You are on page 1of 20

Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata

Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


P-ISSN: 0853-9340, e-ISSN: 2527-9688
Online sejak 28 Desember 2015 di: http://jurnal.ugm.ac.id/JKN
VOLUME 22 No. 2, 25 Agustus 2016 Halaman 117-136

PERAN PEMUDA DALAM MENGELOLA KAWASAN EKOWISATA


DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KETAHANAN
MASYARAKAT DESA
(Studi tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata Kandri,
Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)

Sri Haryati
PW IPPNU Jawa Tengah
Email: sriharyatitannas@gmail.com

Armaidy Armawi
Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Muhammad Supraja
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
The influence of globalization had an impact on the youth of today. Social values that became a figure of
youth had been eroded by modernization. Reality same was true in a Kandri Tourism Village was located in the
Village Kandri, Gunungpati subdistrict, Semarang. Youth who numbered about 900 only 16 youths who participated
managing ecotourism. The purpose of research were to determined the role of youth in the management of ecotourism,
and examined the implications of the management of ecotourism to the rural communities resilience
This research was qualitative descriptive exposure. The research approach used in the study was a problem
that occurs in the community. The collecting of data used observation, interview and documentation.
The results showed that youths manager had role in the management of ecotourism in the tourist village Kandri
with the indicator most prominently the way to the natural area. The shapes of youths role in this program activities
Kandri educational tour namely Farming Tour, Outbound Tour, Goa Kreo Tour, and River Tubings Tour. The role
of youth in the management of the society, especially the youth in the area of ecotourism had not run optimally.
This had implications for the management of the ecotourism area to the rural communities resilience, but it
had not run optimally. The impact had positive and negative impacts. The positive impact on the rural communities
resilience was the ability to renewed and maintained ecotourism, strengthening of social capital and the rule of law
within the citizens, as well as the independence of citizens. The negative impact was the declining ability of youth
RW III in selecting the socio-cultural values and social institutions. Therefore, the role of youth Kandri should be
increased to preserved the environment so that the sustainability of ecotourism was maintained.

Keywords: Role of youth, Ecotourism, Rural Community Resilience

ABSTRAK
Pengaruh arus globalisasi telah memberikan dampak terhadap pemuda masa kini. Nilai-nilai sosial yang
menjadi sosok pemuda telah tergerus dengan adanya modernisasi. Realita yang sama juga terjadi di sebuah Desa

117
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

Wisata Kandri yang berada di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Pemuda yang berjumlah
sekitar 900-an hanya 16 pemuda yang ikut serta mengelola kawasan ekowisata. Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui peran pemuda dalam pengelolaan kawasan ekowisata, dan mengkaji implikasi pengelolaan kawasan
ekowisata terhadap ketahanan masyarakat desa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif. Pendekatan penelitian yang
digunakan yaitu studi pada suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pengumpulan data dengan menggunakan
observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan, pemuda pengelola berperan dalam mengelola kawasan ekowisata di Desa
Wisata Kandri hanya pada indikator ekowisata yaitu perjalanan menuju kawasan alamiah. Bentuk peran tersebut
berupa program kegiatan wisata edukasi yang meliputi Wisata Nyawah, Wisata Outbond, Wisata Goa Kreo, dan
Wisata River Tubing. Peran pemuda pada pengelolaan masyarakat secara keseluruhan terutama pemuda di kawasan
ekowiata belum berjalan secara maksimal.
Pengelolaan kawasan ekowisata ini berimplikasi terhadap ketahanan masyarakat desa, akan tetapi belum
mampu berjalan secara maksimal. Pengaruh yang dihasilkan berupa pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif
pada ketahanan masyarakat desa yaitu penguatan modal sosial dan ketaatan hukum dalam diri warga, kemampuan
memperbaharui dan memelihara kawasan ekowisata, serta kemandirian warga. Pengaruh negatif yang ditimbulkan
yaitu menurunnya kemampuan pemuda RW III dalam memilih nilai-nilai sosial budaya dan kelembagaan sosial.
Oleh karenanya, peran pemuda pengelola harus ditingkatkan untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga
keberlangsungan ekowisata tetap terjaga.

Kata Kunci: Peran pemuda, Ekowisata, Ketahanan Masyarakat Desa

PENGANTAR Peranan pemuda cukup strategis


Perjalanan bangsa Indonesia tidak lepas dalam setiap gerak laju kemajuan bangsa.
dari adanya peran para pemuda. Pemuda Semangat pemuda yang dilandasi kesadaran
Indonesia senantiasa menjadi pelopor dan dan tanggung jawab terhadap kehidupan
pemimpin bangsa dalam berbagai perjuangan. bangsa merupakan kekuatan awal bagi para
Sejarah telah menunjukkan bahwa generasi pemuda. Nasionalisme yang tertanam dalam
muda senantiasa menjadi tulang punggung diri pemuda menjadi kekuatan yang sama
terciptanya kemerdekaan bangsa Indonesia. baik zaman dahulu maupun saat ini. Rasa
Salah satu Indonesianis terkemuka, Anderson kebangsaan yang tertanam akan melawan
(1991), pernah mengatakan bahwa sejarah tantangan dan rintangan yang ada demi
Indonesia adalah sejarahnya para pemuda. terwujudnya kesejahteraan bangsa.
Pernyataan ini sangat sesuai dengan sejatinya Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan
sosok pemuda. Menurut Yudohusodo (1996), moral, kontrol sosial, dan agen perubahan
pemuda merupakan calon-calon pemimpin yang dalam aspek pembangunan nasional.
dinamis, kritis dan kreatif, sekaligus sebagai Salah satu peran aktif pemuda sebagai
pembaharu yang bertanggungjawab melalui agen perubahan diwujudkan di antaranya
keikutsertaan dalam mengantarkan bangsa dengan mengembangkan kepedulian terhadap
Indonesia menjadi bangsa, pemuda memang lingkungan hidup dan kepedulian terhadap
perlu menyamakan visi, persepsi dan interpretasi masyarakat. Pengembangan kepeloporan
bersama tentang masalah-masalah yang ada pemuda dilaksanakan untuk mendorong
dan selanjutnya berusaha untuk mendekatkan kreativitas, keberanian melakukan terobosan,
serta menyamakan sikap bersama terhadap dan kecepatan mengambil keputusan sesuai
perkembangan perkembangan baru tersebut. dengan arah pembangunan nasional.

118
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
Saat ini, pemuda harus merumuskan yang telah diresmikan sebagai desa wisata
kembali strategi perjuangannya. Gerakan yang mempunyai kuantitas pemuda yang cukup
dilakukan harus memiliki dampak yang lebih banyak. Fakta yang ada, dari sekitar 900-an
dahsyat dalam perubahan sosial. Mengingat pemuda hanya 16 pemuda yang ikut serta
tantangan setiap zaman yang berbeda, tentunya mengelola kawasan ekowisata tersebut.
pendekatan serta strategi perjuangan masa Kondisi tersebut menjadi keprihatinan bagi
lalu tidak lagi relevan dengan tantangan perkembangan bangsa pada masa ini dan yang
masa kini dan masa depan (Mustaqim:2010). akan datang.
Tantangan yang dihadapi pemuda masa kini Peneliti merasa perlu mengkaji dan
yaitu bagaimana pemuda dapat mengisi menganalisis adanya fenomena yang terjadi
kemerdekaan dengan pembangunan di segala di Desa Wisata Kandri tersebut. Bagaimana
aspek kehidupan. Pemuda dituntut untuk turut proses yang melatarbelakangi adanya fakta
serta dalam pembangunan bangsa, baik bagi tersebut dapat menggambarkan hasil bentuk
pemuda yang tinggal di perkotaan maupun peran pemuda yang aktif. Adanya bentuk
pedesaan. peran yang dilakukan juga bersinggungan
Konsep di atas merupakan gambaran dengan masyarakat setempat dan lingkungan
sejatinya sosok pemuda. Realita yang terjadi sekitarnya. Hal ini sangat menarik pula untuk
saat ini, pemuda masih dalam kondisi terjajah. menganalis bagaimana pengaruhnya terhadap
Proses kelabilan dan emosional yang tinggi ketahanan masyarakat desa setempat.
dalam diri pemuda belum mampu menghadapi Beberapa hasil penelitian seperti
pengaruh arus globalisasi yang segala penelitian Rosidah (2014) tentang partisipasi
sesuatunya serba moderen, instan, dan canggih. pemuda dalam pengembangan kawasan
Adanya fasilitas yang tersedia dengan efektif ekowisata dan implikasinya terhadap
dan efesien telah merubah pola pikir pemuda. ketahanan masyarakat desa serta penelitian
Pemuda lebih termakan dengan keadaan serba Hendryantoro (2014) tentang pemberdayaan
instan. Proses tersebut telah menggerus nilai- masyarakat melalui pengembangan desa
nilai sosial yang seharusnya dilampaui oleh wisata dan implikasinya terhadap ketahanan
pemuda dalam berproses di setiap masanya. sosial budaya telah menunjukkan bahwa pada
Sifat sebagai seorang individualis menjadi dasarnya pemuda maupun masyarakat sangat
dampak yang terjadi dalam diri pemuda baik antusias berperan dan berpartisipasi dalam
pemuda di perkotaan maupun pedesaan. pengembangan desa wisata. Adapun peran dan
Kondisi tersebut mengakibatkan pemuda partisipasi tersebut disebabkan oleh berbagai
tidak lagi memperdulikan pembangunan faktor yang menjadi motivasi tersendiri, akan
di lingkungan sekitar, akan tetapi lebih tetapi dalam pelaksanaanya juga banyak
mementingkan kepentingan pribadi. kendala yang dihadapi. Untuk menindaklanjuti
Kondisi menurunnya peranan pemuda hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dalam keikutsertaan membangun lingkungan sebelumnya, maka peneliti terdorong untuk
sekitarnya juga terjadi di Kelurahan Kandri melakukan penelitian mengenai peran pemuda
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dalam mengelola kawasan ekowisata dan
Provinsi Jawa Tengah. Kelurahan Kandri implikasinya terhadap ketahanan masyarakat

