You are on page 1of 21

Makalah Teknologi,Aplikasi,dan

Instalasi Lightning Arrester

NAMA: Hafizh Al Fikry

NIM:18014044

TEKNIK TENAGA LISTRIK

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
1. Pendahuluan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pusat pembangkit listrik umumnya dihubungkan dengan
saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga listrik ke dari pusat penbangkit ke pusat-pusat
konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu induk (GI). Sedangkan saluran transmisi udara ini
rawan sekali terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan)
yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada
lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan dari petir
yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal
dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit breaker (switching).

Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja tegangan yang
disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir.

Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi pusat
pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya harus diberi lightning
arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan harus
terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan
gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung
terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang
pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti transformator
dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang.
Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan
transformator.
2. Pengertian dan fungsi Arrester (Lightning Arrester)

Arrester atau biasa juga disebut Lightning Areester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan
sistem tenga listrik terhadap surja petir(Surge). Alat pelindung terhadap gangguan surja ini
berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan
lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Dipasang pada atau dekat peralatasn yang
dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah.

Sesuai dengan fungsinya itu maka arrester harus dapat menahan tegangan sistem pada
frekuaensi 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah
tanpa mengalami kerusakan pada arrester itu sendiri.

Arrester berlaku sebagai jalan pintas di sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah
untuk dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang nilainya tinggi
pada peralatan.

Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih eksternal,
arrester juga melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tergangan lebih
internal seperti surja hubung. Selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi
suatu sistem tenaga listrik. Bila surja hubung datang ke gardu induk maka arrester akan bekerja
melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang mengenai peralatan dalam
gardu induk. Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi untuk
membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas
tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan
ini disebut rasio proteksi arrester.

Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi bahan transformator agar
apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada
transformator.

3. Prinsip Kerja Lightning Arrester

Lightning arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan sistem tenaga
listrik dari tegangan lebih (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current.
Lightning arrester memiliki fungsi utama memotong tegangan lebih yang menuju peralatan
sistem tenaga listrik yang dilindunginya. Tegangan lebih ini dapat berupa surja petir, surja
hubung, maupun tegangan lebih di dalam sistemnya sendiri. Lightning arrester bersifat by pass
di sekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat, sehingga tidak timbul
tegangan lebih pada peralatan sistem tenaga listrik.

Pada keadaan normal lightning arrester harus mampu bertindak sebagai isolator yang
tahanannya tinggi sehingga hanya mengalirkan beberapa miliampere arus bocor dari tegangan
sistem ke tanah, namun bila terkena sambaran petir lightning arrester berubah menjadi
konduktor yang tahanannya relatif sangat rendah sehingga dapat mengalirkan ribuan ampere
arus surja ke tanah. Berdasarkan fungsi lightning arrester sebagai pelindung peralatan sistem
tenaga listrik dari tegangan surja, maka pada umumnya lightning arrester dipasang di setiap
ujung SUTT yang memasuki gardu induk. Ada kalanya lightning arrester dipasang pada
transformator dan pada peralatan lainnya untuk menjamin terlindungnya peralatan sistem
tenaga listrik tersebut dari tegangan lebih.

Bila tegangan lebih habis dan tegangan normal tinggi, tahanannya naik lagi sehingga arus
susulannya dibatasi sampai kira-kira 50 ampere. Arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela
api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini bertindak
sebagai sebuah kran yang menutu arus dari sini didapatkan nama tahanan kran. Karakteristik
arus tegangan dari tahanan kran terlihat pada gambar. Pada arrester modern pemadaman arus
susulan yang cukup besar ( 200-300 A ) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal
ini makan amplituda maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadamannya dapat
dilakukan sebelum tegangan sistem mencapai harga nol.

Dapat ditambahkan bahwa arus susulan tidak selalu terjadi tiap kali arrester bekerja ada
tidaknya tergantung dari saat terjadinya tegangan lebih. Hal ini dapat dimengerti karena arus
susulan itu justru dipadamkan pada arus nol yang pertama (atau sebaliknya).
4. Macam-Macam Lightning Arrester

Arrester yang umumnya diketahui terdiri dari dua jenis yaitu :


1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung pelindung (protector tube)
2. Arrester katup (valve type)

4.1. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung


Lightning Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung ini pada prinsipnya terdiri dari sela
percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik yang berada diluar udara atau disebut
juga sela seri.

