You are on page 1of 17

BAB III

Metode Studi

3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data


Jenis data yang dibutuhkan untuk Studi AMDAL mencakup data primer maupun data
sekunder yang erat hubungannya dengan dampak besar dan penting yang akan ditimbulkan
oleh kegiatan Pembangunan Jalan Widang-Gresik menjadi 4 lane. Data primer merupakan
data yang didapat melalui pengkukuran, pengamatan, wawancara/kuesioner atau sampling
(yang kemudian dianalisis di laboratorium) secara langsung di lapangan. Sedangkan data
sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui data penelitian orang lain atau instansi
yang telah dipublikasikan untuk umum dan dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah.Dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan data, dilakukan pendekatan sebagai
berikut:

a. Pendekatan Penelaahan Pustaka


Pendekatan penelaahan pustaka dilakukan melalui penelaahan terhadap buku-buku,
jurnal-jurnal atau publikasi umum lainnya (sejauh dapat dipertanggungjawabkan
validitasnya) yang erat kaitannya dengan studi ANDAL kegiatan Pembangunan
Jalan Widang-Gresik.

b. Pendekatan Survei Lapangan


Pendekatan survei lapangan dilakukan dengan berbagai metode yang disesuaikan
dengan komponen lingkungan yang akan diteliti:
1. Metode Pengukuran dan Pengamatan Langsung
Melakukan pengukuran dan pengamatan komponen lingkungan secara langsung
sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan pada saat pengamatan, misalnya :
pengamatan flora dan fauna, pengamatan dan lainnya
2. Metode Sampling Sesaat atau Periodik
Dengan cara pengambilan sampel komponen lingkungan pada saat yang telah
ditentukan sebelumnya secara sesaat atau periodik untuk kemudian dilakukan
analisis sampelnya di laboratorium, misalnya : pengambilan sampel air, udara
dan lainnya.
3. Metode Wawancara dengan Kuesioner
Melakukan tanya jawab secara langsung kepada obyek manusia/penduduk agar
dapat memperoleh tanggapan dan persepsi dari penduduk mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan rencana kegiatan.

c. Pendekatan Instansional
Pendekatan ini dengan mengadakan pendekatan langsung kepada instansi terkait
yang diharapkan memiliki data yang diperlukan dalam studi AMDAL, misalnya
Dinas Meteorologi dan Geofisika, Bappeda Dati I Jawa Timur, Kanwil Departemen
Kesehatan Jawa Timur dan sebagainya. Data primer merupakan data yang langsung
diperoleh dari lapangan. Data tersebut terdiri dari data fisik - kimia, sosial-ekonomi
dan sosial-budaya serta prasarana dan sarana yang berada di wilayah studi.
Pengambilan data primer di lapangan dilakukan dengan melakukan pengambilan
sampel- sampel data di lokasi wilayah studi, rencana lokasi pengambilan sampel
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Gambar 3.1..
Tabel 3.1. : Rencana Lokasi Pengambilan Sampel Studi ANDAL
Pembangunan Jalan Widang-Gresik

No Jenis Sampel Lokasi Rencana Fly Over Lokasi Rencana Pelebaran Jalan
1 Kualitas 1 titik Diantara Kel. 2 titik Ds. Paji
udara, bising, Sukorejo dan dan
suhu Ds. Ds.Sukoda
2 Kualitas Air 1 titik Km 47+508
Banjarmendala 2 titik Kali
di Benem,
(Kali
n Otik) Kali Tebaloan,
4 Penduduk 30 Menyebar dari 50 Menyebar di Desa
(kuesioner) responde Diantara Kel. responde Waru Kulon
n Sukorejo dan n s/d
Ds. Desa Paji;
Banjarmendala Desa
n Kebonsari
s/d
Desa Kebalandoo;
Ds. Tambakrejo s/d.
Ds.
3.1.1. Metoda Analisis dan Penyajian Data Ambeng.Ambeng
Komponen fisik-kimia Watang Rejo
a. Iklim
Data iklim yang akan dikumpulkan meliputi curah hujan dan dari hari
hujan, suhu kelembaban udara, radiasi matahari serta arah dan kecapatan
angin, berupa data historis yang tercatat selama 5 tahun terakhir.
b. Kualitas Udara
Parameter kualitas udara yang akan diukur adalah kandungan gas- gas di
udara yang meliputi S02; CO; CO2; O3; NO2 serta debu dan bising.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pengukuran kualitas udara
akan dilakukan pada lokasi rencana pembangunan kegiatan , lokasi
pemukiman di sekitar rencana kegiatan. Data kualitas udara terukur akan
digunakan sebagai dasar untuk memprakirakan perubahan dan dampak
terhadap kualitas udara. Metode pengumpulan dan analsis data kualitas
udara adalah sebagai berikut :
a. Data Total Debu/Partikel metode Beta Gauge Monitor
b. Ozon (O3) dengan metode UV Photometry
c. Sulfur Dioksida (SO2) dengan metode Empinger
d. Carbon Monoksida (CO) dengan metode IR Correlation Carbon
e. Nitrogen Oksida (NOx) dengan Metode Chemiluminescent
f. Bising dengan Sound Level Meter
g. Timbal (Pb)

