Professional Documents
Culture Documents
Abstract: Traffic signal coordination is normally implemented to improve the level of service
of a road or a network of roads, minimised overall delay and number of stops. After the queue
time red on one intersection, the vehicle is expected to get the green time at next intersections.
Such coordination system has not been implemented in Jalan Merdeka Lhokseumawe city. As
the main road, there are three signals intersection of the paths, Simpang BI (first junction),
Simpang Empat (second junction) and Simpang BPD (third junction). As a result of not
having a coordination, the vehicle often passed through first junction had to stop and wait for
the green phase at the second junction. The same thing also happened between second
junction and third junction so that long queues, delay and stopped number at peak hours is
unavoidable. Based on these conditions then do studies to improve the performance of the
intersection with traffic lights coordination. There are two methods that be used in planning
the coordination Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM 1997) for the processing of
traffic data, while for coordination was made with the help of a software based on Transyt 14
method developed by TRRL (Transport and Road Research Laboratory) United Kingdom.
Transyt 14 is used to evaluate the performance of the existing conditions and coordinated as
well as making some alternative coordination with the performance index (PI) as the main
criteria. The research for the best alternative compared to the existing conditions of the
retrieved time cycle 81 seconds, the PI decreases 36.79% degree of saturation down 21.31%,
reduced queue 14.15%, delay time decreases 44.60%, the stop number down 36.23%, journey
speeds increased 34.19%, fuel consumption can be saved 14.60% and level of service can be
upgraded from D to C.
Abstrak: Koordinasi antar simpang bersinyal secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan
pelayanan suatu jaringan jalan, mengurangi waktu tunda dan waktu berhenti kendaraan.
Setelah melakukan antrian waktu merah pada salah satu persimpangan, kendaraan diharapkan
akan memperoleh waktu hijau pada persimpangan berikutnya. Sistem koordinasi demikian
belum diterapkan di Jalan Merdeka Kota Lhokseumawe. Sebagai jalan utama pada pada
lintasan tersebut ada tiga persimpangan bersinyal yaitu, Simpang BI (simpang I), Simpang
Empat (simpang II) dan Simpang BPD (simpang III). Akibat belum adanya koordinasi antar
ketiga persimpangan tersebut, sering kendaraan yang baru lolos dari simpang I harus berhenti
dan menunggu fase hijau lagi pada simpang II dan sebaliknya. Hal yang sama juga terjadi
antara simpang II dan simpang III sehingga antrian, waktu tundaan dan waktu berhenti yang
panjang terutama pada jam puncak tidak dapat dihindari. Berdasarkan kondisi tersebut maka
dilakukan studi untuk memperbaiki kinerja simpang tersebut dengan cara melakukan
koordinasi lampu lalulintas antar persimpangan. Ada dua metode yang digunakan pada
perencanaan koordinasi ini, yaitu Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) untuk
pengolahan data lalulintas, sementara untuk koordinasi yang dilakukan menggunakan bantuan
perangkat lunak Transyt 14 berpedoman pada metode yang dikembangkan oleh TRRL
(Transport and Road Research Laboratory) Inggris. Transyt 14 digunakan untuk mengevaluasi
kinerja persimpangan pada kondisi eksisting dan setelah dikoordinasi serta membuat beberapa
alternatif koordinasi dengan performance index (PI) sebagai kriteria utama. Hasil penelitian
untuk alternatif terbaik dibandingkan kondisi eksisting diperoleh waktu siklus 81 detik, PI
berkurang 36,79%, degree of saturation turun 21,31%, antrian berkurang 14,15%, waktu tunda
berkurang 44,60%, jumlah henti turun 36,23%, kecepatan perjalanan meningkat 34,19%,
konsumsi bahan bakar dapat dihemat 14,60% dan tingkat pelayanan dapat ditingkatkan dari D
menjadi C.
