You are on page 1of 9

Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

Analisis Optimasi Daya Generator Turbin Angin Skala Kecil


Dengan Metode Penulusuran Titik Daya Maksimum Untuk
Aplikasi Pengisian Baterai
Iwa Kartiwa/13204143

Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung


Jalan Ganesha 10 Bandung
iwacar_104@yahoo.com

Abstrak-Generator turbin angin skala kecil tergantung pada ukuran rotor, kelas generator, dan
biasanya menggunakan generator sinkron magnet konfigurasi sistem.
permanen (PMSG) dan sebuah penyearah jembatan
untuk aplikasi pengisian baterai. Dengan skematik
sederhana ini turbin angin tidak beroperasi pada II. SISTEM KONVERSI ENERGI ANGIN
daya elektrik maksimumnya pada semua kondisi Konversi energi dari kecepatan angin ke daya
operasi. Pada makalah tugas akhir ini diusulkan mekanik ( Pm ) dan produksi torka ( Tm ) dapat
sebuah sistem untuk sistem konversi energi angin
yang memiliki karakteristik penelusuran titik daya digambarkan melalui persamaan berikut:
maksimum. Sistem yang diusulkan disimulasikan 1
Pm = C p R v
2 3

menggunakan perangkat lunak PSIM dengan model 2


turbin angin dinamis. 1
Kata kunci: Generator turbin angin skala kecil, Tm = CT R 3 v 2
2
penelusuran titik daya maksimum C p = koefisien daya

I. PENDAHULUAN CT = koefisien torka


= kerapatan udara (kg/m3)
T EKNOLOGI pembangkit listrik tenaga angin pada
dua dekade ini berkembang sangat pesat. Selain
alasan ekonomis juga karena teknologi ini bebas
A = R 2 = area sapuan rotor turbin angin (m2)
v = kecepatan angin (m/s)
dari pencemaran lingkungan. Energi listrik yang
dihasilkan oleh turbin angin memiliki banyak manfaat Koefisien daya merupakan perbandingan antara daya
namun agar dapat dimanfaatkan pada banyak aplikasi mekanik pada shaft turbin terhadap daya yang terdapat
dan sesuai secara ekonomis maka proses pembangkitan pada angin itu sendiri. Beberapa faktor yang
listrik sistem ini sendiri harus andal. Sistem ini harus mempengaruhi nilai C p antara lain adalah jumlah
memiliki efisiensi tinggi dengan biaya yang lebih baling-baling, bagian airfoil, permukaan baling-baling
rendah dibandingkan pembangkit alternatif lain yang (bentuk dan sudut). Ketika kecepatan angin berubah
ada saat ini.
maka kecepatan rotasi m harus mencapai nilai
Pembangkit listrik tenaga angin skala kecil
mempunyai peranan penting terutama bagi C p terbaik. Hal ini berarti m dan v harus digabung
daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan dalam sebuah parameter sebelum sebuah kurva dapat
listrik. Sehingga untuk saat ini peranan penting dari kita gambarkan. Variabel ini merupakan perbandingan
pembangkit listrik tenaga angin skala kecil adalah antara Rm terhadap kecepatan angin v dan kita sebut
sistem terpisah yang mampu untuk menyediakan listrik sebagai perbandingan kecepatan ujung (tip speed
bagi daerah terpencil[1]. ratio (TSR))[2].
Energi angin memiliki karakteristik yang
Rm
berubah-ubah sehingga diperlukan sistem pembangkit =
cadangan atau sistem penyimpan energi. Pembangkit v
cadangan dan penyimpan energi ini kita sebut sebagai Hubungan antara C p , CT , dan untuk jenis
cadangan baterai. Pada sistem ini, ketika kebutuhan generator turbin angin yang berbeda diperlihatkan pada
daya beban lebih kecil dibandingkan daya yang gambar 1.
diproduksi oleh generator turbin angin maka kelebihan
energinya digunakan untuk mengisi cadangan baterai.
Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa keluaran
daya puncak dan pengambilan energi total dari
pembangkit listrik tenaga angin skala kecil dengan
kecepatan tak tentu pada aplikasi pengisian baterai
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

