You are on page 1of 6

Jurnal Saintia Kimia

Vol. 1, No. 2, 2013

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI KULIT BATANG


TUMBUHAN BALIK ANGIN (Macaranga recurvata Gage.)

Pelita Sianturi , Sovia Lenny, Lamek Marpaung


Departemen Kimia FMIPA USU
Jln. Bioteknologi No.01 Kampus USU Medan

Abstract

The isolation of flavonoid compound from the bark of Balik Angin (Macaranga recurvata Gage.)
has been done by maceration technique with methanol solvent. The compound was separated used coloumn
chromatography with n-hexane-ethylacetate (90:10;80:20;70:30;60:40 v/v) as mobile phase and continued
with thin layer chromatography preparatif with n-hexane-ethylacetate (70:30 v/v) as the mobile phase. The
pure compound was brownish red pasta amound 10 mg and Rf=0,33. The structure was analyzed with
Ultraviolet-Visible (UV-Vis), Infra red (FT-IR) and Nuclear Magnetic Proton (1H-NMR) spectroscopy.
Based on analyzed spectroscopy,the compound estimated as flavanone.

Keywords : Isolation, Flavonoid,, Chromatography, M.recurvata Gage.

1. Pendahuluan Macaranga, diantaranya adalah isolasi


Macaranga merupakan salah satu senyawa flavanol dari ekstrak kloroform
genus yang besar dari famili Euphorbiaceae, daun tumbuhan M. denticulata
terdiri dari sekitar 300 spesies dengan (Sutthivaiyakit et al,2001) , isolasi senyawa
penyebaran relatif luas, mulai dari Afrika dan chromenoflavon dari ekstrak aseton daun
Madagaskar di bagian barat hingga ke tumbuhan M. indica (Sultana et al,1985) dan
wilayah tropik Asia, Australia utara, dan isolasi senyawa prenylated flavanon dari
kepulauan Pasifik di bagian timur (Blattner et ekstrak diklorometan daun tumbuhan M.
al, 2001). Salah satu pusat penyebarannya pleiostemona (Schutz et al,1995) yang mana
adalah di wilayah tropika Indonesia, dimana memiliki aktivitas antibakterial.
kelompok tumbuhan ini dapat dijumpai di
seluruh kawasan negeri ini, dan masyarakat Flavonoida adalah senyawa yang
lokal menyebutnya sebagai tumbuhan mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat
mahang-mahangan. Umumnya tumbuhan yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon
Macaranga berupa semak atau pohon, dan (Sastrohamidjojo, 1996). Dalam tubuh
menyukai tempat tumbuh yang banyak manusia, flavonoida berfungsi sebagai
mendapat sinar matahari di hutan sekunder antioksidan, sehingga sangat baik untuk
atau hutan yang sudah rusak. Oleh karena itu, pencegahan kanker. Manfaat flavonoida
tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan antara lain untuk melindungi struktur sel,
pelopor, yang dapat mengembangkan kembali meningkatkan efektivitas vitamin C,
hutan yang sudah rusak. Secara tradisional, antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan
Macaranga banyak dimanfaatkan untuk sebagai antibiotik (Muhammad,2011).
keperluan bahan bangunan, seperti untuk
tiang atau atap, dan pengobatan tradisional. Dari uji pendahuluan yang peneliti
Beberapa penggunaan sebagai obat lakukan, yaitu dengan uji skrining fitokimia
tradisional yang penting antara sebagai obat dengan pereaksi H2SO4(p), FeCl3 5%, NaOH
diare, luka, dan batuk (Heyne, 1987). 10% dan MgHCl menunjukkan bahwa
ekstrak metanol daun tumbuhan M.recurvata
Penelitian yang dilakukan Gage. mengandung senyawa flavonoida.
sebelumnya pada beberapa spesies
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

