Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didefinisikan dengan adanya kelainan non degeneratif dan non congenital yang
terjadi pada otak, sebagai akibat adanya kekuatan mekanik dari luar, yang berisiko
menyebabkan gangguan temporer atau permanen dalam fungsi kognitif, fisik, dan
America yang masuk kerumah sakit sebanyak 290.000 orang dan 51.000 orang
meninggal serta 80.000 orang mempunyai kecacatan menetap (Sadaka dkk, 2012).
Insiden COT terutama terjadi pada usia produktif antara 15 44 tahun, dimana
penyebab tertinggi adalah kecelakaan lalu lintas sebanyak 48% - 53% (Lemke,
2007). Cedera otak traumatik lebih sering terjadi pada laki laki daripada
dan orang tua adalah yang paling banyak mengalami cedera (Moppet, 2007).
segera, sehingga kelanjutan dari cedera otak primer ke cedera otak sekunder
1
2
traumatik. Berurutan sejak tahun 2010 sampai dengan 2013 didapatkan kasus
sejumlah 576 pasien, 628 pasien, 727 pasien dan 804 pasien, dengan komposisi
Tingkat keparahan secara klinis dari cedera otak traumatik dapat dinilai
dari Glasgow Coma Scale (GCS/ Skala Coma Glasgow) (Wahjoepurnomo, 2005;
GCS pada pasien merupakan salah satu indikator yang nyata dan dapat dipercaya
dari cedera otak traumatik dan harus diulang-ulang untuk menentukan perbaikan
cedera otak traumatik (COT) ialah dengan menjaga hemodinamik pasien dalam
2
3
kondisi stabil dengan harapan tercapainya keadaan yang optimal (Kass dan
tekanan intrakranial dan volume otak, melindungi jaringan saraf dari iskemia
durante dan post operasi dengan terdapatnya tiga target yaitu mengendalikan
tekanan intrakranial dan volume otak, melindungi jaringan saraf dari iskemia dan
cedera serta mengurangi perdarahan (Kass dan Cottrel, 2010; Bisri, 2012).
membuat komponen durameter, parenkhim otak relaks/ slack brain atau kempis
selama operasi dengan salah satu cara dengan memberikan osmotik diuretik
(mannitol) maupun cairan Na hipertonik (Kass dan Cottrel, 2010; Bisri, 2012).
hemodinamik stabil, dan relaksasi otak yang baik secara objektif akan menjaga
adekuatnya perfusi ke otak sehingga hasil yang diharapkan menjadi baik (Kass
maupun Natrium hipertonik terbukti menjadi salah satu terapi untuk mengurangi
3
4
tekanan intrakranial yang diakibatkan edema serebri akibat trauma kepala (Brain
Trauma Foundation, 2011). Pada cedera otak traumatik yang akan dilakukan
yang dapat mengakibatkan tekanan intrakranial yang tinggi yang secara langsung
osmotik antara plasma dan jaringan otak untuk menarik cairan interstitial ke
dari dalam sel otak yang osmolarnya rendah ke intravaskuler yang osmolar tinggi,
untuk menurunkan edema (Takagi dkk, 1983). Mannitol mempunyai cara kerja
1985). Mannitol 20% merupakan terapi yang paling sering dipakai sebagai
osmoterapi, dinyatakan aman dan efektif oleh Brain Trauma Foundation dan The
kondisi sawar darah-otak yang tidak intak, mannitol justru dapat semakin
Agen osmoterapi baru yang digunakan untuk prosedur bedah saraf yaitu
larutan natrium hipertonik. Penelitian Irene Rozet, dkk (2007) yang berjudul
4
5
efektifnya penggunaan kedua agen dalam usaha merelaksasi otak. Produksi urin
lebih banyak serta peningkatan kadar laktat yang lebih tinggi pada penggunaan
kelompok dilihat dari nilai awal. Penelitian ini membuktikan larutan natrium