menggunakan sirkit ekivalen. Konfigurasi konvesional


ini membuat kondisi tegangan pada terminal generator
yang terhubung ke cadangan baterai menjadi tetap untuk
nilai kecepatan angin tertentu. Sebagai konsekuensinya,
maka turbin angin tidak bekerja secara maksimum
dalam mengumpulkan daya listrik yang dihasilkan pada
semua kondisi operasi. Karakteristik beban elektrik dari
generator turbin angin harus kita modifikasi sehingga
pembangkitan daya bisa optimal. Tegangan pada
terminal generator tidak diperbolehkan tetap tetapi
harus berubah-ubah sesuai dengan kecepatan angular
rotor.
Pada sistem konvesional tidak terdapat pengontrol
aktif yang digunakan untuk menyesuaikan energi yang
diproduksi oleh turbin angin. Oleh karena itu daya yang
mengalir ke baterai tergantung dari kecepatan angin dan
interaksi pasif dari beberapa komponen sistem.
Gambar 1. Kurva perbandingan antara C p , CT , dan untuk
berbagai jenis turbin angin

Dari persamaaan diatas kita dapat lihat bahwa C p III. OPTIMASI DAYA MENGGUNAKAN
dan CT merupakan fungsi dari perbandingan kecepatan METODE PENELUSURAN TITIK DAYA
shaft terhadap kecepatan angin yang kita sebut sebagai MAKSIMUM
perbandingan kecepatan ujung. Sedangkan hubungan Karakteristik turbin angin biasanya diperlihatkan
antara koefisien daya dan torka dapat kita tulis sebagai dengan menggunakan kurva koefisien daya dan rasio
CT = C p Dari gambar 1 jelas bahwa terdapat satu antara kecepatan linear dari ujung baling-baling
titik dimana nilai koefisien daya mencapai harga terhadap kecepatan angin. Kurva tipikal diperlihatkan
maksimum. pada gambar 2, agar sistem memproduksi daya
Pada, sistem operasi kecepatan tetap maka kecepatan maksimum maka pada setiap saat diharapkan nilai CP
turbin m dijaga tetap. Sehingga karena kecepatan selalu tinggi. Pada aplikasi frekuensi tetap, seperti pada
anginnya berubah-ubah, maka perbandingan kecepatan turbin angin yang besar, kecepatan rotor pada generator
ujung dan koefisien dayanya pun akan ikut berubah. akan selalu tetap walaupun kecepatan angin selalu
Karena karakteristik C p yang hanya memiliki satu nilai berubah-ubah. Oleh karena itu nilai tip-speed ratio akan
selalu berubah-ubah dalam jangkauan yang cukup
maksimum pada nilai tertentu maka koefisien daya ini besar[6].
hanya akan bernilai maksimum pada satu nilai Pm = Tm = Tm n p w
kecepatan angin[3].
Berbeda dengan operasi pada kecepatan tetap, pada d
Tm Tg = J
sistem operasi kecepatan tak tetap sistem dapat dt
menyesuaikan perubahan kecepatan angin terhadap d
kecepatan turbin sehingga sistem akan selalu bekerja Pm Pg = J
dt
pada titik puncak C p . Hal ini dapat memaksimalkan Dari persamaan daya yang dihasilkan turbin angin,
pembangkitan daya untuk setiap nilai kecepatan angin jelas bahwa daya yang diproduksi dapat dimaksimalkan
yang berbeda. Pada gambar terlihat kurva dari dengan mengoperasikan sistem pada nilai CP
pembangkitan daya pada setiap nilai kecepatan angin. maksimal. Oleh karena itu kita perlu untuk menjaga agar
Kurva yang menghubungkan setiap nilai puncak nilai kecepatan rotor berada pada TSR konstan.
pembangkitan daya pada nilai kecepatan angin yang
berbeda adalah sistem operasi C p maksimum[4]. 0.6 Cp max
0.47977954
0.5
Untuk mendapatkan daya puncak maka rotor harus B=0

dijaga pada TSR optimal, yang berarti kecepatan angular 0.4


B=5
rotor harus berubah-ubah secara proporsional terhadap 0.3
Cp

B=10
kecepatan angin. Karena kecepatan angular rotor 0.2
B=15
tergantung pada frekuensi generator maka pada TSR 0.1
B=20

optimal daya rotor maksimum yang tersedia bervariasi 0


sesuai dengan frekuensi generator. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
-0.1
Pembangkit listrik tenaga angin skala kecil untuk
TSR
aplikasi pengisian baterai biasanya menggunakan
Gambar 2. Kurva koefisien daya terhadap tip speed ratio.
generator sinkron magnet permanen dan jembatan Ketika kecepatan angin berubah maka kecepatan
penuh seperti terlihat pada gambar. Daya yang dialirkan rotor harus dapat disesuaikan dengan perubahan
dari generator ke cadangan baterai sebagai fungsi dari tersebut. Kesulitan yang dihadapi adalah untuk
frekuensi generator dapat kita hitung dengan mengukur kecepatan angin pada rotor itu sendiri. Untuk
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

menghindari menggunakan kecepatan angin dalam


menghitung daya yang diproduksi maka kita bisa
mengubah persamaan tersebut dengan mengganti
kecepatan angin dengan jari-jari, tip-speed ratio, dan
kecepatan sudut rotor.
1000

