Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.2.1 Apa itu Tri Kaya Parisudha ?
1.2.2 Mengapa Tri Kaya Parisudha menjadi salah satu kearifan lokal di Bali ?
1.2.3 Apa penyebab terabaikannya Tri Kaya Parisudha sehingga terjadinya
penurunan moralitas pada masyarakat di desa Sanglah ?
1.2.4 Bagaimana pengaruh Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan bermasyarakat ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tri Kaya Parisudha merupakan salah satu bagian dari ajaran agama Hindu 3
yang mengatur kesusilaan yaitu mengenai tingkah laku. Namun sebagian besar
masyarakat belum memahami dan mendalami ajaran tersebut, sehingga sering
terjadi kesalahpahaman di masyarakat , baik dalam hal berbicara dan berbuat.
Selain harapan agar manusia khususnya masyarakat dapat memahami ajaran
agama Hindu, perlu juga dituntun untuk dapat mengamalkan atau melaksanakan
ajaran Tri Kaya Parisudha sehingga dapat membentuk manusia susila, yang
berbudi pekerti mulia dan luhur (Mantra, 1993 : 7).Tri Kaya Parisudha yaitu tiga
dasar pikiran yang harus disucikan yaitu Manacika, Wacika dan Kayika yang
masing-masing berarti dasar prilaku, perkataan dan perbuatan (Parisada Hindu
Dharma, 1973 : 53). Tri Kaya Parisudha itu adalah tiga kesatuan pikiran, kata-kata
dan perbuatan yang benar guna menuntun hidup manusia didalam menyebar tata
laksana guna tercapainya kerukunan dan keharmonisan hidup didalam masyarakat
(DPC. Prajanti Hindu Indonesia Kabupaten Buleleng, 1971 : 53). Dalam buku
Sarasamuscaya dinyatakan bahwa Tri Kaya Parisudha dinamakan Karma Patha,
yaitu sepuluh banyaknya, perinciannya adalah sifat-sifat pikiran, tiga banyaknya.
Sifat prilaku kaya atau badan tiga macamnya, sifat prilaku perkataan empat
banyaknya (Gd. Pudja, 1979 : 73). Kajian tentang Tri Kaya Parisudha juga dapat
disimak dari kajian Ida Pedanda Made Kemenuh (1974 : 9). Kajiannya tentang Tri
Kaya Parisudha adalah Tri artinya tiga, kaya artinya gerak, Parisudha artinya suci.
Jadi arti keseluruhannya adalah tiga gerak perbuatan yang disucikan.
BAB III
PEMBAHASAN
Jadi, Tri Kaya Parisudha artinya tiga perilaku manusia berupa pikiran,
perkataan, dan perbuatan yang harus disucikan . Pikiran, perkataan, dan perbuatan
yang disucikan dimaksudkan perilaku manusia yang baik atau perilaku manusia
tidak boleh dikotori dengan perilaku yang tidak baik. Ketiga perilaku yaitu
berpikir, berkata dan berbuat yang baik harus selalu dijadikan pedoman khususnya
bagi umat Hindu dan bagi umat manusia pada umumnya dalam menjalani
kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manusia
dengan lingkungannya, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan maha
pencipta. Dapat juga diartikan sebagai tiga perilaku manusia yang harus disucikan
yaitu wacika, manacika dan kayika. Dengan adanya pikiran yang baik akan timbul
perkataan yang baik sehingga mewujudkan perbuatan yang baik. Tri Kaya
Parisuda sebagai bagian dari ajaran etika dalam agama Hindu akan memberikan
tuntunan dan jalan menuju pada kedamaian serta keharmonisan kehidupan di
dunia dan akhirat. Kaya, Wak dan Mana dalam kehidupan sehari hari sering
disebut dengan Tri Kaya, yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Kaya, Wak dan Mana harus diarahkan pada hal hal menuju kebaikan
karena hanya manusia yang dapat merubah prilaku yang tidak baik kearah yang
baik. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa menjelma menjadi manusia
dengan kelebihan Sabda, bayu, idep merupakan suatu pahala keberuntungan dan
sekaligus merupakan suatu keutamaan bagi manusia untuk berbuat baik (subha
karma) jika kita melakukan perbuatan jahat maka hasil yang diterima juga buruk,
sebaliknya jika kita melakukan perbuatan baik maka hasilnya juga baik. Adapun
bagian dari Tri Kaya Parisudha sebagai berikut :
Manacika
Memiliki arti berpikir suci atau berpikir yang benar. Karena pikiran yang
mengundang sifat dan seluruh organ tubuh untuk melakukan sesuatu. Maka ada
5
baiknya jika pikiran kita selalu bersih dan selalu berpikir positif.
