You are on page 1of 9

STUDENT PROJECT

TONSIL SEBAGAI SISTEM PERTAHANAN DI DALAM RONGGA MULUT TERHADAP


MIKROORGANISME YANG BERSIFAT PATOGEN

Anggota Kelompok :
Made Ayu Ratih Aryanita 1402405031
I Nyoman Candra Kumara 1402405032
Delanera Victoria Noak 1402405033
Gusti Ngurah Ade Sorolawe 1402405034
A. A. Ngurah Trisna Indra P. 1402405035
I Gusti Agung Ayu Anjani K. D. 1402405036
Ramanda Kusumaningrat A. V. 1402405037
I Gusti Ayu Chyntia D. 1402405038
I Gede Putra Adhi Wibawa 1402405039
Ni Made Yeni Septianing Diah 1402405040

PENDIDIKAN DOKTER GIGI


UNIVERSITAS UDAYANA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perubahan cuaca yang ekstrem akhir-akhir ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari
kita namun juga mengganggu kesehatan tubuh kita. Cuaca ekstrem menyebabkan kekebalan
tubuh menurun dan menyebabkan berbagai macam penyakit bermunculan seperti flu, batuk,
demam, dan gangguan saluran pernapasan. Pada kondisi cuaca yang seperti ini, virus,
bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain berkembang biak sangat cepat dan bisa masuk ke
dalam tubuh kita kapan saja, dimana saja, dan melalui media mana saja. Mikroorganisme
inilah yang bisa menyebabkan penyakit dalam tubuh kita, karena mikroorganisme tidak
selalu bersifat komensal dalam tubuh, tetapi dalam keadaan tertentu juga bisa menjadi
patogen penyebab sumber penyakit (Bloom & Fawcet, 1994). Penyakit merupakan
permasalahan kesehatan utama yang bisa menyerang setiap orang dari kalangan mana saja
tanpa pandang bulu, mulai dari anak-anak, orang dewasa, orang dari kalangan ekonomi
rendah, maupun dari ekonomi tinggi. Semua orang rentan terserang penyakit karena
memang penyebaran mikroorganisme patogen penyebab penyakit ini sangat luas, tidak
hanya menyebar melalui cuaca saja, tetapi juga bisa melalui makanan yang kita makan
sehari-hari ataupun melalui kontak fisik dari orang yang terinfeksi penyakit ke orang yang
lain. Untuk mengurangi resiko terserang dari penyakit, perlu adanya kekebalan tubuh yang
kuat sebagai bentuk pertahanan dari serangan mikroorganisme patogen penyebab sumber
penyakit yang menginfeksi tubuh kita.

Pada dasarnya, tubuh kita sudah dilengkapi dengan sistem kekebalan yang mujarab dalam
melawan segala bentuk mikroorganisme patogen penyebab penyakit, yang disebut dengan
sistem imun. Apabila sistem imun dalam tubuh kita dianalogikan sebagai pasukan perang,
maka sistem imun merupakan pasukan elite baris depan yang bertugas untuk menyerang dan
menghancurkan musuh, serta memberikan pertahanan bagi pasukan dibelakangnya. Seperti
itulah fungsi sistem imun yang ada pada tubuh kita, yaitu sebagai sistem pertahanan pertama
yang menjaga tubuh dan melawan serangan dari berbagai mikroorganisme patogen atau
benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Sistem imun dalam tubuh kita tersebar hampir di seluruh bagian tubuh, yang salah satunya
ada di bagian rongga mulut. Rongga mulut merupakan pintu utama masuknya benda asing
ke dalam tubuh, termasuk makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap harinya.
Padahal, makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak selalu bersih dan higienis, karena
makanan dan minuman merupakan salah satu media penyebaran mikroorganisme patogen.
Adanya tonsil di dalam rongga mulut menjadi salah satu solusi terhadap serangan
mikroorganisme patogen yang bisa kapan saja menyerang tubuh melalui rongga mulut
khususnya. Ada 3 macam tonsil yang terdapat dalam rongga mulut yaitu palatine tonsil yang
terletak pada bagian kanan dan kiri pangkal tenggorokan, lingual tonsil yang terletak pada
pangkal lidah, dan pharyngica tonsil yang terletak di dinding belakang kerongkongan
(Wibowo, 2008). Karena letaknya tersebut, banyak benda asing yang melaluinya dan bisa
menimbulkan infeksi. Disini tonsil berperan sebagai sistem pertahanan karena mengandung
sel limfosit yang bisa menahan setiap serangan mikroorganisme patogen yang masuk
melalui rongga mulut kita. Karena itu tonsil akan membesar sebagai reaksi pertahanan bila
ada infeksi (Arie, 2007). Tonsil yang membesar biasa disebut dengan amandel yang
menunjukan adanya proses peradangan atau infeksi yang berlangsung kronis dalam rongga
mulut kita (Wibowo, 2008).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa itu tonsil dan bagaimana strukturnya secara anatomi ?
1.2.2 Bagaimana struktur histologis tonsil ?
1.2.3 Bagaimana peranan tonsil hingga menjadi sistem pertahanan dalam rongga mulut ?
1.2.4 Bagaimana mekanisme kerja tonsil sebagai sistem pertahanan dalam rongga mulut?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui informasi tentang tonsil dan struktur anatominya
1.3.2 Mengetahui struktur histolgis tonsil
1.3.3 Mengetahui peranan tonsil hingga menjadi sistem pertahanan dalam rongga mulut
1.3.4 Mengetahui mekanisme kerja tonsil sebagai sistem pertahanan dalam rongga mulut