c. Hidrologi
1) Pengumpulan Data
Data sekunder berupa debit sungai bulanan akan dikumpulkan dari
Dinas PU. Pengairan setempat. Sedangkan kualitas air sungai dan
sumur penduduk dilakukan dengan cara pengambilan sample
dilapangan untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Kualitas air yang akan diambil dilapangan diperoleh dari air sumur
yang ada didekat stasium dan air sungai seperti pada lokasi :
a. Air sumur; di sekitar lokasi proyek
b. Air Sungai ; di sekitar lokasi proyek

2) Analisis Data
Pengukuran debit sungai sesaat dilakukan di areal proyek. Lokasi pengukuran
dan pengambilan contoh air dilakukan di sungai dan permukiman penduduk.
Pengukuran dilakukan secara uji petik untuk memberikan gambaran umum
keadaan sungai di wilayah studi. Pendekatan persamaan empirik digunakan
untuk menduga debit sesaat (Sosrodarsono dan Takeda, 1983) yaitu :

Di mana :

Q = Debit aliran (M3/detik)

A =Luas penampang sungai (m2)


V = Kecepatan aliran pada penampang (m/detik)
0,8 = Faktor koreksi pengukuran kecepatan aliran permukaan Luas penampang
sungai ditentukan dengan cara mengukur lebar muka air dan kedalaman
dasar sungai dibeberapa titik pengukuran ke arah
lebar sungai. Kecepatan aliran permukaan air
sungai dengan menggunakan current meter/pelampung
permukaan. Dalam pembahasan ini hanya ditekankan pada perhitungan run-
off dengan metode soil conservation service (SCS) dan perubahan lahannya
(land use changing). Berdasarkan penyelidikan SCS, nilai abstraksi
awal (la) rata-rata sekitar 0,2 dikalikan retensi potensialnya.

Dimana :
Pe = Curah Hujan
P = Curah Hujan Seluruhnya la =
Abstraksi Awal
S = Retensi Potensial
Dengan memplotkan data dari harga P dan Pe dari berbagai daerah Oran
sungai, SCS mendapatkan grafik berupa kurva-kurva yang disebut Curve
Number (CN) tanpa dimensi dengan harga 0 < CN < 100. Sedangkan
hubungan CN dan rotensi potensial dapat dirumuskan sebagai berikut :
Adapun "Curve Number" (II) ditentukan berdasarkan jenis tanah dan
penutupannya. Tanah dibagi dalam 4 (empat) kelas, dan penggunaan lahan
didasarkan pada klasifikasi Chow, 1988.

d. Lahan
1) Pengumpulan Data

Data tanah dikumpulkan dari data primer dan skunder, yang diperoleh dari
Balai Penelitian Tanah Bogor ataupun dari laporan - laporan studi di lokasi
studi. Dari data - data yang ada dipilih parameter tanah yang kemungkinan
akan terkena dampak.
2) Analisis Data
Dari data kondisi tanah yang terkumpul kemudian dilakukan
perhitungan, daya dukung yang diijinkan, kestabilan lereng dan
erosivitas tanah.
Analisis kestabilan lereng dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan potensi
gerakan tanah. Dalam perhitungan kestabilan lereng
digunakan metode Fellenius dengan program
komputer Lotus 123 untuk jenis longsoran translasi. Metode Fellenius:

