You are on page 1of 116

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Bengkulu Selatan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang I 1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW I 2
1.3 Profil Kabupaten Bengkulu Selatan I 4
1.3.1 Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan I 6
1.3.2 Kependudukan I 15
1.3.3 Transportasi I 20
1.3.4 Potensi Bencana Alam I 22
1.3.5 Potensi Sumber Daya Alam I 24
1.3.6 Potensi Ekonomi Wilayah I 25
1.3 Isu Strategis I 30

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI KABUPATEN


BENGKULU SELATAN
2.1 Perumusan Tujuan II 1
2.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang II 2

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN


BENGKULU SELATAN
3.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten III 1
3.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana III -4
3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi III 4
3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Listrik III 9
3.2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi III -13
3.2.4 Rencana Pengembangan Sumberdaya Air III -15
3.2.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya III -21

BAB IV RENCANA POLA RUANG KABUPATEN BENGKULU SELATAN


4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung IV 5
4.1.1 Kawasan Hutan Lindung IV 5
4.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap
Kawasan Bawahannya IV 5
4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat IV 6
4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar
Budaya IV 8
4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam IV 8

4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya IV 13


4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi IV -13
4.2.2 Kawasan Peruntukan Pertanian IV -15

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

4.2.3 Kawasan Peruntukan Perkebunan IV -18


4.2.4 Kawasan Peruntukan Perikanan IV -18
4.2.5 Kawasan Peruntukan Pertambangan IV -24
4.2.6 Kawasan Peruntukan Industri IV -25
4.2.7 Kawasan Peruntukan Pariwisata IV -25
4.2.8 Kawasan Peruntukan Permukiman IV -26
4.2.9 Kawasan Peruntukan Lainnya IV -28

BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN BENGKULU


SELATAN
5.1 Lokasi dan Jenis Kawasan Strategis Kabupaten V1
5.1.1 Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Selatan V3

BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG


6.1 Prioritas Pemanfaatan Ruang VI 3
6.1.1 Prioritas Pemanfaatan Kawasan Lindung VI 3
6.1.2 Prioritas Pemanfaatan Kawasan Budidaya VI -12
6.2 Indikasi Program Utama VI -12
6.3 Pembiayaan dan Kelembagaan VI -32
6.3.1 Pembiayaan Pembangunan VI -32
6.3.2 Kelembagaan Dalam Pemanfaatan Ruang VI -40

BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG


7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi VII -2
7.2 Ketentuan Pemberian Izin VII-14
7.2.1 Dasar Ketentuan Perizinan VII-14
7.2.2 Ketentuan Perizinan Dalam Penataan Ruang VII-15
7.3 Ketentuan Intensif dan Disinsentif VII-16
7.4 Arahan Sanksi VII-23
7.4.1 Arahan Sanksi Administratif VII-24
7.4.2 Arahan Sanksi Perdata VII-29

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-2


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Persentase Kabupaten Bengkulu Selatan


Menurut Kecamatan Tahun 2009 I8
Tabel 1.2 Luas Daerah Menurut Ketinggian Tempat Per Kecamatan
Di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2009 I9
Tabel 1.3 Luas Daerah Menurut Tekstur Tanah di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2009 I9
Tabel 1.4 Potensi Bahan Galian Pertambangan di Kabupaten Bengkulu
Selatan I 10
Tabel 1.5 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2003-2007 I 15
Tabel 1.6 Distribusi Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2007 I 16
Tabel 1.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Bengkulu Selatan, Tahun 2007 I - 17
Tabel 1.8 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut
Tingkat Pendidikan di Kabupaten Bengkulu Selatan
Tahun 2006-2008 I 19
Tabel 1.9 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang
Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 (%) I 20
Tabel 1.10 Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Bengkulu Selatan
Per Kecamatan, Tahun 2008 I 20
Tabel 1.11 Kontribusi dan PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan Atas
Dasar Harga Konstan dan Persentase Menurut Lapangan
Usaha, Tahun 2005-2007 I 25
Tabel 1.12 Potensi Wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan I 27

Tabel 3.1 Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bengkulu Selatan


Tahun 2030 III 3
Tabel 3.2 Fungsi Jalan Arteri dan Kolektor 1 Bukan Jalan Tol
Di Kabupaten Bengkulu Selatan III 5
Tabel 3.3 Prediksi Kebutuhan Sarana Listrik di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2030 III 11
Tabel 3.4 Prediksi Kebutuhan Sarana Air Bersih di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2030 III -16

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-3


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 4.1 Usulan Peninjauan (Review) Kawasan Hutan di Kabupaten


Bengkulu Selatan Berdasarkan RTRWP Bengkulu IV 3
Tabel 4.2 Sebaran dan Luasan Hutan Lindung di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2008 IV 5
Tabel 4.3 Jumlah Gempa Berdasarkan Magnitude di Kabupaten
Bengkulu Selatan Periode 2005-2010 IV 10
Tabel 4.4 Jumlah Gempa yang Dirasakan Getarannya di Kabupaten
Bengkulu Selatan IV -10
Tabel 4.5 Pengendalian Pembangunan di Zona Rawan Gempa IV 11
Tabel 4.6 Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten
Bengkulu Selatan IV 14
Tabel 4.7 Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP
Bengkulu IV -14
Tabel 4.8 Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Tetap (HP)
Di Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan RTRWP
Bengkulu IV -15
Tabel 4.9 Luas Kawasan Lahan Basah di Kabupaten Bengkulu Selatan IV -16
Tabel 4.10 Pembagian Kewenangan Wilayah Perairan IV -18
Tabel 4.11 Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu
Selatan IV 29
Tabel 4.12 Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi Ruang
Kabupaten Bengkulu Selatan, 2030 IV -35

Tabel 6.1a Rencana Perwujudan Struktur Ruang; Pusat-pusat


Permukiman VI -15
Tabel 6.1b Rencana Perwujudan Struktur Ruang; Sistem Prasarana
Wilayah VI -20
Tabel 6.2 Rencana Perwujudan Pola Ruang VI -23
Tabel 6.3 Rencana Perwujudan Kawasan Strategis VI -30
Tabel 6.4 Institusi Dalam Pemanfaatan Ruang VI -40

Tabel 7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten Bengkulu


Selatan 2010-2030 VII -3
Tabel 7.2 Ketentuan Insentif dan Disinsentif Pemanfaatan Ruang
Di Kabupaten Bengkulu Selatan 2011-2030 VII -20

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-4


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan I5


Gambar 1.2 Peta Wilayah Adminsitrasi Kabupaten Bengkulu Selatan I7
Gambar 1.3 Peta Potensi Bahan Galian Pertambangan Kabupaten
Bengkulu Selatan I 12
Gambar 1.4 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Bengkulu Selatan I 14
Gambar 1.5 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan I 18
Gambar 1.6 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Bengkulu Selatan I 21
Gambar 1.7 Peta Rawan Bencana Gempa Kabupaten Bengkulu Selatan I 23

Gambar 3.1 Peta Rencana Jaringan Jalan Kabupaten Bengkulu Selatan III 8
Gambar 3.2 Peta Rencana Jaringan Listrik Kabupaten Bengkulu Selatan III -12
Gambar 3.3 Peta Rencana Jaringan Telkom Kabupaten Bengkulu Selatan III -14
Gambar 3.4 Peta Rencana Jaringan Air Brsih Kabupaten Bengkulu
Selatan III -18
Gambar 3.5 Peta DAS dan Irigasi Kabupaten Bengkulu Selatan III -20
Gambar 3.6 Peta Rencana Persampahan Kabupaten Bengkulu Selatan III -23
Gambar 3.7 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan III -24

Gambar 4.1 Peta Rencana Kawasan Hutan Kabupaten Bengkulu Selatan IV 4


Gambar 4.2 Grafik Jumlah Gempa di Kabupaten Bengkulu Selatan
Periode 2005-2010 IV -10
Gambar 4.3 Peta Sebaran Epicenter Gempa Tahun 2005-2010 untuk
Daerah Bengkulu Selatan dan Sekitarnya IV -12
Gambar 4.4 Konsep Pembagian Wilayah Pengelolaan Pesisir dan Laut IV 19
Gambar 4.5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan IV -36

Gambar 5.1 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu


Selatan V5

Gambar 6.1 Skema Implementasi RTRW Kabupaten Bengkulu Selatan VI-42

Gambar 7.1 Penerapan Insentif dan Disinsentif VII-17


Gambar 7.2 Diagram Sanksi VII-25

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-5


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap


Pemerintah Daerah Kabupaten memiliki wewenang untuk menyusun Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten yang berfungsi untuk pengaturan, pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah Kabupaten dan
kawasan strategis kabupaten. Wewenang tersebut meliputi perencanaan tata ruang
wilayah kabupaten; pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Bersamaan dengan itu, pelaksanaan
otonomi daerah yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah yang menitikberatkan pada pemerintahan daerah telah
memberikan dampak terhadap penataan ruang wilayah kabupaten, terutama
adanya pemekaran wilayah.

Sebelumnya wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Selatan hanya terdiri atas 6


kecamatan yaitu Kecamatan Kedurang, Seginim, Pino, Manna, Kota Manna dan
Pino Raya. Dalam perjalanan pembangunan telah terdapat daerah otonomi baru
yaitu Kecamatan Kedurang Ilir yang merupakan pemekaran dari Kecamatan
Kedurang, Kecamatan Air Nipis yang merupakan pemekaran dari Seginim,
Kecamatan Ulu Manna yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pino,

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kecamatan Bunga Mas yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Manna dan
Kecamatan Pasar Manna yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Manna.

Kondisi ini berdampak pada perubahan struktur tata ruang dan penataan ruang.
Disamping itu terdapat kebijakan-kebijakan pemerintah baru yang harus dijadikan
rujukan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, khususnya
kebijakan penataan ruang. Kondisi-kondisi tersebut diatas terjadi secara bersamaan
sehingga diperlukan strategi dan arahan kebijakan baru yang menyangkut
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam,
sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia. Strategi dan arah kebijakan yang
ditetapkan perlu disesuaikan dengan potensi dan kendala di wilayah agar dapat
menghadapi segala hambatan, tantangan, ancaman dan peluang.

Sebagai upaya dalam memadukan program pembangunan dan pengelolaan


sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan,
pemerintah daerah (dalam hal ini adalah Kabupaten Bengkulu Selatan) mempunyai
kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang yang dapat menjadi
acuan/pegangan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut
harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah
menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di daerah.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW


1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukkan
Kabupaten Bengkulu Selatan dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Pemekaran Kabupaten Bengkulu Selatan menjadi Kabupaten Bengkulu Selatan,
Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan
Batu Bara ;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan ;
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Angkutan
dan Jalan;

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-2


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Berkelanjutan ;
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan
Atas UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;
10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
13. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
15. Undang-Undang No 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan;
16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
17. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
18. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 Tentang Landasan Kontinen Zona
Ekonomi Ekslusif;
19. Keputusan Presiden Nomor 32/1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2010 tentang
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Tata Ruang;
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2010 tentang
Wilayah Pengembangan;

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-3


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang


Penggunaan Kawasan Hutan;
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang
Pengelolaan SDA;
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2008 tentang
Kepelabuhan;
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 2009;
29. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Ketelitian Peta;
30. Permentan No 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria kawasan Lahan Pertanian
Berkelanjutan
31. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 Tentang Garis Sempadan Sungai,
Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai;
32. Permendagri No 28 Tahun 2008 Tentang Evaluasi Raperda Tentang RTRW
33. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah no. 327/KPTS/M/2002
tanggal 12 Agustus 2002 ini berisi kriteria, konsep dasar, dan proses standar
peninjauan kembali RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota;
34. SK Mentri PU No 630/2009 Tentang Fungsi dan Status Jalan Nasional

1.3 Profil Kabupaten Bengkulu Selatan

Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota yang


berada di bawah wilayah administrasi Provinsi Bengkulu. Kabupaten Bengkulu
Selatan berada di sebelah selatan Provinsi Bengkulu dan langsung berhadapan
dengan Samudera Hindia. Lebih jelasnya orientasi wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-4


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-5


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1.3.1 Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan


Tinjauan kondisi fisik dasar Kabupaten Bengkulu Selatan ini akan meliputi ; batas
administrasi dan letak geografis, iklim dan curah hujan, topografi, keadaan
geologi/jenis tanah dan hidrologi.

1. Batas Administrasi dan Letak Geografis


Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di sebelah barat Bukit Barisan. Luas wilayah
administrasinya mencapai kurang lebih 118.610 Ha. Terletak pada 4 derajat 10
menit - 4 derajat 32 menit Lintang Selatan dan 102 derajat 48 menit - 103 derajat
16 menit Bujur Timur.

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Seluma sepanjang 23,500 km.


Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan 43,500 km.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kaur 26 km.
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia 4 mil.

Luas wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi atas 11 (enam) kecamatan, yaitu
Kecamatan Kedurang, Kecamatan Seginim, Kecamatan Pino, Kecamatan Manna,
Kecamatan Kota Manna, Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Kedurang Ilir,
Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Ulu Manna, Kecamatan Bunga Mas, Kecamatan
Pasar Manna dengan luas dan persentase masing-masing kecamatan seperti pada
gambar dan tabel berikut ini.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-6


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-7


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 1.1
Luas Wilayah dan Persentase Kabupaten Bengkulu Selatan
Menurut Kecamatan Tahun 2010

Persentase
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
(%)
1 Kedurang 23.455 17,77
2 Seginim 6.152 5.18
3 Pino 6.188 5.21
4 Manna 3.317 2,79
5 Kota Manna 3.216 2.71
6 Pino Raya 22.350 18,84
7 Kedurang Ilir 5.820 4,90
8 Air Nipis 20.328 17,13
9 Ulu Manna 23.692 19,97
10 Bunga Mas 3.508 2,95
11 Pasar Manna 584 0,49
Jumlah 118.610 100.00
Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010

Bila dilihat berdasarkan data diatas, terlihat luas wilayah yang paling besar/luas yaitu
Kecamatan Pino Raya dengan jumlah luas wilayah kurang lebih 25.517 Ha atau sebesar
21,85%. peringkat kedua Kecamatan Ulu Manna 21.783 Ha (18,65%) dan peringkat ketiga
Kecamatan Air Nipis 19.819 Ha (16,97%).

2. Klimatologi
Iklim di Kabupaten Bengkulu Selatan ditandai dengan jumlah curah hujan yang cukup
tinggi, yaitu: rata-rata 100 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan antara 100-250
hari/tahun. Hari hujan rata-rata 20 hari/bulan dengan jumlah hari hujan terendah 18 hari
yang terjadi pada bulan Mei dan September, sedangkan hari hujan tertinggi selama 23 hari
terjadi pada bulan November dan Desember.

3. Topografi
Berdasarkan topografinya wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada ketinggian
0 s/d 1.000 dpl (di atas permukaan laut). Secara rinci tertera pada tabel berikut :

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-8


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 1.2
Luas Daerah Menurut Ketinggian Tempat Per Kecamatan
di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010

Ketinggian Tempat (Ha) Jumlah


No. Kecamatan
0-100 m 100-500 m 500-1000 m 1000 m (Ha)
1 Kedurang 11.934 8.487 1.393 1.641 23.455
2 Seginim 3.330 1.124 517 1.181 6.152
3 Pino 4.759 1.193 236 6.188
4 Manna 1.070 1.667 231 349 3.317
5 Kota Manna 1.022 1.200 459 485 3.216
6 Pino Raya 12.130 8.305 1.915 22.350
7 Kedurang Ilir 2.692 1.267 1.001 860 5.820
8 Air Nipis 12.351 4.720 1.160 2.097 20.328
9 Ulu Manna 9.900 11.896 2.096 23.692
10 Bunga Mas 894 1.576 509 529 3.508
11 Pasar Manna 268 175 83 58 584
Jumlah 60.400 41.410 9.600 7.200 118.610
Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010

4. Jenis Tanah dan Hidrologi


Berdasarkan tekstur tanah, Kabupaten Bengkulu Selatan mempunyai tekstur tanah halus,
sedang, agak kasar, dan kasar. Secara terperinci tertera pada tabel berikut:

Tabel 1.3
Luas Daerah Menurut Tekstur Tanah
di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010

Tekstur Tanah (Ha) Jumlah


No. Kecamatan
Halus Sedang Agak Kasar (Ha)
1 Kedurang 18.613 3.899 943 23.455
2 Seginim 3.440 2.237 475 6.152
3 Pino 3.428 2.237 523 6.188
4 Manna 1.293 1.830 194 3.317
5 Kota Manna 1.200 1.244 772 3.216
6 Pino Raya 17.356 527 4.467 22.350
7 Kedurang Ilir 3.165 2.230 425 5.820
8 Air Nipis 13.655 2.549 4.124 20.328
9 Ulu Manna 19.080 704 3.908 23.692
10 Bunga Mas 1.410 1.332 766 3.508
11 Pasar Manna 480 86 18 584
Jumlah 83.120 18.875 16.615 118.610
Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-9


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Berdasarkan topografinya Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada tiga jalur, yaitu: Jalur
pertama, 0 100 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai dataran rendah
luasnya mencapai 50,94 persen. Jalur kedua, 100 1000 meter diatas permukaan laut dan
terklasifikasi sebagai wilayah berbukit luasnya mencapai 42,99 persen. Jalur ketiga, terletak
disebelah Utara Timur sampai ke puncak Bukit Barisan luasnya mencapai 6,07 persen.

5. Geologi
Jenis batuan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain : Alluvium, Batuan Breksi
Gunung Api, Formasi Bintunan, Formasi Hulu Simpang, Formasi Lemau, Formasi Sebalat,
Formasi Serai, Formasi Simpang Aur, Granit, dan Satuan Gunung Api Lava Andesit-basalan

6. Pertambangan
Potensi bahan galian pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah batu gamping,
batu serak/batu tulis, pasir lempungan, poshpat guano, granit, diorit, andesit, marmer
(marble), mineral sulfida, batu rijang, mineral ubahan, batuan piroklastik, biji besi, minyak,
pasir besi dan emas. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi dan lokasi bahan galian
pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.4
Potensi Bahan Galian Pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan
No Bahan Galian Lokasi

1 Batu Gamping Desa Batu Ampar, Kec. Kedurang


Disekitar Air Bengkenang
Hulu Air Luwangan
Pematang Gaung

Batu Serak/Batu
2 Tulis Desa tg. Tengah, Kec. Air Nipis
Hulu Air Bengkenang Kec. Air Nipis

3 Pasir Lempungan Di Air Tebu Telur, Kec. Seginim


(Desa Tg. Tengah)

4 Posphat Guano Gua dekat pertemuan Air Kedurang


dan Air Cawang Alun - Hulu Sungai
Kedurang

5 Granit Bukit Lekendi


Bukit Raja Mandara
Kec. Kedurang, Kec.Air Nipis, Kec. Ulu
Manna

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 10


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

No Bahan Galian Lokasi

6 Diorit Sebelah utara dan timur


Bukit Rajamandara

7 Andesit Bukit Rajamandara (2000 Ha)

8 Marmer Desa Sukarami, Kec. Air Nipis

9 Mineral Sulfida Kec. Pino, Seginim dan Kedurang

10 Batu Rijang Hulu Air Bengkenang, Kec. Air Nipis

11 Mineral Ubahan Dijumpai ditempat penyelidikan


di Kec. Pino, Seginim dan Kedurang
dan di hulu Air Bengkenang

Di sekitar Air Manna dekat Masat, Kec.


