Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/305701204
Matematika Ekonomi
CITATIONS READS
0 2,798
1 author:
Sri Subanti
Universitas Sebelas Maret
40 PUBLICATIONS 20 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Sri Subanti on 28 July 2016.
MATEMATIKA EKONOMI
Sri Subanti
Matematika Ekonomi. Cetakan ke-1 . Surakarta . UNS Press . 2015
viii + 132 Hal; 16 x 24.5 cm
MATEMATIKA EKONOMI.
Hak Cipta @ Sri Subanti. 2015
Penulis
Dr. Sri Subanti, M.Si.
Editor
Arif Rahman Hakim, S.E., M.SE.
Dwi Setiawan
Ilustrasi Sampul
UNS PRESS
Penerbit
Penerbitan dan Pencetakan UNS
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126
Telp. 0271-646994 Psw. 341 Fax. 0271-7890628
Website : www.unspress.uns.ac.id
Email : unspress@uns.ac.id
ISBN 978-979-498-999-9
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang paling baik dan indah kecuali mengucap syukur
Alhamdulillahirabil-alamin kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulisan buku Matematika
Ekonomi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan buku Matematika Ekonomi
ini tidak terlepas dari peran dan dukungan berbagai pihak di Prodi
Statistika dan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sebelas Maret. Pada kesempatan ini penulis menyam-
paikan ucapan terima kasih kepada:
1. Suami tercinta Drs. H.A. Jazuli atas kerelaan, kesabaran dan
kesetiaannya hidup bersamaku, yang membimbing untuk menjadi
lebih sabar, lebih baik, dan lebih bijak.
2. Kedua anakku Arif Rahman Hakim, SE., M.SE dan Inaki Maulida
Hakim, ST, MT yang telah bersedia untuk mengorbankan banyak hal
untuk mamah, dan memberikan kebahagiaan yang tiada taranya, serta
kalian berdua juga membantu penyelesaian buku ini, terima kasih ya
sayaang untuk kedua anak mamah.
3. Kedua menantuku dr. Riski Prihatningtias, SpM dan Anwar Efendy,
ST yang telah memberi dukungan dan motivasi serta yang menyejuk-
kan hati mamah dalam segala hal.
4. Para mahasiswa yang telah membantu pengetikan penulisan buku ini.
Terima kasih kepada pihak lain yang terlibat langsung maupun tidak
langsung yang juga membantu tetapi tidak disebutkan di sini atas
bantuannya, sehingga buku ini dapat selesai. Akhirnya kepada semua
pihak yang berhubungan dengan penulisan buku Matematika Ekonomi
apabila selama ini ada banyak hal yang tidak berkenan, penulis mohon
maaf. Kiranya buku Matematika Ekonomi ini masih banyak kekurangan,
penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan buku ini. Semoga
Allah SWT selalu meridhloi kita untuk menjadi makhlukNya yang pandai
bersyukur. Amin
Surakarta, Agustus 2015
Penulis
Dr. Sri Subanti, M.Si
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV. DIFERENSIAL DAN INTEGRAL .............................. 37
A. Diferensial ............................................................... 37
B. Integral .................................................................... 47
BAB V. PENERAPAN GRAFIK DAN PERSAMAAN
DALAM ILMU EKONOMI ........................................ 51
A. Teori Permintaan ..................................................... 51
B. Teori Utiliti............................................................... 54
C. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan ...................... 62
D. Permintaan Pasar dan Elastisitas Permintaan .......... 67
E. Permintaan Pariwisata ............................................. 70
BAB VI. APLIKASI DIFERENSIAL DAN INTEGRAL
DALAM EKONOMI ................................................... 79
A. Konsep Elastisitas ................................................... 79
B. Elastisitas Parsiil ..................................................... 84
C. Curve Biaya ............................................................. 85
D. Hasil Penerimaan Penjualan (Revenue) ................... 92
E. Keseimbangan dari Suatu Perusahaan dalam Pasar
Persaingan Murni ..................................................... 94
F. Laba Maksimal pada Monopoli................................ 96
BAB VII. ALJABAR DAN MATRIKS ....................................... 107
A. Matriks dan Vektor ................................................. 107
B. Model Linier dengan Pendekatan Matriks .............. 114
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 132
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Matematika Ekonomi
BAB I
HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah sekumpulan objek-objek (benda-benda real atau
abstrak) yang didefinisikan dengan jelas. Himpunan biasanya dinyatakan
dalam huruf kapital; A, B, C,... atau ditandai oleh dua kurung kurawal,
{...} . Sedangkan anggota himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf
kecil ; a, b, c,....
Jika x anggota himpunan A, maka ditulis x A.
B. Macam-Macam Himpunan
Macam-macam Himpunan adalah sebagai berikut.
1. Himpunan kosong
Himpunan yang tidak mempunyai anggota dan ditulis dengan
simbol atau {}.
2. Himpunan semesta
Himpunan yang memuat semua anggota yang sedang dibicarakan,
biasanya ditulis dengan simbol S .
Himpunan Bilangan
Himpunan Bilangan Asli: N {1,2,3,...}
Himpunan Bilangan Cacah: C {0,1,2,3,...}
Himpunan Bilangan Bulat: Z {...,1,0,1,...}
1
Matematika Ekonomi
p
Himpunan Bilangan Rasional: Q { : p, q Z , q 0}
q
Himpunan Bilangan Real : R
3. Himpunan terhingga (finite) dan tak terhingga (infinite)
Himpunan terhingga (finite) adalah himpunan yang banyak anggota-
nya terhingga, yaitu himpunan kosong atau himpunan yang mempunyai n
elemen.
Contoh:
A {a, b, c, d}
B {}
Himpunan tak terhingga (infinite atau denumerable) adalah
himpunan yang berkorespondensi satu-satu dengan bilangan asli, yaitu
himpunan yang banyak anggotanya tak terhingga.
Contohnya seperti Himpunan bilangan genap, himpunan bilangan
ganjil, himpunan bilangan bulat, himpunan bilangan rasional, dan
sebagainya.
4. Himpunan Terhitung (countable) dan Tak Terhitung (uncountable)
Himpunan Terhitung adalah himpunan terhingga atau denumerable.
Contohnya:
Misalnya,
A {1,2,3,4}
B himpunan bilangan ganjil
5. Himpunan Tak Terhitung adalah himpunan yang tidak terhitung.
Contohnya: R himpunan bilangan real
2
Matematika Ekonomi
2. Himpunan Bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika
setiap anggota A termasuk anggota B, dinotasikan dengan A B.
3. Himpunan Kuasa
Himpunan yang anggotanya adalah himpunan-himpunan bagian dari
suatu himpunan.
D. Operasi Himpunan
1. Irisan
A B {x : x A dan x B}
2. Gabungan
A B {x : x A atau x B}
3. Penjumlahan
A b {x : x A, x B, x ( A B)}
4. Pengurangan
A B A \ B {x : x A, x B}
5. Komplemen
Ac {x : x A, x S}
3
Matematika Ekonomi
3. Sifat distributif
A ( B C) ( A B) ( A C)
A ( B C ) ( A B) ( A C )
4. Sifat Komplemen
A Ac ,
A Ac S ,
( Ac )c A,
Sc
( A B)c Ac Bc
( A B)c Ac Bc
4
Matematika Ekonomi
BAB II
FUNGSI LINIER
DAN FUNGSI NON LINIER
A. Pengertian Fungsi
Jika ada suatu hubungan sedemikian hingga bila x diberikan suatu
nilai dan oleh hubungan itu dapat ditentukan suatu nilai y, maka
dikatakan bahwa y adalah fungsi dari x biasanya ditulis y f (x) .
x disebut variabel bebas (Independent variabel) dan y disebut dengan
variabel tak bebas (dependent variabel). y variabel tak bebas sebab
nilainya bergantung pada nilai x.
Himpunan yang dapat dijangkau oleh x dinamakan daerah asal
(domain) dari fungsi dan himpunan bilangan yang dapat dijangkau
disebut daerah hasil (range) atau daerah jangkauan dari fungsi. Dalam hal
ini x dan y merupakan pasangan urut ( x, y) dimana x sebagai unsur
pertama dan y sebagai unsur kedua.
B. Penggolongan Fungsi
Fungsi dapat digolongkan menjadi beberapa macam (tergantung dari
sudut pandangnya):
1. Fungsi dilihat dari letak x dan y di dalam suatu persamaan.
Dibagi menjadi:
a. Fungsi Explisit, bila letak x dan y tak seruas, contoh: y a b .
b. Fungsi Implisit, bila letak x dan y seruas, contoh: xy a .
Pada umumnya setiap fungsi Explisit dapat dirubah menjadi fungsi
implisit, tetapi tidak seluruhnya fungsi implisit dapat dirubah ke bentuk
fungsi Explisit.
5
Matematika Ekonomi
Contoh:
y 3x 1 -----------> fungsi Impisit. Dapat ditulis y 3x 1 atau
y 3x 1 0 -----------> fungsi Implisit, tetapi pandang fungsi
sin( xy ) 3 ------> fungsi implisit. Apakah dapat dirubah menjadi fungsi
eksplisit?
2. Dilihat dari derajat pangkat x.
Dibagi menjadi:
a. Fungsi linier/pangkat satu, bila x berpangkat satu.
Bentuk umum: y mx n, m 0 .
b. Fungsi kuadrat, bila x berpangkat dua.
Bentuk umum: y ax2 bx c, a 0 .
c. Fungsi pangkat tinggi, bila x berpangkat lebih dari tiga.
Bentuk umum: y an x n an1 x n1 .... a0
an 0, an 1,..., a0 (konstanta), n 3.
3. Dilihat dari operasi fungsi
Fungsi digolongkan menjadi dua:
a. Fungsi Aljabar
Fungsi aljabar digolongkan menjadi:
1) Fungsi Rasional
a) Fungsi rasional bulat
Bentuk umum: y a0 a1 x ... an x n
a0 , a1 ,..., an (konstanta) n 0
b) Fungsi Rasional Pecah
a0 a1 x ... an x n
Bentuk umum: y
b0 b1 x ... an x n
2) Fungsi Irrasional
Bentuk umum: y a 0 a1 x ... am x m , m bilangan riil.
b. Fungsi Transeden
Fungsi transeden dibagi menjadi dua:
6
Matematika Ekonomi
blogb y y
Proses pencarian logaritma logb y disebut sebagai mengambil log y
ke dalam bilangan pokok b. Proses sebaliknya, yaitu mencari y dari nilai
logaritma logb y yang diketahui, disebut sebagai mengambil antilog dari
logb y .
7
Matematika Ekonomi
Logaritma ada dua (2) jenis yaitu logaritma biasa dan logaritma
natural. Logaritma dengan bilangan pokok 10 disebut logaritma biasa.
Contohnya, log10 1000 3,log10 100 2, dan log10 10 1 . Logaritma dengan
bilangan pokok e 2, 718 disebut logaritma natural. Logaritma natural
disimbolkan log e atau ln (untuk log natural). Contohnya:
In e3 log e e3 3 In e2 log e e2 2 dan ln e1 loge e1 1 . Logaritma
natural, hubungannya dapat ditulis sebagai berikut :
y et t loge y (atau t = ln y)
a. Aturan-aturan Logaritma
1) Aturan 1 (log hasil kali)
ln(uv) ln u ln v,(u, v 0)
Contoh : ln(e6e4 ) ln e6 ln e4 6 4 10
ln( Ae7 ) ln A ln e7 ln A 7
2) Aturan 2 (log pecahan)
ln(u / v) ln u ln v,(u, v 0)
Contoh : ln(e2 / c) ln e2 ln c 2 ln c
ln(e2 / e5 ) ln e2 ln e5 2 5 3
3) Aturan 3 (log pangkat)
ln u a a ln u,(u 0)
8
Matematika Ekonomi
b. Fungsi Logaritma
Bila suatu variabel dinyatakan sebagai fungsi logaritma dari
variabel lainnya, maka fungsi tersebut disebut sebagai fungsi
logaritma. Dimana fungsi log merupakan fungsi invers dari
fungsi eksponensial tertentu.
t logb y dan t loge y( ln y)
D. Fungsi Linier
1. Bentuk-bentuknya:
Bentuk umum: y mx n,
m = gradien = koefisien arah,
n = penggal garis pada sumbu y bila nilai x = 0.
