Professional Documents
Culture Documents
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
No Cr (III) Co(II) A Cr + A Co
%T A %T A
. (nm)
1. 400 48 0,319 56 0,018 0,337
2. 425 46 0,337 88 0,056 0,393
3. 450 56 0,252 74 0,131 0,383
4. 475 72 0,143 58 0,237 0,380
5. 500 78 0,108 48 0,319 0,427
6. 510 78 0,108 48 0,319 0,427
7. 525 68 0,167 46 0,337 0,504
8. 550 58 0,237 62 0,208 0,445
9. 575 52 0,284 84 0,076 0,360
10. 600 54 0,268 92 0,036 0,304
2. Hukum Beer
a. Pembuatan Larutan Cr (NO3)3 0,0400 M; 0,300 M; 0,0200 M; 0,0100 M.
25 mL Cr(NO3)3 0,0500 M mengencerkan 25 mL 1. Larutan Cr (NO3)3 0,04 M
2. Larutan Cr (NO3)30,03 M
3. Larutan Cr (NO3)3 0,02 M
4. Larutan Cr (NO3)3 0,01 M
b. Pembuatan Larutan Co(NO3)3 0,1880 M
25 mL Co(NO3)3 0,0500 M mengencerkan 25 mL 1. Larutan Cr (NO3)3 0,04 M
2. Larutan Cr (NO3)3 0,03 M
3. Larutan Cr (NO3)3 0,02 M
4. Larutan Cr (NO3)3 0,01 M
Cr
No A A A A
. (nm) %T (0,04 %T (0,03 %T (0,02 %T (0,01
M) M) M) M)
1. 425 48 0,398 60 0,222 80 0,97 100 0,000
2. 525 60 0,222 60 0,222 70 0,155 81 0,086
Cr
No A A A A
%
. (nm) %T (0,150
T
(0,112 %T (0,0752M %T (0,037
4 M) 8 M) ) 6 M)
1. 425 78 0,100 90 0,046 96 0,018 92 0,036
2. 525 48 0,398 60 0,322 80 0,097 100 0,000
G. PEMBAHASAN
Spektrofotometer adalah sauatu alat yang digunakan untuk mengukur
absorban suatu sampel berdasarkan panjang gelombangnya. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui cara pengoperasian alat spektronik 20. Adapun
prinsip kerja dari spektronik 20 yaitu interaksi antara materi (elektron valensi)
dengan cahaya, dimana elektron memancarkan sinar yang polikromatis yang
diubah menjadi sinar monokromatis yang dilewatkan pada larutan, kemudian
sinaryang telah melewati suatu larutan kemudian dideteksi oleh detektor baru
setelahnya dilakukan pembacaan skala.
Sebelum digunakan, alat terlebih dahulu dinyalakan sekitar 20 menit
sebelum digunakan agar alat dapat bekerja masksimal pada proses pembacaan.
Sebelum memasukkan blanko kedalam alat spektronik 20 yang telah digunakan,
atur pembacaan %T pada alat hingga angka 000 karena pada alat itu belum ada
sinar yang diserap, dipantulkan maupun diteruskan pada alat. Setelah blanko
dimasukkan, %T diatur kembali hingga pembacaan angka 100 karena blanko yang
digunakan adalah H2O. H2O digunakan sembagai blanko karena semua cahaya
yang melewati H2O akan diteruskan, selain itu H2O digunakan sebagai blanko
karena H2O juga digunakan sebagai pelarut.
a. Spektrum serapan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang
maksimal dari Cr (III) dan Co (II). Digunakan max karenan pada max
kepekaan absorpsi besar artinya perubahan absorpsi untuk setiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar.
Berdasarkan hasil pengamatan dan grafik yang diperoleh, dapat
diketahui bahwa absorbansi maksimum untuk larutan Cr (III) berada pada
panjang gelombang 425 nm dengan absorbansi 0,337 dan larutan Co (II)
dengan panjang gelombang 525 nm dengan absorbansi 0,337. Hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan teori dimana panjang gelombang maksimum Cr
(III) yaitu 575 nm dan Co (II) yaitu 510 nm.
b. Hukum Beer
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan hukum lambert-beer yang
berbunyi jika suatu berkas cahaya melewati suatu medium yang homogen,
maka sebagian cahaya datang (Po) diabsorpsi sebabanyak (Pa), sebagian
dapat dipantulkan (Ps) dan sebagian ada yang diteruskan (Pt).
Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 425 nm dan 525 nm
dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk
membuktikan bahwa unsur Co dan Cr tersebut telah memenuhi Hukum
Lambert-Beer atau tidak.
Berdasarkan grafik tidak menunjukkan garis lurus sehingga dapat
dikatakan tidak memenuhi hukum Lambert-Beer sehingga tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan jika konsentrasi bertambah jumlah molekul
yang dilalui berkas sinar akan bertambah sehingga serapan juga akan
bertambah. Hal ini disebabkan karena semakin banyak molekul yang
menyerap sehingga semakin banyak atom yang tereksitasi (Hendayana,
1999). Kesalahan terjadi akibat kurang ketelitian praktikan dan kesalahan
dalam pengoperasian alat.
c. Pengaruh campuran berkomponen dua
Percobaan ini bertujuan untuk mrnganalisis dan mengetahui pengaruh
campuran berkomponen dua terhadap absorbansi. Percobaan ini digunakan
dua larutan yang berbeda yaitu Cr (III) dan Co (II). Nilai absorbansi dari
pencampuran ini kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran spektrum
serapan yaitu nilai penjumlahan data Cr (III) dan Co (II).
Bedasarkan hasil perhitungan diperoleh data yang berbeda dengan hasil
pengukuran spektrum serapan dan grafik menunjukkan hasil yang tidak
berhimpit. Hal ini menandakan bahwa pencampuran dua komponen
berpengaruh terhadap nilai absorbansinya. Hal ini tidak sesuai dengan teori
dimana jika kedua komponen yang bercampur tidak bereaksi sehingga tidak
saling mempengaruhi sifat absorbansinya amsing-masing.
H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Panjang gelombang maksimum untuk larutan Cr (III) yaitu 425 nm
dengan nilai absorbansi sebesar 0,337 dan Co (II) yaitu 525 nm dengan
absorbansi 0,337.
b. Percobaan ini tidak memenuhi hukum Lambert-Beer karena grafik yang
dperoleh tidak membetnuk garis linier yang menunjukkan jika semakin
besar konsentrasi maka absorbasinya juga semakin besar.
c. Absorbansi campuran tidak sama dengan nilai penjumlahan absorbansi
dari penyusun campuran tersebut.
2. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan percobaan
terutama pada penggunaan alat dan juga pada proses pengenceran agar
diperoleh hasil yang lebih maksimal/akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Day dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Endro, Jatmiko, dkk. 2004. Rancang Bangun Spektroskopi Cahaya Tampak Untuk
Penentuan kualitas susu Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan.
Jurnal Berkala Fisika. Vol. 7. No. 2.