Gambar 1 arrester jenis ekspulsi

Prinsip kerja lightning arrester jenis ekspulsi.

Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester, kedua sela percik, yang diluar
maupun yang di dalam tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam
bentuk busur api. Jadi Arrester menjadi konduktor dengan impedansi yang rendah dan
menyalurkan petir /surja dan arus daya sistem bersama- sama ke bumi. Panas yang timbul
akibat mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan dinding tabung serat, sehingga gas
yang di timbulkan menyembur dan memedamkan api pada waktu arus susulan melewati titik
nolnya.

Arus susulan dalam arrester ini dapat mencapai harga yang tunggi sekali tetapi lamanya tidak
lebih dari 1 atau 2 gelombang, dan biasanya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak
menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt waktu yang
lebih baik dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan. Akan tetapi tegangan impulsnya
lebih tinggi daripada arrester jenis katup. Kemampuan untuk memutuskan arus susulan
tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari sistem pada titik dimana arrester itu di pasang.
Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk
perlindungan transformator daya kecuali untuk sistem distribusi. Arrester jenis ini banyak
digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk.

Gambar 2 Konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan celah
udara (air gap) di bagian atas

4.2. Arrester jenis katup

Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan
elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.
Gambar 3 Arrester jenis katup
Tahanan tersebut mempunyai sifat khusus yaitu tahanan akan turun banyak sekali bila arusnya
naik dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat.

Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri
tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, maka alat tersebut akan menjadi
penghantar. Sela seri itu tidak dapat menimbulkan arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh
tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan
besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar.

Prinsip kerja Arrester jenis Katup

Sela seri yang berfungsi sebagai switch apabila terjadi tegangan tinggi yang menyebabkan
sparkover maka tahanan elemen sela percik turun dengan teganagannya saja, maka sela seri
akan membuka, tahanannya naik kembali sehingga arus susulan dapat dibatasi. Untuk
memadamkan busur api yang timbul, tahanan sela percik yang tidak linier tersebut berfungsi
untuk mematikannya.

Arrester jenis katup ini dibagi dalam tiga jenis yaitu :


1. Arrester katup jenis gardu (station)
2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)
3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesin
4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin mesin (distribution)

4.2.1. Arrester katup jenis gardu


Gambar 4 Arrester katup jenis gardu
Arrester katup jenis gardu ini adalah yang paling efisien dan juga yang palin mahal.
Pemakaiannya secara uumum pada gardu induk besar. Umumnya untuk melindungi alat- alat
yang mahal pada rangkaian mulai pada rangkaian mulai dari 2,4 kV sampai 287 kV dan lebih
tinggi lagi.

4.2.2. Arrester katup jenis saluran

Arrster jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Katasaluran disini bukanlah
berarti untuk saluran transmisi.

Gambar 5 Arrester katup jenis saluran


Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator
dan pemutus daya serta dipakai pada sistem tegangan 15 kV sampai 69 kV

4.2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesin

Lightning arrester ini khusus untuk melindungi mesin-mesin berputar. Pemakaiannya untuk
tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

4.2.4. Arrester katup jenis distribusi

Gambar 8 Arrester katup jenis distribusi

Lightning arrester jenis distribusi ini khusus untuk melindungi transformator. Arrester jenis ini
dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

5. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arrester

a. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge


voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga
dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan tersebut disebut juga tegangan gagal
sela (gap breakdown voltage) sedangkan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residual voltage)
atau tegangan jatuh (voltage drop).
Jatuh tegangan pada arrester = I x R
Dimana I = arus arrester maksimum (A)
R = tahanan arrester (Ohm)

b. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti
semula. Batas tegangan sistem dimana arus susulan ini masih mungkin, disebut tegangan dasar
(rated voltage). Biasanya mempunyai tegangan dasar (rated) 50 c/s pada arrester,dipilih
sedemikian rupa sehingga nilainya tidak dilampaui pada waktu dipakai,baik dalam keadaan
normal maupun hubungan singkat

c. Arrester ini akan memberikan perlindungan bila ada selisih (margin) yang cukup
antara tingkat arrester dan peralatan,Daerah perlindungan harus mempunyai jangka (range)
cukup untuk melindungi semua peralatan gardu yang mempunyai BIL yang sama dengan BIL
yang harus dilindungi arrester,atau lebih tinggi dari daerah perlindungan.