119
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

desa (studi di Desa Wisata Kandri, Kelurahan Ketiga, ekowisata adalah sebagian dari
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota sustainable tourism. Sustainable tourism
Semarang, Provinsi Jawa Tengah). adalah sektor ekonomi yang lebih luas
Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) dari Ekowisata yang mencakup sektor-
mengetahui peran pemuda dalam dalam sektor pendukung kegiatan wisata yang
mengelola kawasan ekowisata di Desa Wisata meliputi wisata bahari, wisata pedesaan,
Kandri; (2) mengkaji implikasi pengelolaan wisata alam, wisata budaya, atau perjalanan
kawasan ekowisata terhadap ketahanan bisnis. Ekowisata berpijak pada tiga kaki
masyarakat desa di Desa Wisata Kandri. sekaligus, yakni wisata pedesaan, wisata alam,
Penelitian ini menggunakan beberapa landasan dan wisata budaya. (Nugroho: 2011).
teori sebagai acuan dalam pembahasan Marta Honey dalam Hakim (2004)
penelitian. Landasan teori yang digunakan memberikan kriteria-kriteria sebuah aktivitas
yaitu teori peran, pemuda ekowisata, dan ekowisata. Dalam aktivitasnya, ekowisata harus
ketahanan masyarakat desa. menjawab dan menunjukkan parameter sebagai
Pertama, menurut Soekanto (1992) peranan berikut: perjalanan ke kawasan alamiah, dampak
(role) merupakan aspek dinamis kedudukan yang ditimbulkan terhadap lingkungan rendah,
(status).Apabila seseorang melaksanakan hak membangun kepedulian terhadap lingkungan,
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya memberikan dampak keuntungan ekonomi secara
maka dia menjalankan suatu peranan.Pembedaan langsung bagi konservasi, memberikan dampak
antara kedudukan dan peranan adalah untuk keuangan dan pemberdayaan masyarakat lokal,
kepentingan ilmu pengetahuan.Pentingnya adanya penghargaan terhadap budaya setempat,
peranan adalah karena peranan mengatur mendukung hak asasi manusia dan gerakan
perilaku seseorang. Hubungan-hubungan demokrasi.
sosial yang ada dalam masyarakat merupakan Keempat, teori ketahanan masyarakat
hubungan antara peranan-peranan individu desa. Menurut Ihsan (2015) dalam buku
dalam masyarakat.Peranan diatur oleh norma- Ketahanan Masyarakat Desa disebutkan bahwa
norma yang berlaku. pembangunan ketahanan masyarakat desa
Kedua, menurut Tilaar (1974) dalam bertujuan untuk menjaga keberlangsungan
kumpulan tulisan pemuda dan perubahan hidup atau kemakmuran warga masyarakat
sosial, pemuda identik dengan pemberontak; desa. Dalam hal ini, yang dimaksud
berani tetapi pendek akal; dinamik tetapi keberlangsungan hidup adalah kemampuan
sering kali hantam kromo. Pemuda atau melakukan berbagai aktivitas oleh warga
kepemudaan juga merupakan suatu fase masyarakat desa, baik secara individu maupun
perkembangan dalam periode pertumbuhan kelompok untuk memenuhi kebutuhan materiil
biologis seseorang yang bersifat seketika, dan maupun immateriil secara terus menerus.
sekali waktu akan hilang dengan sendirinya Pencapaian tujuan tersebut dapat dilakukan
sejalan dengan hukum biologis itu sendiri. melalui upaya pembangunan atau transformasi
Keanehan keanehan masa pemuda akan kelemahan menjadi kekuatan dan segala
menghilang dengan sendirinya dalam proses potensi untuk mendorong perubahan secara
masa ke masa. berkelanjutan.

120
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
Indikator-indikator ketahanan mempunyai atraksi alam, buatan dan budaya
masyarakat desa yang menjadi acuan dalam yang cukup menarik. Atraksi alam yang dimiliki
menganalis rumusan masalah yang kedua yaitu berupa identitas hayati Bambu Krincing
juga mengacu pada Ihsan (2015) yaitu (bambusoideae) dan identitas Fauna Kera
penguatan modal sosial dan ketaatan hukum Jawa Ekor Panjang (Mocaca Fascicularis).
dalam diri warga, kemampuan memilih nilai- Atraksi alam lainnya seperti pemandangan
nilai sosial budaya dan kelembagaan sosial, alam juga dimiliki oleh Desa Wisata Kandri.
kemampuan memperbaharui, memelihara, Pemandangan alam yang terdapat pada Desa
dan mengembangkan kawasan ekowisata, dan Wisata Kandri yaitu Pemandangan Goa,
kemandirian dalam diri warga. Pemandangan Sawah dan Pemandangan
Kajian mengenai peran pemuda dalam Waduk. Atraksi buatan yang telah dibangun
mengelola kawasan ekowisata dan implikasinya di Desa Wisata Kandri yaitu pemandangan
terhadap ketahanan masyarakat desa dilakukan Waduk Jatibarang sebagai salah satu tempat
menggunakan analisis deskriptif. Peneliti daya tarik wisata. Atraksi budaya juga terdapat
melakukan analisis data kualitatif dengan di Desa Wisata Kandri. Masyarakat Kelurahan
cara berfikir induktif. Menurut Azwar (2001), Kandri sering melakukan atraksi budaya
berfikir induktif adalah proses logika yang Nyadran Desa, Sesaji Rewandra dan bermain
berangkat dari data atau fakta-fakta hasil lesung yang dilakukan pada event tahunan.
pengamatan menuju pada hubungan teori. Secara geografis kawasan ekowisata
Analisis data dilakukan terdiri dari tiga alur, Desa Wisata Kandri Kelurahan Kandri terletak
yaitu: reduksi data, display data, dan penarikan pada 7 10 Lintang Selatan (LS) dan 110 35
kesimpulan. Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah darat
245,490 Ha (BPS Kota Semarang, 2013).
PEMBAHASAN Kawasan ini terletak di Kelurahan Kandri,
Gambaran Umum Desa Wisata Kandri Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang,
Desa Wisata Kandri diresmikan pada Provinsi Jawa Tengah. Wilayah ini memilik
tanggal 21 Desember 2012. Pemerintah ketinggian 348 meter di atas permukaan air
Kota Semarang mengeluarkan SK WaliKota laut. Batas batas wilayah administratif
Semarang Nomor; 556/407/ Tanggal 21 Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati,
Desember 2012 Tentang Penetapan Kelurahan Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Kandri sebagai Desa Wisata Kota Semarang. yaitu (1). Sebelah barat berbatasan dengan
Surat Keputusan tersebut menyatakan bahwa Kelurahan Sadeng; (2). Sebelah selatan
Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati berbatasan dengan Kelurahan Cepoko; (3).
Kota Semarang sebagaimana Diktum kesatu Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan
SK WaliKota Semarang diputuskan bahwa Jatirejo; (4). Sebelah timur berbatasan dengan
Kelurahan Kandri sebagai desa wisata berbasis Kelurahan Nongkosawit dan Pongangan.
daya tarik alam dan berbasis daya tarik seni Secara administratif Kelurahan Kandri
budaya. terbagi menjadi 4 dusun. Masing-masing
Penetapan tersebut didasari pada dusun tersebut yaitu Dusun Kandri berada di
kondisi Desa Wisata Kandri yang telah RW 1, Dusun Siwarak berada di RW 2, Dusun

121
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

Talun Kacang berada di RW 3, dan Perumahan berbatu-batuan. Kondisi tersebut terdapat di


