You are on page 1of 13

REVIEW JURNAL TOTAL QUALITY MANAGEMENT

APPLICATION OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT IN THE


CLASSROOM

DISUSUN OLEH:

ARDI MARGANI
BBA 113 197

TUGAS MATA KULIAH

TOTAL QUALITY MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2017

1
DAFTAR ISI

MANAJEMEN PENDIDIKAN REVIEW JURNAL TOTAL QUALITY


MANAGEMENT....................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
A. Total Quality Management..........................................................................3

B. Aplikasi TQM Dalam Proses Belajar Mengajar Dikelas..............................3

C. Total Quality Manajemen dan Strategi Pembelajaran.................................4

D. Model Total Quality Manajemen Dalam Proses Bejar Mengajar Dikelas....7

E. langkah-langkah dalam pelaksanaan Total Quality Management di sekolah


agar dapat berjalan optimal........................................................................8

F. Hambatan dalam pelaksanaan Total Quality Management di sekolah......10

KESIMPULAN.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

2
A. Total Quality Management

Feigenbaum, pada 1961, menggunakan istilah jumlah yang ditentukan


sebagai tqc(total mutu kualitas). Total Quality Management adalah pengawasan
menyeluruh dari seluruh anggota organisasi (warga sekolah) terhadap kegiatan
sekolah. Dalam penerapannya, TQM berarti semua warga sekolah bertanggung
jawab atas kualitas pendidikan, sehingga membutuhkan partisipasi dari seluruh
anggota sekolah untuk dapat mewujudkan manajemen sekolah yang berjalan
dengan baik, sehingga menghasilkan kualitas sekolah yang bermutu.

Dalam ajaran Total Quality Management, lembaga pendidikan (sekolah)


harus menempatkan siswa sebagai klien atau dalam istilah perusahaan
sebagai stakeholders yang terbesar, maka suara siswa harus disertakan dalam
setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Tanpa
suasana yang demokratis manajemen tidak mampu menerapkan TQM, yang
terjadi adalah kualitas pendidikan didominasi oleh pihak pihak tertentu yang
seringkali memiliki kepentingan yang bersimpangan dengan hakekat pendidikan
(Adnan Sandy Setiawan : 2000),

Asas demokratis yang dianut dalam penerapan total quality management,


memberikan kebebasan pada seluruh anggota sekolah untuk mengemukakan
pendapat, dengan harapan proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan lain di
sekolah dapat berjalan secara proporsinal dan bersifat two way communication
tanpa ada pihak yang mendominasi salah satu dari keduanya.

B. Aplikasi TQM Dalam Proses Belajar Mengajar Dikelas

Aplikasi dari model pembelajran merupakan salah satu membangun


kualitas belajar yang berfokus pada hubungan di antara dosen, siswa dan konten
(sebagai bahan pembelajaran). Model interactive memastikan bahwa setiap
siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran adalah peserta yang memenuhi
persyaratan belajar dan mendapatkan kepuasan dari pengalaman mereka pada
pendidikan.

3
Gambar 1. Model Interaksi Guru Dengan Siswa

Salah satu solusi terbaik untuk menngkatkan pembelajaran siswa adalah


dengan memberikan banyak kesempatas kepada setiap siswa untuk bertanya.
Pertanyaan yang diajukan siswa dapat diuraikan untuk memungkinkan
menentukan tingkat pengetahuan dan kedewasaan dari siswa, dari apa yang
mereka butuhkan. lebih lanjut Contohnya, kita bisa membebaskan siswa untuk
berpikir, membahas dan memecahkan masalah yang disediakan. Bahwa secara
menyeluruh Belajar merupakan ketika siswa dan mahasiswa dapat pikir dan
mengajukan pertanyaan yang memberikan wawasan topik yang mereka ketahui.
Metode ini mengarah untuk pengembangan ide-ide baru dan solusi untuk
persoalan yang kompleks.

C. Total Quality Manajemen dan Strategi Pembelajaran

TQM adalah sebuah strategi yang baik yang mana jika disepakati dan
dilaksanakan oleh guru dengan strategi pembejaran yang tepat untuk proses
belajar mengajar yang efektif didalam kelas. TQM dan strategi pembelajaran
menerapkan dalam sebuah proses belajar oleh satu guru yang akan selalu
memberikan berbagai pengalaman mengenai cara belajar yang baik bagi siswa
di dalam kelas .Berikut ini adalah berbagai strategi pembelajaran:

1. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak
dari suatu masalah, kemudian dibahas sehingga pemecahannya secara

