Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
(S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Disusun oleh:
NIM : 2011730003
i
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN
DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS KECAMATAN
SETIABUDI JAKARTA SELATAN
Ana Nurrida*
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Muhammadiyah Jakarta
ABSTRAK
Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada bayi dan balita di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyebutkan bahwa penyebab
kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah diare (31,4%) dan
pneumonia (23,8%). Salah satu penyebab terjadinya diare pada bayi adalah
kesalahan dalam pemberian makanan kepada bayi pada awal masa kehidupan,
dimana bayi telah diberikan makanan tambahan seperti susu formula, bubur tim,
biskuit, buah-buahan, dan lain-lain pada usia kurang dari 6 bulan, dimana seharusnya
bayi hanya mendapatkan ASI Eksklusif saja sampai usia 6 bulan.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI
Eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan
Metodologi Penelitian. Penelitian ini mengunakan desain studi cross sectional.
Pengambilan sampel sebanyak 89 responden dengan teknik purposive sampling.
Penelitian ini dilakukan terhadap ibu-ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan
Setiabudi Jakarta Selatan yang memiliki bayi usia 0-6 bulan pada bulan November
tahun 2014 dengan menggunakan kuesioner penelitian sebagai data primer. Analisis
data menggunakan uji Chi Square.
Hasil. Pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta
Selatan ini didapatkan hasil yang menunjukkan prevalensi kejadian diare pada bayi
usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 13,33%, sedangkan
prevalensi kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan yang tidak mendapatkan ASI
Eksklusif sebesar 54,55%. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square
diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif dengan
angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan ( P value 0,05).
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa angka kejadian
diare pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif lebih rendah dibandingkan dengan
bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Dengan kata lain, terdapat adanya
hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian diare, yakni ASI
Eksklusif menurunkan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.
Kata kunci. Diare, ASI Eksklusif
ii
THE RELATIONSHIP OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH THE
INSIDENCE OF DIARRHEA IN INFANT AGED 0-6 MONTH IN SETIABUDI
PUBLIC HEALTH CENTER, SOUTH JAKARTA
Ana Nurrida*
*Student Of Medical Programme, Faculty Of Medicine And Health, Universitas
Muhammadiyah Jakarta
ABSTRACT
Background. Diarrhea is one of the major causes of morbidity and mortality in
infants and toddlers in developing countries, including Indonesia. Health Research
(Riskesdas) 2007 states that the cause of death of infants (aged 29 days-11 months)
that most were diarrhea (31.4%) and pneumonia (23.8%). One of the causes of
diarrhea in infants is a fault in feeding the baby at the beginning of life, where the
baby had been given additional foods such as infant milk formula, porridge, biscuits,
fruits, and others at the age of less than 6 months, where the baby should only get
exclusive breastfeeding until the age of 6 months.
Purpose. This study aimed to determine the relationship of exclusive breastfeeding
with the incidence of diarrhea in infants aged 0-6 months in Setiabudi Public Health
Center, South Jakarta.
Research Methodology. This study uses cross-sectional study design. Sampling of
89 respondents with a purposive sampling technique. This study was conducted to
mothers who visited Setiabudi Public Health Center who has an infants aged 0-6
months in November 2014 using a questionnaire study as primary data.
Results. The results showed the prevalence of diarrhea in infants aged 0-6 months
who received exclusive breastfeeding is 13.33%, whereas the prevalence of diarrhea
in infants aged 0-6 months who didnt received exclusive breastfeeding is 54.55%.
The results with bivariate analysis using chi-square test is known that there is a
significant relationship between exclusive breastfeeding with the incidence of
diarrhea in infants aged 0-6 months (P value 0.05)
Conclusion. Based on this research, the incidence of diarrhea in infants who
received exclusive breastfeeding is lower compared to infants who didnt received
exclusive breastfeeding. It can be concluded that there is a relationship between
exclusive breastfeeding with the incidence of diarrhea, which is exclusive
breastfeeding lowers the incidence of diarrhea in infants aged 0-6 months
iii
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN
DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS KECAMATAN
SETIABUDI JAKARTA SELATAN
Disusun oleh:
Ana Nurrida
2011730003
Tanggal: .........................................
Telah diterima sebagai salah satu persyaratan kelulusan pendidikan tahap serjana
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui untuk diajukan pada Sidang Skripsi pada prodi dokter, Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Tanggal : .........................................................