950 v = 9m /s
900

850

800

750

700

650

600
daya mekanik (W)

550
Gambar 4. Konfigurasi sistem konversi energi angin yang
500

450
diusulkan.
VS o terminal bisa dikontrol dengan menyesuaikan
v = 7m /s
400

350

300 tegangan bus DC. Untuk mendapatkan daya yang


250
diinginkan, tegangan terminal VS (misalnya, tegangan
200

150
v = 5m /s bus DC) harus diubah selama kecepatan rotor berubah.
100

50
Untuk pengaturan tegangan satu bus DC maka bisa
0 terdapat dua, satu atau tidak ada sama sekali titik
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
kecepatan angular rotor (rad/s) persilangan antara daya generator dan daya yang
Gambar 3. Kurva daya mekanik angin terhadap kecepatan diinginkan. Sebagai contoh, untuk tegangan bus DC
angular rotor. tertentu maka terdapat dua titik operasi yang memenuhi
Ilustrasi daya mekanis yang dibangkitkan oleh turbin daya yang diinginkan. Titik yang satu berhubungan
angin sebagai fungsi dari rpm untuk beberapa nilai dengan operasi daya rendah pada frekuensi lebih
kecepatan diperlihatkan gambar 3. Daya maksimum rendah, sudut lebih rendah, VS o terminal lebih
yang diharapkan sebagai fungsi rpm diperlihatkan oleh tinggi dan arus stator lebih rendah. Titik yang lain
garis yang memotong seluruh kurva. Jelas bahwa pada berhubungan dengan operasi daya tinggi pada frekuensi
setiap kecepatan angin tertentu ada nilai kecepatan rotor lebih tinggi, sudut lebih tinggi, VS o terminal lebih
tertentu yang akan menghasilkan daya maksimum. Jika
rendah, dan arus stator lebih tinggi. Solusi yang dibahas
pengontrol berhasil mengikuti perubahan kecepatan
di bawah ini merupakan salah satu dari algoritma
angin maka turbin angin dapat membangkitkan daya
kontrol lain yang telah ada dan yang bisa
maksimum pada setiap nilai kecepatan. Nilai torka yang
diimplementasikan. Pengontrol dapat disesuaikan
diharapkan dapat diturunkan dari persamaan daya yang
sehingga operasi generator akan berada pada sudut
dibangkitkan.
yang rendah selama nilai tegangan terminal stator
Tt arg et = K w t arg et 2 berubah-ubah. Dengan nilai sudut yang rendah maka
3
R generator akan selalu beroperasi pada arus stator
K w t arg et = 0,5 ACP t arg et minimum untuk mencapai torka keluaran yang sama.

t arg et Sehingga rugi-rugi tembaga pada lilitan stator dapat
diminimisasi. Sangat jelas bahwa ketika frekuensi
Dalam sistem tak terkompensasi torka generator bertambah maka sudut daya bertambah sampai torka
tergantung kepada fluks, induktansi sinkron, dan sudut maksimum tercapai pada sudut daya sekitar 45. Pada
daya. Maka kapabilitas torka dibatasi oleh karakteristik saat itu akan menjadi hal yang paling baik untuk
dari mesin sinkron. Salah satu cara mengubah sudut menjaga torka pada nilai maksimumnya selama
torka untuk nilai tegangan terminal VS yang tetap frekuensi bertambah. DC-DC converter bisa disisipkan
adalah dengan menyesuaikan rpm dari generator. di antara keluaran penyearah dan baterai DC.
Nilai dari VS dikontrol berdasarkan frekuensi atau
Sehingga tanpa kompensasi karakteristik pembangkit
listrik tenaga angin tergantung kepada karakteristik rpm . Pada daerah C tetap, tegangan bus DC memiliki
turbin angin dan generator. Di lain pihak operasi turbin nilai non linear berubah-ubah dan dijaga tetap pada
angin dapat dioptimasikan dengan mengubah daerah bus DC tetap dan terakhir secara linear
karakteristik beban yang dipasang pada generator. berubah-ubah pada daerah torka tetap. Walaupun
Untuk mengubah beban generator, maka kita harus banyak cara untuk mengimplementasikan konsep yang
mengontrol VS o yang terletak pada terminal telah dijelaskan, salah satu cara yang mungkin adalah
generator. Maka sudut daya , daya, dan arus stator akan dengan mengontrol siklus kerja konverter DC berkaitan
mengikuti dengan sendirinya. dengan rpm terukur. Hal ini bisa diselesaikan dengan
cara pemberian maju dimana akan berhasil jika baterai
DC relatif tetap. Hal ini bisa juga diselesaikan dengan
menyediakan feedback tegangan bus DC.
Penyimpangan (galat) antara tegangan DC bus yang
diminta dengan tegangan bus DC aktual dapat
digunakan untuk mengontrol siklus kerja konverter DC.
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