4
keseluruhan dan bermakna. Kelebihannya yaitu dapat memperluas pemikiran
siswa; dapat membina siswa dengan menerapkan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan. Sedangkan kekurangannya adalah kurikulum saat ini yang
belum menunjang pelaksanaan metode ini; pemilihan topic unit yang tepat,
fasilitas cukup sesuai dengan kebutuhan siswa bukan pekerjaan mudah.
2. Metode eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Kelebihan metode ini adalah membuat siswa lebih
percaya atas kebenaran berdasarkan percobaannya; dapat membina siswa
untuk membuat trobosan-trobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya; dll.Sedangkan kelemahan metode ini adalah lebih sesuai
dengan bidang-bidang sains dan teknologi;menuntut ketelitian, keuletan, dan
ketabahan; setiap percobaan tidak harus memberikan hasil yang diharapkan.
3. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas agar siswa melakukan kegiatan belajar. Kelebihan metode
ini adalah lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individual ataupun kelompok; dapat mengembangkan kemandiirian siswa;
mengembangkan kreativitas siswa, serta membina tanggung jawab dan
disiplin siswa.Sedangkan kekurangannya adalah siswa sulit dikontrol, apakah
ia mengerjakan sendiri atau tidak; tidak mudah memberikan tugas yang
sesuai dengan perbedaan individual siswa; dll
4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan
kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan untuk
dibahas dan dipecahkan bersama. Kelebihan metode ini adalah
mengembangkan sikap menghargai orang lain; memperluas wawasan; serta
merangsang kreativitas anak didik. Sedang kekurangannya adalah tidak
dapat dipakai kelompok yang besar; peserta mendapat inbformasi yang
terbatas; serta dikuasai oleh orang yang pandai berbicara saja.
5. Metode Sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. Kelebihan metode ini adalah siswa
dapat melatih dirinya untuk memahami, dan mengingat isi bahan yang
didramakan; siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif; kerja sama

5
antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan baik; serta siswa
memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesama. Sedang kekurangannya adalah banyak memakan waktu;
serta mengganggu kelas yang lain.
6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan
kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari. Kelebihan metode ini adalah siswa lebih mudah memahami apa
yang dipelajari; proses pengajaran lebih menarik. Kekurangannya adalah
harus memerlukan ketrampilan khusus; fasilitas yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik..
7. Metode problem solving
Metode problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
mengajar, tetapi juga merupakan satu metode berpikir, sebabdapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data
sampai kepada menarik kesimpulan. Kelebihan metode ini adalah dapat
mambuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan;
dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah;
serta merangsang pengembangan kemampuan berpikirsiswa secara kreatif
dan menyeluruh. Sedangkan kekurangannya adalah proses belajar mengajar
sering memerlukan waktu yang cukup banyak; mengubah kebiasaan siswa
belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru.
8. Metode Karyawisata
Dikatakan teknik karyawisata karena cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah
untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu. Kelebihan metode ini adalah memiliki
prinsip pengajaran modern; lebih merangsang kreatifitas siswa; informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual. Sedangkan kekurangannya
adalah fasilitas dan biaya yang diperlukan sulit disediakan oleh
siswa/sekolah; memerlukan persiapan yang matang dsb
9. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, bias dari guru kepada siswa maupun siswa
kepada guru. Kelebihan metode ini adalah pertanyaan dapat menarik dan
memusatkan perhatian siswa; merangsang siswa untuk melatih dan
mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan; mengembangkan

6
keberanian dan ketrampilan siswa. Sedangkan kelemahannya adalah siswa
merasa takut; tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir siswa; sering membuang-buang waktu.
10. Metode Latihan
Metode latihan (metod training), merupakan suatu cara mengajar yang baik
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Kelebihannya adalah
untuk memperoleh kecakapan motorik, mental, dan dalam bentuk asosiasi
yang dibuat. Kelemahannya adalah menghambat bakat dan inisiatif siswa;
membentuk kebiasaan yang kaku; serta dapat menimbulkan verbalisme.
11. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi
lisan antara guru dengan siswa dalam proses mengajar. Kelebihan metode
aini adalah guru mudah menguasai kelas; mudah mengkoordinasikan tempat
duduk; dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. Kelemahannya adalah
mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata); sifatnya membosankan;
susah untuk dimengerti oleh siswa; siswa menjadi pasif.

D. Model Total Quality ManajemenDalam Proses Bejar Mengajar Dikelas

Menyadari apa yang akan penting dari total konsep manajemen mutu
dalam peningkatan mutu dan produktivitas dalam sebuah organisasi baik
disekolah maupun diluar sekolah, upaya tersebut dibuat dalam suatu program
kerja yang menbahas prinsip-prinsip TQM dalam mencapai tujuan proses belajar
dan pembelajaran bagi siswa.

