You are on page 1of 19

PERTEMUAN 2

GOLONGAN DARAH DAN TRANSFUSI DARAH

Darah dibagi dalam berbagai golongan berdasrkan tipe antigen yang terdapat didalam sel.

Golongan Darah
Membran eritrosit mengandung dua antigen yaitu tipe-A dan tipe-B. antigen ini disebut
aglutinogen. Sebaliknya, antibody yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap
antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) eritrosit.
Antibody plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua
macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b (zat anti-B).

Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil tranferase yang mengnadung asetil glukosamin pada
rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka
glikoprotennya. Aglutinogen-AB adalah golongan yang memiliki kedua jenis enzim tersebut.

Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner
(1868-1943) mengelompokkan golongan darah manusia. Berdasarkan ADA ATAU TIDAK
ADANYA AGLUTINOGEN maka golongan darah dikelompokkan menjadi golongan darah A,
B, AB, dan O.
Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma
darah.
Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasa
darah.
Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan plasma darah
tidak meiliki aglutinin.
Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki agutinogen-A dan B, dan plasma darah
memiliki aglutinin-a dan b.

Tabel Golongan Darah Berdasarkan Aglutinin dan Aglutinogen


Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin
A A b
B B a
AB A dan B Tidak Ada
O Tidak Ada a dan b

Uji Golongan Darah


Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah seseorang. Cara
melakukan tes darah adalah dengan mengambil sampel darah orang yang akan di tes golongan
darahnya, kemudian sampel darah tersebut ,masing- masing akan ditetesi oleh serum anti A, anti
B dan anti AB. Serum tersebut identik dengan aglutinin sehingga serum tersebut dapat
menggumpalkan darah apabila bercampur dengan darah yang memiliki aglutinogen yang sesuai.
Contohnya seseorang dengan golongan darah A jika ditetesi dengan serum anti A maka darahnya
akan menggumpal, karena aglutinogen pada darah orang tersebut bercampur dengan serum anti
A yang identik dengan aglutinin a. Sedangkan ketika ditetesi serum anti B darahnya tidak
menggumpal karena orang tersebut tidak memiliki aglutinogen B sehingga serum anti B tidak
menggumpalkan darah.

Tabel aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B dan anti AB
Golongan Serum Anti A/ Serum anti B/ Serum anti AB/ Aglutinoge
Darah Aglutinin a Aglutinin b Aglutinin ab n
A Menggumpal Tidak Menggumpal A
Menggumpal
B Tidak Menggumpal Menggumpal B
Menggumpal
AB Menggumpal Menggumpal Menggumpal AB
O Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
Menggumpal Menggumpal Menggumpal
Gambar 2.1 Uji serum golongan darah ( Tes darah )

Metode Rhesus
Cara lain dalam mengelompokan golongan darah adalah dengan menggunakan metode Rhesus.
Tipe Rhesus ini pertama kali ditemukan pada eritrosit kera spesies Maccacus rhesus.
Rhesus positif (+) maka di dalam eritrositnya terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Disebut juga
aglutinogen D). Rhesus negative (-) maka di dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen/
antigen rhesus (Aglutinogen D).
Kira-kira 85% dari seluruh bangsa berkulit putih adalah Rh negatif, sedangkan pada bangsa Afrika
yang berkulit hitam 100% adalah Rh positif.
Golongan darah rhesus ini dapat mempengaruhi keturunan dan jika terjadi ketidak cocokan maka
dapat menyebabkan kelainan eritroblastosis fetalis.

Tabel Fenotip dan Genotip


Macam Rhesus Fenotip Genotip
Rhesus (+) Rhesus Positif Rh+Rh+ / Rh+Rh-
Rhesus (-) Rhesus Negatif Rh-Rh-
Eritroblastosis Fetalis

Seorang ibu Rh- dan ayah Rh+ dapat memiliki janin yang Rh+. Selama kehamilan atau
persalinan antigen Rh (aglutinogen Rh) dari bayi dapat masuk ke peredaran darah ibu melalui
plasenta dan darah ibu akan bereaksi dengan memproduksi aglutinin anti Rh. Makin sering si ibu
hamil maka akan semakin banyak aglutinin Rh yang dibentuk si ibu.

