You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PR. FIBER OPTIK

PERCOBAAN 6

REDAMAN SPLICING KABEL FIBER OPTIK

Disusun Oleh :

Nama : Ardi Firmansyah

Kelas : TE-4B

NIM : 4.31.13.1.03

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2016
1. TUJUAN PERCOBAAN
1) Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik splicing kabel fiber optik.
2) Mahasiswa dapat mengukur redaman akibat splicing pada fiber optik.
3) Mahasiswa dapat menganalisa pengaruh redaman akibat splicing dengan router.

2. DASAR TEORI
Jenis dari kabel Fiber optik sangat bermacam-macam, mulai dari konstruksinya dan
material pembungkusnya, jenis fiber, sampai dengan jumlah fiber core yang terkandung
didalamnya. Serat Optik adalah bahan yang sangat tipis dengan tingkat kemurnian yang
sangat besar seperti kaca, yang dapat menghantarkan cahaya dari suatu asal sampai dengan
tujuan tertentu dengan tingkat pembiasan yang sangat kecil.
Dua jenis tipe kabel fiber optik yaitu Multimode dan Singlemode, dengan
penjelasan seperti berikut :
1) Singlemode fiber memiliki core yang jauh lebih kecil dengan hanya 9 micron dan
hanya memiliki satu jalur yang dapat membawa satu cahaya dengan kemampuan
jarak tempuh lebih dari 100 kilometer.
2) Multimode fiber dapat membawa beberapa sinar cahaya sekaligus dalam jarak yang
tidak terlalu panjang. Oleh karena batasan kemampuan penggunaan kurang dari satu
kilometer panjang, maka lebih banyak dimanfaatkan untuk backbone jaringan,
umumnya memiliki dua jenis ukuran core yaitu 62.5 dan 50 micron.

Splicing fiber optik adalah penyambungan fiber optik dilakukan pada saat fiber optik
putus dikarenakan oleh faktor dari luar seperti terkena senar layangan, cangkul, jangkar dan
lain-lain. Mengatasi masalah putusnya fiber optik dapat dilakukan dengan menghubungkan
kembali fiber optik dengan teknik splicing. Melakukan teknik penyambungan fiber optik
splicing ini dapat mengurangi redaman akibat putusnya kabel fiber optik. Fiber optik
mengalami redaman akibat splicing, konektor dan jarak kabel itu sendiri.

3. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


1) Router Alcatel Lucent : 1 buah
2) Kabel Console / Kabel UTP : 1 buah
3) Kabel fiber optik Multmode LC-LC : 1 buah
4) Laptop : 1 buah
5) Software Putty : 1 paket

4. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 1. Topologi Jaringan Percobaan Redaman Splicing Kabel Fiber Optik

Gambar 2. Pengkabelan antara Router 1 dan Router 2.

5. LANGKAH PERCOBAAN
1) Sambungkan PC dengan router melalui SSID kankan secara wireless
2) Mengaktifkan software putty untuk memberikan perintah kepada router
3) Memasang kabel fiber optik untuk menghubungkan dua buah router.
4) Memberikan perintah kepada router sesuai syntax pada jobsheet
5) Percobaan dilakukan sebanyak enam kali, sesuai dengan jumlah kabel fiber optik
yang digunakan
6) Mencatat hasil percobaan
6. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Hasil Langkah Percobaan