Dimana: Fk = Faktor keamanan kestabilan lereng c =


Kohesi
d = Tebal irisan w
= Berat segman r =
Sudut lereng
o = Sudut geser dalam
e. Transportasi

Parameter yang diamati adalah:


Kondisi perkerasan jalan
Lintas harian rata-rata
Geometris jalan

1) Pengumpulan Data

Untuk data primer , yaitu kondisi permukaan jalan dan kondisi lalu
lintas didapat dari pengamatan di lapangan (pengamatan visual) dan
data sekunder berupa data kecelakaan lalu lintas , peta jalan, dan data
hasil perhitungan lalu lintas (bila ada). Data tersebut diperkirakan
akan diperoleh dari Dinas Bina Marga Kabupaten Lamongan dan
Dinas Bina Marga Kabupaten Gresik.
2) Analisis Data
Nilai Persen Kerusakan (Np)
Untuk mengukur kerusakan jalan diperoleh dari persentase luas permukaan
jalan yang rusak terhadap luaskeseluruhan bagian jalan yang ditinjau dengan
batasan sebagai berikut:

0% - 5% Sedikit sekali - Nilai Np =2


5% - 20% Sedikit - Nilai Np=3
20% -40% Sedang - Nilai Np=5
40% banyak - Nilai Np=7

Nilai Bobot Kerusakan (Nb)

- Tambalan =4 - Alur =5
- Retak =5 - Gelombang =6,5
- Lepas =5,5 - Ambles =7
- Lubang =6 - Belahan =7

Nilai Kerusakan Jalan (Nj)

Nilai jumlah kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel 3.1.1a. Harga Nj di
dalam tabel tersebut di atas merupakan hasil perkiraan antara Np dan Nb
Jadi Nj = Np.Nb

Tabel 3.1.1a. Nilai Jumlah Kerusakan Jalan (Nj)

Persen
Jenis 0-5% Kerusakan20-40%
5-20% 40%
Kerusakan Sedikit Sediki Sedang Banya
Tambalan 8Sekali t
12 20 k
28
Retak 10 15 25 35
Lepas 11 16,5 27,5 38,5
Lubang 12 18 30 42
Alur 12 18 30 42
Gelombang 13 19,5 32,5 45,5
Ambles 17 21 35 49
Belahan 14 21 35 49
Jumlah 97 141 23,5 32,9
Sumber : Manual Penilaian Kondisi Permukaan Jalan,
Dirktorat Jenderal Bina Marga

Nilai Kerusakan Jalan (Nr)

Nr merupakan nilai yang diperoleh dari total nilai jumlah kerusakan


Nilai Kenyamanan

Nilai kenyamanan jalan diperoleh dari hasil penilaian dengan


batasan sebagai berikut:
- Nyaman : 30
- Kurang nyaman : 45
- Tidak nyaman : 55

Nilai Gabungan Kondisi (Ng)

Ng merupakan nilai yang diperoleh dari gabungan antara nilai kerusakan (Nr)
dan nilai kenyamanan (Nn) dengan hubungan sebagai berikut:
Ng = 0,5 Nr + 0,5 Nn

Nilai Kondisi Permukaan Jalan (V)

V adalah nilai yang diperoleh dari nilai gabungan kondisi, dengan


diketahuinya nilai gabungan kondisi maka ditentukan kondisi permukaan
seperti Tabel 3.1.1b.
Tabel 3.1.1b. Hubungan Nilai Gabungan Kondisi
Dengan Nilai Kondisi Permukaan

Kondisi Nilai Nilai


Kondisi Gabungan
Permukaa Kondisi
Sangat Baik 8-10
n 20-30
Baik 6-8 30-50
Sedang 4-6 50-75
Jelek <4 75-150
Sumber: Manual Penilaian Kondisi Permukaan Jalan

Komponen Lingkungan Biologi


a. Vegetasi Darat
1) Pengumpulan Data
Informasi mengenai flora dapat diperoleh melalui inventarisasi
tanaman di lapangan baik secara langsung, wawancara, data dari
instansi terkait yang meliputi jenis, luas areal, pola tanaman dan
produksi. Pengumpulan data primer dilakukan melalui metode jelajah
dengan pengambilan sample pada lokasi habitat yang berbeda yaitu:
sawah, tegalan dan kebun campuran.