12 Batuan piroklastik Pino

Perbatasan Bengkulu Selatan Lahat,


13 Biji Besi Kec. Ulu Manna, Kec. Air Nipis.

14 Minyak Kab. Bengkulu Selatan/Seluma-Kaur


(blok Bengkulu)

Pantai Selali - Pantai Sulau, Kec. Pino


15 Pasir Besi Raya, Kec. Kedurang Ilir

Kec. Seginim, Kec. Air Nipis, Kec. Ulu


16 Emas Manna.

Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kab. Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 11


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 12


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

7. Struktur Perlipatan Batuan


- Perlipatan
Perlipatan pada batuan Tersier dan Kuarter dicirikan oleh lipatan-lipatan tegak, terbuka,
landai, tanpa belahan, sumbu sejajar dengan arah Sumatera barat laut-tenggara (Coster,
1974). Pada umumnya struktur lipatan di runtuhan batuan tersier Awal-Tengah lebih
rapat, dengan kemiringan 40, dibandingkan dengan batuan tersier Akhir kuarter yang
berkemiringan kurang dari 10. Kenyataan bahwa perlipatan tersebut mempengaruhi
semua batuan yang lebih tua dari holosen, membuktikannya merupakan peristiwa muda
dan ditafsirkan berumur Plio-Plistosen.

Berdasarkan topografinya Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada tiga jalur, yaitu: Jalur
pertama, 0 100 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai dataran rendah
luasnya mencapai 50,94 persen. Jalur kedua, 100 1000 meter diatas permukaan laut dan
terklasifikasi sebagai wilayah berbukit luasnya mencapai 42,99 persen. Jalur ketiga, terletak
disebelah Utara Timur sampai ke puncak Bukit Barisan luasnya mencapai 6,07 persen.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 13


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-14


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1.3.2 Kependudukan
Penduduk merupakan aspek utama dalam perencanaan, dimana perencanaan disusun untuk
kepentingan penduduk dimasa yang akan datang. Karena itu perlu dicermati secara rasional
baik dalam hal jumlah, perkembangan, kepadatan serta strukturnya.
Aspek kependudukan merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan, karena
segala sesuatu yang direncanakan baik penyusunan tata ruang, pengadaan fasilitas dan
utilitas, semuanya diperuntukkan untuk menunjang kehidupan penduduk dan ditentukan
berdasarkan jumlah permintaan penduduk atau dengan kata lain penduduk merupakan
subyek dan sekaligus objek pembangunan. Karakteristik kependudukan yang akan ditinjau
adalah besaran dan pertumbuhannya, serta kepadatan dan persebarannya.

a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk


Berdasarkan data dalam buku Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka tahun 2007,
jumlah penduduk Kabupaten Bengkulu pada tahun 2007 adalah sebanyak 145.803 jiwa.
Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbesar pada tahun 2007 yaitu kecamatan
Kota Manna sebesar 24.555 jiwa, sedangkan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk
terendah yaitu Kecamatan Bunga Mas sebesar 6.295 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah dan
perkembangan penduduk dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.5
Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan
Tahun 2003- 2007

Tahun
No Kecamatan
2003 2004 2005 2006 2007
1 Kedurang 18.018 17.707 10.835 10.955 12.116
2 Seginim 39.857 25.004 15.311 15.481 16.401
3 Pino 17.576 18.236 11.289 11.414 12.066
4 Manna 24.867 18.143 12.489 12.627 13.018
5 Kota Manna 17.869 40.282 23.523 23.782 24.555
6 Pino Raya 18.154 18.196 18.139 18.340 18.355
7 Kedurang Ilir - - 6.823 6.899 7.571
8 Air Nipis - - 9.687 9.794 10.300
9 Ulu Manna - - 6.954 7.031 7.954
10 Bunga Mas - - 5.753 5.817 6.295
11 Pasar Manna - - 17.195 17.385 17.172
Jumlah 136.341 137.568 137.998 139.525 145.803
Sumber : BPS Kab. Bengkulu Dalam Angka tahun 2003 2007
Keterangan : 1. Kecamatan Kedurang Ilir merupakan pemekaran dari Kecamatan Kedurang
2. Kecamatan Air Nipis merupakan pemekaran dari Kecamatan Seginim
3. Kecamatan Ulu Manna merupakan pemekaran dari Kecamatan Pino
4. Kecamatan Bunga Mas merupakan pemekaran dari kecamatan Manna
5. Kecamatan Pasar manna merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Manna

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-15


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

b. Penyebaran dan Tingkat Kepadatan Penduduk


Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bengkulu pada tahun 2007 sebesar 1.893 jiwa
per Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan
Kota Manna, yaitu 416 per Km2. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk
paling rendah adalah Kecamatan Ulu Manna, yaitu 47 jiwa per Km2. Untuk lebih jelasnya
distribusi jumlah penduduk dan tingkat kepadatannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.6
Distribusi Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2007

Jumlah
Luas Kepadatan
Penduduk Persentase
No Kecamatan Wilayah Penduduk
(jiwa) (%)
(km) (Jiwa/km)
1 Kedurang 12.116 16,19 189 64
2 Seginim 16.401 11,25 50 328
3 Pino 12.066 8,28 79 152
4 Manna 13.018 8,93 34 383
5 Kota Manna 24.555 16,84 28 877
6 Pino Raya 18.355 12,59 255 72
7 Kedurang Ilir 7.571 5,19 56 135
8 Air Nipis 10.300 7,06 198 52
9 Ulu Manna 7.954 5,46 218 36
10 Bunga Mas 6.295 4,32 55 114
11 Pasar Manna 17.172 11,78 5 3.434
Jumlah 145.803 100,00 1.167 125
Sumber : Dinas Kependudukan Kab. Bengkulu Selatan tahun 2007

c. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2007 berjumlah 145.803 Jiwa, dengan
komposisi Penduduk dengan jenis kelamin laki laki berjumlah 74.397 jiwa dan jenis
kelamin perempuan berjumlah 71.206 Jiwa. Jumlah kepadatan penduduk yang paling tinggi
berada di Kecamatan Pasar Manna yaitu dengan jumlah kepadatan penduduk mencapai
3.343 Jiwa/Km, sedangkan jumlah kepadatan penduduk yang paling rendah berada di
kecamatan Ulu Manna dengan jumlah kepadatan hanya sebesar 36 jiwa/Km. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-16


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 1.7
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Bengkulu Selatan,Tahun 2007

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Laki-laki Perempuan
(jiwa)
1 Kedurang 6.219 5.697 12.116
2 Seginim 8.462 7.939 16.401
3 Pino 6.157 5.909 12.066
4 Manna 6.584 6.434 13.018
5 Kota Manna 12.419 12.136 24.555
6 Pino Raya 9.491 8.864 18.355
7 Kedurang Ilir 3.904 3.667 7.571
8 Air Nipis 5.313 4.987 10.300
9 Ulu Manna 4.075 3.879 7.954
10 Bunga Mas 3.191 3.104 6.295
11 Pasar Manna 8.582 8.590 17.172
Jumlah 74.397 71.206 145.803
Sumber Kab. Bengkulu Selatan Dalam Angka, 2007

Selain itu jumlah penduduk yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak berada di
Kecamatan Kota Manna dengan jumlah penduduk mencapai 24.555 Jiwa, dan jumlah
penduduk terendah berada di Kecamatan Bunga Mas dengan jumlah penduduk sebesar
6.295 jiwa.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-17


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-18


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

d. Jumlah penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan penduduknya umumnya masih rendah sehingga mempengaruhi kualitas
tenaga kerja. Jika diperhatikan pada tabel berikut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
yang tamat SD pada tahun 2004 merupakan jumlah persentase penduduk yang paling
banyak jumlah penduduk dengan tingkat pendidikannya sampai Sekolah Dasar. Akan tetapi
pada tahun 2006 jumlah penduduk yang sekolah sampai Sekolah Dasar mengalami
penurunan secara signifikan yaitu dengan jumlah persentase mencapai 27,53 %. Selain itu
persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang mengalami kenaikan dari tahun
2004-2006 yaitu tingkat pendidikan yang belum tamat SD yaitu dengan jumlah hasil
persentase mencapai 34,37% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.8
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2006 2008

Jumlah Per Tahun (%)


Pendidikan
2006
yang ditamatkan 2007 2008
Tidak/belum tamat SD 24,87 33,25 34,37
Sekolah Dasar 29,98 29,57 27,53
SLTP 21,5 19,02 17,13
SMU 19,48 11,82 15,84
SMK 0 2,41 1,81
D1/D2 0 1,2 0,75
Sarjana Muda 1,94 0,71 0,96
Perguruan tinggi 2,23 2,02 1,61
Jumlah Total 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka 2006-2008

e. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Dari data yang ada mengenai Persentase Penduduk Berumur 10 tahun keatas yang bekerja
menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bengkulu Tahun 2006 dapat
di simpulkan bahwa jenis lapangan pekerjaan yang ada di Kabupaten bengkulu Selatan ini di
dominasi oleh bidang pertanian yaitu dengan jumlah 74.56% untuk persentase pekerja laki-
laki dan 84.99% untuk persentase pekerja perempuan. Sedangkan jenis lapangan pekerjaan
yang paling sedikit yaitu Bank dan Lembaga Keuangan dengan persentase jumlah pekerja
laki-laki sebesar 0,12%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-19


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 1.9
Persentase Penduduk Berumur 10 tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 (%)

Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan L- P


Pertanian 74,56 84,99 78,74
Pertambangan 1,81 1,81 1,81
Industri 3,87 1,04 2,74
Konstruksi 2,84 0,23 1,79
Perdagangan 5,84 6,15 5,96
Angkutan dan Komunikasi 3,74 0,81 2,57
Bank dan Lembaga Keuangan 0,12 0,00 0,07
Jasa-jasa 7,22 4,98 6,32
Jumlah Total 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Bengkulu Dalam Angka 2008

1.3.3 Transportasi
Di Kabupaten Bengkulu Selatan transportasi yang tersedia yaitu prasarana jalan yang
melayani pergerakan internal dan yang menghubungkan antar wilayah yang ada di
Kabupaten Bengkulu Selatan. Jaringan jalan tersebut berupa jalan arteri, jalan kolektor dan
jalan lokal.

Tabel 1.10
Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Selatan Per Kecamatan, Tahun 2008

Jenis Permukaan
Total Panjang
No Kecamatan Tanah (Km) Koral (Km) Aspal (Km)
Jalan (Km)
1. Pino Raya 12,00 43,22 24,57 79,79
2. Pino 29,00 27,85 35,60 92,45
3. Ulu Manna 19,30 9,30 1,00 29,00
4. Kota Manna 3,00 18,50 35,90 57,40
5. Pasar Manna 6,50 6,75 24,60 37,85
6. Manna 18,30 18,00 19,10 55,40
7. Seginim 3,00 18,20 17,00 38,20
8. Air Nipis 0,00 35,75 16,50 52,25
9. Bunga Mas 9,00 23,00 2,50 34,50
10. Kedurang 19,00 15,15 6,35 40,50
11. Kedurang Ilir 6,60 14,00 10,00 30,60
Bengkulu Selatan 125,70 229,72 193,12 548,54
Sumber : Dinas Kimpraswil, 2007

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-20


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-21


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1.3.4 Potensi Bencana Alam


a. Kegempaan
Di sepanjang pantai barat Sumatera, peta seismotektonik regional Indonesia (kertapati
drr.,1992) memperlihatkan banyak sekali pusat gempabumi, dan beberapa pusat
gempabumi terdapat dilepas pantai pada jalur yang hampir sejajar. Pusat-pusat gempa
tersebut terdapat pada kedalaman dangkal sampai menengah, antara 90-150 Km, suatu
sifat yang khas untuk Sumatera Selatan, dan bercirikan kekuatan 5-6 pada skala richter.
Pusat-pusat gempa tersebut jelas sekali memperihatkan jalur lebar berarah barat laut-
tenggara yang secara tektonik tidak mantap dan seismisitas giat. Daerah ini umumnya
berimpit dengan anak-anak sesar Lajur Sesar Semangko, sedangka pusat-pusat gempa
dilepas pantai mungkin behubungan dengan Sesar Mentawai dan struktur-struktur yang
terkait.
Walaupun belum pernah ada penerbitan tentang analisa gerakan awal dari peristiwa
kegempaan tersebut, ditafsirkan bahwa kegiatan gempabumi tersebut langsung
berhubungan dengan lajur penumjaman yang ada sekarang. Peristiwa-perisiwa seismik
yang terjadi terpusat disepanjang garis lemah di tepi benua. Garis-garis lemah tersebut
dapat ditafsirkan sebagai struktur alas utama yang tersebar secara regional, dan
mungkin berlanjut kebawah lajur penunjaman. Akibatnya letak kegiatan seismic dan
magmatik terpusat disepanjang tepi benua.
Sesar mentawai merupakan sesar jurus turun menganan utama yang menempati bagian
dari pencenanggaan lempeng Sumatera (daerah antara lajur penunjaman aktif dan
Sesar Sumatera), yang berhubungan dengan kemiringan penunjaman yang ada
sekarang. Lajur Sesar Sumatera kira-kira merupakan batas antara igir busur-muka
(bagian dari prisma akrasi) dan cekungan busurmuka yang ditafsirkan dialasi oleh
kerak benua atau kompleks penunjaman dan/atau bancuh berumur Kapur Akhir-Tersier
Awal (karig drr.,1979; kieckhefer drr., 1981; Hamilton, 1989). Lajur sesar tersebut
dengan sendirinya merupakan jalur lemah sekunder selama pencenanggaan sliver plat
(Diament drr., 1992).

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-22


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-23


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1.3.5 Potensi Sumber Daya Alam


Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan wilayah yang kaya akan sumberdaya alam. Selain
karena posisinya yang dekat dengan laut, tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan juga cukup
subur sehingga sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari laut,
kehutanan, perkebunan, dan pertanian.

a. Laut
Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia,
sehingga wilayahnya memiliki beberapa pantai dan dua diantaranya saat ini dijadikan
sebagai objek wisata yaitu Pantai Wisata Pasar Bawah dan Pantai Muara Kedurang. Selain
berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, pantai dengan lautnya juga memiliki
potensi perikanan yang sangat besar, sehingga banyak masyarakat terutama yang
wilayahnya berdekatan dengan laut seperti Kecamatan Pasar Manna yang berprofesi
sebagai nelayan.

Produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2008 sebesar
1.125,40 ton dengan nilai sebesar 19,69 milyar, sedangkan untuk perikanan darat
produksinya sebesar 879,27 ton dengan nilai sebesar 9,156 milyar.

b. Kehutanan
Luas hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan
kurang lebih 49.236 Ha terbagi menjadi kawasan suaka alam (0,011%), hutan lindung
(67,19%), hutan produksi terbatas (29,59%) dan hutan produksi tetap (3,2%). Saat ini
tinggal 48,8% saja hutan primer yang tidak mengalami perubahan kondisi atau
perubahan penggunaanya. Kawasan hutan yang dimaksud adalah HP Air Bengkenang,
HPT Bukit Rabang, HPT Peraduan Tinggi, HPT Air Kedurang, HL Bukit Sanggul, HL Bukit
Raja Mendara dan HL Bukit Riki.

c. Perkebunan
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan bekerja di sektor pertanian,
khususnya perkebunan. Jenis tanaman perkebunan utama yang ada di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah :
- Kelapa sawit ; luas kurang lebih 10.485 Ha dengan produksi 163.861,62 ton
- Kopi ; luas kurang lebih 3.060 Ha dengan produksi 1.967,4 ton
- Karet ; luas kurang lebih 2.997 Ha dengan produksi 1.644,04 ton
- Cokelat ; luas kurang lebih 1.749 Ha dengan produksi 918,97 ton

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-24


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

d. Pertanian
Pertanian tanaman pangan yang banyak ditanam masyarakat di Kabupaten Bengkulu
Selatan antara lain adalah :
- Padi sawah ; 16.215 Ha dengan produksi 79.092 ton GKG
- Padi ladang ; 945 Ha dengan produksi 1.641 ton GKG
- Jagung ; 4.470 Ha dengan produksi 21.829 ton jagung pipilan kering
- Kedelai ; 52 Ha dengan produksi 48 ton biji kering
- Kacang tanah ; 339 Ha dengan produksi 635 ton biji kering
- Kacang hijau : 71 Ha dengan produksi 86 ton biji kering
- Ubi kayu ; 179 Ha dengan produksi 4.094 ton
- Ubi jalar ; 62 Ha dengan produksi 859 ton.

1.3.6 Potensi Ekonomi Wilayah


a. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Bengkulu Selatan sangat didominasi oleh sektor Pertanian. Nilai
PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar Rp. 520,058 Juta Rupiah pada tahun 2005
dan meningkat menjadi Rp. 712,332 Juta Rupiah berdasarkan harga berlaku pada tahun
2007. Dari total PDRB tersebut, sekitar 33.24% berasal dari hasil pertanian, 25.15% dari
jasa-jasa nilai tambah sektor, hotel dan restoran, sedangkan pendapatan terkecil berasal
dari sektor listrik dan air bersih 0.16%.

Berdasarkan data PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2007 dibandingkan dengan
tahun 2005 menunjukkan bahwa pada umumnya kontribusi sektoral mengalami
peningkatan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan. Kecenderungan kontribusi sektoral ini
pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan mengalami perubahan, mengingat kegiatan
bank/Keuangan dan perumahan mengalami peningkatan, maka sektor jasa-jasa lainnya
juga akan ikut berkembang, begitu juga terjadi peningkatan kebutuhan akan listrik, gas
dan air minum, sedangkan kontribusi sektor pertanian khususnya sub sektor kehutanan
cenderung menurun pada tahun-tahun yang akan datang.