1.4 MANFAAT
1.4.1 Mendapatkan pengetahuan tentang tonsil dan struktur anatominya
1.4.2 Mendapatkan pengetahuan tentang struktur histolgis tonsil
1.4.3 Mendapatkan pengetahuan tentang peranan tonsil hingga menjadi sistem
pertahanan dalam ronga mulut
1.4.4 Mendapatkan pengetahuan tentang mekanisme kerja tonsil sebagai sistem
pertahanan dalam rongga mulut

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TONSIL DAN STRUKTUR ANATOMINYA


2.1.1 Pengertian Tonsil
Tonsil adalah kumpulan kecil dari jaringan limfoid tidak berkapsul yang terletak di sekitar
faring dalam rongga mulut. Karena terdiri dari jaringan limfoid, maka tonsil mengandung
sel limfosit yaitu limfosit B, limfosit T, dan makrofag yang berfungsi sebagai sistem
pertahanan terhadap mikroorganisme patogen penyebab penyakit yang masuk ke tubuh,
khususnya di rongga mulut (Brooker, 2009).

Secara umum tonsil memiliki fungsi sebagai :


1. Menangkap dan mengumpulkan benda asing dengan efektif
2. Tempat produksi antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma yang bersal dari diferensiasi
limfosit B.

2.1.2 Struktur Anatomi Tonsil


Tonsil memiliki panjang 2,5 cm, luasnya 1,9 cm. Di dalam tonsil terdapat jaringan-jaringan
limfoid yang memiliki kanal (saluran) yang bermuara di permukaan tonsil, muara tersebut
tampak seperti lubang-lubang cekungan yang dinamakan kripta.
Tonsil dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Palatine tonsil
Terletak pada bagian kanan dan kiri pangkal tenggorokan. Kriptanya dalam dan
berkelok-kelok, sekitar 10-12 buah.
2. Lingual tonsil
Terletak pada pangkal lidah. Kriptanya dangkal biasa disebut pleat.
3. Pharyngica tonsil
Terletak di dinding belakang kerongkongan. Berukuran kecil. Kriptanya satu di tiap
nodul limfoid.

Bersama-sama ketiga tonsil tersebut membentuk rantai pertahanan terhadap infeksi yang
dinamakan Ring of Waldeyer (Wibowo, 2008)
Dari arah ventral yaitu lingual tonsil
Dari sisi dexter dan sinister yaitu palatine tonsil
Dari arah dorsal yaitu pharyngica tonsil
Formasi ini merupakan garis pertama dari perthanan tubuh melawan serangan bakteri. Saat
tonsil terinfeksi, maka infeksi tersebut akan menyebar ke tonsil yang lain (Mitra, 1992).
(http://php.med.unsw.edu.au/medwiki/index.php?title=File:Waldeyer%27s_Ring.jpg)

2.2 STRUKTUR HISTOLOGIS TONSIL


Secara umum bila dilihat secara mikroskopis tonsil memiliki tiga komponen yaitu jaringan
ikat, jaringan interfolikuler jaringan germinativum. Jaringan ikat berupa trabekula yang
berfungsi sebagai penyokong tonsil. Trabekula merupakan perluasan kapsul tonsil ke
parenkim tonsil. Jaringan ini mengandung pembuluh darah, syaraf, saluran limfatik efferent.
Permukaan bebas tonsil ditutupi oleh epitel statified squamous. Jaringan germinativum
terletak dibagian tengah jaringan tonsil, merupakan sel induk pembentukan sel-sel limfoid.