Pembimbing Utama
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jakarta,
( Ana Nurrida )
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Komisi Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan
Pada Hari :
Tanggal : 2014
Pembimbing
Penguji I
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan
nikmat, rahmat, serta anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan skripsi dengan judul Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan
Angka Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kecamatan
Setiabudi Jakarta Selatan
Penulisan skripsi ini tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, kasih sayang, serta doa yang
tidak pernah henti tercurah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakak-kakak ku tersayang, Diyah Fitria Palupy dan Zakky Hudaya, serta kakak
iparku Zulfikar Arif dan Inggie Anggraeni yang selalu memberikan semangat
Hafy Hilmy Al Farassy, Naufal Kamil Al Farassy, dan Aisyalula Firzana Hudaya
memberikan bimbingan, nasihat, ilmu, motivasi, saran, dan doa yang sangat
viii
5. dr. Tri Ariguntar, Sp.PK selaku ketua program studi Pendidikan Dokter Fakultas
Mbak Septi, Mbak Ewud, Ibu Dorlan yang telah banyak membantu penulis
saran dan masukan serta memberikan semangat selama penulisan skripsi ini
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Dokter 2011 Femoralis, terimakasih
kuliah
11. Sahabat dan teman serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ ii
PERSETUJUAN PENGUJI........................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................. v
ix
LEMBAR PERNYATAAN.......................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1. Ruang Lingkup .. 4
2. Batasan Penelitian.. 4
4. Bagi Puskesmas.
5
A. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6
1. ASI ....................................................................................... 6
a. Definisi .................................................................................. 6
b. Klasifikasi ............................................................................. 7
c. Komposisi ASI... 8
x
2. ASI Eksklusif............................................................................... 11
a. Definisi................................................................................... 11
b. Manfaat.................................................................................. 12
3. Diare ....................................................................................... 14
a. Definisi .................................................................................. 14
b. Klasifikasi ............................................................................. 14
c. Etiologi .................................................................................. 15
d. Patogenesis ............................................................................ 16
e. Cara penularan....................................................................... 16
f. Manifestasi klinis 17
4. Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare....... 19
B. KERANGKA TEORI ........................................................................ 24
C. KERANGKA KONSEP..................................................................... 24
D. HIPOTESIS... 24
LAMPIRAN ................................................................................................ xv
xi
DAFTAR TABEL
2014. 41
2014. 42
November 2014 42
2014......................................................... 43
Tabel 4.5 : Riwayat Usia Bayi Mengalami Diare Berdasarkan Hasil Wawancara
2014.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.. 43
Tabel 4.6 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare
Jakarta Selatan. 44
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
meninggal setiap tahun karena diare, sebagian besar kematian tersebut terjadi di
pada bayi dan balita di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia [2]. Riset
kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah diare (31,4%) dan
insiden diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan
Banten [4].
1
2
antara lain bayi tidak diberi ASI eksklusif, kesalahan dalam pemberian
makanan tambahan pada saat usia bayi kurang dari 6 bulan, serta tingkat
cukup tinggi, yakni meningkat dari tahun 2010 yakni 15,3 % menjadi 30,2 %
pada tahun 2013, namun di beberapa daerah kesadaran untuk memberikan ASI
dengan makanan padat ataupun susu formula. Pemberian ASI secara dini dan
macam penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya antibodi penting
yang terkandung dalam ASI. Selain itu, ASI juga selalu aman dan bersih
sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke
B. Rumusan Masalah
Masih tingginya angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan, apakah ada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
3
antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi
ASI Eksklusif
d. Untuk mengetahui angka kejadian tidak diare pada bayi berusia 0-6
1. Ruang Lingkup
angka kejadian diare pada bayi berusia 0-6 bulan serta untuk mengetahui
4
angka kejadian diare pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dan
2. Batasan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini meliputi beberapa aspek, yakni :
1. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai hasil penelitian yang
datang.
5
A. Tinjauan Pustaka
1. ASI
a. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi
lemak dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang dikeluarkan
alami berasal dari tubuh yang hidup, disediakan bagi bayi sejak lahir hingga
6
7
b. Klasifikasi
Air Susu Ibu (ASI) yang keluar dari kelenjar susu ibu pada dasarnya
dapat dibagi menjadi tiga macam ASI berdasarkan waktu keluarnya serta
kandungan zat gizinya. ASI yang keluar pertama kali setelah ibu melahirkan
disebut kolostrum. Setelah kolustrum tidak keluar lagi, ASI disebut sebagai ASI
masa transisi dan setelah masa itu tepatnya 10 hari kelahiran ASI disebut ASI
Kolostrum adalah ASI yang pertama kali keluar pada akhir kelahiran.