Selama tahun 2007 pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan tercatat bahwa hasil
produksi pertanian di Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 33,24% lebih kecil dari tahun
sebelumnya yaitu 33,63%. Pada tahun 2007 pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor
Perdagangan, Hotel, Restoran yaitu pada tahun 2005 kontribusinya sebesar 24%
sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 25,15%. Setelah itu
Industri dan Pengolahan yaitu pada tahun 2005 jenis industri pengolahan menghasilkan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-25


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1.32% sedangkan pada tahun 2007, jenis industri pengolahan mengalami peningkatan
sebesar 9% dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 1.41%, Faktor yang berpengaruh
terhadap kontribusi terbesar yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan ini dihasilkan oleh
jenis produksi pertanian yaitu sebesar 33.24%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar
25.15% dan Jasa sebesar 21.97%. Sedangkan kontribusi yang paling sedikit yaitu di
sektor Listrik dan air bersih yaitu dari tahun 2005 sebesar 0,15% dan pada tahun 2007
mengalami peningkatan sebesar 0,16%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1.11
Kontribusi dan PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan
Atas Dasar Harga Konstan dan Persentase
Menurut Lapangan Usaha tahun 2005-2007

2005 2006 2007


Rupiah % Rupiah % Rupiah %
Sektor
(juta) (juta) (juta)
Pertanian 131,821 33.63 139,105 33.55 145,212 33.24
Pertambangan 1,105 0.28 1,160 0.28 1,226 0.28
Industri Pengolahan 5,180 1.32 5,630 1.36 6,148 1.41
Listrik dan Air Bersih 604 0.15 644 0.16 683 0.16
Bangunan 21,041 5.37 19,127 4.61 20,076 4.60
Perdagangan, Hotel, 94,101 24.00 103,057 24.86 109891 25.15
Restoran
Angkutan/Komunikasi 33,534 8.55 35,170 8.48 37,010 8.47
Bank/Keu/Perum 19,622 5.01 19,950 4.81 20,681 4.73
Jasa 85,018 21.69 90,738 21.89 95,976 21.97
Total 392,026 100.00 414,581 100.00 436,903 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2006/2007

b. Potensi EKonomi Wilayah Per Sektor


- Pertanian
Jumlah wilayah yang mempunyai wilayah panen terluas adalah Kecamatan Seginim
yaitu sebesar 3.135 Ha, sedangkan wilayah yang mempunyai luas wilayah panen
paling sedikit adalah Kecamatan Pasar Manna yaitu seluas 117 Ha.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-26


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

- Perkebunan
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan bekerja di sektor pertanian,
khususnya perkebunan. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu komoditi
andalan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Kecamatan penghasil kelapa sawit tertinggi di
Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Kecamatan Pino Raya sebesar 33.577 ton,
sedangkan kecamatan penghasil kelapa sawit terendah adalah Kecamatan Pasar
Manna yaitu hanya sebesar 10,95 ton. Komoditi unggulan lainnya yang banyak
diusahakan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah tanaman kopi.

- Sayuran dan Buah-buahan


Jenis sayuran yang banyak di tanam masyarakat di Kabupaten Bengkulu Selatan
adalah bawang daun, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, semangka,
kacang panjang dan cabe besar.
Sementara produksi buah-buahan yang terbesar berdasarkan setiap kecamatan antara
lain penghasil durian tertinggi adalah Kecamatan Ulu Manna (sekitar 2.520 ton) dan
kecamatan penghasil jambu biji yaitu Kecamatan Pino (sekitar 223 ton). Komoditi
andalan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah jeruk siam/keprok (produksi
sekitar 20.799 ton) dengan kecamatan yang mempunyai jumlah produksi tertinggi
adalah Kecamatan Seginim. Selain itu unggulan lainnya yang diusahakan di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah mangga, manggis, nangka, cempedak, nenas, sawo, markisa,
sirsak, sukun, melinjo, petai dan papaya.

- Perikanan
Produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2008 sebesar
1.544,45 ton. Kecamatan yang berprofesi sebagai nelayan sebagian besar berada di
Kecamatan Pasar Manna (425 orang) dan Pino Raya (60 orang)

- Peternakan
Sub sektor peternakan merupakan salah satu pilar pengembangan ekonomi masyarakat
Kabupaten Bengkulu Selatan selain dari sektor perkebunan. Perkembangan sub sektor
peternakan sangat penting dalam menunjang penyediaan pangan bergizi tinggi bagi
masyarakat berupa daging, telur dan susu.

Namun demikian tingkat pengusahaan peternakan di Kabupaten Bengkulu Selatan


masih sangat tradisional, belum mengarah pada industri peternakan. Melihat dari
kondisi tingkat perkembangan pengusahaan peternakan dalam Kabupaten Bengkulu

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-27


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Selatan masih pada kategori usaha tani. Untuk menuju industri peternakan sangat
memungkinkan untuk dikembangkan karena di dukung oleh iklim tropis dan kondisi
topografi pada umumnya dataran.

Jenis hewan ternak yang banyak diusahakan/dipelihara pada tahun 2008 adalah Sapi
dengan jumlah populasi ternak mencapai 7.743 ekor, Kambing dengan jumlah populasi
ternak mencapai 6.796 ekor dan yang paling sedikit adalah Kerbau dengan jumlah
populasi ternak sekitar 6.375 ekor.

- Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu sektor dalam menghasilkan devisa negara maupun
PAD untuk Kabupaten Bengkulu Selatan. Mengingat keberadaan berbagai potensi
objek wisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan, baik objek wisata alam, objek
wisata sejarah, dan objek wisata seni budaya. Lebih jelasnya mengenai potensi wisata
yang ada di Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.12
Potensi Wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan

NO NAMA TEMPAT HIBURAN DESA/KECAMATAN KOMERSIL/TIDAK


KOMERSIL
1. Pantai Wisata Pasar Bawah Kelurahan Pasar Bawah/ Pasar Komersil
( Alam pantai) Manna
2. Air Terjun Geluguran Batu Aji/Ulu Manna Insidentil
(Alam Non Bahari)
3. Muara Kedurang Tanjung Awur/Bunga Mas Insidentil
(Alam Pantai)
4. Tebat Rukis Tanjung Mulia/Pasar Manna Tidak Komersil
(Alam Tirta)
5. Air Terjun Tiga Tingkat Batu Aji/Ulu Manna Tidak Komersil
(Alam Panorama)
6. Goa Suruman Batu Ampar/Kedurang Tidak Komersil
(Alam Panorama)
7. Danau Ulu Seginim Tanjung Beringin/Seginim Tidak Komersil
(Alam Panorama)
8. Pantai Mengkudum Pasar Pino/Pino Raya Tidak Komersil
(Alam Pantai)
9. Bendungan Air Nipis Palak Bengkerung/Air Nipis Tidak Komersil
(Umum)
10. Arum Jeram Air Manna Pino/Ulu Manna Tidak Komersil
(Alam Minat Khusus)
11. Sirkuit Balap Padang Panjang, Pagar Dewa/Kota Komersil
(Khusus) Manna
12. Kolam Renang Pasar Bawah/Pasar Manna Komersil
(Umum-Tirta)
13. Pantai Bengkenang Ketaping, Manggul/Manna Insidentil
(Alam Pantai)

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-28


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

NO NAMA TEMPAT HIBURAN DESA/KECAMATAN KOMERSIL/TIDAK


KOMERSIL
14. Tebat Gelumpai Batu Lambang/Pasar Manna Tidak Komersil
(Alam Panorama)
15. Air Terjun Cawang Batu Ampar/Kedurang Tidak Komersil
(Alam Panorama)
16. Keramat Bujang Bandar Kedurang Tidak Komersil
(Umum)
17. Telaga Royak Besi Kedurang Tidak Komersil
(Umum)
18. Tebat Besar Merambung/Pino Tidak Komersil
(Alam Panorama)
19. Air Terjun Padang Lakaran Tanggo Raso/Pino Raya Tidak Komersil
(Alam Panorama)
20. Tebat Niniak Selali/Pino Raya Tidak Komersil
(Alam Panorama)
21. Danau Ilir Maras, Keban Jati/Air Nipis Tidak Komersil
(Alam Panorama)
22. Pantai Ketaping Ketaping/Manna Tidak Komersil
(Alam Pantai)

Sumber : Kantor Pariwisata dan Informasi Daerah Kab. Bengkulu Selatan tahun 2009

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-29


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1.4 ISU STRATEGIS

Mencermati data dan fakta di lapangan serta cermatan analisis terhadap data-data sekunder
memberikan gambaran mengenai issu penting terkait rencana penataan ruang Kabupaten
Bengkulu Selatan, diantaranya adalah :

1. Lokasi strategis Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai pusat pelayanan jasa dan
perdagangan bagi wilayah di sekitarnya
Kabupaten Bengkulu Selatan diapit oleh dua kabupaten lain yaitu Kabupaten Seluma dan
Kabupaten Kaur. Kondisi saat ini sebagian besar masyarakat Kabupaten Kaur dan
Kabupaten Seluma yang tinggal di perbatasan dengan wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti berbelanja dan
pemenuhan kebutuhan lainnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan. Hal ini
disebabkan karena akses pencapaian ke pusat perdagangan dan jasa di wilayah
Kabupaten Bengkulu Selatan lebih mudah dan dekat jika dibandingkan dengan jarak ke
ibukota kabupaten masing-masing, sehingga menjadikan wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan sebagai lokasi yang strategis sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan
bagi wilayah di sekitarnya.

2. Adanya kerusakan lingkungan dan perambahan hutan lindung.


Kerusakan lingkungan dan hutan lindung yang cukup tinggi salah satunya diakibatkan
karena di kawasan hutan lindung banyak terjadi pembalakan/perambahan. Perambahan
terhadap hutan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain terjadi di :
- Hutan Lindung Bukit Sanggul dari luas hutan kurang lebih 7.982 Ha terjadi perambahan
seluas kurang lebih 2.395 Ha.
- Hutan Lindung Raja Mandara dari luas hutan kurang lebih 20.727 Ha terjadi
perambahan seluas kurang lebih 6.218 Ha.
- Hutan Lindung Bukit Riki dari luas hutan kurang lebih 4.370 Ha terjadi perambahan
seluas kurang lebih 1.311 Ha.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-30


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

3. Masih rendahnya pengembangan infrastruktur


- Rendahnya pengembangan infrastruktur di Kabupaten Bengkulu Selatan salah
satunya disebabkan karena belum meratanya pembangunan infrastruktur seperti
jaringan jalan di setiap kecamatan, terutama di daerah transmigrasi, sehingga
aksesibilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
- Terbatasnya daya dan infrastruktur kelistrikan yang disebabkan karena saat ini untuk
suplai listrik hanya mengandalkan satu sumber saja yaitu PLTD.
- Persampahan (baik pengelolaan maupun infrastrukturnya) belum memiliki sistem
yang baik.

4. Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai daerah tertinggal dan rawan bencana


Berdasarkan SK Menteri PDT No. 1 Tahun 2005, Kabupaten Bengkulu Selatan ditetapkan
sebagai salah satu kabupaten daerah tertinggal di Indonesia. Selain itu wilayah Bengkulu
Selatan merupakan wilayah yang rawan bencana.

Bencana alam yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan adalah gempa
bumi, tanah longsor dan banjir. Berdasarkan data, wilayah di Kab. Bengkulu Selatan yang
memiliki kerawanan terhadap bencana gempa bumi adalah :
- Rawan gempa bumi : pada wilayah yang berhadapan langsung dengan Samudera
Indonesia seperti Kecamatan Pasar Manna.
- Rawan tanah longsor : di Kecamatan Pino Raya, Ulu Manna dan Kedurang Ilir
- Rawan banjir : Lokasi rawan banjir di Bengkulu Selatan adalah di sekitar Air Manna

5. Pengembangan potensi pariwisata belum maksimal.


Potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi wisata alam, pantai, air
terjun dan situs/peninggalan bersejarah dengan jumlah sekitar 22 buah. Namun potensi
wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan masih banyak yang belum dikembangkan. Saat ini
hanya Pantai Wisata Pasar Bawah saja yang pengelolaannya dilakukan secara komersil
sebagai masukan bagi PAD, sedangkan Pantai Muara Kedurang dan Air Terjun Geluguran
pengelolaannya dilakukan saat tertentu saja (insidentil) seperti saat hari libur atau hari
besar, dan untuk potensi-potensi wisata yang lainnya belum benar-benar dikelola sebagai
lokasi objek wisata.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-31


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

6. Belum berkembangnya kawasan strategis perkotaan maupun pedesaan


Di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang disebut sebagai kawasan strategis perkotaan
adalah Kecamatan Kota Manna , Pasar Manna dan Kecamatan Manna. Sementara yang
disebut sebagai kawasan strategis pedesaan meliputi wilayah Kecamatan Seginim, Air
Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir. Kawasan pedesaan tersebut juga ditetapkan sebagai
kawasan agropolitan sesuai penetapan Menteri Pertanian dan sebagai kawasan minapoltan
(kawasan andalan dengan fungsi perikanan darat) sesuai penetapan Kementrian Kelautan
dan Perikanan. Saat ini perkembangan kawasan strategis perkotaan dan pedesaan di
Bengkulu Selatan belum berkembang secara optimal.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-32


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

2.1 Perumusan Tujuan


Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah
kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten memiliki fungsi :
sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten;
memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten;
dan;
sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;
karakteristik wilayah kabupaten;
isu strategis; dan
kondisi objektif yang diinginkan.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional;
jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Berdasarkan pertimbangan terhadap uraian diatas, maka tujuan penataan ruang Kabupaten
Bengkulu Selatan diarahkan sebagai berikut :

Terwujudnya pembangunan Kabupaten Bengkulu Selatan yang merata dan


terpadu yang berbasis agropolitan, pariwisata serta mitigasi bencana yang
berkelanjutan untuk 20 tahun ke depan

2.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

Untuk mencapai tujuan diatas, maka kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan
meliputi:

Kebijakan 1 : Peningkatan aksesibilitas dengan pemerataan sarana prasarana di


seluruh wilayah kabupaten dengan strategi sebagai berikut :
1. Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke seluruh
bagian wilayah kabupaten dan menuju ke kabupaten yang berbatasan.
2. Mengembangkan pembangkit tenaga listrik dan memanfaatkan sumber energi baru dan
terbarukan yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi dan distribusi tenaga
listrik.
3. Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih,
pasar, dll) secara merata.

Kebijakan 2 : Pemeliharaan dan Perwujudan Kelestarian Lingkungan Hidup serta


mengurangi resiko bencana alam dengan strategi sebagai berikut :
1. Mempertahankan 40% luasan kawasan hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan
2. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya
dengan upaya reboisasi dan penghijauan.
3. Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui perijinan, insentif dan disinsentif
pengendalian pemanfaatan ruang.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup serta mengurangi resiko bencana.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 2


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kebijakan 3 : Pengoptimalan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan


daya tampung lingkungan dengan strategi sebagai berikut:
1. Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya lainnya.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan produktif
3. Mengembangkan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan
kesesuaian lahannya
4. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan budidaya pesisir untuk meningkatkan daya
saing dan perekonomian masyarakat.

Kebijakan 4 : Peningkatan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan


daya dukung lahan dengan strategi sebagai berikut:
1. Memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis
2. Diversifikasi komoditi pertanian untuk mendukung pengembangan sektor sekunder
3. Meningkatkan produktivitas sub sektor perikanan di sepanjang wilayah pantai dan
perikanan darat (minapolitan) di Kabupaten Bengkulu Selatan.
4. Mengembangkan kawasan agropolitan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kebijakan 5 : Pembukaan peluang investasi dalam rangka meningkatkan


perekonomian wilayah. dengan strategi sebagai berikut :
1. Mempermudah mekanisme perizinan dan birokrasi untuk iklim usaha
2. Menyediakan informasi, sarana dan prasarana penunjang investasi
3. Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan.

Kebijakan 6 : Pengoptimalan potensi-potensi pariwisata dalam rangka


meningkatkan perekonomian wilayah. dengan strategi sebagai berikut :

1. Mengelola objek-objek wisata yang telah ada agar bisa menjadi daya tarik masyarakat
2. Mengembangkan infrastruktur dan prasarana pariwisata sebagai penunjang objek wisata.
3. Mendorong investasi dan partisipasi swasta dan masyarakat dalam pengembangan dan
pengelolaan objek dan daya tarik wisata.

