Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
endapan batuan andesit. Sehubungan dengan hal ini maka perlu dilakukan
penyelidikan ini diharapkan akan terlihat sejauh mana penyebaran andesit yang
berada di bawah lapisan tanah yang terdapat di kabupaten Donggala agar di masa
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial
yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan
beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan
variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur. Kedalaman
maksimum yang dapat dicapai dengan metode geolistrik tahanan jenis antara 100
meter sampai 300 meter, Oleh sebab itu metode ini lebih banyak dipakai untuk
mangan, tapi bisa juga digunakan untuk penyelidikan dangkal seperti penyelidikan
1
sebagainya. Panjang maksimal bentangan arus yang diinjeksikan, serta konfigurasi
antara elektroda potensial dan elektroda arus disesuaikan dengan kebutuhan dalam
1. Untuk mencari dan mengetahui penyebaran lapisan batuan andesit yaitu letak
dan kedalamannya.
Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode dalam eksplorasi bijih
mangan, pada metode geolistrik tahanan jenis dikenal berbagai macam konfigurasi
Wenner Schlumberger.
(AB), jauh lebih besar dari pada jarak spasi elektroda potensialnya (MN), adapun
sounding, yaitu mengetahui variasi tahanan jenis bawah permukaan secara vertikal.
dilakukan hanya memperpanjang jarak spasi arusnya saja dalam rangka untuk
2
mengetahui tahanan jenis lapisan yang lebih dalam, sedangkan untuk beda potensial
hanya dilakukan beberapa perpindahan saja.Oleh karena itu dalam penelitian ini
Naniura NRD 300 HF (Foto 1.1), yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima
3
Foto 1.1. Instrumen Pemancar dan Penerima geolistrik tahanan jenis
- Transmiter
Current accuracy : 1 mA
- Receiver
4
3. Elektroda Potensial dari bahan tembaga sebanyak 2 buah
5. Aki 12 Volt, 6,5 AH 2 buah (aki kering, sambungan parallel untuk 24 Volt)
- Peralatan pendukung
2. Kompas Geologi
4. HT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara geografis kecamatan ini berada pada posisi 03834 - 04933 dan
kendaraan roda empat ataupun roda dua dengan waktu sekitar 1 jam dari kota
Barru.
6
1.2.TOPOGRAFI
bentangan pegunungan dan dataran tinggi, yakni mulai dari wilayah Kabupaten Buol
Donggala dan Parigi Moutong terdapat tanah genting yang diapit oleh Selat Makassar
dan Teluk Tomini, selain itu sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan
perbukitan. Di selatan dan timur yang mencakup wilayah Kabupaten Poso, Tojo
7
Unauna, Morowali dan Banggai, berjejer deretan pegunungan yang sangat rapat
dan Batui. Sebagian besar dari daerah pegunungan itu mempunyai lereng yang terjal
baik secara fisik secara fisik maupun kimia (THORNBURY 1954) penyebab dari
erosi,pelapukan,dan degradasi.
2. Tenaga Endogen. Tenaga ini cenderung membangun, dapat berupa gempa, gaya-
gayapembentuk struktur dan vulkanisme akibat adanya gaya endongen maka dapat
dengan kenampakan yang berbeda satu sama lainnya sesuai dengan tenaga yang
mempengaruhi pembentukannya.
Menurut Bemmelen (1949) bahwa di daerah Sulawesi bagian tengah dijumpai 3 buah
struktur utama berarah utara-selatan. Daerah ini dapat dipisahkan kedalam 3 zona.
8
Zona timur dikenal Kolonodale zoneditandai oleh batuan beku basa dan
kaya radiolaria.
Zona Poso dicirikan oleh batuan malihan (metamorfik) jenis skis kaya mineral
muskovit.
Zona barat tersingkap batuan granodiorit masif, skis kristalin yang kaya
mineral biotit,
batuan vulkanik berumur Tersier, tufa berumur Plio-Plistosen dan endapan aluvium.
Menurut T.O. Simanjuntak dkk (1973), fisiografi daerah Palu terdiri dari pematang
timur dan pematang barat. Keduanya berarah utara - selatan dan dipisahkan oleh
Lembah Palu (Fossa Sarasina). Pematang barat di dekat Palu hingga lebih dari 2000
Tengah dengan lengan utara. Struktur daerah ini didominasi oleh lajur sesar Palu
yang berarah utara baratlaut. Bentuknya sekarang menyerupai terban yang dibatasi
pada permukaan. Sesar-sesar dan kelurusan lainnya yang setengah sejajar dengan
arah lajur Palu terdapat di pematang timur. Banyak sesar dan kelurusan lainnya yang
kurang penting lebih kurang tegak lurus pada arah ini, sebagaimana terlihat di seluruh
daerah. Sesar naik berkemiringan ke timur dalam kompleks batuan metamorf dan
dalam Formasi Tinombo menunjukkan akan sifat pemampatan pada beberapa sesar
9
yang lebih tua. Sesar termuda yang tercatat terjadi pada tahun 1968 di dekat Tambo,
timbul setelah ada gempabumi, berupa sesar normal berarah barat laut yang
Pada bagian yang menurun, daerah pantai seluas kira-kira 5 kmmasuk ke dalam
laut. Batuan tertua di daerah yang dipetakan adalah metamorf (Kompleks Batuan
Metamorf) dan tersingkap hanya pada pematang timur yang merupakan intinya.
