You are on page 1of 7

Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta Pusat

ANALISA TAMAN MENTENG SEBAGAI TAMAN KOTA BERDASARKAN


KRITERIA KUALITAS TAMAN JAKARTA PUSAT

Ali Nursanto
Jurusan Teknik Planologi, Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
ali_nur@yahoo.com

Abstrak
Berdasarkan berbagai potensi dan kendala yang dimiliki kota Jakarta, arahan RT/RW 2010 serta
sasaran ruang terbuka hijau yang diinginkan maka dikembangkan konsepsi utama rancangan fisik
ruang terbuka hijau berbentuk linier/ koridor yang menyebar secara fisik dalam kota. Sasaran dari
pengelolaan ruang terbuka hijau di DKI Jakarta adalah ruang terbuka hijau yang dapat mengatasi
permasalahan lingkungan kota, dapat meningkatkan kualitas visual kota, dan juga memberikan
dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan sosial warganya. Sasaran secara kualitatif adalah untuk
mendapatkan kualitas lingkungan fisik kota dan secara kuantitatif adalah untuk mendapat jumlah
luasan ruang terbuka hijau kurang lebih 9.250 ha (13,94 %) dari luas kota Jakarta. Berdasarkan
pengamatan diambil kesimpulan yaitu ; kondisi fisik pedestrian saat ini belum memenuhi standar
yang layak dan belum mengakomodasikan kebutuhan fasilitas pendukung untuk kenyamanan,
keselamatan, dan keamanan lalu lintas pejalan kaki termasuk pejalan kaki dengan keterbatasan fisik
dan stamina, serta terdapat fungsi-fungsi lain oleh keberadaan pedagang kaki lima yang menggunakan
ruang gerak bebas pejalan kaki. Dengan adanya taman kota Menteng yang berkualitas dan dapat
diakses oleh masyarakat umum sehingga dapat mengurangi permasalahan kurangnya fasilitas umum
di kecamatan Menteng khususnya. Maksud tujuan studi ini adalah menemukenali potensi dan
permasalahan taman Menteng sebagai taman kota serta kriteria kualitas taman berdasarkan nilai
keinginan dan kepuasan pengguna atau pengunjung yang datang. Dari hasil analisa dapat diperoleh
bahwa taman Menteng sebagai taman kota berdasarkan kriteria kualitas taman terdapat kekurangan
seperti penerangan lampu, penertiban parkir motor dan perawatan. Kesimpulannya adalah taman kota
Menteng berdasarkan kriteria kualitas taman sudah baik jika benar-benar dijaga oleh dirawat secara
berkala dan kerjasama antara pihak-pihak terkait yaitu pemerintah, swasta/pengelola dan masyarakat
sebagai pengguna.

Kata kunci: ruang terbuka hijau, kualitas, lingkungan

Pendahuluan Berdasarkan berbagai potensi dan kendala


DKI Jakarta yang memiliki tingkat perkem- yang dimiliki kota Jakarta, arahan RTRW 2010 ser-
bangan yang tinggi mendorong minat investor untuk ta sasaran ruang terbuka yang diinginkan maka di-
berinvestasi di kota metropolitan ini. Dengan kembangkan konsepsi utama rancangan fisik ruang
kondisi yang demikian, DKI Jakarta bukan hanya terbuka hijau berbentuk linier/ koridor yang
menjadi wilayah yang menjadi incaran para investor menyebar secara fisik dalam kota. Sasaran dari pe-
untuk membuka usahanya, tetapi juga menyebabkan ngelolaan ruang terbuka hijau di DKI Jakarta adalah
meningkatnya jumlah penduduk DKI Jakarta akibat ruang terbuka hijau yang dapat mengatasi per-
daya tarik kegiatan usaha yang tumbuh di DKI masalahan lingkungan kota, dapat meningkatkan
Jakarta. kualitas visual kota, dan juga memberikan dampak
Tingginya aktivitas di DKI Jakarta tentu- positif terhadap tingkat kesejahteraan sosial war-
nya akan berpengaruh pada daya dukung lingku- ganya. Sasaran secara kualitatif adalah untuk men-
ngan yang ada, seperti meningkatnya polusi udara dapatkan kualitas lingkungan fisik kota dan secara
dari kegiatan yang ada dan kendaraan bermotor kuantitatif adalah untuk mendapat jumlah luasan
serta limbah rumah tangga dan lain sebagainya. ruang terbuka hijau kurang lebih 9.250 ha (13,94 %)
Jika dampak negative dari kegiatan tersebut tidak dari luas kota Jakarta (Strategi Pengembangan RTH.
dihiraukan oleh pemerintah DKI Jakarta, maka bu- 2010).
kan tidak mungkin kualitas lingkungan akan terus Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
menurun. Pada akhirnya tingkat perkembangan Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
yang tinggi ini menimbulkan kebutuhan baru akan Kawasan Perkotaan mengharuskan kawasan hijau
adanya suatu wadah yang dapat berfungsi sebagai perkotaan minimal 20 persen dari seluruh luas per-
penjaga keseimbangan lingkungan DKI Jakarta. kotaan. Dengan adanya permendagri itu, pemerintah

