You are on page 1of 21

Referat

HORDEOLUM

Pembimbing:

Dr. Fauziah Sp.M

Disusun Oleh:

Lailatul Azizah Sy

110610013

COASS STASE MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

RSUD MEURAXA BANDA ACEH

2017
CASE REPORT

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Thania

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Suku : Sunda

Alamat : Raci 3/8 Ciwidey Kabupaten Bandung

Tgl. Periksa : 20 April 2012

No. RM : 39286

II. ANAMNESA (Autoanamnesis)

Keluhan Utama : Benjolan di kedua kelopak mata bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Soreang dengan keluhan ada benjolan di kedua
kelopak mata bawah sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya berupa benjolan
kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada
kedua mata menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan
tersentuh dan terasa gatal. Pasien juga merasa seperti ada yang mengganjal pada kedua
kelopak mata bawah.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti ini sebelumnya.
Riwayat DM, alergi disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
Riwayat Pengobatan :
Selama sakit pasien memakai obat-obatan yaitu salep mata , namun lupa nama obatnya.
Riwayat trauma :
Riwayat trauma, terkena benda asing, atau bahan kimia pada mata disangkal oleh pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis:
Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ mnt
Respirasi : 20 x/ mnt
Suhu : 36,5 C

Kepala
Mata : lihat status lokalis
Hidung : Deformitas (-) , Krepitasi (-) , Nyeri tekan (-), PCH (-)
Mulut : Sianosis (-), Mukosa bibir lembab
Telinga : Sekret -/-
Leher

Trakea Deviasi (-) Pembesaran KGB (-)


JVP tidak meningkat
Thorax

Pulmo
I : Pergerakan hemitorak kanan-kiri simetris saat keadaan statis maupun dinamis
P : Fremitus taktil dan vokal, hemitorak kanan- kiri simetris
P : Sonor pada seluruh lapang paru
A : VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Cor
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas atas jantung ICS III linea parasternal sinistra
Batas kanan jantung ICS V linea sternalis dextra
Batas kiri jantung ICS VI linea mid clavicula sinistra
A : BJ I-II reguler, Gallop (-), Mur-mur (-)
Abdomen
I : Datar, tidak tegang
P : Lembut, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba pembesaran NT(-),
NTE (-), acites (-)
P : Timpani keempat kuadran abdomen
A : Bising usus (+) normal
Extremitas
Akral hangat, deformitas (-/-)
Edema tungkai -/-

STATUS OPHTALMOLOGIS

Pemeriksaan subyektif

Pemeriksaan OD OS
Visus Jauh 6/6 6/6
Refraksi - -
Koreksi - -
Visus dekat - -
Proyeksi sinar Baik Baik
Persepsi warna Baik Baik

Pemeriksaan Objektif
INSPEKSI OD OS
Muscle balance Orthotrophia
Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Gerakan bola mata

Palpebra Superior edema (-) edema (-)


edema (+) edema (+)
Palebra inferior
Nyeri tekan (+) Nyeri tekan (+)
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi(-) Lakrimasi (-)

Konjungtiva Tarsalis
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Superior
Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Inferior benjolan (+) benjolan (+)
Konjungtiva Bulbi Injeksi Konjungtiva (+) Injeksi Konjungtiva (+)
Kornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Bulat Bulat
Pupil Refleks direk + Refleks direk +
Refleks indirek + Refleks indirek +
Iris Sinekia (-) Sinekia (-)
Lensa Jenih Jernih
IV. RESUME

Seorang perempuan berumur 18 tahun datang dengan keluhan :

Benjolan di kedua kelopak mata bawah sejak 1 bulan smrs yang awalnya berupa benjolan
kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada
kedua mata menjadi merah dan bengkak.
Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal.
Seperti ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah.