Kompleks itu terdiri dan sekis amfibiolit, sekis, genes dan pualam. Sekis terdapat
banyak di sisi barat, sedangkan genes dan pualam terdapat banyak di sisi timur.
kompleks batuan metamorf dengan batuan diorit hingga granodiorit. Umur diketahui
tetapi boleh jadipra - Tersier. Bouwer (1947, h.9) berpendapat, bahwa sekis yang
Rangkaian Formasi Tinombo Ahlburg (1913) seperti yang dipakai oleh Brouwer
(1934) tersingkap luas baik di pematang timur maupun barat. Batuan ini menindih
yang berasal dan batuan metamorf. Endapan ini terutama terdiri dari serpih, batupasir,
dalam lingkungan laut. Di dekat intrusi terdapat sabak dan batuan terkersikkan dan
lebih dekat pada persentuhan terbentuk filit dan kuarsit. Bagian barat pematang barat
mengandung lebih banyak batupasir rijang dari padadi tempat lain. Diabas, spilit dan
andesit di selatan Donggala dan di selatan Kasimbar dipetakan dengan endapan itu.
10
diamati hanya sebagai lapis - lapis tipis dalam rangkaian sedimen tersebut. Kadar
(Dit. Geol) mengenali Discocyclina sp., Nummulites sp., Alveolina sp., Miliolidae,
Tinombo yang menyerupai flysch yang telah diperikan oleh Bouwer (1934), kira -
Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 22-3yang diuraikan di atas juga
menerobos endapan ini. Batuan Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (1901) terdapat
pada ketinggian lebih rendah pada sisi - sisi kedua pematang, menindih secara tidak
selaras Formasi Tinombo dan Kompleks Batuan Metamorf. Molasa ini mengandung
rombakan yang berasal dari formasi-formasi lebih tua dan terdiri dari konglomerat,
mengeras lemah. Didekat Kompleks Batuan Metamorf pada bagian barat pematang
timur endapan itu terutama terdiri dari bongkah - bongkah kasar dan agaknya
diendapkan didekat sesar. Batuan-batuan itu ke arah laut beralih - alih jadi batuan
klastika berbutir lebih halus. Di dekat Donggala sebelah utara Enu dan sebelah barat
Labea batuannya terutama terdiri dari batugamping dan napal dan mengandung
Operculina sp., Cycloclypeus sp., Rotalia sp., Orbulina universa, Amphistegina sp.,
gastoproda. Sebuah contoh dari tenggara Laebagoselain fosil - fosil tersebut juga
mengandung Miogypsina sp. dan Lepidocyclina sp, yang menunjukkan umur Miosen
11
(Kadar, Dit. Geol). Foram tambahan yang dikenali oleh Socal meliputi Planorbulina
sp., Solenomeris sp., Textularia sp., Acervulina sp., Spiroclypeus? sp., Reussella sp.,
tersebut menunjukkan umur Miosen Tengah dan pengendapan di dalam laut dangkal.
Pada kedua sisi Teluk Palu dan kemungkinan juga di tempat lain endapan sungai
Kuarter juga dimasukkan ke dalam satuan ini. Aluvium dan Endapan pantai terdiri
dari kerikil, pasir, lumpur dan batugamping koral terbentuk dalam lingkungan sungai,
delta dan laut dangkal merupakan sedimen termuda di daerah ini. Endapan itu boleh
jadi seluruhnya berumur Holosen. Di daerah dekat Labean dan Ombo terumbu koral
membentuk bukit-bukit rendah. Telah diamati telah terjadi beberapa generasi intrusi.