Aglutinin Rh ini kemudian akan masuk kedalam peredaran darah janin melalui plasenta, dan
akan menimbulkan aglutinasi dan hemolisis eritrosit janin, dan timbul anemia pada janin. Untuk
mengatasi anemia ini, sum-sum merah, hati, limfa janin melepaskan eritroblas yang belum
matang ke peredaran darah, sehingga timbul penyakit yang disebut eritroblastosis fetalis. Karena
terjadi hemolisis maka kadar bilirubin janin dapat meingkat.

Kehamilan pertama biasanya hanya menimbulkan efek kecil terhadap janin, tetapi pada
kehamilan-kehamilan berikutnya janin dapat mati didalam rahim.

Gambar 2.2 Proses terjadinya eritroblastosis fetalis

Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan
sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang menerima darah disebut RESIPIEN.
Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu
memperhaitkan jenis aglutinin dalam plasma darah.(
Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah resipien dan golongan darah
donor. Proses penentuan golongan darah dilakukan dengan cara Tes Darah seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Setelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses transfuse darah
dapat dilakukan.

Bagan Transfusi Darah

Golongan darah O adalah DONOR UNIVERSAL karena dapat di transfusikan ke seluruh


golongan darah
Golongan drah AB adalah RESIPIEN UNIVERSAL karena dapat menerima semua jenis
golongan darah

Tabel aglutinasi dari berbagai golongan darah


Golongan Darah Aglutinin A Aglutinin B
O Tidak Menggumpal Tidak Menggumpal
A Menggumpal Tidak Menggumpal
B Tidak Menggumpal Menggumpal
AB Menggumpal Menggumpal

Dari bagan dan tabel diatas dapat kita ketahui dari dan ke golongan darah apa saja proses
transfusi darah dapat terjadi.

Pada tabel melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang berbeda. Golongan
darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak dapat bereaksi dengan salah
satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen-A sehingga
beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen B sehingga
beraglutinasi dengan kedua jenis aglutinin.

Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan
darah. Sebaliknya golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditransfusikan kepada
seluruh golongan darah. Tetapi transfusi darah yang terbaik adalah transfusi darah dari golongan
darah yang sejenis. Jika transfuse dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda,
meskipun itu memungkinkan, misalnya golongna darah O ditransfusikan ke golongan darah AB,
masih mungkin terjadi penggumpalan walaupun sedikit.

Alasan terbanyak melakukan transfuse adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga
sering digunakan untuk pengobatan anemia atau member resipien beberapa unsur lain dari darah.
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela
untuk disimpan di bank darah

untuk kemudian dipakai pada transfusi darah

Untuk menekankan pentingnya persediaan darah hasil sumbangan, Palang Merah


Australia menyampaikan bahwa "80% orang Australia , akan membutuhkan
transfusi darah suatu saat pada hidup mereka, tetapi hanya 3% yang menyumbang
darah setiap tahun".Menurut palang merah di Amerika Serikat, 97% orang kenal
orang lain yang pernah membutuhkan transfusi Dan menurut survei di Kanada, 52%
orang Kanada pernah mendapatkan transfusi darah atau kenal orang yang
pernah.darah.

Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa
waktu, akan dilakukan acara donor darah di tempat-tempat keramaian, misalnya di
pusat perbelanjaan, kantor perusahaan besar, tempat ibadah, serta sekolah
danuniversitas. Pada acara ini, para calon pendonor dapat menyempatkan datang
dan menyumbang tanpa harus pergi jauh atau dengan .Syarat donor darahUntuk
dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat
sebagai berikut:[1]erjanjian . Selain itu sebuah mobil darah juga dapat digunakan
untuk dijadikan tempat menyumbang. Biasanya bank darah memiliki banyak mobil
darah. calon donor harus berusia 17-60 tahun, berat badan minimal 50 kg kadar
hemoglobin >12,5 gr%. lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan
darah, dan pemeriksaan oleh dokter
Transfusi darah adalah suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien
akibat kecelakaan, operasi pembedahan atau oleh karena suatu penyakit. Darah yang tersimpan
di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang infus.