Kata kunci : Koordinasi, Simpang Bersinyal, Transyt 14, Performance Index
Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 46
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Metode ini adalah mencari offset aktual Optimasi merupakan proses penyesuaian
dimana offset aktual yang dipilih adalah yang waktu sinyal, evaluasi dan penggunaan model.
mempunyai selisih paling minimal dengan Penyesuaian itu dapat mengurangi atau
offset ideal. Tujuannya adalah memperoleh meningkatkan nilai PI. Hasil penyesuaian yang
mendapatkan jalur hijau yang maksimum pada digunakan adalah yang menghasilkan nilai PI
kedua arah. Asumsi dasar yang diambil sama terkecil walaupun fase hijau yang diperoleh
seperti metode maksimasi green bandwidth. adalah minimum.
Perbedaannya adalah metode perhitungannya Struktur program Transyt 14
dan pada metode ini arus lalulintas turut diperlihatkan pada Gambar 2.
diperhitungkan.
Transyt 14
Transyt 14 (Traffic Network Study Tool)
adalah program komputer sebagai alat bantu
untuk mengkoordinasi simpang bersinyal waktu
tetap (pre-time signal control). Transyt 14
menggunakan metode green bandwidth sebagai
konsep dasar untuk koordinasi simpang Gambar 2. Struktur program Transyt 14
Sumber: Binning et.al, 2011
bersinyal. Program ini dikeluarkan oleh
Transport and Road Reseacrh Laboratory
Optimasi Transyt 14
Inggris. Optimasi pada Transyt 14 bertujuan
Program Transyt 14 mempunyai dua untuk meminimumkan performance index
elemen utama yaitu: dengan cara menurunkan tundaan dan jumlah
1. Model lalulintas stop yang terjadi. Optimasi yang dilakukan
Model lalulintas menggambarkan pola Transyt 14 adalah signal offset dan waktu hijau
pergerakan atau tingkah laku lalulintas pada di setiap persimpangan.
jaringan jalan yang mempunyai satu
persimpangan bersinyal atau lebih. Model ini 1. Performance Index
memprediksikan performance index (PI) untuk Performance index merupakan kombinasi
perencanaan waktu tetap. PI merupakan dari jumlah total tundaan dan total stop pada
ukuran total harga kemacetan lalulintas yang semua link yang ditinjau dan juga dijadikan
merupakan kombinasi waktu total tundaan sebagai ukuran biaya kemacetan. Performance
(delay) dan jumlah berhenti (stop) kendaraan. index (PI) dihitung dengan persamaan berikut:
k
PI = W. wi . di + 100
k i . si (1)
2. Optimasi sinyal lampu lalulintas =1
Pada persimpangan, arus lalu lintas (Q) hasil pengamatan atau pengukuran langsung di
untuk setiap gerakan (belok dan lurus) lapangan. Data ini meliputi: (1) geometrik
dikonversi dari kendaraan per jam menjadi persimpangan, (2) lalulintas, (3) kecepatan rata-
satuan mobil penumpang (smp) per jam dengan rata dan (4) setting lampu lalulintas.
menggunakan ekivalen kendaraan penumpang Data sekunder yang dibutuhkan adalah
(emp). Nilai emp untuk setiap jenis kendaraan peta lokasi persimpangan dan informasi jam
dan untuk masing-masing pendekat puncak lalulintas. Peta Lokasi diperoleh dari
diperlihatkan pada Tabel 1. situs google map, sementara waktu jam puncak
diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yang
Tabel 1. Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp)
dilakukan oleh Rusli (2011).
Proses Data
Pengumpulan Data
Setelah pemodelan jaringan selesai
Data yang diperlukan untuk menunjang
dilanjutkan dengan tahap evaluasi kondisi
penelitian ini ada dua jenis yaitu: data primer
eksisting. Pada tahap ini program Transyt 14
dan data sekunder.
dijalankan dengan pilihan optimisation = none
Data primer adalah data yang diperoleh
maksimum yang ditetapkan MKJI (1997) sebahagian harus menunggu fase hijau
sebesar 40 km/jam untuk kecepatan maksimal berikutnya.
lalulintas dalam kota.
