Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Gelar Sarjana (S1)
Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Pejuang Republik Indonesia
OLEH :
MAHMUD AMIN
012 31 003
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam misalnya
mineral dan batubara. Kekayaan alam yang berupa mineral dan batubara ini,
sebagian telah selesai dilakukan eksplorasi dan sebagaian masih dalam proses
merupakan problem geometrik tiga dimensi yang selalu berubah dengan waktu.
pertambangan nikel dan salah satu kontraktor yang di miliki oleh PT. Bintang
agar dapat dipertimbangkan dengan kapasitas yang ada dan menghindari kerugian
sampai pada proses berlangsungnya penambangan itu sendiri, karena sifat dari
2
penyebaran kadar ore yang relatif tidak merata. Salah satunya adalah membuat
Sulawesi Tengah..
Bentuk pit penambangan yang sesuai dengan endapan bijih di daerah penelitian.
design pit.
Penelitian ini di batasi pada perhitungan nilai stripping ratio, mendesain pit
Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan Penelitian Tugas akhir ini adalah untuk
mengetahui :
2. Membuat desain pit penambangan yang sesuai dengan bentuk dan arah
Pada tahapan ini dilakukan kajian terhadap literatur yang ada baik dari
penelitian tugas akhir ini, termasuk informasi yang diperoleh dari media Internet.
4
1.5.2 Teknik pengambilan data
a. Data Primer
desain penambangan.
b. Data Sekunder
tanpa perlu langsung ke lapangan yang berupa data literatur atau buku
5
BAB II
LANDASAN TEORI
kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam kegiatan untuk mencapai
suatu tujuan dan sasaran yang diinginkan. Pada dasarnya perencanaan dibagi atas 2
atau konsep dasar dalam pembukaan suatu tambang khususnya tambang bijih nikel.
6
2.2 Cadangan Bijih.
memiliki nilai ekonomis atau akan ditambang adalah suatu hal yang pertama harus
tambang, umur tambang dan hasil yang akan di peroleh. Dalam hal penentuan
cadangan bijih
dapat berupa data geologi, data kadar, data lokasi, peta topografi.
Untuk menghitung tonase ore (ton) diperoleh dari hasil kali volume ore (m3)
Untuk menghitung tonase mineral yang terdapat di dalam ore diperoleh dari
7
Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produk
stripping rationya.
Kondisi pasar
Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir operasi
Dimensi jenjang/bench
Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah hujan
daerah penambangan.
8
2.4.1 Jumlah Tanah Penutup
Tanah penutup atau overburden yaitu tanah yang berada di atas lapisan bijih.
Jumlah dari tanah penutup harus diketahui dengan jelas untuk menentukan nilai
Stripping Ratio.
Dari data hasil pemboran dan eksplorasi, dapat diketahui jumlah cadangan
bijih yang dapat ditambang (mineable). Dari jumlah bijih tembaga hasil perhitungan
penutup ( waste ) terhadap jumlah material bijih (ore). Pada tambang bijih, nisbah
ini biasanya dinyatakan dalam ton waste/ton ore. Di tambang batubara sering
...............................................(3.3)
Geometri Jenjang
9
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang tunggal, dan
Tinggi jenjang : Biasanya alat muat yang digunakan harus mampu pula
Sudut lereng jenjang : penggalian oleh alat gali mekanis seperti loader atau
(double/triple bench), pada umumnya untuk jenjang yang tingginya 5-8 meter.
Dalam hal ini jenjang perangkap dibuat setiap dua atau tiga jenjang. Dalam
pedoman.
Untuk suatu tambang yang baru, penting diperhitungkan dimana letak jalan-
jalan keluar dari tambang. Biasanya kita ingin akses yang baik ke lokasi
10
Topografi merupakan faktor yang penting. Akan sulit sekali bagi truk untuk
keluar dari pit ke medan yang curam. Jalan angkut (ramp) dapat dilihat pada
gambar 3.1.
Ramp
Gambar 3.1
Jalan Angkut (Ramp)
Lebar jalan seperti di atas memungkinkan lalulintas dua arah, ruangan untuk
truk yang menyusul, juga cukup untuk selokan dan tanggul pengaman.
n : jumlah jalur
11
Nilai 0,5 pada rumus diatas menunjukan bahwa ukuran aman kedua kendaraan
berpapasan adalah sebesar 0,5 wt, yaitu setengah lebar terbesar dari alat angkut
yang bersimpangan. Ukuran 0,5 wt juga digunakan untuk jarak dari tepi kanan atau
Lt = n(U + Fa + Fb + Z) + C .. (3.2)
Z = C= (U + Fa + Fb )
Keterangan :
Lt : Lebar jalan angkut pada tikungan, (meter).