Kolostrum adalah ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-
[11]
4/ke-7 melahirkan . Kolostrum merupakan suatu laxanif yang ideal
mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari ASI matur, zat
kekebalan pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit
diare [11].
matur. ASI transisi disekresi dari hari ke-4/hari ke-7 sampai hari ke-
10/ke-14 dari masa laktasi [11]. Kadar protein pada ASI transisi semakin
bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan
8
bayi [6].
c. Komposisi ASI
Berbagai zat gizi atau nutrien yang terkandung dalam ASI sangat
salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat
dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang terdapat pada
susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare
laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini
melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil [7].
ASI juga mengandung glukosa, galaktosa, dan glukosamin.
dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI
dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam
9
ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah
mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang
terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI
susu sapi, antara lain adalah asam amino taurin; asam amino ini
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan
lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula
perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu
awal [7,12].
7) Vitamin A
Vitamin A selain berfungsi untuk kesehatan mata, juga berfungsi
tidak hanya itu, ASI juga mengandung beta karoten (bahan baku
vitamin A) dalam kadar yang tinggi pula. Hal ini salah satu yang
tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang lebih baik jika
2. ASI Eksklusif
a. Definisi
11
makanan lain kecuali vitamin, mineral, atau obat pada bayi sampai usia 6 bulan
[8]
.
ASI selain sebagai sumber nutrisi juga dapat memberi perlindungan
kepada bayi melalui berbagai zat kekebalan yang dikandungnya. ASI juga
mengandung berbagai nutrisi esensial yang cukup untuk bayi dan mampu
bayinya, disamping karena ASI memiliki banyak manfaat, selain itu juga
dengan menyusui maka akan terjalin ikatan emosional yang kuat antara ibu dan
bayi [10].
pembentukan sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI juga
lebih banyak dari casein (protein utama dari susu yang berbentuk
tubuh) yang didapat dari ibunya melalui plasenta. Segera setelah bayi
lahir kadar zat ini akan turun dengan sangat cepat. Tubuh bayi belum
matur [11].
3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan bayi
Kecerdasan anak tentu sangat berkaitan dengan otak, maka jelas
3. Diare
a. Definisi
13
besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih
dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak
yang umum terjadi pada anak di berbagai negara, terutama negara berkembang,
termasuk Indonesia. Sebagian besar kasus kematian pada diare disebabkan oleh
dehidrasi [2].
b. Klasifikasi Diare
persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu, dan kronik jika berlangsung
c. Etiologi Diare
Astrovirus
d. Patogenesis Diare
15
halus dan akan menyebabkan infeksi dan merusak sel-sel epitel tersebut. Sel-sel
epitel yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk kuboid
atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih
belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vlli usus halus mengalami atrofi dan
tidak dapat menyerap cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan
tadi akan terkumpul di usus halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik
usus. Hal ini menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus dan
tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui anus dan terjadilah diare [23].
Cara penyebaran diare adalah dengan kontak erat dari orang ke orang,
mikroorganisme.
2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, hal ini terutama terjadi
dengan benar.
4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
letargi, dan nyeri abdomen. Diare karena virus mempunyai karakteristik diare
cair (watery stool), tanpa disertai darah atau lendir, dapat disertai gejala muntah
muntah-muntah, demam, buang air besar berdarah, nyeri perut dan atau kejang
perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang
Penderita diare yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan
berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, serta
berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120
x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah,
muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Aritmia jantung dapat
sampai timbul oliguria/anuria. Apabila keadaan ini tidak segera diatasi akan
timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal
Diare
Air susu ibu ( ASI ) merupakan sumber nutrisi utama dan terbaik bagi
bayi pada awal masa kehidupan. ASI mengandung berbagai zat gizi yang
bayi. Selain itu, ASI juga mengandung zat kekebalan atau antibodi yang dapat
18
lainnya [10].
akan mendapatkan antibodi dari ibu melalui plasenta. Hal ini memberikan
kekebalan pasif yang mampu melindungi janin dalam kandungan ibu dari
serangan penyakit selama masa kehamilan. Saat bayi dilahirkan, ia tidak lagi
bayi yang baru lahir belum bekerja secara sempurna, sehingga pada tahun
pertama hidupnya, bayi sangat rentan terkena berbagai macam risiko infeksi
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada
di tempat yang mempunyai suhu udara panas sekalipun. Kekentalan ASI juga
sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental
dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada
komposisi ASI dan pengaruhnya terhadap kekebalan tubuh dan kesehatan bayi.
esensial yang cukup untuk bayi walaupun ibu dalam kondisi kurang gizi
musin [9].