d. Arrester harus dipasang sedekat mungkin kepada peralatan utama dan tahanan
tanahnya haruslah rendah

e. Kapasitas termis arrester harus dapat meneruskan arus besar yang berasal dari
simpanan tenaga yang terdapat dalam saluran yang panjang

f. Pengaruh dari sejumlah kawat (multiple-lines)dalam melindugi gangguan petir pada


gardu perlu diperhatikan pengetrapan arrester.

g. Bila ada keraguan mengenai 50 c/s dari arrester,maka sejumlah persentase


ditambahkan pada harga yang di hitung atau di tetapkan untuk arrester.sekarang masih dipakai
tambahan 10% sebagai faktor keamanan, untuk menanggulangi kemungkinan bila arrester
bekerja pada sebuah tegangan peralihan mungkin tertumpu pada 50 c/s : tegangan ini harus di
interupsikan oleh arrester tersebut.

6. Karakteristik Lightning Arrester

Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik maka perlu
diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik didalam
pemakaiannya. Arrester mempumyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam pemakainnya
yaitu :
1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
2. Arrester mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting) bila dilalui
oleh berbagai macam arus petir.
3. Batas termis
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan teganagan yang mempunyai
tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa arrester tidak boleh dikenakan tegangan yang
melebihi tegangan yang melebihi rating ini, baik didalam keadaan normal maupun dalam
keadaan abnormal. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan
sistem normal dan tegangan lebih transiens 50 c/s. Karakteristik pembatasan tegangan impuls
dari arrester adalah harga yang dapat di tahan oleh terminal ketika melakukkan arus arus
tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupun mulai
bekerja.

Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau
terjadi berulang ulang tanpa menaikkan suhunya.meskipun kemampuan arrester untuk
menyalurkan arus sudah mencapai 65000 100.000 Ampere, tetapi kemampuannya untuk
melakukan surja hubung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih
rendah.

Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu sistem
perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah
(saturated ground fault)
2. Dapat memutuskan arus susulan.
3. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan
sela dan tegangan pelepasannya rendah.

5.1 Karakteristik Lightning Arrester ideal


a. Pada tegangan sistem yang normal, arrester tidak boleh bekerja. Tegangan tembus arrester
pada frekuensi jala-jala harus lebih tinggi dari tegangan lebih maksimum yang mungkin terjadi
pada sistem.
b. Setiap gelombang transien dengan tegangan puncak yang lebih besar dari tegangan tembus
arrester harus mampu mengerjakan arrester untuk mengalirkn arus ke tanah.
c. Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak arrester itu sendiri dan
tanpa menyebabkan tegangan pada terminal arrester lebih tinggi dari tegangan sistemnya
sendiri.
d. Arus tidak boleh mengalir ke tanah setelah gangguan teratasi. Arus ini harus dipotong begitu
gangguan teratasi dan tegangan kembali normal.
Gambar 9 Karakteristik volt-amper dari arrester terhadap waktu

Gambar 10 Karakteristik volt-amper dari element tahanan katup

Oleh karena itu sebagai disinggung muka arrester dipakai guna menetapkan BIL ( Basic
Isolation Level ), maka karakteristiknya perlu diketahui dengan jelas sebagai berikut. :
1. Arrester mempunyai tagangan dasar ( rated ) yang tidak boleh dilampaui.
2. Arrester mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage-limiting) bila
dilalui oleh berbagai acam arus petir.
3. Arrester mempuyai batas termis.

Sudah jelas bahwa arrester adalah sebuah peralatan tegangan dan mempunyai dasar (rating)
tegangan, maka ia tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi dasar ini, baik dalam keadaan
normal maupun dalam keadaan hubung singkat. Sebab arrester ini dalam menjalankan
fungsinya harus keadaan hubung singkat, sebab arrester ini menjalankan fungsinya harus
menanggung tegangan sistem normal dan tegangan lebih transient.
Karakteristik pembatas tegangan impuls arrester adalah harga yang dapat ditahannya pda
terminal pada menyalurkan arus tertentu harga ini berubah dengan besarnya arus. Karakteristik
ini harus dapat dikenal pada waktu yang singkat misalnya pada waktu terjadi percikan pada sela
bila arrester mulai berkerja (adanya surja), sebelum arus mulai mengalir.

