekankan pada analisis bahasa, bercorak deduktif,
dan secara historis memeng temuan filosof klasik.
b) Logika modern, yaitu modifikasi dan revisi oleh filosof modern, bercorak induktif,
dan dierkaya dengan simbol-simbol, termasuk symbol matematis.
2. Pengertian Logika
Istilah logika berasal dari bahasa Yunani logikos yang berarti mengenai sesuatu
yang diutarakan, pertimbanagan akal pikiran, kata, percakapan atau bahasa. Dalam
bahasa latin, logika disebut logos yang berarti perkataan, dan bahasa arab mantiq
yang berarti hukum yang memelihara hati nurari dari kesalahan berpikir. Kemudian,
menurut George F.Kneller (1966) logika disebut sebagai peneyelidikan tentang dasardasar dan metode berpikir benar. Selain itu, Irving M. Copi (1978) mengatakan bahwa
logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
3. Sejarah Perkembangan Logika
Menurut Betrand Russel, kata logika pertama kali dipergunakan oleh Zeno dari
Citium dan Socrates, Plato serta Aristoteles adalah perintis lahirnya ilmu logika. Namun,
Menurut K. Bertens, logika pertama kali muncul pada masa Cicero (abad Ke-1 SM) yang
dimaknai dengan seni berdebat

Pada abad ke-17, cara kerja logika muncul setelah Renaissance di Eropa, yakni
corak deduksi dan induksi dengan tokohnya Rene Descartes dan Francis Bacon. Lalu,
Pada abad ke-18, Barat telah menemukan teori besar tentang otak manusia yang tidak
terbatas dan melahirkan ilmuwan seperti Isax Newton, Adam Smith, Montesquieu, JJ.
Rousseau, Immanuel Kant, dan lain-lain. Pada abad ke-19, masa pertentangan antara
deduktif dan induktif seperti yang dibahas oleh Whewell dan Mill. Pada abad ke-20,
Estella M.Philips menggabungkan pemikiran Induktif dan deduktif.
4. Pengertian, Proposisi, Dan Penalaran
1. Pengertian
Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi
tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia
mengenai realitas. Menurut isinya, pengertian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Kolektif atau distributive
b. Konkret dan abstrak
c. Menyindir dan terus terang
2. Proposisi
Proposisi adalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang dibentuk oleh akal
budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat diantara dua
buah term. Subjek adalah term pokok dlam proposisi dan predikat adalah term yang
menyebut sesuatu tentang subjek. Ada dua jenis proposisi, yaitu:
a. Proposisi kategoris, adalah proposisi yang menerangkan identitas atau kebedaan
dua konsep objektif. Setiap proposisi kategoris memiliki tiga unsur yaitu subjek,
predikat, dan kopula (hubungan antara subjek dengan predikat).
b. Proposisi hipotetis, adalah proposisi yang antara bagian-bagian terdapat
hubungan depedensi, oposisi, dan kesamaan.
3. Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghasilka pengetahuan.
Pengetahuan yang berdasarkan penalaran mempunyai bobot kebenaran perlu
dilakukan dengan satu cara atau metode tertentu. Proposisi-proposisi dalam
penalaran yang sering disebut premis dan kesimpulan disebut konklusi.
5. Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk pemikiran kesimpulan secara deduktif dan
kesimpulannya ditarik dari dua premis (mayor dan minor) yang tersedia. Ada dua macam
silogisme, yaitu:
1. Silogisme kategoris, adalah silogisme yang premis-premis dan konklusinya berupa
kategoris.
2. Silogisme hipotesis, adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan
kondisional.

