Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
-1-
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara $era
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I
Kernenterian Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 201 1;
NflENfiUTU$KAN;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
4. Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak
jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang
milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api,
termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas kereta api.
'ft ''
6. Sarana perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat
bergerak dijalan rel.
o
\r. Penyelenggara prasarana perkeretaapian adalah pihak yang
menyelen ggarakan prasarana perkeretaapian.
BAB II
Pasal 2
(2) Peraturan ini bertujuan agar jalur kereta api yang dibangun
dan digunakan berfungsi sesuai peruntukannya dan memiliki
tingkat keandalan yang tinggi, mudah dirawat dan
dioperasikan.
-$-.
BAB III
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal I
(1) Persyaratan teknis jalur kereta api sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 terdiri atas:
'4'
(2, Persyaratan sistem dan komponen jalur kereta api
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b,
meliputi:
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Jalur kereta api yang ada saat ini tetap dapat dioperasikan dan
menyesuaikan berdasarkan ketersediaan lahan, peningkatan
permintaan jasa angkutan kereta api.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Pasal 1 1
Pasal 12
-$- /
foat. setiap.olang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
lndonesia.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 23 Nopember 2A1Z
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
E.E MANGINDAAN
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 7 Maret 2013
nd
AMIR SYAMSUDIN
IS, SH. MM
a Utama Madya
1 9630220 1 98903
-$-'
Lampiran Feraturan fflenteri Perhubungan
Nomcr : PM.60 TAHUN 2912
Tanggal : 23 Hovernber 2012
1. UMUM
Maksud
Peraturan ini dimaksudkan sebagai pedoman teknis bagi
penyelenggara prasarana perkeretaapian dalam pembangunan jalur
kereta apiyang menjamin keselamatan dan keamanan.
Tujuan
Peraturan ini bertujuan agar jalur kereta api yang dibangun dan
digunakan berfungsi sesuai peruntukannya dan memiliki tingkat
keandalan yang tinggi, mudah dirawat dan dioperasikan.
-{:
E
1,2.4 Persyaratan Sistem
Persyaratan sistem merupakan kondisi yang harus dipenuhi untuk
berfungsinya suatu sistem.
1,2.5 Persyaratan Komponen
Persyaratan Komponen merupakan spesifikasi teknis yang harus
dipenuhi setiap komponen sebagai bagian dari suatu sistem.
a. Kecepatan Rencana
c'i ryY
Vrunrrna-cx
rrul
3. Untuk pereftcanaan jari * jari lengkung reralihan
Vrrnrrna = V*rx*
-ti-
b. Kecepatian Maksimum
Kecepatan maksimurn adalah kecepatan tertinggi yang diijinkan
untuk operasi suatu rangkaian kereta pada lintas tertentu.
c. Kecepatan Operasi
Kecepatan operasi adalah kecepatan rata-rata pada petak jalan
tertentu.
d. Kecepatan Komersial
Kecepatan komersial kecepatan nata-rata kereta api sebagai hasil
pembagian jarak tempuh dengan waktu tempuh.
Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu
gandar.
Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas jalur
maksimum sebesar 18 ton.
Beban gandar untuk lebar jalan rel 1435 mm pada semua kelas jalur
maksimum sebesar 22,5 ton.
Beton Elastis
> 20.106 120 18 R.60/R.54 30 60
60 Ganda
Betor/KayulBaja Elastis
fit 5.106- 10.106 100 18 R.54/R.50/R.42 30 40
60 Ganda
Beton/KayulBaja Elastis
IV
2,5.106 - g0 18 R.54/R.50/R.42 Ganda/ 25 40
5.1 06 60 Tunggal
Kayu/Baja Elastis
V < 2.5.1 06 80 18 R.42 25 35
60 Tunggal
'9'
b. Lebar Jalan Rel 1435 mm
Beton Elastis
> 20.106 160 22,5 R.60 30 60
60 Ganda
Beton
il
10.106 - 140 22,5 R.60
Elastis
30 50
20.106 60 Ganda
Beton Elastis
ilt s.t 06- 1 0.1 06 120 22,5 R.60/R.54 30 40
6S Ganda
Beton Elastis
IV < 5.1 06 100 22,5 R.601R"54 30 40
60 Ganda
2.1 UMUM
-1S-
2,3.2 Pengalokasian Ruang untuk Pengoperasian
1. ruang bebas;
2. ruang bangun.