2) Analisis Data
Analisis jenis dilakukan untuk mengetahui keberadaan jenis- jenis
tanaman baik yang bersifat ekonomis, langka maupun yang
dilindungi undang-undang di Indonesia.
b. Satwa Darat
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data satwa darat dilakukan pada jalur pengamatan yang juga
digunakan untuk pengamatan vegetasi dan pada tempat ditemukannya satwa.
Satwa yang diamati terutama adalah burung (Ayes), sedangkan satwa lain
hanya diinventarisir melalui temuan di lapangan maupun informasi dari
penduduk.

2) Analisis Data
Data yang tercatat kemudian dicocokkan dengan daftarjenis- jenis satwa yang
dilindungi di Indonesia.

c. Biota Perairan
Biota perairan yang dianalisis dalam studi ini meliputi plankton, benthos dan
nekton yang akan terkena dampak pencemaran air pada tahap konstruksi
jalan fisik jalan. Metode pengumpulan dan analisis data biodata perairan
yang dilakukan yaitu :

1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data plankton dan benthos, dilakukan melalui pengambilan sample
air dengan alat net plankton dari lingkungan perairan sungai. Sampel yang
didapat kemudian dianalisis di Laboratorium. Data mengenai nekton (ikan) baik
yang dibudidayakan maupun yang hidup di perairan umum wilayah studi
dikumpulkan/ diinventirisir melalui wawancara dengan penduduk terutama yang
bertempat tinggal di sekitar aliran sungai.

2) Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui
keberadaan jenis-jenis plankton dan benthos sebagai indikator kesuburan
perairan sungai. Sedangkan analisis populasinya dilakukan dengan cara
menghitung besarnya indeks kelimpahan dan keanekaragaman. Sedangkan
untuk membandingkan kualitas lingkungan perairan sebelum dan sesudah
melintasi tapak proyek dilakukan dengan cara mencari nilai indeks kesamaan
populasi. Untuk nekton (ikan) hanya dilakukan inventarisasi jenis ikan baik
yang berada pada lingkungan perairan bebas (sungai) maupun perairan binaan
(kolam).

d. Aspek Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya


1) Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dikumpulkan dari data sekunder yang berasal dari
monografi kalurahan, kecamatan dankabupaten yang termasuk ke dalam
wilayah administrasi tapak proyek. Sedangkan untuk data penduduk yang
terdapat pada wilayah tapak proyek yang terkena pembebasan lahan dilakukan
dari hasil wawancara melalui kuesioner yang telah dipersiapkan.

2) Analisis Data
Data yang dianalisis lebih lanjut yaitu laju pertumbuhan penduduk, kepadatan dan
sex ratio penduduk dengan formula yang digunakan yaitu:
a. Laju Pertumbuhan Penduduk (Said Rusli, 1982)

Pt = Po (I + r) 2

Di mana: r = Laju pertumbuhan penduduk (%)


Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke-t (jiwa) Po =
Jumlah penduduk pada tahun ke-o (jiwa)
b. Kepadatan Penduduk (Density) (Otto Soemarwoto,
1987)

Di mana: r = Laju pertumbuhan penduduk (%)


Po = Jumlah penduduk pada tahun ke-o (jiwa) t =
Periode waktu perhitungan
D = Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

L = Luas wilayah (km2)

c. Rasio Jenis Kelamin/ Sex Ratio (Otto Soemarto. 1987)

Di mana: SR = Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)


L = Jumlah penduduk laki-laki (jiwa)
P = Jumlah penduduk perempuan (jiwa)
K = Konstanta
d. Pendapatan (Income) (Otto Soemawarto, 1987)

Di mana: I = Pendapatan (Income)


C = Konsumsi (consumption) i
= Investasi
S = Tabungan (saving)
Pendapatan per kapita per tahun