6. Teori
1. Definisi Teori dan Ilmu
Teori adalah model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami
atau fenomena sosial tertentu. Dalam melakukan kegiatan berteori manusia dapat
menemukan ilmu pengetahuan. Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan.
Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang
suatu sistem.
2. Bagaimana Teori Berkembang
Usaha bidang keilmuan mula-mula dilakuakn oleh bangsa Mesir dimana banjir
sungai nil terjadi setiap tahun menyebabkan berkembangnya sistem almanac,
geometris, dan kegiatan survey. George J. Mouly mengelompokkan perkembangan
ilmu kedalam tiga bagian, yaitu:
a. Animism
Fase dimana manusia percaya pada mitos.
b. Ilmu empris
Ilmu empiris disebabkan oleh hasil pengamatan yang berbeda-beda seperti
pengalaman, klasifikasi, kuantifikasi penemuan hubungan-hubungan dan
perkataan kebenaran.
c. Ilmu teoritis
Dimana hubungan dan gejala yang ditemuka dalam ilmu empiris diterankan
degan dasar suatu kerangka pemikiran sebab musabab sebagai langkah
meramalakn dan menentukan cara mengonrol kegiatan agar hasil yang
diharapkan dicapai.
3. Temuan Ilmiah Subtantif Mendasar
Huruf Hierogliph Mesir, huruf kanji Jepang dari Cina adalah stiisasi benda
atau symbol-simbol untuk benda-benda. Angka arab yang kita gunakan dalam
berilmu pengetahuan sekarang ini bukan representatif simbol melainkan representasi
placed vaue. Sama-sama angaka 5 berbeda letak memiliki nilai beda. Contohnya
5.555,5. Itu merupakan temuan teori substantif mendasar.
4. Hukum-Hukum Keteraturan
Ada tiga jenis keteraturan, yaitu: a) keteraturan alam, b) keteraturan kehidupan
sosial manusia, c) keteraturan rekayasa.
5. Mengembangkan Struktur
Unsur dasar teori adalah definisi, deskripsi, dan penjelasan. Bangunan teori
adalah abstrak dari sejumlah konsep yang disepakatkan dalam definsi-definisi.
6. Konstruk Teori
Ada beberapa model konstruk teori, yaitu:
a) Konstruk teori model korespondensi, yaitu konstruk berpikir korespondensi
dimana kebenaran sesuatu dibuktikan dengan sesuatu yang lain.

b) Konstruk teori model koherensi, yaitu konstruk berpikir koheren dimana


kebenaran didasarkan kepada moral atau nilai.
c) Konstruk teori model paradigmatis, mengkonstruk beragam konsep tatanan
tertentu dan menyedehanakan yang kompleks.
7. Aliran-aliran dalam Konstruk Teori
Ada tiga aliran konstruk teori yaitu reduksionisme, instrumentalisme, dan
realism. Menurut reduksionisme, teori adalah suatu pernyataan yang abstrak.
Sementara itu menurut aliran instrumentalis, teori adalah instrument bagi pernyataan
observasi. Selanjutnya, menurut realism, teori itu berasal dari masalah.
7. Definisi
Unsur konstruk paling elementer dalam struktur teori adalah definisi atau batasan
suatu konsep. Ada empat syarat definisi yaitu:
1. Sifat-sifat yang dilukiskan tidak boleh berlebihan atau terlalu sempit.
2. Tidak ada pengulangan kata yang bermakna
3. Tidak memakai penjelasan yang justru mengingkari
4. Tidak memakai kata dalam bentuk negative
Dari segi isi atau maknanya, define memiliki beberapa macam, yaitu:
a)
b)
c)
d)

Definisi demonstratif
Definisi persamaan (sinonim)
Definisi lukisan (sifat)
Definisi uraian (bagian-bagian)

Ada tiga fungsi bahasa, yaitu:


a) Fungsi ekspresif
b) Fungsi afektif
c) Fungsi logis
8. Analogi
Analogi adalah persesuaian dari dua jenis peegrtian yang mana pada satu sisi sama,
tetapi di sisi lain berbeda pengertian. Analogi juga sering diartikan sebagai proses
penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain.
Hendaknya ada tiga unsur pokok dalam penyimpuln analogi, yaitu a) peristiwa
pokok yang menjadi dasa analogi, b) persamaan principal yang menjadi pengikat, dan c)
fenomena yang hendak dianalogikan.

LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU


A. Logika sebagai Esensi dari Filsafat
Logika berasal dari kata Yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan
ilmu. Secara leksikal, Oxford Dictionary mendefinisikan logika sebagai science of
reasoning, proof, thinking, or inference; particular scheme of or treatise on this; chain of
reasoning, correct or incorrect use of argument, ability in argument, arguments. Hal ini
senada dengan pernyataan dalam Meriam Websters Desk Dictionary menjelaskan bahwa
logika adalah a science that deals with the rules and tests of sound thinking and proof
by reasoning.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian logika secara
etimologis dan leksikal ada 2. Pertama, logika sebagai ilmu, logika adalah elemen dasar
setiap ilmu pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atau keterampilan, yakni seni atau
asas-asas pemikiran yang tepat, urus, dan semestinya.
Bidang perhatian dan tugas logika adalah menyelidiki penalaran yang tepat, lurus,
dan semestinya sehingga dapat dibedakan dari penalaran yang tidak tepat.
Hadiatmaja dan Kuswa Endah (2011:9) menyatakan bahwa logika adalah cabang
filsafat umum yang membicarakan masalah berpikir tepat, yaitu mengikuti kaidah-kaidah
berpikir yang logis.
Dipandang dari aspek waktu dan kecanggihannya, logika itu dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu logika tradisional atau logika naturalis, yaitu cara berpikir sederhana
yang berdasarkan kodrat atau naluri fitrah manusia yang sejak lahir sudah dilengkapi alat
berpikir. Yang kedua, yaitu logika modern atau logika artificialis yang dipelopori oleh
Aristoteles dalam bukunya Organeri yang berarti instrument atau alat untuk berfikir.
Logika artifisialis dibedakan menjadi dua macam, yaitu logika formal dan logika
material. Logika formal yaitu ilmu logika yang mempelajari cara-cara atau pekerjaan
akal serta menilai hasil-hasil dari logika formal yang diuji dengan kenyataan-kenyatan

dalam praktek di lapangan. Logika material mempelajari sumber-sumber pengetahuan,


alat-alat pengetahuan, proses terjadinya ilmu pengetahuan, yang kemudian merumuskan
metode ilmu pengetahuan itu.
B. Manfaat Logika dalam Pengembangan Ilmu
Secara singkat manfaat logika dapat dikategarikan sebagai berikut:
1. Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang
dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapangan
kehidupan)
2. Logika menambah daya berfikir abstrak dan dengan demikian melatih dan
mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
3. Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan autoritas,
emosi, dan prasangka.
4. Logika di masa yang sekarang dikenal dengan era of reason membantu kita
untuk mampu berfikir sendiri dan tahu membedakan yang benar dari yang palsu.
5. Logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan
berfikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesesatan.
C. Macam-macam Logika
Ada beberapa macam logika berfikir, yaitu (1) first order yaitu cara berfikir
menggunakan logika matematika. (2) second order (bahasa) biasanya banyak digunakan
untuk mengambil kesimpulan fakta-fakta bahasa dan sastra. Ada dua teori yang terkait
dengan second order, yaitu 1.) formal thinking, yaitu teori bahasa platonic, untuk doctor
linguistic. 2.) subjective thinking yaitu teori bahasa Chomskie, untuk doctor sastra.
Russell mencoba membagi logika kedalam 3 tipe besar :
1. Logika tradisional klasik, perhatian utamanya adalah para filusuf Yunani yang
menekankan pada rasio sebagai perhatian utamanya. Metode deduksi apriori
digunakan dalam tipe ini untuk mengkaji fenomena yang ada. Semua realita adalah
suatu kesatuan dan tidak ada perubahan.
2. Logika Evolusionisme, percaya pada dirinya yang mendasarkan pada ilmu
pengetahuan, sebuah pembebasan dari harapan-harapan, memberikan inspirasi dalam
menghidupkan kembali kekuatan manusia.
3. Logika Atomisme, ini memiliki tujuan untuk mengupas habis struktur hakiki bahasa
dan dunia. Tujuan ini dicapai melalui jalan analisis.
Adapun macam-macam logika yang perlu direnungkan, yakni:
1. Logika alamiah, adalah kinerja akal budi manusia yang berfikir secara tepat dan lurus
sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan
yang subjektif.
2. Logika Kodratiah, logika ini ada pada setiap manusia karena kodratnya sebagai
makhluk rasional.