b. Ruang bebas adalah ruang di atas jalan rel yang senantiasa harus
bebas dari segala rintangan dan benda penghalang; ruang ini
disediakan untuk lalu lintas rangkaian kereta api. Ukuran ruang
bebas untuk jalur tunggal dan jalur ganda, baik pada bagian lintas
yang lurus maupun yang melengkung, untuk lintas elektrifikasidan
non elektrifikasi, adalah seperti yang tertera pada Gambar 1-1,
Gambar 1-2, Gambar 1-3, Gambar 1-4, Gambar 1-5, Gambar 1-6,
Gambar 1-7 dan Gambar 1-8 pada Lampiran.
d. Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1
meter sampai 3,55 meter. Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan
sebagai berikut:
Lebar..falan Rel
1067 mm dan 1435 mm
$egmen Jalur
Jalur Lengkung
Jalurr Lurus
R<90$
R s 300, minimal 2.55 rn
rninimal 2,35 m di kiri
Lintas Bebas R > 300, minimal 2,45 m
kanan as jalan rel
di kiri kanan as jalan rel
minimal 1,95 m di kiri minimal 2,35 m di kiri
Emplasemen
kanan as jalan rel kanan as jalan rel
Jembatan, 2,15 m di kiri kanan as 2,15 rn di kiri kanan as
Terowongan jalan rel jalan rel
-*1 r
3. PERSYARATAhI TEKNIS JALUR KERETA API
e. Sistem jalan rel terdiri dari konstruksi bagian atas dan konstruksi
bagian bawah.
1. Persyaratan geometri;
2. Persyaratan ruang bebas;
3. Persyaratan beban gandar;dan
4. Persyaratan frckuensi
a. Percyaratan Umum
-*2-
2. Persyaratan geometriyang wajib dipenuhi persyaraian:
a) lebarjalan rel;
b) kelandaian;
c) lengkung;
d) pelebaran jalan rel; dan.
e) peninggian rel.
b. Lebar Jalan Rel
1. Lebar jalan relterdiri dari 1067 mm dan 1435 mm. Lebar jalan
rel merupakan jarak minimum kedua sisi kepala rel yang
diukur pada 0-14 mm dibawah permukaan teratas rel, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2-1dan Gambar 2-2;
c. Kelandaian
a/a,
5 25
-te-
6. Apabila di suatu kelandaian terdapat lengkung atau
terowongan, maka kelandaian dilengkung atau terowongan itu
harus dikurangi sehingga jumlah tahanannya tetap.
d. Lengkung Vertikal
ten$kun$ Vertikaftml
Lebih besar dari 100 8000
Sampai 100 6000
e, Lengkung Horizontal
Kecepatan
,',:,."
Jf,ii t'*Teii,'fii ilifiu ffi' "'
,,RgncfiflE., fg.flg kungl' ling ka rail,,,,.,
.',.
't4-
2. Lengkung -peralihan adalah suatu lengkung dengan jari-jari
yang berubah beraturan. Lengkung peralihan dipakai sebagai
peralihan antara bagian yang lurus dan bagian lingkaran dan
sebagai peralihan antara dua jari-jari lingkaran yang berbeda.
Lengkung peralihan dipergunakan pada jari-jari lengkung yang
relatif kecil, seperti terlihat pada Tabel 3-9.
Ln=0,A1 hV
Ln= panjang minimum lengkung {m)
H= pertinggian relatif antara dua bagian yang
dihubungkan {mm)
V= kecepatan rencana untuk tengkung peralihan
{km$am}
5. Besar perlebaran jalan rel dengan lebar jalan rel 1435 rnm
untuk berbagai jari-jari tikungan adalah seperti yang tercantum
dalarn Tabel 3-5.