%T = 46 % %T = 88 %
1 1
A2 = log T A2 = log T
1 1
= log 0,46 = 0,337 = log 0,88 = 0,056
%T = 56 % %T = 74 %
1 1
A3 = log T A3 = log T
1 1
= log 0,56 = 0,252 = log 0,74 = 0,131
%T = 72 % %T = 58 %
1 1
A4 = log T A4 = log T
1 1
= log 0,72 = 0,143 = log 0,58 = 0,131
%T = 78 % %T = 48 %
1 1
A5 = log T A5 = log T
1 1
= log 0,78 = 0,108 = log 0,48 = 0,319
%T = 78 % %T = 48 %
1 1
A6 = log T A6 = log T
1 1
= log 0,78 = 0,108 = log 0,48 = 0,319
%T = 68 % %T = 46 %
1 1
A7 = log T A7 = log T
1 1
= log 0,68 = 0,167 = log 0,46 = 0,337
%T = 58 % %T = 62 %
1 1
A8 = log T A8 = log T
1 1
= log 0,5 = 0,237 = log 0,62 = 0,208
%T = 52 % %T = 84 %
1 1
A9 = log T A9 = log T
1 1
= log 0,52 = 0,284 = log 0,84 = 0,076
%T = 54 % %T = 82 %
1 1
A10 = log T A10 = log T
1 1
= log 0,54 = 0,268 = log 0,82 = 0,036
c. Untuk A Cr + A Co
A1 Cr + A1 Co = 0,319 + 0,018 =0,337
A2 Cr + A2 Co = 0,337 + 0,056 =0,393
A3 Cr + A3 Co = 0,252 + 0,131 =0,383
A4 Cr + A4 Co = 0,143 + 0,237 =0,380
A5 Cr + A5 Co = 0,108 + 0,319 =0,427
A6 Cr + A6 Co = 0,108 + 0,319 =0,427
A7 Cr + A7 Co = 0,167 + 0,337 =0,504
A8 Cr + A8 Co = 0,237 + 0,208 =0,445
A9 Cr + A9 Co = 0,284 + 0,076 =0,360
A10 Cr + A10 Co = 0,268 + 0,036 =0,304
2. Hukum Beer
a. Untuk Cr (III) dengan 425 b. Untuk Co (II) dengan 425
0,0400 M %T = 40 % 0,1504 M %T = 78 %
1 1
A = log 0,40 = 0,398 A = log 0,78 = 0,108
0,0300 M %T = 60 % 0,1128 M %T = 90 %
1 1
A = log 0,60 = 0,223 A = log 0,90 = 0,046
0,0200 M %T = 80 % 0,0753 M %T = 96 %
1 1
A = log 0,80 = 0,097 A = log 0,96 = 0,018
0,0200 M %T = 70 % 0,0753 M %T = 80 %
1 1
A = log 0,70 = 0,155 A = log 0,80 = 0,097
%T = 62 % %T = 40 %
1 1
A6 = log T A6 = log T
1 1
= log 0,62 = 0,208 = log 0,40 = 0,398
%T = 60 % %T = 38 %
1 1
A7 = log T A7 = log T
1 1
= log 0,60 = 0,222 = log 0,38 = 0,420
%T = 62 % %T = 44 %
1 1
A8 = log T A8 = log T
1 1
= log 0,62 = 0,208 = log 0,44 = 0,357
%T = 68 % %T = 54 %
1 1
A9 = log T A9 = log T
1 1
= log 0,68 = 0,167 = log 0,54 = 0,268
%T = 72 % %T = 60 %
1 1
A10 = log T A10 = log T
1
1
= log 0,72 = 0,143
= log 0,60 = 0,222
Grafik Hubungan Antara dengan absorbansi Cr (III) dan Co (II)
0.4
0.35
0.3
0.25 Cr (III)
f(x) = - 0x + 0.36 Linear (Cr (III))
0.2
Absorbansi R
f(x)==0.04
0x + 0.03
0.15 Co (II)
R = 0.02
Linear (Co (II))
0.1
0.05
0
350 400 450 500 550 600 650
(nm)
Konsentrasi (M)
Grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi Cr (III) pada = 525
0.25
f(x) = 4.75x + 0.05
0.2 R = 0.89
0.15
Absorbansi
0.1
0.05
0
0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04 0.05
Konsentrasi (M)
0.1
0.02
0
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
Konsentrasi (M)
Grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi Co(II) pada = 525
0.45
0.4
0.35 f(x) = 3.51x - 0.15
0.3 R = 0.98
0.25
Absorbansi 0.2
0.15
0.1
0.05
0
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
Konsentrasi (M)
0.2
f(x) = 0x + 0.18
0.15
R = 0
Absorbansi 0.1
0.05
0
350 400 450 500 550 600 650
(nm)
Grafik hubungan antara dengan absorbansi
0.6
0.5
0.4
f(x) = 0x + 0.39 A (Cr + Co)
0.3 R = 0 Linear (A (Cr + Co))
Absorbansi A Cr + A Co
0.2 Linear (A Cr + A Co)
f(x) = 0x + 0.18
0.1 R = 0
0
350 400 450 500 550 600 650
(nm)
0.4
0.1
0
350 400 450 500 550 600 650
(nm)