10 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 1 Mei 2011


Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta Pusat

daerah harus membuat peraturan daerah tentang akhirnya mempunyai peranan penting sebagai pen-
ruang terbuka hijau yang harus dievaluasi di dukung taman kota Menteng selanjutnya.
Depdagri. Taman kota Menteng diharapkan tetap ter-
Berdasarkan keberadaan ruang terbuka jaga baik dari segi fisik. Kualitas keinginan dan ke-
hijau DKI Jakarta didalam Rencana Umum Tata puasan merupakan faktor yang perlu diperhatikan,
Ruang tahun 2010 direncanakan sebesar 30%, karena apabila pengunjung kurang merasa puas dari
namun kenyataannya menurun menjadi 13,94 apa yang dapat dirasakan dan terdapat di taman kota
persen. Beberapa jenis ruang terbuka hijau pada tersebut maka keinginan pengunjung untuk menda-
permendagri itu, seperti, taman kota, taman wisata tangi taman kota ini menjadi berkurang.
alam, taman rekreasi hutan kota, dan taman Dalam hal ini bagaimana caranya taman
lingkungan. kota dapat memberikan service bagi pengunjung
DKI Jakarta yang saat ini memiliki ruang agar mereka yang datang mendapati rasa kepuasan
terbuka hijau hanya 13,94%, apabila ingin meme- dan keinginan untuk berkunjung kembali. Apabila
nuhi angka 30% maka pemerintah DKI Jakarta komponen-komponen fasilitas penunjang taman
harus menambah 10.595,6 ha (16,1%) dari kese- dapat memberikan rasa nyaman dan aman serta
luruhan luas DKI Jakarta (66.152 ha). memberikan rasa yang menarik bagi mereka yang
Jika dilihat dari sejarah perkembangan datang ke taman tersebut, kualitas keinginan dan
Niew Gondangdia (Menteng) di mulai pada 1912, kepuasan pengunjung yang ingin datang akan tetap
setelah rancangan pola Menteng oleh P.A.J. Moojen terjaga. Dalam hal ini bukan berarti juga kualiatas
(1910) disetujui pihak Gemeente (Kota Praja), fisik taman dianggap kurang penting.
berpusat pada suatu lapangan bundar yang luas. Jika melihat kondisi fisik dan taman kota
Lapangan ini menurut rencana akan dikelilingi ge- Menteng saat ini, apakah taman kota Menteng dapat
dung-gedung umum yang besar. Namun karena memberikan kepuasan dan keinginan pengguna
rancangan P.A.J. Moojen dinilai kurang praktis, yang berkunjung ke taman ini berdasarkan criteria
maka pada 1918 Ir. F.J. Kubatz ditugaskan untuk kualitas taman. Berdasarkan hal tersebut penulis
menyempurnakannya. tertarik melakukan penelitian mengenai keberadaan
Perbedaan paling penting antara rancangan taman kota Menteng.
P.A.J. Moojen dan rancangan Ir. F.J. Kubatz adalah Daerah Menteng pada awalnya dirancang