't5'
Tabel 3-4 Pelebaran Jalagr Rel Untuk 1067 rnm
J:ari''*.Jari Tikun$An (fiI}' ,
,Felebaffi'{mm}.
R>600 0
550<Rs600 5
400<R<550 10
350<R<400 15
100<Rs350 2A
1. Pada lengkungan, elevasi rel luar dibuat lebih tinggi dari pada
rel dalam untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang dialami
oleh rangkaian kereta.
-?6-
Tabel 3-6 Peninggian Jalan Rel {067 rnm
h no*u! : 5,gs |
"t,Y:!'-'?
Jefi - Jan
5. Besar peninggian normal untuk lebar jalan rel 1435 rnm pada
berbagai kecepatan rencana tercanturn pada Tabel 3-T .
'*7 -
Tabel 3-7 Peninggian Jalan Rel 1435 mm
hnor*"t :B ,1*W
JAn - Jan
Jari-Jari
':.
Peninggian (rnml Pada Setiap Kecepatan Rencana (km/jam|
'{rn},, , rs0 14t0 130 {20 ''ll0 ,r100 g{} 80 78 60
100
150
200 150
250 128
300 135 100
350 150 115 B5
400 130 100 75
450 150 12A g0 65
500 135 105 BO 60
550 150 QA 95 75 55
600 135 110 g0 7A 50
650 125 105 80 65 45
700 145 124 95 75 60 45
754 135 110 g0 7A 55 4A
800 150 125 105 85 65 50 40
850 140 124 100 80 65 50 35
900 130 1ffi g0 75 s0 45 35
950 145 125 105 g0 70 55 45 35
1 000 14A 124 100 85 7A 55 40 30
1 100 145 125 1ffi 90 75 60 50 4A 30
12AA 135 115 100 85 7A 55 45 35 25
1 300 145 125 110 g0 80 65 55 40 35 25
1400 150 135 115 100 85 75 60 50 40 30 25
1 500 140 125 110 g5 80 7A 55 45 35 30 2A
1 600 130 115 100 90 75 65 55 45 35 25 2A
17AA 125 110 95 B5 7A 60 50 40 35 25 2A
1 800 12.4 105 g0 80 65 55 45 4A 30 25 20
1 900 110 100 B5 75 65 55 45 35 30 25 20
2000 105 95 80 7A 60 50 45 35 30 2A 15
2500 85 75 65 55 50 40 35 30 25 28 15
3000 70 65 55 50 4A 35 30 25 20 15 10
3500 60 55 50 4A 35 30 25 2A 15 15 10
4000 55 50 4A 35 30 25 25 2A 15 10 10
-'lS -
3.1 .{,3 Penampang Melintang Jalan Rel
Penampang melintang jalan rel adalah potongan pada jalan rel,
dengan arah tegak lurus sumbu jalan rel, dimana terlihat bagian-
bagian dan ukuran-ukuran jalan rel dalam arah melintang.
Lebar formasi badan jalan (tidak termasuk parit tepi) adalah jarak
dari sumbu ialan rel ke tepi terluar formasi badan jalan. Jarak ini
harus diambil lebih besar dari yang ditunjukkan pada tabel berikut:
12A km{am dan 110 km/jam jalur 315 {3oo} 4?:6 {3s6)
100 km/jam jalur 2e5 t285) 3s6 t366)
90 km/jam jalur 285 {275} 366 {336)
80 km/jam jalur 250 (240) 335 (305)
-r$ -
(b) Penampang RelGanda
y=3,35C
Dimana, y: Besarnya pelebaran (mm), satuan pelebaran
adalah 50 mm
C: Peninggian relyang tersedia (mm)
4. Lebar badan jalan rel untuk jalur belok (siding tnck) harus
lebih besar dari yang ditunjukkan pada tabel 3.8. di atas, untuk
kecepatan kurang dari70 km/jam.
c. KonstruksiBadan Jalan
-2$-
2. Stabilitas lereng badan " jalan dinyatakan dengan faktor
keamanan {FK) yang mengacu pada kekuatan geser tanah di
lereng tersebut, sekurang-kurangnya sebesar 1,5 untuk beban
statis dan sekurang-kurangnya 1,1 untuk beban gempa.