Ciri ketiga yang dulu kurang mendapat perhatian adalah batas termisnya yaitu kemampuan
untuk melakukan arus surja hubung, tanpa menaikan suhunya. Meskipun kemampuan arrester
untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65.000-100.0 ampere, tetapi kemapuannya untuk
melakukan surja hubung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar adalah
lebih penting lagi.

Berhubung dengan hal-hal diatas supaya tekanan pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin
suatu sistem perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan seperti berikut :
1. Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah.
2. Dapat memutuskan arus susulan.
3. Mempunyai tingkatan perlindungan (protective level) yang rendah, artinya tegangan
percika sela dan tegangan pelepasannya rendah. Mula-mula aarrester dipakai semata-mata
untuk melindungi isolasi terhadap surja petir. Kebutuhan untuk menurunkan biaya pada waktu
tegangan sistem naik menyebabkan penurunan tingkat isolasi dan tingkat perlindungan
arrester.

7. Pemilihan Lightning Arrester

Ada beberapa faktor dalam memilih Arrester yang sesuai untuk suatu keperluan tertentu,
beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah:

Kebutuhan perlindungan: ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang harus
dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
MVA yang short circuit yang dinyatakan lewat persamaan S = kV x kA
Standart BIL 20kV yaitu 125 kV
Initial voltage Lightning arrester yaitu 80% dari BIL, atau sama dengan 100 kV
Tegangan sistem : ialah tergangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan
arrester
Arus hubung singkat sistem : hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi
Jenis Lightning Arrester
Faktor kondisi Luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih diatas
permukaan laut), temperatur dakn kelembaban yang tinggi serta pengotoran
Faktor Ekonomi: merupakan perbandingan antara biaya pemeliharaan dan kerusakan
bila tidak ada lightning arrester, atau bila dipasang lightning arrester yang nilainya lebih rendah
mutunya.

Untuk tegangan 69 kV dan lebih dapat di pakai arrester jenis gardu, sedangkan tegangan 23 kV
samapi 69 kV dapat dipakai jenis lainnya tergantung pada segi ekonominya.
8. Tegangan Pengenal Arrester

Suatu Arrester dipasang diantara kawat fasa dan tanah. Oleh karena itu dalam keadaan normal,
arrester boleh jadi memikul tegangan sistem maksimum, yaitu:
= 1,1 = 1,1 3
Dimana ;
= Tegangan maksimum sistem fasa ke netral
= Tegangan Nominal sistem fasa ke netral
= Tegangan nominal sistem fasa ke fasa
= Nilai pembumian

Jika terjadi hubungan singkat ke tanah, maka arrester yangterpasang pada fasa yang sehat naik
tegangannya 3 kali tegangan fasa ke netral sistem saat itu. Nilai tergantung pada jenis
pembumian netral sistem dan impedansi urutan nol dan impedansi urutan positif sistem.

Dalam prakteknya, untuk sistem yang tidak di bumikan nilai = 1,0. Untuk sistem yang
dibumikan efektif nilai 0,8 dan untuk sitem yang tidak dibumikan tidak efektif nilai =
0,8 1,0.

Suatu Sistem dibumikan efektif jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi:
1. 0 / 0 < 1 dan 0 / 1 < 3 dimana, 0 adalah tahanan urutan nol, dan 1 adalah
reaktansi urutan positif sistem dilihat dari titik lokasi penempatan arrester.
2. Semua titik netral dibumikan langsung, jika hanya sebagian dari trafo yang netralnya
dibumikan, sistem tidak dibumikan efektif.
3. Arus hubung singkat 1fasa ketanah 0,6 arus hubung singkat 3 fasa simetris.

Sistem yang dibumikan tidak efektif adalah yang titik netralnya tidak semua dibumikan, atau
pembumiannya dilakukan melalui resistor atau reaktor.

Bila tegangan fasa ke netral sistem saat hubung singkat adalah maksimum () maka
tegangan arrester pada fasa yang baik adalah :
= 3 = 1,1

Oleh karena itu Suatu arrester harus dirancang mampu memikul tegangan sebesar
diatas arrester yang dipilih adalah arrester yang tegangan pengenalnya mendekati
yang diperkirakan.
= 1,1
Jika nilai < 0,75, maka tegangan pengenal arrester ditambah faktor keamanan 7,5%
sehingga tegangan pengenal arrester menjadi:
= 1,075 (1,1 )

Jika margin diambil 30% maka BIL. Peralatan Yang dilindungi Arrester adalah:
BIL = 1,3 . Vp
Dimana Vp adalah tingkat proteksi atau tegangan sisa arrester.