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 3


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 4


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

3.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten

Secara garis besar rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan
dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Tujuan dasar penataan ruang adalah agar tercipta sistem ruang yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan. Bila dijabarkan lebih lanjut pengertian produktif dan
berkelanjutan dalam konteks struktur ruang dimaknai sebagai suatu sistem dan
hubungan fungsional antar pusat perkotaan yang efektif, efisien, mendorong
peningkatan potensi masing-masing pusat (kawasan) secara berkelanjutan dengan tetap
menjaga keseimbangan alam.
2. Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting, kebijakan penataan ruang
nasional dan provinsi yang menempatkan Kota Manna sebagai PKW dan Masat sebagai
PKL. Hirarki pusat-pusat permukiman saat ini (eksisting) adalah sebagai berikut :
a. Kawasan permukiman perkotaan (ibukota kecamatan) :
- Kayu Kunyit
- Kota Manna
- Pasar Manna

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

b. Kawasan permukiman pedesaan (ibukota kecamatan) :


- Simpang Pino
- Tanjung Negara
- Suka Negeri
- Pasar Baru - Seginim
- Masat
- Pasar Pino
- Gindo Suli
- Lubuk Ladung
3. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan
pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan
pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten) atau pada
kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat
kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem perkotaan yang efektif dan
efisien. Oleh karena itu terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu didorong
pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya,
bahkan mungkin dibatasi. Untuk sistem perkotaan Bengkulu Selatan, pusat-pusat
perkotaan yang perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah :
a. Manna, kawasan perkotaan Manna yang terdiri dari 3 wilayah yaitu Manna, Kota
Manna dan Pasar Manna merupakan wilayah yang saat ini pertumbuhannya perlu
didorong namun di satu sisi juga perlu dibatasi. Perlu didorong mengingat statusnya
sebagai PKW, namun sarana dan prasarana yang ada saat ini belum memadai
sebagai kota dengan status PKW. Sementara juga perlu dibatasi agar pembangunan-
pembangunan di masa mendatang tidak merusak lingkungan karena pembangunan
yang ada harus tetap melihat daya dukung dan daya tampung lingkungannya.
b. Kota dengan status sebagai PPL, kota-kota ini harus didorong pertumbuhannya agar
pembangunan lebih merata dan dapat dirasakan oleh semua pihak.
4. Pembangunan jaringan jalan juga dibatasi sedemikian rupa tanpa mengurangi
aksesibilitas antar pusat-pusat demi menjaga kualitas dan kelestarian hutan lindung dan
cagar alam
5. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi hasil produksi laut,
pertanian, perkebunan dan kehutanan serta komoditas unggulan lainnya perlu dilakukan
percepatan pembangunan prasarana transportasi.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 2


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten


Bengkulu Selatan adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1
Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2030
No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama

1. Manna PKW Pusat Pemerintahan


(Kecamatan Kota Manna) Pusat Perdagangan dan jasa
Pusat Pelayanan Pendidikan
,Kesehatan.
Permukiman perkotaan
Industri Pengolahan hasil
Pertanian dan Rumah Tangga
Pertambangan Batu Hias

2. Pasar Bawah PKW Pariwisata


(Kecamatan Pasar Manna) Permukiman perkotaan
Pengembangan sub sektor
Perikanan
Industri pengolahan hasil
Pertanian dan Rumah Tangga

3. Kayu Kunyit PKW Permukiman perkotaan
(Kecamatan Manna) Pertambangan (golongan c)
Perkebunan dan sub sektor
pertanian
Pariwisata
Indutri pertanian dan pengolahan
rumah tangga.
`4. Masat PKL Pusat Agro Industri
(Kecamatan Pino) Pusat Agropolitan
Perkebunan
Pertanian
Permukiman perdeesaan
Pertambangan
5. Pasar Baru PKL Perternakan
(Kecamatan Seginim) Perikanan Darat
Pertanian Tanaman Pangan
Perkebunan
Permukiman pedesaan
Pertambangan
6. Pasar Pino PKL Perkebunan
(Kecamatan Pino Raya) Pertanian
Perkinaan
Perternakan
Kehutanan
Permukiman pedesaan
Pertambangan Galian C
Pertambangan
7. Simpang Pino PPK Pertanian
(Kecamatan Ulu Pino) Perkebunan
Kawasan Hutan Konservasi
Perternakan
Pertambangan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 3


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama

Pariwisata
Permukiman Perdesaan
Pertambangan Golongan C
8. Lubuk Ladung PPK Pertanian
(Kecamatan Kedurang Ilir) Agroindustri
Perkebunan
Perikanan
Pertambangan
Perternakan
Permukiman pedesaan
Pertambangan Golongan C
9. Gindo Suli PPL Pekebunan
(Kecamatan Bunga Mas) Pariwisata buatan
Industri Pengelolah Hasil
Pertanian
Permukiman pedesaan
Pertambangan Golongan C

10. Tanjung Negara PPL Pertanian


(Kecamatan Kedurang) Perkebunan
Kawasan hutan konversi
Perternakan
Perikanan darat
Permukiman pedesaan
Pertambangan
11. Suka Negeri PPL Perkebunan
(Kecamatan Air Nipis) Pertanian
Perikanan
Peternakan
Kehutanan
Permukiman pedesaan
Pertambangan
Pertambangan
Sumber : Analisis Tim RTRW

3.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana

3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi


Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Sebelum merumuskan rencana pengembangan jaringan jalan, perlu kiranya disampaikan
terlebih dahulu sistem jaringan jalan yang ada dan dikaitkan dengan rencana sistem pusat-
pusat perkotaan, sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 4


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

1. Jaringan jalan nasional yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi :


Tabel 3.2

Panjang Ruas Fungsi Jalan


No Nama Ruas (Km)
1. Maras Sp. Kurawan (Manna) 14.770 Kolektor 1
2. Sp. Kurawan K. Bupati (Manna) 4.110 Kolektor 1
3. K. Bupati Jln. Samsul Bahrun (Manna) 5.720 Kolektor 1
4. Sp. Rukis (Manna) Tanjung Kemuning 40.700 Kolektor 1
5. Jln. Iskandar Baksir (Manna) 1.450 Kolektor 1
6. Manna Tanjung Sakti (Bts Prov. Sumsel) 40.852 Kolektor 1
7. Jln. A. Yani (Manna) 2.875 Kolektor 1
Total Kabupaten Bengkulu Selatan 110.477
Sumber : KepMenPU No. 630/Kpts/M/2009
No. 631/Kpts/M/2009

- Ruas jalan Provinsi di Kabupaten Bengkulu Selatan


Panjang Ruas Status Jalan
No Nama Ruas (Km)
1. Kelutum-Simpang Pino 22.700 Jln. Propinsi
2. Masat SP. GD Agung 10.400 Jln. Propinsi
3. SP. III Kayu Kunyit GD. Agung PLK Bengkerung 23.400 Jln. Propinsi
4. PLK Bengkerung Sukarmi Batu Ampar 14.000 Jln. Propinsi
5. SP. Kedurang KB. Agung Batu Ampar 20.300 Jln. Propinsi
6. Kurawan Pinju Layang PD. Lebar 14.400 Jln. Propinsi
7. Manna BTS. Sumsel 40.700 Jln. Propinsi
8. Jl. A. Yani (Manna) 2.800 Jln. Propinsi
9. Jl. Veteran (Manna) 1.900 Jln. Propinsi
10. Jl. SMEA N (Manna) 2.700 Jln. Propinsi
11. Jl.Kol. Berlian (Manna) 1.400 Jln. Propinsi
12. Jl. P. Marzuki (Manna) 1.000 Jln. Propinsi
13. Jl. Bukhari (Manna) 0.700 Jln. Propinsi
14. Jl. Pasar Bawah Manggul (Manna 3.700 Jln. Propinsi
15. Jl. Gerak Alam (Manna) 3.700 Jln. Propinsi

Sumber : Surat Keputusan Gubernur Bengkulu

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 5


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

2. Jalan Nasional lain melintas kedurang ilir sampai Pino Raya yang melintasi Pusat
Porkotaan.
- Gindo Suli (PPL) Bunga Mas
- Kayu Kunyit (PKW) Manna
- Pasar Manna (PKW) Pasar Manna
- Kota Manna (PKW) Kota Manna
- Pasar Pino (PKL) Pino Raya
3. Jaringan Jalan Kabupaten selain ruas jalan Nasional dan jalan Propinsi, selebihnya
adalah jalan Kabupaten yang secara status terdapat 220 ruas jalan dengan
panjang ruas 548,54 km.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka rencana pengembangan jaringan jalan di


Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut :
1. Jalan Kolektor Primer yang berstatus jalan lintas nasional dan jalan provinsi yaitu
yang menghubungkan simpul-simpul :
a. Gindo Suli (PPL) Kayu Kunyit (PKW)
b. Kayu Kunyit (PKW) Pasar Bawah (PKW)
c. Pasar Bawah (PKW) Kota Manna (PKW)
d. Kota Manna (PKW) Pasar Pino (PKL)
e. Pasar Pino (PKL) Tais (Kabupaten Seluma)
f. Kota Manna (PKW) Masat (PKL)
g. Masat (PKL) Simpang Pino (PPK)

2. Jalan Lokal Primer yang berstatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan simpul-
simpul
a. Kota Manna (PKW) Manna (PKW) Bunga Mas (PPL)
(Kurawan Pusat Pemerintahan Gn. Ayu Jeranglah Tumbuk Tebing)
b. Masat (PKL) Pasar Baru (PKL)
c. Pasar Baru (PKL) Tanjung Negara (PPL)
d. Masat (PKL) Pasar Pino (PKL)
e. Pasar Pino (PKL) Simpang Pino (PPK)
f. Kurawan (PKL) Pusat Pemerintahan Gn. Ayu (PKW) Tb. Tebing (PKL)

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 6


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

3. Jalan Lingkungan Primer yang berstatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan


simpul : Pasar Baru (PKL) Sukanegeri (PPL)
4. Jalan yang menghubungkan Kabupaten Bengkulu Selatan dengan kabupaten
berbatasan, yaitu :
a. Desa Palasiring (Kab. Bengkulu Selatan) Desa Bungin Tambun (Kab. Kaur),
b. Jalan dari Dusun Talang Tinggi, Karang Cayo (Kab. Bengkulu Selatan) - Gunung
Mesir (Kab. Seluma)
c. Jalan dari Desa Cinto Mandi, Kec. Pino Raya (Kab. Bengsel) Desa Jembat
Akar (Kab. Seluma)

Rencana Pengembangan Terminal


Dengan memperhatikan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan, rencana
pengembangan sistem jaringan jalan dan keberadaan terminal yang ada (eksisting),
jenis dan kelas pelayanannya, rencana pengembangan terminal angkutan penumpang
untuk Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut :
1. Terminal Tipe B (Gunung Ayu) di Kota Manna (PKW) ; bersifat pengembangan
2. Terminal Tipe C di Masat (PKL) ; bersifat pembangunan
3. Terminal Tipe C di Tanjung Negara (PPL) dan Pasar Baru (PKL) ; bersifat
pembangunan.

Mengingat kegiatan ekonomi masyarakat yang bersifat primer dan membutuhkan


angkutan barang, maka fungsi terminal penumpang sebagaimana dimaksud di atas
sebaiknya digabung menjadi satu kesatuan. Untuk Masat sebagai pusat agroindustri
dapat saja dikembangkan sub terminal agroindustri yang diintegrasikan sebagai terminal
penumpang.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 7


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 8


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Rencana Pengembangan Pelabuhan Nelayan


Rencana pengembangan pelabuhan nelayan dilakukan dengan pertimbangan untuk
meningkatkan aksesibilitas, mendukung kegiatan ekonomi dan pengembangan kawasan
dan dengan memperhatikan kebijakan pembangunan daerah, fungsi, skala pelayanan
dan keberadaan pelabuhan yang ada.

Pelabuhan memiliki peran sebagai :


a. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya
b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian
c. Tempat kegiatan alih moda transportasi
d. Penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan
e. Tempat distribusi, produksi dan konsolidasi muatan atau barang, dan
f. Mewujudkan wawasan nusantara dan kedaulatan negara

Hirarki peran dan fungsi pelabuhan laut sesuai dengan PP No. 61 Tahun 2009 tentang
Tatanan Kepelabuhan adalah :
a. Pelabuhan utama
b. Pelabuhan Pengumpul, dan
c. Pelabuhan pengumpan

Berdasarkan hirarki dan fungsi pelabuhan laut seperti yang diuraikan diatas, rencana
pengembangan pelabuhan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah peningkatan fungsi
Pelabuhan Nelayan Pasar Bawah di Kecamatan Pasar Manna menjadi pelabuhan
pengumpan lokal.

3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Listrik


Sumber energi listrik di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah PLTD dengan gardu induk
berada di Kecamatan Kota Manna. Kondisi faktual saat ini adalah suplai listrik untuk
Kabupaten Bengkulu Selatan berada dalam kondisi yang terbatas. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kapasitas pembangkit yang tersedia tidak mampu melayani
permintaan akan listik yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki 4 (empat) PLN Sub Ranting untuk pendistribusian
daya listrik ke konsumen di Kabupaten Bengkulu Selatan, yaitu : Sub Ranting Manna, Sub

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 9


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Ranting Kedurang, Sub Ranting Masat dan Sub Ranting Kelutum dengan total pemakaian
listrik pada tahun 2008 sebesar 17.884.883 Kwh yang melayani 17.503 pelanggan.

Mengingat akan terjadinya perubahan struktur ekonomi wilayah yang saat ini didominasi
sektor primer akan bergeser ke kegiatan sekunder dan tersier, maka untuk kegiatan
sekunder (industri) diperlukan adanya pasokan listrik yang memadai dan stabil. Hal ini
menjadi tantangan bagi Kabupaten Bengkulu Selatan karena kondisi pasokan listrik saat ini
mengalami kekurangan suplai (defisit). Pemenuhan kebutuhan listrik tersebut dilakukan
melalui pemulihan kinerja PLTD yang ada serta rencana pembangunan SUTT 150 KV Pagar
Alam Manna dan pembangunan gardu induk di Masat, Kecamatan Pino.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 10


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 3.3
Prediksi Kebutuhan Sarana Listrik Di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2030

Jumlah Total Rumah


Kavling Besar Kavling Sedang Kavling Kecil
Total Fasilitas Perda
(2300 -1,000 m2) (100- 300 m2) (< 60 -100 m2) Penera
Kebutuhan Sosial Per gangan Keb.
No Kecamatan 2030 Industri ngan
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Listrik dan kantoran dan Total
Jumlah Jumlah Jumlah Jalan
Listrik Listrik Listrik Perumahan Umum Jasa
Rumah Rumah Rumah
1Unit 1Unit 1Unit
(Unit) (Unit) (Unit)
1,3 KVA 0,9 KVA 0,5 KVA
1 Kedurang 16694 333.88 434.04 1001.64 901.48 2003.28 1001.64 2337.16 233.72 233.72 350.57 467.43 116.86 3739.46
2 Seginim 22977 459.54 597.40 1378.62 1240.76 2757.24 1378.62 3216.78 321.68 321.68 482.52 643.36 160.84 5146.85
3 Pino 16904 338.08 439.50 1014.24 912.82 2028.48 1014.24 2366.56 236.66 236.66 354.98 473.31 118.33 3786.50
4 Manna 18237 364.74 474.16 1094.22 984.80 2188.44 1094.22 2553.18 255.32 255.32 382.98 510.64 127.66 4085.09
5 Kota Manna 34400 688.00 894.40 2064.00 1857.60 4128.00 2064.00 4816.00 481.60 481.60 722.40 963.20 240.80 7705.60
6 Pino Raya 25714 514.28 668.56 1542.84 1388.56 3085.68 1542.84 3599.96 360.00 360.00 539.99 719.99 180.00 5759.94
7 Kedurang Ilir 10607 212.14 275.78 636.42 572.78 1272.84 636.42 1484.98 148.50 148.50 222.75 297.00 74.25 2375.97
8 Air Nipis 14430 288.60 375.18 865.80 779.22 1731.60 865.80 2020.20 202.02 202.02 303.03 404.04 101.01 3232.32
9 Ulu Manna 11143 222.86 289.72 668.58 601.72 1337.16 668.58 1560.02 156.00 156.00 234.00 312.00 78.00 2496.03
10 Bunga Mas 8819 176.38 229.29 529.14 476.23 1058.28 529.14 1234.66 123.47 123.47 185.20 246.93 61.73 1975.46
11 Pasar Manna 24057 481.14 625.48 1443.42 1299.08 2886.84 1443.42 3367.98 336.80 336.80 505.20 673.60 168.40 5388.77
20398
Jumlah 1 4079.62 5303.51 12238.86 11014.97 24477.72 12238.86 28557.34 2855.73 2855.73 4283.60 5711.47 1427.87 45691.74
Sumber : Hasil Analisis

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 11


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 12


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

3.2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi


Salah satu modal daerah untuk menarik investasi dan sekaligus meningkatkan perkonomian
wilayah adalah tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Stasiun telkom di
Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di Kecamatan Kota Manna. Saat ini telekomunikasi
nirkabel juga sudah tumbuh dan berkembang di Kabupaten Bengkulu Selatan, dimana
sampai tahun 2007 sudah beroperasi 4 operator telekomunikasi nirkabel.

Mengingat besarnya peran telekomunikasi memerlukan dukungan dari teknologi infomasi


seperti telepon nirkabel dan internet, maka pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang
cenderung berteknologi tinggi ini perlu lebih baik lagi seperti perlunya penggunaan bersama
BTS (join provider). Satu BTS dapat digunakan secara bersama dari 3-7 provider. Efisiensi
ini tidak saja akan mengurangi biaya masing-masing provider tapi juga akan menciptakan
estetika permukiman dan pengurangan dampak negatif dari sistem BTS tersebut seperti
pengurangan sebaran (radius) radiasi dari pancaran elektromagnetik BTS tersebut. Lokasi
BTS di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat di Kecamatan Kota Manna, Pasar Manna,
Pino, Pino Raya, Seginim, Ulu Manna, Kedurang dan di Kecamatan Bunga Mas.
Dalam rangka pengaturan dan penataan bangunan menara Telekomunikasi di masa
yang akan datang, maka Kabupaten Bengkulu Selatan di harapkan secepatnya
menyusun Perda tentang Pengaturan, Penataan dan izin mendirikan bangunan
menara Telekomonikasi.
Selain telepon nirkabel, pengembangan prasarana telekomunikasi juga dilakukan dengan
melakukan pengembangan jaringan internet ke seluruh kantor kecamatan dan lembaga
pelayanan publik lainnya karena pemanfaatan teknologi informasi ini juga akan
meningkatkan profesionalitas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas kerja pemerintahan,
baik secara internal maupun eksternal.

Berdasarkan pertimbangan diatas, pengembangan prasarana telekomunikasi di Kabupaten


Bengkulu Selatan diarahkan sebagai berikut :
1. Penambahan kapasitas sentral telepon
2. Penambahan kabel primer dan sekunder
3. Untuk perluasan jaringan maka pemerintah daerah perlu menyediakan ruang untuk
mendirikan tiang
4. Penambahan tower relay dari pemasangan sejumlah microcell di daerah yang
diperkirakan akan terjadi blackspot.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 13


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

5. Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan warung


telekomunikasi di tempat strategis.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 14


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 14


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

3.2.4 Rencana Pengembangan Sumberdaya Air


A. Jaringan Air Minum
Dengan menggunakan standar kebutuhan air minum sebesar 120 liter/orang/hari,
maka air minum minimal yang harus disediakan pada akhir tahun perencanaan (tahun
2030) adalah sebesar 186,73 liter/detik. Pada saat ini kapasitas produksi PDAM baru
mencapai 157,5 liter/detik, berarti hingga tahun 2030 diperlukan tambahan kapasitas
untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada tahun-tahun yang akan datang agar
kebutuhan akan air bersih dapat ditangani yaitu dengan mencari sumber-sumber air
bersih untuk mendukung agar pembangunan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat
berkembang dengan baik.

Saat ini terdapat 3 lokasi Sumber Pengolahan Air Minum (SPAM) yang ada di Kabupaten
Bengkulu Selatan yang masih aktif beroperasi, yakni :
1. SPAM Manna; debit air 70 liter/detik, melayani 2.712 sambungan
2. SPAM Seginim; debit air 10 liter/detik, melayani 425 sambungan
3. SPAM Kedurang, debit air 5 liter/detik, melayani 420 sambungan

Wilayah yang sudah terlayani jaringan PDAM di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
wilayah perkotaan (Manna, Pasar Manna dan Kota Manna) dan wilayah di Kecamatan
Kedurang serta Air Nipis. Sementara wilayah lain yang belum terlayani oleh PDAM
sumber air bersihnya berasal dari air sumur.