Tonsil terbagi menjadi 3, dengan histologis yang berbeda pula tergantung letak tonsil.
1. Palatine Tonsil
Tonsil palatine terletak didalam jaringan ikat mukosa dan permukaannya dilapisi oleh
epitel berlapis pipih tak menanduk yang menyatu dengan epitel yang melapisi mulut dan
faring. Epitel ini terletak di lamina basal, dan di bawahnya terdapat lapisan tipis
jaringan ikat fibrosa. Tonsil ini memiliki cekungan-cekungan dalam, sebanyak 10-12
buah yang sering kali terdapat debris. Debris inilah yang terkadang menyebabkan bau
pada rongga mulut. Cekungan ini disebut kriptus. Tonsil ini Mempunyai nodulus
limfatikus primer dan nodulus limfatikus sekunder (dengan sentrum germinativum).
Kriptus dipisahkan dengan struktur yang berdekatan oleh kapsula jaringan ikat.

2. Faringea Tonsil
Tonsila faringea berjumlah tunggal dan terletak pada pangkal lidah dibelakang papila
sirkumvalata. Tonsil ini dibungkus oleh epitel berlapis semu. Sebagai penggantinya
kriptus, tonsil ini mempunyai lipatan-lipatan memanjang. Namun cekukakannya
dangkal, yang dinamakan pleat. Tonsil ini juga mempunyai nodulus limfatikus primer
dan nodulus limfatikus sekunder.

3. Lingualis Tonsil
Tonsil lingualis ini berukuran kecil dan mempunyai beberapa nodul limfoid di dorsal
lidah. Setiap satu kripte memiliki nodul. Permukaannya dibungkus oleh epitel berlapis
pipih tak menanduk. Tonsil ini juga mempunyai kriptus yang dalam, yang sering
mengandung debris sel. Duktus kelenjar mukosa lidah posterior sering terbuka ke dasar
kriptus ini.
(Gartner, 2012)

2.3 PERANAN TONSIL HINGGA MENJADI SISTEM PERTAHANAN DALAM


RONGGA MULUT
Tonsil dapat menjadi sistem imun dikarenakan adanya sel imunoreaktif, dimana sel
imunoreaktif pada tonsil dijumpai pada 4 area yaitu epitel sel retrikuler, area ekstrafolikular,
mantle zone pada folikel limfoid dan pusat germinal pada folikel limfoid. Setelah sel
imunoreaktif, terdapat pula limfosit. Limfosit yang di diferensiasi sehingga dapat
mengahasilkan atau memproduksi antibodi dari sel plasma yang dihasilkan oleh diferensiasi
limfosit B yang berguna untuk membunuh protein asing yang masuk secara oral maupun
secara inhalasi.limfosit terbanyak yang ditemukan dalam tonsil adalah limfosit B. Bersama-
sama dengan adenoid limfosit B berkisar 50-65% dari seluruh limfosit pada kedua organ
tersebut. Limfosit T berkisar 40% dari seluruh limfosit tonsil dan adenoid. Tonsil merupakan
jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit 0,1-0,2% dari keseluruhan limfosit tubuh
pada orang dewasa. Tonsil berfungsi mematangkan sel limfosit B dan kemudian
menyebarkan sel limfosit terstimulus menuju mukosa dan kelenjar sekretori di seluruh
tubuh. Antigen dari luar, kontak dengan permukaan tonsil akan diikat dan dibawa sel
mukosa, antigen presenting cells dendrit yang terdapat pada tonsil ke sel T di sentrum
germinativum. Kemudian sel T ini akan melepaskan mediator yang akan merangsang sel B.
Sel B membentuk imunoglobulin M pentamer diikuti oleh pembentukan Imunoglobulin G
dan Imunoglobulin A. Sebagian sel B menjadi sel memori. Imunoglobulin G dan
Imunoglobulin A secara fasif akan berdifusi ke lumen. Bila rangsangan antigen rendah akan
dihancurkan oleh makrofag. Bila konsentrasi antigen tinggi akan menimbulkan respon
proliferasi sel B pada sentrum germinativum sehingga tersensititasi terhadap antigen,
mengakibatkan terjadinya hiperplasia struktur seluler. Regulasi respon imun merupakan
fungsi limfosit T yang akan mengontrol proliferasi sel dan pembentukan Imunoglobulin.
Limfosit B dan limfosit T pada tonsil lah yang akan menjadi cikal bakalnya tonsil menjadi
sistem imun pada rongga mulut.