Kandri Pesona Asri berada di RW 4. Wilayah beberapa gang kecil di sekitar perumahan
yang dijadikan kawasan ekowisata yaitu warga. Secara umum, konsidi jalan raya yang
berada di Dusun Kandri, Siwarak, dan Talun dilalui wisatawan untuk menuju Kelurahan
Kacang. Secara jelas letak masing-masing Kandri sudah beraspal. Wisatawan dapat
dusun digambarkan dalam bentuk gambar 1. mudah melewati jalan baik pada saat musim
hujan maupun kemarau.
Gambar 1 Berdasarkan hasil observasi yang telah
Peta Wilayah Kelurahan Kandri
dilakukan, kondisi aksesbilitas untuk daerah
yang dijadikan kawasan ekowisata Desa
Wisata Kandri berada di daerah dataran tinggi
Kota Semarang. Lokasi kawasan tersebut
berada di sebuah Kelurahan Kandri yang
berdekatan dengan Kabupaten Semarang.
Lokasi yang dijadikan kawasan ekowisata
dapat diakses melalui jalur manapun. Akses
masuk dari jalan raya bermacam-macam
sesuai dengan lokasi wisata yang diinginkan.
Akses jalur jalan raya selamat datang Desa
Sumber : Pengelola Kawasan Ekowisata Kandri Wisata Kandri menuju wisata edukasi dan
kuliner membutuhkan waktu kurang lebih 7
Aksesbilitas menit dengan menggunakan kendaraan motor.
Aksesbilitas mencakup keseluruhan Akses masuk menuju Waduk Jatibarang dari
infrastruktur transportasi yang menghubungkan jalan raya selamat datang Waduk Jatibarang
wisatawan dari, ke dan selama di daerah membutuhkan waktu kurang lebih 4 menit
tujuan wisata (Damanik dan Webber, 2006) menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan
mulai dari darat, laut, sampai udara. Kawasan menuju Goa Kreo dari jalan raya gang masuk
ekowisata Desa Wisata Kandri memiliki Goa Kreo membutuhkan waktu 10 menit
tingkat aksesbilitas cukup baik. Hal ini dengan menggunakan kendaraan motor.
ditunjang dengan kondisi jalan menuju Desa Letak kawasan ekowisata Desa Wisata
Wisata Kandri yang sudah beraspal. Kondisi Kandri yang cukup strategis serta ditunjang
sepanjang jalan raya Kecamatan Gunungpati dengan akses yang relatif cukup baik
yang dilewati untuk menuju kawasan Desa memberikan peluang pengembangan yang
Wisata Kandri hanya saja sempit. Jalan raya sangat besar. Akses menuju kawasan tersebut
hanya muat digunakan oleh mobil yang mudah dijangkau, baik melalui jalur darat,
berpapasan. Bus dan kendaraan lainnya yang laut, dan udara.
melebihi mobil tidak dapat berpapasan di jalan Pertama, jalur darat. Kawasan Ekowisata
tersebut. Desa Wisata Kandri dapat ditempuh melalui
Kondisi jalan di dalam kawasan kelurahan jalur darat menggunakan kendaraan umum
ada beberapa yang belum di aspal dan masih angkutan maupun pribadi. Kawasan dapat

122
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
dijangkau menggunakan kendaraan roda empat Ungaran Kabupaten Semarang dari pada
dan roda dua, bahkan kendaraan besar seperti melewati jalur Kota Semarang.
bus, angkutan, dan truk dapat mengakses Kedua, jalur laut. Pelabuhan yang
jalan menuju kawasan ini. Kawasan tersebut memiliki jarak terdekat dengan kawasan
tidak menjadi jalur utama atau pantura yang Ekowisata Desa Wisata Kandri adalah
menghubungkan berbagai antar kota, sehingga pelabuhan Tanjung Mas Kota Semarang.
jalan tidak padat dan jarang dilalui kendaraan Apabila wisatawan akan berkunjung melalui
besar. jalur laut, maka harus berhenti di pelabuhan
Berikut merupakan jalur darat menuju Tanjung Mas. Wisatawan kemudian dapat
Kawasan Desa Wisata Kandri. (1). Dari melanjutkan perjalanan melalui jalur darat
Kawasan Pusat Kota Pemerintah Kota dengan jarak tempuh sekitar 50 menit.
Semarang. Berdasarkan hasil observasi, Ketiga, jalur udara. Bandar udara terdekat
wisatawan yang datang dari Kota Semarang dengan posisi kawasan ekowisata Desa Wisata
dapat sampai di lokasi ini dengan waktu Kandri adalah Bandara Ahmad Yani. Apabila
tempuh sekitar 35 menit jika menggunakan wisatawan akan berkunjung ke kawasan
motor dengan kecepatan sedang yakni 60- tersebut melalui jalur udara maka harus
70 km/jam. Wisatawan yang menggunakan melalui Bandara Ahmad Yani yang terletak di
mobil jarak tempuh kurang lebih hampir Kota Semarang. Wisatawan kemudian dapat
sama karena kondisi jalan tidak mengalami melakukan perjalanan darat selama sekitar
kemacetan. Akan tetapi jika wisatawan 25 menit.
tidak menggunakan motor atau mobil akan Sarana transportasi yang digunakan
mengalami kesulitan. Transportasi dari pusat menuju kawasan ekowisata Desa Wisata
kota menuju lokasi tidak melayani jurusan Kandri adalah sepeda,motor, mobil, dan
sampai ke sana. Transportasi yang ada bus. Jarak lokasi kawasan atraksi alam,
hanyalah angkutan dengan cara berpindah- wisata edukasi, dan kuliner cukup berjauhan,
pindah. Wisatawan dapat ikut angkutan dari sehingga biasanya masyarakat menggunakan
pusat kota turun ke Kalibanteng, kemudian motor untuk beraktivitas. Hampir semua rumah
naik angkutan jurusan Manyaran, baru mempunyai kendaraan motor sebagai sarana
kemudian naik angkutan jurusan Gunungpati transportasi untuk memudahkan aktivitas
Kalipancur kemudian turun di jalan masuk sehari-hari seperti ke sawah, berangkat kerja,
lokasi. (2). Dari Yogyakarta. Berdasarkan ke pasar dan lain sebagainya.
hasil observasi, wisatawan yang datang dari
Yogyakarta dan sekitarnya dapat sampai ke Amenitas
lokasi ini dengan waktu tempuh sekitar 3,5 Amenitas adalah infrastruktur yang
jam. Wisatawan melewati Kota Magelang, sebenarnya tidak langsung terkait dengan
kemudian Ambarawa, dan sebelum memasuki pariwisata tetapi sering menjadi bagian
Kota Semarang belok ke arah Alun-alun dari kebutuhan wisatawan (Damanik dan
Ungaran Kabupaten Semarang menuju arah Webber, 2006). Infrastruktur di kawasan
Kecamatan Gunungpati. Rute dari Yogyakarta ekowisata Desa Wisata Kandri ini dapat
dan sekitarnya lebih dekat melewati Kecamatan membantu kenyamanan para wisatawan.

123
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

Infrastruktur yang mendukung antara lain tidak secara serentak kepada seluruh pemuda,
beberapa jalan yang sudah bagus, air yang akan tetapi dilakukan secara acak yang
jernih dan berlimpah, adanya listrik dan mampu terjangkau. Latar belakang Pokdarwis
manajemen sampah yang sudah baik. Pandanaran dalam memilih perekrutan
Infrastruktur berupa fisik yang terdapat yaitu dilatarbelakangi oleh batasan wilayah
pada Desa Wisata Kandri yaitu Pusat Informasi, tanggungjawab Pokdarwis Pandanaran.
Pendopo Omah Pinter Petani, Tempat Parkir, Adanya batasan tersebut menyebabkan
Kamar Mandi, Homestay, Masjid, dan Balai Pokdarwis Pandanaran hanya merekrut
Desa. Adanya infrastruktur yang ada telah sebagian pemuda yang menjadi cakupan
membantu para pemuda dalam melakukan wilayahnya yaitu pemuda di RW I dan II.
proses kegiatan wisata yang disediakan bagi RW III memiliki pokdarwis tersendiri yang
para pengunjung. Infrastruktur tersebut secara sekarang kurang aktif yaitu Pokdarwis
tidak langsung telah memberikan kontribusi Sukamakmur.
yang cukup besar untuk memfasilitasi Kondisi tersebut juga didukung dengan
kebutuhan wisatawan. keadaan pemuda di Kelurahan Kandri yaitu
mayoritas pemuda sudah sibuk bekerja,
Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan beberapa pemuda yang kuliah di luar Kota
Ekowisata Desa Wisata Kandri Semarang, dan beberapa pemuda yang senang
dengan kehidupannya sendiri walaupun sebagai
Aktor Pemuda Pengelola Kawasan pekerja serabutan. Keempat kondisi tersebut
Ekowisata telah menyebabkan hanya 16 pemuda yang
Pengelola kawasan ekowisata di Desa aktif dalam mengelola kawasan ekowisata.
Wisata Kandri awalnya dikelola langsung Masing masing pemuda tersebut akan
oleh Pokdarwis Pandanaran. Selama satu dijelaskan sebagai berikut:
tahun, Pokdarwis Pandanaran tidak mampu Pertama, Kelompok Kerja Pandu Wisata
mendatangkan wisatawan. Pokdarwis Jaya. Kelompok Kerja Pandu Wisata Jaya
Pandanaran dalam menangani hal ini kemudian merupakan perkumpulan pemuda yang
membentuk beberapa kelompok kerja (pokja). menangani kegiatan Nyawah, Outbound dan
Pokja yang telah dibentuk yaitu Pokja Mekar Goa Kreo. Pemuda yang berkumpul dalam
Sari yang terdiri dari mayoritas ibu-ibu rumah pokja ini hanya berjumlah 6 orang. Segala
tangga, dan Pokja Pandu Wisata Jaya dan persiapan kebutuhan kegiatan dilakukan oleh
Pokja Pandu Jaya yang mayoritas berasal dari seluruh anggota. Setiap anggota juga terkadang
kalangan pemuda. mendapatkan tugas yang berbeda maupun
Jumlah keseluruhan pemuda di double job. Kondisi tersebut disesuaikan
Kelurahan Kandri yang ikut serta dalam pokja dengan jumlah wisatawan yang datang dan
yang diperuntukkan bagi pemuda hanya 16 anggota yang dapat hadir dalam kegiatan.
pemuda dari 900 an pemuda. Menurut hasil Penentuan tugas dilakukan setiap ada calon
wawancara, sosialisasi diawal yang dilakukan wisatawan yang telah memesan kegiatan. Para
oleh pokdarwis dalam perekrutan pemuda pengurus pokja ini melakukan koordinasi setiap
kurang maksimal. Perekrutan dilakukan ada calon wisatawan yang akan berkunjung.