Di mana: Y = Pendapatan per kapita per tahun Y' =


Total pendapatan (Rp/Tahun)
A = Jumlah tanggungan keluarga (jiwa dan
kapita)
Komponen sosial ekonomi dan budaya yang akan dikaji merupakan penjabaran dari isu pokok dan
mengacu kepada Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP- 299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian
Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL. Komponen sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan
masyarakat. Berkenaan dengan rencana peningkatan ruas jalan Widang-Gresik ini di mana jalan ini telah ada
dan rencana kegiatan adalah pelebaran jalan menjadi 4 ruas. Maka jenis data, metoda pengambilan data,
sumber data dan metoda analisis data untuk komponen sosial ekonomi dan budaya adalah :
Demographi (kepadatan, umur, mata pencaharian, potensi
tenaga kerja) untuk memberikan gambaran tentang kondisi
sebelum ada proyek jalan dan untuk mengetahui potensi
tenaga kerja diperlukan data sekunder berupa data
monographi kecamatan/ kelurahan pada BPS kabupaten/
propinsi dan metoda analisis data kualitatif dan kuantitatif dan
tolok ukur adalah komposisi yang seimbang.
Budaya : (interaksi sosial, sikap/persepsi terhadap
proyek, keselamatan umum/ pekerja, tingkat kecelakaan lalu-
lintas, nilai-nilai budaya) adalah untuk mengetahui perilaku
sosial dan kaitannya dengan rencana proyek jalan dengan
metoda pengenalan visual dan wawancara dengan kuesioner
pada masyarakat sekitar jalan rencana proyek.
Ekonomi = (uang pendapatan, mata pencaharian,
kepemilikan lahan, volume lalu-lintas) untuk mengetahui
tingkat kesejahteraan finansial masyarakat sebelum ada proyek
jalan dan untuk mengetahui kondisi lalu-lintas sebelum ada
proyek jalan diperlukan data (sekunder) monographi
kecamatan dari masyarakat sekitar dan analisis data adalah
metoda kualitatip dengan tolok ukur kepuasan terhadap
pendapatan Kesehatan Masyarakat, Identifikasi dan Evaluasi
dampak potensial dan pemusatan dampak penting untuk aspek
kesehatan masyarakat mengacu pada keputusan Kepala Bapedal
No. Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Ka. ANDAL. Data
kesehatan masyarakat atau dikumpulkan dari data sekunder
yang tersedia pada kantor kelurahan, kecamatan, kabupaten
atau propinsi untuk memperoleh gambaran dari wilayah yang
dikaji, dan akan mengikuti wilayah studi sosial dan budaya.

e. Sarana dan Prasarana


1) Dalam Tapak Proyek
Inventarisasi sarana dan prasarana umum yang akan terkena pembebasan
lahan pada tapak proyek dilakukan dengan jalan mendata bangunan -
bangunan rumah penduduk, tiang listrik, tiang telpon, jaringan PAM, fasilitas
ibadah, pendidikan dan lainnya yang ada disepanjang ruas jalan Widang-
Gresik

2) Di Luar Tapak Proyek


Sarana dan prasarana umum diluar tapak proyek dianlisasa guna
mencari keterkaitan antara perubahan yang terjadi pada tapak
proyek dengan perkiraan
perubahan diluar tapak proyek.
3.2. Metoda Prakiraan Dampak Besar dan Penting
Prakiraan dampak dimaksudkan untuk mengetahui prakiraan besaran dampak dan tingkat
kepentingan dampak dari masing-masing dampak penting hipotesis. Besaran dampak dapat
diketahui dengan menggunakan metode prakiraan formal dan non formal. Sedangkan
pentingnya dampak dapat diprakirakan dengan menggunakan batasan kriteria dampak yang
dibuat berdasarkan kriteria penentuan dampak penting yang mengacu ppada PP No. 27
tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

3.2.1. Prakiraan Besarnya Dampak


Prakiraan terhadap besarnya dampak dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:
a. Metode Formal
Melalui metoda ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan pengaruh
kegiatan proyek terhadap perubahan komponen lingkungan tertentu
dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan matematik, model
eksperimental dan model prakiraan cepat

b. Metode Non Formal


Metode ini digunakan bila tidak ada metode secara reprensentatif dapat
menggambarkan dinamika sistem yang diteliti atau metode yang tersedia,
mensyaratkan kebutuhan data/informasi tertentu yang tidak dapt dipenuhi
karena keterbatasan waktu dan dana. Dalam memprakirakan besarnya
dampak memperhatikan beberapa hal pokok, berikut:
Prakiraan dampak dilakukan secara parsial atas masing- masing
komponen lingkungan
Prakiraan dampak dilakukan berdasarkan masing-masing tahapan kegiatan
yaitu tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi
Memperlihatkan dampak yang bersifat langsung dan/atau tidak
langsung
Memperhatikan dampak yang bersifat kumulatif

3.2.2. Prakiraan Pentingnya


Penentuan dampak penting mengacu pada PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
Jumlah manusia yang terkena dampak.
Luas wilayah persebaran dampak.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak tersebut.