Yeap (2001) mengembangkan sebuah model yang sederhana untuk


meningkatkan TQM dalam prosesbelajar-mengajar dikelas. Dalam hal ini model
TQM disederhanakan, model di dalam kegiatan belajar mengajar tersebut
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

7
Gambar 2. Gambar 1. Gambar 2. Model TQM sederhana pada proses belajar
mengajar dikelas

Model ini juga bertujuan untuk meningkatkan proses belajar siswa dengan
cara menurunkan sesuatu yang mengakibatkan kegagalan di tingkat mahasiswa
dan siswa lulus tepat waktu. Jenis ini dapat mengurangi pemborosan serta
peningkatan sumber daya perguruan tinggi seperti waktu, usaha dan uang
dengan meningkatkan keterampilan siswa.

Mengadopsi model ini menuntut para dosenatau guru akan lebih terbuka
untuk mengubah cara metode pembelajaran dan memberikan pengajaran
kepada siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran dan teknologi yang
inovatif.

E. langkah-langkah dalam pelaksanaan Total Quality Management di


sekolah agar dapat berjalan optimal

Ahli mutu W. Edward Deming menggunakan 14 langkah untuk


menerapkan perbaikan mutu yang dikenal dengan Demings Fourteen
Points. Langkah langkah tersebut dideskripsikan sebagai berikut :

1. Menciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa dengan tujuan


agar bisa kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan
pekerjaan. Deming percaya bahwa terlalu banyak organisasi yang hanya

8
memiliki tujuan jangka pendek dan tidak melihat apa yang akan terjadi
pada 20 atau 30 tahun mendatang. Mereka harus memiliki rencana
jangka panjang yang didasarkan pada visi masa depan dan inovasi baru.
Mereka harus terus menerus berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan
mereka.
2. Mengadopsi falsafah baru. Sebuah organisasi tidak akan mampu
bersaing jika mereka terus mempertahankan penundaan waktu,
kesalahan, bahan-bahan cacat dan produk yang jelek. Mereka harus
membuat perubahan dan mengadopsi metode kerja yang baru.
3. Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu.
Inspeksi tidak akan meningkatkan atau menjamin mutu. Anda tidak dapat
mengispeksi mutu ke dalam produk. Deming berpendapat bahwa
manajemen harus melengkapi staf-staf mereka dengan pelatihan tentang
alat-alat statistik dan tehni-tehnik yang dibutuhkan mereka untuk
mengawasi dan mengembangkan mutu mereka sendiri.
4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga. Menurut Deming harga
tidak memiliki arti apa-apa tanpa ukuran mutu yang dijual.
5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa, Untuk
meningkatkan mutu dan produktivitas, dan selanjutnya turunkan biaya
secara konstan. Ini merupakan tugas manajemen untuk mengarahkan
proses peningkatan dan menjamin bahwa ada proses perbaikan yang
berkelanjutan.
6. Lembagakan pelatihan kerja. Pemborosan terbesar dalam sebuah
organisasi adalah kekeliruan menggunakan keahlian orang-orangnya
secara tepat. Mempergunakan uang untuk pelatihan tenaga kerja adalah
penting namun yang lebih penting lagi adalah melatih dengan standar
terbaik dalam kerja. Pelatihan adalah alat kuat dan tepat untuk perbaikan
mutu.
7. Lembagakan kepemimpinan. Deming mengatakan bahwa kerja
manajemen bukanlah mengawasi melainkan memimpin. Makna dari hal
itu adalah berubah dari manajemen tradisional yang selalu
memperhatikan hasil indikator-indikator prestasi, spesifikasi dan penilaian
menuju peranan kepemimpinan yang mendorong peningkatan proses
produksi barang dan jasa yang lebih baik.
8. Hilangkan rasa takut agar setiap orang dapat bekerja secara efektif.
Keamanan adalah basis motivasi yang dibutuhkan para pegawai. Deming