Wacika
Memiliki arti berkata yang benar. maka sebaiknya kita di dalam kehidupan
sehari hari berkata yang benar ,tidak menyingguang ataupun menghina dan
mencaci orang lain.
Kayika
Memiliki arti perbuatan atau prilaku suci atau berprilaku yang benar, dimana
perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh di dalam diri
manusia. Maka sebaiknyalah kita berprilaku yang baik demi terciptanya hubungan
yang harmonis antara sesama manusia.
Dari ketiga unsur Tri Kaya Parisudha ini saling memiliki keterikatan, yaitu
dimana jika kita sebagai umat manusia sudah berpikir yang benar atau suci maka
terciptalah perkataan yang suci pula dan bila perkataan sudah benar maka
perbuatan kitapun pasti akan benar pula.
3.2 Tri Kaya Parisudha sebagai kearifan lokal masyarakat Hindu di Bali
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari
mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu,
dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan
oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
tempat. Ada nilai kearifan lokal yang dipegang oleh masyarakat Bali yang
membuat toleransi antara umat beragama di Bali selalu tinggi. Perbedaan agama,
suku, rasa dan latar-belakang lainnya, tidak pernah menjadi konflik di Bali. Salah
satu kearifan lokal yang ada di Bali adalah Tri Kaya Parisudha, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian Tri Kaya Parisudha terlihat bahwa
ajaran ini terbukti sangat baik untuk diterapkan dimana dengan adanya pikiran
yang baik akan timbul perkataan yang baik sehingga mewujudkan perbuatan yang
baik. Tri Kaya Parisuda sebagai bagian dari ajaran etika dalam agama Hindu akan
memberikan tuntunan dan jalan menuju pada kedamaian serta keharmonisan
6
kehidupan di dunia dan akhirat.
3.3 Penyebab Penurunan Moralitas Masyarakat di desa Sanglah, Bali
Oleh sebab itu, masyarakat desa Sanglah harus bisa mengembalikan fungsi
Tri Hita Karana sebagai kontrol sosial di masyarakat, yang nantinya akan
dijadikan pedoman dalam diri masyarakat dalam berpikir, berkata dan berbuat
dalam kehidupan sehari-hari.
3.4.1 Manacika
Manas atau manah itu berarti pikiran. Manacika dapat diartikan sebagai
segala perilaku yang berhubungan dengan pikiran. Pikiran adalah inti dari
segalanya. Dari ketiga unsur Tri Kaya Parisudha, pikiran adalah paling pokok,
yang dapat menimbul adanya perkataan maupun perbuatan. Karena itu pikiran
adalah paling penting untuk dikendalikan. Adapun pengendalian pikiran yang
dapat dilakukan yakni :
Biasakanlah berpikir dan bersikap welas asih atau kasih sayang terhadap
sesama makhluk dan memupuknya secara terus menerus.
Belajarlah mengendalikan diri, agar rasa iri dan dengki dapat ditiadakan
dan tidak timbul lagi dalam pikiran.
Sibukkanlah diri dengan rajin bekerja, sehingga tidak ada kesempatan bagi
pikiran untuk memikirkan yang bukan-bukan. Sibuk dengan pekerjaan
sendiri, tentunya tidak akan ada peluang untuk memikirkan hal yang aneh-
aneh.
Tanamkan terus pikiran dan sikap pengendalian diri yang baik, sehingga
kita mudah memberi maaf kepada orang lain dan tidak cepat marah
maupun putus asa.
Selalulah berpikir yang baik dan benar, sehingga nafsu atau keinginan
buruk yang timbul karena pengaruh lingkungan dan panca indriya, dapat
ditiadakan.
Biasakanlah berpikir, berkata dan berbuat yang baik, sehingga kita dapat
menjadi manusia yang berbudi luhur dan beriman teguh antara lain dengan
melaksanakan tapa, brata, yoga, dan samadhi
3.4.2 Wacika
Berkata-kata atau berbicara itu sangat penting artinya, baik bagi kita
sendiri maupun bagi orang yang mendengarkannya. Karena itu sebelum berkata
9
atau berbicara, pikirkanlah dulu akan akibatnya. Pikir dahulu pendapatan, sesal
kemudian tidak berguna, demikianlah kata peribahasa yang patut kita pahami.