Dari bentuk umum ini, fungsi linier di atas dapat dimodifikasi dari
fungsi tersebut sebagai berikut.
a. y y1 m( x x1)
Adalah fungsi linier yang mempunyai koefisien arah m dan
melalui satu titik ( x1 , y1 ).
y y1 y2 y1
b.
x x1 x2 x1
Adalah fungsi linier antara yang melalui dua titik yaitu: ( x1 , y1 )
dan ( x2 , y2 ).
2. Hubungan antara dua fungsi linier.
Pada umumnya hubungan antara dua fungsi linier dapat diklasifi-
kasikan sebagai berikut.
Syarat dua garis berpotongan
Bentuk pers garis
Berpotongan Tegak lurus Sejajar
g1 m1 x n1 m1 m2 m1 .m2 1 m1 m2
g 2 m2 x n2 n1 n2 n1 n2 n1 n2
g1 Ax B1 y C1 0 A1 A2 A1 A2 A1 A2
. 1
g1 A2 x B2 y C2 0 B2 B2 B2 B2 B2 B2
C1 C2 C1 C2 C1 C2
B1 B2 B1 B2 B1 B2
9
Matematika Ekonomi
F. Perpajakan
Ini merupakan contoh penggunaan hubungan antara dua garis, baik
berpotongan maupu sejajar. Dalam teori ekonomi, dikenal beberapa
istilah pajak, namun dalam buku ini titik fokus pembicaraan hanya pada
pajak per unit dan pajak yang proporsional terhadap harga.
10
Matematika Ekonomi
P Q*=a+b(p-t)
Q=a+bp
(0,-(a/b) +t )
(0, -(a/b))
0 Q
11
Matematika Ekonomi
a 1
P Q
b b
Setelah pajak:
P * * P t * P (Harga setelah pajak)
a a
P * * (i t * P) P (l t*) Q
b b
bP * * (l t*)(a Q)
b
P * * (a Q)
l t *
b
Q ** a P * * (Penawaran setelah pajak)
l t *
Bila digambarkan:
P Q Q **
0 A A
(a / b) 0 -
(a / b)(1 t*) - 0
12
Matematika Ekonomi
P
Q**=a+ (b/(1+t*) P**)
Q=a+bp
(0, -(a/b))
(a,0) Q
Q3
B
P2 C A
P1
D
P3
Q2 Q1 Q
13
Matematika Ekonomi
(a / b)(1 t ) - 0
P
Q***=a+ (b/(1+t*) P***)
Q=a+bp
(0, -(a/b)(1+t))
(0, -(a/b))
(a,0) 0 Q
Catatan:
- Pemberian P * * * sebagai akibat pengaruh pajak hanya untuk
membedakan klasifikasi tersebut tetapi pengertian secara fungsional
tetap sebagai harga P.
- Untuk subsidi (S) cara sama dengan pajak yaitu tinggal mengganti t
dengan minus s.
14
Matematika Ekonomi
+bx+c +
P P bx+c
Berpotongan Q Bersinggungan Q
15
Matematika Ekonomi
Contoh-Contoh Soal
1. Seorang bersedia membeli sejumlah barang A pada berbagai
tingkat harga, seperti tabel di bawah ini:
Harga/Unit Jumlah barang A yang dibeli
15 50
30 40
45 30
Pertanyaan:
a. Bagaimana persamaan permintaan akan barang tersebut.
b. Berapa jumlah barang yang akan dibeli oleh orang kalau harga
barang adalah Rp 42/unit.
c. Berapa harga barang tersebut harus dia bayar, kalau dia bersedia
membeli 22 unit (dengan anggapan orang tersebut adalah
pembeli tunggal).
16
Matematika Ekonomi
Jawab:
a. Misal harga = P
Jumlah barang = Q
Keadaan 1 : ---> P = 15 Q = 50
Keadaan 2 : ---> P = 30 Q = 40
Keadaan 3 : ---> P = 45 Q = 30
Diambil keadaan 1 dan 3, maka dengan menggunakan rumus:
Q Q1 P P1
Q2 Q1 P2 P1
Q 50 P 15
30 50 45 15
30(Q 15) 20( P 15)
30(Q 15) 20( P 15)
3Q 150 2P 30
2P 3P 180
3
P Q 90
2
Persamaan permintaan barang A adalah :
3
P Q 90
2
Dimana P adalah harga sedangkan Q adalah jumlah barang.
b. Kalau harga barang A adalah 42/unit maka P = 42 persamaan
permintaan adalah:
3
P Q 90
2
Bila P = 42 maka
3
42 Q 90
2
3
Q 48
2
Q 32
Jadi bila harga = 42/unit, barang A yang akan dibeli adalah sebesar
Q = 32 unit.
17
Matematika Ekonomi
Qt 2,5 P
18
Matematika Ekonomi
Keseimbangan baru : D St
25 2P 2,5 P
27,5 3P
25 2P 2,5 P
12,5
Q=P-2,5
10 Q=P-2
E1
7,5 E2
5
Q=25-
2P
3 5 10 15 20 25 Qd/Qs
19
Matematika Ekonomi
3. Diketahui:
Fungsi permintaan : P 30 4Q
Fungsi penawaran : P 6 3 Q
2
P = harga; Q = kuantitas.
Pemerintah memungut pajak penjualan sebesar 15% dari tingkat harga.
Pertanyaan:
a. Harga dan kuantitas keseimbangan sebelum pajak
b. Harga dan kuantitas keseimbangan sesudah pajak
c. Berapakah penerimaan pemerintah dari pajak
Jawab:
a. Sebelum pajak
P 30 4Q
3
P 6 Q
2
3
O 24 4 Q
2
1
QE 5
7
3
O 24 4 Q
2
1 36
P 30 4 5 30 4
7 7
3
PE 9
7
b. Sesudah pajak
Fungsi penawaran setelah pajak
P (l t ). f (Q)
2
(l 0,15) 6 Q
3
2
(1,15) 6 Q 6,90 0,77Q
3
20
Matematika Ekonomi
Syarat keseimbangan D S
P 30 4Q
P 6,90 0,77Q
O 22,10 4,7Q
23,10
QE 4,84
4,77
P 30 4(4,48) 10,64
c. Gambar sketsanya:
QS*(sesudah pajak)
QS(sebelum pajak)
(4,84)
A B
C
E
D
-9 F
Q
Besarnya pajak yang diterima pemerintah = ABCE
2
QE 4,84, jadi DF 6 (4,84) 9,23
3
DB tingkat pajak 15%x9,23 1,40
Luas ABDE = BD x AB = 4,84 x 1,40 = 6,776
Jadi besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah 6,776.
4. Diketahui: bahwa pendapatan nasional yang dapat dibelanjakan
(national disposable incame) sebesar 80 milyar rupiah terjadi
dissaving (tabungan yang negatif atau kekurangan tabungan) sebesar
5 milyar rupiah. Apabila tingkat dissposible naik sebesar 50 milyar
rupiah maka tingkat tabungan nasional sebesar 12,5 milyar. Kalau
dianggap bahwa kurve konsumsi dan kurve tabungan adalah linier.
21
Matematika Ekonomi
Pertanyaan:
a. Tentukan fungsi konsumsi dan tabungan.
b. Gambarkan fungsi tersebut.
c. Berapakah besarnya konsumsi terendah.
d. Berapakah besarnya tingkat nasional disposable incame kalau
tabungan = 0.
Jawab:
a. Misal fungsi tabungan : S a bYd , dengan S = tabungan dan
Yd = pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Yd 80, S 5
5 a b.80
5 a 80b ....................................................................... (1)
Y 50
S 12,5
S 12,5
b 0,25
Y 50
Dimasukkan ke persamaan (1) menjadi :
5 a 80((0,25) a 20
a 25
Fungsi tabungan : S 25 0,25Yd
C 25 0,75Yd
b. Tabel
Yd S C
0 -25 25
100 5 100
22
Matematika Ekonomi
C/S
100
75
C=25+0,75Yd
50
25
S=-25+0,25Yd
25 50 75 100 Yd
-25
1 / 2Y 300 600
S/I S=-100+1/2Y
200 I=200
100
-25
23
Matematika Ekonomi
Pertanyaan:
a. Berapa tingkat pendapatan nasional dalam keseimbangan
b. Jika naik menjadi 86, berapakah tingkat, pendapatan nasional dan
konsumsi masyarakat.
Jawab:
C 40 0,80(Y 0,10Y ) 40 0,80(0,9Y )
C 40 0,72Y
S Y C Y 40 0,2Y 40 0,28Y
I 72
a. S I
40 0,28Y 72 0,28Y 112
Y 400
b. I baru 86
40 0,28Y 86 0,28Y 126
Ybaru 450
7. Pendapatan full employment ditentukan sebesar 600, tingkat
konsumsi masyarakat C 10 0,2Yd , Investasi = 60 pengeluaran
pemerintah = 35 dan penerimaan pemerintah dari pajak
TX 5 0,2Yd .
Pertanyaan:
a. Berapa tingkat pendapatan nasional keseimbangan.
b. Berapa tingkat konsumsi, investasi dan pajak pada tingkat
pendapatan tersebut.
c. Selidikilah pada tingkat pendapatan tersebut perekonomian
mengalami inflationary atau deflationary gap.
Jawab:
C 10 0,90Yd 10 0,90(Y TX )
10 0,90(Y 5 0,1Y ) 10 0,90(5 0,90Y )
10 4,5 0,81Y ) (pada keseimbangan)
24
Matematika Ekonomi
a. Y C I G 5,5 0,81Y 60 35
100,5 0,81Y
0,19Y 528,95
b. C 5,5 0,81(5,25) 5,5 428,4495
C 433,9495
I 60, TX 5 0,10(528,95)
5 52,895
TX 57,985
c. Y full employment = 600; Y keseimbangan = 528,95.
Y full employment > Y keseimbangan, jadi perekonomian
mengalami deflationary gap.
8. Diketahui: suatu perusahaan mendapat laba sebesar Rp 500,00 dari
penjualan sebanyak 700 unit tetapi harus mengeluarkan biaya tetap
Rp 2.000,00; harga penjualan per unit adalah sebesar Rp 20,00.
Pertanyaan:
a. Carilah fungsi ongkos, fungsi pendapatan total dan penjualan
pada keadaan BEP.
b. Manager berpendapat bahwa keuntungan dapat diperbesar
apabila harganya dinaikkan Rp 5,00. Benarkah pendapat itu bila
penjualan berkurang 150 unit? Berapa besarnya tambahan laba
atau rugi tersebut?
Jawab:
a. Pada penjualan sebanyak 700 unit terdapat laba Rp 500,00
TE = P.Q = P.700
Harga/unit = 20,00 TR = 20.700 = 14.000.
Profit ( laba) : = TR - TC
500 = 14.000 - TC TC = 13.500
Padahal diketahui, biaya tetap (FC) = Rp 2.000,00 TC = FC+VC
13.500 = 2.000 + VC VC = 11.500 (pada G = 700).