Kapan kita memerlukan transfusi darah?

Transfusi darah diperlukan saat anda kehilangan banyak darah, misalnya pada :

Kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar.

Penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan misal maag khronis dan berdarah.

Penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal anemia
hemolitik atau trombositopenia.

Jika anda menderita penyakit pada sumsum tulang sehingga produksi sel darah terganggu seperti
pada penyakit anemia aplastik maka anda juga akan membutuhkan transfusi darah. Beberapa
penyakit seperti hemofilia yang menyebabkan gangguan produksi beberapa komponen darah
maka anda mungkin membutuhkan transfusi komponen darah tersebut.

Apakah transfusi darah aman?

Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), darah transfusi di Indonesia relatif aman dan bebas dari
segala macam penyakit berbahaya. Setiap darah donor akan dilakukan pemeriksaan yang ketat
sehingga jarang sekali seseorang mendapatkan penyakit dari darah donor.
Masalah utama transfusi darah yang saat ini masih ada adalah kecelakaan akibat ketidakcocokan
golongan darah. Meskipun angka kejadiannya boleh dikatakan sangat kecil namun
inkompabilitas transfusi darah ini beresiko menyebabkan penderita mengalami reaksi yang
sangat serius dan mengancam nyawa.

Beberapa penderita mendonorkan darahnya beberapa minggu sebelum dioperasi. Jika dalam
operasi dibutuhkan darah maka dia dapat menggunakan darahnya sendiri sehingga reaksi
transfusi dapat dikurangi.

Saat menerima darah transfusi, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi karena menganggap darah
yang masuk adalah benda asing. Tubuh akan menolak darah yang masuk dan berusaha
menghancurkannya. Namun, keadaan ini dapat dicegah dengan pemeriksaan golongan darah
yang ketat sebelum dilakukan transfusi darah. Darah penerima dan darah donor dicocokan
golongan darahnya, baik melalui sistem ABO maupun Rhesus.

Meskipun telah dilakukan pencocokan golongan darah, beberapa penderita tetap dapat
mengalami reaksi ringan transfusi darah seperti :

Demam.

Gatal dan bintik bintik merah pada kulit.

Nafas pendek.

Nyeri.

Berdebar debar.

Menggigil.

Tekanan darah menurun.

Reaksi transfusi ini memang sedikit menakutkan namun tidak berbahaya jika cepat ditangani.

Apa sih golongan darah itu dan mengapa sangat penting?


Golongan darah yang sangat penting dalam transfusi darah adalah sistem ABO dan Rhesus. A, B,
AB dan O adalah penggolongan darah dalam sistem ABO. Setiap tipe pada sistem ABO memiliki
nilai postif dan negatif, nilai ini dikenal dengan faktor Rhesus. Misalnya, jika anda memiliki
golongan darah A+ artinya anda memiliki golongan darah A pada sistem ABO dan faktor Rhesus
anda adalah positif.

Jika anda menerima darah transfusi yang golongannya tidak cocok maka dapat terjadi reaksi
transfusi. Reaksi ringan jarang sekali berbahaya, tapi tetap harus mendapatkan penanganan cepat
dan tepat sementara reaksi yang berat dapat mematikan.

Bagaimana darah dikumpulkan?

Darah yang tersedia di bank darah dikumpulkan dari para pendonor sukarela. Sebelum donor
darah dilakukan maka pendonor akan dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui
riwayat penyakit yang pernah diderita. Hanya pendonor yang dapat melewati pemeriksaan ini
yang dapat mendonorkan darahnya.

Darah donor yang telah diambil selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit berbahaya
dan golongan darahnya. Jika ditemukan suatu masalah maka darah tersebut akan dibuang.