Sangat jelas bahwa dengan mengubah karakteristik arus luaran PMSG, pengontrol menggunakan informasi
beban yang dipasang pada generator maka ini untuk menaikkan atau menurunkan siklus kerja
pembangkitan daya turbin angin dapat dioptimalkan. converter buck-boost untuk mengubah titik operasi
Beban pada generator diatur dengan mengontrol turbin angin. Setelah terjadi gangguan (perubahan
tegangan pada terminal generator. Dengan kecepatan) maka akan timbul pemindahan titik operasi
menambahkan konverter DC-DC antara luaran dari ( k 1) ke ( k ) . Empat kasus gangguan pada titik
penyearah dan sisi DC baterai, maka tegangan bus DC
operasi dibedakan menjadi:
yang terlihat oleh generator dapat kita ubah secara
efektif dengan mengubah tegangan terminal generator. Jika P ( k ) > P ( k 1) dan m ( k ) > m ( k 1) , daya
Konverter mengubah-ubah tegangan pada sisi masukan bertambah setelah muncul gangguan. Hal ini
(luaran penyearah) sehingga dapat menyebabkan daya mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya
disalurkan maksimum dari generator ke cadangan maksimum sudah berada pada arah yang benar.
baterai. Konverter mampu menaikkan ataupun Sehingga penelusuran titik daya maksimum dilanjutkan
menurunkan tegangan masukan. Oleh karena itu pada arah yang sama dan mencapai titik operasi ( k + 1)
penambahan energi yang diambil bisa pada kondisi
dengan meningkatkan siklus kerja sebesar d .
kecepatan angin rendah ataupun tinggi. Dengan
menambahkan metode penelusuran titik daya pada Jika P ( k ) < P ( k 1) dan m ( k ) < m ( k 1) , daya
sistem turbin angin skala kecil yang dihubungkan pada berkurang setelah muncul gangguan. Hal ini
bus DC atau cadangan baterai maka daya luaran efektif mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya
sistem tidak lagi dibatasi oleh komponen elektrik[8]. maksimum tidak berada pada arah yang benar. Sehingga
Algoritma penelusuran titik daya maksimum yang penelusuran titik daya maksimum harus mengubah arah
biasanya digunakan pada panel surya bias kita gunakan dan mencapai titik operasi ( k + 1) dengan
untuk memaksimalkan daya luaran turbin angin.
meningkatkan siklus kerja sebesar dua kali d .
Gambar dibawah memperlihatkan karakteristik Daya
dan torka terhadap kecepatan turbin angin yang perlu Jika P ( k ) > P ( k 1) dan m ( k ) < m ( k 1) , daya
dikontrol. Tujuan utama algoritma ini adalah untuk bertambah setelah muncul gangguan. Hal ini
menjaga agar titik operasi selalu berada pada Pmax mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya
untuk setiap nilai kecepatan angin. Titik operasi bisa maksimum sudah berada pada arah yang benar.
berada pada daerah kemiringan positif (sebelah kiri titik Sehingga penelusuran titik daya maksimum dilanjutkan
maksimum Pmax ), kemiringan nol (titik pada arah yang sama dan mencapai titik operasi ( k + 1)
Pmax ditemukan), dan kemiringan negatif (sebelah kanan dengan menurunkankan siklus kerja sebesar d .
Pmax ). Jika titik operasi berada pada daerah kemiringan Jika P ( k ) < P ( k 1) dan m ( k ) > m ( k 1) , daya
positif maka pengontrol harus memindahkan titik berkurang setelah muncul gangguan. Hal ini
operasi ke kanan mendekati titik maksimum pada titik mengindikasikan bahwa penelusuran titik daya
kemiringan nol. Dan sebaliknya jika titik operasi berada maksimum tidak berada pada arah yang benar. Sehingga
di daerah kemiringan negative maka pengontrol harus penelusuran titik daya maksimum harus mengubah arah
memindahkan titik operasi ke sebelah kiri mendekati dan mencapai titik operasi ( k + 1) dengan menurunkan
titik maksimum pada titik kemiringan nol. Gambar siklus kerja sebesar dua kali d .
dibawah memperlihatkan algoritma penelusuran titik
daya maksimum yang diusulkan, dimana informasi
mengenai kecepatan angin tidak diperlukan[9].