Ongkos variable per unit:
VC 11.500
16,43
Q 700
25
Matematika Ekonomi
5
AC 3
Q
5
T AC 3 .Q 5 3Q
Q
26
Matematika Ekonomi
a. TR 15Q 3Q 2
- Titik potong dengan sumbu Q, terjadi bila TR = 0
0 15Q 3Q 2
3Q(Q 5) 0
Q1 5, Q2 0
Titik potong dengan sumbu TR, terjadi bila Q = 0
TR 15(0) 3(0) 2 0
- Titik puncak A adalah:
b D
A ,
2a 4a
1 3
A 2 ,18
2 4
TC 5 3Q
Q TC
0 5
1(2 / 3) 0
Gambar sketsanya:
TR/TC
18
TC=5+3Q
BEP
BEP
-1 2/3 3,53
2,5
-2 0,47 1 3 4 5 6 Q
2
27
Matematika Ekonomi
12 144 60 12 9,17
Q12
6 6
Q1 3,53 Q2 0,47
28
Matematika Ekonomi
BAB III
APLIKASI FUNGSI DALAM EKONOMI
P1
P0
P2
D
0 X1 X0 X2 X
29
Matematika Ekonomi
P0
P2
0 X1 X0 X2 X
30
Matematika Ekonomi
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bila harga suatu barang
naik dari P0 ke P1 maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah dari x0
ke x1. sebaliknya jika harga turun dari P0 ke P1 maka jumlah yang
ditawarkan akan berkurang.
Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat suatu pola hubungan dari
variabel kuantitas atau jumlah barang yang ditawarkan dengan variabel
harga barang tersebut.
Apabila pola hubungan tersebut dinyatakan dalam suatau formula
maka formula tersebut dinyatakan sebagai fungsi penawaran. Dan
dinyatakan x f (P) dimana x : variabel kuantitas dan P : variabe harga.
Di dalam fungsi penawaran yang menentukan tidak satu, tetapi
dapat lebih dari satu maka hubungan variabel-variabel tersebut
dinyatakan sebagai:
x1 f ( x2 , x3 , x4 ,...)
x2 : variabel harga
x3 : biaya produksi
31
Matematika Ekonomi
B
Bukan titik keseimbangan pasar
D S
X
Titik keseimbangan pasar
32
Matematika Ekonomi
(0,6) S: x = 2p - 3
E
D: x = -2p + 12
3 6 9 X
(12,0)
1 3
Jadi, titik keseimbangan pasar pada E (4 ,3 ) .
2 4
D. Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada
produsen/suplier terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkannya
sehingga harga yang berlaku di pasar adalah harga yang diinginkan
pemerintah.
Besarnya subsidi yang diberikan biasanya tetap untuk setiap unit
barang yang dihasilkan atau dipasarkan. Notasi besarnya subsidi untuk
tiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkan dinyatakan dengan S.
Oleh karena adanya subsidi, maka tingkat harga yang berlaku di
pasar lebih rendah. Hal ini disebabkan sebagian dari biaya-biaya untuk
produksi dan memasarkan barang tersebut ditanggung pemerintah yaitu
sebesar subsidi. Sehingga dengan adanya subsidi maka fungsi penawaran
akan turun atau bergeser ke bawah, sedangkan fungsi permintaan tetap.
Dengan adanya subsidi sebesar s maka tingkat harga yang ditawar-
kan oleh penjual (penawar) akan turun sebesar s untuk setiap tingkat/
jumlah/kualitas yang ditawarkan. Bila dilihat pengaruh subsidi sebesar s
ini, jika x adalah variabel kuantitas, p variabel harga maka fungsi
penawaran akan bergeser ke bawah sebesar s untuk setiap kuantitas yang
ditawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum subsidi adalah
p f (x) maka fungsi penawaran sesudah subsidi adalah p f ( x) s .
33
Matematika Ekonomi
P
S
S1
P0 D
E (X0,P0)
P1 E1 (X1,P1)
X0 X1 X
34
Matematika Ekonomi
1
2 x6
2
6
x 2,4
5
2
p 8,8
Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (2,4; 8,8).
2. Titik keseimbangan pasar setelah subsidi:
1
D : p 10 x
2
S : p 4 2x s 4 2x 2 2 2x
Sehingga
1
10 2 2x
2
1
2 x8
2
8
x 3,2
5
2
p 8,4
Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (3,2; 8,4).
3. Curve
S
P
S1
1
0 E
E1
X
2
0
35
Matematika Ekonomi
36
Matematika Ekonomi
BAB IV
DIFERENSIAL DAN INTEGRAL
A. Diferensial
1. Pengertian Diferensial
Definisi
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat
variabel bebas, variabel tak bebas dan derivatif-derivatif dari variabel tak
bebas terhadap variabel bebas. Menurut banyaknya variabel bebas
persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Persamaan diferensial biasa (jika terdapat 1 variabel bebas),
b. Persamaan diferensial parsial (jika terdapat lebih dari 1 variabel
bebas).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Contoh 1.
Contoh 1.
dy dy derivatif dari variabel tak bebas y
a. xy 0 , dengan
dx dx
terhadap variabel bebas x .
d 2 z dz d 2 z dan dz derivatif dari variabel tak
b. x y 0 , dengan
dx 2
dy dx 2 dy
bebas z terhadap variabel bebas x dan y .
2. Pengertian Diferensiabel
Suatu persamaan/fungsi dikatakan diferensiabel yaitu apabila fungsi/
persamaan tersebut dapat dicari/ditemukan turunannya. Suatu fungsi
dapat dikatakan memiliki suatu turunan/diferensial apabila nilai limit
f ( x) f (a) ada.
(lim xa )
xa
37
Matematika Ekonomi
38
Matematika Ekonomi
y a bx maka dy b
dx
Contoh :
dy
1) Apabila y = 5 + 6x maka 6
dx
39
Matematika Ekonomi
dy
2) Apabila y = -13 + 10x maka 10
dx
dy 10
3) Apabila y = -7 + (10/3)x maka
dx 3
dy
Yang perlu dicatat adalah derivatif mengukur tingkat
dx
perubahan dari fungsi atau kemiringannya. Untuk fungsi y = a +
bx, kemiringan fungsi linear adalah b. Nilai b adalah koefisien
dari variabel bebas dan b adalah konstanta.
c. Aturan Fungsi Pangkat
Derivatif fungsi pangkat y = f(x) = axn, adalah naxn-1. Derivatif
dari fungsi tersebut adalah :
1) Perkalian antara eksponen (n) dengan konstanta (a).
2) Selanjutnya, hasil perhitungan sebelumnya dikalikan dengan
x dengan dipangkatkan n-1.
Secara simbolis, hal ini dituliskan sebagai.
d n
ax nax n 1 atau f ' ( x) nax n1
dx
Contoh :
dy d 3
1) Derivatif y = x3 adalah x 3x 2
dx dx
dy d
2) Derivatif y = -13 + 10x4 adalah x 13 10 x 4 40 x 3
dx dx
dy d 1 d 3
3) Derivatif y = 1/x3 adalah x 3x 4
dx dx x dx
Latihan
1) Carilah derivatif dari : y = 7x5, dan w = 3u-1.
2) Carilah f(1) dan f(2) dari fungsi berikut :
y = f(x) = 18x, y = f(x) = -5x-2, dan f(w) = -3w-1/6.
40
Matematika Ekonomi
Contoh :
1) Derivatif dari penjumlahan f(x) = 5x3 dan g(x) = 9x3, adalah :
dy d d d
5 x3 9 x3 5 x3 9 x3 15 x 2 27 x 2 42 x 2
dx dx dx dx
2) Derivatif dari f(x) = 5x3 dikurangi g(x) = 9x3, adalah :
dy d d d
5 x3 9 x3 5 x3 9 x3 15 x 2 27 x 2 12 x 2
dx dx dx dx
b. Aturan Hasil Kali
Derivatif dari hasil kali dua fungsi (yang dideferensiasikan)
adalah sama dengan fungsi yang pertama dikalikan derivatif
fungsi kedua ditambah fungsi kedua dikalikan derivatif fungsi
pertama.
d d d
f ( x) g ( x) f ( x) g ( x) g ( x ) f ( x )
dx dx dx
f ( x ) g ( x ) g ( x) f ( x)
' '
Atau
d
f ( x) g ( x) f ' ( x) g ( x) f ( x) g ' ( x)
dx
Contoh :
1) Carilah derivatif dari y = (2x + 3)(3x2).
Misalkan f(x) = 2x + 3 dan g(x) = 3x2. Selanjutnya f(x) 2
dan g(x) = 6x, maka derivatifnya adalah :
2 x 3 3x 2 2 x 3 6 x 3x 2 2 18 x 2 18 x
d
dx
41
Matematika Ekonomi
dx x 2 1 x2 1 x2 1
2 2
42
Matematika Ekonomi
dx du dx
Contoh:
Jika f(x)= x3 + 7x, Carilah f(c)
Penyelesaian
f (c h) f (c)
f ' (c) lim
h0 h
[(c h) 3 7(c h)] (c 3 7c)
f ' (c) lim
h0 h
(3c 2 h 3ch 2 h 3 7h)
f ' (c) lim
h0 h
f ' (c) lim 3c 2 3ch h 2 7) 3c 2 7
h0
y y 3( x x) 2 ( x x)
y y 3( x 2 2 xx (x) 2 ) x x
43
Matematika Ekonomi
y 3x 2 6 xx 3(x) 2 x x 3x 2 x
y 36 xx 3(x) 2 x
y 6 xx (x) 2 x
6 x 3x 1
x x
Dan turunan fungsinya, yaitu:
f ( x x) f ( x)
lim lim 6 x 3x 1 6 x 1
x0 x x0
d2y dy
Contoh 2: Selesaikan persamaan 2
3 2 y 4e3 x .
dx dx
Penyelesaian:
Persamaan karakteristiknya, yaitu: m2 3m 2 0 , sehingga
diperoleh akar-akar karakteristiknya yaitu m1 1 , m2 2 dan
44
Matematika Ekonomi
45
Matematika Ekonomi
x3 2 x 2 y xy 2 6 x 3 y 7 , maka:
f
3x 2 4 xy 4 y 2 6 0
x
f
0 2 x 2 2 xy 0 3 0
x
Diperoleh hasil:
dy 3x 2 4 xy 4 y 2 6
dx 2 x 2 2 xy 3
46
Matematika Ekonomi
Jawab :
u 2 x 3 4 maka u' 6 x 2
f ( x) u 7 maka f ' ( x) 7u 2u'
Jadi f ( x) 42 x 2 (2 x3 4)7
12. Diferensial Total
Diferensial total dari Z f ( x, y) dinyatakan sebagai :
Z Z
dZ .dx .dy
x y
Contoh :
Z x 2 y 2 dan y x 3
dy
dZ 2 xdx 2 y
dx
dy
3x 2
dx
dZ (2 xdx 2 y.3x 2 )dx
Jika terdapat z f ( x1, x2 ,..., xn ) maka:
Z Z Z
dZ .dx1 .dx2 ... .dxn
x1 x2 xn
B. Integral
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat
universal, di mana matematika ini memiliki peran penting di semua
bidang ilmu pengetahuan. Melalui perkembangan penalaran dan
abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, peng-
ukuran dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-
benda fisika. Matematika secara praktis menjadi salah satu kegiatan
manusia sejak adanya rekaman tertulis. Kini, matematika digunakan di
seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu
alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan
psikologi.
Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan
pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan mem-
buat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang
mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya
47
Matematika Ekonomi
F ( x) x 3 3 turunannya F ' ( x) 3x
2
f ( x)dx F ( x) c
di mana f (x) disebut integran dan c konstanta sembarang.
48
Matematika Ekonomi
a. kf ( x)dx k f ( x)dx
b. [ f ( x) g ( x)dx f ( x)dx g ( x)dx
3. Rumus-Rumus Integral Tak Tertentu
1
x dx n 1 x
n1
a. n
C , n 1
b. kdx kx C
1
c. x dx ln x C
e dx e C
x x
d.
ax
a dx C
x
e.
Ina
dx
f. 1 x 2
sin 1 x C
dx
g. 1 x 2
tgn 1 x C
dx
h. x x 1
2
sec1 x C
49
Matematika Ekonomi
50
Matematika Ekonomi
BAB V
PENERAPAN GRAFIK DAN PERSAMAAN
DALAM ILMU EKONOMI
Lingkup Relatif Grafik dan Persamaan
Teori Permintaan dan Teori Perilaku Konsumen
A. Teori Permintaan
Teori permintaan konsumen bermula dari teori perilaku konsumen
dan teori perilaku konsumen bertitik tolak dari aksioma preferensi atau
fungsi utiliti. Dalam perkembangan selanjutnya, teori perilaku konsumen
ditandai dengan generalisasi konsep utiliti. Pada hakekatnya permintaan
konsumen terhadap sesuatu jenis komoditas mencerminkan posisi
keseimbangan konsumen yang telah mempertimbangkan berbagai tujuan
untuk mencapai utiliti maksimum dengan jumlah pendapatan yang
tersedia. Seorang konsumen dikatakan berada dalam posisi keseimbangan
apabila pendapatannya telah dialokasikan kepada pembelian barang-
barang yang memberikan utiliti maksimum.
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah
barang yang diminta dan harga, dan juga menerangkan sifat dari
permintaan pembeli pada suatu komoditas (barang dan jasa). Berdasarkan
ciri hubungan antara jumlah barang yang diminta dan harga dapat dibuat
grafik kurva permintaan. Hal ini menerangkan ciri hubungan antara
jumlah barang yang diminta dan harga serta pembentukan kurva
permintaan. Permintaan seseorang terhadap suatu komoditas ditentukan
oleh banyak faktor, yaitu: 1) harga komoditas itu sendiri, 2) harga
komoditas lain yang berkaitan erat dengan komoditas tersebut, 3) pen-
dapatan, 4) cita rasa masyarakat, 5) keadaan di masa yang akan datang,
dan lain-lain. Tujuan teori permintaan adalah untuk menentukan berbagai
faktor yang mempengaruhi permintaan. Permintaan mempunyai hubungan
multivariat yang ditentukan oleh banyak faktor secara simultan
(Koutsoyiannis, 1994).
51
Matematika Ekonomi
52
Matematika Ekonomi
Px
P2
P1
D
0
Q Q1
Qx
2
Sumber : Salvatore, 1996:16
53
Matematika Ekonomi
B. Teori Utiliti
Salah satu tujuan utama ilmu ekonomi adalah untuk menjelaskan
dasar-dasar perilaku konsumen, dalam menjelaskan tentang perilaku
konsumen bersandar pada dasar pemikiran pokok bahwa orang cenderung
memilih barang-barang dan jasa-jasa yang nilainya paling tinggi. Untuk
menentukan perilaku konsumen dalam memilih kombinasi barang-barang
dan jasa-jasa yang akan dikonsumsinya melalui fungsi permintaan
dengan batasan yang sesuai dengan kemampuan anggarannya (budget
constraints). Dari pertentangan antara konsep kebutuhan (needs) dan
keinginan (wants) yang melekat pada diri seseorang terhadap suatu
barang/jasa muncul ukuran yang mencerminkan tingkat kepuasan
seseorang dalam mengkonsumsi barang/jasa yang bersangkutan, yang
dalam perkembangannya dikenal dengan ukuran utiliti dan preferensi.
Guna menjelaskan cara konsumen melakukan pilihan di antara berbagai
kemungkinan, para pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan
mengenai utiliti (Samuelson, 1992: 101).
Utiliti (utility) didefinisikan sebagai tingkat kepuasan tertentu yang
diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang-barang
tertentu. Jika X1, ... Xn menunjukkan barang-barang yang dikonsumsi
oleh konsumen, maka fungsi utiliti dapat dituliskan sebagai U(X 1, ... Xn).
(Yogianto Hartono, 2002 : 111). Utiliti tidak perlu diidentifikasi melalui
fungsi psikologis ataupun daya perasaan yang dapat diamati atau diukur
secara persis, melainkan utiliti merupakan konsep ilmiah yang digunakan
oleh para pakar ekonomi untuk memahami bagaimana konsumen secara
rasional membagi sumber daya yang terbatas di antara berbagai komoditi
yang memberi kepuasan (Samuelson, 1992 : 101).
Pada awalnya, fungsi utiliti ini dipandang sebagai pengukur kardinal
dari kepuasan yang diterima konsumen. Suatu utiliti dikatakan kardinal
indeks, jika item-item yang membentuk indeks ini dapat diukur secara
obyektif dan dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya. Karena utiliti
sifatnya tidak dapat diobservasi (unobservable), sejak akhir abad ke-19,
pengukuran kardinal sudah ditinggalkan. Utiliti sekarang diukur secara
ordinal, yaitu diukur sebagai jenjang dari seikat komoditi (commodity
bundle) tanpa melihat intensitas kepuasan dari isi masing-masing item
yang membentuk ikatan tersebut. Misalnya X adalah seikat komoditi
yang terdiri dari item-item X1, ... Xn dan Y adalah ikatan komoditi yang
terdiri dari item-item Y1, ..., Yn. Untuk dua buah ikatan ini, yaitu X dan
Y, konsumen dapat menentukan pilihannya berdasarkan jenjangnya.
Misalnya X lebih disukai daripada Y (X>Y) atau Y lebih disukai
daripada X ( X Y ) atau X dan Y sama-sama suka ( X Y ) . Fungsi utiliti
kemudian dapat dibentuk sebagai suatu indeks, yaitu U(X) = U(X 1, ... Xn)
54
Matematika Ekonomi
untuk utiliti dengan indeks X dan U(Y) = U(Y1, ..., Yn) untuk utiliti
dengan indeks Y. Kedua utiliti ini kemudian dapat dibandingkan secara
ordinal, yaitu sebagai U ( X ) U (Y ) atau U ( X ) U (Y ) atau U ( X ) U (Y ) .
Konsumen melakukan konsumsi untuk mendapatkan utiliti. Setiap
konsumen diasumsikan menyukai konsumsi lebih daripada konsumsi
kurang. Asumsi ini dapat diartikan bahwa marginal utiliti dari konsumsi
adalah positif, yaitu menambahkan konsumsi akan meningkatkan utiliti.
Asumsi lain adalah bahwa marginal utiliti dari konsumsi sifatnya menurun,
yaitu peningkatan utiliti untuk konsumsi yang sama akan semakin lebih kecil
dari sebelumnya (Hartono, 2002: 111). Dari konsep utiliti tersebut dapat
diturunkan kurva permintaan (Samuelson, 1992: 101).
Christensen, et al (1975: 367) mengemukakan bahwa titik awal dan
studi permintaan konsumen adalah fungsi permintaan yang meng-
gambarkan bahwa jumlah barang yang dikonsumsi adalah fungsi dari
total pendapatan dan harga barang yang dinyatakan dalam bentuk
maksimisasi utiliti. Demikian juga Cooper dan McLaren (1992: 653)
menyatakan bahwa titik tolak teori permintaan adalah fungsi utiliti,
dimana fungsi permintaan dapat diderivasi atau diturunkan dari fungsi
utiliti.
Fungsi permintaan yang diderivasi dari fungsi utiliti disebut fungsi
permintaan Marshallian, yang pertama sekali diperkenalkan oleh Alfred
Marshall seorang ekonom Inggris pada tahun 1890 (Hartono, 2002: 126).
Fungsi permintaan Marshallian ini merupakan permintaan (demand)
terhadap barang oleh konsumen dengan menganggap penghasilan uang
konsumen konstan, sehingga fungsi ini disebut juga istilah Marshallian
(money-income held constant) demand equation (Clements, et al, 1996:
64), atau consumers ordinary demand function (Henderson & Quant,
1980: 18; McLaren, 1982: 393; Haneman, 1991: 636).
Fungsi permintaan Marshallian dapat diperoleh dari derivasi
maksimisasi utiliti dengan pembatas atau kekangan atau kendala
(constraint) pendapatan konsumen. Derivasi fungsi permintaan ini
mempunyai beberapa properti atau restriksi seperti : homogenity, Euler
theorema, Roys identity, symetry and negativity (Slutsky condition),
additivity (Engel aggregation), homotheticity, Sheppards lemma
(Christensen, 1975; chambers and McConnell, 1983; cooper & McLaren,
1992; Clements et.al, 1996; Hartono, 2002).
Untuk mendapatkan fungsi permintaan yang diperoleh dari fungsi
utiliti dengan kendala pendapatan konsumen yang ada, maka formulasi
sistem persamaan adalah sebagai berikut (Hartono, 2002 : 126) :
Memaksimumkan: U U ( X1 , X 2 ,..., X n ) ........................................... 5.3
55
Matematika Ekonomi
56
Matematika Ekonomi
2 2U
11 U11
X 12 X 12
2 2U
12 U12
X 1 X 2 X 1 X 2
2 2U
1n U1n
X X n X 1 X n
2
1 p1
X 1
2 2U
21 U 21
X 2 X 1 X 2 X 21
2 2U
22 U 22
X 22 X 22
2 2U
2n U 2n
X 2 X n X 1 X n
2
2 p2
X 2
2 2U
n1 U n1
X n X 1 X n X 1
2 2U
n2 U n2
X n X 2 X n X 2
2 2U
nn Unn
X n2 X n2
2 2U
n pn
X n X X n
Selanjutnya matrik bordered Hessian dapat ditulis :
57
Matematika Ekonomi
U11U12...U1n p1
U 21U 22...U 2 n p1
B 0 ....................................................... 5.15
U n1U n 2 ...U nn pn
Dari persamaan (2.10) sampai dengan (2.12) dapat diperoleh nilai
sebesar :
U1
p1
U2
p2
Un
pn
Dengan menyamakan nilai dapat diperoleh :
U1 U 2 U
... n ............................................................ 5.16
p1 p2 pn
atau
Ui U j
untuk i, j 1,2,..., n .................................................. 5.17
pi pj
atau
U i Pi
........................................................................................... 5.18
U j Pj
58
Matematika Ekonomi
59
Matematika Ekonomi
X *1 Y
pertama X *1 ( p1 , Y ) Y terhadap p1 dan Y adalah : 2 dan
2 p1 p1 2 p1
X *1 1
, sehingga :
Y 2 p1
X *1 X *1 Y 1 Y Y
. p1 .Y 2 p1 .Y 0
p1 Y 2 p1 2 p1 2 p1 2 p1
Hal ini sesuai dengan Teorema Euler yang menunjukkan bahwa
fungsi permintaan Marshallian mempunyai homogeneity of degree 0
terhadap p dan Y.
Fungsi permintaan Marshallian dapat juga diperoleh dari fungsi
utiliti tidak langsung (indirect utility functions) dengan menggunakan
Roys identity. Fungsi utiliti dan fungsi utiliti tidak langsung mempunyai
hubungan dualitas (duality). Berndt, et al, 1997: 651; Deaton, 1979: 393;
Kay, 1979: 602; Diewert, 1980: 595; McLaren, 1982: 392; Chambers &
McConnel, 1983: 596 ) atau two polar case (Hanemann, 1991: 636 ).
