You are on page 1of 2

1

BAB I
PENDAHULUAN

Dermatitis Atopik (D.A.) atau eczema atopic adalah penyakit inflamasi kulit
kronis dan residif yang ditandai dengan gatal dan eritem dengan batas yang tidak
tidak jelas, edema, vesikel, dan madidans pada stadium akut dan penebalan kulit
(likenifikasi) pada stadium kronik. D.A. merupakan salah satu penyakit kulit yang
sering ditemukan dan dengan angka kekambuhan yang cukup tinggi. D.A. paling
sering terjadi pada masa bayi awal dan masa kanak-kanak, menghilang pada 50%
kasus saat remaja tetapi dapat menetap atau bahkan dimulai pada masa dewasa.1
Pada tahun 1960, prevalensi D.A. meningkat tiga kali lipat. Perkiraan terbaru
menunjukkan bahwa D.A. merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama
diseluruh dunia, prevalensi pada anak-anak 10% menjadi 20% dan pada dewasa 1 %
menjadi 3 % di Amerika Serikat, Eropa barat dan utara, Afrika, Jepang, Australia
dannegara industri lainnya. Prevalensi D.A. jauh lebih rendah di negara-negara
pertanian (agraris) seperti di Cina, Eropa Timur, Afrika dan Asia Tenggara.
Perempuan lebih dominan dibandingkan laki-laki dengan perbandingan 1.3 : 1.0. 2
Faktor penyebab D.A. merupakan kombinasi antara faktor genetik (turunan)
dan lingkungan seperti kerusakan fungsi kulit, infeksi, stres dan lainnya. Gejala klinis
dan perjalanan penyakit D.A. sangat bervariasi, membentuk sindrom manifestasi
diatesis atopik.3 Walaupun D.A. telah banyak dipelajari dan dikatakan berhubungan
dengan sistem imun, belum ada pengobatan yang pasti untuk D.A. Hasil pengobatan
D.A. pada beberapa pasien masih belum memuaskan. Pada beberapa pasien,
imunosupresi dengan kortikosteroid sistemik, azathioprine, methothrexate,
cyclosporine, atau PUVA dapat menyebabkan disabilitas dan berisiko menimbulkan
efek yang tidak diinginkan. Di samping itu penggunaannya juga tidak menimbulkan
efek yang bermakna. Penatalaksanaan D.A. terutama ditujukan untuk mengurangi
kekambuhan sehingga dapat mengatasi penyakit dalam jangka waktu lama dan
mengubah perjalanan penyakit, serta ditekankan pada kontrol jangka waktu lama
(long term control), bukan hanya untuk mengatasi kekambuhan saja. Penatalaksanaan
D.A. dititik beratkan pada edukasi, mengurangi rasa gatal (pemberian pelembab, obat
anti-inflamasi), serta menghindari faktor pencetus.4

1
2

Setiap pasien memerlukan penatalaksanaan individual sehingga berbagai


macam pengobatan dapat dicoba sampai mendapatkan kombinasi pengobatan yang
ideal atau sesuai dengan keadaan pasien masing-masing, untuk mencapai terapi yang
maksimal. Hal ini dikarenakan D.A. dapat menyebabkan masalah psikososial seperti
kecemasan, depresi, gangguan tidur dan rangsangan emosional. Sehingga dengan
terapi yang maksimal dapat meningkatkan kualitas hidup penderita D.A.1,2

You might also like