9. Tegangan Dasar Arrester

Tegangan Dasar ditentukan berdasarkan tegangan sistim maksimum yang mungkin terjadi.
Tegangan ini dipilih berdasarkan kenaikan tegangan dari fasa-fasa yang baik pada waktu
gangguan 1 fasa ketanah ditambah suatu toleransi:

Er = . .U m

Dimana:

Er = Tegangan Dasar

= Koefisien Pembumian

= Toleransi, Berguna untuk memeperhitungkan fluktansi

tegangan, efek ferranti, dan sebagainya

Um = Tegangan Sistem Maksimum

Pada sistem dengan pembumian harga tahanan adalah 1,0, Biasanya tegangan dasar arrster
dipilih antara 0,7 0,85 Um (Termasuk Toleransi) untuk sistim dengan pembumian efektif, dan
kira-kira 1,2 Um untuk sistim dengan pengentanahan dengan tahanan.

10. Jarak Maksimum Arrester


10.1. Pukulan Tak Langsung

Pukulan tak langsung adalah sambaran petir yang tidak langsung mengenai peralatan yang
dilindungi. Bila penangkal secara fisik dipisahkan dari peralatan yang dilindung, ada
penambahan tegangan pada peralatan. Bertambahnya jarak antara penagkal dari peralatan yang
dilindungi, menurunkan perlindungan ke peralatan tersebut. Kenaikan tegangan terutama
disebabkan oleh induktansi kawat.
Lonjakan impedansi saluran pararel dari penagkal tanahmempunyai pengaruh yang berlawanan
disebakan tegangan jatuh di kawat ini. Termasuk pada saluran pararel ini, secara seri kawat
saluran ke penagkal dan kawat tanah dari penagkal ke elektroda tanah sebagai tambahan pada
impedansi penagkal dan tanah di sekitar elektroda pentanahan.

10.2. Pukulan Langsung

Pukulan langsung adalah suatu sambaran petir yang langsung mengenai paralatan yang
dilindungi. Dalam hal selubung rusak kegunaan penagkal sangat terbatas terhadap pukulan
langsung.

Contoh: Suatu pukulan petir 150KV dengan gelombang 4/10 det, pada saluran 150KV dengan
tingkat isolasi 100KV dan lonjakan impedansi 400 ohm.

Tegangan yang terjadi pada titik pukul dapat dinyatakan dengan :

1
V= ZI
2
Dimana:

Z = lonjakan impedansi saluran

I = arus pukulan (puncak)

Maka lonjakan tegangan = 400 x 150KV x 2 = 60.000KV

Tegangan 60.000 KV puncak ini, tercapai pada 4 det, memberikan kecepatan kenaikan
60.000/4 =15.000 KV/det. Tingkat isolasi dicapai dalam waktu 100/15000 = 0,0067det. Bila
saluran tidak menyala, waktu yang dipakai oleh gelombang berjalan dan gelombang pantulan
dari penagkal petir harus dibatasi pada 0,0067 det dan jarak dari letak penagkal tehadap titik
pukulan harus 0,0067 det x 300/2 = 1,005 m. Disisni 300 merupakan kecepatan gelombang
cahaya dalam m/det.

(Kecepatan sesungguhnya dari kecepatan gelombang berjalan sekitar 5-10% kurang dari itu
karena pemadaman tahanan). Maka penagkal petir dengan batas 10KA meskipun bila
diletakkan pada jarak 1,005 m dari peralatan yang dilindungi, mempunyai daya lindung yang
sama terhadap pukulan langsung 10KA dalamhal pukulan petir, konduktor fasa sangat dekat
dengan penagkal petir, hampir semua arus pukulan akan dibuang lewat penagkal. Ini merupakan
harga teoritik, tepi dalam praktek jarak pemisahan dipertahankan jauh lebih kecil karena sifat
berlawannan dari kawat, impedansi penagkal dan sebagainya.

11. Perhitungan Jarak Maksimum arrester dengan Trafo


Meskipun yang paling penting adalah menempatkan arrester sedekat mungkin dengan alat-alat
yang dilindungi, tetapi dalam praktek kadang- kadang hal ini tidak memungkinkan. Jika jarak
itu terlalu jauh, tegangan abnormal yang sampai terminal dari peralatan akan lebih tinggi dari
pada tegangan pelepasan arrester.