post cedera otak traumatik (Bisri, 2012; Ichai dkk, 2009). Pada kasus cedera otak,
terutama cedera otak sedang dan berat, akan terjadi perubahan dinamika pada
metabolisme otak, terjadinya penurunan laju metabolism, dan adanya krisis energi
kebutuhan energi otak dalam menjaga homeostasis ion (Widodo dkk, 2010;
Mustofa dan Leverve, 2002; Ichai dkk, 2009; Bisri, 2012). Cairan Na laktat
meningkatkan oxygen delivery, dan menjadi substrat bagi jantung, otak, dan ginjal
Penelitian Ichai dkk (2009) yang berjudul Sodium Laktate versus Mannitol
Brain Injured Patients menyatakan bahwa larutan laktat hipertonik lebih superior
5
6
cedera otak traumatik berat yang diterapi sebelum operasi. Na laktat hipertonik
serebral, mengurangi edema cerebri, sehingga tingkat relaksasi otak yang dapat
B. Rumusan Masalah
0,5 gr/KgBB pre operasi dapat diberikan pada pasien cedera otak traumatik yang
tingkat relaksasi otak. Demikian juga Natrium laktat hipertonik dosis 1,5
ml/KgBB pre operasi dapat diberikan pula pada pasien cedera otak traumatik yang
pada pasien cedera otak traumatik yang diberikan mannitol dibandingkan dengan
pada pasien cedera otak traumatik yang diberikan Natrium laktat hipertonik yang
C. Pertanyaan Penelitian
mempunyai efek relaksasi otak lebih baik pada pasien cedera otak traumatik yang
dilakukan kraniotomi?
6
7
D. Tujuan Penelitian
Membandingkan efek yaitu tingkat relaksasi otak pada pasien cedera otak
traumatik yang dilakukan operasi kraniotomi yang diberikan cairan Mannitol 20%
dengan dosis 0,5 gr/kgBB dibanding dengan cairan Na laktat hipertonik dosis 1,5
ml/Kg BB preoperasi.
E. Manfaat Penelitian
laktat hipertonik pada pasien dengan cedera otak traumatik lebih mempunyai
efek penurunan TIK atau penurunan volume otak yang lebih baik, dibanding
dengan Mannitol;
2. Penelitian ini akan bermanfaat bagi klinisi khususnya dokter anestesi dalam
dengan adanya substrat energi otak, adanya anti inflamasi pada Na laktat
mortalitas.
7
8
F. Keaslian Penelitian
8
9
Munar dkk/2000 Perbandingan pasca pemberian, Kohort/14 Pemberian Na hipertonik lebih baik cerebral
menunjukkan hipertonik saline versus hemodinamiknya dibandingkan dengan mannitol
mannitol pada pasien TBI 20%, p=0.02
Harutjunyan Efektifitas 7.2% hipertonik saline RCT/40 Na Hipertonik lebih efektif menurunkan tekanan
dkk/2005 hydroxyethyl starch 200/0.5 intracranial dan mempunyai hemodinamik yang
versus mannitol 15% dalam terapi tekanan lebih stabil dibanding mannitol, p<0.05
intrakranial pada pasien neurosurgical
Ichai dkk/2009 Perbandingan Na laktat versus mannitol RCT/34 Na laktat solution Glasgow outcome scorenya lebih
dalam terapi episode hipertensi pada cedera baik dibanding dengan mannitol 20 % untuk,
otak traumatik berat p=0.0016
Utomo dkk/2010 Efek pemberian Na laktate hipertonik RCT/40 Na Laktat hipertonik mampu memberikan fungsi
terhadap fungsi kognitif dan Glasgow kognitif yang lebih baik
outcome score pada penderita cedera
kepala
Rozet dkk/2007 Efek pemberian Na Hipertonik dan RCT/40 Na hipertonik dan mannitol mampu memberikan
mannitol terhadap relaksasi otak relaksasi otak yang sama baiknya
Marwan/2013 Efek pencegahan dan perlakuan brain RCT/22 Perlakuan proteksi otak penderita cedera otak
proteksi terdapat perbaikan kondisi pasien traumatik mempunyai hubungan terhadap kondisi
cedera otak traumatic luaran