Dari uraian diatas dan berdasarkan 2.3.2. Uji Pendahuluan Terhadap Ekstrak
literatur mengenai penelitian yang telah Metanol Kulit Batang Tumbuhan Balik
dilakukan terhadap beberapa spesies Angin
Macaranga maka peneliti tertarik melakukan Untuk mengetahui adanya senyawa
penelitian terhadap kulit batang tumbuhan flavonoida pada kulit batang tumbuhan Balik
M.recurvata Gage., khususnya mengenai Angin, maka dilakukan uji pendahuluan
senyawa flavonoida yang terkandung di secara kualitatif sebagai berikut :
dalamnya. - Dimasukkan 10 gram serbuk kulit
batang Balik Angin (M.recurvata
Tujuan dari penelitian ini adalah Gage.) yang telah dikeringkan dan
untuk mengisolasi senyawa flavonoida dan dipotong-potong kecil ke dalam gelas
menentukan golongan senyawa flavonoida Erlenmeyer
dari kulit batang tumbuhan Balik Angin - Ditambahkan metanol 100 ml
(M.recurvata Gage.) . - Didiamkan
- Disaring
Hasil dari penelitian ini diharapkan - Dibagi ekstrak metanol ke dalam 4
dapat memberikan sumber informasi ilmiah tabung reaksi
pada bidang kimia bahan alam dalam - Ditambahkan masing-masing
pengembangan ilmu kimia flavanoida dari pereaksi
kulit batang tumbuhan Balik Angin a. Tabung I : dengan FeCl3 5%
(M.recurvata Gage.) menghasilkan larutan berwarna hitam
b. Tabung II : dengan H2SO4(p)
2. Metode Penelitian menghasilkan larutan orange
2.1. Alat kekuningan
Gelas ukur, gelas Beaker,gelas c. Tabung III : dengan Mg-HCl
Erlenmeyer, corong kaca, corong pisah, menghasilkan larutan berwarna
kolom kromatografi, tabung reaksi, merah muda
rotarievaporator, labu alas, spatula, neraca d. Tabung IV : dengan NaOH 10%
analitis, bejana kromatografi lapis tipis, plat menghasilkan larutan berwarna biru
KLT, bejana KLT preparatif, lampu UV- violet
254/356 nm, spektrofotometer UV-Visible,
Spektrofotometer FT-IR , Spektrometer 1H- 2.3.3. Ekstraksi dan Fraksinasi Kulit
NMR Batang Tumbuhan Balik Angin
Serbuk kulit batang tumbuhan Balik
2..2. Bahan Angin ditimbang sebanyak 1500 g, kemudian
Kulit Batang Tumbuhan Balik dimaserasi dengan metanol sebanyak 10 L
Angin, metanol ,n-heksana, etilasetat , sampai semua sampel terendam dan
aquadest, silika gel 40 (70-230 mesh) ASTM dibiarkan selama 72 jam. Maserat
untuk kromatografi.kolom, FeCl3 5%, NaOH ditampung dan dipekatkan dengan
10%, Mg-HCl, H2SO4(p), HCl 6%, kloroform, menggunakan alat rotarievaporator sehingga
plat KLT silika gel 60 F254. diperoleh ekstrak pekat metanol. Kemudian
diuapkan hingga semua pelarut metanol
2.3. Prosedur Penelitian menguap. Lalu dilakukan pemisahan tanin
2.3.1. Penyediaan Sampel dengan cara melarutkan fraksi metanol
Sampel yang diteliti adalah kulit dengan etilasetat, dan disaring.
batang tumbuhan Balik Angin yang
diperoleh dari area Sunggal, Deli serdang, Filtrat kemudian dirotarievaporator
Sumatera Utara. Kulit batang tumbuhan lalu diuapkan hingga semua pelarut etilasetat
Balik Angin dikeringkan di udara terbuka, menguap. Lalu fraksi etilasetat dilarutkan
lalu dihaluskan sampai diperoleh serbuk kulit dengan metanol dan dipartisi berulang-ulang
batang tumbuhan Balik Angin sebanyak 1500 dengan n-heksana. Lapisan metanol
gram. dipisahkan dari lapisan n-heksana, lalu
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

dipekatkan kembali dengan rotarievaporator gerak yang menunjukkan pemisahan paling