19
menyusui. Kolostrum mengandung 1-3 juta sel darah putih (leukosit) per ml.
Pada ASI matur, jumlah sel ini menurun menjadi 1000 sel per ml yang terdiri
dari monosit/makrofag (59-63%), sel neutrofil (18-23%), dan sel limfosit (7-
13%). ASI juga mengandung faktor pelindung (protektif) yang larut dalam ASI
seperti enzim lisozim, laktoferin (sebagai pengikat zat besi), sitokin (zat yang
dihasilkan oleh sel kekebalan untuk mempengaruhi fungsi sel lain), dan protein
yang dapat mengikat vitamin B12, faktor bifidus, enzim-enzim, dan antioksidan
[9].
Sel makrofag
Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit (pemusnah bakteri) aktif sehingga
tubuh yang berperan dalam perusakan bakteri), laktoferin, sitokin, serta enzim
lainnya. Makrofag pada ASI dapat mencegah infeksi saluran cerna melalui
Sel neutrofil
Neutrofil yang terdapat di dalam ASI mengandung sIgA yang bertugas sebagai
alat transpor IgA dari ibu ke bayi. Peran neutrofil ASI lebih ditujukan pada
pertahanan jaringan payudara ibu agar tidak terjadi infeksi pada permulaan
laktasi [9].
Lisozim
20
Peranan lisozim adalah menghancurkan dinding sel bakteri yang terdapat pada
selaput lendir saluran cerna. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang
dengan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan
Komplemen
Komplemen adalah protein dalam serum darah yang berperan untuk membantu
sistem kekebalan nonspesifik dan spesifik untuk melindungi tubuh dari infeksi.
Sitokin
Sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA kelenjar ASI. Sitokin yang berperan
dalam sistim imun di dalam ASI adalah IL-l (interleukin-1) yang berfungsi
meningkat [9].
Laktoferin
Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum [9].
Peroksidase
21
menyebabkan reaksi peradangan di dinding usus bayi, jika ada pun kadarnya
kecil [9].
Limfosit T
Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat dalam ASI. Sel
Imunoglobulin (antibodi)
Imunoglobulin utama yang terdapat pada ASI adalah sIgA, selama 4 bulan
memperkuat sistim imun lokal saluran cerna. Limfosit B pada saluran cerna ibu
diaktifkan oleh bakteri pada saluran cernanya, selanjutnya limfosit aktif ini
diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena diare 14,2 kali lebih
[11]
besar dibanding bayi yang diberi ASI Eksklusif . ASI juga akan menurunkan
kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit
alergi [11].
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
B.Kerangka Teori
ASI Eksklusif
Makrofag
Neutrofil
Lisozim
Komplemen
Sitokin
Laktoferin
Komplemen
Peroksidase
Limfosit T
Imunoglobulin
C. Kerangka Konsep
Meningkatkan imunitas
bayi
D. Hipotesis
Ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian diare pada
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik
dengan desain Cross Sectional untuk mengetahui angka kejadian diare pada
bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif. Dengan satu kali pengamatan
pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6
1. Variabel
25
26
2. Definisi Operasional
operasional
1 Pemberian Pemberian ASI Kuisioner Diberikan ASI Nominal
cairan ataupun
makanan lain
kecuali vitamin,
usia 6 bulan
2 Kejadian Diare merupakan Kuisioner Diare Nominal
terjadinya
perubahan bentuk
dan konsistensi
1. Populasi Target
Populasi target adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan
[22]
kita lakukan . Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh bayi yang
nilai/karakteristiknya kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk menduga
[22]
karakteristik dari populasi . Teknik pengambilan populasi target yang
ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi
untuk perkiraan rata-rata sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :
n= N Keterangan :
= 101
1,2525
= 80,6 = 81 sampel
sampel/populasi target yang diteliti akan memberi hasil yang lebih akurat, selain itu
juga untuk menghindari kekurangan data akibat kesalahan teknis, sehingga peneliti
responden.
a. Kriteria Seleksi
1) Kriteria Inklusi
Seluruh ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI
penelitian.