Berm
-l;,d'".
EI Ketebalan Balas
ol
1:1,5 ^-
tol
Berm E
O. I
--\ ..\
\ (o
1:1,8 * E
O
'mr
4, Lapis dasar (subgrade) harus miring ke arah luar sebesar \a/o.
5. Jika penurunan sisa {residuat seff/e ment} tanah dasar akibat
pembebanan timbunan dan beban di atas tirnbunan lebih
besar dari 20 cm, maka tanah dasar tersebut harus diperbaiki.
7. Bila tinggi tirnbunan lebih besar dari 6.00 m, maka untuk setiap
ketinggian 6.00 m harus dibuat "berm" $elebar 1,50 m,
-22 -
f. KonstruksiBadan Jalan Pada Daerah Galian
1. Bila badan jalan pada galian atau tanah asli, maka jenis tanah
dasar tersebut tidak boleh termasuk klasifikasi tanah tidak
stabilikestabilan rendah.
h. ProteksiLereng
-2a. -
4. Dalam hal jalur ganda; diperlukan saluran di antara dua jalur
(parit-U atau French Drainj dan drainase melintang.
3.'1.2.1 Umum
a. badan jalan;
b. subbalas;
c. balas;
d, bantalan;
e. alat psnambat;
f. rel; dan
g. wesel.
1. tanah dasar;
2. tanah timbunan; dan
3" lapis dasar {subgrade).
^24'
2. Daya'dukung tanah dasar yang ditentukan dengan metoda
tertentu, seperti ASTM D 1196 (Uji beban plat dengan
menggunakan plat dukung berdiameter 30 cm) harus tidak
boleh kurang dari 70 MN/m2 pada permukaan tanah pondasi
daerah galian. Apabila nilai Keo kurang dari 70 MN/m2, maka
tanah pondasi harus diperbaikidengan metode yang sesuai.
5. Dalam hal lapis dasar ini terletak pada tanah asli atau tanah
galian, maka diperlukan lapisan drainase yang harus diatur
sebagairnana diperlukan, Ketebalan standar untuk lapisan
drainase sekurang-kurangnya 1 5 cm.
'26'
6. Ketebalan minimum lapis dasar haruslah 30 crn untuk
mencegah terjadinya mud pumping akibat terjadinya
perubahan pada tanah isian atau tanah pondasi. Lebar lapis
dasar haruslah sarna dengan lebar badan jalan. Dan lapis
dasar juga harus memiliki kemiringan sebesar 5% ke arah
bagian luar.
Presentase Lolos
Standar Saringan ASTM
(%)
2Yz" 100
Yn" 55 - 100
No. 4 25-95
No. 40 5-35
No. 200 0 - 10
c. Sub-balas harus memenuhi persyaratan berikut:
-ffi-
3.{ .2.3.2 Balas
a. Lapisan balas pada dasarnya adalah terusan dari lapisan tanah
dasar, dan terletak di daerah yang mengalarni konsentrasi
tegangan yang terbesar akibat lalu lintas kereta pada jalan rel,
oleh karena itu material pembentuknya harus sangat terpilih.
c. Kemiringan lereng lapisan balas atas tidak boleh lebih curam dari
1 :2.
3.1.2.4 Bantalan
-YI -
2) Untuk lebar jalan rel 1435 mm dengan kuat tekan karakteristik
beton tidak kurang dari 600 kglcm2, dan mutu bda prategang
dengan tegangan putus (fensile strength) minimum sebesar
..l
6.876 kglcm2 (1.655 MPa). Bsntalan beton harus marnpu
memikul momen minirnum sesuai dengan desain beban
gandar dan kecepatan
a)
l*ffffi:ilfi067*3;;r
nn
b) Untuk lebar jalan rel 1435 mrn:
Panjang '- 2.440 mm untuk
beban gandar
sannpai dengan
22,5 ton;
2.74A mrn untuk
beban gandar di
atas 22,5 ton
- Lebar maksimum 330 mrn
- Tinggi di bawah dudukan rel 22A mrn
A
ct. Alat penambat harus mampu menjaga kedudukan kedua rel agar
tetap dan kokoh berada di atas bantalan.