Rencana pengembangan sumber daya air ke depan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan
adalah sebagai berikut :
Kemampuan intake harus ditambah dengan memanfaatkan sumber mata air yang
ada dan masih dapat diandalkan tetapi harus disertai dengan pengelolaan daerah
hulu yang benar agar beban dan biaya pengolahan air menjadi kecil
Kapasitas produksi pengolahan air perlu dikembangkan sesuai dan bersamaan
dengan penambahan kemampuan sistem transmisi.
Pembuatan instalasi pengolahan air regional yang akan dimanfaatkan bersama oleh
Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan memanfaatkan sumber mata air
(air terjun).

Adapun perkiraan kebutuhan air bersih untuk penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan
pada tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 15


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 3.4
Prediksi Kebutuhan Sarana Air Bersih Di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2030

2015 2020 2025 2030


Standar Keb. Air
Jml Jml
No Jenis Sarana Bersih Keb. Keb. Jml Fas. Keb. Jml Fas. Keb.
Fas. Fas.
(ltr/unit/hari) (ltr/hari) (ltr/hari) (unit) (ltr/hari) (unit) (ltr/hari)
(unit) (unit)
1 Sarana Pendidikan
TK 300 158 47400 172 51600 187 56100 204 61200
SD 1000 26 26000 29 29000 31 31000 34 34000
SLTP 1500 6 9000 7 10500 7 10500 8 12000
SLTA 1500 5 7500 6 9000 6 9000 7 10500
Perguruan Tinggi 1500 2 3000 2 3000 3 4500 3 4500
2 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 10000 1 10000 1 10000 1 10000 1 10000
Puskesmas 1500 1 1500 1 1500 2 3000 2 3000
BKIA + RS Bersalin 1000 5 5000 6 6000 6 6000 7 7000
Balai Pengobatan 300 53 15900 57 17100 62 18600 68 20400
3 Sarana Peribadatan
Masjid Agung 5000 5 25000 6 30000 6 30000 7 35000
Mushola 300 634 190200 689 206700 750 225000 816 244800
4 Sarana Perdagangan
Pasar 5000 5 25000 6 30000 6 30000 7 35000
Sarana Pemerintahan
5 dan Pelayanan Umum
Pos Polisi 100 21 2100 23 2300 25 2500 27 2700
Kantor Kelurahan/Desa 300 21 6300 23 6900 25 7500 27 8100
Pemadam Kebakaran 1000 2 2000 2 2000 2 2000 2 2000
Kantor Pos 1000 1 1000 1 1000 2 2000 2 2000
Kantor Polisi 1000 5 5000 6 6000 6 6000 7 7000
Kantor Kecamatan 1000 3 3000 3 3000 4 4000 4 4000

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 16


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

2015 2020 2025 2030


Standar Keb. Air
Jml Jml
No Jenis Sarana Bersih Keb. Keb. Jml Fas. Keb. Jml Fas. Keb.
Fas. Fas.
(ltr/unit/hari) (ltr/hari) (ltr/hari) (unit) (ltr/hari) (unit) (ltr/hari)
(unit) (unit)
Kantor Telkom 1000 1 1000 1 1000 2 2000 2 2000
Kantor PLN 1000 1 1000 1 1000 2 2000 2 2000
Kantor PDAM 1000 8 8000 9 9000 9 9000 10 10000
Kuburan 100 1 100 1 100 2 200 2 200
Sarana Kebudayaan
6 dan Rekreasi
Gedung Bioskop 1000 8 8000 9 9000 9 9000 10 10000
Gedung Serbaguna 1000 8 8000 9 9000 9 9000 10 10000
Gedung Kesenian 1000 8 8000 9 9000 9 9000 10 10000
Perpustakaan 1000 8 8000 9 9000 9 9000 10 10000
Sarana Olahraga dan
7 Kaw.Terbuka
Taman Lingkungan 100 63 6300 69 6900 75 7500 82 8200
Taman Kecamatan 1000 1 1000 1 1000 2 2000 2 2000
Lapangan Olahraga 10000 8 80000 9 90000 9 90000 10 100000
8 Perumahan
Tipe A (54200 m) 300 19009 5702700 20681 6204300 22499 6749700 24478 7343400
Tipe B (200600 m) 300 9504 2851200 10340 3102000 11250 3375000 12239 3671700
Tipe C (6002.000 m) 300 3168 950400 3447 1034100 3750 1125000 4080 1224000
9 Kebutuhan Air Bersih 10018600 10911000 11856100 12906700
10 Kebocoran (15%) 15% 1502790 1636650 1778415 1936005
11 Cadangan (10%) 10% 1001860 1091100 1185610 1290670
Total Keb. Air Bersih (Lt/hr) 12523250 13638750 14820125 16133375
Total Keb. Air Bersih
(Lt/detik) 144.95 157.86 171.53 186.73
Sumber : Hasil Analisis

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 17


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 18


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

B. Jaringan Irigasi
Sebagian besar wilayah di Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan wilayah pertanian
sehingga di Kabupaten Bengkulu Selatan banyak terdapat jaringan irigasi baik berupa
jaringan irigasi teknis maupun jaringan irigasi non teknis. Jaringan irigasi teknis
terutama terdapat di wilayah yang merupakan sentra pertanian seperti di Kecamatan
Seginim, Pino, Air Nipis dan Kecamatan Kedurang.

Dari seluruh jaringan irigasi yang ada, jaringan/saluran irigasi teknis yang utama yang
terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari 4 saluran, yakni :
1. Bendungan Air Endelengau Ganjuah di Kecamatan Pino
2. Bendungan Nipis Kanan di Kecamatan Air Nipis dan Kecamatan Seginim
3. Bendungan Nipis Kiri di Kecamatan Air Nipis dan Kecamatan Seginim
4. Bendungan Selebang di Kecamatan Kedurang dan Kedurang Ilir

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 19


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 20


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

3.2.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pengelolaan Sampah
Penanganan terhadap sampah memerlukan penelitian yang cukup besar mengingat jumlah
sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
perkotaan, serta dampak yang akan ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat.
Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan
sampah merupakan kebutuhan bagi suatu wilayah.

Secara garis besar pengelolaan sampah dapat dirinci sebagai berikut :


a. Pemilahan ; dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara sampah
organik dengan sampah anorganik di TPS sebelum dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir (TPA)
b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan dilakukan prinsip
3R (reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan sampah organik
c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat
pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/tarik, truk,
motor gerobak
d. Pengangkutan ; dari TPS diangkat dengan truk menuju Tempat Pembuangan
sampah akhir (TPA) Pagar Dewa.
e. Pembuangan akhir ; sampah dari TPS dikumpulkan dan dibawa ke TPA Pagar Dewa
dimana nantinya sampah-sampah organik akan diolah menjadi kompos, briket dan
gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Secara teknis pengolahan sampah
dilakukan dengan pendekatan controlled landfill.

Berikut beberapa asumsi dan pendekatan yang digunakan untuk menghitung timbulan
sampah dan kebutuhan TPS serta TPA :
a. Timbulan sampah domestik : 2 liter/orang/hari domestik
b. Setiap kab/kota membutuhkan minimal 1 TPA dan TPA Terpadu
c. Setiap kecamatan membutuhkan minimal 1 TPS (25 m2).

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 21


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Rencana pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai


berikut :
1. Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan berdasarkan
konsep daur ulang dan pemilahan sampah organik dan anorganik dalam
pengolahan sampah di TPA yang ada maupun yang akan dikembangkan
2. Pengembangan pola pelayanan
3. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan, bergerak dan
tidak bergerak seperti TPS, container, truk dan TPA
- Pewadahan
Pengadaan wadah penampungan sampah di sumbernya dilakukan oleh
masyarakat yang bentuk dan volumenya ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bengkulu Selatan
- Pengumpulan
Jenis peralatan pengumpulan sampah yang direncanakan terdiri dari 3 jenis yaitu
gerobak tarik, gerobak motor dan dump truck
- Pemindahan
Jenis peralatan pemindahan sampah yang direncanakan yaitu : transfer depo,
container, bak sampah
- Pengangkutan
Jenis peralatan untuk pengangkutan sampah yaitu ; dump truck, arm roll truck
- Tempat Pembuangan Akhir
Pada saat ini, Pemerintah Bengkulu Selatan memprakarsai pembangunan tempat
pembuangan akhir sampah yang berlokasi di Desa Pagar Dewa, Kecamatan
Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan dengan nama TPA Pagar Dewa dengan
luas kurang lebih 4 Ha (sumber : Kantor Lingkungan Hidup, Kab. Bengsel).
Jarak lokasi TPA Pagar Dewa dengan kegiatan sekitarnya :
Dari Perumnas Pagar Dewa : kurang lebih 770 meter
Dari korp bata (tempat pembuatan batu bata) : kurang lebih 600 meter
Dari Kota Manna : kurang lebih 3 km
Di TPA tersebut juga akan dibangun pusat daur ulang sampah yang terdiri dari
proses komposting dan proses pemanfaatan barang-barang bekas yang masih
digunakan. Pengelolaan sampah di TPA Pagar Dewa direncanakan dengan
sistem Controlled Landfill.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 22


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 23


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 24


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan rencana distribusi
peruntukkan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukkan ruang
untuk fungsi lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya.

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berfungsi sbb :

a. Sebagai alokasi ruang untuk kawasan budidaya bagi berbagai kegiatan sosial
b. Ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten
c. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang
d. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
untuk dua puluh tahun, dan
e. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang skala besar pada wilayah
kabupaten.

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dirumuskan berdasarkan :

a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dengan memperhatikan


kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang
dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan, dll

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung


dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tata guna lahan,
kesesuaian lahan dan penataan kawasan hutan di wilayah ini.

Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 dan
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan
budidaya adalah sebagai berikut :

- Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian


lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah
dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan
- Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan
dan sumberdaya manusia.

Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu (dalam RTRWP Bengkulu),


kawasan hutan meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas
maupun taman nasional yang mengacu pada peraturan menteri kehutanan, tanpa
mengubah fungsi dan penggunaan ruangnya. Walaupun begitu, saat ini telah diajukan
beberapa usulan peninjauan kembali dalam rangka melakukan pelepasan, perluasan
maupun perubahan fungsi ruang yang ada saat ini merupakan kawasan lindung, hutan
produksi maupun hutan produksi terbatas oleh pemerintah daerah dalam rangka
memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan
berkesinambungan. Adapun review atau pengajuan peninjauan kawasan hutan di dalam
RTRWP Provinsi Bengkulu yang terkait dengan Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai
berikut ;

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 2


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 4.1
Rekomendasi Tim Terpadu Terhadap Usulan Review Kawasan Hutan di
Kabupaten Bengkulu Selatan

No Nama Kawasan Hutan Luas Kawasan Usulan Perubahan Rekomendasi


(Ha) (Ha) Perubahan Ha

1. HL. Raja Mandara Reg. 32 20.727

2. HL. Bukit Riki Reg. 32A 4.370 APL. 519 Tidak di ubah

3. HL. Bukit Sanggul Reg. 37 7.982

4. HPT. Bukit Rabang Reg. 78 4.216.54 Tahura 101 Ha Tahura 101 Ha

5. HPT Peraduan Tinggii Reg. 79 9.158.42 APL 4.785 Tidak di ubah


6. HPT. Air Keduran Reg. 81 1.192

7. HP. Air Bengkenang Reg 80 1.579 APL 1.927 APL. 222 Ha


HP. 13537 Ha
Sumber : -Dinas Kehutanan Kabupaten Bengkulu selatan
-Tim Terpadu usulan Review Kawasan Hutan Propinsi Bengkulu.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 3


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 4


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

4.1.1 Kawasan Hutan Lindung


Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.
Kriteria kawasan hutan lindung adalah:
- Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang
melebihi 175 mm
- Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan 40% atau lebih
- Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m dpl atau lebih

Berdasarkan data yang ada, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan lindung di
Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Hutan Lindung Bukit Sanggul, Hutan Lindung
Rajamandara dan Hutan Lindung Bukit Riki.

Tabel 4.2
Sebaran dan Luasan Hutan Lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan,
Tahun 2008

No Nama Kawasan Kecamatan Luas (Ha)


(kurang lebih)
1. HL. Bukit Sanggul Pino Raya dan Ulu Manna 7.982
2. HL. Bukit Rajamandara Ulu Manna, air Nipis dan 20.727
Kedurang
3. HL. Bukit Riki Air Nipis 4.370
Jumlah : 33.079
Sumber :Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkulu Selatan, 2008

4.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan tehadap Kawasan Bawahannya

a. Kawasan Resapan Air

Hutan lindung dan kawasan dengan kelas lereng di atas 40% merupakan kawasan
resapan air yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. Seperti
yang telah di bahas sebelumnya, di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat tiga kawasan
lindung yaitu HL Bukit Sanggul, HL Rajamandara dan HL Bukit Riki.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 5


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Fakta lapangan menggambarkan bahwa sebagian kawasan ini berada dalam kondisi
dengan bukaan vegetasi yang cukup luas dan tanaman kopi. Hasil superimpose peta
kelas lereng diatas 40% dengan peta rawan longsor menunjukkan bahwa hampir
seluruh kawasan tersebut merupakan kawasan rawan longsor. Mengingat ancaman
bencana alam di Kabupaten Bengkulu Selatan tidak saja dari potensi longsor namun
juga rawan gempa, maka untuk menghindari bencana yang lebih besar, seluruh
kawasan yang berada pada kelerengan diatas 40% seyogyanya harus dipulihkan melalui
penanaman tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Rencana pengelolaan kawasan diatas
40% ini adalah dengan melakukan reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan
pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga
peduli lingkungan lainnya.

4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat

a. Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisiik pantai dan mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai (Keppres No.32 Tahun
1990 tentang Pengelolaan kawasan Lindung).

Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Kabupaten


Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:
Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter dari
titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan abrasi
dengan memperhatikan aspek estetika.
Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah abrasi

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 6


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

KONSEP PENGENDALIAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PANTAI


B p p m
Garis sepadan G S
a e bangunan
aB
50-80
e
a m dari
a air pasang max
t m ar s k 100 m
Batas pembangunan m
a b ni a s
p
s a gs n i
a
n
g
u d b Wilayah
g m
u
pesisir laut
n a a
u M m W P L
a n t
n e i e a
n
a t a l s u
n e s a i t
5
r y s
0
a a i
d i h r
-
a r
r
8
i
0
B p
a a
m
t s
Wilayah Pantai yang sudah berkembang
a
a
k
a : Bebas Pasang max
s n
B s D g M J
a Daerah wilayahi a jalan i a P w
P m i
t e l l a p l
e
Batas Pembangunan
a
m
u
m
r i sepadan
a pantaimne d
a
b
a
l
e
a
a
s a k n pt
b
h t r m t s
y
u
a
a 50-100
( m e
si
i a
k
a wilayah
i
a
s
t
n
R r
a
s h t
g s i
Batas
O pasang n5 i pesisir
r
t
laut
u
W g0 m
n
J )
a jalan a max
u
m
n
l
a 1
n 0
0

b. Sempadan Sungai W P s b
i a u e
G S
Sempadan sungai adalah
l kawasan
n sepanjang
d r kiri kanan sungai,
a termasuk
e sungai
a t a k r m
buatan/kanal/salurany irigasi
a primer,h yange mempunyai manfaati p penting untuk
a i m s a
d
mempertahankan kelestarian
h fungsi sungai.
b Perlindungan terhadap
a sempadan
y a n
sungai dilakukan untuk melindungi
a fungsi
n sungai dari kegiatan budidaya yang
n g
dapat mengganggu dan merusak
g kondisi sungai dan mengamankan aliran sungai.

Kriteria jalur sempadan sungai adalah:


i. Sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan kiri
sungai kecil /anak sungai yang tidak bertanggul di luar kawasan permukiman.
ii. Untuk sungai di kawasan permukiman, sempadan sungai diperkirakan cukup untuk
dibangun jalan inpeksi antara 10 - 15 meter.

Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan sungai di Kabupaten


Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 7


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada,
minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Pada
kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami vegetasi untuk
memberikan penguatan tanah
Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang terencana
hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di sepanjang kiri dan
kanan sungai
Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di areal
rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan
kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami vegetasi untuk memberikan
penguatan tanah

4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya


Kelompok kawasan suaka alam dan pelestarian alam yang terdapat di Kabupaten Bengkulu
Selatan hanya terdiri atas taman wisata alam.

Taman Wisata Alam

Tujuan perlindungan terhadap taman wisata alam adalah untuk pengembangan


pendidikan, rekreasi dan pariwisata serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan
perlindungan dari pencemaran.

Taman wisata alam yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Taman Wisata
Alam Lubuk Tapi Kayu Ajaran dengan luas areal seluas kurang lebih 5,50 Ha yang berada
di Kecamatan Ulu Manna

4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam


Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami
bencana alam. Kawasan rawan bencana dapat dibagi atas:
a. Kawasan Pusat Gempa
b. Kawasan Potensi Tsunami
c. Kawasan pengaruh Kegempaan (Zona Seismik)
d. Kawasan Rawan Banjir
e. Kawasan Gerakan Tanah dan batuan/kawasan rawan erosi dan tanah longsor

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 8


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

a. Kawasan Rawan Gempa Bumi


Seperti halnya wilayah di Provinsi Bengkulu, wilayah di Kabupaten Bengkulu Selatan juga
adalah kawasan yang rawan terhadap gempa bumi. Kawasan rawan gempa bumi di
Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi menjadi 3 daerah zona yaitu zona rawan rendah,
zona rawan menengah dan zona rawan tinggi. Tercatat lebih dari 500 titik pusat gempa
dengan magnitude lebih dari 5 skala ritcher di sekitar Kabupaten Bengkulu Selatan yang
tersebar di Samudera Indonesia (Hindia) dan sesar mendatar Sumatera yang berpotensi
menjadi sumber gempa bumi.

Berdasarkan RTRWP Bengkulu, kawasan rawan gempa bumi ini dibagi kedalam 3 zona
yaitu zona rawan rendah, zona rawan menengah dan zona rawan tinggi. Pembagian
zona daerah bahaya ini didasarkan kepada :
- Zona Rawan Rendah berada di daerah dengan litologi yang bersifat fisik
kompak/massif dan mempunyai nilai percepatan dan pemindahan relative kecil
- Zona Rawan Menengah, resiko yang terjadi berhubungan dengan alur erosi dan
longsoran selama gempa dan rayapan tanah setelah gempa, terjadi pada lereng yang
kemiringan lebih besar dari 15%.
- Zona Rawan Tinggi, didasari oleh endapan alluvium, endapan pasir pantai, rawa
basah dan daerah aliran sungai dengan potensi terjadi pelulukan (liquefaction)
apabila terjadi gempa.