Fungsi utiliti tidak langsung (indirect utility function) diperoleh
dengan mensubstitusikan fungsi permintaan Marshallian ke dalam fungsi
utiliti. Misalnya, dengan mensubstitusikan fungsi permintaan
X M ( p1 ,...,pn ,Y ) ke dalam fungsi U ( X 1 ,...,X n ) , maka diperoleh
U * ( p1 ,...,pn ,Y ) . Hasil dari substitusi ini merupakan fungsi utiliti tidak
langsung, yang dinyatakan dengan :
V ( p1 ,...,pn ,Y ) U * ( p1 ,...,pn ,Y ) [ X M ( p1 ,...,pn ,Y ),...X n ( p1 ,...,pn ,Y )] (5.20)
60
Matematika Ekonomi
e( p1 ,...,pn ,U )
X iH ( p1 ,...,pn ,U ) ...................................................... 5.24
pi
61
Matematika Ekonomi
62
Matematika Ekonomi
Barang Y
U1
U2
Y1 A
C
Y2
D B
I2
I1
0
X1 E X2 Barang X
Gambar 5.2. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Untuk Barang Normal
63
Matematika Ekonomi
64
Matematika Ekonomi
Harga
U1
Y1
Y2
x (Px, Py, I)
x' (Px,Py, U)
0 X X X** X Barang X
X*
65
Matematika Ekonomi
l l
y ...................................................................................... 5.28b
Py 2 Py
Vp 0y ,5
y ............................................................................................ 5.30b
p 0y ,5
66
Matematika Ekonomi
Dua ciri dari fungsi permintaan ini harus ditekankan secara eksplisit.
Pertama, kedua individu tersebut diasumsikan menghadapi harga yang
sama (Px dan Py). Setiap orang diasumsikan sebagai penerima harga yang
harus menerima harga yang berlaku dalam pasar, karena kemungkinan
tidak berlaku dalam kasus informasi yang tidak sempurna tentang harga.
Kedua, harus diperhatikan bahwa permintaan setiap orang bergantung
pada pendapatannya sendiri karena masing-masing dikendalikan dengan
batasan anggaran yang menetapkan berapa yang dapat dibelinya dengan
I1 dan I2., secara berturut-turut.
Permintaan total untuk X semata-mata merupakan penjumlahan
dari jumlah yang diminta oleh kedua individu ini. Jelas, permintaan pasar
ini akan bergantung pada parameter Px, Py, I1, dan I2. Secara matematis.
total X X 1 X 2 D1x ( Px , Py , I1 ) Dx2 ( Px , Py , I 2 ) ............................... 5.33
atau
total X MDx ( Px , Py , I1 , I 2 )
67
Gambar 2.4
Kurva Permintaan Pasar
Matematika Ekonomi
PX PX
PX Kurva Permintaan Kurva Permintaan Kurva Permintaan
Individu 1 Individu 2 Pasar
PX*
dX1 DX
dX 2
X1* X X2* X X* X
X1* + X2* = X*
68
Matematika Ekonomi
%P
Q / Q Q P
. ................................................................... 5.34
P / p P Q
%I
Q / Q Q I
. .......................................................................... 5.35
I / I I Q
69
Matematika Ekonomi
E. Permintaan Pariwisata
Menurut Melatsih & Goeldner, 1986, permintaan pariwisata tergantung
pada jumlah anggaran yang tersedia untuk belanja dan pada pilihan untuk
realitas pariwisata terhadap barang-barang dan jasa lainnya. Pada sebuah
kondisi ekstrim, seseorang dapat mengalokasikan seluruh anggarannya
untuk berpariwisata dan pada sisi lain juga dapat digunakan seluruhnya
untuk mengkonsumsi barang lain. Seluruh kemungkinan kombinasi
digambarkan sepanjang budget line T1 dan G1 yang merupakan
kombinasi seseorang dalam mengkonsumsi kedua barang, dan disajikan
pada Gambar 2.5.
Pariwisata
D
T
1
Barang lain
0 G
G1
Sumber : Sinclair dan Stabler, 1997:1
70
Matematika Ekonomi
71
Matematika Ekonomi
72
Matematika Ekonomi
73
Matematika Ekonomi
T
'
I2
T I1 E
Pa T2
I2
ri
wi T1 D I3
sa I1
ta
F
T3 I3
0 G1 G2 G3 G Barang Lain
G
'
74
Matematika Ekonomi
T'
I2
Pa T I1
I2
ri T2 D
wi I1
T1
sa
ta
0
G1 G2 G
Barang Lain
75
Matematika Ekonomi
antara pariwisata dan barang lain secara berturut-turut adalah titik D dan
E pada gambar 2.4, sehingga penurunan harga pariwisata menghasilkan
kenaikan permintaan dan kepuasan seperti orang membeli pariwisata
sebesar OT2 dan barang lain sebesar OG2 dibandingkan dengan OT1 dan
OG1 sebelum harga turun. Mungkin juga mempertimbangkan pilihan
antara dua bentuk pariwisata yang sama, dimana harga dari yang satu
berubah relatif terhadap harga dari yang lain. Jadi, misalnya warga
Inggris mungkin sedang memikirkan salah satu dari dua tempat liburan di
Mediterania, satu di Perancis dan yang lainya di Italia, namun nilai Franc
Perancis naik terhadap poundsterling sementara Lira tetap tidak berubah,
tempat liburan di Italia akan dipilih (Sinclair dan Stabler, 1997).
Dalam analisis permintaan pariwisata, di mana secara umum
pariwisata termasuk barang normal. Artinya jika pendapatan naik , maka
permintaan pariwisata juga naik. Dalam hal ini yang bekerja adalah efek
pendapatan sesuai dengan konsep teori permintaan Marshallian.
Efek Perubahan Pendapatan Dan Harga Pada Permintaan Pariwisata .
Perubahan pendapatan seseorang dan perubahan harga
menyebabkan perubahan pada konsumsi pariwisata, yang disebut income
effect dan substitution effect. dan disajikan pada Gambar 5.8.
E IC2
T
Pa
ri
T2
wi
sa F IC3
ta T' D
T3
IC
T 1
P
1
0
G1 G2 G3 G
Barang Lain
Sumber: Sinclair & Stabler, 1997:17.
Gambar 5.8. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi pada Permintaan Pariwisata
76
Matematika Ekonomi
77
Matematika Ekonomi
78
Matematika Ekonomi
BAB VI
APLIKASI DIFERENSIAL DAN INTEGRAL
DALAM EKONOMI
A. Konsep Elastisitas
Di dalam analisa ekonomi diferensial dan integral banyak diper-
gunakan dalam masalah elastisitas, biaya, hasil penjualan, consumers
surplus dan producers surplus.
Seperti yang telah diketahui banyaknya pertambahan atau
penurunan jumlah yang diminta atau yang ditawarkan suatu barang
sebagai akibat dari naik atau turunnya harga dari barang tersebut
ditentukan oleh tingkat elastisitas harga atas permintaan atau penawaran
barang tersebut. Yang dimaksud elastisitas harga adalah angka
perbandingan antara perubahan relatif dari jumlah barang dengan
perubahan relatif dari harga. Apabila p merupakan harga dan x
merupakan jumlah/kuantitas barang maka pengertian elastisitas tersebut
dapat dinyatakan dalam formula berikut.
x p
Elastisitas : .
x p
Contoh:
Bila harga Rp 10,- terdapat jumlah/kuantitas 150 unit sedangkan jika
harga Rp 12,50 maka jumlah/kuantitas 200 unit. Dalam hal ini kita
dapatkan perubahan harga yaitu: naik sebesar: Rp 12,50 Rp 10,- =
Rp 2,50. Sedangkan perubahan jumlah yaitu naik sebesar = 200 150
= 50 unit. Maka diperoleh eastisitas:
x p 50 2,5
: :
x p 150 10
79
Matematika Ekonomi
1 1 4
:
3 4 3
Contoh 2:
Jika harga Rp. 12,5 terdapat jumlah/kuantitas 100 unit, sedangkan
bila harga Rp. 10 maka jumlah/kuantitas 150 unit. Dalam hal ini kita
dapatkan perubahan harga yaitu turun sebesar p p2 p1 Rp2,50 .
Sedangkan perubahan jumlah barang adalah naik yaitu:
x x2 x1 100 150 50
Sehingga diperoleh:
x p
Elastisitas :
x p
50 2,50 1 1 4
:
150 : 10 3 4 3
Dari contoh (1) terlihat bahwa terdapat pertambahan jumlah barang
sebagai akibat naiknya harga sehingga elastisitasnya mempunyai angka
positif. Grafiknya terlihat grafik (1), maka terlihat Curvenya bergerak
dari kiri bawah ke kanan atas atau sebaliknya. Hal ini sesuai dengan
hukum penawaran dimana harga naik maka jumlah barang yang di-
tawarkan bertambah. jadi elastisitas penawaran akan memberikan angka
positif. Sedangkan dari contoh (2), terlihat bahwa terdapat kenaikan
jumlah orang sebagai akibat turunnya harga sehingga elastisitasnya
mempunyai angka negatif.
Bila dilihat dalam grafik terlihat pada grafik (2), maka terlihat
Curvenya bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.
P P
15 15 D
S
12,5 12,5
10 10
7,5 7,5
5 5
2,5 2,5 X
X
0 50 100 150 200 0 50 100 150
Gambar 1 Gambar 2
80
Matematika Ekonomi
p x p dx
lim
Bila x 0 . .
x0 x p x dp
Contoh 3: Fungsi permintaan suatu barang tertentu adalah p 12 2 x
dimana p adalah variable harga dan x adalah variable jumlah/kuantitas.
Carilah besarnya elastisitas permintaan barang pada harga 6.
Penyelesaian:
p 12 2 x
dp dp 1
2;
dx dx 2
Bila p 6 maka p 3
Besarnya elastisitas permintaan barang adalah:
p dx 6 1
. .
x dp 3 2
1
Contoh 4: Fungsi penawaran akan suatu barang adalah p 2 x 3
dimana p adalah variable harga dan x adalah variable jumlah/kuantitas.
Carilah besarnya elastisitas barang pada harga 7.
Penyelesaian:
S : p 2x 3
dp dp 1
2;
dx dx 2
81
Matematika Ekonomi
Bila p 7 dan p 2
Besarnya elastisitas penawaran barang adalah:
p dp p 1 7 1 7
. . .
x dx x 2 2 2 4
Contoh 5: Bila diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang
adalah D : p 16 x 2 dan S : p 4 x .
Carilah besarnya elastisitas permintaan dan penawaran barang pada
titik keseimbangan pasar.
Penyelesaian
Keseimbangan pasar diperoleh pada saat fungsi permintaan sama
dengan fungsi penawaran yaitu:
DS
16 x 2 4 x
x 2 x 12 0
( x 4)(x 3) 0
Jadi titik keseimbangan pasar adalah x0 3 dan P0 7
D : S 16 x 2
dp dp 1
2 x
dx dx 2x
Besarnya elastisitas permintaan pada titik keseimbangan pasar adalah:
p dx 7 1
D . .
x dp 3 2 x
7 1 7
.
3 6 18
Besarnya elastisitas penawaran pada titik keseimbangan pasar
adalah:
p dx
S .
x dp
S : p 4 x
82
Matematika Ekonomi
dx dx
1 1
dp dp
7 7
S .1
3 3
Pada contoh-contoh di atas adalah elastisitas harga terhadap
permintaan dan penawaran.