Gambar 11 Lokasi Penempatan Arrester

Jika arrester dihubungkan dengan menggunakan saluran udara terhadap alat yang diindungi,
maka untuk menetukan jarak yang baik antara arrester dengan trafo, dinyatakan dengan
persamaan:
Ep = Ea + (2.A.s) / v
Ep: tegangan pengenal pada alat yang dilindungi
Ea: tegangan tembus/percik dari arrester
A: kecuraman gelombang datang (de /dt).
s: jarak arrester terhadap alat yang dilindungi.
8
v: kecepatan merambat gelombang impuls = kecepatan cahaya : 3 10 m/d

12.Pengaruh TID terhadap jarak maksimum

Untuk meningkatkan keandalan sistem dari gangguan sambaran petir, peralatan yang dipasang
di gardu indukharus memiliki tingkat isolasi yang baik ( disesuaikan dengan arrester ).

Dari hasil perhitungan jarak maksimum arrester, diketahui bahwa pemasangan peralatan dengan
nilai TID ( BIL ) yang semakin besar akan diperoleh nilai jarak maksimum penempatan arrester
didepan peralatan semakin besar.
Hal ini dikarenakan nilai TID yang semakin besar dari peralatan yang dilindungi, maka semakin
besar kemampuan peralatan untuk mengatasi kegagalan isolasi terhadap tegangan lebih
maksimum yang sampai ke terminal peralatan. Artinya tingkat isolasinya makin baik.

13. Pengaruh Tegangan kerja terhadap jarak maksimum

Pemasangan arrester dengan nilai tegangan kerja yang semakin besar akan diperoleh nilai jarak
maksimum penempatan arrester di depan peralatan ( trafo ) di gardu induk semakin kecil.

Hal ini dikarenakan semakin besar tegangan kerja arrester maka faktor perlindungan yang
diberikan arrester terhadap peralatan semakin kecil. Tegangan kerja menentukan faktor
perlindungan dari arrester dimana faktor perlindungan adalah selisih antara TID peralatan
dengan tingkat perlindungan arrester ( 1,1 x tegangan kerja arrester ).

14. Pengaruh Jarak arrester terhadap tegangan residu yang sampai ke peralatan

Pemasangan arrester dengan jarak semakin dekat dengan peralatan ( kira- kira lebih kecil dari
66 m ) yang memiliki TID ( misalnya 1550 kV ) diperoleh nilai tegangan residu lebih kecil dari
TID peralatan. Hal ini berarti trafo berada dalam jarak lindung yang aman dari arrester. Apabila
arrester ditempatkan pada jarak lebih besar dari 66 m, diperoleh tegangan residu melebihi nilai
TID trafo, sehingga trafo mengalami kegaglan isolasi.

Oleh karena itu jarak arrester terhadap peralatan harus sekecil mungkin, agar tegangan residu
yang sampai ke peralatan tidak melebihi tingkat isolai peralatan itu sendiri.

15. PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA)

15.1. Pengertian Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan berupa menjaga, membersihkan, merawat peralatan tertentu
agar tetap dalam kondisi yang baik. Pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur
peralatan dan akan menjamin berfungsinya peralatan dengan baik.

15.2. Tujuan Pemeliharaan

Seperti halnya semua peralatan memerlukan pemeliharaan tidak terkecuali peralatan listrik
tegangan tinggi pada gardu induk tegangan tinggi atau ekstra tinggi, hal ini harus dilakukan
pemeliharaan karena peralatan tersebut merupakan sarana penyaluran tenaga listrik yang paling
penting untuk keperluan umum. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah
untuk menjamin kontinuitas penyaluran tegangan tinggi dan menjamin keandalan antara lain:
a. Untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi.

b. Untuk memperpanjang umur peralatan sesuai dengan usia teknisnya.

c. Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.

d. Untuk meningkatkan keamanan peralatan.

e. Untuk mengurangi lama waktu pemadaman akibat sering terjadinya gangguan.