2.4 MEKANISME KERJA TONSIL SEBAGAI SISTEM PERTAHANAN DALAM


RONGGA MULUT
1. Langkah Pertama
Ketika antigen masuk rongga orofaring, kripte epithelium merupakan kompartemen tonsil
pertama yang bekerja. Di dalam kripte ini terdapat sel M yang tidak hanya mengangkut
antigen melewati pelindung epitel, tapi juga membentuk kompartemen kecil intraepitel
spsesifik yang juga membawa antigen asing, limfosit, dan antigen-presenting cells
(APC), seperti makrofag dan sel dendritik dalam konsentrasi tinggi.

Sel limfoid yang ditemukan di dalam kripte epithelium terutamanya disusun oleh limfosit
B dan sel T helper (CD4+). Respon imun memerlukan tambahan bantuan dari sitokin
yang berbeda. Sitokin adalah peptide yang terlibat dalam proses regulasi imun dan
terutama diproduksi di tempat stimulasi lokal antigen oleh limfosit intraepitel, sel limfoid
lain, dan sel non limfoid. Sel T intraepitel dapat memproduksi berbagai macam sitokin.
Namun, sedikit sitokin yang dapat ditemukan di kripte epithelium dan tidak ada di daerah
ekstrafolikuler. Sekitar 50-90% dari limfosit intraepitel adalah sel B dan mayoritas sel B
tersebut adalah sel memori B dewasa di dalam kripte epithelium dengan potensi antigen-
presenting yang tinggi dan memungkinkan kontak yang lebih awal antara antigen-
presenting sel B dan sel T serta menimbulkan respon antibodi sekunder yang sangat
cepat.

Beragam immunoglobulin juga diproduksi tonsil. Sekitar 82% imunosit di germinal


center memproduksi immunoglobulin D, 55% immunoglobulin M, 36% immunoglobulin
G, dan 29% immunoglobulin A. Immunoglobulin A ini merupakan komponen penting
dalam sistem imun humoral tonsil. Produksi J-chain oleh sel produksi immunoglobulin
itu krusial untuk transportasi epithelium dari polimer immunoglobulin oleh komponen
sekresi (SC) transmembran yang juga disebut reseptor immunoglobulin polimerik.
Distribusi imunosit positif J-chain dari beragam kelas immunoglobulin bergantung pada
lokalisasi sel-sel. Bagaimanapun, immunoglobulin secara pasif berpindah ke dalam
kripte.

2. Langkah Kedua
Setelah melewati kripte epithelium, antigen yang terhirup atau tertelan mencapai daerah
ekstrafolikuler atau folikel limfoid. Di daerah ekstrafolikuler, sel dendritik dewasa dan
makrofag memproses antigen dan menyerahkan antigen tersebut ke CD4 + limfosit T. Sel
T kemudian menstimulasi folikuler limfosit B sehingga berproliferasi, berpindah dari
zona gelap folikel limfoid menuju zona terang, berkembang menjadi sel memori B, dan
sel plasma yang memproduksi antibodi. Sel plasma tonsil dapat memproduksi kelima
kelas immunoglobulin yang membantu dalam melawan dan mencegah infeksi.
Selanjutnya, kontak antigen dari sel memori B di dalam folikel limfoid adalah bagian
yang penting dari respon imun sekunder. Walaupun, jumlah dari sel T di dalam folikel
limfoid terbatas, sel yang sedikit ini memiliki pengaruh yang besar untuk sel B. Sel T
mampu menghasilkan beberapa sitokin yang menghambat apoptosis sel B.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

You might also like