2) Kriteria Eksklusi
Ibu yang memiliki bayi yang menderita penyakit ataupun kelainan
kongenital
Ibu tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian
29
Kuesioner ini terdiri dari data diri (identitas) responden dan pertanyaan
pertanyaan apakah selama ini bayi pernah mengalami diare atau tidak.
kajadian diare.
melakukan penelitian sendiri secara langsung (data primer) dan dengan data
bantuan dari berbagai pihak, dalam hal ini dari pihak puskesmas (data
sekunder).
1) Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Jenis
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak puskesmas
G. Alur Penelitian
Hasil
H. Pengolahan Data
31
diambil apakah sudah lengkap atau belum. Dapat juga memeriksa data
agar mudah dapat dijumpai, disusun dan didata untuk disajikan dan
menggunakan computer.
I. Analisis data
Analisa digunakan untuk mengolah data kedalam bentuk yang lebih mudah
univariat meliputi :
o distribusi bayi menurut jenis kelamin di puskesmas kecamatan
2014
o distribusi bayi menurut golongan umur di puskesmas
november 2014
o distribusi bayi berdasarkan jenis pemberian ASI di puskesmas
november 2014
o distribusi bayi yang menderita diare di puskesmas kecamatan
2014
o usia tersering bayi mengalami diare berdasarkan hasil
2014
b. Analisis bivariat : analisis yang dilakukan untuk mengetahui adanya
X2 = nilai chi-square
O = nilai observasi
E = nilai ekspektasi
33
p value <0.05 (p value < ) maka hasil uji statistik bermakna, dan
sebaliknya bila p value > 0.05 (p value > ) maka hasil uji statistik
tidak bermakna.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
RT, dan 50 RW, luas wilayah 884,90 km2. mempunyai batas wilayah sebagai
berikut :
34
35
1. Kelurahan Setiabudi;
2. Kelurahan Guntur;
3. Kelurahan Karet;
hujan tertinggi sekitar bulan Februari dan terendah kira-kira bulan September.
laut.
03/01 Kel Guntur, Kec Setiabudi, Jakarta Selatan. Wilayah kerja Puskesmas
36
1) Visi
profesional
2) Misi
lingkungan.
penanggulangan penyakit.
37
ancaman penyakit.
Kecamatan Setiabudi.
Strategi
Pengembangan SDM
Kebijakan
a. Fungsi Puskesmas
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
(Wijono, 2008).
39
fungsi sbb :
medis.
keindahan Puskesmas
x. Pemeriksaan jenazah
Kelurahan
5. Target Puskesmas
tahun 2013 -2017, program prioritas Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
D. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian, sampel bayi yang diperoleh sebanyak 81 bayi dengan
rentang usia 0-6 bulan dan didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :
Dari tabel 4.1, didapatkan persentase bayi laki laki sebanyak 41 orang
terkecil adalah pada distribusi usia 0-2 bulan, yaitu sebanyak 24 bayi
(27,0%).
November 2014
Total 89 100%
Dari tabel 4.3, didapatkan data bahwa sampel bayi yang ASI Eksklusif sebanyak 45
bayi (50,6%), dan sampel bayi Non Eksklusif sebanyak 44 bayi (49,4%).
Diare 30 33,7 %
Total 89 100 %
43
Dari tabel 4.4, didapatkan data bahwa sampel bayi yang menderita diare
sebanyak 30 bayi (33,7%), dan sampel bayi yang tidak menderita diare
Tabel 4.5. Riwayat Usia Bayi Mengalami Diare Berdasarkan Hasil Wawancara
didapatkan data bahwa angka riwayat kejadian diare tertinggi adalah pada range usia
2 bulan 1 hari 4 bulan (45,7 %), sedangkan yang terendah adalah pada range usia 0
Tabel 4.6 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare
Selatan
Dari tabel 4.6, didapatkan data bahwa pada bayi yang diberi ASI Eksklusif terdapat 6
bayi yang mengalami diare (13,3%), sedangkan yang tidak diare sebanyak 39 bayi
( 86,7%), sedangkan pada bayi yang diberi ASI Non Eksklusif terdapat 24 bayi yang
mengalami diare ( 54,6% ), sedangkan yang tidak diare sebanyak 20 bayi ( 45,4%).