peniadaan lapangan bundar, diganti dengan Taman sebagai kota taman, perencanaan bangunan dengan
Suropati yang jauh lebih kecil. Sisa lapangan ter- taman besar sebagai halamannya dan pada pusatnya
sebut kemudian dipakai untuk lapangan olah raga. terdapat sebuah lapangan yang besar yang berfungsi
Tahun 1921, dibangun sebuah stadion yang juga sebagai tempat berolahraga dan berinteraksi. Lapa-
berfungsi sebagai tempat olah raga bagi orang- ngan ini pada akhirnya digunakan sebagai stadion
orang Belanda serta menjadi markas klub sepak sepak bola yang awalnya dapat diakses oleh publik
bola Voetbalbond Indische Omstreken Sport (VIOS) berubah menjadi semi publik. Pemerintah kota DKI
sehingga disebut Viosveld. Jakarta akhirnya merubah stadion tersebut menjadi
Viosveld sejak dibuka untuk umum pada taman Menteng yang bentuknya sebagai taman
1921, menjadi sarana olah raga orang-orang publik pada tahun 2006.
Belanda di Jakarta, kemudian selang 40 tahun pre- Menteng sendiri khususnya memerlukan fa-
siden Soekarno menjadikan tempat ini sebagai sta- silitas umum seperti fasilitas olah raga, rekreasi, ta-
dion sepak bola berjuluk Stadion Menteng. Stadion man bermain, tempat parkir, serta sarana untuk ber-
ini mengganti fungsi lapangan Ikada yang digu- interaksi. Kebutuhan tersebut disebabkan oleh
nakan sebagai lokasi Taman Monumen Nasional adanya keterbatasan dan harga lahan yang tinggi.
(Monas) (http ://masoye.multiply.com). Dengan adanya taman kota Menteng yang berkua-
Berjalannya waktu dan perkembangan kota litas dan dapat diakses oleh masyarakat umum se-
yang terus bertambah pesat. Stadion sepak bola hingga dapat mengurangi permasalahan kurangnya
Menteng kemudian diubah menjadi taman kota fasilitas umum di kecamatan Menteng khususnya.
Menteng yang diresmikan oleh gubernur DKI Taman kota Menteng sebagai ruang terbuka
Jakarta Fauzi Bowo pada tanggal 28 April 2007 hijau mempunyai beberapa elemen pendukung se-
(http://Id.wikipedia.org/wiki/stadion-menteng). perti tempat bersantai, lapangan olah raga, pohon
Taman kota Menteng mempunyai beberapa perindang, beberapa tanaman langka, rumah kaca,
elemen yang terkait didalamnya, seperti lapangan tempat bermain, dan tempat parkir. Adanya elemen
olah raga, tempat rekreasi, sarana bermain anak, pendukung yang lebih heterogen membuat fungsi
sarana parkir kendaraan, kantin (foodcourt), dan ru- taman ini menjadi penyeimbang lingkungan dan al-
mah kaca. Elemen-elemen terkait ini yang pada ternatif pilihan masyarakat sebagai tempat olah raga
dan rekreasi keluarga serta tempat dimana ma-

Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 1 Mei 2011 11


Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta Pusat

syarakat dapat berinteraksi pada waktu-waktu ter- perencanaan fisik kawasannya. Dalam penelitian,
tentu seperti pada pagi, sore, malam hari, akhir pe- pada metode deskriptif terdapat dua hal penting
kan dan hari libur. yaitu deskripsi dan analitis. Winarno Surakhmad
Kriteria-kriteria umum berdasarkan analisis menyatakan bahwa setiap penelitian mempunyai
perbandingan antara kesamaan dan kecenderungan sifat deskriptif, dan setiap penelitian terdapat proses
dari berbagai kriteria yang dikemukakan secara analitis, akan tetapi pada metode deskriptif, des-
teoritis, 4 kriteria utama sebagai ukuran kualitas ta- kripsi dan analisis mendapat tempat yang penting
man, yaitu kesehatan dan keselamatan, aksesibilitas, sekali (Winarno Surakhmat.1978). Sedangkan ciri-
estetika serta kenyamanan. Kriteria-kriteria umum ciri penelitian dengan menggunakan metode des-
ini harus dapat dipenuhi oleh sebuah taman dengan kriptif menurut Ronny Kountur adalah:
klasifikasi sebagai taman kota dan bagian wilayah 1. Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat
kota, yang dikelola oleh publik untuk pemanfaatan itu.
publik, dan berfungsi sebagai tempat berinteraksi 2. Menguraikan satu variabel saja atau beberapa
serta berekreasi bagi masyarakat penggunanya baik variabel namun diuraikan satu per satu.
rekreasi fisik, sosial maupun rekreasi alam. 3. Variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau
Perlunya analisa kualitas taman berdasarkan tidak ada perlakuan (treatment).
kriteria diatas tentunya harus dapat diukur dengan
melihat indikator keberadaan atau kondisi kriteria- Metode yang digunakan dalam penelitian
kriteria tersebut berdasarkan indikator dari keempat ini adalah dengan mengumpulkan data primer dan
kriteria yang dirumuskan. Dalam penyusunan tugas data sekunder untuk mendukung penyelesaian
akhir ini penulis mencoba menganalisa taman penyusunan penelitian ini. Pengumpulan data
Menteng sebagai taman kota berdasarkan empat kri- primer dilakukan dengan cara :
teia kualitas taman.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini ada- 1. Observasi Lapangan
lah (1) menemukenali potensi dan permasalahan Ta- Pengamatan lokasi pada fungsi kawasan
man Menteng sebagai Taman Kota; (2) menemu- taman Menteng untuk mengkaji kondisi eksisting
kenali kriteria kualitas taman. Sementara tujuan dan permasalahannya, serta kondisi fisik kebera-
penelitian ini adalah menganalisa taman menteng daan elemen-elemen pendukung kegiatan taman
sebagai taman kota berdasarkan kriteria kualitas Menteng seperti gedung parkir, taman bermain
taman. anak, lapangan olah raga, taman, rumah kaca, dan
pedestrian (melakukan pemotretan).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini Pendekatan studi yang 2. Kuisioner
digunakan adalah: Penyebaran kuisioner dilakukan pada tang-
Pendekatan Teori, yaitu pendekatan studi gal 12 s/d 18 januari 2009, untuk pengambilan sam-
yang bersumber dari hasil kajian literatur terutama pel, digunakan Teknik pengelompokan (stratified
dari buku-buku yang membahas teori-teori peren- random sampling) dengan cara pemilihan kategori
canaan dan pengembangan ruang kota, teori tentang responden berdasarkan pengunjung yang datang ke
ruang terbuka hijau dan teori-teori tentang taman Taman Menteng tanpa membedakan jenis kelamin
kota yang nantinya menjadi rekomendasi tugas ak- responden. Jumlah kuisioner yang disebarkan se-
hir ini. Analisa fungsi taman kota Menteng sebagai banyak 100 kuisioner dan yang terisi sebanyak 94
ruang terbuka hijau, didasari oleh beberapa pertim- kuisioner.
bangan yaitu lokasi studi berada di pusat kegiatan
perdagangan Kecamatan Menteng (bersebelahan de- 3. Wawancara
ngan Menteng Plaza), memiliki karakter jalan grid, Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan
arus lalu-lintas di lokasi studi membentuk pola grid. data secara langsung dari instansi pemerintah terkait
Pendekatan Lapangan, yaitu pendekatan dan pengunjung taman Menteng.
studi yang diperoleh dari hasil pengamatan lang-
sung di lapangan. 4. Kompilasi Data
Tinjauan kebijakan/peraturan, digunakan Dalam tahap kompilasi data, data yang di-
untuk menganalisa kebijakan atau peraturan peme- dapat terutama data yang berbentuk kuisioner di-
rintah terhadap kegiatan yang berada pada lokasi tabulasikan secara langsung (tabulasi langsung), ka-
studi. rena data/kuisioner yang didapat di tabulasi dari
Metode penulisan yang digunakan adalah kuisioner ke kerangka tabel yang sudah disiapkan.
metode deskriptif yang menggambarkan fungsi ta- Sistem ini dikerjakan dengan sistem tally (melidi)
man Menteng sebagai ruang terbuka hijau dengan yaitu menghitung kuisioner cukup dengan memberi