9
yakin bahwa pada hakikatnya setiap orang ingin melakukan kerja dengan
baik asalkan merekan bekerja dalam lingkungan yang mampu mendorong
semanagat mereka.
9. Uraikan kendala-kendala antar departemen. Orang dalam departemen
berbeda harus dapat bekerja bersama sebagai sebuah tim. Organisasi
tidak diperkenankan untuk memiliki unit atau depatemen yang mendorong
pada arah yang berbeda.
10. Hapuskan slogan, desakan, dan target serta tingkatkan produktifitas
tanpa menambah beban kerja. Tekanan untuk bekerja giat
mempresentasikan sebuah pemaksaan kerja oleh seorang manajer .
slogan dan target memiliki sedikit dampak praktis terhadap pekerja .
kebanyakan persoalan produksi terletak pada persoalan sistem dan ini
merupakan tanggung jawab manajemen untuk mengatasinya.
11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik
12. Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas
keahliannya. Hal ini perlu dilakukan dengan menghilangkan sistem
penilaian dan penghitungan jasa. Deming telah berupaya keras
menentang sistem penilaian yang mana diyakini menempatkan pekerja
dalam kompetisi antara satu dengan yang lain dan merusak kerja tim.
13. Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat
dan peningkatan kualitas kerja
14. Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan
transformasi. Transformasi menuju sebuah kultur mutu adalah tugas
setiap orang

F. Hambatan dalam pelaksanaan Total Quality Management di sekolah

Berikut ini adalah kendala-kendala yang sering dihadapi dalam


penerapan manajemen mutu terpadu / total quality management
sebagaimana dikutip oleh Djamhuri (2001), merinci kendala dalam
menerapkan Manajemen Mutu Terpadu adalah:

1. Lemahnya kepemimpinan dan delegasi wewenang manajemen


Manajemen Mutu Terpadu akan berjalan sesuai dengan sasaran yang
didinginkan jika pemimpin memiliki komitmen terhadap keterlibatan
semua pihak. Artinya Manajemen Mutu Terpadu tidak akan berhasil
manakala hanya diserahkan kepada tim tertentu yang ditunjuk oleh

10
pimpinan, sementara pimpinan langsung menyerahkan program
Manajeme Mutu Terpadu tersebut kepada tim yang ditunjuk. Dengan
demikian pimpinan dapat mensosialisasikan perbaikan mutu yang
dilakukan oleh pimpinan.
2. Proses pengaturan yang tidak memadai
ProgramManajeme Mutu Terpadu harus mengilhami seluruh kegiatan.
Bagi sekolah, maka seluruh kegiatan akademik (proses belajar mengajar)
harus memperoleh perhatian dalam meningkatkan kualitasnya.
3. Pemilihan pendekatan yang sempit dan dogmatik
4. Pendekatan yang sempit dan dogmatik tidak dapat secara fleksibel
memenuhi tuntutan perkembangan. Ini berarti ada kemandegan atau
bahkan akan terjadi proses status quo. Pendekatan yang sempit tidak
akan memberikan kesempatan bagi peningkatan Manajeme Mutu
Terpadu. Manajeme Mutu Terpadu berorientasi pada pelanggan.
Pelanggan memiliki kepuasan yang selalu berkembang. Oleh karenanya
pendekatan dogmatik dan sempit tidak sesuai dengan kepuasan
pelanggan.
5. Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan
Lembaga atau oragnisasi termasuk sekolah amat sulit untuk mengetahui
adanya peningkatan kualitas pelayanan di lembaganya, manakala tidak
memiliki data dasar. Oleh karena itu setiap lembaga harus memiliki data
dasar dan tolok ukur yang dicanangkan oleh lembaga yang bersangkutan.

G.

11
KESIMPULAN

1. Dalam pelaksanaannya, Total Quality Management akan dapat berjalan


dengan lancer dan akan berhasil jika di jalankan secara serempak oleh
seluruh warga sekolah di dalamnya.
2. Penerapan Total Quality Mangement memerlukan komitmen dan kesadaran
untuk mengadakan perubahan budaya yang berorientasi pada peningkatan
kualitas dan perbaikan seluruh proses secara terus-menerus, menyeluruh,
dan berkesinambungan.
3. Total Quality Management memang dapat diterapkan dalam organisasi apa
pun termasuk dengan sekolah. Dengan memperhatikan cara penerapannya,
dalam bidang apa saja proses manajemen tersebut diterapkan, dan
bagaimana menyiasati kendala dan hambatan yang menghalangi penerapan
tersebut pada organisasi pendidikan. Apabila dalam pelaksanaannya
prosedur-prosedur dan prinsip yang dijadikan pedoman Total Quality
Management dijalankan benar, maka keberhasilan akan berada di tangan,
baik individu maupun organisasi.
4. TQM adalah salah satu strategi yang berguna dalam proses belajar mengajar
didalam kelas yang mana terlibat 2 interaksi yaitu guru dan murid yang mana
akan meningkatkatkan kualitas belajar mengajar siswa didalam kelas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aina, Sola.,& Oyeyemi, Kayode. (2012). Application of Total Quality Management


in the Classroom. British Journal of Arts and Social Sciences

Arora, K. C. (2008). Total Quality Management, S. K. Kataria & Sons, New Delhi.

13

You might also like