Yang tertua ialah intrusi andesit dan basalt kecil-kecil di semenanjung Donggala.
tidak selaras. Di dalamnya terkandung rombakan yang berasal dari batuan metamorf.
kecil selebar kurang dari 50 m yang umumnya terdiri dari diorit, porfiri diorit,
molasa dan tersebar luas di seluruh daerah. Semuanya tak terpetakan. Granit dan
granodionit yang telah dipetakan tercirikan oleh fenokris felspar kalium sepanjang
12
antara Palu dan Donggala memberikan penanggalan 31 juta tahun pada analisis K/An
dari felspar. Yang lainnya adalah suatu intrusi yang tidak dipetakan, terletak kira-kira
penyelidikan merupakan bagian leher dan lengan Utara Sulawesi, terletak di bagian
Timur Kraton Sunda yang merupakan inti dari pada lempeng Eurasia bagian
Malihan, terdiri dari sekis amfibolit, sekis genes, kuarsit dan pualam, diperkirakan
berumur Kapur. Pada beberapa tempat terdapat intrusi-intrusi kecil diorit, granodiorit
dalam lingkungan laut dalam, berumur Oligosen hingga Miosen Awal. Formasi ini
merupakan perselingan antara batuan gunungapi (lava basalt, andesit, breksi) dengan
batuan sedimen (batupasir wake, batupasir, batugamping, rijang) dan batuan malihan.
Komplek Batuan Malihan ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Latimojong,
berumur Kapur-Paleosen, terbentuk pada lingkungan laut dalam. Formasi ini pada
13
batupasir kuarsa, batugamping, argilit dan batulanau dengan sisipan konglomerat,
Batuan Gunungapi Lamasi yang terdiri dari breksi gunungapi, tuf, batupasir
tufaan dan napal, berumur Oligosen-Miosen Awal menindih tidak selaras Formasi
Latimojong.
Batuan Gunungapi yang terdiri dari lava andesit horblenda, lava basalt, lava latit
Batuan Gunungapi Tineba dan Tuf Rampi. Batuan Gunungapi Tineba berumur
Miosen Tengah-Akhir, terdiri dari lava andesit hornblenda, lava basalt, lava latit
kuarsa dan breksi. Tuf Rampi umumnya batuan tufaan yang sudah terubah dan
berlapis baik yang terdiri dari tuf hablur, batupasir tufan dan tuf abu.
dari batupasir kuarsa sampai litos, batulumpur, sedikit konglomerat, setempat lignit
Batuan intrusi juga berumur Miosen terdiri dari granit, diorit granodiorit dan
kecil yang tak terpetakan terdiri dari andesit, basalt, diorit, diorit porfir dan
14
secara tidak selaras Formasi Tinombo dan komplek batuan malihan berumur Miosen
Akhir hingga Pliosen. Di bagian Selatan daerah penelitian formasi ini disebut
bawahnya terdiri dari Formasi Pasangkayu, Formasi Puna dan Formasi Napu.
gampingan dan batu gamping. Formasi Napu, terdiri dari batupasir, konglomerat,
Sedimen Plistosen, terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lempung hitam, sisipan
koral, dan endapan danau. Formasi Pakuli terdiri dari konglomerat dan batupasir,
pegunungan yang berbentuk kipas dan teras sungai. Batugamping koral terdiri dari
batugamping koral dan breksi koral dengan cangkang moluska dan napal, terdapat
15
pada lingkungan laut dangkal. Endapan danau terdiri dari pasir, lempung dan kerikil,
terdiri dari lempung, pasir, kerikil dan setempat-setempat terumbu koral, merupakan
16
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Geolistik
Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada
Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama karena adanya fluida
elektrolit pada pori-pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu
formasi batuan tegantunga pada porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori
batuan tersebut. Batuan porous yang berisi air atau air asin tentu lebih konduktif
(resistivitasnya rendah) disbanding batuan yang sama yang pori-porinya hanya berisi
udara (kosong).
17
3.1.1. Rumus Dasar Listrik
V
Resistansi : R (ohm) (pers. 3.1)
I
E
Resistivitas : (m) (pers. 3.2)
J
1
Konduktivitas : (m)-1 (pers. 3.3)
L
R (ohm) (pers. 3.4)
A
18
3.1.2 Sifat Kelistrikan Batuan
Aliran arus listrik didalam batuan atau mineral dapat digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan
konduksi secara dielektrik. Konduksi elektronik terjadi jika batuan atau mineral
mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan
tersebut oleh elektron-elektron bebas. Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan atau
mineral bersifat porus dan pori-pori tersebut terisi oleh cairan-cairan elektrolitik. Pada
konduksi ini arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolit. Sedang konduksi dielektrik
terjadi jika batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik yatiu
tiga macam, yaitu: konduktor baik (10-8 < < 1) m, konduktor pertengahan (1 <
bahwa bumi merupakan medium homogen isotropik. Disini akan kita amati potensial
Tinjau suatu medium homogen isotropis. Jika medium tersebut dialiri arus
listrik searah I (karena diberi medan listrik E), maka elemen arus I yang melalui
19
I j A .................................. (pers. 3.5)
Menurut hukum Ohm : J E dan E V , jika didalam medium tidak ada arus
dikenal sebagai hukum kekekalan muatan atau dapat ditulis menjadi 2 V 0 yang
1 2 V 1 V 1 2V
2V r sin 0 (pers. 3.6)
r 2 r r r 2 sin r 2 sin 2 2
2 V 2 V
dapat disederhanakan menjadi : 0 .. (pers. 3.7)
r 2 r r
C1
V(r) C2 . .. (pers. 3.8)
r
dengan menerapkan syarat batas yang harus dipenuhi potensial V(r) yaitu pada r =
C1
(jarak yang sangat jauh), V() = 0 sehingga C2 = 0 dan V(r) .