12 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 1 Mei 2011


Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta Pusat

tanda coret atau garis tally. Cara ini memiliki kele- dapat menghubungi antara kegiatan yang satu
mahan, namun untuk jumlah sampel tidak terlalu dengan kegiatan yang satunya.
besar cara ini yang paling mudah, kelemahannya Bagi pengunjung yang tidak dapat menaiki
adalah jika jumlah sampel besar dibutuhkan kolom anak tangga tersedia pula jalur landai untuk
tally yang besar, dan akibatnya kekeliruan dapat memasuki taman Menteng dan juga dapat diguna-
terjadi bila tidak cermat dalam melakukan tabulasi kan bagi penyandang cacat seperti cacat kaki atau
(Singarimbun & Sofyan, 1998). pengguna kursi roda serta orang tua manula. Pada
Sedangkan pengumpulan data sekunder bagian luar pedestrian taman khususnya pada tiap
diperoleh dengan cara: jalur masuk pejalan kaki dibuat tiang-tiang pe-
Survey instansi, ini dilakukan untuk men- ngaman kurang lebih setinggi 100 cm dengan
dapatkan data statistik mengenai jumlah penduduk kerapatan tiap tiang 50 cm.
kecamatan Menteng, jumlah pengunjung dan daya Tiang-tiang pengaman ini dibuat untuk
tampung gedung parkir taman menteng, survey ins- keamanan dan kenyamanan jalur pejalan agar peng-
tansi tersebut dilakukan diantaranya (Walikota guna kendaraan beroda dua tidak dapat keluar ma-
Jakarta Pusat, Kecamatan Menteng, Kelurahan suk melewati jalur ini. Yang menjadi hambatan bagi
Menteng, Dinas Tata Kota, dan Dinas Pertamanan pejalan kaki dan penyandang cacat bukan dikare-
DKI Jakarta) nakan adanya tiang-tiang pengaman melainkan pada
Studi Literatur/Telaah Pustaka yang di- tiap-tiap tiang pengaman diikat dengan menggu-
lakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai nakan tali tambang atau kawat, sehingga pejalan
fungsi taman kota sebagai ruang terbuka hijau di- kaki atau pengguna kursi roda kesulitan melewati
antaranya dilakukan pada perpustakaan Universitas jalur tersebut.
Indonusa Esa Unggul, Universitas Tarumanegara, Penjagaan secara khusus tidak dirasakan
Universitas Trisakti, serta hasil studi, laporan, stan- oleh pengunjung yang datang ke taman Menteng.
dar dan peraturanperaturan dari instansi terkait Tidak adanya penjagaan khusus bukan berarti tidak
(Dinas Pertamanan). Data sekunder dikumpulkan adanya pengamanan pada taman Menteng tersebut.
pada periode September 2007 sampai dengan Petugas keamanan taman Menteng dapat kita
Februari 2008. jumpai di bagian bawah gedung parkir atau base-
Dalam hal ini pemanfaatan taman berkaitan ment tepatnya di sebelah ruangan pengelola taman
dengan pola waktu luang pengguna dan preferensi Menteng. Secara visual pengguna atau masyarakat
atau keinginan mereka dalam beraktifitas. Tujuan yang melewati jalan raya dapat dengan mudah
utama pengguna untuk memanfaatkan taman adalah melihat taman Menteng dari bagian luar taman. Ke-
agar dapat beraktifitas sesuai dengan apa yang me- mudahan visual ini dapat mendorong pengunjung
reka inginkan baik aktif maupun pasif. yang datang untuk melakukan aktifitas yang sesuai
Konsep perancangan taman meliputi konsep dengan keinginan pengunjung. Misalkan orang tua
revitalisasi, monumentalitas, rekreasi dan berorien- yang akan berolah raga di taman tersebut akan
tasi pada masyarakat. Kriteria berdasarkan nilai- merasa segan karena pengunjung yang datang untuk
nilai dan keinginan masyarakat (Seymour M. Gold) berolah raga lebih banyak anak muda atau remaja.
secara teoritis, mempunyai 4 (empat) criteria utama
sebagai ukuran kualitas taman, yaitu kesehatan dan Keamanan dan Keselamatan
keselamatan, aksesibilitas, estetika serta kenyama- Pengunjung yang datang ke taman Menteng
nan. dapat terbebas dari benda-benda berbahaya dikare-
Kriteria-kriteria ini seharusnya dapat dipe- nakan jalur pejalan dan jalur masuk taman sudah
nuhi oleh sebuah taman dengan klasifikasi sebagai dilakukan perkerasan, begitu juga dengan fasilitas
taman kota dan bagian wilayah kota, yang dikelola olah raga yang terdapat di taman ini. Taman
oleh publik untuk pemanfaatan publik, dan ber- Menteng selain terbebas dari benda-benda berba-
fungsi sebagai tempat rekreasi penggunanya, baik haya juga bebas dari anacaman kecelakaan, karena
rekreasi fisik, sosial, kognitif maupun rekreasi alam. jalur pejalan sudah dikhususkan untuk pejalan kaki
dan pengguna kursi roda. jenis permainan dan fasi-
Analisa Kualitas Taman Berdasarkan Ob- litas olah raga yang terdapat di taman ini tidak
servasi & Persepsi Pengguna mengundang bahaya atau mengakibatkan kecela-
Aksesibilitas kaan yang fatal.
Taman Menteng memiliki 4 jalur masuk Untuk pengunjung yang datang dengan
atau akses untuk memasuki taman Menteng. Pada menggunkan kendaraan roda empat atau kendaraan
jalur masuk yang terdapat di taman Menteng dibuat pribadi harus lebih waspada ketika ingin memarkir
anak tangga 5 anak tangga. Kawasan taman kendaraannya pada gedung parkir karena pada tiap
Menteng memiliki akses atau jalur pedestrian yang tingkungan menanjak tiap lantai gedung parkir

Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 1 Mei 2011 13


Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta Pusat

memiliki tikungan yang sangat tajam sehingga ba- yang mati, dari 80 lampu yang ada, terdapat 50 lam-
nyak terjadi kecelakaan. pu yang tidak menyala. Berdasarkan data kuisioner
Pengunjung taman Menteng tidak merasa responden terdapat 59% responden yang menya-
kebisingan dikarenakan pada bagian luar taman takan penerangan pada taman menteng kurang
dibuat pembatas atau buffer dengan cara menanami terang (Dapat dilihat pada Gambar 2). Apabila
jenis tanaman perdu yang dapat berfungsi untuk kondisi seperti ini terus terjadi dikhawatirkan
pagar, peredam suara bising kendaraan dan juga pengunjung yang datang pada malam hari akan
polusi udara secara langsung. merasa tidak aman dan nyaman.

Kenyamanan
Kenyamanan merupakan kriteria utama
dalam menganalisa kualitas taman juga merupakan
kebutuhan dasar bagi pengguna taman. Penilaian
kenyaman pada taman Menteng seperti tempat Pagi
hari Siang hari Sore hari Malam hari beristirahat,
terlindung dari sengatan matahari, tempat berolah-
raga dan sebagainya.
Terhindar dari sengatan matahari langsung
merupakan hal yang di inginkan oleh banyak pe-
ngunjung, dikarenakan pengunjung lebih banyak Gambar 2
banyak memilih untuk datang ke taman pada saat Kualitas Penerangan Pada Malam Hari
matahari tidak terlalu menyengat yaitu pada pagi,
sore dan malam hari. Pengunjung yang datang pada Berolahraga merupakan kegiatan atau akti-
sore hari lebih banyak dibandingkan pada pagi dan vitas yang banyak dilakukan oleh pengunjung
malam yaitu sebanyak 91% responden memilih dibandingkan dengan kegiatan lain seperti rekreasi
berkunjung ke taman, pagi dan malam masing-ma- keluarga, bersantai dan sebagainya. Kenyamanan
sing responden sebanyak 4% (lihat Gambar 1) dan untuk berolahraga dapat dirasakan baik di taman ini
yang berkunjung pada siang hari tidak ada. hanya saja kurang dirasakan apabila pada saat cuaca
sedang hujan atau sehabis hujan. Karena apabila
hujan atau sehabis hujan akan terjadi genangan air
dan fasilitas ini merupakan fasilitas luar ruangan.
Pengunjung yang menggunakan fasilitas
olahraga banyak terutama olahraga futsal, sampai-
sampai pengunjung yang ingin menggunakan fasi-
litas olahraga ini mengantri giliran atau secara ber-
gantian berdasarkan jamnya. Kegiatan berolah raga
yang dapat digunakan di taman tersebut selain futsal
yaitu; basket, volley, jogging.
Dengan tidak adanya fasilitas untuk ber-
main atau olahraga skate board, para pengguna
Gambar 1 bermain dilapangan atau ruang yang seadanya. Apa-
Waktu Kedatangan Pegunjung bila terus menerus seperti ini semakin lama me-reka
akan semakin bebas melakukan apa yang ada dan
Selain sinar matahari tidak terlalu menye- dapat digunakan untuk bermain, baik itu anak
ngat seperti pada siang hari, juga di karenakan tangga batu taman yang di buat untuk kolam air
pohon-pohon perindang di taman ini belum dapat mancur.
memberikan fungsinya dengan baik karena belum Adapun kegiatan atau fasilitas yang terdapat
besar. Selain itu tanaman rambat peneduh yang ber- di taman Menteng yang berkaitan dengan keinginan
fungsi seperti kanopi untuk tiap-tiap bangku juga dan kebutuhan pengguna :
belum berfungsi di karenakan tanaman rambat yang 1. Fasilitas Olahraga
dapat menjalar tidak terawat dengan baik. Fasilitas olahraga raga dibangun dengan
Pada malam hari pencahayaan sinar lampu luas 4.272, 75 m, didalamnya terdapat 1 lapangan
juga harus terang karena apabila tidak terang dikha- volley, 1 lapangan basket dan 2 lapangan futsal
watirkan dapat menimbulkan kesan negatif. Kenya- penggunaan lapangan ini dapat digunakan dari pagi
taanya dilapangan pada malam hari pencahayaan si- hingga malam hari (06.00-23.00 WIB) tanpa dipu-
nar lampu kurang terang dikarenakan banyak lampu nguti biaya atau sewa. Pada fasilitas ini pengunjung