Untuk Kabupaten Bengkulu Selatan pada Khususnya potensi gempa yang terjadi masuk
kedalam zona rawan gempa bumi rendah, kecuali wilayah di bagian timur laut Bengkulu
Selatan (wilayah yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia) termasuk
zona rawan gempa bumi tinggi yang bisa berpotensi menjadi tsunami. Lebih jelasnya
mengenai jumlah gempa berdasarkan magnitude/frekuensi getarannya di Kabupaten
Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 9


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 4.3
Jumlah Gempa Berdasarkan Magnitude di Kabupaten Bengkulu Selatan
Periode 2005 - 2010

Skala Gempa
Tahun Total
M > 7 SR M = 6,0-6,9 SR M = 5,0-5,9 SR M < 5 SR
2005 0 0 5 0 5
2006 0 0 13 35 48
2007 2 2 36 6 46
2008 0 2 10 221 234
2009 0 1 29 254 274
2010* 0 1 5 261 267
Ket : * sampai dengan bulan oktober 2010
Sumber : BMKG Kabupaten Bengkulu Selatan

Gambar 4.2
Grafik Jumlah Gempa di Kabupaten Bengkulu Selatan
Periode 2005 - 2010

Tabel 4.4
Jumlah Gempa yang Dirasakan Getarannya di Kabupaten Bengkulu Selatan

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010


Jml Gempa Terasa 16 17 108 49 35 18*
Ket : * sampai dengan bulan oktober 2010
Sumber : BMKG Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 10


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Rencana pemanfaatan ruang sehubungan dengan kawasan rawan gempa dan tsunami
tersebut antara lain:
f. Pembuatan peta rawan bencana gempa pada tingkat semi detail (skala 1 : 25.000
atau yang lebih besar)
g. Peningkatan kualitas dan kuantitas areal pelindung bencana ikutan dari gempa
misalnya tsunami dengan penanaman hutan pantai, hutan mangrove, dan kegiatan
sipil mekanis lainnya.
h. Peningkatan kewaspadaan penduduk yang bermukim di sepanjang pesisir dengan
memperbanyak sosialisasi.
i. Sedapat mungkin menghindari adanya bangunan permanen (kususnya bangunan
penahan air skala besar) di sepanjang garis patahan tersebut.
j. Penyiapan lokasi evakuasi dan jalur pengungsian untuk mengantisipasi jika terjadi
bencana gempa dan tsunami.
Selain itu, upaya pengurangan dampak gempa pada kawasan rawan gempa ini adalah
pengendalian pembangunan yang berbasis pada mitigasi bencana.Secara lebih rinci
kebijakan pembangunan pada zona rawan gempa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5
Pengendalian Pembangunan di Zona Rawan Gempa

KEBIJAKAN
Zona Bahaya Rendah Diijinkan untuk rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit dan sarana
umum lainnya

Zona Bahaya Menengah Diijinkan adanya bangunan sekolah, pusat pelayanan kesehatan,
bangunan permukiman dan sarana umum lainnya dengan
persyaratan khusus.

Zona Bahaya Tinggi Diijinkan adanya bangunan untuk umum yang penting dan yang
tidak dapat dipindahkan namun dengan persyaratan khusus

Dilarang adanya perumahan dan bangunan untuk umum yang baru

Tidak diijinkan adanya pembangunan


Sumber : RTRWP Bengkulu 2010-2030

b. Kawasan Rawan Banjir


Di kawasan Bengkulu Selatan juga terdapat kawasan rawan banjir, yaitu di sekitar Air
Manna yang saat ini telah berkembang menjadi kawasan permukiman.
Untuk menanggulangi banjir, maka pada daerah-daerah rawan banjir, diperlukan
berbagai upaya penanggulangan yang dibagi kedalam dua program sebagai berikut:

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 11


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Program Jangka panjang:


Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai
Dalam upaya penanggulangan banjir diperlukan ada koordinasi antara instansi yang
terkait dalam perencanaan dan pengelolaan DAS dan wilayah sungai kawasan
perkotaan secara terpadu.
Memelihara kawasan hutan yang menjadi penyanggah banjir.

Program Jangka Pendek:


Identifikasi lokasi rawan banjir dan penyebab terjadinya banjir untuk mendapatkan
solusi mengatasi banjir.
Pengaturan dan perbaikan daerah-daerah rawan banjir banjir
Perbaikan lewat rekayasa teknis misalnya talud, sarana penampungan air, dan
peningkatan fungsi drainase perkotaan.

c. Kawasan Rawan Erosi dan Tanah Longsor


Selain gempa bumi dan banjir, kondisi topografi yang berbukit sampai pegunungan
mengkondisikan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan juga rawan terhadap bencana
tanah longsor. Kawasan yang memiliki potensi rawan longsor adalah Kecamatan Pino
Raya, Ulu Manna dan Kecamatan Kedurang Ilir.

Untuk mengatasi potensi longsor tersebut, perlu dilakukan perencanaan antara lain:
Pemetaan lokasi yang potensial terhadap gerakan tanah/batuan
Setelah mengetahui lokasi atau titik rawan gerakan tanah/batuan, maka dilakukan
pencegahan yang dibagi menjadi pembangunan struktur sebagai program jangka
pendek
Perbaikan kawasan yang telah mengalami degradasi hutan sebagai program jangka
panjang
Pengaturan pemanfaatan lahan terutama pada wilayah yang berlereng terjal
umumnya di atas 40 %.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 12


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

4.1.6 Kawasan Ruang Terbuka Hijau


Kawasan ruang terbuka hijau di wilayah Kota Kabupaten Bengkulu Selatan antara
lain;
a. Ruang Terbuka Hijau Publik
a. Taman kota kurang lebih 23 hektar
b. Tempat pemakaman umum kurang lebih 25 hektar
c. Sepadan sungai 73 hektar
d. Sepadan pantai kurang lebih 150 hektar
e. jalur hijau sepanjang jalan kurang lebih 27 hektar.
b. Ruang Terbuka Hijau Privat sebagai berikut :
a. Halaman rumah kurang lebih 635 hektar
b. Kebun kurang lebih 915 hektar

4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan ruang untuk berbagai macam kegiatan eksploitasi guna
kelangsungan hidup manusia dan kepentingan daerah, yang diharapkan mampu memacu
perkembangan wilayah kabupaten yang bersangkutan. Kegiatan pada kawasan ini perlu
diatur pemanfaatannya oleh karena kondisi fisik masing-masing wilayah/kawasan berbeda-
beda dan memiliki sifat khusus yang berbeda-beda pula. Pendekatan yang digunakan untuk
menentukan alokasi pemanfaatan ruang berbeda antara satu kawasan dengan kawasan
yang lainnya.

4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi


Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan. Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu
serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

Pemanfaatan kawasan dilaksanakan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga


diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi yang optimal.
Pemanfaatan jasa lingkungan dilakukan dalam bentuk usaha yang memanfaatkan potensi

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 13


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
Pemanfaatan hasil hutan dilakukan dalam bentuk usaha pemanfaatan hutan alam dan
usaha pemanfaatan hutan tanaman. Usaha pemanfaatan hutan tanaman diutamakan
dilaksanakan pada hutan yang tidak produktif dalam rangka mempertahankan hutan alam.
Kegiatan pemungutan hasil hutan meliputi pemanenan, penyaradan, pengangkutan,
pengolahan dan pemasaran yang diberikan untuk jangka waktu tertentu.

Dalam rencana kawasan budidaya, ruang bagi kawasan hutan produksi dibedakan atas:
Kawasan Hutan Produksi Terbatas
Kawasan Hutan Produksi Tetap

a. Hutan Produksi Terbatas (HPT)


Berdasarkan data yang ada, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan produksi
terbatas (HPT) di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah HPT Bukit Rabang, HPT
Peraduan Tinggi dan HPT Air Kedurang.

Tabel 4.6
Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)
di Kabupaten Bengkulu Selatan

Luas (Ha) Berhutan Tidak Berhutan


No Kawasan Hutan
(kurang lebih) Luas (Ha) % Luas (Ha) %
1. HPT Bukit Rabang 4.216.54 2.530 60,00 1.686 40,00
2. HPT Peraduan Tinggi 9.158 4.626 50,51 4.532 49,49
3. HPT Air Kedurang 1.192 477 40,00 715 60,00
Jumlah : 14.567 7.633 6.933
Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Bengkulu Selatan

Berdasarkan RTRWP Bengkulu, di kawasan Kabupaten Bengkulu Selatan saat ini


terdapat kawasan hutan produksi terbatas (HPT) yang mengajukan usulan perubahan
(alih fungsi) lahan menjadi Tahura Gluguran seluas 400 Ha. Untuk lebih jelasnya
usulan review perubahan kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Bengkulu
Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7
Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Terbatas (HPT)
di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 14


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Luas Usulan Review (Ha)


No Kawasan Hutan Kabupaten Permasalahan dan Konflik Alih Fungsi Pelepasan/ Keterangan
Enclave
1. HPT Bukit Rabang Reg 78 Seluma dan Pada lokasi areal penggunaan lain 400 - Perubahan fungsi menjadi Tahura
Luas kurang lebih : 6.848 Ha Bengkulu (APL) yang berdekatan dgn kawasan berdasarkan usulan Bupati
Selatan ini terdapat air terjun Sungai Gluguran Bengkulu Selatan No. 522/90/2007
yang telah dimanfaatkan oleh tgl 31 April 2007
msyarakat setempat sebagai tempat Surat Permohonan usulan Review
wisata dari Pemda Bengkulu Selatan
Banyaknya perambahan hutan melalui Surat No. 522/303/2005
Adanya kepemilikan lahan secara dan surat DPRD Bengkulu Selatan
turun temurun namun tidak dilengkapi No. 522/237/B.12/2005
bukti yuridis formal Dukungan Bupati Bengkulu
Luas areal kawasan hutan yang tidak Selatan untuk pembentukan
berhutan 4.210 Ha. Vegetasi Tahura Gluguran Surat No.
dominan kebun kelapa sawit, kebun 522/1184/2007 tgl 6 Nov 2007 dgn
kopi, sawah dankebun campuran meyediakan lahan tambahan pada
APL seluas 400 Ha.

2. HPT Peraduan Tinggi Reg 73 Bengkulu Banyaknya perambahan hutan - 4.350 Surat Permohonan usulan review
Luas kurang lebih : 4.217 Ha Selatan Luas areal kawasan huta n yang tidak dari Pemda Bengkulu Selatan
berhutan 4.532 Ha, dengan melalui Surat No. 522/303/2005
vegetasi dominan kebun kelapa dan surat DPRD Bengkulu Selatan
sawit, kebun kopi, sawah dan kebun No. 522/237/B.12/2005
campuran Surat Bupati Bengkulu Selatan No.
900/2353/B.9 nopember 2005,
522.1/2559/2006 tgl 21 januari
2006, 900/2895/B.9 tgl 6 Juli 2006

3. HPT Air Kedurang Reg 81 Bengkulu Adanya kepemilikan lahan secara - 2.345 Surat Permohonan usulan review
Luas kurang lebih 5.247 Ha Selatan dan turun temurun dari Pemda Bengkulu Selatan
Kaur Banyaknya perambahan hutan melalui Surat No. 522/303/2005
dengan vegetasi dominan kebun dan surat DPRD Bengkulu Selatan
kopii, kebun campuran dan sawah No. 522/237/B.12/2005
Surat Bupati Bengkulu Selatan No.
900/2353/B.9 nopember 2005,
522.1/2559/2006 tgl 21 januari
2006, 900/2895/B.9 tgl 6 Juli 2006

Jumlah : 400 6.695


Sumber : RTRWP Bengkulu
Ket : yang melakukan pelepasan (enclave) adalah kabupaten Kaur dan Seluma, Bengkulu Selatan hanya melakukan alih fungsi
seluas 400 Ha.

b. Peruntukan Hutan Produksi Tetap


Dalam jangka panjang, kawasan hutan produksi ini diarahkan untuk menstabilkan
bahan baku industri yang berasal dari hutan produksi alam, meningkatkan produksi
bahan baku yang berasal dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat, meningkatkan
pendapatan dan kesempatan kerja dengan melibatkan masyarakat lokal.
Kawasan hutan produksi tetap (umumnya hanya disebut sebagai hutan produksi, HP)
di Kabupaten Bengkulu Selatan mencakup areal seluas kurang lebih 14.008 Ha.
Kawasan HP dijumpai di Kecamatan Manna dengan nama HP Air Bengkenang.

Tabel 4.8
Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Tetap (HP)
di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 15


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Luas Usulan Review (Ha)


No Kawasan Hutan Kabupaten Permasalahan dan Konflik Alih Fungsi Pelepasan/ Keterangan
Enclave
1. HP Air Bengkenang Reg 80 Bengkulu Adanya permukiman penduduk - 1.579 Surat Permohonan usulan
Luas kurang lebih : 1.579 Ha Selatan (Dusun Tanjung Tengah, Talang Batu Review/Enclave dari Pemda
Balai) dalam kawasan hutan Bengkulu Selatan melalui Surat
Adanya sarana jalan aspal, 2 (dua) No. 522/303/2005 dan Surat
bendungan, irigasi teknis, jembatan DPRD Bengkulu Selatan No.
permanen dan sawah permanen 522/237/B.12/2005
penduduk Surat Bupati Bengkulu Selatan No.
Seluruh areal kawasan hutan 900/2353/B.9 Tgl 6 Juli 2006
bervegetasi non hutan

Jumlah : - 1.579
Sumber : RTRWP Bengkulu, 2010-2030

4.2.2 Kawasan Peruntukan Pertanian


Secara umum, sehubungan dengan pengembangan potensi sumberdaya wilayah untuk
sektor pertanian, keragaman sifat lahan akan sangat menentukan jenis komoditas yang
dapat diusahakan serta tingkat produktivitasnya. Hal ini disebabkan setiap jenis komoditas
pertanian memerlukan persyaratan sifat lahan yang spesifik untuk dapat tumbuh dan
berproduksi secara optimal. Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang sesuai
dengan persyaratan pedo-agroklimat tanaman (seperti iklim, tanah, dan topografi) akan
memberikan hasil yang optimal dengan kualitas prima. Keragaman sifat lahan ini
merupakan modal dasar yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan
pewilayahan komoditas (zonasi ruang) pertanian. Perencanaan pembangunan pertanian
yang berdasarkan pewilayahan akan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang,
serta menjamin efektifitas perencanaan yang sinergis dan berkelanjutan. Ini dilakukan
melalui suatu analisis kesesuaian lahan.

a. Kawasan Pertanian Lahan Basah


Kegiatan pertanian lahan basah adalah kegiatan pertanian yang memerlukan air terus
menerus sepanjang tahun, dengan komoditi utamanya adalah padi sawah. Dari analisis
yang dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa lahan yang sangat sesuai untuk
pengembangan pertanian lahan basah meliputi area seluas kurang lebih 19.666 Ha.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 16


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 4.9
Luas Kawasan Lahan Basah di Kabupaten Bengkulu Selatan

Jenis Irigasi dan Luasnya


Irigasi Irigasi Irigasi Irigasi Tadah Pasang Lebak Jumlah
No Kecamatan
Teknis Teknis Sederhana Desa/non Hujan Surut /Rawa
PU
1. Pino - 20 365 50 595 - 10 1.040
2. Ulu Manna - - 160 213 241 - - 614
3. Pino Raya - 125 125 387 686 - 125 1.448
4. Manna - - 105 50 385 - - 540
5. Bunga Mas - - 25 140 205 12 75 457
6. Kota Manna - - - 12 273 - - 285
7. Pasar Manna - 24 49 - 66 - - 139
8. Kedurang 1.269 - 127 - - - - 1.396
9. Kedurang Ilir - 270 243 159 45 2 92 811
10. Seginim 1.558 393 14 150 50 20 - 1.910
11. Air Nipis 3.917 1.432 1.363 1.472 2.526 14 302 11.026
Jumlah 6.744 19.666
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Bengkulu Selatan

Kawasan lahan yang sesuai dan sangat sesuai ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
Bengkulu Selatan yaitu di Kecamatan Pino, Pino Raya, Kedurang, Seginim dan Air Nipis
Rencana pemanfaatan ruang dan pengembangan kawasan pertanian lahan basah yang
perlu dilakukan adalah:
Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas lahan tidur, baik
melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru.
Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan tanaman
padi sawah
Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan Lahan
Pertanian Abadi
Pengaturan pembagian lahan pada kawasan baru dikembangkan untuk petani-
petani transmigrasi lokal

b. Kawasan Pertanian Lahan Kering


Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa lahan yang sangat sesuai untuk
pengembangan pertanian lahan kering meliputi area seluas kurang lebih 61.867 Ha yaitu
berada di Kecamatan Pino, Ulu Manna, Pino Raya dan Kedurang.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 17


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Rencana pemanfaatan ruang dan pengembangan kawasan pertanian lahan kering yang
perlu dilakukan adalah:
Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang
diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep lahan
pertanian abadi untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering maupun
lahan basah
Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu
kawasan/lokasi
Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian.
Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan pada
komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan diversifikasi juga
dikembangkan hortikultura
Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditas-komoditas yang
secara komposit sesuai dikembangkan
Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan dengan
potensi erosi tinggi untuk menghindari degradasi lahan.

4.2.3 Kawasan Peruntukkan Perkebunan


Lahan perkebunan di Kabupaten Bengkulu Selatan tercatat kurang lebih sekitar 514 Ha.
Berdasarkan survei lapangan dan analisis data, terdapat empat komoditas perkebunan yang
dianggap unggul dan perlu untuk dikembangkan, yakni kelapa sawit, kopi, kelapa, dan
kakao. Potensi pengusahaan komoditas unggulan perkebunan tersebut cukup besar, dan
dapat dikembangkan di hampir semua bagian wilayah di Bengkulu Selatan.