124
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
Enam pemuda tersebut mempunyai aktivitas ekowisata yaitu (1). Adanya semangat
yang berbedabeda dalam kehidupan sehari- dan komitmen pemuda membangun desa.
hari. Jenjang pendidikan yang dimiliki Semangat pemuda telah menumbuhkan
beranekaragam. Perbedaan tersebut tidak sebuah komitmen dan percaya diri. Rasa
menimbulkan kecemburuan sosial di antara lelah dan kesibukan yang dimiliki pemuda
satu dengan lainnya. Gotong royong dan cinta tidak menjadi penghalang untuk selalu
tanah kelahiran menjadi menjadi satu tujuan berperan dalam mengelola kawasan ekowisata.
yang sama. Kekuatan tersebut telah menjadi alat untuk
Kedua, Kelompok Kerja Pandu Jaya. mengantarkan pemuda dalam menjalankan
Kelompok kerja Pandu Jaya merupakan tugasnya masing-masing. (2). Rasa peduli
perkumpulan pemuda yang menangani bidang terhadap Desa Wisata Kandri. Rasa peduli
Wisata Sungai. Wisata tersebut dikenal dengan yang dimiliki oleh pemuda terhadap adanya
wisata River Tubing. Pemuda yang aktif di Desa Wisata Kandri memunculkan kontribusi
kelompok ini sebagian juga aktif di Pokja untuk ikut berperan di dalamnya. Kepedulian
Pandu Wisata Jaya. Jumlah keseluruhan tersebut dilatarbelakangi oleh tidak adanya
pemuda pada pokja ini yaitu 13 pemuda, 3 kegiatan wisatawan selama satu tahun
pemuda juga aktif dalam Pokja Pandu Wisata setelah diresmikan menjadi desa wisata.
Jaya. Tiga pemuda mempunyai peran ganda Kondisi tersebut membuat beberapa pemuda
dalam mengelola kawasan ekowisata. berfikir untuk mengadakan kegiatan dan
mendatangkan wisatawan. (3). Harapan
Faktor Pendorong menjadikan Desa Wisata Kandri menjadi
Motivasi dalam diri seseorang merupakan lebih baik. Pemuda mempunyai harapan yang
kekuatan besar untuk bersikap, bertindak besar terhadap adanya Desa Wisata Kandri.
dan berkata. Seperti yang diungkapkan oleh Harapan-harapan yang ingin diwujudkan
Nuriana (2014) bahwa motivasi dapat diartikan pemuda yaitu mengembalikan kesejahteraan
sebagai sebuah dorongan dari dalam atau masyarakat dan meningkatkan kemandirian
hasrat seseorang untuk menggerakkan atau dalam diri pemuda. Kedua harapan tersebut
melakukan kegiatan dan tindakan mencapai menjadikan pemuda bersemangat untuk selalu
kepuasan atas sesuatu yang diinginkan. mengaktifkan kegiatan di Desa Wisata Kandri.
Menurut data lapangan yang telah di dapat, Kekurangan-kekurangan yang dimiliki dapat
terdapat 2 faktor yang mendorong pemuda tertutupi dengan adanya harapan harapan
untuk bergerak dalam mengelola kawasan yang ingin diwujudkan.
ekowisata. Kedua faktor tersebut yaitu faktor Faktor ekstrinsik juga menjadi pelengkap
intriksik dan ektrinsik. Faktor intrinsik yaitu adanya pendorong pemuda dalam aktif
faktor yang berasal dari dalam diri pemuda. mengelola kawasan ekowisata. Faktor
Faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal faktor ekstrinsik tersebut yaitu (1). Hilangnya
dari luar diri pemuda atau faktor yang muncul sebagian lahan pertanian milik warga.
karena keadaan lingkungan sekitar. Kejadian hilangnya lahan sebagian milik
Faktor intrinsik yang menjadi pendorong warga telah memberikan pengaruh terhadap
pemuda dalam ikut serta mengelola kawasan perekonomian masyarakat Kelurahan Kandri.

125
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

Pengaruh tersebut mendorong pemuda untuk wisata yang telah dikonsep dan dilakukan para
meningkatkan perekonomian masyarakat pemuda akan dijelaskan di bawah ini.
dengan mengaktifkan kegiatan di Desa Wisata Pertama, Wisata Nyawah. Kegitatan
Kandri. (2). Adanya destinasi wisata lain. yang terkait dengan wisata ini adalah sebagai
Destinasi wisata Borobudur dan desa wisata berikut.
di sekitarnya telah menjadi sebuah referensi (1). Memperkenalkan tanaman sawah
dan stimulan untuk mengaktifkan Desa Wisata kepada wisatawan. Kegiatan Nyawah yang
Kandri. Pemuda melihat kesuksesan destinasi telah dikonsep oleh pemuda diawali dengan
yang terdapat di Borobudur dan sekitarnya. memperkenalkan tanaman sawah kepada
Hal tersebut telah menimbulkan keyakinan wisatawan. Aktivitas ini merupakan langkah
pada diri pemuda bahwa setiap daerah dapat awal untuk mengajak para wisatawan
mengembangkan wisata di daerahnya masing- mengenal lebih dekat dengan pertanian.
masing dengan potensi yang dimiliki. Pemuda menjelaskan kepada wisatawan
Faktor faktor tersebut merupakan alat jenis, fungsi, dan bagaimana petani menanam
penggerak para pemuda untuk berkeinginan tanaman tersebut. Para wisatawan juga
dalam membantu mengelola kawasan diperkenankan mencabut tanaman yang sudah
ekowisata. Kedua faktor tersebut yang disediakan sebagai praktek bertani.
menjadi alasan 16 pemuda bergabung dalam (2). Menjelaskan manfaat tanaman
Pokja Pandu Wisata Jaya dan Pandu Jaya. jambu. Wisatawan setelah diperkenalkan
Faktor yang dimiliki menjadi salah kekuatan tanaman sawah oleh pemandu kemudian
para pemuda dalam berperan dan melawan menuju kebun jambu. Kebun jambu biji terletak
kekurangan-kekurangan pengetahuan serta di sekitar lahan pertanian. Pada wisata jambu
pengalaman tentang ekowisata. ini, pemandu menjelaskan tentang manfaat
pohon jambu. Para wisatawan dianjurkan
Bentuk Peran Pemuda untuk memegang ranting, daun, dan buah
Bentuk peran pemuda dalam mengelola untuk mengenali lebih dekat. Wisatawan juga
kawasan ekowisata lebih banyak terlihat pada dapat melihat-lihat kawasan kebun jambu.
salah satu indikator ekowisata menurut Hakim Jambu yang sudah masak dapat dipetik oleh
(2004) yaitu perjalanan ke kawasan alamiah. wisatawan dan dibawa pulang.
Perjalanan ke kawasan alamiah tersebut berupa (3). Mengajarkan menanam padi. Wisata
Wisata Nyawah, Wisata Outbound, Wisata menanam padi ini merupakan salah satu
Goa Kreo, dan Wisata River Tubing. Menurut Wisata Nyawah yang menyenangkan. Realita
analisis peneliti, para pemuda saat ini lebih ini terlihat ketika para wisatawan turun
berperan di wisata tersebut karena kondisi ke sawah dan menanam padi sesuai yang
alam dan kebiasaan masyarakat Kelurahan diarahkan oleh para pemandu. Langkah-
Kandri yang mendukung. Kondisi alam berupa langkah yang dilakukan pemuda dalam
sawah dan sungai menjadi tempat aktivitas kegiatan ini yaitu pemandu memperkenalkan
yang sering dilakukan oleh masyarakat terlebih dahulu tanaman yang akan ditanam
Kelurahan Kandri untuk bercocok tanam dan menjelaskan tentang cara menanamnya.
dan bermain air di Sungai. Bentuk bentuk Tanaman yang akan ditanam yaitu berupa