14 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 1 Mei 2011


Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta Pusat

yang datang dapat melakukan aktifitas lain seperti


kegiatan keseharian ataupun kegiatan umum lain-
nya.

2. Plaza Patung dan Bunga


Plaza patung atau bunga yang berbentuk
bulat mempunyai luas 251,16 m, plaza patung dan
bunga terdapat 3 lokasi yaitu 2 plaza patung selatan
dan utara serta 1 plaza bunga yang berada di tengah
kedua plaza patung. Kegiatan yang dapat dilakukan
pada lokasi plaza ini seperti bersantai, duduk-du-
duk, berinteraksi dan menikmati taman bunga.
Gambar 3
3. Gedung Parkir Lama Waktu Berkunjung
Pada bangunan ini dibuat dengan luasan
202,52 m bangunan ini terdiri dari 3 lantai. Lantai Kebanyakan dari pengunjung yang datang
dasar atau basement digunakan untuk kantor pe- ke taman Menteng adalah sekali dalam kurun waktu
ngelola, kantin eks pedagang kaki lima, toilet dan 1 minggu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
mushola. Lantai 2 dan 3 digunakan sebagai tempat (Gambar 4).
parker kendaraan pribadi, yaitu kendaraan roda dua
dan kendaraan roda empat. Pada bagian atas bangu-
nan ini seringkali pengunjung yang datang mela-
kukan kegiatan pasif ataupun aktif luar ruangan
pada waktu sore dan malam hari.