Darah yang telah lolos seleksi selanjutnya dipisahkan komponen darahnya lalu disimpan atau
dikirim untuk segera digunakan.

Darah yang tersimpan di bank darah tidak dapat disimpan dalam waktu lama, hal ini
menyebabkan bank darah dalam hal ini PMI sangat membutuhkan para pendonor sukarela guna
mencukupi keperluan darah yang kian hari kian meningkat.

Golongan darah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak
adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis,
gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-
positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif
dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih
umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua
antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindakan ekstraksi gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari kita lakukan
sebagai dokter gigi. Walaupun demikian tidak jarang kita temukan komplikasi dari tindakan
ekstraksi gigi yang kita lakukan. Karenanya kita perlu waspada dan diharapkan mampu
mengatasi kemungkinan-kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
Salah satu komplikasi ekstraksi gigi yang dapat terjadi adalah perdarahan pasca
ekstraksi. Dalam mengatasi perdarahan pasca ekstraksi ini, tindakan yang paling utama adalah
pencegahan, tetapi bila tetap terjadi kita harus mampu mengatasinya.
Komplikasi perdarahan pasca ekstraksi gigi dapat disebabkan oleh faktor lokal
maupun faktor sistemik. Apabila perdarahan terjadi karena faktor sistemik seperti kelainan darah
(blood dyscrasia), hipertensi, gangguan pembekuan darah, dan apabila pasien mengkonsumsi
obat-obatan yang mempengaruhi pembekuan darah, dan lain-lain.
\Bila perdarahan pasca ekstraksi terjadi karena faktor lokal, sebagai seorang dokter
gigi kita harus mampu mengatasinya dengan baik. Prinsip-prinsip penatalaksanaan perdarahan
pasca ekstraksi karena faktor-faktor lokal adalah dengan melakukan penekanan atau penjahitan
yang baik, dan apabila diperlukan dengan pemberian obat-obatan hemostatic agent baik lokal
maupun sistemik.
Jika diperlukan, pada korban perdarahan akan dilakukan transfusi darah. Tetapi
sebelumnya pasien harus diperiksa dulu golongan darahnya agar tidak terjadi aglutinasi sesudah
transfusi.

1.2 Rumusan Masalah

(1) Sebutkan macam-macam penggolongan darah!

(2) Apa saja klasifikasi perdarahan?

(3) Bagaimana mekanisme perdarahan?

(4) Apa saja faktor penyebab perdarahan?

(5) Bagaimana cara menghentikan perdarahan?

(6) Bagaimana mekanisme pembekuan darah?

(7) Apa pentingnya mengetahui golongan darah sebelum dilakukan transfusi?

(8) Bagaimana prosedur melakukan transfusi?

(9) Apa tujuan dilakukan transfusi?

(10) Apa keuntungan dan kerugian transfusi bagi pendonor dan resipien?
(11) Apa saja syarat sebagai pendonor darah?
1.3 Tujuan

(1) Menjelaskan tentang darah dan penggolongannya

(2) Menjelaskan klasifikasi perdarahan

(3) Menjelaskan tentang mekanisme perdarahan

(4) Menjelaskan tentang faktor penyebab perdarahan

(5) Menjelaskan tentang cara penghentian perdarahan

(6) Menjelaskan mekanisme pembekuan darah

(7) Menjelaskan tentang transfusi darah

(8) Menjelaskan tentang tujuan transfusi darah

(9) Menyebutkan syarat sebagai pendonor

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Darah dan Penggolongan Darah


Darah adalah substansi yang mengandung trombosit, eritrosit, leukosit, dan plasma

darah. Darah berperan untuk mengedarkan sari makanan dan O2 serta mengeluarkan zat-zat sisa

(eritrosit), menjaga daya tahan tubuh atau sebagai antibodi (leukosit) dan menghentikan

perdarahan (trombosit). Darah mengalir sepanjang pembuluh darah dan merupakan cairan dalam

tubuh setiap makhluk hidup tingkat tinggi kecuali tumbuhan.