126
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
padi. Metode penanaman padi yang diajarkan Kedua, Wisata Outbound. Outbound
yaitu menanam dengan berjalan mundur. merupakan salah satu permainan yang
Masing masing wisatawan diberikan padi dikonsep oleh para pemuda untuk membuat
untuk ditanam sesuai yang diarahkan oleh wisatawan senang. Jenis Outbound yang
pemandu. Orang Jawa menyebut kegiatan ini diadakan disesuaikan dengan jenis wisatawan
dengan sebutan matun. yang datang. Outbound untuk wisatawan anak-
(4). Mengajarkan menanam singkong. anak tidak sama dengan Outbound bagi para
Kegiatan praktek yang harus dilakukan oleh wisatawan golongan tua. Konsep ini bertujuan
wisatawan lagi yaitu menanam singkong. agar mampu menarik hati para wisatawan.
Menanam singkong merupakan kegiatan yang Pada Outbound di kalangan anak-anak,
dilakukan pada paket wisata edukasi berupa pemuda melatih kecermatan, ketangkasan, dan
Wisata Nyawah dan juga Wisata Kuliner. juga kerja sama pada. Pemuda juga melatih
Menanam singkong pada paket Wisata anak-anak untuk bersikap berani, percaya
Nyawah merupakan salah satu kegiatan yang diri, memimpin, dan jujur. Saat musin durian,
dilakukan sebagai pembelajaran penanaman pemuda menyiapkan durian sebagai hadiah
bahan baku makanan khas Kelurahan Kandri bagi kelompok Outbound yang menang.
yaitu ketela pohong. Kegiatan mengajarkan Hadiah ini merupakan salah satu penghargaan
menanam singkong ini dimulai dengan yang diberikan kepada wisatawan sekaligus
pengenalan bibit pohon singkong. Pemandu memperkenalkan salah satu buah hasil dari
memperlihatkan bibit yang akan ditanam. bumi Desa Wisata Kandri.
Pemandu menjelaskan terlebih dahulu manfaat Outbound yang dikonsep bagi kalangan
dan kegunaan pohong singkong. Mulai dari tua bertujuan untuk mengajak para wisatawan
batang, daun, dan hasilnya. Pemandu kemudian berolah raga dengan menggunakan sepeda.
mempraktekkan cara menancapkan bibit Para pemuda juga mengajak wisatawan untuk
singkong pada tanah yang sudah disediakan. menikmati nuansa di pedesaan dengan mengayuh
Wisatawan kemudian mempraktekkan secara sepeda ontel zaman dahulu. Para wisatawan
bersama-sama dengan diawasi dan diarahkan kemudian diajak berkreasi membuat orang-
oleh pemandu. orangan sawah dari kertas koran.
(5). Pembelajaran menangkap ikan. Ketiga, Wisata Goa Kreo. Wisata
Menangkap ikan menjadi salah satu kegiatan Goa Kreo merupakan wisata yang dimiliki
yang berbeda dari paket Wisata Nyawah. Kelurahan Kandri sebelum diresmikan
Kegiatan sebelumnya yang dilakukan menjadi Desa Wisata Kandri. Goa Kreo
wisatawan hanya belajar tentang tanaman. dikelola langsung oleh pemerintah Kota
Pada kegiatan ini wisatawan diajak untuk Semarang. Retribusi administrasi wisatawan
lebih dekat dengan air dan ikan. Para pemuda maupun anggaran pengelolaannya dikelola
menyiapkan lahan yang digenangi air untuk oleh pemerintah Kota Semarang. Masyarakat
dapat dimasukan ikan ke dalamnya. Ikan yang hanya ikut andil dalam menyediakan pusat
biasa digunakan yaitu ikan lele maupun nila. makanan di depan Wisata Goa Kreo.
Ikan yang digunakan merupakan ikan dari Pemuda dalam mempersiapkan
kolam masyarakat yang siap untuk dipanen. paket wisata di Desa Wisata Kandri juga

127
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

mengikutsertakan Goa kreo masuk dalam Wisata Kandri tidak hanya memiliki faktor-
salah satu paket wisata. Wisatawan tidak akan faktor pendorong tetapi juga terdapat kendala
mengeluarkan anggaran untuk masuk dalam yang menghambat dalam proses mengelola
kawasan Goa kreo. Anggaran paket yang kawasan tersebut. Kendala tersebut dapat
dipilih sudah termasuk tiket masuk Goa Kreo. mengakibatkan hasil yang kurang maksimal
Wisatawan hanya mengikuti kegiatan yang dalam pelaksanaannya. Adapun faktor-faktor
sudah dikonsep oleh para pemuda. yang menjadi kendala peran pemuda dalam
Wisata Goa Kreo yang dikelola oleh mengelola kawasan ekowisata di Desa Wisata
para pemuda berbeda dengan wisata yang Kandri adalah sebagai berikut.
dilakukan secara pribadi. Wisatawan akan lebih Pertama, kurangnya sarana dan prasarana
mendapatkan banyak pengetahuan tentang Goa yang memadai. Berdasarkan data lapangan
Kreo pada paket ini. Para pemuda menjadi yang telah didapat, peneliti melihat bahwa
guide bagi wisatawan. Guide menjelaskan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
segala tempat di kawasan Goa Kreo, mulai dari pemuda dalam mengelola kawasan ekowisata
sejarah, nama benda dan lainnya. Wisatawan belum memadai. Sarana dan prasarana yang
secara tidak langsung dalam kegiatan ini belum terdapat di Desa Wisata Kandri yaitu
mendapatkan pendidikan tentang Goa Kreo. kesekretariatan, papan penunjuk arah di
Kebanyakan wisatawan yang mengambil paket dalam kawasan, dan papan selamat datang
ini berdasarkan informasi adalah para siswa Desa Wisata Kandri yang kurang memadai.
sekolah. Paket ini dirasa sangat membantu para Peralatan kecil yang belum dimiliki yaitu alat
siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan komunikasi HT, kamera milik Desa Wisata
pengalaman di luar sekolah. Kandri dan alat pengeras suara yang jernih
Keempat, Wisata River Tubing. Wisata untuk di lapangan. Peralatan dalam kegiatan
River Tubing merupakan satu-satunya paket River Tubing yang dimiliki masih sedikit.
wisata yang menggunakan atraksi alam berupa Salah satu faktor penyebab kurangnya
sungai. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sarana dan prasarana yang memadai yaitu dana.
sering diminati oleh para wisatawan muda. Dana yang sedikit tidak mampu mencukupi
Aktivitas wisata ini yaitu menelurusi sungai kebutuhan sarana prasarana yang mendukung.
dengan menggunakan alat pembantu seperti ban, Para pemuda dapat melengkapi sarana dan
helm, dan pelampung. Wisata ini membutuhkan prasarana secara perlahan-lahan sesuai dengan
tenaga yang cukup banyak karena sesuai dengan dana yang ada. Manajemen keuangan dalam
tingginya resiko keamanan yang dihadapi. pengelolaan menjadi salah satu solusi untuk
Penanggungjawab dan pelaksana dari kegiatan membantu mengatasi permasalahan tersebut.
ini yaitu Pokja Pandu Jaya. Kedua, kurangnya pengetahuan
pemuda tentang ekowisata. Sumber daya
KendalaKendala dan Upaya Yang manusia memiliki peranan penting dalam
Dilakukan mengoperasikan jasa ekowisata. Melalui
Kendala Kendala keahlian, ketrampilan dan kreativitas dapat
Pelaksanaan peran pemuda dalam mengembangkan kawasan ekowisata.
mengelola kawasan ekowisata di Desa Kebijakan manajemen yang tepat, pengenalan