3. Logika ilmiah, adalah ilmu praktis normative yang mempelajari hukum-hukum,


prinsip-prinsip, dan bentuk-bentuk pikiran manusia yang jika dipatuhi akan
membimbing kita mencapai kesimpulan-kesimpulan yang lurus/sah.
D. Proposisi, Logika, dan Objektifitas
Dalam uraian diatas, proposisi selalu menghiasi ketika mencoba memahami arti
dari sebuah logika, hal ini dikarenakan proposisi merupakan bagian integral dari logika
itu sendiri. Lebih jauh lagi, keabsahan sebuah logika tergantung pada kebenaran
proposisi yang disusun untuk dijadikan sebuah premis, baik premis mayor maupun
minor.
Proposisi dapat diartikan sebagai sebuah ungkapan pembenaran atau pengingkaran
atas pemahaman sederhana. Proposisi merupakan sebuah proses lanjutan dari kerja
intelek, pemahaman sederhana, dan merupakan sebuah proses awal dari kerja intelek
terakhir, yaitu penalaran. [29] Ketiga cara kerja inilah yang dinamakan cara kerja intelek
secara komprehensif.
Perhatikan contoh berikut ini,
Hasan adalah manusia penyabar
Besi dipanaskan akan memuai
Agus Salim adalah diplomat
Semua pengetahuan sederhana yang tertuangkan dalam pernyataan diatas adalah
proposisi, atau dalam kata lain proposisi merupakan pernyataan dari pemahaman
sederhana yang dibenar dan salahkan. Oleh karena itu, jika ada sebuah pernyataan dari
pemahaman sederhana tetapi tidak dapat dinilai benar atau salah, namun hanya sebuah
pernyataan yang menunjukkan sebuah kehendak atau keinginan, maka hal itu bukanlah
sebuah proposisi. Misalnya,
Semoga Tuhan melindungimu
Ambilkan saya segelas air
Alangkah cantiknya gadis itu
Menjadi sebuah pertanyaan disini adalah validitas kebenaran dan kesalahan sebuah
proposisi. Dari sini, perlu penulis jelaskan bahwasannya kebenaran proposisi itu dilihat
dari ketegori proposisi itu sendiri. Setidaknya, proposisi secara ketegoris terdapat dua
macam, yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik.
Proposisi analitik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang
sudah terkandung pada subyeknya. Sedangkan proposisi sintetik adalah proposisi yang
predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya.
Kuda adalah hewan
Pepaya ini manis
Dari kedua contoh proposisi diatas, contoh pertama merupakan proposisi analitik,
dikarenakan pengertian hewan sudah dapat dimengerti dalam kata kuda. Sedangkan

contoh kedua dinamakan proposisi sintetik, dikarenakan pengertian manis belum


terkadung dalam subyeknya, yaitu pepaya.
Kedua macam proposisi tersebut sesungguhnya adalah pemahaman mengenai
sumber pengetahuan itu sendiri. Dalam proposisi pertama, dituntut adanya sebuah
pengetahuan alamiah, a priori, untuk memahaminya. Sedangkan proposisi kedua adalah
sebuah pengetahuan yang bersifat a posteriori, sebuah pengetahuan yang validitasnya
tergantung kepada sebuah pengalaman inderawi.
Dengan demikian, hubungan antara proposisi, logika dan objektivitas erat.
Penalaran ilmiah membutuhkan kebenaran logika dalam berpikirnya, sedangkan
kebenaran logika bertumpu kepada kebenaran proposisi yang disusun. Kebenarankebenaran, baik dalam proposisi dan logika, tentunya bersifat relatif, tidak mutlak. Dari
sini, sikap obyektif seorang ilmuwan diperlukan untuk melihatnya dengan benar. Ketika
proposisi dibangun dengan rasionalitas, bukan emperis, maka ketika menilai proposisi
tersebut dan digunakan sebagai logika ilmiah hendaklah menyikapinya dengan rasional,
bukan emperical.

You might also like