dan diuapkan sehingga diperoleh ekstrak baik untuk selanjutnya digunakan untuk
pekat lapisan metanol. Fraksi metanol menjenuhkan bejana KLT preparatif.
dihidrolisa dengan menggunakan HCl 6%. Sedangkan pasta yang telah dilarutkan tadi
Kemudian disaring dan filtrat yang diperoleh ditotolkan secara perlahan lahan dan sama
diekstraksi partisi dengan kloroform secara rata disepanjang tepi bawah pelat KLT yang
berulang-ulang. Ekstrak kloroform telah diaktifkan. Plat dimasukkan kedalam
dipekatkan kembali sehingga diperoleh bejana yang berisi pelarut yang dijenuhkan,
ekstrak pekat kloroform sebanyak 0,7174 g. kemudian ditutup. Setelah dielusi, plat
dikeluarkan dari bejana, dikeringkan, dan
2.3.4. Pemisahan Senyawa Flavonoida hasilnya diperiksa di bawah sinar UV-
dengan Kromatografi Kolom 254/356 nm. Tiap zona diberi tanda dan
Pemisahan komponen dari ekstrak dikeruk lalu dielusi dengan metanol-etilasetat
kloroform dilakukan secara kromatografi (1:1). Hasil elusi diuapkan hingga diperoleh
kolom. Fasa diam yang digunakan adalah pasta.
silika gel 40 (70-230 mesh) ASTM dan fasa
gerak yaitu n-heksana 100%, campuran
2.3.6. Uji Kemurnian Hasil Isolasi dengan
pelarut n-heksan : etilasetat dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
perbandingan (90:10;80:20;70:30;60:40 v/v).
Uji kemurnian pasta dilakukan
dengan kromatografi lapis tipis dengan
Terlebih dahulu dibuburkan silika gel
menggunakan fasa diam silika gel 60 F254
40 (70-230 mesh) ASTM dengan
dengan fasa gerak n-heksan : etilasetat (70:30
menggunakan n-heksana, diaduk-aduk
v/v).
hingga homogen lalu dimasukkan ke dalam
kolom kromatografi. Kemudian dielusi
Dimasukkan 10 ml larutan fasa gerak
dengan menggunakan n-heksana 100%
ke dalam bejana kromatografi, lalu
hingga silika gel padat dan homogen.
dijenuhkan. Ditotolkan pasta yang
Dimasukkan 0,7174 g ekstrak metanol kulit
sebelumnya dilarutkan dengan etilasetat pada
batang tumbuhan Balik Angin ke dalam
plat KLT. Dimasukkan plat KLT tersebut ke
kolom kromatografi yang telah berisi bubur
dalam bejana kromatografi yang telah jenuh.
silika gel, lalu ditambahkan fasa gerak n-
Setelah pelarut fasa gerak merembes sampai
heksan : etilasetat (90:10 v/v) secara perlahan
batas tanda, plat KLT dikeluarkan dari
lahan, dan diatur sehingga aliran fasa yang
bejana, dikeringkan, dan difiksasi dengan
keluar dari kolom sama banyaknya dengan
menggunakan pereaksi FeCl3 5% dalam
penambahan fasa gerak dari atas.
metanol menghasilkan bercak berwarna
Ditingkatkan kepolaran dengan
hitam yang menunjukkan adanya senyawa
menambahkan fasa gerak n-heksana :
flavonoida.
etilasetat dengan perbandingan (80:20;70:30
dan 60:40v/v). Hasil yang diperoleh
2.3.7. Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi
ditampung dalam botol vial setiap 14 ml ,
2.3.7.1. Identifikasi dengan
lalu di KLT dan digabung fraksi dengan
Spektrofotometer UV-Visible
harga Rf yang sama lalu diuji dengan FeCl3
Analisis dengan alat
5%. Kemudian diuapkan sampai terbentuk
Spektrofotometer UV-Visible diperoleh dari
pasta.
Laboratorium Pusat Penelitian Kimia - LIPI,
Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang
2.3.5. Pemurnian
dengan menggunakan metanol sebagai
Pasta yang diperoleh dari
pelarut.
kromatografi kolom dilarutkan kembali
dengan metanol lalu dianalisis KLT untuk
2.2.7.2. Identifikasi dengan
mengetahui apakah senyawa yang diperoleh
Spektrofotometer Inframerah (FT-IR)
sudah murni atau belum sekaligus mencari
Analisis dengan alat
fasa gerak yang sesuai untuk preparatif KLT.
Spektrofotometer FT-IR diperoleh dari
n-heksana : etilasetat (70 : 30 v/v) adalah fasa
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

Laboratorium Pusat Penelitian Kimia - LIPI,


Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang.