-29-
c. Pelat landas harus mampu memikul beban yang ada dengan
ukuran sesuaijenis rel yang digunakan.
Carbon : 0.15-0.30%
Silicon : 0.35% max
Mangaanese : 0.40 - 0.80o/o
Phospor : 0.050% max
Sulphur : 0.05%
d. nias rei (aii patii dapat terbuai dari bahan High Densiiy Poiy
Ethylene (HDPE) dan karet (Rubber) atau Poly Urethane (PUI.
1. Merek dagang;
2. ldentitas pabrik pembuat;
3. Nomor komponen (paft numbefl;
A Dr ra annks larakhir tnhr rn nradr rkri
'2$ '
c. Pelat sambung harus mempunyai komposisi kimia sebagai
berikut:
a/&
JENI$ KOft/tPOStSt KtftfltA ,
Pelat sambung c Si Mn P $
R-42 a4-0.55 0.40 max 0.55 - 1.00 0.040 max 0.045 max
R-50 04-0.55 0.40 ffiax 0.55 - 1 00 0.040 max 0.S45 ffiax
R-54 0"4 - 0"55 0-40 tnax. 0.55 - 1-00 0"040 max" 0"045 ffiax
R-60 0.4 - 0.55 0.40 max 0 55 - 1.00 0.040 rnax 0.045 max
e. Komposisi kimia mur, baut dan ring pegas pada pelat sambung
terdiridari:
olo
Nama Komposisi Kimia,
JIS UIC
BaranE
' c $i IUIn P** $*"* Cr
SC 44A 0.38 - 0.60 -
Baut -u.Elu
,fr A?t 0.15-0.30 '0:BO- 0.030 0.030 0.9 - 1.2
srs 41"04
Mur
s40c-s53c 0.60 -
o.42-Q.48 0.15-0.35 0,030 0.035
Jrs-G4501 0.90
SWRH
Ring
"Pegas 62A-82B o59-0-86 0.15-0.35 0.30-0.90 0.040 Q.040
Jrs G-3506
SWRH
Cincin
Fegas
624-82B 0.59-0.86 0.15-0.35 0.30-0.90 0.040 0.040
Jts G-3506
'SS '
3.1 .2.7 Rel
- 3'ol -
3.1,2.S Wesel
Jatrur Lurus i
Rel Lantak
3. celah antara ridah dan rer rantak harus kurang dari 3 mm.
4. celah antara lidah wesel dan rel lantak pada posisi terbuka
tidak boleh kurang dari 125 mm.
5. celah (gap) antara rer rantak dan rer paksa pada ujung jarum
34 mm.
-32'
6. Jarak antara jarum dan rel paksa {check rail) untuk lebar jalan
rel 1067 mm:
1. jembatan baja;
2. jembatan beton;
3. jembatan komposit.
b. Tipe jembatan baja secara umum dibagi empat kelompok
sebagaimana tersebut dalam Tabel 3-10:
l-)indinn
rr rf rv.r rl' Galaner
\rYrHv-r
flindinn
y rr rvrr rlf $?=nnlra
r lYrl lvrLY f)indinn
vlr rurrr rv
1. beban gandar;
2. lendutan;
3. stabilitaskonstruksi; dan
4. ruang bebas.
e. Beban gandar yang digunakan sebagai dasar perencanaan harus
J----- t-t--gt.-^::-t..---- l-- L-L-.- a--L---- J-l
$gsuat
---.--: utrf tgail KtitsiltKa$tJatuilrya tlail ueuatI [E]uusiil ualr lrataila
------
-33-
f. Pembebanan yang digunakan dalarn perencanaan struktur:
a) beban rnati;
b) beban hidup;
c) beban kejut;
d) beban horizontal:
(1) beban sentrifugal;
(2) beban lateral kereta;
(3) beban rem dan traksi;
(4) beban rel panjang longitudinal.
e) beban angtn;
f) beban gempa;
g) beban air;
h) beban tanah aktif.
a) perubahan temperatur;
b) pemuaian, penyusutan danlatau rangkak dari beton;
c) penurunan;
d) dan lain-lain.