128
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
dan pemanfaatan SDM dan organisasi, menjadi salah satu penghambat pemuda dalam
disertai kebijakan intensif, akan menghasilkan mengelola kawasan ekowisata.
tanggungjawab secara penuh dalam pengelolaan Keempat, Pemuda yang ikut andil dalam
jasa ekowisata berkelanjutan (Nugroho: pengelolaan masih sedikit. Jumlah anggota
2011). Sumber daya manusia yang memadai pengelola merupakan bagian terpenting dalam
tentang ekowisata sangat berpengaruh dalam mengelola sebuah wisata apalagi wisata sosial.
mengelola kawasan. Keadaan ini menjadi kekhawatiran bagi
Para pemuda yang ikut andil dalam para pemuda. Sebagian besar anggota yang
mengelola kawasan ekowisata pada dasarnya masuk dalam Pokja Pandu Wisata Jaya juga
tidak memiliki pengetahuan tentang aktif dalam Pokja Pandu Jaya. Rasa khawatir
ekowisata. Semua kegiatan yang dilakukan tersebut muncul dengan melihat keadaan
merupakan otodidak yang keluar ketika diberi para anggota. Setiap anggota mempunyai
tanggungjawab dalam mengelola kawasan. kesibukan masing-masing. Kondisi kesehatan
Ketiga, ketidakharmonisan hubungan masing-masing anggota juga berbeda-beda.
pokja dengan pemuda RW III. Interaksi sosial Kesibukan dan kondisi kesehatan yang kurang
dalam sebuah masyarakat sangat diperlukan baik menjadi kekhawatiran bersama ketika
untuk menjalin kerjasama serta gotong datang secara bersamaan.
royong. Interaksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis menyangkut Upaya Yang Dilakukan
hubungan antara orang-orang perorangan. Berdasarkan data lapangan serta
Antara kelompok kelompok manusia, wawancara yang dilakukan oleh peneliti,
maupun antara orang perorangan dengan ditemukan bahwa upaya yang dilakukan
kelompok manusia (Soekanto, 1992). oleh para pemuda dalam mengelola kawasan
Pengaruh ketidakikutsertaan RW III ekowisata sebagai berikut.
diawal dalam mengelola kawasan ekowisata Pertama, Memanfaatkan sarana dan
telah menimbulkan perbedaan persepsi bagi prasarana yang ada. Hal ini menjadi salah
pengelola. Kondisi ini didukung dengan tindakan satu upaya yang telah dilakukan oleh para
RW III dengan membuat kegiatan River Tubing pemuda. Strategi ini dilakukan dengan
yang menjadi konsep pengelola. Kecerobohan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam
yang dilakukan oleh RW III justru memberikan melaksanakan kegiatan wisata. Sarana yang
kerugian yang besar terhadap pengelola dengan paling mendukung yaitu adanya Omah Pinter
sempat divakumkannya kegiatan tersebut. Petani. Sarana ini merupakan pendukung
Pengelola merasa sangat kecewa terhadap berjalannya kegiatan walaupun masih kurang
tindakan RW III. Kekecewaan yang dialami memadai. Kebutuhan seperti parkir, tempat
yaitu difakumkannya River Tubing hampir berkumpul wisatawan, tempat istirahat, dan
selama satu tahun, mencemarkan nama baik toilet dapat menggunakan Omah Pinter
Desa Wisata Kandri, dan juga mengurangi Petani. Para pemuda juga memanfaatkan alat
pendapatan pengelolaa. Keadaan ini komunikasi handphone milik pribadi masing-
menimbulkan perpecahan antara kedua belah masing sebagai komunikasi antar pemuda
pihak. Ketidakharmonisan di antara keduanya maupun wisatawan. Perlengkapan pengeras

129
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

suara seperti megaphone didapatkan dari ekowisata berupa perjalanan ke kawasan


sekretariatan Pokdarwis Pandanaran. alamiah. Kegiatan tersebut terdiri dari
Kedua, keberanian berinovasi. Berbagai wisata alam berupa Wisata Nyawah, Wisata
kendala yang dihadapi oleh para pemuda dalam Outbond, Wisata Goa Kreo, dan Wisata River
mengelola kawasan ekowisata tersebut tidak Tubing. Keberhasilan pemuda pengelola
menjadi sebuah hambatan. Para pemuda selalu dalam indikator ini dipengaruhi oleh budaya
berupaya untuk menemukan berbagai cara masyarakat Kelurahan Kandri yaitu bertani,
dalam membuat kegiatan untuk wisatawan. berkebun dan bermain di sungai. Para pemuda
Berdasarkan hasil wawancara yang telah mendapatkan inspirasi tersebut berdasarkan
dilakukan bahwa kunci terpenting yang harus kebiasaan tersebut.
dimiliki para pemuda adalah keberanian dalam Pengelolaan terhadap masyarakat secara
berinovasi. Keberanian dalam berinovasi ini keseluruhan terutama pemuda belum mampu
telah dibuktikan dengan adanya konsepkonsep dikelola dengan baik oleh para pemuda
wisata yang telah dibuat tanpa mempunyai pengelola. Pemuda masih lemah dalam
pengetahuan yang memadai. Keberanian mengelola keseluruhan pemuda di Kelurahan
berinovasi ini ditunjukkan dengan munculnya Kandri. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
konsep Wisata River Tubing dan Outbound proses awal perekrutan pemuda yang
Sepeda Ontel. Wisata River Tubing terinspirasi dilakukan oleh Pokdarwis Pandanaran dan
dengan adanya kebiasaan yang dilakukan manajemen pengelolaan yang dimiliki pemuda
pemuda Kelurahan Kandri yaitu bermain di pengelola masih lemah, sehingga kendala
sungai. Kebiasaan tersebut kemudian dikemas yang dihadapi belum mampu terpenuhi dengan
dengan konsep yang aman dan menyenangkan baik. Manajemen pengelolaan ekowisata
yaitu berupa konsep Wisata River Tubing. menurut Richardson dan Fluker (2004) seperti
Ketiga, fokus di atraksi wisata lain. kegiatan konsultasi dengan semua pemangku
Strategi merupakan keseluruhan operasi kepentingan belum terlaksana dengan baik.
intelektual dan fisik yang diniscayakan untuk Pengidentifikasian isu, penyusunan kebijakan,
menanggapi, menyiapkan, dan mengendalikan pembentukan dan pendanaan dengan agen
setiap kegiatan kolektif di tengahtengah khusus belum berjalan dengan maksimal.
konflik (Joesoef, 2014). Strategi sangat penting Penyelesaian konflik belum mampu ditangani
dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang oleh pemuda pengelola karena manajemen
ada. Berdasarkan data lapangan, para pemuda krisis yang tidak dilakukan terlebih dahulu.
juga telah menggunakan strategi dalam mengatasi Semua tindakan yang telah dilakukan
permasalahan difakumkannya kegiatan River oleh pemuda pengelola dalam mengelola
Tubing. Sebagai pengganti kegiatan tersebut, kawasan ekowisata juga tidak terlepas dengan
para pemuda memfokuskan kegiatan di wisata adanya salah satu sisi sosok pemuda, bahwa
lain seperti Nyawah, Goa Kreo, dan Outbound. usaha-usaha yang dilakukan pemuda adalah
untuk menyaluran potensi yang bersifat
Terkelolanya Kawasan Ekowisata fragmentaris karena potensi itu dilihat bukan
Peran pemuda dalam mengelola kawasan dari aktivitas, akan tetapi sebagai penyalur
ekowisata baru aktif pada salah satu indikator tenaga yang berlebihan (Tilaar, 1974).

130
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
Pemuda dalam mengatasi kondisi yang Wisata Kandri yaitu meningkatnya komunikasi
telah terjadi yaitu dengan cara memperbaiki antar warga.
segala permasalahan yang ada. Pemuda Ketaatan hukum dalam diri warga juga
pengelola dapat memperbaiki manajemen tercermin dalam keamanan produk yang
pengelolaan. Menjalin komunikasi yang erat dihasilkan. Pembuatan label aman pada produk
terhadap Pokdarwis Pandanaran juga harus makanan menjadi bukti ketaatan hukum yang
dilakukan sebagai penyalur komunikasi dilakukan oleh masyarakat. Peningkatan
terhadap Pokdarwis Sukomakmur dalam ketaatan hukum ini bagus bagi perkembangan
perekrutan pemuda di RW III. masyarakat menjadi warganegara yang baik.
Berdasarkan berbagai data yang ada,
Implikasinya Ketahanan Masayarakat peneliti telah menemukan bahwa penguatan
Desa modal sosial dan ketaatan hukum dalam diri
Kriteria Ketahanan Masyarakat Desa warga terlihat dengan adanya (1) meningkatnya
Peran pemuda dalam mengelola kawasan komunikasi warga terhadap sesama dan orang
ekowisata memiliki pengaruh terhadap lain, dan (2) menciptakan rasa aman terhadap
ketahanan masyarakat desa. Penempatan produk yang dihasilkan.
implikasi ketahanan masyarakat desa mengacu Kedua, Kemampuan dalam memilih
pada indikator-indikator ketahanan masyarakat nilainilai sosial budaya dan kelembagaan
desa. Berikut akan dijelaskan masingmasing sosial. Adanya peran pemuda juga telah
gambaran indikator yang telah dihasilkan oleh memberikan pengaruh negatif terhadap
peran pemuda dalam mengelola kawasan pemuda lainnya khususnya pemuda di RW III.
ekowisata di Desa Wisata Kandri: Pengaruh ini telah menimbulkan kecemburuan
Pertama, penguatan modal sosial dan sosial terhadap pemuda di RW III dengan
ketaatan hukum dalam diri warga. Penguatan adanya Wisata River Tubing yang telah
modal sosial dan ketaatan hukum dalam diri dilaksanakan. Faktor yang melatarbelakangi
warga merupakan kriteria pertama dari ketahanan kecemburuan sosial tersebut yaitu kawasan
masyarakat desa. Modal sosial dan ketaatan yang dijadikan Wisata River tubing berada di
hukum dalam diri warga merupakan bagian sekitar kawasan RW III.
terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Pengaruh ini merupakan salah satu
Adanya masyarakat yang mempunyai jiwa sosial dampak ekowisata pada aspek sosial yaitu
tinggi dan taat terhadap hukum yang berlaku pengaruh negatif diferensiasi struktur sosial
akan menjadikan sebuah desa yang unggul. (WTO, 1980). Pada point pertama telah
Kondisi masyarakat Desa Wisata Kandri dijelaskan bahwa pengaruh negatifnya yaitu
telah mengalami peningkatan pada modal polarisasi antar penduduk karena proporsi
sosial serta ketaatan terhadap hukum. Kondisi pendapatan yang tidak seimbang antar
sosial masyarakat sebelum terbentuknya Desa kelompok masyarakat. Realita ini terjadi
Wisata Kandri masih sama seperti desa-desa pada pemuda di Kelurahan Kandri. Proporsi
pada umumnya. Kerja bakti, gotong royong, pendapatan pemuda yang tidak seimbang
serta kumpulan desa masih tetap berjalan. memunculkan perbedaan bentuk pada pola
Perubahan modal sosial masyarakat Desa fikir pemuda RW III.