U : Jarak jejak roda, (meter).
Fa : Lebar juntai depan, (meter).
Fb: Lebar juntai belakang, (meter).
C : Jarak antara alat angkut saat bersimpangan,(meter).
kontruksi alat angkut yang digunakan. Penentuan besarnya jari-jari tikungan, rumus
12
Kemiringan Jalan
oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan
kemiringan.
Berdasarkan teori ankintos D.I.C. pada kondisi jalan kering, nilai super
elevasi merupakan harga maksimum yaitu 60 mm/m sedangkan pada kondisi jalan
penuh lumpur atau licin, nilai super elevasi terbesar adalah 90 mm/m. kemiringan
13
V : Kecepatan kendaraan saat melewati tikungan
R : Radius tikungan
G : Gravitasi bumi = 9,8 m/s2
Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%) yang dapat
Grade () = .. ....(3.4)
Dengan:
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik
dan aman oleh alat angkut saat menaiki atau turun dari ketinggian maksimum 8 %
- 10%.
kenampakan visual lereng, yaitu : orientasi lereng, kemiringan lereng, tinggi lereng
dan lebar bench. Orientasi lereng menentukan tipe longsoran yang mungkin terjadi.
untuk menghitung tinggi kritis jenjang dengan pertimbangan keamanan, maka salah
................................ (3.4)
dimana :
Hc = Ketinggian kritis = Sudut geser dalam
14
Sedangkan untuk perhitungan lebar jenjang, menurut L. Sheyyakov (mining
B = N + L + L1 + l2 ..... (3.5)
keterangan :
B = lebar jenjang, m
truck, m
Disini tidak disediakan lebar untuk alat muat / gali karena dianggap alat
penambangan, yaitu:
a. Tinggi Jenjang.
15
b. Lebar jenjang: antara 50 250 ft
(Bench Floor). Lebar jenjang ini adalah jarak antara crest dan toe yang diukur
sepanjang permukaan jenjang bagian atas. Lebar bank adalah proyeksi horizontal
Sumber : Perencanaan Tambang, Irwandy Arif dan Gatut S. Adisoma, 2002 hal IV-
11
Gambar 3.7 Penampang Jenjang Kerja
lebar yang digali di jenjang kerja ini disebut cut. Lebar jenjang kerja ( WB )
didefinisikan sebagai jarak dari crest pada jenjang dasar ke posisi toe yang baru
16
Setelah cut dipindahkan maka akan terlihat sisanya adalah sebagai jenjang
pengaman atau jenjang penangkap ( cath bench ) dengan lebar SB. Tujuan
a. Untuk mengumpulkan material yang meluncur dari jenjang yang ada di atasnya.
Sumber : Perencanaan Tambang, Irwandy Arif dan Gatut S. Adisoma, 2002 hal IV-
11
Gambar 3.8 Fungsi Jenjang Penangkap
Gambar di atas adalah suatu lereng yang terdiri dari 5 jenjang dan 1 ramp
(Gambar 3.11) dimana sudut lerengnya dibuat dari garis yang menghubungkan kaki
17
lereng yang paling rendah sampai ke puncak lereng yang paling tinggi sehingga
berikut:
.... .............(3.6)
Dimana:
n = jumlah jenjang
BAB III
SEPTEMBER 2017. Dapat juga disesuaikan dengan jadwal yang diberikan oleh
pihak perusahaan.
WAKTU KEGIATAN
JENIS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
No
KEGIATAN 2017 2017 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan Data
4 Presentasi
18
BAB IV
PERMOHONAN FASILITAS
saya sangat harapkan sekiranya dari pihak PT. TANJUNG PUTIAH. dapat
3. Konsumsi
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal Tugas Akhir (TA) saya ini, sebagai bahan pertimbangan
bagi bapak/ibu agar dapat menerima saya untuk melaksanakan kerja praktek (KP)
di PT. TANJUNG PUTIAH. Dan untuk selanjutnya, mohon bimbingan dan arahan
19