Professional Documents
Culture Documents
Arsitektur
Dalam bidang arsitektur, beliau juga kerap dijuluki sebagai bapak arsitektur modern
Indonesia. Salah satu penghargaan yang pernah diterimanya adalah Penghargaan Aga Khan
untuk Arsitektur[2], yang merupakan penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia
berkembang, untuk rancangan pemukiman di tepi Kali Code, Yogyakarta. Ia juga menerima
The Ruth and Ralph Erskine Fellowship pada tahun 1995, sebagai bukti dari dedikasinya
terhadap wong cilik.[3] Hasil jerih payahnya untuk mengubah perumahan miskin di sepanjang
tepi Kali Code mengangkatnya sebagai salah satu arsitek terbaik di Indonesia.[4] Menurut
Erwinthon P. Napitupulu, penulis buku tentang Romo Mangun yang akan diluncurkan pada
akhir tahun 2011, Romo Mangun termasuk dalam daftar 10 arsitek Indonesia terbaik.[4]
Politik
Perjuangannya dalam membela kaum miskin, tertindas dan terpinggirkan oleh politik dan
kepentingan para pejabat dengan "jeritan suara hati nurani" menjadikan dirinya beroposisi
selama masa pemerintahan Presiden Soeharto.[6]
Kematian
Rama Mangun meninggal pada hari Rabu, 10 Februari 1999 pukul 14:10 WIB di Rumah
Sakit St. Carolus, Jakarta, setelah terkena serangan jantung saat berbicara di Hotel Le
Meridien, Jakarta. Beliau dimakamkan di makam biara komunitasnya di Kentungan,
Yogyakarta.[7]
Pendidikan
HIS Fransiscus Xaverius, Muntilan, Magelang (1936-1943)
Biografi
Di tahun 1936, Y. B. Mangunwijaya masuk HIS Fransiscus Xaverius, Muntilan, Magelang.
Setelah tamat di tahu 1943, dia meneruskan ke ke STM Jetis, Yogyakarta, di mana dia mulai
tertarik pada Sejarah Dunia dan Filsafat. Sebelum sekolah tersebut dibubarkan setahun
kemudian, dia aktif mengikuti kingrohosi yang diadakan tentara Jepang di lapangan Balapan,
Yogyakarta. Di tahun 1945, Y. B. Mangunwijaya bergabung sebagai prajurit TKR Batalyon X
divisi III dan bertugas di asrama militer di Vrederburg, lalu di asrama militer di Kotabaru,
Yogyakarta. Dia sempat ikut dalam pertempuran di Ambarawa, Magelang, dan Mranggen.
Setahun kemudia, dia kembali melanjutkan sekolahnya di STM Jetis dan bergabung menjadi
prajurit Tentara Pelajar.
Setelah lulus pada 1947, Agresi Militer Belanda I melanda Indonesia sehingga Y. B.
Mangunwijaya kembali bergabung dalam TP Brigade XVII sebagai komandan TP Kompi
Kedu.
1948
1950
1951
1952
1953
o Melanjutkan ke Seminari Tinggi. Sekolah di Institut Filsafat dan Teologi Santo
Paulus di Kotabaru. Salah satu pengajarnya adalah Mgr. Albertus
Soegijapranata, SJ.
1959
1960
1963
1966
1967-1980
o Mulai berhubungan dengan pemuka agama lain, seperti Gus Dur dan Ibu
Gedong Bagoes Oka.
o Mulai menulis artikel untuk koran Indonesia Raya dan Kompas, tulisan-
tulisannya kebanyakan bertema: agama, kebudayaan, dan teknologi. Juga
menulis cerpen dan novel.
1975
1978
o Atas dorongan Dr. Soedjatmoko, Romo Mangun mengikuti kuliah singkat
tentang masalah kemanusiaan sebagai Fellow of Aspen Institute for
Humanistic Studies, Aspen, Colorado, AS.
1980-1986
1986-1994
1992
1994
1998 26 Mei
o Romo Mangun menjadi salah satu pembicara utama dalam aksi demonstrasi
peringatan terbunuhnya Moses Gatutkaca di Yogyakarta.
10 Februari 1999
Karya Arsitektur
Pemukiman warga tepi Kali Code, Yogyakarta
Penghargaan
Penghargaan Kincir Emas untuk penulisan cerpen dari Radio Nederland
Aga Khan Award for Architecture untuk permukiman warga pinggiran Kali Code,
Yogyakarta [www.akdn.org/agency/akaa/fifthcycle/indonesia.html]
Penghargaan arsitektur dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk tempat peziarahan
Sendangsono.
Ragawidya, 1986
Romo Rahadi, novel, 1981 (terbit dengan nama samaran Y. Wastu Wijaya)
Rara Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, novel trilogi, dimuat 1982-1987 di harian
Kompas, dibukukan 2008
Spiritualitas Baru
Tentara dan Kaum Bersenjata, 1999
Wahid, Abdurrahman. Romo Mangun Di Mata Para Sahabat. Kanisius, 1999. ISBN
979-672-431-6.
Purwatma. Romo Mangun Imam bagi Kaum Kecil. Kanisius, 2001. ISBN 979-672-
959-8.
Rahmanto, B. Y.B. Mangunwijaya: Karya dan Dunianya. Grasindo, 2001. ISBN 978-
979-96526-1-4.
Yahya, Iip D. dan Shakuntala, I.B. Romo Mangun Sahabat Kaum Duafa. Kanisius,
2005. ISBN 978-979-21-0563-6.
Referensi
1. ^ a b "Romo Mangun Dianugerahi Bintang Budaya". Kompas.com. 11
November 2010. Diakses 13 January 2012.
2. ^ (Inggris)[www.akdn.org/architecture/pdf/1117_Ind.pdf].
Pranala luar
(Indonesia) Simposium Sosok Y.B. Mangunwijaya (Kompas)