Di samping elastisitas harga dikenal pula elastisitas pendapatan
(income elasticity) terhadap permintaan. Bila y adalah pendapatan
masyarakat dan x adalah kuantitas barang yang diminta, maka elastisitas
pendapatan terhadap permintaan adalah perbandingan antara perubahan
relative dari jumlah barang yang diminta dengan perubahan relative dari
pendapatan.
x y
Jadi elastisitas pendapatan :
x y
y x
x y
Bila x 0 maka didapat:
y dx
y .
x dy
Contoh 6: Pendapatan masyarakat di suatu daerah pada suatu waktu
sebesar Rp 200 juta, dan jumlah barang A yang diminta sebesar 100 ribu
unit.
Pada saat berikutnya pendapatan masyarakat itu meningkat menjadi
Rp 250 juta dengan jumlah barang A yang diminta sebesar 120 ribu unit.
Maka besarnya elastisitas pendapatan terhadap permintaan barang
adalah:
x x 20.000 50.000.000
: :
x x 100.000 200.000.000
20.000 200.000.000
x
100.000 50.000.000
2 20 40 4
x
10 5 50 5
83
Matematika Ekonomi
B. Elastisitas Parsiil
Pada kenyataannya jumlah barang yang diminta tidak hanya
dipengaruhi oleh tingkat harga barang tersebut, tetapi juga dipengaruhi
oleh harga barang lainnya seperti harga barang substitusinya. Maka
dalam hal ini perlu diperhatikan elastisitas parsiilnya.
Adapun yang dimaksud elastisitas parsiil dalam hal ini adalah angka
perbandingan antara perbandingan relatif jumlah yang diminta akan suatu
barang tertentu dengan perubahan relatif harga barang tersebut,
sedangkan harga barang lainnya tetap.
Bila dinyatakan dalam pola hubungan fungsional adalah:
xa f ( Pa , Pb )
Di mana:
xa : jumlah/ kuantitas yang diminta akan barang A
Pa : harga barang A
Pb : harga barang B
Sedangkan kita hanya mempunyai harga dari dua barang untuk
sejumlah barang n.
Jadi elastisitas parsiil dari barang A dengan menekankan pada Pa
dirumuskan:
xa xa
.
Pa Pa
Sedangkan elastisitas parsiil dari barang A dengan menekankan
pada Pb dirumuskan:
xa Pb
.
Pb xa
Contoh: Diketahui hubungan fungsional sebagi berikut:
xa 50 5Pa 4Pb
Maka elastisitas dengan penekanan Pa adalah:
xa xa
.
Pb Pa
84
Matematika Ekonomi
xa
5
Pa
Pa
(5).
50 5Pa 4 Pb
5
5. 5
50 25 20
C. Curve Biaya
Dalam pembahasan ekonomi, teknik-teknik matematika/kalkulus
dipergunakan pula dalam analisis biaya. Adapun yang dimaksud dengan
biaya adalah: pengorbanan atau pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan
untuk menghasilkan/memproduksi suatu barang atau memasarkannya.
Apabila kita menghasilkan dan atau memasarkan sejumlah barang/
jasa tertentu, maka kita mengeluarkan/mengorbankan sejumlah biaya
yang disebut biaya total. Jadi yang dimaksud biaya total adalah: sejumlah
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan atau memasarkan
sejumlah barang atau jasa.
Jika x merupakan jumlah barang yang dihasilkan atau dipasarkan,
dan Q merupakan biaya total, maka pola hubungan fungsional antara
variabel biaya total dan jumlah barang adalah: Q f (x) . Jadi dalam hal
ini besar kecilnya biaya total ditentukan oleh besar kecilnya jumlah
barang yang dihasilkan. Sehingga dengan diketahuinya biaya total untuk
menghasilkan sejumlah barang tertentu (x) , maka dapat diperhitungkan
besarnya biaya rata-rata. Adapun yang dimaksud dengan biaya rata-rata
adalah: biaya per unit yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang
pada tingkat produksi tertentu.
Besarnya biaya rata-rata ini kemungkinan berbada-beda besarnya
pada berbagai tingkat produksi. Tingkat produksi yang mempunyai biaya
rata-rata terendah disebut tingkat produksi optimal.
Dan juga besarnya biaya rata-rata dapat diperoleh dari hasil bagi
biaya total dengan jumlah barang yang dihasilkan. Bila adalah biaya
rata-rata, maka:
Q
q
x
85
Matematika Ekonomi
86
Matematika Ekonomi
Dari fungsi biaya total linier di atas, maka diperoleh biaya rata-
ratanya yaitu:
b
qa dan biaya marginalnya adalah Q' b .
x
Dari uraian di atas, apabila biaya total, biaya rata-rata dan biaya
marginal digambar grafiknya maka akan berbentuk:
Q, q, Q'
Q
Q'
Dari gambar di atas bahwa grafik fungsi atau curve biaya total
adalah garis lurus, dimulai dari titik (0, b) , sedangkan biaya rata-rata
hiperbola dengan asimtot datarnya adalah q a . Curve biaya rata-rata
tersebut terus menurun dengan bertambahnya x .
Contoh: Bila diketahui fungsi biaya total suatu barang adalah
Q 2 x 3 dimana Q merupakan variabel biaya total, dan x merupakan
variabel kuantitas.
Carilah fungsi biaya rata-rata dan biaya marginalnya serta gambar
grafik fungsi atau curve-nya.
Penyelesaian
Q 2x 3
3
q 2 dan Q' 2
x
Gambar grafik fungsi biaya total (Q) , biaya rata-rata (q) dan biaya
marginal (Q' ) adalah:
Dari gambar di atas terlihat bahwa biaya rata-rata terendah apabila
mencapai tidak terhingga (asimtot datar).
87
Matematika Ekonomi
2. Fungsi dan curve biaya total garis tidak lurus (Non Linier)
Pada suatu curve biaya total garis tidak lurus (non linier) yang
berbentuk parabola, fungsi biaya totalnya merupakan fungsi kuadrat, dan
berbentuk:
Q ax2 bx c
Dimana:
Q = variabel biaya total
x = variabel kuantitas
a, b, c = konstanta
Dari fungsi biaya total kuadrat di atas, maka diperoleh biaya rata-
ratanya, yaitu:
c
q ax b , dan biaya marginalnya adalah:
x
Q' 2ax b
Gambar grafik fungsi biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal
adalah:
Q, q, Q'
3
Q
2
Q'
1 q
X
1 2
88
Matematika Ekonomi
Contoh: Jika diketahui fungsi biaya total dari suatu barang tertentu
1 1 9
adalah Q x 2 x
4 2 4
Carilah fungsi biaya rata-rata dan biaya marginalnya serta
gambarkan grafiknya.
Penyelesaian:
1 1 9
Q x2 x
4 2 4
1 1 9
q x x
4 2 4x
1 1
Q' x
2 2
Gambar grafik fungsi biaya total (Q) , biaya rata-rata (q) dan biaya
marginal (Q' ) adalah:
Dari gambar di atas terlihat bahwa biaya total minimum diperoleh
bila (Q' ) 0 dan Q' ' 0 .
1
4
1
2
9 1
Jadi Q x 2 x x 2 2 x 9
4 4
1 1 1
Q' x ( x 1)
2 2 2
1
Q' '
2
Oleh karena itu titik pada x 1 & Q 2 adalah titik minimum.
89
Matematika Ekonomi
27
q x 2 15
x
Q' 3x 2 6 x 15
Untuk menggambarkan grafik fungsi atau curve biaya total (Q) ,
biaya rata-rata (q) , dan biaya marginal (Q' ) diperlukan tabel
x Q q Q' Q1
0 27 15 28
1 40 40 12 40
2 53 26,5 15 52
3 72 24 24 64
4 103 25,75 39 76
5 152 30,4 60 88
6 225 37,5 87 100
Grafik:
Q
Q, q, Q' Q1
70
50 Q'
30
q
10
X
1 2 3 4
90
Matematika Ekonomi
Pada grafik terdapat titik belok (inflection point) dari curve biaya
total pada 1 ; Q 40 . Jika 0 x 1 curve-nya cekung ke bawah dan
bila x 1 curve-nya cekung ke atas. Kecuraman (slope) dari curve biaya
total pada x 1 adalah Q' (1) 12 . Persamaan garis tangent perbelokan
(inflection tangent line) diperoleh dengan bentuk persamaan: Q1 2 x b .
Karena garis melalui titik (1,40) maka:
b 28 . Jadi garisnya adalah Q1 12x 28 merupakan pendekatan
yang baik untuk fungsi biaya total pada interval 0 x 2 .
Q, q, Q'
Q
Q'
5
q
X
5 10
91
Matematika Ekonomi
1 1
R p ( x ) x 8 x 8 x x 2
2 2
92
Matematika Ekonomi
x 0 2 4 6 8 10 14 16
p 8 7 6 5 4 3 1 0
R 0 14 24 30 32 30 14 0
Grafik:
R
32
2
4
R
16
8
MR A
R
X
4 8 12 16
Dari grafik terlihat bahwa curve penerimaan penjualan total ber-
gerak dari titik nol pada saat x 0 dan meningkat sampai pada titik
tertinggi pada saat x 8 dan kembali menurun, akhirnya pada titik nol
saat x 16 di mana p 0 . Jadi dalam hal ini terdapat titik penerimaan
penjualan total yang maksimum sehingga Curve-nya berbentuk parabola.
Dengan diketahuinya hasil penerimaan total dari penjualan sejumlah
barang tertentu (x) , maka dapat diperhitungkan besarnya hasil penerimaan
rata-rata. Adapun yang dimaksud dengan hasil penerimaan rata-rata
adalah hasil penerimaan per unit yang diperoleh dari penjualan suatu
barang/jasa pada jumlah/kuantitas tertentu. Fungsi penerimaan rata-rata
diperoleh dari penerimaan total dibagi jumlah/kuantitas yang dijual.
R p.x
(x) yaitu : AR p
x x
AR = Average revenue
p = harga permintaan dari barang tersebut.
1 2
Sebagai contohnya, pada contoh di depan ada/terdapat: AR 8 x x .
2
93
Matematika Ekonomi
94
Matematika Ekonomi
MC
P
P=AR=MR
A B AC
X
X0 X1
Bila:
p = harga
x = kuantitas hasil/output.
Maka p adalah tetap/tertentu (sebesar konstanta) pada pasar persaingan
murni. Dengan demikian maka diperoleh R p.x atau R c.x .
95
Matematika Ekonomi
Q'
AC
R' AR
X
X1 MR
96
Matematika Ekonomi
x x
5 20
25 10
x x
15
25 10
97
Matematika Ekonomi
7x
15
50
7 x 750
750
x 107
7
107
p 20 9,3
20
Dan besarnya laba maksimum:
x2 x2
5 x 20x
50 20
23,2
d 2R 1
Cek: R' ' 2
dx 10
d 2Q 1
Q' ' 2
dx 25
d 2 1 1
2
R' 'Q' ' 0 (memenuhi)
dx 10 25
Jadi, ' ' 0
98
Matematika Ekonomi
Misalkan:
p : harga sebelum pajak
p1 : harga sesudah pajak, sehingga p1 p(1 r ) .
p1 x
Jadi R Q px Q Q dimana p1 dan Q adalah
1 r
fungsi dari x .
Contoh:
Bila fungsi permintaan adalah p 10 3x , biaya rata-ratanya q 3
dan terhadap barang ini dikenakan pajak sebesar satu per unit pada si-
monopolis. Tentukan banyaknya barang dan harganya yang dapat
menghasilkan laba maksimum.