131
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

Realita yang terjadi pada pemuda juga sosial masyarakat pada kawasan perumahan
didukung dengan adanya dampak terhadap dan biasa terlihat berbeda.
distribusi pengaruh dan kekuasaan. Penyebaran Keempat, kemandirian dalam diri
pengaruh dan kekuasaan terhadap kawasan warga. Kemandirian merupakan langkah
ekowisata berdasarkan observasi yang telah awal untuk menuju masyarakat yang lebih
dilakukanya itu di dominasi oleh pemuda RW I maju. Kemandirian dalam bidang ekonomi
dan II. Kondisi tersebut didukung dengan tidak sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan
adanya perencanaan manajemen resiko berupa masyarakat. Usaha dan upaya yang dilakukan
pendekatan manajemen tradisional yang sendiri tanpa mengandalkan orang lain
dilakukan oleh pemuda Kandri. Perencanaan menjadikan masyarakat lebih kuat, kreatif
pendekatan manajemen tradisional untuk dan inovatif. Kriteria keempat dari ketahanan
mengantisipasi adanya krisis tidak terdapat masyarakat desa ini juga ditemukan pada
pada kelompok pemuda Kandri. Faktor- masyarakat Desa Wisata Kandri. Kawasan
faktor tersebut telah memunculkan dampak ekowisata yang telah dikelola dengan baik
ekowisata, yaitu ekowisata telah mengubah mempengaruhi pemikiran masyarakat
struktur internal pemuda sehingga terjadi untuk lebih mandiri dalam bidang ekonomi.
perbedaan antara mereka yang mempunyai Perubahan kemandirian ekonomi didominasi
hubungan ekowisata dan pemuda yang tidak. oleh kalangan ibu-ibu rumah tangga. Para
Keterkaitan dengan ekowisata menjadi salah ibu rumah tangga dahulu tidak mempunyai
satu pemisah atau pembeda dalam pemuda pekerjaan, akan tetapi setelah adanya desa
(Mathieson dan Wall, 1982) wisata mampu menciptakan lapangan
Ketiga, kemampuan memperbaharui pekerjaan bagi para ibu rumah tangga.
dan memelihara kawasan ekowisata. Keadaan Kalangan ibu rumah tangga kebanyakan
Kelurahan Kandri sebelum menjadi sebuah esa terhimpun dalam Pokja Mekar Sari. Produk
wisata sempat mengalami penurunan terhadap yang dihasilkan juga menciptakan pasar pagi
kawasan alam. Masyarakat belum mampu setiap hari minggu. Pasar tersebut dikenal
memelihara sebagian kawasan pertanian. dengan Pasar Krempyeng.
Masyarakat juga belum mampu memelihara
kondisi alam pedesaan. Adanya perumahan Ketahanan Masyarakat Desa Yang
yang telah dibangun memberikan gambaran Dihasilkan
bahwa masyarakat belum mampu melestarikan Segala upaya dan usaha yang telah
keadaan pedesaan tersebut. dilakukan pasti menghasilkan pengaruh bagi
Adanya desa wisata yang aktif telah lingkungan sekitar. Baik pengaruh dari segi
memunculkan kesepatan bersama oleh ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya.
masyarakat Kelurahan Kandri. Kesepakatan Pengaruh yang ada memberikan perubahan
tersebut yaitu berupa dilarangnya pendirian yang terjadi pada masyarakat maupun
perumahan lagi di kawasan Kelurahan Kandri. lingkungan sekitar. Kondisi ini juga dialami
Kesepakatan tersebut dibuat berdasarkan oleh masyarakat Desa Wisata Kandri.
pengalaman yang pernah terjadi yaitu kawasan Adanya peran pemuda dalam mengelola
RW 4 dijadikan sebuah perumahan. Kondisi kawasan ekowisata di Desa Wisata Kandri

132
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
belum menghasilkan pengaruh yang maksimal mengembangkan hasil kebun dengan menjual
terhadap ketahanan masyarakat desa. Pengaruh petik di tempat, (3) bertambahnya peternak
yang dihasilkan berupa positif dan negatif ikan, (4) menciptakan Pasar Krempyeng.
terhadap ketahanan masyarakat desa di Pengaruh negatif yang timbul dalam
Kelurahan Kandri. Berdasarkan indikator- Kelurahan Kandri yaitu menurunnya
indikator dalam ketahanan masyarakat desa kemampuan pemuda RW III dalam memilih
yang dijadikan teori, telah ditemukan bahwa nilai-nilai sosial budaya dan kelembagaan
indikator-indikator yang menghasilkan sosial. Pengaruh ini merupakan salah satu
pengaruh positif adalah sebagai berikut. dampak ekowisata pada aspek sosial yaitu
Pertama, kemampuan masyarakat pengaruh negatif diferensiasi struktur sosial
dalam memperbaharui dan memelihara dimana terjadi polarisasi antar penduduk
kawasan ekowisata telah berkembang baik. karena proporsi pendapatan yang tidak
Kemampuan tersebut ditunjukkan dengan seimbang antar kelompok masyarakat. Realita
adanya (1) kesepakatan masyarakat untuk tidak ini terjadi pada pemuda di Kelurahan Kandri.
diperbolehkannya mendirikan perumahan lagi Proporsi pendapatan pemuda yang tidak
di kawasan Kelurahan Kandri. Inisiatif ini seimbang memunculkan perbedaan bentuk
melihat adanya perumahan yang terdapat di pada pola fikir pemuda Kandri RW III.
RW IV Kelurahan Kandri. (2) masyarakat Realita yang terjadi pada pemuda juga
meresmikan Bambu Krincing sebagai identitas didukung dengan adanya dampak terhadap
flora dan Kera Jawa Ekor Panjang sebagai distribusi pengaruh dan kekuasaan. Penyebaran
identitas fauna yang dimiliki Kelurahan pengaruh dan kekuasaan terhadap kawasan
Kandri. Peresmian ini dilakukan dengan ekowisata berdasarkan observasi yang telah
tujuan untuk memelihara serta melestarikan dilakukan yaitu didominasi oleh pemuda RW
identitas flora dan fauna yang dimiliki oleh I dan II. Kondisi tersebut didukung dengan
Kelurahan Kandri. tidak adanya perencanaan manajemen resiko
Kedua, penguatan modal sosial dan berupa pendekatan manajemen tradisional
ketaatan hukum dalam diri warga berkembang yang dilakukan oleh minoritas pemuda
dengan baik. Komponenkomponen ini Kandri. Perencanaan pendekatan manajemen
terlihat dengan adanya (1) meningkatnya tradisional untuk mengantisipasi adanya
komunikasi warga terhadap sesama dan orang krisis tidak terdapat pada kelompok pemuda
lain, (2) meningkatnya rasa aman terhadap pengelola. Semua pengaruh yang muncul telah
kondisi lingkungan, dan (3) menciptkana rasa membuat kondisi pemuda mempunyai kondisi
aman terhadap produk yang dihasilkan. kejiwaan yang masih tidak stabil. Pemuda
Ketiga, kemandirian dalam diri warga di masih sulit mengontrol emosi, pemberontak
Kelurahan Kandri berkembang dengan baik di dan pendek akal.
bidang ekonomi. Adanya Desa Wisata Kandri Faktor-faktor tersebut telah memunculkan
yang hidup telah membuat masyarakat menjadi dampak ekowisata yaitu ekowisata telah
lebih kreatif. Bentuk kreativitas tersebut mengubah struktur internal pemuda sehingga
yaitu (1) berdirinya UKM (usaha kegiatan terjadi perbedaan antara mereka yang
masyarakat) bagi ibu-ibu rumah tangga, (2) mempunyai hubungan ekowisata dan pemuda