Dalam penyajian prakiraan dampak, dilakukan kajian terhadap dampak langsung


yang akan terjadi dan dampak tidak langsung sebagai akibat peningkatan jalan
Widang-Gresik Mengingat mekanisme terjadinya dampak dapat bersifat langsung
dan tidak langsung, maka proses memperkirakan dampak memperhatikan pula hal-
hal sebagai berikut:
(i) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen sosial.
(ii) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
fisik - kimia kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut - turut
terhadap komponen biologi dan sosial.
(iii) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat saling berantai
diantara komponen sosial itu sendiri.
(iv) Kegiatan menimbulkan dampak penting tersebut diatas yang selanjutnya
menimbulkan dampak balik pada rencanakegiatan.

Prakiraan dampak penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran kuantitatif dan


atau kualitatif tentang intensitas/besaran dampak yang diperkirakan akan terjadi.
Secara garis besar metode yang digunakan adalah metode formal dan non formal.

a. Metode Formal
Melalui metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan pengaruh
kegiatan proyek terhadap perubahan komponen lingkungan tertentu
dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan matematik, model
eksperimental dan model prakiraan cepat.
1. Model Deskriptif Internal
Dalam model ini persamaan - persamaan matematik dibangun
berdasarkan atas pemahaman secara prioritas hubungan antar variabel
sebab akibat.
2. Model Empiris
Dalam model ini hubungan sebab akibat ditetapkan berdasarkan atas
hasil pengamatan secara statistik atas obyek yang diteliti.

b. Metode Non Formal


Metode ini digunakan bila tidak ada metode secara representatif dapat
menggamarkan dinamika sistem yang diteliti atau metode yang tersedia
mensyaratkan kebutuhan data/informasi tertentu yang tidak dapat terpenuhi
karena keterbatasan waktu dan dana. Dalam memprakirakan besarnya
dampak memperhatikan beberapa hal pokok berikut:
1. Prakiraan dampak dilakukan secara parsial atas masing- masing
komponen lingkungan
2. Prakiraan dampak dilakukan berdasarkan masing-masing tahapan kegiatan
yaitu tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi
3. Memperhatikan dampak yang bersifat langsung dan/atau tidak
langsung
4. Memperhatikan dampak yang bersifatkumulatif.

3.3. Metoda Evaluasi Dampak Besar dan Penting


Dalam evaluasi dampak besar dan penting, telaahan dilakukan untuk 2 (dua) hal, yaitu:
Telaahan holistik terhadap dampak besar dan penting, dan telaahan sebagai dasar
pengelolaan.
3.3.1. Telaahan Holistik Terhadap Dampak Besar dan Penting
Telaahan terhadap dampak besar dan penting dilakukan secara holistik. Telaahan
holistik adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting
dengan sumber kegiatan penyebab dampak. Beragam komponen lingkungan hidup
yang terkena dampak besar dan penting tersebut (baik positip maupun negatip)
ditelaah sebagai satu kesatuan saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga
diketahui sejauh mana pertimbangan dampak besar dan penting yang bersifat positif
dan bersifat negatif.

3.3.2. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan


Karena dampak penting hasil evaluasi holistik, merupakan dampak penting yang
harus dikelola. Maka telaahan akan dibuat sebagai berikut:
1. Hubungan sebab-akibat antara rencana kegiatan dan rona lingkungan awal
dengan dampak positif dan negatif yang diprakirakan akan timbul
2. Ciri dari dampak penting yang timbul , seperti:
a. apakah dampak penting baik positif maupun negatif akan
berlangsung terus-menerus selama kegiatan
b. apakah terdapat hubungan timbal-balik yang antagonistik dan
sinergitas antara dampak yang satu dengan dampak yang lain
c. atau akan berlangsung terus menerus sejak masa pra-
konstruksi sampai dengan masa operasi berakhir
3. Luas sebaran dampak penting seperti: lokal, regional maupun nasional.
Secara umum proses penyusunan ANDAL dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Diagram Alir Penyusunan ANDAL Pembangunan Jalan Widang-Gresik
Propinsi Jawa Timur

You might also like