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji statistik chi square yang diolah
menghasilkan p < 0,05 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti signifikan atau
bermakna. Hal ini menunjukan hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner dengan pendekatan
cross sectional yang melihat kejadian pada saat waktu tertentu yang memiliki
tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan insiden diare yang meningkat [1]. Diare
tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi adalah pada bayi
45
46
[1]
dan balita . Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyebutkan
bahwa penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah
Tingginya angka kejadian diare ini tak luput dari faktor kesalahan ibu
dalam memberikan makanan pada bayi di awal masa kehidupan, dimana bayi
biskuit, dan lain-lain sebelum bayi genap berusia 6 bulan, dimana seharusnya
pada periode usia 0-6 bulan bayi dianjurkan hanya menerima asupan makanan
berupa ASI saja, tanpa tambahan makanan pendamping apapun. Hal tersebut
hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Winda Wijayanti
tahun 2010 yang menunjukkan persentase sampel bayi laki-laki lebih banyak
daripada sampel bayi perempuan, yakni sebanyak 31 bayi (51,7%), dan sampel
[28]
bayi perempuan sebanyak 29 bayi (48,3%) . Perbedaan hasil penelitian ini
sebanyak 24 bayi (27,0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
sampel tertinggi pada distribusi usia 4 bulan 1 hari - 6 bulan, yaitu sebanyak 29
Pada penelitian ini didapatkan persentase sampel bayi yang diberi ASI
Eksklusif sebanyak 45 bayi (50,6%), dan sampel bayi Non Eksklusif sebanyak
44 bayi (49,4%). Kecenderungan jumlah sampel yang lebih banyak adalah bayi
waktu pengambilan data penelitian yang relatif singkat, serta kesadaran dan
cukup tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Istiqammah dkk tahun 2013 yang menunjukkan persentase sampel bayi yang
diberi ASI Eksklusif sebanyak 36 bayi (56,2%), dan sampel bayi Non Eksklusif
[29]
sebanyak 28 bayi (43,7%) . Hasil ini menyatakan bahwa kecenderungan
Dalam penelitian ini didapatkan data bahwa sampel bayi yang menderita
diare sebanyak 30 bayi (33,7%), dan sampel bayi yang tidak menderita diare
sebanyak 59 bayi (66,3%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Endah dkk tahun 2009 yang menunjukkan persentase sampel
bayi yang menderita diare lebih banyak daripada sampel bayi yang tidak
menderita diare, yakni sebanyak 26 bayi (63,4%), dan sampel bayi yang tidak
[30]
menderita diare sebanyak 15 bayi (36,6%) . Perbedaan hasil penelitian ini
48
terdapat adanya keterbatasan jumlah sampel, serta adanya faktor lain seperti
orang tua yang sudah cukup baik sehingga angka kejadian diare pada penelitian
tertinggi adalah pada range usia 2 bulan 1 hari 4 bulan (45,7 %), sedangkan
yang terendah adalah pada range usia 0 2 bulan (25,7 %). Hal ini dapat terjadi
karena pada usia 2 bulan 1 hari 4 bulan, bayi cenderung lebih aktif, bayi
sudah mulai memasukkan berbagai benda seperti mainan maupun jari tangan ke
Selatan ini didapatkan hasil bahwa prevalensi kejadian diare pada bayi usia 0-6
kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif
kejadian diare pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif jauh lebih rendah
yang berarti bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif berisiko mengalami diare 7,8
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Winda
Wijayanti tahun 2010 yang menyebutkan bahwa angka kejadian diare pada bayi
yang diberi ASI Eksklusif lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak diberi
ASI Eksklusif, yakni prevalensi diare bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif
sebesar 43,33% dan prevalensi diare bayi yang mendapatkan ASI Non
[28]
Eksklusif sebesar 56,67% . Penelitian Istiqammah dkk tahun 2013 juga
menyimpulkan hal serupa, dimana prevalensi diare bayi yang mendapatkan ASI
Eksklusif sebesar 30,5% dan prevalensi diare bayi yang mendapatkan ASI Non
besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
[1]
konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah . Neonatus dinyatakan
diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk
bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya
antibodi yang dapat melindungi bayi dari berbagai macam infeksi maupun
[21]
penyakit berbahaya lainnya . Selain itu, ASI mengandung air sebanyak
87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi
udara panas sekalipun. Disamping itu, kekentalan ASI juga sesuai dengan
saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal
50
tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat
ASI merupakan makanan alamiah pertama dan utama yang terbaik bagi
bayi. Di dalam ASI terkandung berbagai zat yang dibutuhkan dalam proses
ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber makanan lain yang disiapkan
berbahaya. Pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau cairan lain dapat
menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan mikroorganisme lain yang dapat
Sistim kekebalan tubuh pada bayi baru lahir masih sangat terbatas dan
termasuk antibodi IgA sekretori (sIgA). Saat menyusui, IgA sekretori akan
saluran cerna. Peran perlindungan ASI terdapat pada tingkat mukosa [21].