4. Rumah Kaca
Bangunan rumah kaca ini dibangun dengan
luas 226,34 m, terdapat 2 bangunan rumah kaca.
Bangunan ini digunakan untuk event-event seperti
pameran photo, lukisan dan lain sebagainya. Bangu-
nan ini dapat diakses oleh publik jika ada event-saja
dan jika tidak ada event bangunan ini tidak dapat
diakses.
Gambar 4
Rata-rata kunjungan dalam 1 minggu
5. Ruang Hijau
Ruang hijau merupakan ruang yang paling Estetika
luas diantara semua fasilitas yang terdapat di tana- Taman Menteng memiliki jenis tanaman
man Menteng, luasan ruang hijau di taman ini se- yang beragam baik jenis buah-buahan, tanaman
luas 11.963 m. Pada ruang hijau ini banyak dita- hias, tanaman perdu dan pohon peneduh yang si-
nami pepohonan, jenis tanamannya merupakan fatnya tahunan. Taman ini ditanami 1.000 pohon
tanaman peneduh tahunan, tanaman buah, tanaman dengan 30 jenis tumbuhan. Taman Menteng juga
penghijau, tanaman pemikat burung dan lain seba- memliki monumen dan air mancur, jika dilihat
gainya. secara visual akan akan menarik untuk dipandang.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada ruang Keberadaan unsur-unsur buatan ini men-
hijau ini seperti bermain anak, piknik, bersantai, jadikan taman menjadi indah dan menarik sehingga
family gathering dan lain-lain. Kegiatan tersebut pengunjung puas dan senang berada di taman ini.
merupakan kegiatan luar ruangan yang dilakukan Hanya saja ada beberapa bagian unsur taman yang
berkelompok atau keluarga. Kebanyakan pengun- kurang terawat seperti tugu monumen Persija in
jung yang datang ke taman Menteng menghabiskan Memorial yang sudah mulai berkarat dan kolam air
waktu 2 6 jam untuk berada ditaman (lebih je- mancur yang mulai ditumbuhi lumut sehingga
lasnya dapat dilihat pada (Gambar 3) untuk mela- keindahan taman menjadi kurang menarik.
kukan kegiatan dilingkungan taman sambil ber-
santai.
Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan, mengiden-
tifikasi dan menganalisa masalah taman Menteng

Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 1 Mei 2011 15


Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta Pusat

berdasarkan Kriteria kualitas taman, maka kesim- Rubenstein, Harvey M, Pedestrian Malls,
pulan yang didapat adalah sebagai berikut: (1) Streetscapes and Urban Spaces, John Wiley
Aksesibilitas, pengunjung berkursi roda memiliki & Sons, Inc, New York, 1992.
hambatan apabila ingin datang ke taman Menteng
jika menggunakan kendaraan umum atau bagi
penduduk lingkungan menteng, dikarenakan pada
jalur masuk dibuat tiang-tiang setinggi 75 cm de-
ngan jarak tiap tiang 50 cm. (2) Keamanan dan Ke-
selamatan Keamanan dan ketertiban fasilitas parkir
kurang dirasakan khususnya parkir motor, karena
lahan parkir motor menggunakan jalur pedestrian
taman, dengan membuat batas dengan tali / tambang
dan juga kurangnya petugas keamanan parkir pada
tiap lantai gedung khususnya pada bagian atas
gedung parkir. (3) Kenyamanan, kurangnya penca-
hayaan lampu pada malam hari dikarenakan ba-
nyaknya lampu pada sisi kanan dan kiri jalur
pedestrian taman tidak menyala. Tidak teralo-
kasinya sarana foodcourt atau kantin bagi pengun-
jung, sementara pengunjung yang datang membeli
jajanan atau air minum di pedagang dorong yang
berjualan pada pintu keluar parkir. (4) Estetika, Ta-
man Menteng tidak cocok digunakan untuk pertun-
jukan atau acara besar seperti konser musik, dika-
renakan lahannya tidak memungkinkan dan taman
yang ditanami beberapa tanaman langka yang
dikhawatirkan rusak. Kurangnya perhatian untuk
perawatan berkala didalam taman ini sehingga
terdapat beberapa fasilitas yang belum mendapati
perawatan, seperti monumen patung Persija dan
kolam air mancur.

Daftar Pustaka
Bennet, Corwin, Space for People, Human Factors
In Design, Prentice Hall, New York, 1977.

Budihardjo, Eko dan Djoko Sujarto, Kota


Berkelanjutan, Alumni, Bandung, 1999.

Carr, Stephen, et.al Publik Space, Cambridge


University Press, Cambridge, 1922.

Eriawan, Tomi, Prinsip Perancangan Taman Kota


dan Taman Bagian Wilayah Kota di Kota
Bandung, Tesis Magister Bidang Khusus
Rancang Kota Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota ITB, 2003

Gold, Seymour M, Recreation Planning and


Design, Mcgraw-hill, New York, 1980.

Leonardo, Aksesibilitas Ruang Terbuka Publik


Bagi Kelompok Masyarakat Tertentu, Tugas
Akhir Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
UIEU, 2007.

16 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 1 Mei 2011

You might also like