133
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

yang tidak. Jadi keterkaitan dengan ekowisata alamiah yaitu Wisata Nyawah, Wisata
menjadi salah satu pemisah atau pembeda Outbound, Wisata Goa Kreo, dan Wisata River
dalam pemuda. Tubing. Secara keseluruhan peran pemuda
Pemuda dalam mengatasi permasalahan belum berjalan secara maksimal dalam
ini harus memperbaiki pola pengeloaan menyelesaikan persoalan sarana prasarana dan
terutama dalam mengelola manajemen mengajak keseluruhan masyarakat terutama
resiko. Seperti yang dijelaskan oleh Pitana kalangan pemuda di Kelurahan Kandri,
dan Diarta (2009), pendekatan manajemen bahkan telah menimbulkan satu permasalahan
risiko digunakan untuk merespon krisis dan baru terhadap sesama pemuda di Kelurahan
mengelola dampak krisis secara efektif dan Kandri.
efesien. Manajemen dapat dilakukan dengan Kedua, keberhasilan pengelolaan
cara merespon dan merencanakan pemulihan kawasan ekowisata di Desa Wisata Kandri
untuk diimplementasikan. yang dilakukan oleh pemuda tidak muncul
Umpan balik dari pengalaman yang sudah begitu saja. Berbagai kendala telah ditemukan
terjadi, mengidentifikasi krisis, merencanakan pada saat pemuda mengelola kawasan tersebut.
dan menyiapkan terjadinya krisis di masa Kendala-kendala dan upaya upaya yang
depan menjadi langkah untuk melaksanakan dihadapi pemuda yaitu (1) sarana dan prasaran
manajemen risiko. Pendekatan manajemen kurang memadai. Pemuda dalam mengatasi
resiko ini dapat dilakukan oleh pemuda dalam permasalahan ini yaitu dengan memanfaatkan
mengatasi timbulnya pengaruh negatif pada sarana dan prasarana yang ada (2) kurangnya
pemuda Kandri RW III dengan menggunakan pengetahuan pemuda tentang ekowisata
metode komunikasi sebagai alat merealisasikan sempat menjadi sebuah kendala, akan tetapi
hasil manajemen resiko. Komunikasi yang pemuda mampu mengatasinya dengan modal
dilakukan sebagai penyeimbang berjalannya keberanian berinovasi, (3) ketidakharmonisan
waktu pemuda RW III karena pemuda hubungan pokja dengan pemuda di RW
merupakan suatu fase perkembangan dalam III menghasilkan atraksi River Tubing
periode pertumbuhan biologis seseorang yang difakumkan, sehingga pemuda berupaya
bersifat seketika, dan sekali waktu akan hilang dengan mengalihkan kefokusan kepada wisata
dengan sendirinya sejalan dengan hukum edukasi dan tahun ini mengadakan launching
biologis itu sendiri. Keanehankeanehan masa kembali untuk River Tubing (4) minimnya
pemuda akan menghilang dengan sendirinya pemuda yang ikut andil dalam pengelolaan
dalam proses masa ke masa (Tilaar, 1974). belum mampu diselesaikan oleh pemuda
pengelola.
SIMPULAN Ketiga, faktorfaktor yang melatarbelakangi
Dari hasil penelitian yang telah peran pemuda belum berjalan secara
dipaparkan di atas dapat ditarik simpulan maksimal, karena oleh adanya 2 Pokdarwis
sebagai berikut. yang menyebabkan Pokdarwis Pandanaran
Pertama, pemuda dalam mengelola hanya merekrut pemuda di RW I dan II serta
kawasan ekowisata di Desa Wisata Kandri perekrutan pemuda yang dilakukan tidak secara
berperan pada indikator perjalanan ke kawasan keseluruhan di RW I dan II. Pola tersebut

134
Sri Haryati, Armaidy Armawi, dan Muhammad Supraja -- Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata
Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi Tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata
Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah)
menghasilkan perekrutan yang mengikutsertakan Ketiga, pemuda harus membenahi
16 pemuda dan menyebabkan pemuda dalam kondisi intern di kelurahan Kandri dengan
mengelola kawasan ekowisata tidak berjalan menjalin komunikasi yang lebih baik dengan
secara maksimal. Pemuda dalam menangani Pokdarwis dan pemuda di RW III.
permasalahan ini dapat melakukan manajemen Keempat, masingmasing anggota
resiko. Pemuda dapat menganalisis permasalahan pemuda pengelola dapat mengajak pemuda
yang ada kemudian mencarikan solusi dengan lain untuk aktif dalam mengelola kawasan
cara berkomunikasi dengan masing-masing ekowisata dengan melalui pendekatan
Pokdarwis dan pemuda di RW III untuk menjalin emosional.
hubungan yang lebih harmonis.
Keempat, upaya yang telah dilakukan DAFTAR PUSTAKA
pemuda dalam mengelola kawasan ekowisata Anderson, Benedict. 1991, Imagened
di Desa Wisata Kandri belum memberikan Community: Reflection On The Origin
pengaruh yang maksimal pada ketahanan and Spread of Nationalism, Ithaca. N.Y,
masyarakat desa di Kelurahan Kandri. Cornell University Press.
Indikator ketahanan masyarakat desa yang Azwar, S., 2001, Metode Penelitian,
berhasil diwujudkan berupa (1) penguatan Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
modal sosial dan ketaatan hukum dalam diri BPS Kota Semarang, 2013, Statistik Kota
warga berjalan dengan baik; (2) kemampuan Semarang, Semarang, BPS
dalam memilih nilai-nilai sosial budaya dan Damanik, J, dan Weber, H, F, 2006,
kelembagaan sosial mengalami penurunan Perencanaan Ekowisata dari Teori ke
pada diri pemuda di RW III; (3) kemampuan Aplikasi, Yogyakarta, Puspar UGM dan
masyarakat memperbaharui dan memelihara Penerbit Andi.
kawasan ekowisata mengalami peningkatan; Hakim, Luchman, 2004, Dasar-Dasar
(4) kemandirian dalam diri warga berkembang Ekowisata, Malang, Bayumedia.
lebih baik. Hendryantoro, Anggun, 2014, Pemberdayaan
Berdasarkan kendala yang dihadapi Masyarakat Melalui Pengembangan
oleh pemuda Kandri dalam mengelola Desa Wisata dan Implikasinya terhadap
kawasan ekowisata di Desa Wisata Kandri, Ketahanan Sosial Budaya, Tesis: Program
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Pertama, pemuda pengelola dapat Ihsan, Moch Musoffa, 2015, Buku 8 Ketahanan
bersinergi dengan instansi lain seperti Masyarakat Desa, Jakarta, Kementerian
pemerintah Kota Semarang dalam memenuhi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
sarana dan prasarana yang memadai. dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Kedua, pemuda pengelola dapat Joesoef Doed, 2014, Studi Strategi Logika
memperdalam pengetahuan tentang ekowisata Ketahanan dan Pembangunan Nasional,
dengan bekerjasama pada universitas di Kota Jakarta, Kompas media.
Semarang dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mathieson, A. dan Wall, G, 1982, Tourism:
Kota Semarang dengan mengadakan pelatihan Economic, Physical and Social Impacts.
tentang kepariwisataan. Harlow, Longman.

135
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 117-136

Mustaqim, Goris dan Tohari, 2010, Pemuda Masyarakat Desa (Studi di Kawasan
Membangun Bangsa dari Desa, Bandung, Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran,
Adityo Offset. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk,
Nugroho Iwan, 2011, Ekowisata dan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah
Pembangunan Berkelanjutan, Yogyakarta, Istimewa Yogyakarta, Tesis: Program
Pustaka Pelajar. Program Pascasarjana Universitas Gadjah
Nuriana, 2014, Paket Wisata Penyusunan Mada.
Produk dan Penghitungan Harga, Soekanto, S., 1992, Sosiologi Suatu Pengantar,
Bandung, Alfabeta. Jakarta, Rajawali.
Pitana, I G. dan Diarta I K S, 2009, Ilmu Tilaar H.A.R, 1974, Tinjauan Pedagogis
Pariwisata, Yogyakarta, Penerbit Andi. mengenai Pemuda: Suatu Pendekatan
Richardson, John I dan Martin Fluker, 2004, Ekoforis dalam Pemuda dan Perubahan
Understanding and Managing Tourism, Sosial,Jakarta, LP3ES
Australia, Pearson Education Australia, WTO, 1980, Social and Cultural Impact
NSW Australia. of Tourist Movements. World Tourism
Rosida, Idah, 2014, Partisipasi Pemuda dalam Organization. Madris, WTO
pengembangan Kawasan Ekowisata Yudohusodo, Siswono. 1996, Semangat
dan Implikasinya tehadap Ketahanan Baru Nasionalisme Indonesia, Jakarta:
Prenhasllindo.

136

You might also like