Escherichia coli dan Vibrio cholerae, dan antibodi terhadap beberapa tipe
antibodi Escherichia coli yang tinggi pada tinja bayi yang mendapat ASI [21].
51
Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu
disamping karena ASI memiliki banyak manfaat, selain itu juga dengan
menyusui maka akan terjalin ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi [9].
terjadinya diare adalah 2,23 kali lebih besar dibandingkan bayi yang
Eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas
A. Simpulan
pada range usia 2 bulan 1 hari 4 bulan (45,7 %), sedangkan yang
prevalensi kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan yang tidak
52
53
tersebut, dapat diketahui bahwa angka kejadian diare pada bayi yang
sebesar 7,800 yang berarti bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif
berisiko mengalami diare 7,8 kali lebih besar daripada bayi yang
dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas
B. Saran
manfaat dan pentingnya ASI Eksklusif bagi para calon ibu pada setiap
54
penelitian ini supaya nantinya hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan
penelitian yang lebih luas dan sampel penelitian yang lebih banyak,
DAFTAR PUSTAKA
55
Indonesia
3. Badan litbang kesehatan. 2007. Laporan Hasil Riskesdas 2007.
(http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/)
4. ____________________.2013. Laporan Hasil Riskesdas 2013.
(http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/
Laporan_Riskesdas2013.PDF)
5. ____________________.2013. Laporan Hasil Riskesdas 2010.
(http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/
Laporan_Riskesdas2010.PDF)
6. Arifin, Siregar. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor
Swadaya
12. Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta : EGC
56
McGrawHill.
21. Tumbelaka A.R. dan Karyanti M.R. 2008. Air Susu Ibu dan
FKUI.
22. Hastono, Sutanto Priyo dkk. 2013. Statistik Kesehatan. Jakarta :
Elsevier Saunders.
24. Setiawan, Budi. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Interna Publishing
25. Shams Arifeen, Robert E. Black, Gretchen Antelman, Abdullah
ll.pdf)
26. Ehlayel MS, Bener A, Abdulrahman HM. 2009. Protective Effect
Surakarta
29. Istiqammah dkk. 2013. Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Tahun 2009
31. Al-Quran. 2006. Syaamil Al-Quran Edisi Tajwid . Bandung :
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare pada Bayi
Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan
Surat Persetujuan
Nama :
Umur :
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare pada Bayi
Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan
59
Jakarta, 2014
( ) ( )
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare pada Bayi
Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan
KUESIONER PENELITIAN
Nama ibu :
Petunjuk pengisian :
SD SMU Sarjana
2 4 orang
Kuesioner Penelitian
NO Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ibu memberi ASI pada bayi?
2 Selain ASI apakah ibu memberikan makanan tambahan?
3 Apakah ibu menyusui bayi 30 menit setelah lahir ?
4 Apakah ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar yang
berwarna kekuningan ?
5 Bila ibu pergi apakah tetap memberikan ASI pada bayi?
6 Apakah bayi ibu selama ini pernah diare atau mencret?
62
LAMPIRAN 2
SURAT IZIN PENELITIAN
63
/
64
/
65
66
LAMPIRAN 3
PERHITUNGAN SPSS VERSI 16
GET
FILE='C:\Users\Dell\Documents\SKRIPSI ANA\print\DATA MENTAH SPSS.sav'.
DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT.
CROSSTABS
/TABLES=Jenis.asi BY K.Diare
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED
Crosstabs
Cases
Karakteristik Diare
Total Count 59 30 89
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 89
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.83.
Risk Estimate
N of Valid Cases 89
68
LAMPIRAN 5
Agama : Islam