No. Jenis Kabel Route Hasil Pengujian Ping dan Redaman


r
1. Tanpa 1
Sambunga
n
2

2. Splicing 1 1

2
3. Splicing 2 1

4. Splicing 3 1
2

5. Splicing 4 1

2
6. Splicing 5 1

7. Splicing 6 1
2

Tabel 2. Redaman pada Transmisi Data antara 2 Rouuter

Router 1 Router 2 Redaman Redaman Rata-rata


Jenis Tx R1 Tx R2
No. Tx Rx Tx Rx Redaman
Kabel (dBm) (dBm) (dBm) (dBm) Rx R2 Rx R1
(dBm) (dBm) (dBm)
Tanpa
1. -4.58 -4.98 -4.55 -4.91 0.33 0.43 0.38
Splicing
2. Splicing 1 -4.58 -40 -4.55 -4.87 0.29 35.45 17.87
3. Splicing 2 -4.58 -5.08 -4.62 -5.05 0.47 0.46 0.465
4. Splicing 3 -4.58 -4.98 -4.55 -4.87 0.29 0.43 0.36
5. Splicing 4 -4.58 -5.8 -4.55 -5.09 0.51 1.25 0.88
6. Splicing 5 -4.58 -5.24 -4.55 -5.66 1.08 0.69 0.885
7. Splicing 6 -4.58 -5.68 -4.55 -4.83 0.25 1.13 0.69
7. ANALISA DATA
Percobaan dilakukan menggunakan router Aclatel Lucent SAR 7705 untuk menguji
tingkat redaman pada komunikasi fiber optik. Fiber optik digunakan sebagai backbone jalur
transmisi antara dua router. Pada percobaan kali ini diberikan variabel bebas berupa tujuh
buah kabel dengan kondisi yang berbeda.
Berdasarkan data hasil percobaan, tingkat redaman yang terjadi dapat diukur dengan
menggunakan selisih antara daya yang terkirim dan daya yang diterima. Sebagai contoh,
daya yang dikirim pada Router 1 merupakan daya Tx, sedangkan daya yang diterima pada
Router 2 merupakan daya Rx, berlaku sebaliknya, daya yang dikirim pada Router 2
merupakan daya Tx, sedangkan daya yang diterima pada Router 2 merupakan daya Rx.
Hasil percobaan menunjukkan nilai redaman yang berbeda pada setiap kabel yang
digunakan, hal tersebut dipengaruhi oleh kualitas sambungan pada fisik kabel fiber optik.
Kabel yang tidak terdapat sambungan pada fisiknya, akan menghasilkan redaman yang
rendah apabila digunakan sebagai media transmisi, begitupun kabel yang sambungannya
kurang baik, maka saat digunakan sebagai media transmisi berpotensi akan mengakibatkan
banyak kehilangan data. Pada data hasil percobaan dapat dilihat pula bahwa pada pengujian
kali ini besaran daya yang dibutuhkan untuk melakukan transmisi adalah relative tetap,
router 1 menggunakan daya sebesar -4,58 dBm untuk mengirimkan data, sedangkan router 2
menggunakan daya sebesar 4,55 dBm.
Pada percobaan ini, kabel splicing 1 menunjukkan hasil yang kontras dibandingkan
dengan kabel yang lain. Pengujian yang dimulai dengan melakukan ping antar IP pada router
menggunakan transmisi kabel ini menunjukkan hasil no route to destination, hasil tersebut
menunjukkan bahwa antara router 1 dan router 2 tidak terjadi proses transmisi data, sehingga
ketika dilakukan pengujian pada sisi redaman, maka redaman yang terjadi sangatlah besar
dengan nilai diluar toleransi.

8. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Tujuh buah kabel yang digunakan sebagai backbone jalur transmisi antara dua router
mempunyai kualitas yang berbeda.
2) Jumlah dan tingkat kualitas sambungan pada fisik kabel fiber optic akan
memperngaruhi besarnya nilai redaman.
3) Semakin banyak sambungan dan semakin buruk kualitas sambungan pada fisik fiber
optik akan berpotensi mengakibatkan banyak kehilangan data saat proses transmisi.
4) Nilai redaman dapat dihitung menggunakan selisih antara daya yang diterima dan
daya yang dikirim.
5) Besar daya yang digunakan untuk melakukan pengiriman data (Tx) pada percobaan
ini adalah konstan pada satu router, namun berbeda dengan router yang lain.

You might also like