You are on page 1of 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi konstruksi pada saat ini mengalami kemajuan

pesat yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang

modern terutama dalam bidang konstruksi. Dalam perkembangan bidang

konstruksi sekarang ini, sangat banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas kerja, baik secara struktur maupun manajemen konstruksi.

Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk memperbaiki mencapai

hasil kerja yang lebih baik.

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi semakin besar proyek yang

dikerjakan semakin besar pula kendala yang akan dihadapin oleh perusahaan jasa

konstruksi. Oleh karena itu, perusahaan jasa konstruksi harus memiliki

pertimbangan yang matang dalam perencanaan, pelaksanaan dan mempunyai

inovasi-inovasi yang semakin modern, meliputi peralatan yang semakin canggih,

metode pengerjaan yang simple dan efisien, serta material yang modern. Semua

inovasi tersebut sangat membantu dalam proses pengerjaan dilapangan yang

berpengaruh dalam hal efisiensi biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan tanpa

mengurangi kualitasnya. Pemilihan suatu metode sangat penting dalam

pelaksanaan suatu proyek kontruksi karena dengan metode pelaksanaan yang tepat

dapat memberikan hasil yang maksimal terutama jika ditinjau dari segi biaya

maupun dari segi waktu.


Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam bidang

konstruksi saat ini inovasi yang dimunculkan adalah sistem pelat lantai

menggunakan boundeck yang merupakan alternative lain dari pelat dengan system

konvensional. Pelat boundeck adalah pelat kombinasi yang menggunakan steel

deck sebagai pengganti tulangan momen positif (tulangan bawah), dimana steel

deck (pelat baja) ini juga sekaligus sudah berfungsi sebagai bekisting pelat dan

lantai kerja, sedangkan untuk tulangan momen negative bisa menggunakan

tulangan baja biasa atau menggunakan wiremash. Boundeck merupakan bahan

penulangan positif satu arah pada lantai beton bangunan bertingkat. Lembaran

panel berbentuk pelat gelombang ini terbuat dari baja struktural dengan tebal 0,70

1,2 mm yang digalvanis secara merata. Boundeck atau pelat baja bergelombang

jika dikombinasikan dengan campuran beton akan membentuk suatu sistem pelat

lantai komposit yang sempurna (Uji, 2015).

Ada beberapa proyek yang telah menggunakan sistem ini sebagai salah satu

material utama dalam pembuatan pelat lantai. Salah satu proyek yang telah

menggunakan pelat boundeck di dalam proses pelaksanaannya adalah Proyek

Pembangunan Gedung Laboratorium Program Studi Pertanian Universitas

Mataram. Proyek ini menggunakan pelat boundeck dalam pembuatan pelat lantai

dengan pertimbangan bahwa penggunaan pelat boundeck dapat mempermudah

dan mempercepat proses pelaksanaan di lapangan, di samping itu juga dapat

menghemat material. Meskipun demikian, penggunaan pelat boundeck dalam

suatu konstruksi masih jarang digunakan. Hal ini dikarenakan sebagian besar

penyedia jasa konstruksi masih terpaku dengan penggunaan metode konvensional,

2
yaitu penggunaan tulangan baja rangkap pada pelat lantai. Oleh kerena itu, maka

perlu kiranya dilakukan penelitian secara analitis untuk mengetahui efisiensi

penggunaan pelat boundeck pada pelat lantai, jika dibandingkan dengan

penggunaan metode konvensional, baik dari segi biaya, waktu dan metode

pelaksanaan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul, "Analisis Perbandingan Rencana Anggaran

Biaya (RAB) Penggunaan Pelat Boundeck dan Pelat Lantai Konvensional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada perbedaan dari segi waktu pelaksanaan, produktivitas tenaga kerja,

biaya material, upah tenaga kerja, dan rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

antara penggunaan pelat boundeck dan pelat lantai konvensional pada

pembangunan gedung Laboratorium Program Studi Pertanian Universitas

Mataram?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi perbandingan dilakukan pada proyek pembangunan gedung

Laboratorium Program Studi Pertanian Universitas Mataram yang

menggunakan struktur pelat lantai boundeck juga akan dikonversi

menjadi metode konvensional dengan mutu material dan tenaga

kerja yang sama dan luasan yang sama.

3
b. Rencana Anggaran Biaya sebagai data yang diperoleh dari pihak

kontraktor akan diperbaharui sesuai dengan upah tenaga kerja dan

harga material tahun 2017 yang diperoleh dari Dina Cipta Karya

Mataram dan Rencana Anggaran Biaya dengan SNI (Standar

Nasional Indonesia).
c. Segi perbandingan yang diteliti adalah biaya pelaksanaan dan

efisiensi waktu pelaksanaan antara sistem pelat konvensional dan

sistem pelat boundeck.


d. Analisis hanya dilakukan pada struktur pelat lantai 4 saja.
e. Analisis ini tidak memperhitungkan dan membandingkan kekuatan

struktur antara kedua metode yang dibandingkan.


f. Biaya langsung yang diperhitungkan adalah biaya material dan

upah tenaga kerja.


g. Biaya tidak langsung seperti overhead, profit, pajak tidak

diperhitungkan.

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

Membandingkan penggunaan pelat boundeck dan pelat lantai

konvensional pada pembangunan gedung Laboratorium Program Studi

Pertanian Universitas Mataram.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak sebagai berikut:

a. Mengetahui berapa besar perbandingan biaya pelaksanaan pelat

dengan sistem boundeck dan pelat konvensional

4
b. Mengetahui perbandingan waktu pelaksanaan pekerjaan

menggunakan pelat dengan sistem boundeck dan pelat

konvensional.

c. Mengetahui tingkat efektifitas dan produktivitas tenaga kerja

pelaksanaan pekerjaan menggunakan pelat dengan sistem

boundeck dan pelat konvensional.

d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan pelat

boundeck

e. Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan pelat

konvensional

You might also like