2.2.7.3. Identifikasi dengan Spektrometer


Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-
NMR)
Analisis dengan alat Spektrometer
1
H-NMR diperoleh dari Laboratorium Pusat
Penelitian Kimia - LIPI, Kawasan
PUSPIPTEK Serpong, Tangerang dengan
menggunakan aseton sebagai pelarut.

3. Hasil dan Diskusi


Hasil skrining fitokimia terhadap Gambar 2. Spektrum FT-IR Senyawa Hasil
ekstrak metanol dari kulit batang tumbuhan Isolasi
Balik Angin (M.recurvata Gage.)
menunjukkan bahwa sampel positif terhadap
Dari Gambar 2 ditunjukkan bahwa
pereaksi pereaksi flavonoida.
pada bilangan gelombang 3223,05 cm-1
puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi
Hasil isolasi senyawa flavonoida dari
ulur OH, pada bilangan gelombang 1637,56
kulit batang tumbuhan Balik Angin berupa
cm-1 puncak sedang menunjukkan adanya
berbentuk pasta, berwarna merah kecoklatan
vibrasi ulur ikatan rangkap C=O dari keton,
dengan berat = 10 mg dan harga Rf = 0,33
pada bilangan gelombang 1280,73 cm-1
diperoleh dengan menggunakan fase gerak n-
puncak tajam menunjukkan adanya vibrasi
heksana : etilasetat (70:30 v/v), positif
ulur C-O dari gugus alkohol dan pada
terhadap pereaksi flavonoida.
bilangan gelombang 1159,22 cm-1 puncak
tajam menunjukkan adanya vibrasi ulur C-O-
Dari hasil analisis Spektrofotometer
C.
Ultraviolet Visible ( UV Visible ) dengan
pelarut metanol (gambar 1) memberikan
Hasil analisis Spektroskopi
panjang gelombang maksimum ( maks)
Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR)
227,5 dan 283,5 nm.
senyawa hasil isolasi dengan menggunakan
pelarut aseton-d6 dan TMS sebagai standar
(Gambar 3).

Gambar 1. Spektrum UV-VISIBLE Senyawa


Hasil Isolasi

Hasil analisis Spektrofotometer FT-


IR dari pasta hasil isolasi yang ditunjukkan
pada Gambar 2 Gambar 3. Spektrum 1H-NMR Senyawa
Hasil Isolasi
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