Pada pemeriksaan fisik :


Visus ODS : 6/6
Palpebra inferior ODS:
edema (+)
Nyeri tekan (+)
Konjungtiva Tarsalis Inferior ODS:
Hiperemis (+)
benjolan (+)
Konjungtiva Bulbi ODS:
Injeksi Konjungtiva (+)

V. DIAGNOSIS BANDING
Hordeolum interna ODS
Hordeolum eksterna ODS
Kalazion ODS

VI. DIAGNOSA KERJA


Hordeolum interna ODS

VII. PENATALAKSANAAN
Planning Theraphy :

- Incisi hordeolum interna

- Antibiotik sistemik : Cefadroxil 3x500 mg

- Analgetik : As.mefenamat 3x500 mg


- Antibiotik topikal : Cloramfenicol zalf 5xq.s

Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup. Jangan mencoba memecahkan hordeolum,
biarkan pecah sendiri.

Bersihkan kelopak mata dengan air bersih

Kontrol ke poliklinik 3 hari mendatang

VIII. PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : Ad Bonam

Quo Ad fungsionam : Dubia Ad Bonam

Quo Ad sanactionam : Dubia Ad Bonam


TINJAUAN PUSTAKA

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan
berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna
untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui
punctum lakrimalis.

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak
sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion,
entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak
mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata.
Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan
infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena
disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka
disebut hordeolum eksternum.2

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada
semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada
individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.3

A. ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat
lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan
lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).5

1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan
elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis okuli


Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura
palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat
berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai
bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar
palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.

3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis
subaponeurotik dari kujlit kepala.

4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang
disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak
mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak
bawah).

5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra,
yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian
anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.
Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut
pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke
dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan
sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah
dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.
Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus
lakrimalis.

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini
berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian
lateral orbita dan membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak
di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;
septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot


rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke
depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang
mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra
inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa
untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus
inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus
simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan


sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata
bawah oleh cabang kedua nervus V. 6

B. DEFINISI

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi


Figure 2. Anatomy of upper and lower eyelids.
atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bagian
bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus
aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak
mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena,
timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna
yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5

Hordeolum Eksternum
Adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu mata, atau infeksi
pada kelenjar keringat apokrin dari Moll. [1Hordeolum eksternum terbentuk pada
bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil.
Hordeolum Internum
Adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi bagian dalam
kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah palpebra
(pada konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan kemerahan.
Hordeolum internum mirip dengan chalazia, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih
menyakitkan dan biasanya tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum
internum ditandai dengan onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa
pengobatan) dibandingkan dengan chalazia yang kronis dan biasanya tidak sembuh
tanpa intervensi.
Gb I. Hordeolum eksterna10

Gb II. Hordeolum interna 2

Pada hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan
menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi benjolanmemecah sendiri ke arah kulit.
Sedangkan pada hordeolum internus benjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit,
benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya dalamtarsus jarang memecah
sendiri.

C. ETIOLOGI
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3

D. FAKTOR RESIKO

1. Penyakit kronik.

2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.

3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.

4. Diabetes

5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.

6. Riwayat hordeolum sebelumnya

7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih

8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 4


E. PATOFISIOLOGI

Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.

Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. 2,3

F. GEJALA,TANDA DAN DIAGNOSIS BANDING

Gejala 2,3

- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama

Tanda 7

- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran absces kecil

Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata yang terasa nyeri
untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan, dapat disertai nanah atau tidak
pada hordeolum eksternum
GEJALA TAMBAHAN
Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan beberapa gejala
tambahan, yaitu :
Benjolan di kelopak mata atas atau bawah
Pembengkakan lokal kelopak mata
Nyeri lokal kelopak mata
Kemerahan pada kelopak mata
Nyeri sentuh
Pengerasan kulit dari margo kelopak mata
Sensasi terbakar di mata
Terasa berat pada kelopak mata
Gatal pada bola mata
Penglihatan kabur
Sekret purulen di mata
Iritasi pada mata
sensitivitas cahaya
Tearing
Ketidaknyamanan selama berkedip
Sensasi benda asing di mata

DIAGNOSIS BANDING
Beberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas (menurut Andrew T. Raftery) :
Hordeolum
Xanthelasma
Blepharitis
Kista meibomian
Kalazion
Entropion
Ectropion12,13

G. PENATALAKSANAAN

Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8

Umum

1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang
tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses
penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang
lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab
infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

Obat

Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada
perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.

1. Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. 3

Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan
hordeolum interna ringan.9

2. Antibiotik sistemik

Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran


kelenjar limfe di preauricular. 3

Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat
diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari.
Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4
kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.9

Pembedahan

Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan
mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. 8

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan
dilakukan insisi yang bila:
- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 6

KOMPLIKASI

Komplikasi hordeolum dapat berupa mata kering, simblefaron, abses, atau


selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum
orbita dan abses palpebra.

PENCEGAHAN

Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah
agar hordeolum tidak mudah berulang.

Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk


membersihkan ekskresi kelenjar lemak.

Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
RINGKASAN

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss
atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan
tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama,
eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces kecil.

Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik


topikal atau pun sistemik dan pembedahan.
PEMBAHASAN

Mengapa pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS ?

Pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS dikarenakan pada anamnesis ditemukan :

Benjolan di kedua kelopak mata bawah sejak 1 bulan smrs yang awalnya berupa
benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak
mata bawah pada kedua mata menjadi merah dan bengkak.
Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal.
Seperti ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah.
Merupakan gejala-gejala hordeolum

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Visus ODS : 6/6


Palpebra inferior ODS:
edema (+)
Nyeri tekan (+)
Konjungtiva Tarsalis Inferior ODS:
Hiperemis (+)
benjolan (+)
Konjungtiva Bulbi ODS:
Injeksi Konjungtiva (+)
Benjolan terdapat pada konjungtiva tarsal inferior -> hordeolum interna

Terdapat pada kedua mata, sehingga didiagnosis sebagai Hordeolum interna ODS

Mengapa didiagnosis banding dengan Hordeolum eksterna & Kalazion ?

Hal tersebut dikarenakan keluhan yang sama terdapat pada hodeolum interna, hordeolum
eksterna serta kalazion yaitu terdapat benjolan di kelopak mata.

Namun, dikarenakan benjolan terdapat di konjungtiva tarsal inferior maka diagnosis


hordeolum ekterna dapat disingkirkan.
Pada pasien ini terdapat tanda-tanda peradangan pada konjungtiva tarsal inferior serta
konjungtiva bulbi, maka diagnosis kalazion dapat disingkirkan. Dikarenakan pada kalazion
tidak terdapat tanda-tanda peradangan.

Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?

Pada pasien ini diberikan antibiotik oral, antibiotik salep serta analgetik oral

Dikarenakan etiologi dari hordeolum paling banyak adalah Staphylococcus aureus, maka
pemberian antibiotik sudah tepat.

Dikarenakan pasien mengeluh nyeri, maka pemberian analgetik yaitu asam mefenamat sudah
tepat.

Pasien juga dianjurkan untuk kompres hangat, untuk membantu drainase dan jangan menusuk
hordeolum dikarenakan akan memperluas infeksi.

Pada penderita dianjurkan untuk menkonsumsi obat yang diberikan baik obat yang berupa
salep maupun oral, karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan dosis dapat
menyebabkan resistensi. Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata setelah tiga
hari kemudian untuk memantau perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.

Bagaimana prognosis pasien ini?

Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum masih
kecilsehingga proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami penyembuhan
dengan sendirinya. Secara fungsional, penderita masih dapat melakukan pekerjaannya atau
aktifitasnyasehari-hari dengan baik, dan masih dapat memiliki hubungan sosial yang baik
dengan orang lain disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html
2. http://www.emedicine.com/oph/LID.html
3. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm
4. http://www.3-rx.com/stye/default.php
5. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta,
2000: Hal 17-20
6. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
2004: Hal 92-94
7. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI, Jakarta
2003: Hal15 -16
8. http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?articlekey=58821&page=1
9. http://www.prod.hopkins-
abxguide.org/diagnosis/heent/hordeolum_stye_chalazion.html
10. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm
11. Raftery AT., Lim, Eric., Churchills Pocketbook of Differential Diagnosis. Elseviers :
2010
12. Yanoff, M., Duker, J. Textbook Of Ophtalmology. Moaby Elseviers : 2010

You might also like