15.3. Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester

Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester pada laporan ini berdasarkan (No. Dokumen:12
22/ HARLUR PST / 2009 ). Metode pemeliharaan LA sendiri terbagi menjadi 4, yaitu
pemeliharaan preventif, pemeliharaan rutin, pemeliharaan prediktif dan pemeliharaan korektif.

a. Pemeliharaan Preventif

Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan


secara tiba tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja optimal sesuai umur teknisnya.

b. Pemeliharaan Rutin

Merupakan kegiatan pemeliharaan secara berkala. Berdasarkan periodenya, pemeliharaan rutin


pada arrester terdiri dari:

- Pemeliharaan Harian

- Pemeliharaan Mingguan

- Pemeliharaan Bulanan

- Pemeliharaan Tahunan

In Service Inspection

Merupakan pemeriksaan kondisi peralatan saat operasi secara berkala dengan hanya melakukan
pengamatan visual pada bagian bagian tertentu.

Shutdown Function Check

Adalah pengujian yang dilaksanakan pada peralatan listrik saat padam (tidak beroperasi)
untuk mengetahui kerja peralatan apakah telah sesuai fungsinya. Kegiatan in dilaksanakan
tahunan.
c. Pemeliharaan Prediktif

Merupakaan pemeliharaan yang dilakukan dengan cara melakukan monitor dan membuat
analisa terhadap hasil pemeliharaan untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan
secara dini.

In Service Measurement

Adalah pengujian yang dilaksanakan saat peralatan operasi (bertegangan) untuk dapat
memprediksi kondisi dan gejala kerusakan peralatan secara dini.

Shutdown Measurement

Adalah pengujian yang dilakukan saat peralatan padam untuk mengetahui kondisi peralatan.

d. Pemeliharaan Korektif

Merupakan pemeliharaan yang dilakukan ketika peralatan mengalami kerusakan, dengan tujuan
untuk mengembalikan kondisi semula melalui perbaikan (repair) ataupun penggantian (replace).

Terencana (Planned)

Adalah pemeliharaan korektif yang dilakukan secara yang terencana.

Tak Terencana (Unplanned)

Disebut juga dengan pemeliharaan Breakdown. Adalah pemeliharan yang dilakukan ketika
peralatan mengalami kerusakan secara tiba tiba sehingga menyebabkan terjadinya
pemadaman.

e. Pemeliharaan harian

Pemeliharaan harian dilaksanakan dalam kondisi operasi.

Tabel 2 Pemeliharaan harian arrester


Peralatan /
komponen yang
No. diperiksa Cara Pelaksanaan

Memeriksa discharge
Discharge counter dan mencatat bila
1. counter ada kenaikan
Memeriksa rumah isolator
secara visual (ada
2. Rumah isolator tidaknya
keretakan)

Memeriksa
penunjukkan
f. Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan tahunan dilaksanakan dalam keadaan tidak operasi, dan sebaiknya dilakukan
menjelang musim hujan.

Tabel 3 Pemeliharaan tahunan arrester

Peralatan /
komponen yang
No. diperiksa Cara Pelaksanaan

Membersihkan rumah
isolator dan memeriksa
1. Rumah isolator apakah ada keretakan

Mengukur tahanan
antara elektroda
Tahanan antara dengan elektroda
2. elektroda dengan apakah masih
elektroda memenuhi persyaratan

Mengukur tahanan
pentanahan arrester
Tahanan pentanahan apakah masih
3. memenuhi persyaratan

Melakukan pengujian
4. Miliammeter fungsional
Discharge Melakukan pengujian
5. counter fungsional
KESIMPULAN

1. Arrester berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan cara membatasi
surja tegangan lebih yang datang dan menyalurkannya ke tanah sebelum menuju ke peralatan
lain

2. Arrester harus memiliki sifat isolator pada keadaan normal. Namun berlaku sebagai
konduktor bila dialiri tegangan tinggi.

3. Arrester dibagi menjadi dua yaitu expulsion type lightning arrester dan valve type
lightning arrester.

4. Untuk menjaga kestabilan lightning arrester maka diadakan pemeliharaan secara berkala

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.slideshare.net/rezon_arif/lightning-arrester-dan-gejala-petir?
from_action=save ( diakses pada 13 April 2017)
2. http://eprints.polsri.ac.id/2072/3/Bab%20II.pdf (diakses pada 13 April 2017)
3. http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/51600806/Bab_I-III.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1492094575&Signatur
e=o2mnbhGi1QcpE3I%2BnM2WnGoYItE%3D&response-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DBab_I_III.pdf (diakses pada 13 April
2017)

You might also like