Pembahasan
Evaluasi kinerja simpang kondisi eksisting Evaluasi kondisi eksisting simpang
Evaluasi yang dilakukan merupakan bersinyal di Jalan Merdeka menunjukkan
kondisi keseluruhan jaringan yang ditinjau bahwa degree of saturation dan delay tinggi
untuk volume lalulintas rata-rata jam puncak. melebihi batasan yang ditetapkan Transyt 14.
Hasil evaluasi untuk setiap parameter yang Untuk mengurangi hal tersebut maka dilakukan
ditinjau diperlihatkan pada Tabel 4. perubahan waktu siklus dan koordinasi antar
simpang.
Tabel 4. Hasil Evaluasi Kinerja Simpang Kondisi
Eksisting
Parameter Satuan Besaran Perubahan waktu siklus dan koordinasi
Performance index (PI) 103,86
Degree of saturation (DS) % 104,92
Penentuan panjang waktu siklus yang
Antrian rata-rata smp 37,82 efektif dilakukan dengan iterasi sehingga
Waktu tunda/delay rata-rata detik 19,55
Perhentian/stop rata-rata % 45,61 diperoleh parameter kinerja yang paling baik.
Kecepatan perjalanan rata-rata km/jam 13,66
Konsumsi bahan bakar liter/jam 466,81
Hasil iterasi waktu siklus diperlihatkan pada
Tingkat pelayanan (LoS) - D Gambar 5.
Tabel 4 memperlihatkan bahwa nilai PI
persimpangan sebesar 103,86. Nilai ini
merupakan akumulasi biaya tambahan akibat
terjadinya tundaan sebesar 72,80 dan biaya
berhenti sebesar 31,06. Nilai waktu yang
digunakan pada penelitian ini adalah seperti
ditetapkan Jasa Marga untuk daerah selain
Jakarta sebesar Rp. 9.051 (Tamin, 2008) atau
Gambar 5. Grafik Hasil Iterasi Waktu Siklus
0,62 (asumsi kurs 1 = Rp. 14.600,-).
Waktu siklus terbaik hasil iterasi adalah
Parameter lain yang dijadikan sebagai tolak
81 detik yang menghasilkan PI terendah dan
ukur kinerja adalah degree of saturation (DS).
berada pada kondisi di bawah jenuh
Nilai DS yang diperoleh sebesar 104,92% telah
(DS<100%).
melebihi syarat yang ditetapkan Transyt 14,
Offset dan bandwidth yang dihasilkan
yaitu maksimum sebesar 90%. Nilai DS ini
menggunakan waktu siklus 81 detik seperti
mengindikasikan bahwa pada saat fase hijau
pada Gambar 5.
pada lengan tersebut tidak seluruh kendaraan
yang mengantri dapat dilewatkan sehingga
Tabel 6. Hasil Evaluasi Optimasi Waktu Siklus berkurang dan terjaganya kestabilan mental
dan Offset pengemudi yang dapat menurunkan tingkat
Perbanding
Parameter Satuan Besaran
an Kondisi kecelakaan lalulintas.
Eksisting
(%)
Perform ance index (PI) 65,65 -36,79
KESIMPULAN DAN SARAN
Degree of saturation (DS) % 82,56 -21,31
Antrian tertinggi smp 32,47 -14,15 Kesimpulan
Waktu tunda/delay detik 10,83 -44,60
1. Kinerja kondisi eksisting persimpangan
Perhentian/stop % 36,23 -20,57
Kecepatan perjalanan km/jam 18,33 34,19 Jalan Merdeka Kota Lhokseumawe berada
Konsumsi bahan bakar ltr/jam 398,7 -14,60
pada tingkat layanan D dengan
T ingkat pelayanan (LoS) - C DD
performance index sebesar 103,86,
Tabel 6 memperlihatkan bahwa optimasi degree of saturation 104,92%, panjang