r
20
3.1.4 Distribusi Arus Listrik
Arus listrik keluar secara radial dari titik arus dengan jumlah arus yang keluar
V
I 4 r 2 r J atau I 4 r 2 4 C1 . (pers. 3.9)
r
Sehingga
I I V
C1 , V(r) dan 4 r (pers.3.10)
4 4 r I
Untuk titik arus di permukaan maka besarnya arus I adalah sama dengan luas
I V
setengah bola yaitu 2 r 2 sehingga : V(r) atau 2 r . (pers.3.11)
2 r I
Beda potensial yang terjadi antara elektroda MN yang diakibatkan oleh injeksi
I 1 1 1 1
V VM VN atau
2 AM BM AN BN
1
1 1 1 1 V
2
AM BM AN BN I
V
atau K ................................................ (pers. 3.12)
I
21
1
1 1 1 1
dengan K 2
AM BM AN BN
Gambar 3.2
V
Sehingga S K S
I
KS
L2 l 2
dengan ........ (pers. 3.13)
2l
Berikut Gambar yang menunjukkan harga Tahanan Jenis (Resistivitas) dari Batuan,
22
Tabel 2.1
Aluvium-Diluvium
a. silt-lempung 10-200
b. pasir 100-600
Neo tersier
c. konglomerat 100-500
d. tufa 20-200
23
Tabel 2.2 Tahanan Jenis beberapa batuan, Mineral dan Air dalam Bumi (Loke,
2004)
3.2. ANDESIT
Batuan andesit terbentuk dari batuan lelehan diorit karena terbentuknya oleh
lelehan diorit maka komposisi mineralnya seperti diorit. nama batuan anesit dikambil
dari nama pegunungn andes karena batuan ini banyak ditemukan dipegunungan
andes.
Andesit adalah abu-abu untuk batu vulkanik yang hitam dengan antara sekitar
52 dan berat 63 persen silika (SiO2). Andesites khas untuk kubah lava dan
24
stratovolcano.Andesit adalah batuan beku, gunung berapi, menengah komposisi,
Andesites berisi kristal yang terdiri terutama dari plagioclase feldspar dan satu atau
hornblende. Di ujung bawah kisaran silika, andesit lava mungkin juga mengandung
olivin. Andesit magma sering meletus dari stratovolcano sebagai aliran lava tebal,
letusan kuat untuk membentuk piroklastik dan lonjakan dan kolom letusan besar.
yang aktif, seperti pantai barat Amerika Selatan. Nama andesit berasal dari
Pegunungan Andes.
Andesit adalah batu yang khas di Semenanjung gunung berapi Methana dan di
pulau Nisyros. Kebanyakan kubah lava di Methana terdiri dari batu andesit. Menarik
banyak letusan di mana lava andesit relatif dingin terlibat: juga campur tangan dalam
seperti kamar magma memanaskan reaksi magma dan kimia mengaktifkan seperti
magma. Hasil mungkin sebuah kubah lava seperti Merapi (Indonesia) atau
Montserrat.
25
.
26
Lampiran 1.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi Literatur
2 Observasi
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Pembuatan Laporan
27
lampiran 2.
28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal kerja prakte ini yang rencana
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
1. Bapak Andi Ilham Samanlangi, ST, MT. Dekan Fakultas Teknik Universitas
3. Seluruh Dosen pengajar dan staf pegawai Fakultas Teknik yang selalu membantu
4. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, Kakakku serta seluruh keluarga yang telah
29
5. Seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan angkatan 2010, teman teman
Uvri Makassar.
kekurangan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan penulis. oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
Penulis
30
DAFTAR GAMBAR
Gambar
31
DAFTAR TABEL
Table
Tabel 2.1 Harga Tahanan Jenis Dari Lapisan (Takeda K., 1985)
32
RENCANA PENGAMBILAN DATA
a. DATA PRIMER
1. PANJANG LINTASAN
4. PENGUKURAN SLOPE
b. DATA SEKUNDER
1. GEOLOGI REGIONAL
33