Gambar 5. Dasar algoritma penelusuran titik daya


maksimum.
Untuk mencari titik operasi daya angin maksimum
dan mencari titik ini dalam rangka untuk mengurangi
galat antara daya operasi dan dan daya maksimum pada
saat perubahan kecepatan angin, maka kontrol converter
buck-boost akan mengubah-ubah secara periodik titik
operasi turbin angin. Dengan memperoleh tegangan dan
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

Gambar 8. Model simulasi penelusuran titik daya


maksimum menggunakan PSIM.

Gambar diatas memperlihatkan model simulasi


yang dilakukan untuk mendapatkan daya maksimum
dengan mengubah-ubah nilai resistansi beban.
Simulasi dilakukan untuk nilai kecepatan angin dari 4
m/s sampai 9 m/s. Tegangan beban dan arus beban
didata dan daya maksimum dihitung dengan
mengalikan kedua nilai tersebut. Nilai resistansi yang
digunakan pada setiap simulasi juga dicatat. Tabel
dibawah memperlihatkan nilai resistor yang
digunakan dan titik daya maksimum untuk setiap nilai
kecepatan angin.

Tabel 1.Titik daya maksimum untuk setiap nilai kecepatan.


Kecepatan Resistansi Arus Luaran
angin Beban Beban Tegangan Daya DC
Gambar 6. Algoritma penelusuran titik daya maksimum. (m/s) (Ohm) (A) Beban (V) (W)
0.80
IV. SIMULASI DAN ANALISIS 4 13 6 10.478 8.498
1.57
Karakteristik turbin angin diberikan di bab 2 pada 5 13 1 20.417 32.266
laporan ini. Persamaan yang dibahas digunakan untuk 2.69
memodelkan turbin angin pada PSIM seperti terlihat 6 13 5 35.033 95.014
4.22 233.64
pada gambar di bawah, 7 13 5 54.927 9
6.18 501.42
8 13 8 80.448 6
8.58 111.55 964.44
9 13 1 8 4

Tabel ini digunakan untuk mencari daya maksimum


Gambar 7. Model turbin angin.
untuk tiap nilai kecepatan. Sehingga dengan referensi
Parameter masukan pada model turbin angin adalah ini maka kita dapat mengetahui daya maksimum untuk
kecepatan angin dalam meter per sekon. Luaran dari tiap nilai kecepatan angin tersebut.
model adalah torka mekanik dan kecepatan agular Seperti yang terlihat pada tabel diatas, daya DC
mekanik rotor. Radius baling-baling adalah 1,25 m maksimum hampir mencapai 1 kW pada kecepatan
seperti yang diberikan pada spesifikasi turbin. Koefisien angin 9 m/s. Walaupun demikian jangkauan nilai
daya dan tip speed ratio dibuat sesuai dengan yang tegangan untuk kecepatan angin antara 4 m/s sampai 9
tertera pada look-up table pada PSIM schematic editor. m/s hanya berkisar antara 10 volt sampai 120 volt. Salah
Untuk sistem konversi energi angin, daya luaran satu kebutuhan pada proyek ini adalah untuk
maksimum dapat dicapai untuk nilai kecepatan angin mendapatkan tegangan pada 48 volt DC pada luaran
yang berbeda-beda. Oleh karena itu bagian pertama dari rangkaian buck-boost. Karena kecepatan angin sulit
simulasi ini akan berkonsentrasi untuk mencari daya untuk diprediksikan dan rata-rata kecepatan angin
luaran maksimum untuk tiap nilai kecepatan angin. berada pada 5-6 m/s, maka sulit untuk memenuhi
Resistor luaran diubah secara manual dan hasilnya akan kebutuhan ini.
mengubah nilai tegangan dan arus luaran. Berdasarkan Pada kecepatan angin rendah daya rotor yang
karakteristik , grafik daya yang diprediksikan akan tersedia tidak dapat digunakan karena karena tegangan
generator berada di bawah tegangan cadangan baterai.
meningkat proporsional terhadap nilai resistor sampai
Sedangkan pada kecepatan angin tinggi daya rotor yang
mencapai titik daya maksimum. Kemudian setelah itu
tersedia melebihi tegangan cadangan baterai sehingga
akan berkurang jika nilai resistor bertambah setelah
rugi-rugi tetap muncul. Perbedaan karakteristik rotor
melewati titik daya maksimum.
dan generator ini membuat turbin bekerja menjauhi
saluran beban maksimumnya (turbin tidak bekerja pada
koefisien daya maksimum). Sangat jelas bahwa pada
sistem, daya yang akan mengalir ke cadangan baterai
dibatasi oleh karakteristik elektrik. Jadi sangat jelas
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