Penyelesaian:
p 10 3x ; q 3 1 4
R px 10x 3x 2 Q1 4 x
R' px 6 x dan Q'1 4
R' ' 6
10x 3x 2 4 x 6 x 3x 2
' 6 6x
' ' 6
Syarat laba maksimum : ' 0
6 6x 0 x 1
x 1 p 10 3 7
63 3
Jadi banyaknya barang adalah 1 dan harga barang yang menghasil-
kan laba maksimum adalah 7.
2. Penerimaan Maksimum Dari Pajak
Jika pajak tambahan dikenakan terhadap suatu barang yang
dipasarkan, maka penerimaan total dari pajak T yang diterima Pemerintah
adalah T tx1 .
Dimana :
x1 : jumlah keseimbangan baru setelah pajak
t : bayar per unit
99
Matematika Ekonomi
D : p1 f ( x) dan S : s1 F ( x) t
Bila t dianggap variabel, maka terlihat t 0 berarti penerimaan
dari pajak tidak ada dan bila pajak t sangat besar sehingga menimbulkan
jumlah yang diminta nol, maka penerimaan dari pajaknya juga tidak ada.
Sehingga dengan demikian kita dapat menentukan besarnya nilai T
maksimum. Seandainya T merupakan fungsi dari t saja, maka maksi-
mumnya dicapai dengan melihat penerimaan marginal dari pajak dengan
pemakaian pada t saja atau x saja.
Bila t merupakan hubungan linier dengan x , maka T fungsi dari x .
Contoh:
Bila diketahui permintaan suatu barang adalah: p 12 2 x dan
fungsi penawaran barang p 3 2 x . Terhadap barang ini dikenakan
pajak tambahan sebesar t . Berapa besarnya pajak t tersebut agar hasil
penerimaan total dari pajak bagi pemerintah menjadi maksimal.
Penyelesaian:
D : p 12 2 x
S1 : p 3 x t
Titik keseimbangan pasar dicapai bila:
12 2 x 3 x t
9 t 3x
9t 1
x 3 t
3 3
Hasil penerimaan dari pajak ini adalah:
1
T t.x 3t t 2
3
dT 2 d 2T 2
3 t dan 0
dt 3 dt 2 3
Hasil penerimaan pajak yang maksimum dicapai untuk
t 4,5; x 1,5; p 9 dan Tmak 6,75 .
3. Consumers Surplus dan Producers Surplus.
Apabila fungsi atau curve permintaan suatu barang tertentu
diketahui dan besarnya permintaan pasar x0 dan harga yang terjadi P0
100
Matematika Ekonomi
P
S
Cs E
P0
X
X0
Dari gambar dapat dilihat: luas dibawah Curve permintaan dikurangi
luas segi empat dari x0 P0 adalah luas consumers surplus (c.s).
x0
c.s. 0 pd dx ( p0 x0 )
101
Matematika Ekonomi
P
S
E
P0
Ps
D
X
X0
Dari gambar terlihat bahwa surplus produser adalah luas dibawah
garis horizontal p 0 dan diatas curve penawaran. Keuntungan ini disebut
producers surplus.
Untuk mencari producers surplus dengan mencari luas:
x0
p.s. ( p 0 x0) 0 ps dx
p 35 2 x x 2 bila x0 3 maka p 0 20
102
Matematika Ekonomi
P
35
Cs
20
D
10
X
0 5
3
0 (35 2x x
2
c.s. )dx ( p0 x0 )
3
0 (35 2x x
2
)dx (20.3)
3
0 (35 2x x
2
)dx (60)
1 3
35 x 2 x3 0 60 27
3
p 16 x p 2 16 x
x p 2 16
Jika x0 5 p 0 5 dan x 0 p 4
103
Matematika Ekonomi
5
Cs
4 S
0 9 X
9
p.s. 45 0 16 x dx
0
2 9
45 (16 x) 16 x
3
250 128 13 1
45 4
3 3 3 3
Contoh 3:
12
Jika diketahui fungsi permintaan adalah D : p 2 dan fungsi
x 1
penawaran adalah S : p 12 2 dan fungsi penawaran S : p 1 ( x 2),
x 1 2
tentukan Consumers surplus dan producers surplus pada titik
keseimbangan pasar (silahkan coba sendiri).
Contoh 4:
Bila diketahui fungsi permintaan D : p (8 x) 2 dan fungsi
penawaran S : p 10 5x . Tentukan consumers surplus dan producers
surplus.
a. Pada titik keseimbangan pasar.
b. Laba maksimal dari pasar monopoli dimana fungsi penawaran
tersebut merupakan fungsi biaya marginal.
Penyelesaian
a. Keseimbangan pasar diperoleh S D
10 5x (8 x)
10 5x 64 16x x 2
104
Matematika Ekonomi
x 2 21x 54 0
( x 3)(x 18) 0
60 S
50
40
30 E
20
10
D
X
0 4 8
3
1 3
16 8 x 2 x 0
75 54
3
Besarnya producers surplus:
3 5 2 3
p.s. 75 0 (10 5x)dx 75 (10x 2 x )
0
R' 64 32x 3x 2
R ' Q'
64 32x 3x 2 10 5x
105
Matematika Ekonomi
54 3 / x 3x 2 0
2 2
x1 1 dan x2 10
3 3
2
Jumlah yang dicapai pada laba maksimal adalah x 1 dengan
3
1
harga 18 .
3
Besarnya consumers surplus adalah:
5/3 275
c.s. 0 (64 32x 3x 2 )dx
9
5/ 4
1 3 275
64x 8 x 2 x 0
3 9
55,43
275 5 5/3
(10 x 2 )
9 2 0
275 50 125
0
9 3 18
275 300 125
9 18
550 425
18 18
125
7, 4
18
106
Matematika Ekonomi
BAB VII
ALJABAR DAN MATRIKS
a11
a21
Vektor kolom A( mx1)
...
am1
107
Matematika Ekonomi
Jenis-jenis Matriks
1. Matriks Bujur Sangkar
Matriks yang memiliki jumlah baris (m) dan jumlah kolom (n) yang
sama. Misal matriks A berdimensi 2 x 2 dimana m = 2 dan n =2.
a a
A2 x 2 11 12
a21 a22
2. Matriks Diagonal
Matriks A disebut matriks diagonal jika aij 0 untuk i j .
3. Matriks Simetris
Matriks bujur sangkar yang memiliki elemen di bawah diagonal
merupakan cerminan dari elemen di atas diagonal sehingga tranpose
matriks A( A' atau AT ) sama dengan matriks A( A' AT A) . Atau
dengan kata lain, matriks A disebut matriks simetris jika aij a ji untuk
setiap i dan j.
a11 a12 a13 1 3 5 a12 a21
[ A] a21 a22 a23 3 2 7 dimana a13 a31
a31 a32 a33 5 7 4 a23 a32
4. Matriks Skalar
Matriks bujur sangkar yang elemen-elemen nilai yang sama pada
diagonal utamanya.
a11 0 0
A 0 a22 0 dimana a11 a22 a33
0 0 a33
Contoh:
3 0 0
0 3 0 [3]
0 0 4
108
Matematika Ekonomi
Sifat-sifat:
a. AI IA A
b. IT I
c. I 1 I
6. Matriks Nol
Matriks yang seluruh elemen-elemennya terdiri dari bilangan nol.
0
0 0
I 2x 2 , I 3x1 0
0 0 0
7. Matriks Segitiga
Matriks dimana nilai semua elemen di atas diagonal utama atau di
bawah diagonal utama bernilai nol.
a11 a12 a13
Matriks segitiga atas: A 0 a22 a23
0 0 a33
0 0 0
Matriks segitiga bawah: A a21 a22 a23
a31 a23 a33
8. Matriks Idempoten
Matriks bujur sangkar A disebut matriks idempoten jika memenuhi
aturan AA=A.
Contoh:
0,4 0,8
A
0,3 0,6
0,4 0,8 0,4 0,8 0,4 0,8
A A
0,3 0,6 0,3 0,6 0,3 0,6
109
Matematika Ekonomi
9. Matriks Partisi
Suatu matriks yang dibagi menjadi dua atau lebih submatriks.
Pembagiannya dapat dilakukan menurut baris dan (atau) kolom. Matriks
partisi ditandai dengan garis horizontal dan (atau) garis vertikal secara
terputus-putus. Kegunaannya adalah untuk memudahkan dalam operasi
matriks. Misal matriks A berukuran m x n :
A A A
A 1 , A A1 A2 , A 11 12
A2 A21 A22
10. Matriks Tranpose
Matriks yang barisnya saling dipertukarkan menjadi kolom atau
sebaliknya kolom menjadi baris.
110
Matematika Ekonomi
b. Perkalian matriks
Matriks dapat dikalikan jika dan hanya jika ukuran kolom suatu
matriks sama dengan ukuran baris matriks lainnya.
Amxn B pxq Cmxn dimana n = p
Sifat-sifat:
1) A 0 0
2) AI 0
3) Perkalian skalar (k ) : kA Ak
4) AB BA
5) Asosiatif: ( AB)C A( BC)
6) Distributif: A( B C ) AB BC
( B C ) A BA CA
Determinan dan Sifat Dasar dari Determinan
Determinan suatu matriks adalah suatu bilangan skalar yang
diperoleh melalui operasi tertentu dari elemen-elemen matriks tersebut.
Determinan hanya dapat diperoleh pada matriks bujur sangkar. Penulisan
suatu determinan matriks ditandai dengan kurung | |, misalkan determinan
matriks A ditulis A .
Metode perhitungan determinan:
a. Determinan tingkat dua (second-order determinant)
a a
A 11 12
a21 a22
a a
A 11 12 (a11 a 22 ) (a12 a 22 )
a21 a22
Contoh:
10 4
A {(10)(5)} {(8)(4)} 18
8 5
b. Determinan tingkat tiga (third-order determinant)
a11 a12 a13
[ A] a21 a22 a23
a31 a32 a33
111
Matematika Ekonomi
1) Metode sarrus
a11 a12 a13 a11 a12
A a21 a22 a23 a21 a22
a31 a32 a33 a31 a32
2 1 3
A 4 5 6
7 8 9
(2)(5)(9) (1)(6)(7) (3)(8)( 4) (2)(8)(6) (1)( 4)(9) (3)(5)(7)
9
2) Metode laplace expanation
j
A aijCij
i 1
Dimana:
112
Matematika Ekonomi
Sifat-sifat Determinan:
a. Pertukaran baris dengan kolom tidak mempengaruhi nilai
determinan. Dengan kata lain, nilai determinan suatu matriks
sama dengan nilai determinan tranpose matriks tersebut.
A A'
a b a c
ad bc
c d b d
43 45
Contoh: 9
56 36
b. Pertukaran dua baris (atau dua kolom) manapun akan mengubah
tanda, tetapi nilai dari determinannya tidak berubah.
a b
ad bc
c d
Pertukaran kedua baris menghasilkan:
c d
cb ad (ad bc)
a b
013
Contoh: 2 5 7 26 ,
301
113
Matematika Ekonomi
a b ka kb
k
c d kc kd
a b ka kb ka b
k
c d c d kc d
d. Penambahan (atau pengurangan) dari suatu kelipatan baris atau
kolom manapun, ke baris atau kolom yang lain akan menyebab-
kan nilai determinannya tidak berubah.
a b
a(d kb) b(c ka)
c ka d kb
a b
ad bc
c d
e. Apabila satu baris atau kolom adalah identik atau kelipatan dari
baris atau kolom lainnya, maka nilai determinannya akan menjadi
nol.