3. Beban Fu{aii
4. Beban Hidup
Beban hidup yang digunakan adalah beban gandar terbesar
sesuai rencana sarana perkeretaapian yans dioperasikan #au
skema dari rencana muatan.
Untuk beban gandar sampai dengan 18 ton dapat digunakan
skema rencana muatan 1921 (RM 21) sebagaimana tersebut
dalam Tabel 3-12.
Untuk beban gandar lebih besar dari 18 ton, rencana muatan
disesuaikan dengan kebutuhan tekanan gandar.
-34-
Tabel 3-12 $kerfia Pembebanan Rencana ffiuatan {92{ {R$JI zfl
r<--- 1920m --
I
l+ _J,___
l2
\--.YJ
_
*l
l2
Jumlah 24 ton atau 5 torlm
q'.-,:-- l.---|- :4. -^1-1.. ljl:l-j- L^-: L^-:^- -.^-- L^-.- l:L:!--- 1.^1-.-+----,- ---lj-- L--L^L^-,^
u6@l Aels.d lu sclaru uulNu --L:----
sGlB{.gd @t'1 ua6rdt r@6 qrui6{5 Gtuaiad]a.
rdrti Pdia
^tkd[lJd
Jika ada 6 atau 7 gandar yang dapat tempat dalam hitungarmya, maka beratnya muatan gandar harus ditambah
sampai l5ton.
Jika hanya ada 5 gandar yang dapat tempat dalam hitungannya, maka beratnya muatan gandar harus ditambah
sampai 17 ton.
t_20 I1.20 11.20 lt.It]
17 17 17 17
I I; 17 ton
Jika hanya ada 3 gandar yang dapat tempat dalam hitungannya" maka berataya muatan gandar harus ditambah
sampai 18 ton.
Jika haaya ada 2 gandaryang dapat tempat dalam hifungannya, maka beratnya muatan gandar harus ditambah
sampai 19 ton
Jika hanya ada 1 ga.dar yang dapat tempat dalam hitungannya, maka beratnya muatan gandar barus ditambah
samJni 20 ton.
.T
I
I
v
20 ton
Da:i rencana-relcala Elriatr-r te.rsel,.ut- selalu vans dinilih itrr rencanq vano rcndqmtannvs rolinq lprhahewe hsoi
yaag dihitrmgnya.
-3S-
5. Beban Kejut (i)
6. Beban Horizontal
a) Beban $entrifugal
Beban sentrifugal diperoleh dengan mengalikan faktor n
terhadap beban kereta. Beban bekerja pada pusat gaya
berat kereta pada arah tegak lurus rel secara horisontal.
V2
ff=
l'r'7 I)
Lh T IL
Lp Lp Ln
I
-3-
c) Beban Pengereman dan Traksi
7. Beban Angin
8. Beban Gempa
9. Kombinasi Pembebanan
g. Lendutan
-s?-
Tabel 3-13 Koefisien Lendutan frIaksimum Jembatan Baja
Jenis Rangka
Gelagar
Batans
$eluruh
Jenis Kereta L (m) L<50 L>50
Rangka
Lokomotif L/BOO L/700 L I 1000
v < 100 11700
Kereta Listrik V 100 < v <
dan/atau
L/80CI 11700
130
Kereta (km/h
lt\t\ z
IL'L' \ -lr V >
130
L f 1100 L/900
I 1t<mljam)
Kereta
Penumpang
dan Kereta L/800 L/B5O L/700
Diesel
Untuk Dua Kecepatan 100 < v <
Rangkaian Maksimum 130
Lf1000 I L/1100 I L/900
atau Lebih V (kmfjarn)
L I 1300 L 1 1200
h. $tabilitas
-3S-
2." Stabilitas konstruksi untuk jembatan bagian bawah adalah
kapasitas daya dukung tanah dan kekuatan konstruksi yang
diperhitungkan dari jurnlah kombinasi pembebanan yang terdiri
cari beban-beban vertikai jembaian bagian atas, beban
horisontal (gempa, angin, tekanan tanah, tekanan air), dan
momen guling.