Dan janganlah sembarangan berbicara. Jangan pula asal berbicara atau asal
berbunyi. Perkataan pada hakekatnya adalah penyampaian isi hati, karena itu hati-
hatilah, jangan sampai orang lain merasa tersinggung atau sakit hati. Jangan
katakan kepada orang lain siapapun juga orangnya, apa yang anda sendiri tidak
senang. Setiap orang hendaknya berkata dengan baik dan benar. Berkata yang
baik dan benar inilah dinamakan Wacika Parisudha. Setiap kata-kata dapat
menimbulkan akibat yang baik maupun yang buruk. Demikianlah dengan kata-
kata orang dapat memperoleh kebaikan maupun keburukan. Kita bisa berbahagia,
bisa mendapat kesulitan, bisa mendapat teman, bahkan kitapun bisa menemui ajal.
Jika tidak berhati-hati dalam berkata
3.4.3 Kayika
Kayika atau kaya artinya yang berkenaan dengan badan, perbuatan atau
wujud atau perilaku yang berkaitan dengan badan. Dengan angota tubuh memang
kita dapat menunjukkan perilaku kita. Perilaku dimaksud harus melaksanakan
dengan baik dan benar. Perilaku yang baik dan benar inilah yang dinamakan
Kayika Parisudha. Setiap perbuatan, apakah perbuatan baik ataukah perbuatan
buruk akan dapat menimbulkan apa yang dinamakan karma. Perbuatan yang baik
akan menimbulkan karma yang baik. Sebaliknya perbuatan yang buruk akan
menimbulkan karma buruk. Karma itu adalah pahala atau hasil dari perbuatan
kita. Semua manusia tentu tidak ingin memetik karma buruk. Semua orang ingin
mendapatkan karma baik. Karena itu janganlah berbuat yang tidak baik yang
dapat menciptakan karma buruk.
Tri Kaya Parisudha atau berpikir yang baik, berkata baik dan berbuat baik
tentu mempunyai tujuan yang sangat baik bagi masyarakat, khususnya umat
Hindu. Adapun tujuannya yaitu :
Untuk mengembangkan sifat dan sikap jujur dan setia dalam berpikir,
berkata maupun berbuat bagi masyarakat pada umumnya. 10
Untuk menumbuh kembangkan sikap mental yang bertanggung jawab
tanpa diawasi oleh orang lain.
Untuk menumbuhkan kesadaran guna berbuat baik dan mengenal berbagai
akibat yang dapat timbul dari pikiran, perkataan dan perbuatan yang
dilakukan.
Untuk memberi petunjuk yang baik dan perlu dimiliki serta disadari dalam
bergaul, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Untuk mengajarkan agar manusia selalu waspada dan hati-hati terhadap
pikiran, perkataan dan perbuatan, karena baik pikiran, perkataan maupun
perbuatan itu dapat menyebabkan orang lain tidak senang, sedih atau
marah, sehingga pada gilirannya dapat menimbulkan kesusahan pada diri
sendiri.
BAB IV
PENUTUP
4.1Simpulan
Tri Kaya Parisudha artinya tiga perilaku manusia berupa pikiran, perkataan, 11
dan perbuatan yang harus disucikan. Ketiga unsur Tri Kaya Parisudha ini saling
memiliki keterikatan, yaitu dimana jika kita sebagai umat manusia sudah berpikir
yang benar atau suci maka terciptalah perkataan yang suci pula dan bila perkataan
sudah benar maka perbuatan kitapun pasti akan benar pula.
Sebagai masyarakat hindu di Bali khususnya di Desa Sanglah sebagai salah
satu desa yang terletak di pusat kota, harus mulai berbenah diri melihat fenomena
ini, Penurunan moralitas generasi muda hindu di Bali bukan hal yang sepele,
karena dapat menimbulkan kerugian baik secara materiil maupun inmateriil.
Masyarakat desa Sanglah beserta pemerintah wajib memperbaiki pola pikir
masyarakat khususnya generasi muda Hindu di Bali agar menggunakan Tri Kaya
Parisudha sebagai kontrol sosial di masyarakat. Jika sudah begini, maka
kehidupan yang harmonis, selaras, nyaman dan damai akan terwujud dengan
sendirinya.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pemerintah
Pemerintah harus berupaya untuk membantu mengembalikan konsep Tri
Hita Karana sebagai kontrol sosial di masyarakat Bali umumnya dan masyarakat
desa Sanglah pada khususnya agar penurunan moralitas di masyarakat tidak terus
terjadi.