2.1.1 Golongan ABO

2.1.2 Golongan Rhesus (Rh)

2.2 Klasifikasi Perdarahan

2.2.1 Berdasarkan pembuluh : 1. Arteri


2. Vena
3. Kapiler
2.2.2 Berdasarkan lokasi : 1. Internal
2. Eksternal
2.2.3 Berdasarkan waktu : 1. Primer
2. Reaksioner
3. Sekunder

2.2.4 Berdasarkan penyebab : 1. Mekanik


2. Biokemis

2.3 Mekanisme Perdarahan


2.4. Faktor Penyebab

Ada 2 faktor penyebab perdarahan, yaitu:

2.4.1. Faktor Lokal

2.4.1.1 Robeknya pembuluh darah

2.4.1.2 Gingiva terkoyak

2.4.2. Faktor Iskemik

2.4.2.1 Hipertensi

2.4.2.2 Anemia

2.4.2.3 Diabetes melitus

2.4.2.4 Kardiovaskuler

2.5. Penghentian perdarahan

Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan, yaitu:

2.5.1 Tekanan
2.5.2 Klem dan Klip Hemostatik
2.5.3 Elektrokauterisasi
2.5.4 Pemberian obat koagulan
2.5.5 Tidak melanggar prosedur saat ekstraksi

2.6. Mekanisme pembekuan darah


2.7. Transfusi Darah

Transfusi darah adalah pemindahan darah dari pendonor ke resipien melalui

pembuluh vena menuju sistem peredaran darah resipien. Darah yang ditransfusikan dapat berupa

darah lengkap ataupun hanya komponen darah.

2.8. Tujuan Transfusi

Tujuan dari melakukan transfusi darah yaitu:

2.8.1 Menyelamatkan pasien (mengobati penyakit)

2.8.2 Meningkatkan kemampuan mengangkut O2


2.8.3 Meningkatkan kekebalan tubuh homeostatis
2.8.4 Meningkatkan volume darah (kadar Hb)
2.8.5 Memperbaiki pembekuan darah

2.9 Syarat sebagai pendonor

Ada beberapa syarat agar seseorang bisa menjadi pendonor, yaitu:

2.9.1 Sehat, bebas dari penyakit menular dan menurun


2.9.2 Berat badan di atas 50 kg untuk donor darah sebanyak 450mL
2.9.3 Hemoglobin pada wanita: 12,5 g/dl
2.9.4 Hemoglobin pada laki-laki: 13,5 g/dl
2.9.5 Umur: 18-65 tahun
2.9.6 Tekanan darah sistolik: 100-200 mmHg
2.9.7 Suhu oral tidak melebihi 37,5 oC
2.9.8 Denyut nadi teratur 50-100/menit
2.9.9 Interval donasi: 3 bulan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi,

sebelum melakukan tindakan tersebut sebaiknya kita lakukan anamnesis serta pemeriksaan klinis

yang cermat pada pasien. Lakukan tindakan ekstraksi gigi dengan hati-hati serta hindari

penggunaan alat yang berlebihan. Komplikasi paling sering adalah perdarahan pasca ekstraksi.

4.2 Saran

Apabila setelah ekstraksi gigi terjadi perdarahan, kita harus bersikap tenang dan

mampu berpikir jernih untuk menganalisis penyebab perdarahan. Lihat kondisi pasien, cek tanda
vital, dan bila semua dalam keadaan normal, segera periksa daerah yang mengalami perdarahan.

Bersihkan soket secara cermat dan lakukan tindakan sesuai kondisi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Scully C. and Cawson RA. Medical Problems in Dentistry 4th ed. Wright: London: 1998.
Malamed SF. Medical Emergencies in the Dental Office 5th ed. Mosby, Inc : St.Louis : 2000.
Hawkesford JE. and Banks JG. Maxillofacial and Dental Emergencies: Oxford University
Press: Oxford: 1994.

You might also like