4.2.4 Kawasan Peruntukkan Perikanan


a. Budidaya Perikanan Pesisir
Pengembangan kawasan perikanan di pesisir di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat
dilakukan pada bentangan pantai sepanjang 70 km. Potensi kawasan perikanan ini
dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi marikultur, baik untuk areal budidaya
rumput laut maupun budidaya ikan-ikan laut (kakap, baronang, kerapu). Demikian pula
pengembangan pertambakan juga memiliki prospek yang baik namun belum sama
sekali tambak yang memenuhi persyaratan teknis.
Selain itu, kewenangan Kab. Bengkulu Selatan di wilayah laut (menurut UU No.
32/2004) sebesar 1/3 dari kewenangan Provinsi Bengkulu (12 mil-laut), yaitu sebesar 4

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 18


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

mil-laut menjadi potensi kawasan perairan yang dapat dijadikan kawasan perikanan
tangkap (coastal fisheries).
Tabel 4.10
Pembagian Kewenangan Wilayah Perairan

Pemerintah Kewenangan

Pusat 1. Menetapkan kebijakan dan pengaturan eksplorasi konservasi, pengelolaan,


pemanfaatan sumberdaya perairan di wilayah laut di luar perairan 12 mil, termasuk
perairan Nusantara dan dasar lautnya serta Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas
kontinen.
2. Pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam di luar perairan laut 12 mil.
3. Menetapan kebijakan dan pengaturan batas maritim yang meliputi batas-batas daerah
otonom di laut dan batas ketentuan hukum internasional.
4. Menetapkan standart pengelolaan pesisir pantai dan pulau-pulau kecil.
5. Penegakan hukum di wilayah laut di luar perairan 12 mil.
6. Penegakan hukum di wilayah laut dalam perairan 12 mil yang menyangkut hal spesifik
serta berhubungan dengan internasional.
Propinsi 1. Mengatur dan mengelola perairan di wilayah laut pemerintah daerah propinsi.
2. Batas wilayah laut kewenangan daerah Propinsi 4 sampai 12 mil.
3. Konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di
wilayah laut kewenangan pemerintah daerah.
4. Pelayanan izin usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada wilayah laut
kewenangan propinsi
5. Pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut kewenangan propinsi
Kabupaten 1. Mengatur dan mengelola perairan di wilayah laut pemerintah daerah Kabupaten.
2. Batas wilayah laut kewenangan Daerah Kabupaten, yaitu dari garis pantai sampai jarak
4 mil.
3. Konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di
wilayah laut kewenangan pemerintah daerah
4. Pelayanan izin usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada wilayah laut
kewenangan kabupaten
5. Pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut kewenangan kabupaten.

Sumber : UU No. 26 Tahun 2007.

Namun demikian, produktifitas perikanan pesisir (pantai) sangat bergantung pada


tingkat kesuburan eksositem-ekosistem penunjang terutama mangrove, lamun dan
terumbu karang. Kawasan mangrove menunjang produktifitas perikanan terutama
dalam hal penyedian bahan-bahan organik (serasa vegetasi) bagi biota laut. Kawasan
padang lamun, selain berkemampuan untuk menghasilkan biomas vegetal, juga
berfungsi sebagai areal asuh bagi biota-biota laut (ikan, krustasea, moluska,
ekinodermata). Demikian pula kawasan terumbu karang menunjang produktifitas
perikanan, terutama dalam hal penyedian attractive area yang berfungsi sebagai
penyuplai makanan dan proteksi biota vulnerabel dari pemangsaan. Oleh karena itu,
gambaran produktifitas perikanan pesisir tercermin oleh tingkat kesuburan ekosistem-
ekosistem penunjang.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 19


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Gambar 4.4
Konsep Pembagian Wilayah Pengelolaan Pesisir Dan Laut

Keterangan :
Pulau
Wilayah perairan dibawah
wewenang kabupaten (0 mil 4
mil)
Wilayah perairan dibawah
wewenang Propinsi (4 mil 12 mil)
Wilayah perairan dibawah
wewenang Pusat (12 mil 200 mil)
ZEE

Isu utama yang berkaitan dengan pengembangan perikanan budidaya dan perikanan
tangkap di pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah keterbatasan areal. Luasan ini
harus menjadi wadah bagi semua kegiatan di wilayah laut seperti pelayaran,
kepelabuhanan, perikanan budidaya (marikultur), perikanan tangkap dan konservasi dan
suaka alam laut. Dalam desain perencanaan pengelolaan terpadu wilayah pesisir
(Integreted Coastal Zone Planning and Management) sektor perikanan bukan satu-
satunya kegiatan yang menempati kawasan pesisir tersebut. Oleh karena itu, alokasi
ruang (spasial) untuk kawasan perikanan budidaya dan penangkapan harus disepakati
oleh seluruh stake holder yang dituangkan dalam zoning regulation. Alokasi ruang yang
diperuntukan bagi kawasan perikanan pesisir menjadi informasi penting dalam
menetapkan strategi pengembangan perikanan pesisir. Pengembangan kawasan
perikanan budidaya diarahkan pada marikultur (budidaya rumput laut dan ikan),
sedangkan pengembangan tambak seyogianya dibatasi dan tidak dibangun di areal
hutan mangrove.
Selanjutnya, pengembangan kawasan perikanan tangkap lebih diarahkan pada penata-
kelolaan daerah penangkapan di wilayah perairan pantai (coastal waters). Berdasarkan
kategori ruang, wilayah perikanan pantai untuk daerah penangkapan terbentang dari
garis pantai ke arah luar hingga kedalam 200 m (flat kontinen). Berdasarkan kondisi
topografi dan bathimetrik, pesisir selatan memiliki flat kontinen yang relatif sempit,
diperkiran kurang 4 mil-laut. Kawasan flat kontinen ini merupakan lokasi hunting bagi
nelayan, khususnya nelayan tradisional.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 20


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Rencana pengembangan kawasan perikanan pesisir dalam konteks ICZPM:


Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang untuk
pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap;
Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan, dengan
skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak, KJA, areal
rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan;
Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan panti-panti
pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari bahan baku lokal;
Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan bagi
keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan sistem
pendanaan usaha;
Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan) untuk
menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel;
Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya dan perikanan
tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM)

b. Budidaya Perikanan Tangkap


Kawasan perikanan tangkap yang berada sebelah luar perairan pantai biasanya
dikategorikan sebagai kawasan pengembangan perikanan oseanik. Karakterisitik stok
ikan yang mobil dan berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya, terutama
ikan-ikan pelagis. Sehingga, stok ril yang menjadi kewenangan setiap daerah hanya stok
ikan-ikan demersal dan ikan-ikan karang yang bermobilitas terbatas. Belum ada
informasi rinci mengenai potensi stok ikan-ikan karang dan demersal yang berada di
wilayah perairan yang menjadi kewenangan Pemerintah kabupaten Bengkulu Selatan.

Oleh karena itu, model pengelolaan perikanan di kawasan Bengkulu Selatan harus
dilakukan secara terpadu oleh seluruh pemerintah daerah yang memiliki kewenangan di
wilayah tersebut. Demikian juga kewenangan pengelolaan kawasan perairan setiap
kabupaten sebesar 4 mil-laut direncanakan secara konseptual (berdasarkan
pertimbangan ilmiah) dan realistik (berdasarkan prioritas dan kepentingan masyarakat
atau dan pemerintah).

Isu utama pengelolaan kawasan perairan pesisir (khususnya < 4 mil-laut) adalah kondisi
lebih tangkap (over-fishing). Keadaan lebih-tangkap ini disebabkan oleh dua faktor
utama, yaitu penggunaan upaya penangkapan (fishing effort) berlebihan yang

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 21


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

terkonsentrasi di kawasan perairan tersebut dan penggunaan alat dan metode


penangkapan ikan yang tidak ramah-lingkungan. Gejalah-gejalah lebih-tangkap di
kawasan perairan pantai dapat teridentifikasi dari data runtun-waktu (time series),
berupa: (1) menurunnya jumlah hasil tangkapan persatuan upaya (Catch Per Unit Effort,
CPUE) dan (2) menurunnya ukuran rata-rata ikan yang tertangkap. Olehkarena itu,
kebijakan perikanan tangkap adalah mengendalikan fishing effort di perairan pantai (<4
mil-laut) dan mengembangkan armada penangkapan yang berdaya jelajah tinggi untuk
dapat beroperasi di wilayah periaran sebelah luar (> 4 mil-laut), misalnya armada
berukuran 50 GT.

Jalur penangkapan ikan ini sudah diatur sejak tahun 1976 melalui Kepmen No.
607/Kpts/UM/1976 yang berlaku umum di seluruh Indonesia. Dengan demikian,
ketentuan yang didapat dalam Kepmen tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Jalur Penangkapan Ikan I
Jalur Penangkapan Ikan I, adalah perairan pantai selebar 3 mil laut yang diukur dari titik
terrendah pada waktu air surut. Jalur penangkapan I tertutup bagi:
Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) berukuran di atas 5 GT atau kapal
bermesin dalam berukuran di atas 10 PK (daya kuda).
Jarring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya (purse seine).
Jarring (pukat) hanyut tongkol (drift grill net).
Jarring (pukat) payang/dogol/cantrang/lampara/banting di atas 120 meter panjang
rentangan dari ujung sayap/kaki yang satu ke ujung yang lain.

Jalur Penangkapan Ikan II


Jalur Penangkapan II, adalah perairan selebar 4 mil laut yang diukur dari garis luar Jalur
Penangkapan I. Jalur Penangkapan II tertutup bagi:
Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) diatas 25 GT atau kapal penangkap
ikan bermesin dalam yang berkekuatan di atas 50 PK (daya kuda).
Jaring dasar berpanel (otterboard) yang panjang tali ris atas/bawahnya di atas 12
meter.
Jaring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya yang panjangnya diatas 300
meter.

Jalur Penangkapan Ikan III


Jalur Penangkapan III, adalah perairan selebar 5 mil laut yang diukur dari garis luar Jalur
Penangkapan II. Jalur Penangkapan III tertutup bagi:

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 22


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) berukuran diatas 100 GT atau kapal
penangkap ikan bermesin dalam yang berkekuatan di atas 200 PK (daya kuda).
Jaring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya yang panjangnya diatas 600
meter.

Jalur Penangkapan Ikan IV


Jalur Penangkapan IV, adalah perairan diluar Jalur Penangkapan III. Jalur Penangkapan
IV terbuka bagi: semua jenis kapal dan alat penangkapan yang sah, terkecuali pair (bull)
trawl hanya boleh beroperasi pada perairan Samudera Indonesia.

Oleh karena itu, kebijakan makro adalah penerapan model perikanan bertanggung-
jawab. Menurut FAO (1995), Monintja (1996), Arimoto (1999) dalam Anonim (2004)
perikanan bertanggung-jawab diimplementasikan melalui evaluasi beberapa kriteria,
meliputi:

Selektifitas Alat tangkap. Ukuran mata jaring yang umum digunakan sebagai faktor
selektifitas disesuaikan ukuran pertama kali matang kelamin (length of first
maturity). Ukuran mata jaring seharusnya lebih besar dari ukuran pertama kali
matang kelamin sehingga jenis ikan tersebut dapat memijah minimal sekali sebelum
tertangkap;
Konsumsi BBM. Armada penangkapan diharapkan menggunakan BBM secara efisien
mengingat harga BBM meningkat tajam beberapa tahun terakhir ini. Tingkatan
penggunaan BBM untuk mengkategorikan efisiensi ini adalah sbb., penggunaan
kurang dari 100 ltr/hari digolongkan rendah; 100-300 ltr/hari digolongkan sedang da;
dan lebih dari 300 ltr/hari digolongkan tinggi;
Investasi. Kategori penggunaan investasi rendah bila kurang Rp. 100 juta/unit;
sedang bila Rp.100 juta Rp 300 juta/unit; dan tinggi bila lebih besar dari Rp 300
juta.
Tangkapan sampingan (by-catch/discard). Digolongkan rendah bila kurang dari 5%;
sedang bila 5 -15 % dan tinggi bila lebih besar dari 15 %.
Hasil tangkapan segar
Tidak merusak habitat
Mudah didaur ulang
Legal
Aman bagi nelayan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 23


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Aman bagi spesies yang dilindungi


Aman bagi keanekaragaman hayati
Bersifat menguntungkan dan tidak menimbulkan konflik bagi nelayan atau
masyarakat lainnya.
Berdasarkan uraian fakta dan analisis kondisi kawasan perikanan di Pasar Manna, maka
rencana pengembangan kawasan perikanan tangkap di wilayah laut sebelah-luar
diarahkan untuk:
Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal perikanan
50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai (huhate, rawai-tuna,
jaring insang,)
Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan perikanan,
pabrik es;
Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penata-kelolaan dana
dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti BBM, material alat
tangkap.

4.2.5 Kawasan Peruntukkan Pertambangan


Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah
pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah
pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN).
Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan
(WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi.
WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah
provinsi.
Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan
(WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat. WPR ditetapkan oleh
bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan.
Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah :
a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di
antara tepi dan tepi sungai;
b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal
25 (dua puluh lima) meter;
c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba;

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 24


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima)


hektare;
e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau
f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.
Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan
(WP) yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Penetapan wilayah
pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tetap
memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas
tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem
dan lingkungan. WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan
sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan
batasan waktunya. WPN yang diusakan sebagaian luasnya statusnya berubah
menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK). Perubahan status WPN
menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;
b. Sumber devisa negara;
c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana;
d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;
e. Daya dukung lingkungan; dan/atau
f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.

Sebagian wilayah di Bengkulu Selatan merupakan rencana usaha pertambangan,


karena mempunyai bahan pertambangan yang berpotensi untuk dieksploitasi. Arahan
pengembangan dan pengelolaan pertambangan ke depannya diarahkan harus
memperhatikan aspek pengelolaaan lingkungan dan keterlibatan masyarakat serta
ketentuan-ketantuan dalam aspek pertambangan.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 25


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Wilayah yang mempunyai Potensi Pertambangan


No Jenis Tambang Kecamatan
1. Pertambangan Golong C Kecamatan Kedurang Ilir
/Batu Hias Kecamatan Manna
Kecamatan Pino Raya
Kecamatan Ulu Manna
Kecamatan Bunga Mas
Kecamatan Kota Manna

2. Emas Kececamatan Pino Raya


Kecamatan Air Nipis
Kecamatan Ulu Manna
Kecamatan Seginim

3. Pasir Besi Kecamatan Pino Raya (Pantai Selali)


Kecamatan Kedurang Ilir (Pantai Sulau)

Kecamatan Ulu Manna (perbatasan


4. Biji Besi Bengkulu Selatan Lahat.

5. Batuan Piroklastik Kecamatan Pino (Sekitar Air Manna)

6. Mineral Ubahan Kecamatan Pino


Kecamatan Seginim
Kecamatan Kedurang

7. Batu Rijang Kecamatan Air Nipis

8. Mineral Sulfida Kecamatan Pino


Kecamatan Seginim
Kecamatan Kedurang

9. Masmar
Kecamatan Seginim (Desa Suka Rami)

10. Andesit Kecamatan Kedurang, Kecamatan Air


Nipis (Bukit Raja Mandara)
Diaret Bukit Raja Mandara
Granit Bukit Raja Mandara

11. Posphat Guano


Kecamatan Kedurang (Pertemuan Air
Kedurang dengan Cawang alun)

12. Pasir Lempung Kecamatan Seginim

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 26


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

13. Batu Tulis Kecamatan Seginim

14. Batu Gamping Kecamatan Kedurang


-

Sumber Data : Dinas ESDM Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 27


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

4.2.6 Kawasan Peruntukkan Industri


Di Bengkulu Selatan hanya ada indusri kecil dengan jumlah yang juga tidak terlalu
banyak. Mengingat semakin terbatasnya luas lahan untuk kegiatan usaha pertanian
serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka kegiatan industri yang berbasis
agro perlu didorong pertumbuhannya. Oleh karena itu industri pengolahan hasil
pertanian, perikanan dan kelautan perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan ekonomi kerakyatan. Agroindustri sebaiknya dikembangkan di sekitar
Pino dan Pino Raya dan pengolahan ikan laut di Pasar Manna. Kegiatan industri yang
dikembangkan dapat saja berupa industri kecil sampai sedang namun tetap berupa
industri ramah lingkungan dan non polutan.

4.2.7 Kawasan Peruntukkan Pariwisata


Berbagai jenis kawasan pariwisata yang ada dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan
merupakan bagian dari suatu sistem kesatuan kepariwisataan secara keseluruhan yang ada
di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Provinsi Bengkulu . Secara umum, potensi
obyek wisata yang dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi:
(i) wisata alam bahari; (ii) wisata alam hutan ; dan (iii) wisata sejarah dan budaya. Karena
daya tariknya masing-masing yang unik, semua jenis wisata tersebut dapat dikembangkan
di wilayah ini.

a. Peruntukkan Pariwisata Budaya


Obyek wisata budaya di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Meriam Anak Jina di Desa
Palak Bengkerung di Kecamatan Air Nipis, Meriam Honey Sweet Horizon di Kelurahan
Belakang gedung Pasar Manna, Bunker Kelurahan Belakang gedung Pasar Bawah
Kecamatan Pasar Manna, Batu Golmen di Kecamatan Pino, Batu Tapak Kaki Kambing
Hutan di Desa Batu Aji Kecamatan Ulu Manna, Patilasan Pertapaan Gajah Mada di Dusun
Tingi, Kecamatan Air Nipis.

b. Peruntukkan Pariwisata Alam


- Wisata Alam Bahari
Kawasan wisata bahari merupakan kawasan di daerah pantai yang diperuntukkan
untuk melakukan aktivitas wisata mulai dari fenomena alam yang dimiliki, budaya
dan kehidupan sosial masyarakat pesisir, biota laut dan habitat laut serta kualitas
perairan. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki arena yang cukup luas untuk wisata

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 28


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

bahari. Kawasan wisata bahari di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Pantai Wisata
Pasar Bawah di Kecamatan Pasar Manna.

- Wisata Air Terjun


Air Terjun Geluguran di Desa Batu Aji, Kecamatan Ulu Manna dan Air Terjun Tiga
Tingkat di Batu Aji, Kecamatan Ulu Manna.

4.2.8 Kawasan Peruntukkan Permukiman


Berdasarkan cakupan wilayah menurut fungsi dan kegiatannya, kawasan permukiman di
Kabupaten Bengkulu dibagi menjadi dua jenis, yaitu kawasan permukiman perkotaan dan
kawasan permukiman pedesaan.

4.2.8.1 Kawasan Permukiman Perkotaan


Kawasan permukiman perkotaan pada umumnya berada di wilayah yang telah berkembang
dan dengan pola mengikuti jaringan jalan yang telah ada, pusat-pusat pelayanan, dan
pemukiman yang telah lama ada dan tumbuh. Kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di 3 (tiga) kecamatan yaitu di Kecamatan Manna,
Kota Manna dan Kecamatan Pasar Manna dan di ibukota kecamatan lain yang ada di
Kabupaten Bengkulu Selatan.

Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan


adalah sebagai berikut:
Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun di ibukota
kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan
Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier disetiap
ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih terpadu dan
kompak
Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota kecamatan untuk
seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk ibukota kecamatan yang
berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan, dan penyusunan RTRK
untuk ibukota kecamatan yang mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat.
Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian, agro-
industri dan lain-lain
Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air bersih,
drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 29


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

4.2.8.2 Kawasan Permukiman Pedesaan


Kawasan pedesaan adalah kawasan yang pemanfaatan ruangnya didominasi oleh kegiatan
utama pertanian, bukan perkotaan dan memiliki homogenitas dalam kegiatan usaha
ekonominya. terkonsentrasi pada wilayah-wilayah berkembang dan pada umumnya terletak
di sekitar wilayah pertanian. Di kabupaten Bengkulu Selatan kawasan permukiman
pedesaan berada di desa yang ada di 8 (delapan) wilayah kecamatan yaitu di Kecamatan
Bunga Mas, Kedurang, Kedurang Ilir, Seginim, Air Nipis, Pino, Ulu Manna dan Kecamatan
Pino Raya.

Pengembangan kawasan permukiman pedesaan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan


kuantitas permukiman secara terpadu dengan kegiatan ekonomi antara lain pertanian,
peternakan, dan perikanan dan meningkatkan prasarana dan sarana penunjang.
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan diusahakan agar hanya
memanfaatkan lahan-lahan yang kurang produktif.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Bengkulu Selatan


adalah sebagai berikut:
Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman
perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman secara
sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan infrastruktur menjadi
tidak efisien.
Pengembangan desa pusat pertumbuhan
Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian
Peningkatan sarana dan prasarana permukiman
Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/permukiman sebagai
implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang
perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan
terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman baik perdesaan dan perkotaan adalah


berdasarkan standar kecukupan dan kelayakan ruang. Kecukupan dan kelayakan jumlah
unit perumahan didasarkan pada asumsi bahwa satu keluarga (yang di Kabupaten
Bengkulu Selatan rata-rata terdiri dari 5 jiwa) menempati satu unit rumah Dengan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 30


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

menggunakan asumsi Kavling Kecil : Kavling Sedang : Kavling Besar adalah 6 : 3 : 1,


dengan masing-masing ukuran tanah 300 : 600 : 900 m2.
Kabupaten Bengkulu Selatan dengan proyeksi penduduk 203.981 jiwa diakhir tahun
perencanaan 2030, membutuhkan setidaknya 24.478 unit rumah kavling kecil, 12.239 unit
rumah kavling sedang, dan 4.080 unit kavling besar.

Luas areal yang dibutuhkan untuk pengembangan areal permukiman baru secara kasar
diperoleh dari selisih angka total yang dibutuhkan luas lahan yang sekarang ini ada untuk
pemukiman. Luas lahan total harus juga memperhitungkan areal terbuka, fasilitas sosial
ekonomi, jalan, dan kondisi wilayah yang ada.

Berikut disampaikan luasan dari masing-masing kawasan rencana pola ruang dan peta
rencana pola ruang kawasan Kabupaten Bengkulu Selatan.

4.2.9 Kawasan Peruntukan Lainnya


Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah kawasan militer seluas
3.317 Ha. Rencana pengembangan kawasan militer di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
pembangunan koramil di Kecamatan Ulu Manna dan di Kelutum, Kecamatan Pino.

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 31


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 4.11
Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)
Kawasan Lindung
1. Hutan Lindung Kriteria kawasan hutan lindung adalah: Rekonstruksi tata batas kawasan hutan lindung untuk memperoleh kepastian
- Kawasan hutan dengan faktor-faktor hukum yang mengikat seluruh stake-holder terkait. Partisipasi masyarakat
kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang lokal dalam penetapan batas sangat penting untuk menghindari berbagai
melebihi 175 mm bentuk konflik di kemudian hari.
- Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan Pengelolaan hutan lindung harus mampu memberikan kontribusi terhadap
40% atau lebih peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kekayaan keaneka ragaman
- Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian hayati, penyediaan hasil hutan bukan kayu, pengembangan ekoturisme,
2000 m dpl atau lebih peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan penguatan partisipasi
Berdasarkan hasil perhitungan luas fungsi masyarakat.
kawasan pada Peta Penunjukan Kawasan, Kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) harus dikembangkan
wilayah yang termasuk dalam kawasan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi,
hutan lindung di Kabupaten Bengkulu derajat besarnya gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial,
Selatan adalah seluas 33079,00 ha. ekonomi dan budaya masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta
kondisi sumberdaya di luar hutan lindung.
Pengelolaan hutan lindung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengelolaan DAS secara terpadu dan harus selaras dengan aktivitas
pengembangan sektor-sektor lain serta menerapkan prinsip peranan hulu-
hilir yang berkeadilan.
Sistem pengamanan dan perlindungan hutan harus merupakan sistem
partisipatif yang melibatkan petugas pemerintah dan masyarakat lokal.
Kawasan Sempadan
Sempadan Pantai Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter
dari titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan
abrasi dengan memperhatikan aspek estetika.
Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah
abrasi
Sempadan Sungai Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang
sudah ada, minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan
sungai. Pada kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami
vegetasi untuk memberikan penguatan tanah

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 32


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)


Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang
terencana hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di
sepanjang kiri dan kanan sungai
Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di
areal rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang
tertinggi di kiri dan kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami
vegetasi untuk memberikan penguatan tanah
Sempadan Danau Kriteria untuk kawasan sempadan danau Kawasan sempadan danau dapat dimanfaatkan sebagai lahan
yaitu daratan sepanjang tepian danau permukiman KDB rendah dengan memperhatikan garis sempadan danau
buatan/bendungan yang lebarnya Diarahkan sebagai kawasan pariwisata alam dengan memanfaatkan
proporsional dengan bentuk dan kondisi keadaan alamiah kawasan sekitar danau.
fisik danau buatan/bendungan antara 50-
100 meter dari titik pasang.
Kawasan sempadan danau di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah daerah yang
berada di tepian Danau Ulu Seginim di
Kecamatan Seginim, Danau Mengkudum di
Kecamatan Pino Raya
Sekitar Mata Air Kriteria untuk kawasan di sekitar mata air yaitu Kawasan sekitar mata air yang mempunyai radius sekurang-kurangnya
dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200 200 meter dari titik sumber mata air harus merupakan daerah
meter. perlindungan yang intensif, sehingga penambahan jumlah permukiman
atau bangunan yang ada harus dihentikan.
Semua kegiatan budidaya di lokasi sekitar mata air harus dihentikan,
kemudian dilakukan upaya untuk meningkatkan fungsi lindungnya
dengan menghutankan kembali lokasi mata air tersebut.
Kawasan Budidaya
1. Hutan Produksi Peningkatan peran serta, efisiensi dan produktivitas masyarakat dalam
Hutan Produksi menjaga kelestarian sumber daya hutan dan produksi hasil hutan
Terbatas yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
Hutan Produksi tinggal di dalam dan di sekitar hutan disamping peningkatan
Tetap pendapatan negara baik untuk sektor dalam negeri maupun luar

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 33


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)


Hutan Produksi negeri.
Konversi. Peningkatan percepatan produksi kayu melalui upaya penanaman dan
pengayaan jenis yang cepat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan industri.
Pengembangan hasil hutan bukan kayu yang potensial seperti madu dan
rotan.
Pembentukan Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya
gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya
di luar hutan produksi.
Penguatan peraturan perundang-undangan melalui penegakan hukum yang
tegas dan adil.
2 Pertanian Lahan
Kering
Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang
diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep
lahan pertanian abadi untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering
maupun lahan basah
Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu
kawasan/lokasi
Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian.
Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan
pada komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan
diversifikasi juga dikembangkan hortikultura
Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditas-
komoditas yang secara komposit sesuai dikembangkan
Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan
dengan potensi erosi tingg untuk menghindari degradasi lahan.

Lahan Basah Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas lahan tidur,
baik melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru.
Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 34


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)


tanaman padi sawah
Penyusunan rencana kawasan sawah beririgasi dan pelaksanaan persiapan
lahan bagi kawasan sentra produksi Seginim, dalam menyongsong
pembangunan Bendungan Seginim.
Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan
Lahan Pertanian Abadi

3. Perikanan
Perikanan Pesisir Pengembangan perikanan budidaya dan di Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang
pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah untuk pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap;
keterbatasan areal. Bentangan garis pantai Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan,
hanya sebesar 37,3 km dan lebar dengan skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak,
kewenangan laut kabupaten hanya 4 mil- KJA, areal rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan;
laut. Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan
panti-panti pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari
bahan baku lokal;

Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan


bagi keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan
sistem pendanaan usaha;
Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan)
untuk menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel;
Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya dan perikanan
tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM)
Perikanan Tangkap Pengembangan perencanaan spesifik perikanan tangkap Kabupaten
Bengkulu Selatan wilayah kewenangan Lautan Indonesia yang merupakan
uraian dari kebijakan master plan pengembangan perikanan Provinsi
Bengkulu (Etalase Perikanan)
Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal
perikanan 50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai
(huhate, rawai-tuna, jaring insang)

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 35


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)


Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan
perikanan, pabrik es;
Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penata-
kelolaan dana dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti
BBM, material alat tangkap.
4. Perindustrian Permukiman industri kecil (PIK), yakni suatu area/lahan peruntukan yang
disediakan khusus untuk industri kecil yang didalamnya dilengkapi dengan
infrastruktur, unit produksi, sarana pelayanan bersama, serta tempat tinggal
pengusahanya.
Sentra industri kecil, yakni suatu area/lahan yang diperuntukkan untuk
kegiatan industri, dimana terdapat berbagai kegiatan usaha industri kecil
sejenis, yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lokasi tertentu. Arahan
lokasi sentra industri kecil di kabupaten Bengkulu adalah dengan
memantapkan dan mendorong perkembangan sentra-sentra industri kcil
yang telah ada.
5. Pariwisata Pengembangan objek wisata baru dan peningkatan objek wisata yang
sudah ada, baik sarana maupun prasarananya.
Penataan ruang (penyusunan rencana) pengembangan pariwisata
kabupaten, terutama untuk kawasan pariwisata terpadu
Pengembangan objek pariwisata pantai dan objek wisata bahari pulau
diarahkan menjadi wisata terpadu sehingga dalam pengembangannya harus
terintegrasi. Dengan diarahkannya kawasan pariwisata pantai dan pulau
menjadi kawasan pariwisata terpadu, diharapkan akan lebih memacu
perkembangan kegiatan pariwisata di kawasan pesisir, terutama dalam
membuka kawasan pariwisata pulau.
Pengembangan obyek/atraksi wisata/rekreasi bagi setiap kawasan
pariwisata yang terpadu
Pengembangan sarana dan prasarana penunjang bagi kelancaran akses ke
masing-masing kawasan pariwisata.
6. Permukiman Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:
Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun
di ibukota kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 36


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)


Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier
disetiap ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang
lebih terpadu dan kompak
Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota
kecamatan untuk seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk
ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan
pembangunan, dan penyusunan RTRK untuk ibukota kecamatan yang
mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat.
Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian,
agro-industri dan lain-lain
Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air
bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten


Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:
Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok
pemukiman perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran
pemukiman secara sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan
penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien.
Pengembangan desa pusat pertumbuhan
Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan
pertanian
Peningkatan sarana dan prasarana permukiman
Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/ permukiman
sebagai implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan
merangsang perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi,
maka kawasan terbangun pemukiman perlu diarahkan agar
perkembangannya tidak sporadik.
Sumber : Hasil Rencana

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 37


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 4.12
Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi Ruang
Kabupaten Bengkulu Selatan 2031

Luas (Ha)
Jenis Penggunaan Lahan (%)
(kurang lebih)
Hutan Lindung 33.079 27,88
Hutan Produksi Terbatas 14,566 12,28
Hutan Produksi 1.579 1,33
Permukiman 5.504 4,64
Pertanian Lahan Basah 11.046 9,31
Pertanian Lahan Kering 6.028 5,08
Tanaman Tahunan 24.091 20,31
Perkebunan 20.346 17,15
Industri 291 0,24
Sempadan Sungai 296 0,24
Sempadan Pantai 1,784 1,5
Total : 118.610 100,00

Sumber : Hasil Analisis

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 38


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 39


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 40


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

5.1 Lokasi dan Jenis Kawasan Strategis Kabupaten

Penetapan kawasan strategis merupakan penetapan kawasan yang didalamnya


berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :
Tata ruang di wilayah sekitarnya;
Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau
Peningkatan kesejahteraan masyarakat

Jenis kawasan strategis, antara lain:


a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain,
adalah kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan dan kawasan
latihan militer.
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain
adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan
ekonomi terpadu, kawasan tertinggal serta kawasan perdagangan dan pelabuhan
bebas
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain adalah
kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan
budaya yang diakui sebagai warisan dunia

V- 1
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam


dan/atau teknologi tingi, antara lain adalah kawasan pertambangan minyak dan
gas bumi termasuk pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, serta
kawasan yang menjadi lokasi instalasi tenaga nuklir
e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan hdup, antara
lain adalah kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk
kawasan yang diakui sebagai warisan dunia seperti taman nasional

Di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan tidak terdapat Kawasan Strategis Nasional (KSN)
maupun kawasan strategis provinsi, sehingga di Kabupaten Bengkulu Selatan hanya
terdapat kawasan strategis kabupaten.

Pertimbangan utama dalam penentuan kawasan strategis di Kabupaten Bengkulu Selatan


antara lain:
Pengembangannya tidak hanya berdampak lokal, tapi juga mempunyai pengaruh
terhadap wilayah yang lebih luas (regional atau bahkan nasional).
Berpotensi geografis, namun pengembangan sarana dan prasarana membutuhkan
investasi yang besar.
Prospek ekonomi wilayah sangat cerah, karena ditunjang oleh sumberdaya alam yang
sangat memadai.
Pengembangannya dapat memacu wilayah-wilayah sekitarnya (termasuk hinterland)
yang agak terbelakang pembangunannya
Sektor yang akan diakomodasikan (diunggulkan) mempunyai prioritas tinggi dalam
lingkup kabupaten.
Adanya minat dan ketertarikan investasi swasta dan pemerintah yang cukup tinggi.
Terbukanya peluang baru akibat pemekaran wilayah.

V- 2
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

5.1.1 Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Selatan

Dilihat dari penetapan jenis-jenis kawasan strategis serta pertimbangan-pertimbangan


dalam penentuan kawasan strategis di Kabupaten Bengkulu Selatan seperti yang
diuaraikan diatas, kawasan strategis yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan
hanya terdiri dari kawasan strategis yang dilihat dari sudut kepentingan ekonomi yang
terdiri dari 2 (dua) kawasan strategis yakni kawasan strategis perkotaan dan kawasan
strategis perdesaan.

1. Kawasan Strategis Perkotaan


Merupakan kawasan yang meliputi kecamatan Kota Manna, Kecamatan Pasar Manna
dan Kecamatan Manna. Pembangunan kawasan Strategis ini adalah usaha untuk
mengembangkan dan meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan interaksi
atara sistem ekonomi (economic system), masyarakat (social system), dan lingkungan
hidup beserta sumberdaya alamnya (ecosystem).

Didalam Kawasan Strategis Perkotaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan
dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan
dan ekosistem Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 7 (tujuh) jenis kegiatan unggulan
yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perkotaan ini. Kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan Perdagangan dan Jasa, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan
pada perdagangan dan jasa untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di
daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan
pemerintah daerah ditetapkan di rua jalan;
a. Jalan Sudirman;
b. Jalan Ahmad Yani;
c. Jalan Kolonel Berlian;
d. Jalan Tukiran;
e. Jalan Sersan M. Taha;
f. Sebagian kawasan jalan Kemas Jamaludin
g. Jalan Trip Kastalani
h. Jalan Duayu
i. Jalan Iskandar Baksir

V- 3
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

j. Sekitar kawasan simpang tiga kayu kunyit


k. Jalan Kartini
l. Sebagian jalan Affan Baksin
2. Kegiatan Industri Kecil, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada
Industri Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan
kesejahteraan masyarakat ditetapkan;
a. Desa Pagar Dewa.
b. Desa Sekunyit
c. Desa Kelutum
d. Desa Batu Kuning (Masat)
e. Desa Batu Kuning (Pasar Manna)
3. Kegiatan Kerajinan, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada industri
kerajinan tangan (handmade), untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di
daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan
pemerintah daerah ditetapkan di daerah :
a. Kelurahan Kota Medan
b. Kelurahan Tanjung Mulia
c. Kelurahan Kayu Kunyit
d. Kelurahan Pasar Mulia
4. Kegiatan Pusat Pemerintahan ditetapkan di kawasan Padang Panjang Kecamatan
Kota Manna.
5. Kegiatan Permukiman Perkotaan ditetapkan;
a. Pusat Kota di Kecamatan Pasar Manna
b. Pusat Kota di Kecamatan Kota Manna
c. Pusat Kota di Kecamatan Manna
d. Perumnas Ketaping di Kecamatan Manna
e. Perumnas Kayu Kunyit di Kecamatan Manna
f. Perumnas Pintu Langit di Kecamatan Kota Manna
g. Perumnas Pagar di Kecamatan Kota Manna
h. Sekita kawasan perdagangan.

V- 4
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

2. Kawasan Strategis Perdesaan


Kawasan Strategis Perdesaan merupakan kawasan yang meliputi Kecamatan Pino Raya,
Kecamatan Pino, Kecamatan Seginim, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Kedurang,
Kecamatan Kedurang Ilir, Kecamatan Ulu Manna, dan Kecamatan Bunga Mas.
Didalam Kawasan Strategis Perdesaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan
dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan
Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 2 (dua) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan
dalam Kawasan Strategis Perdesaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan agroindustri, suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan
produksi-produksi kelapa dan kelapa sawit. Kegiatan agroindustri (sentra industri
kelapa dan kelapa sawit) berada di Kecamatan Pino Raya dan Kecamatan Pino.
2. Kegiatan agropolitan dan minapolitan, suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan pertanian dan perikanan darat. Kegiatan agropolitan dan
minapolitan berada di Kecamatan Seginim, Air Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir.

V- 5
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

V- 6
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan

V- 7
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.pdf - Google Drive

Page 1 of 28

file:///C|/Users/HP/Documents/Konten%20C9970-7.htm[10/02/2015 11:45:11]

You might also like