bahwa dengan mengubah karakteristik beban yang Gambar 11. Diagram kontrol algoritma penelusuran titik
daya maksimum.
dipasang pada generator maka pembangkitan daya
turbin angin dapat dioptimalkan. Sistem yang diusulkan disimulasikan menggunakan
Pada sistem dengan penyearah tidak terkontrol perangkat lunak PSIM dengan model turbin angin
dimana rotor turbin dipercepat atau diperlambat untuk dinamis untuk mengevaluasi pengambilan daya
menyeimbangkan daya luaran rotor dan daya masukan maksimum. Sub circuit yang mengandung model
generator, kecepatan turbin dikontrol dengan dinamis dari turbin angin telah dijelaskan pada bagian
menyesuaikan daya luaran generator turbin angin. sebelumnya, dimana sub circuit tersebut terdiri dari
Beban pada generator dikontrol dengan mengatur komponen elektrik dan blok lain yang tersedia sehingga
tegangan pada terminal generator. Kemudian dengan dapat memodelkan karakteristik turbin angin. Algoritma
menambahkan konverter DC-DC antara luaran pengambilan daya maksimum menggunakan zero-order
penyearah dan baterai DC, tegangan bus DC yang hold (ZOH) dan blok diskrit untuk mewakili pengontrol
terlihat oleh generator bisa diubah secara efektif diskrit seperti mikrokontroler[9].
mengontrol tegangan terminal generator. Tegangan
pada sisi masukan konverter berubah-ubah (pada luaran
tetap) agar daya yang dialirkan dari generator ke
cadangan baterai menjadi maksimum.
1000
950 9m/s
900
850
800
750 Pmax
Daya mekanik (W)

700
650 8m/s
600 Gambar 12. Skematik keseluruhan sistem konversi energi
550
500
450
angin.
400 7m/s
350
300
250
200
6m/s
Perilaku dari pengambilan daya maksimum bisa
150 5m/s
100
50 4m/s dievaluasi dengan menggunakan step respon angin
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
sistem generator turbin angin skala kecil. Turbin angin
Kecepatan angular rotor (rad/s) berada pada kondisi tunak dan kecepatan angin kita set
pada 6 m/s, setelah 10 detik kecepatan angin tiba-tiba
1000
950
berubah menjadi 9 m/s. Gambar dibawah
900
850
800 9m/s
memperlihatkan respon step turbin angin dengan sistem
750
700 yang diusulkan dimana bisa kita lihat grafik kecepatan
daya elektrik (W)

650 Pcmax
600
550
angular rotor angin, torka rotor angin, torka
500 8m/s
450
400
elektromekanik, daya elektrik, daya referensi, dan daya
350
300 7m/s terukur terhadap waktu. Perhatikan dan pada gambar
250
200
150 6m/s
dibawah, maka dapat kita simpulkan bahwa sistem ini
100 5m/s
50
0
4m/s mampu untuk mengontrol daya fasa PMSG. Pada
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 kondisi tunak galat antara dan adalah nol, dan pada
kecepatan angular rotor (rad/s)
kondisi transisi pengontrol memberikan hasil respon
Gambar 9. Kurva daya mekanik (a) dan daya elektrik (b) yang memuaskan.
sistem konversi energi angin dan kurva titik daya maksimum.
500
450
Pref
400
350
300
Pref (W)

250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70
kecepatan angular rotor (rad/s)

Gambar 10. Kurva titik maksimum daya elektrik sistem


konversi energi angin satu fasa.

