You are on page 1of 12

Architectural Design and Research Studio

About Us

Concept Works

Finished works

Competition

Our Story

Publication

Download/Links

Contact

SAYEMBARA DESAIN PINTU GERBANG,


PAGAR DAN PEDESTRIAN KAMPUS
KEMENTRIAN PU 2011
Status : 2nd winner
Team : H. Pramudya, ST - F. Aryo Widyatmiko, ST - in collaboration with Ferry Setiawan, ST,
IAI

HIJAU, JANGAN SEKEDAR JARGON-JARGON GENIT DI POSTER SAJA!!


Green building is not about buildings, it is about people, Sandy WigginsPada perancangan ini
kami ingin mengkritisi pada kesalahkaparahan pendidikan konsep hijau di masyarakat. Proyek-
proyek pemerintah yang katanya untuk mengurangi emisi karbon di kota Jakarta justru malah
membuat kota Jakarta menanggung beban karbon yang lebih banyak. Jembatan layang
mengepung Jakarta, bukannya memikirkan sektor transportasi masal dan sumberdaya manusia
untuk diolah terlebih dahulu. Selama transportasi masal tidak nyaman, bagaimana mungkin
pengendara kendaraan pribadi mau berpindah ke transportasi masal? Dan selama disiplin
pengendara serta kemampuan sumberdaya manusia pengendara kendaraan umum tidak
dibenahi, bagaimana lalu lintas dapat tertib? Kemudian proyek itu dipagar dengan papan-
papan berslogan hijau bergambar hutan-hutanan. Pada perancangan pagar dan pedestrian ini,
kami memihak kepada pejalan kaki serta memanfaatkan potensi alam yang bisa dieksplorasi.

Kementerian pekerjaan umum, gudang insinyur-insinyur terbaik indonesia, perancang bangun


ulung, perencana-perencana teliti, pekerja lapangan terdepan, tapi mengapa kawasan kompleks
perkantorannya semrawut? Sepantasnya dengan sejumlah orang pintar yang memenuhi ruang
kerja di kementrian ini, mereka dapat mengatur lingkungan dalam kantornya sedemikian rupa
jadi tertib tanpa masalah. Parkir menumpuk, sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki yang
menumpuk. Lebih lagi, di luar pagar pun seharusnya dengan mudah mereka mengatur
lingkungan sekitar dari pedagang yang membanjir dan menjamur, parkir-parkir kendaraan yang
membludak dan kemacetan jalan yang ditimbulkan olehnya.Kementerian PU selayaknya dan
pantas menjadi garda depan perancangan dan penerapan proyek terbangun yang ramah terhadap
lingkungan, baik ekosistem alami, ataupun lingkungan sosialnya.

Melalui perencanaan masterplan yang baru akan dikelola dan diterapkan kaidah-kaidah
bangunan hijau. Namun sia-sia saja gembar-gembor bangunan yang hijau jika tidak bermanfaat
bagi ekosistem lingkungan hayati dan sosial.Dalam ranah gerbang, pagar dan jalur pedestrian,
perancangan ini sebesar-besarnya harus ramah terhadap manusia dan alam. Keberpihakan kepada
pejalan kaki, bukan melulu ramah kepada roda empat. Penghijauan yang luas, bukan perkerasan
melulu yang menutup perserapan air. Dan kantung-kantung kegiatan masyarakat yang
manusiawi, di udara terbuka, bukan melulu ruang-ruang yang tertutup, dingin dan angkuh
dengan pasokan freon pendingin udara buatannya.Ada kesalahkaprahan besar yang sedang
terjadi di Jakarta. Prasarana jalan raya dan jembatan, serta underpass di Jakarta yang membabi-
buta dengan mengusung green? Itu adalah sebuah pembodohan, karena mengurangi karbon
justru seharusnya tidak dengan menambah kapasitas volume kendaraan pribadi, namun dengan
penataan transportasi massal yang pro rakyat.

Lantas proses konstruksi yang sedang berlangsung itu kemudian hanya ditutup dengan poster
hutan-hutanan yang green? Kekeliruan yang disengaja. Sustainable yang salahkaprah.
Pembodohan berkelanjutan.Jakarta butuh lebih dari itu, dan kami sungguh yakin dan percaya
bahwa PU pasti dapat memikirkan dan menciptakan sesuatu yang lebih cerdas dari itu. Inilah
saat yang tepat bagi PU untuk menunjukkan keseriusannya menerapkan kaidah bangunan hijau
itu. Karena gerbang, pagar dan jalur pedestrian tidak dapat diremehkan kegunaannya. Berkenaan
dengan citra sebuah bangunan, mereka adalah perimeter pertama yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat sekitar.

Hijau jangan sekedar jargon-jargon genit di poster saja!

You might also like