-39-
2. Material tumpuan atau perletakan (bearing) pada abutment
dan pilar dapat berupa e/asfo mer polyetelin atau bahan
lainnya.
3. Persyaratan maieriai uniuk eiasfo{ner p*iyeieiin harus
mengacu pada spesifikasi A$TM.
4, Material baja prestressed harus mernenuhi per$yaratan ASTM"
5. Tegangan yang terjadi pada kawat prestressed harus lebih
kecii ciaripacia tegangan yang ciiijinkarl.
A
\rt . Konstruksi jembatan bagian atas dengan komposit paling sedikit
harus memenuhi persyaratan berikut;
1. Persyaratan beton oada jembatan komposit harus rnengikuti
ketentuan yang ditetapkan pada jembatan beton.
2. Persyaratan baja pada jembatan komposit harus mengikuti
ketentuan yang ditetapkan pada jembatan baja"
e
v. llatarial
rrrsrvrrqr {rrmnrran
rqrrrysqrr afarr
gtsq mrlalaLan (haorina\ nar{a ahrr{man{
yvtrvlgt\qrr \vvgarrrlt,/' lssvs sv93aarv,tt
dan pilar dapat berupa elastamer polyetelin atau bahan
lainnya. Persyaratan material untuk elastamer polyetelin harus
mengacu pada ASTM.
4. Konektor geser (shear cannecioq ciapat benungsi sepenuhnya
sebagai sarana pengikat material pembentuk kornposit
menjadi satu kesatuan. Persyaratan material untuk shear
cannectarharus mengacu pada ASTM.
-4S-
i. Konstruksi pelindung jembatan- harus memenuhi persyaratan
berikut:
- {,rt -
e. Geometri terowongan harus mempertimbangkan geometri jalan rel
dan drainase dengan kelandaian jalan rel dalam terowongan
sekurang-kurangnya 1 9fu .
:r-
v. !--\indinrr nalonic 4ormernlraa6
yilrurry [arrrc lear{an ait Udaii
Aaa jifr.C
iil.a aii.jai
aAa
lJerqlJrc lvlvtrvrav<rai iar.ls- nGrjqp eii
kebocoran masih diijinkan dengan laju kebocoran (leakage)
tidak boleh melampaui 0,2 llm2lhari.
*&2 -
3.3.2 Persyaratan Komponen .
-4 -
2. Kekuatan baut batuan diperhitungkan berdasarkan kebutuhan
beban penyanggaan.
3. Baut batuan dilengkapi dengan pelat tumpu (beaing plat{
uniuk menyaiurkan gaya ciari baut ke beton tembok sehingga
merupakan satu kesatuan penyangga.
4. Mutu baut batuan sekurang-kurangnya mempunyai kekuatan
tarik 200 kN atau spesifikasiASTM.
1. Lining;
2. inveri.
b. Fasilitas pendukung terowongan sekurang-kurangnya :
-ffi-
LAMPIRAN GAIbTSAR
,I
. G&MEAR RUANG BEBAS
I
{.950
+R
TAS IV
* 6.$,
+ $.Q
ALIRAN ATAS TERTIf\IGG
t 5-q{ ln
.U
TAS iti
* 4-8r
+ tr-7
A tAa tt
t
+.
TAS I
PERSTIJ TINGGI
, 1.950
; PERON REFjNAH
I
*-- "---
r_950
ts
t-1-099
+ 9.750_
+ 0.ii50
+n?nn
K.R. 0,000
Keterangan:
Batas I
= Untukjembatan dengan kecepatan sampai60 kmijam
Batas ll
= untuk 'viaduk' dan terowongan dengan kecepatan sampai
60kmljam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan.