Gambar 13. Grafik respon pengontrol sistem konversi energi


angin.
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

Sesuai dengan kebutuhan pada desain dimana luaran


dari buck boost harus bernilai 48 volt DC, maka model
pengisian baterai dipasang pada sisi luaran konverter.
Model pengisisan baterai akan memastikan luaran dari
rangkaian buck boost bernilai 48 volt DC pada simulasi
ini. Persamaan untuk menghitung efisiensi buck boost
adalah sebagai berikut.
RL pada simulasi ini adalah rugi-rugi tembaga
induktor oleh karena diletakkan disamping iduktor itu
sendiri. Untuk keperluan simulasi RL diset bernilai 0,1
ohm dan nilai untuk tegangan luaran, arus luaran dan
rasio kerja dicatat untuk setiap perubahan kecepatan
angin. Hal ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Nilai duty cycle untuk tiap nilai kecepatan angin.


Kecepatan Tegangan
angin (m/s) Duty Cycle Luaran (V)
4 0.807 47.923
5 0.682 48.392
Gambar 14. Grafik perubahan kecepatan angular terhadap 6 0.547 48.852
perubahan kecepatan angin.
7 0.414 49.105
Kedua gambar diatas memperlihatkan perubahan 8 0.287 48.917
nilai kecepatan angular m terhadap perubahan nilai 9 0.154 48.060
kecepatan yang diberikan pada simulasi model turbin
angin. Hal sesuai dengan karakteristik sistem konversi Dari tabel diatas kita bisa melihat bahwa siklus kerja
energi angin yang kita inginkan yaitu sistem dijaga pada pada kecepatan angin 4 sampai 6 m/s diatas 0.5,
nilai CP maksimum dengan menjaga nilai tip speed sedangkan untuk kecepatan angin antara 7 sampai 9 m/s
dibawah 0.5. Hal ini memperlihatkan bahwa pada
ratio tetap untuk kecepatan angin tertentu.
kondisi siklus kerja <0.5 buck boost bekerja untuk
Desain konverter buck boost sangat tergantung pada
menaikkan tegangan sedangkan pada kondisi siklus
nilai efisiensinya. Rugi-rugi pada konverter buck-boost
kerja >0.5 buck boost bekerja untuk menurunkan
bisa diakibatkan oleh beberapa elemen termasuk
tegangan. Tegangan nominal yang dimaksud adalah
resistansi lilitan, yang dimodelkan sebagai sumber
tegangan cadangan baterai 48 volt DC.
rugi-rugi utama pada simulasi ini. Walaupun demikian,
frekuensi penyakelaran bisa menimbulkan rugi-rugi
yang lebih besar pada konverter buck-boost. Model
penuh sistem konversi energi angin tanpa inverter dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 16. Daya luaran turbin angin kecepatan rendah tanpa


Gambar 15. Skematik simulasi penentuan duty cycle untuk tiap metode penelusuran titik daya maksimum
nilai kecepatan angin.

Agar kita bisa mendapatkan tegangan luaran yang


diinginkan setiap saat, maka siklus kerja harus
berubah-ubah menyesuaikan dengan kondisi masukan.
Tegangan maksimum untuk setiap kecepatan angin telah
kita dapatkan pada bagian sebelumnya dan tegangan ini
menjadi masukan pada terminal yang kita beri nama
sebagai boost operating voltage. Sehingga pada
kecepatan angin tertentu, tegangan DC pada ujung
penyearah diukur dan dibandingkan terhadap nilai
maksimumnya. Kemudian yang diperlukan adalah
pengontrol PI yang berfungsi untuk mengubah-ubah
Gambar 17. Daya luaran turbin angin kecepatan rendah dengan
nilai rasio kerja agar didapatkan tegangan maksimum metode penelusuran titik daya maksimum
karena siklus kerja dikontrol oleh loop PI.
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

dengan mengontrol siklus kerja yang diberikan ke


konverter.