2a 2b
2ab 2ab 0
a b
114
Matematika Ekonomi
Operasi Matriks
Untuk menggunakan matriks dalam aplikasi ekonomi, terlebih
dahulu perlu dipahami operasi matriks, yaitu :
a. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua buah matriks bisa ditambah atau dikurangi jika dan
hanya jika matriks tersebut memiliki dimensi yang sama. Contoh:
1 3 6 7
1) A , B maka penjumlahan matriks A dan
2 1 8 9
matriks B adalah A B
7 10
10 10
115
Matematika Ekonomi
Bentuk umumnya : aij bij cij , dimana cij aij bij .
Perkalian matriks A, A
1 3
, dengan angka 10, akan
2 1
menghasilkan, misalkan matriks B, yaitu :
1 3 10 30
B 10 = .
2 1 20 10
c. Perkalian Matriks
Untuk suatu matriks A dan B, secara umum, jika matriks A
memiliki dimensi m x n dan matriks B memiliki dimensi p x q,
maka matriks A dapat dikalikan dengan matriks B jika dan hanya
jika n = p.
Contoh :
b11 b12 b13
1) A1x 2 a11 a12 dan B23 , maka :
b21 b22 b23
116
Matematika Ekonomi
1 0 0
1 0
I2 I3 0 1 0
0 1 0 0 1
Pada matriks identitas berlaku aturan : IA AI A .
Contoh :
1 2 3
Bila A , maka
2 0 3
1 0 1 2 3 1 2 3
1) IA A
0 1 2 0 3 2 0 3
1 0 0
1 2 3 1 2 3
2) AI 0 1 0 A
2 0 3 2 0 3
0 0 1
117
Matematika Ekonomi
AI n ( I n )2 I n ( I n )k I n ,(k 1, 2,.....)
Suatu matriks identitas tidak akan berubah jika dikalikan berapa
kalipun oleh matriks itu sendiri, disebut dengan matriks
idempoten (idempotent matrix).
b. Matriks Nol
Matriks nol adalah matriks yang seluruh elemennya berupa
bilangan nol. Contoh :
0 0 0 0 0
0(2 x 2) , dan 0(2 x 3)
0 0 0 0 0
Pada matriks nol berlaku aturan :
a. A( mxn ) 0( mxn ) 0( mxn) A( mxn) A( mxn)
c. Matriks Kolom
Adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu kolom saja.
Contoh :
1
A 2
4
d. Matriks Baris
Adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu baris saja.
Contoh :
A 1 3 1
Transpose Matriks
Transpose matriks dapat dilakukan dengan menukar posisi baris dan
kolom, baris pertama akan menjadi kolom pertama dan kolom pertama
akan menjadi baris pertama, dan dinotasikan dengan A' atau AT .
Contoh:
118
Matematika Ekonomi
3 8 9 3 4
A dan B
1 0 4 1 7
Maka transpose dari kedua matriks tersebut adalah :
3 1
3 1
A 8 0 dan B '
'
9 4 4 7
Secara definisi, jika matriks A berdimensi m x n, selanjutnya
transpose-nya, A' , akan berdimensi n x m. Untuk matriks kuadrat yang
berdimensi n x n memiliki transpose dengan dimensi yang sama.
Sifat-sifat Transpose
a. Transpose dari transpose matrik adalah matrik asalnya
( A' )' A
4 1 4 9
Contoh: A , maka A
'
9 0 1 0
4 1 ( A' )' A .
Sehingga: ( A )
' '
; terbukti
9 0
b. Transpose dalam bentuk penjumlahan adalah penjumlahan dari
transpose:
( A B)' A' B'
4 1 2 0
Contoh : A dan B
9 0 7 1
Selanjutnya :
6 1 6 16
A B , maka ( A B)
'
16 1 1 1
4 9 2 7 6 16
A' dan B
'
, maka A B
' '
1 0 0 1 1 1
Terbukti ( A B)' A' B' .
119
Matematika Ekonomi
120
Matematika Ekonomi
3 4 5 v1
2) A 0 1 2 v2 matriks ini juga tidak bebas secara
6 8 10 v
3
linear (linearly independent). Karena v3 2v1 , yaitu
(6 8 10) 2((2 4 5) . Atau bisa ditulis juga, v3 2v1 0v2 ,
2v1 0v2 v3 0 . Bentuk terakhir ini akan diperoleh vector
nol, sehingga dapat dikatakan matriks ini juga tidak bebas
secara linear (linearly independent).
121
Matematika Ekonomi
10 4
Contoh : A maka determinan matriks A adalah
8 5
10 4
A 10(5) 8(4) 18
8 5
b. Determinan Orde Ketiga
a11 a12 a13
Untuk matriks 3x3, A a a maka determinan-
21 22 a23
a a33
31 a32
nya dirumuskan sebagai berikut :
a11 a12 a13
a a23 a a a a
A a21 a22 a23 a11 22 a12 21 23 a13 21 22
a32 a33 a31 a33 a31 a32
a31 a32 a33
122
Matematika Ekonomi
2 1 3
A 4 5 6 (2)(5)(9) (1)(6)(7) (3)(8)( 4) (2)(8)(6) (1)( 4)(9)
7 8 9
(3)(5)(7) 9
1) Elemen a11
Pada waktu memilih elemen a11 maka diperoleh sub-
determinan A yang diperoleh dengan menghilangkan baris
pertama dan kolom pertama dari A . Ini disebut minor dari
elemen a11 atau M 11 .
a22 a23
M 11
a32 a33
123
Matematika Ekonomi
2) Elemen a12
Pada waktu memilih elemen a12 maka diperoleh sub-
determinan A yang diperoleh dengan menghilangkan baris
pertama dan kolom kedua dari A . Ini disebut minor dari
elemen a12 atau M 12 .
a21 a23
M 12
a31 a33
3) Elemen a12
Pada waktu memilih elemen a13 maka diperoleh sub-
determinan A yang diperoleh dengan menghilangkan baris
pertama dan kolom ketiga dari A . Ini disebut minor dari
elemen a13 atau M 13 .
a21 a22
M 13
a31 a32
Suatu konsep yang berhubungan erat dengan minor
adalah kofaktor. Kofaktor dirumuskan : Cij (1)i j M ij .
Maka pada waktu memilih baris pertama untuk menentukan
determinan dari matriks A diperoleh rumus sebagai berikut.
A a11 M11 a12 M12 a13 M13
3
A a11 C11 a12 C12 a13 C13 aij C1 j
j 1
Contoh :
5 6 1
Ada matriks A 2 3
0 , tentukan determinan dari
7 3 0
matriks A tersebut dengan menggunakan metode ekspansi
laplace?
5 6 1
A2 3 0
7 3 0
124
Matematika Ekonomi
M11 0, M 21 3, dan M 31 3
3 0 6 1 6 1
A 5 2 7 0 6 21 27
3 0 3 0 3 0
4 3 4 5 a b a c
Contoh : 9 atau ad bc
5 6 3 6 c d b d
b. Pertukaran dua baris manapun (atau dua kolom manapun) akan
mengubah tanda, tetapi nilai bilangan dari determinan-nya tidak
berubah.
125
Matematika Ekonomi
Contoh :
a b
1) ad bc , tetapi pertukaran kedua baris menghasilkan
c d
c d
bc ad (ad bc)
a b
0 1 3
2) 2 5 7 26 , tetapi pertukaran kolom pertama dan ketiga
3 0 1
3 1 0
menghasilkan 7 5 2 26
1 0 3
2 4 6 12
Kalikan dengan skalar 3, maka 3 48 60
5 8 5 8
12 3(4) , dimana skalar 3 dikalikan ke baris 1 saja. Jika
2 4
skalar 3 dikalikan ke kolom 2 maka dihasilkan 3
5 8
2 12
48 60 12 3(4) .
5 24
d. Pertambahan/pengurangan dari suatu kelipatan baris manapun
ke/dari baris yang lain akan menyebabkan nilai determinannya
tidak berubah, begitu juga dengan kolom.
126
Matematika Ekonomi
Contoh :
2 4
Jika ada matriks A maka determinan dari matriks A
5 8
2 4
adalah A 16 20 4
5 8
B 40 44 4 .
e. Bila satu baris atau kolom adalah kelipatan dari baris atau kolom
lainnya, maka nilai determinan-nya menjadi nol.
Contoh :
3 6 maka determinan matriks A, 3 6
= 24 24 = 0.
A A
4 8 4 8
Rank/Peringkat Matriks
Rank suatu matriks menunjukkan jumlah maksimum baris atau
kolom yang bebas secara linear dalam matriks tersebut. Misalkan jumlah
baris maksimum dalam matriks A adalah r maka matriks A mempunyai
rank r. Rank dari matriks m x n paling tinggi bernilai m atau n, mana
0 11 4
yang terkecil. Contoh, temukan rank dari matriks A 2 6
2 ?
4 1 0
Langkah-langkah mencari rank suatu matriks adalah :
a. Periksa kolom pertama untuk keberadaan nol. Jika terdapat elemen
nol di kolom 1, pindahkan 0 (elemen pertama dari kolom 1) ke
bagian bawah kolom tersebut. Tukar baris 1 dan baris 3, sehingga
dihasilkan :
4 1 0
A1 2 6 2
0 11 4
127
Matematika Ekonomi
1 0
A4 0 1 4 /11
0 11 4
e. Pada matriks A4 , baris 1 dan 2 diabaikan. Sekarang perhatikan
baris 3-nya. Ubah elemen -11 menjadi nol. Baris 2 dikali dengan
11 kemudian tambahkan ke baris 3, sehingga diperoleh matriks
berikut.
1 0
A5 0 1 4 /11
0 0 0
f. Matriks A5 merupakan matriks akhir. Berdasarkan matriks
tersebut, jumlah baris bukan nol sebanyak dua (2) buah. Jadi,
0 11 4
dapat disimpulkan matriks A 2 6
2 memiliki rank
4 1 0
sama dengan 2, r(A)=2.
128
Matematika Ekonomi
3 2
a. Carilah invers dari matriks A ?
1 0
Determinan matriks A, A 2 0 maka matriks A memiliki
matriks invers, A1 . Kofaktor setiap elemennya adalah
determinan 1 x 1, yaitu :
C C12 0 1
C 11 adjA
C21 C22 2 3
1
A1 adjA
A
0 2 0 1
A1
1 3 3/ 2
1 0 1
Jadi, matriks invers dari matriks A adalah A .
3/ 2
4 1 1
b. Carilah invers dari matriks B 0 3
2 ?
3 0 7
129
Matematika Ekonomi
1 1
C31 (1)4 5
3 2
0 2
C12 (1)3 (6) 6
3 7
4 1
C32 (1)5 8
0 2
0 3
C13 (1)4 9
3 0
4 1
C33 (1)6 12
0 3
1 1
C21 (1)3 7
0 7
4 1
C22 (1)4 31
3 7
4 1
C23 (1)5 (3) 3
3 0
Maka matriks invers dari matriks B adalah :
130
Matematika Ekonomi
Contoh :
Carilah solusi dari sistem persamaan linear (SPL) berikut :
5 x1 3x2 30
6 x1 2 x2 8
SPL tersebut dapat dibuat matriks, Ax=d.
5 3 x1 30
, x , dan
6 2 2 8
5 3
A sehingga A 28
6 2
30 3
A1 84
8 2
5 30
A2 140
6 8
A1 84
Maka : x*1 3
A 28
A2 140
x* 2 5
A 28
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
tersebut adalah x 1 3 dan x 2 5 .
* *
131
Matematika Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
132