Hasil analisis Spektroskopi Dari hasil pembahasan diatas,


Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) berdasarkan skrining fitokimia, data
senyawa hasil isolasi memberikan signal spektrum FT-IR dan dengan membandingkan
signal pergeseran kimia khas flavonoida data 1H-NMR senyawa hasil isolasi dengan
dimana pada pergeseran kimia 12,1819 ppm data 1H-NMR dari senyawa flavanon dengan
terdapat puncak sedang yang menunjukkan substitusi geranyl yang diisolasi dari
adanya gugus OH, pada pergeseran kimia Macaranga pleiostemona
6,0-7,0 ppm terdapat puncak doublet yang (Schutz,B.et.al.,1995) dapat disimpulkan
menunjukkan adanya proton-proton dari bahwa besar kemungkinan pasta yang
gugus aromatis senyawa flavonoida. Adapun diisolasi dari kulit batang tumbuhan Balik
hasil analisis Spektroskopi Resonansi Inti Angin (M.recurvata Gage.) adalah senyawa
Proton senyawa hasil isolasi menunjukkan flavonoida golongan Flavanon dengan
signal-signal pergeseran kimia yang hampir kerangka struktur sebagai berikut:
sama dengan senyawa Prenylated Flavanones
dari tumbuhan M. pleiostemona 8 1 2' 3'
(Schutz,B.et.al.,1995) yang dipaparkan pada HO 7
9 O
2 1'
Tabel 1. B OH
A C 4'
Tabel 1. Perbandingan 1H-NMR dari hasil 9'' 7'' 5'' 2''
1'' 3
8'' 6' 5'
isolasi dengan senyawa Prenylated 6 10
6'' 3'' 4
Flavanones 5
Prenylated OH O
Hasil Isolasi 10'' 4''
Flavanones
(ppm) /
(ppm)/Bentuk Proton Flavanon
Bentuk
Puncak(Schutz,
Puncak 4. Kesimpulan dan Saran
B.1995) 4.1. Kesimpulan
12,1891 (s) 12,83 (s) OH-5 Hasil isolasi yang diperoleh dari
1500 g kulit batang tumbuhan Balik Angin
5,5985 (dd) 4,76 (dd) 2 (M.recuvarta Gage.) merupakan pasta
3,1366 (k) 2,63 (dd) 3ax berwarna merah kecoklatan, diperoleh
sebanyak 10 mg, Rf = 0,33, positif terhadap
2,6398 (dd) 2,37 (dd) 3eq pereaksi flavonoida dan hasil analisis dengan
5,9552 (s) 5,96 (d) 8 Spektrofotometri UV-Visible,
Spektrofotometri Infra Merah (FT IR) dan
6,9527 (d) 7,05 (d) 2 Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR)
6,9527 (d) 6,9 (dd) 6 menunjukkan bahwa hasil isolasi dari kulit
batang Balik Angin (M.recuvarta Gage.)
6,8061(d) - 3 adalah senyawa flavonoida golongan
flavanon.
6,8061 (d) 6,54 (d) 5
3,5374 (d) 3,33 (d) 1 4.2. Saran
Perlu dilakukan analisis Spektroskopi
5,1705 (t) 5,38 (t) 2 Massa, 13CNMR agar diperoleh data-data
5,0459 (t) - 7 yang lebih mendukung untuk menentukan
struktur senyawa flavonoida yang diperoleh
2,6398 (dd) 2,06 (m) 5 dari hasil isolasi.
2,6398 (dd) 2,15 (m) 6
5. Daftar Pustaka
1,6890 (s) 1,64 (s) 4
Anonim.2012.Macaranga recurvata
1,6047 (s) 1,56 (s) 9 Gage.www.nationaalherbarium.nl/ma
cmalborneo/ Macaranga20recurvata
1,5503 (s) 1,71 (s) 10
Jurnal Saintia Kimia
Vol. 1, No. 2, 2013

Blattner, F.R., Weising, K., Banfer, G., Pertama.Yogyakarta: Penerbit


Maschwitz, U., Fiala, B., 2001. Liberty.
Molecular analysis of phylogenetic
relationships among Myrmecophytic Schutz,B.1995.Prenylated Flavanones from
Macaranga species Leaves of Macaranga
(Euphorbiaceae). Mol. Phylogen. Pleiostemona.Phytochemistry,vol.40,
Evol. No.4,pp.1273-1277

Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Sultana,S.1986.Chromenoflavones from


Indonesia, Jilid I, Yayasan Sarana Macaranga
Wanajaya, Jakarta. Indica.Phytochemistry,vol.25,No.4,p
p.953-954
Markham,K.R.1988.Cara Mengidentifikasi
Flavonoida.Terjemahan Kosasih Sutthivaiyakit,S. 2002. Diterpenylated and
Padmawinata. Bandung: ITB Press. Prenylated Flavonoids from
Macaranga
Muhammad,A.2011.Sarang Semut dan Buah denticulata.Tetrahedron58,3619-
Merah Pembasmi Ragam Penyakit 3622
Ganas.Jakarta:Laksana

Sastrohamidjojo,H.1985.Kromatografi.Edisi
Pertama.Cetakan

You might also like