VI. PENELITIAN LANJUTAN


Beberapa hal yang belum tercakup dalam
penelitian sistem konversi energi angin ini, yang
diharapkan dapat memperbaiki kinerja sistem antara
lain:
1. Analisis harmonisa sistem. Harmonisa merupakan salah
satu parameter penting dalam sistem penyedia daya,
Gambar 18. Daya luaran turbin angin kecepatan tinggi tanpa oleh karena itu pengurangan harmonisa pada sistem
metode penelusuran titik daya maksimum konversi energi angin bisa dijadikan analisis lanjutan
tugas akhir ini.
2. Kompensasi sistem menggunakan kapasitor seri.
Kapasitor seri ini terhubung dengan terminal luaran
generator, yang akan berfungsi sebagai pengurang daya
reaktif. Analisis mengenai gabungan kompensasi
menggunakan konverter DC-DC dan kapasitor seri bisa
dijadikan sebagai referensi perbaikan sistem konversi
energi angin.
3. Rugi-rugi komponen sistem konversi energi angin.
Idealisasi-idealisasi pada tugas akhir mengabaikan
beberapa sumber rugi-rugi yang dapat mengurangi
efisiensi sistem. Dengan memasukkan semua komponen
Gambar 19. Daya luaran turbin angin kecepatan tinggi dengan rugi-rugi diharapkan hasil analisis menjadi lebih
metode penelusuran titik daya maksimum mendekati nilai nyata.

DAFTAR PUSTAKA
[1] C. Dave, I.B. Gould, S. Drouilhet, V. Gevorgian, T.
Jimenez, C. Newcomb, L.Flowers, Small Wind Turbine
Testing and Applications Development, NREL report No.
NREL/CP-500-27067
[2] E. Ali M., Modeling of Wind Turbine Driving Permanent
V. KESIMPULAN Magnet Generator With Maximum Power Point Tracking
System, Elminia University, Egypt
[3] R. Mukand Patel, Wind and Solar Power Systems, CRC
Penyelidikan kita pada sistem pengisian baterai Press, 1999
memperlihatkan beberapa hal dapat kita lakukan untuk [4] Tafticht T., K.Agbossou, A.Cheriti, DC Bus Control of
mengembangkan pengambilan energi oleh turbin angin. Variable Speed Wind Turbine Using a Buck Boost
1. Karakteristik sistem tidak terkompensasi ditentukan Converter, IEEE, 2006
oleh parameter generator. Karakteristik kecepatan-torka [5] N. Mohan, T.M. Undeland, W.P. Robbins, Power
generator tidak dapat diubah tanpa kontrol aktif. Electronics Converter, Applications and Design, 3rd ed.
2. Sistem terkompensasi dengan konverter DC-DC New York: Willey, 2003.
a. Turbin angin dapat beroperasi pada nilai Cp [6] Tafticht T., K.Agbossou, A.Cheriti, M.L. Doumbia,
maksimum (Cp target) pada setiap nilai rpm Output Power Maximization of a Permanent Magnet
Synchronous Generator Based Stand-alone Wind
(tidak melebihi jangkauan operasi yang
Turbine, IEEE ISIE 2006, July9-12, 2006
diizinkan)
[7] M. Eduard, S. Drouilhet, R. Holz, V. Gevorgian, Analysis
b. Karakteristik torka memiliki puncak yang sama
of Wind Power for Battery Charging, Wind Energy Book
dengan generator sistem tak terkompensasi. VIII. New York: ASME, Vol. I: pp. 190-197; NREL report
Meskipun demikian torka dapat dikontrol No. 21862
bebas dari kecepatan rotor dengan mengontrol [8] De Broe A.M., S. Drouilhet, V. Gevorgian, A Peak Power
tegangan terminal VS (siklus kerja konverter Tracker For Small Wind Turbines In Battery Charging
DC-DC). Sekali puncak torka tercapai maka Applications, IEEE Trans. Ener. Con., Vol. 14, No. 4,
konverter bisa digunakan untuk menjaga torka December 1999
agar tetap (pada nilai maksimum). [9] Neammanee B., S. Chatratana, Maximum Peak Power
c. Sama seperti sistem tak terkompensasi, beban Tracking Control for The New Small Twisted H-Rotor
yang dirasakan generator adalah beban unity Wind Turbine
power factor. [10] Adegas F.D., J.A. Villar Ale, F.S. dos Reis, G.C. da Silva
Simioni, R. Tonkoski, Maximum Power Point Tracker For
3. Pengontrol digunakan untuk mendapatkan kondisi
Small Wind Turbines Including Harmonic Mitigation,
operasi optimal dengan menjaga tegangan DC konstan
European Wind Energy Conference & Exhibition, 2006
Final Work Paper Iwa Kartiwa/13204143

You might also like