Batas lll
= Untuk 'viaduK baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan
jembatan
Baias iV = iJniuk iintas kereia iisirik
Gambar 1-1 Ruang Bebas Lebar Rel {067 mm Pada Bagian Lurus
-45-
ALIRAf{ ATA$ TERTIN "l
:
Ar tclntt ta
FxLIe\tatl A'r,1e ttnElftt/tt
I faa.F rT\.rf\lvlnr- {
I
i-^
ucu
ATA$ III
ATAS II
ATAS I
K,R. tl.B6g
Keterangan:
Batas I= Untuk jembatan dengan kecepatan sampai60 km/jam
Batas ll
= untuk 'ViaduK dan terowongan dengan kecepatan sampai
60kmljam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan.
Batas lll
= Untuk 'viaduk' baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan
jembatan
Batas iV = Untuk iirnas kereta iistrik
Gambar 1-2 Ruang Bebas Lebar Rel {435 mm Pada Bagian Lurus
-46-
1.4'iF8
t.$75
1.475
rAI'A
*r { 6i5t
lrrtiurU
KR + 0.008 +
Keterangan :
Batas ruang bebas pada lintas lurus dan pada bagian lengkungan
el+t^...^.+
u(;lrgcllI l^-l l^-i
Jcilt -Jcill fr. f)nt1r^l *
tJvuu ilt.
Batas ruang bebas pada lengkungan d*ngan jari - jari 30S sampai
dengan 3000 m.
Gambar {-3 Ruang Bebas Lebar Jalan Rel 1067 mm pada Lengkungan
-#F -
1.475
,l.375
1,475
KR + 0,009
Keterangan :
Batas ruang bebas pada lintas lurus dan pada bagian lengkungan
-l^--^^lgail ;^i
!^i { onnn
uitl - Jdil / ovuu t- t i,
J1il
Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari- jari 300 sampai
dengan 3000 m.
Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari - jari < 300 m.
Gambar 1-4 Ruang Bebas Lebar Jalan Rel 1435 mm Pada Lengkungan
-4S-
@4.08s@
1.ficfi --*1
-4S -
+ J.OAU
tt
rl
I I
I
1.s50 1.950
-4.G0S
KR + o.saa
=-tq'9{o-
l+- 1.062 ---*t l*-i.o6z---+l
Gambar 16 Ruang Bebas Lebar Rel 14ii5 mm Pada Jalur Lurus Untuk Jalur
Ganda
-sdl-
-r
[+.t.oer
II'
4
--r---'-tt' I
i
Gambar {-7 Ruang Bebas Lebar Rel 1067 mm Pada Lengkungan Untuk
Jalur Ganda
,s'l r
I
r--tr-!Itr e
I-s-
T
t.+t
I
s4 I
-l- I
I
I
- -
Gambar {-8 Ruang Bebas Lebar Rel {4i}5 mm Pada Lengkungan Untuk
Jalur Ganda
-6e-
2, GAMBAR LEBAR JALAN REL
* SS'
3. GAMBAR PEHAftIPANG ffi ELINTANG
EI
a ***- F@* . * a.-**e|
l?anhar
s.lllllrctl 1l- { Dancqnrna
rr- I r sltqllll,.rlll' llalin*ana
ItlElalai,ciiig lalar RGa faii.iai
rrciaciai Etal Etrrla Elaaian
EiaiuiAii ILiiiiiei
"r"a
{Lebar Jalan Rel {435 mm}
'S4'
q,
I
;
l'l
,4;*-*b**FFK**b***H
Ballast
Sub-Ballasl
Max. { : 1.5
KELAS V Maks d1 b c k1 d2 e k2
JALAN {krnljam} {cm} (cm) {cm} {cm} {cm} {crn} {cm}
I 120 30 150 235 265 15 - 50 25 375
lt 1ffi 30 150 235 265 15 - 50 25 375
ilt 100 30 MA 225 24A 15 - 50 22 325
IV go 25 14A ?15 744 15-35 ?a 30cl
-s6-
4, GAMBAR I,JKURAN PEilAffiFAT*IG REL
71
-s$-
Gambar 4-3 Ukuran Penarnpang Rel R.54
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
E.E. MANGINDAAN
aslinya
IS. SH. MM
a Utama Madya
1 9630220 1 98903
-57 -