You are on page 1of 8

Volume 2 Nomor 23 April 2013 KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kons
elor hlm. 26-33
Info Artikel:
Diterima23/04/2013
Direvisi
Dipublikasikan

Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan


Bimbingan dan Konseling

Fani Julia Fiana1, Daharnis 2, Mursyid Ridha3

Abstrak Discipline is really important to be possessed by every student. The students


who are able to be discipline will obey the whole rules that have been already designed by
the school. If the students can follow them successfully, a good lesson condition will be
created and the students will be able to increase their achievement in learning. In fact, most
of students in SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang could not obey the school
rules, for examples, be late to school, hang out in the canteen out of school at lesson time,
and at the rest time they smoke in the school canteen. The counselor teacher has given some
services needed in order the students can obey the school rules. Therefore, the researcher
was necessary to do a research about the students discipline in school and the implication of
counseling services in SMA Pembangunan Laboratorium UNP, as a purpose to get a clear
description toward the students discipline performance and also the implication of
counseling services.
This is a descriptive research that is aimed to describe students discipline at school
and the implication of counseling services. The population is the whole students in grade X,
XI and XII amount 671 students in SMA Pembangunan Laboratorium UNP. The sample is 73
students. The technique of data collection is questionnaires that reveal the students discipline
at school, then, the data collected will be analyzed with percentage technique. The finding of
the research uncover that discipline at school is in good categorize, namely, 1) tidiness
discipline, 2) diligence discipline, 3) lesson time setting discipline. Whereas, discipline at
school is in good enough categorize, such as, 1) cleanliness environment discipline, 2)
behavior discipline. The factors supported the students discipline at school is in good
categorize, like, 1) themselves, 2) contemporary friends. Whereas, the factors supported the
students discipline at school is in good enough categorize.
Based on the finding of the research, it is suggested to the counselor teachers to
identify the causes of students discipline violation at school by giving counseling services,
namely, individual counseling services and cluster counseling services, and defend the good
efforts with increase the lack effort in materials, methods, media, and time of lesson
guidance.

Key word: school discipline; implication; counseling services

1
fani julia fiana, JurusanBimbingandanKonseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, email:
2
Daharnis, JurusanBimbingandanKonseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
3
Mursyid ridha, JurusanBimbingandanKonseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
26
2013oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
27

PENDAHULUAN menyesuaikan diri dengan tuntutan


Sekolah merupakan lembaga lingkungan, 3) Menjauhkan siswa
pendidikan yang berperan dalam melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
membentuk karakter siswa. Karakter siswa 4) Mendorong siswa melakukan hal-hal
yang ingin dikembangkan melalui yang baik dan benar. 5) Peserta didik
pendidikan di sekolah seperti yang belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan
dirumuskan dalam UU No. 20 tahun 2003, yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri
yaitu: dan lingkungannya.
Kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, Dalam pelaksanaan proses
kecerdasan, akhlak-akhlak mulia pembelajaran aturan yang berlaku di
serta keterampilan yang diperlukan ssekolah berupa penerapan disiplin siswa
dirinya, masyarakat, bangsa dan yaitu disiplin dalam berpakaian, kehadiran,
negara. pengaturan waktu untuk belajar dan
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Karakter siswa tersebut akan Salah satu upaya agar dilaksanakan oleh
terwujud dalam suasana pembelajaran siswa adalah dengan pemberian pelayanan
yang kondusif, nyaman, dinamis, dan bimbingan dan konseling di sekolah.
ditegakkannya nilai dan norma yang Fungsi layanan bimbingan dan konsleing
berlaku. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah fungsi pemeliharaan dan
nasional, pengendalian diri siswa harus pengembangan. Dengan pemberian
diperhatikan oleh pendidik, selain layanan ini diharapkan siswa dapat
pengembangan kemampuan mematuhi peraturan atau siswa dapat
intelektualnya. Menurut Goldfried dan berperilaku disiplin di sekolah.
Merbaum (dalam Lazarus, 1976:339) Menurut Akhmad Sudrajat
pengendalian diri merupakan suatu (2008:24) setiap siswa dituntut dan
kemampuan untuk menyusun, mengatur, diharapkan untuk berperilaku setuju
membimbing, dan mengarahkan bentuk dengan aturan dan tata tertib yang berlaku
perilaku yang dapat membawa individu ke di sekolahnya. Perilaku, aturan dan tata
arah konsekuensi positif. Pengendalian diri tertib yang berlaku di sekolah tersebut
siswa sangat mendukung pencapaian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
tujuan pendidikan itu sendiri. 1) Kepatuhaan dan ketaatan siswa
Pengendalian diri siswa merupakan terhadap berbagai peraturan dan tat tertib
suatu kemampuan individu dalam yang berlaku disekolahnya, itu biasa
mengelola dirinya, baik dalam lingkungan disebut dengan disiplin siswa. 2)
belajar, lingkungan keluarga, ataupun Peraturan, tata tertib dan berbagai
dalam lingkungan sosialnya. Dengan ketentuan lainya yang berupaya mengatur
pengendalian diri yang baik, siswa akan perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
mampu beradaptasi dalam kondisi
lingkungannya, dan dapat terhindar dari Senada dengan hal tersebut
permasalahan penyesuaian diri, dan Elizabeth Hurlock (1987:83) juga
permasalahan bersosialisasi dengan mengemukakan bahwa anak membutuhkan
individu lain serta siswa mampu mematuhi disiplin, bila mereka ingin bahagia dan
segala peraturan yang ada di sekolah. menjadi orang yang baik penyesuaiannya,
Rachman (dalam TUU Tulus, 2004:35) karena melalui disiplin mereka dapat
mengemukakan secara rinci kegunaan atau belajar berperilaku dengan cara yang
pentingnya disiplin bagi diri siswa, yaitu: diterima masyarakat dan sebagai hasilnya
1) Memberikan dukungan bagi terciptanya diterima oleh anggota kelompok sosial.
perilaku yang tidak menyimpang, 2) Dari kutipan di atas dapat diambil
Membantu siswa memahami dan kesimpulan bahwa seorang peserta didik

KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 23 April2013


28

yang baik, adalah peserta didik yang dapat saat jam istirahat berlangsung. Selanjutnya
mentaati segala aturan dan norma-norma panulis melakukan wawancara terhadap
yang berlaku di sekolah dan lingkungan di lima orang siswa SMA Pembangunan
luar sekolah. Laboratorium Universitas Negeri Padang,
Bohar Soeharto (dalam TUU yang mana tiga orang siswa menyatakan
Tulus, 2004:34) mengatakan pada mereka merasa penerapan disiplin di
dasarnya semua orang sejak lahir sudah sekolah belum begitu dapat membuat
mengerti dan terkena disiplin karena dalam mereka untuk lebih disiplin dan mematuhi
kehidupannya manusia peranannya penting aturan-aturan yang berlaku disekolah, hal
sekali dalam berhubungan dengan ini mereka rasa dikarenakan mereka
kelompok atau manusia lain. Selanjutnya sendiri belum mau untuk mematuhi aturan
dikatakan juga, para pendidik, orang tua yang berlaku di sekolah.
dan guru, sebagaimana halnya dengan Hasil wawancara di lakukan
pemimpin kelompok, melihat disiplin ini terhadap para guru BK (FD) yang ada di
sebagai sesuatu yang sangat penting dalam sekolah tersebut terungkap bahwa
interaksi manusia. penerapan disiplin dan penginformasian
Kedisiplinan penting untuk tentang aturan dan tata tertib yang ada di
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sekolah telah diberikan kepada para
tapi sering menjadi masalah di sekolah peserta didik, namun masih terdapat
karena hampir setiap hari ada saja siswa peserta didik yang masih melanggar aturan
yang melanggar disiplin. Nursito (dalam dan tata tertib di sekolah. Seorang guru BK
Tarmizi, 2009) mengemukakan bahwa pernah bertanya kepada para siswa
masalah kedisiplinan siswa menjadi ananda, mengapa kamu berpakaian
sangat berarti bagi kemajuan sekolah Di seperti itu, siswa tersebut menjawab ibuk
sekolah yang tertib akan selalu tidak gaul, dan tidak mengerti
menciptakan proses pembelajaran yang perkembangan model ya, begitulah siswa
baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tersebut menjawab pertanyaan dari guru.
tertib kondisinya akan jauh berbeda. Dari kutipan percakapan di atas, timbullah
Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pertanyaan dari penulis apa siswa tersebut
sudah dianggap barang biasa dan untuk memahami apa maksud dan fungsi dari
memperbaiki keadaan yang demikian peraturan yang telah disepakati bersama
tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja disaat mereka memasuki lingkungan
keras dari berbagai pihak untuk sekolah.
mengubahnya salah satunya adalah Pada tanggal 4 Februari 2012, telah
penerapan disiplin yang dilakukan oleh terjadi tawuran antar pelajar yang mana
guru terhadap siswa, sehingga berbagai tawuran tersebut dilakukan di saat proses
jenis pelanggaran terhadap tata tertib pembelajaran sedang berlangsung, disana
sekolah dapat dicegah dan ditangkal. para siswa SMA Kartika bolos sekolah
Hasil observasi terhadap para siswa pada jam pembelajaran, lalu mereka
di SMA Pembangunan Laboratorium berkumpul dan melakukan tawuran
Universitas Negeri Padang yang terhadap para siswa sekolah lain yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2012 sedang berada di jalan raya Jalan Permindo
tentang keadaan disiplin siswa di sekolah Kota Padang (Padang Ekspres 5 Februari
terlihat bahwa terdapat para siswa yang 2012). Selanjutnya penulis pun melihat
masih melanggar disiplin di sekolah para siswa yang memakai sepeda motor
seperti: siswa sering datang terlambat melakukan ugal-ugalan di jalan raya
kesekolah, siswa sering duduk di kantin setelah mereka menerima hasil kelulusan,
diluar lingkungan sekolah pada jam yang mana seharusnya para siswa tersebut
pelajaran dan terdapatnya para siswa yang sebelumnya telah diberitahukan oleh pihak
merokok di dalam kantin diluar sekolah di sekolah agar tidak melakukan kebut-

KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 23 April2013


29

kebutan di jalan raya. Pemberitahuan dari


pihak sekolah tersebut kurang digubris Tabel 1
oleh para siswa, yang mana para siswa Gambaran Keseluruhan Pelaksanaan
masih saja melakukan kegiatan tersebut Disiplin Siswa di Sekolah dan Faktor-
dalam kelompok yang cukup besar. faktor pendukung
Berdasarkan latar belakang
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan No
penelitian dengan judul Disiplin Siswa di Indikator Kategori
. %
sekolah dan Implikasinya dalam 1. Disiplin dalam 92,2%
Pelayanan Bimbingan dan Konseling Baik
kerapian
(Studi Deskriptif Terhadap Siswa di SMA 2. Disiplin dalam 81,8%
Pembangunan Laboratorium Universitas Baik
kerajinan
Negeri Padang). 3. Disiplin dalam 69,2%
Berdasarkan permasalahan yang Cukup
kebersihan
telah ditekemukakan maka fokus dalam Baik
lingkungan
penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan 4. Disiplin dalam 81,8%
pelaksanaan disiplin siswa di SMA pengaturan Baik
Pembangunan Laboratorium Universitas waktu belajar
Negeri Padang, 2) Implikasinya dalam 5. Disiplin dalam 75,4% Cukup
pelayanan bimbingan dan konseling kelakuan Baik
mengatasi pelanggaran disiplin di sekolah. 6. Dukungan dari 82,1%
Baik
diri sendiri
METODOLOGI PENELITIAN 7. Dukungan dari 86,8%
Penelitian ini berbentuk penelitian Baik
teman sebaya
deskriptif yang bertujuan untuk 8. Dukungan dari 64,2% Cukup
mendeskripsikan dan mengetahui lingkungan Baik
pelaksanaan aturan disiplin siswa di SMA Rata-rata 80,3% Cukup
Pembangunan Laboratorium UNP, dan Baik
implikasinya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling. Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat
Populasi penelitian ini adalah siswa dilihat secara rata-rata pelaksanaan disiplin
SMAN Pembangunan Laboratorium UNP siswa di sekolah dan faktor-faktor yang
kelas X,XI, XII yang berjumlah 671 orang pendukung adalah 80,3%.
dan jumlah sampel sebanyak 73 orang
dengan menggunakan teknik simple PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
random sampling. Alat pengumpul data Dari hasil penelitian yang telah
berbentuk angket. Prosedur yang ditempuh dikemukakan sebelumnya, berikut ini
dalam pengumpulan data adalah dengan dikemukakan pembahasan sesuai dengan
mengadministrasikan angket kepada pertanyaan penelitian yang telah diajukan.
sampel penelitian. Data yang telah Dalam pembahasan ini disiplin siswa
terkumpul dianalisis dengan menggunakan dikelompokkan kepada empat kategori,
teknik persentase. yaitu baik, cukup baik, kurang baik, dan
HASIL tidak baik.
Adapun pembahasan tentang hasil
Pelaksanaan disiplin siswa di penelitian ini adalah:
sekolah dan faktor-faktor pendukung dapat
dilihat pada tabel 1:

KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 23 April2013


30

Bentuk Pelaksanaan Disiplin di Sekolah yang baik, kegiatan dan proses pendidikan
akan terganggu karena ada yang
a. Disiplin dalam kerapian melanggar disiplin sekolah. Pelaksanaan
Dari data yang disajikan peraturan dalam kerajian kepada siswa
menunjukkan bahwa pelaksanaan disiplin juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
siswa dalam kerapian, adalah 92,2%. Hal Siswa yang menerapkan peraturan dengan
ini berarti siswa sudah menerapkan baik akan memperoleh hasil belajar yang
disiplin sekolah dalam hal kerapian itu lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
pada kategori baik. Siswa menyadari yang tidak menerapkan peraturan dengan
kebutuhan dan kewajibannya sebagai baik.
pelajar untuk mematuhi dan mengikuti
aturan yang ada di sekolah. c. Disiplin dalam kebersihan
Hal ini senada dalam Instruksi lingkungan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. Dari data yang disajikan
14/U/1979 tertanggal 1 Mei 1974 yang menunjukkan bahwa pelaksanaan disiplin
dikutip Nawawi (1985) menyatakan: siswa dalam kebersihan lingkungan adalah
Aspek-aspek yang tercakup dalam 69,2%. Hal ini berarti siswa sudah
tata tertib itu adalah sebagai berikut:1) menerapkan disiplin sekolah dalam hal
Tugas dan kewajiban dalam kegiatan kebersihan lingkungan itu pada kategori
sekolah, meliputi: a) Masuk sekolah. b) cukup baik. Artinya siswa menerapkan
Waktu belajar. c) Waktu istirahat. d) aturan sekolah dengan baik dan mengikuti
Waktu pulang. 2) Larangan-larangan bagi aturan yang ada.
siswa: Meninggalkan sekolah/pelajaran Kebersihan lingkungan sekolah
selama jam-jam pelajaran berlangsung, merupakan tanggung jawab bersama untuk
tanpa izin kepala sekolah, guru yang menunjang pelaksanaan proses belajar
bersangkutan dan guru piket. 3) Sanksi- mengajar. Sesuai dengan pendapat TUU
sanksi bagi para siswa, dapat berupa: a) Tulus (2004:36) yang menyatakan bahwa
Peringatan secara lisan langsung kepada lingkungan sekolah yang teratur, tertib,
siswa. b) Peringatan tertulis kepada tenang tersebut memberikan gambaran
pelajar dengan tembusan kepada orang lingkungan siswa yang giat, gigih, serius,
tua/wali. penuh perhatian, sungguh-sungguh dan
Dengan adanya kesadaran siswa kompetitif dalam kegiatan pembelajaran.
untuk menjalankan peraturan dan tata Lingkungan sekolah diartikan sebagai
tertib yang ada maka siswa akan lingkungan dimana siswa dibiasakan
bertingkah laku sesuai dengan aturan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan
tersebut, dan mempunyai dampak positif nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai
terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. bidang studi. Ini berarti memang
kebersihan lingkungan sekolah itu sangat
perlu dijaga dan dilestarikan. Hal ini
b. Disiplin dalam kerajinan dimaksudkan agar siswa mampu
Berdasarkan data yang disajikan melaksanakan proses belajar dengan baik
menunjukkan bahwa pelaksanaan disiplin untuk mengembangkan potensi yang
siswa dalam kerajinan, adalah 81,8%. Hal dimilikinya.
ini berarti siswa sudah menerapkan
disiplin sekolah dalam hal kerajinan itu
pada kategori baik. Artinya siswa sudah
melakukan disiplin dalam kerajinan d. Disiplin dalam pengaturan waktu
dengan semestinya. belajar
Sebagaimana yang dikemukakan Sesuai dengan data yang disajikan
oleh TUU Tulus (2004:48) tanpa disiplin menunjukkan bahwa pelaksanaan disiplin

KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 23 April2013


31

siswa dalam pengaturan waktu belajar, Soejitno Irmim dan Abdul Rochim (dalam
adalah 81,8%. Hal ini berarti siswa sudah Soegeng Priyodarminto, 2004:101-119)
menerapkan disiplin sekolah dalam hal pandangan yang bisa menghambat
pengaturan waktu belajar itu pada kategori jalannya disiplin adalah menganggap
baik ditandai dengan dengan adanya disiplin sebagai siksaan, merasa tidak ada
penggunaan waktu dengan efektif dan yang mengawasi, menuruti hawa nafsunya,
efisien, penyusunan jadwal pelajaran, sikap egois dan mencari enaknya sendiri,
adanya pengaturan waktu untuk belajar contoh yang tidak baik, kesempatan
dan kegiatan ekstrakurikuler, penggunaan melakukan perbuatan menyimpang, tidak
waktu istirahat yang tepat sehinggat tidak merasa berdosa.
mengganggu proses pembelajaran. Dengan Disiplin siswa di sekolah dapat
adanya pengaturan waktu ini dan adanya berjalan dengan maksimal apabila semua
jadwal yang tepat dapat membantu siswa pendidik mengambil bagian di dalam
untuk disiplin dan bisa mengatur waktu menjaganya, sesuai dengan fungsi yang
seoptimal mungkin. Menurut Maman ditentukan. Dalam hal ini, peran guru
Rahman 1999 (dalam TUU Tulus, pembimbing dalam penerapan disiplin
2004:35) bahwa dengan adanya penerapan sekolah menurut Kartini Kartono
disiplin akan membantu peserta didik (1985:212) adalah : 1) Tidak berfungsi
belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan sebagai pemegang kuasa, jadi tidak akan
yang baik, positif dan bermanfaat bagi menguji, mengadili atau menilai anak, 2)
lingkungannya. Kebiasaan-kebiasaan yang Mempunyai keterampilan khusus dan
dapat dikembangkan oleh siswa adalah pengalaman yang lebih mendalam
bagaimana ia bisa mengatur waktu belajar mengenai memahami perasaan an
baik di sekolah maupun dirumah. kepribadian siswa, 3) Berfungsi sebagai
orang yang menolong dan melayani semua
e. Disiplin dalam kelakuan pihak, 4) Menjadi orang yang dapat
Berdasarkan data yang disajikan dipercaya dengan rahasia-rahasia yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan disiplin tidak dapat dikemukakan kepada orang
siswa dalam aspek kelakuan adalah 75,4%. lain.
Hal ini berarti siswa sudah melaksanakan
disiplin sekolah dalam aspek kelakuan itu Faktor-faktor yang mendukung disiplin
pada kategori cukup baik. (a) Dukungan dari Diri Sendiri Dari data
Namun bagi siswa yang belum yang disajikan mendukung pelaksanaan
melaksanakan disiplin dalam kelakuan disiplin siswa dilihat dari faktor-faktor
menyatakan bahwa peraturan sekolah yang mendukung disiplin siswa dari diri
dalam kegiatan belajar selama ini terlalu sendiri adalah 82,1% yang dikategorikan
mengekang, tidak ada manfaatnya, baik. Pelaksanaan disiplin ini seperti
merepotkan siswa dan menghambat mengikuti proses pembelajaran dengan
ekspresi siswa. Dilihat dari fenomena di baik, dan menjalani aturan-aturan di
sekolah yaitu masih ada siswa yang sering sekolah dengan baik tanpa menjadikannya
keluar masuk kelas ketika guru sedang suatu beban. Dengan adanya kesadaran diri
menerangkan pelajaran, siswa terlambat siswa untuk melaksanakan disiplin
menyerahkan tugas yang diberikan guru, membuat siswa belajar bertanggung jawab,
cabut dalam belajar dan memakan dan menumbuhkan rasa kebersamaan.
makanan ringan di kelas, serta tindakan Menurut Elizabeth Hurlock (1987:79)
lainnya. siswa yang terbiasa untuk patuh pada
Sikap siswa seperti ini yang aturan-aturan dan norma yang berlaku
menjadikan disiplin di sekolah tidak akan mempermudah dirinya untuk dapat
berjalan dengan maksimal. Hal ini sesuai menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan apa yang dikemukakan oleh yang baru dimasukinya. (b) Dukungan

KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 23 April2013


32

dari Teman Sebaya Dari data yang tertib dan bertanggung jawab dalam
disajikan menunjukkan pelaksanaan kegiatan belajarnya.
disiplin siswa dilihat dari fakktor-faktor Hal ini sejalan dengan pendapat
yang mendukung disiplin siswa dari Maman Rahman, (dalam TUU Tulus,
teman sebaya adalah 86,8% yang 2004:35) bahwa dengan adanya penerapan
dikategorikan baik. Pelaksanan disiplin disiplin akan membantu peserta didik
siswa di sekolah sudah baik karena siswa untuk belajar hidup dengan kebiasaan-
tidak dipengaruhi oleh ajakan cabut oleh kebiasaan positif, dan bermanfaat bagi diri
teman pada saat jam belajar berlangsung, dan lingkungannya.
tidak takut diolok teman-teman lain
apabila mentaati peraturan, tidak takut Implikasinya dalam Pelayanan BK
dikucilkan oleh teman-teman apabila untuk Penanganan Disiplin Siswa
mematuhi aturan di sekolah. Hal ini dapat Layanan yang dapat dilaksanakan
berjalan dengan baik karena siswa dapat dalam penanganan disiplin siswa
menyesuaikan diri dengan baik dengan diantaranya adalah: 1) Layanan Orientasi,
lingkungannya sehingga mampu menolak 2) Layanan Informasi, 3) Layanan
pengaruh-pengaruh negative dari teman Konseling Individual, 4) Layanan
sebaya. Bimbingan Kelompok, 5) Layanan
Konseling Kelompok
Hal ini sejalan dengan pendapat
Santrock (2003:270) Hakikatnya ketika KESIMPULAN DAN SARAN
individu memasuki lingkungan sekolah
mengembangkan interaksi sosialnya A. Kesimpulan
dengan teman sebaya yang menjadi
kebutuhan bersama. Proses hubungan Dari hasil penelitian secara rata-
interaksi social yang terjadi tersebut rata pelaksanaan disiplin siswa yang
mempengaruhi, mengubah, dan tergolong tergolong kategori baik yaitu
meperbaiki kelakuan individu yang lain. pelaksanaan disiplin siswa dalam
Pengaruh teman sebaya dapat menjadi kerapian, pelaksananaan disiplin siswa
positif jika siswa dapat menyesuaikan diri dalam kerajinan, dan pelaksanaan disiplin
dengan baik dan menolak pengaruh buruk siswa dalam pengaturan waktu belajar.
yang datang padanya. (c) Dukungan dari Sedangkan secara rata-rata pelaksanaan
Lingkungan Dari data yang disajikan disiplin siswa dalam kategori cukup baik
menunjukkan pelaksanaan disiplin siswa yaitu pelaksanaan disiplin siswa dalam
dilihat dari faktor-faktor yang mendukung kebersihan lingkungan dan pelaksanaan
disiplin siswa dari lingkungan adalah disiplin siswa dalam kelakuan. Faktor-
64,2% yang dikategorikan cukup baik. faktor yang mendukung pelaksanaan
Pelaksanaan disiplin siswa di sekolah disiplin siswa di sekolah secara rata-rata
cukup baik baik karena siswa tidak yang tergolong kategori baik yaitu diri
terpengaruh dengan situasi lingkungan sendiri dan teman sebaya, sedangkan yang
belajar yang tidak kondusif siswa tetap berkategori cukup baik yaitu dari
mengikuti proses pembelajaran di sekolah, lingkungan.
tidak terlambat datang kesekolah meskipun
jarak rumah yang cukup jauh. Hal ini B. Saran
dikarenakan siswa memiliki kesadaran Berdasarkan hasil penelitian, dapat
untuk mematuhi peraturan dalam kegiatan dikemukakan saran-saran yang terkait
belajar tanpa adanya paksaan dari pihak dengan peningkatan disiplin siswa, yaitu:
lain. Siswa yang terbiasa belajar teratur 1) Guru BK memberikan layanan
baik dirumah maupun disekolah maka bimbingan dan konseling untuk
akan terlatih terus untuk belajar mandiri, meningkatkan kesadaran siswa dalam

KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 23 April2013


33

melaksanakan disiplin siswa di sekolah. 2)


Personil sekolah seperti kepala sekolah,
guru mata pelajaran, wali kelas dan
karyawan perlu secara sungguh-sungguh
untuk menerapkan disiplin sekolah agar
berjalan dengan baik serta memberikan
contoh kepada siswa dalam menerapkan
disiplin di sekolah. 3) Siswa yang belum
menerapkan disiplin sekolah perlu adanya
penanganan khusus dari guru agar siswa
menyadari akan pentingnya penerapan
disiplin untuk dirinya dimanapun ia
berada. 4) Peneliti selanjutnya agar dapat
melakukan penelitian berkaitan dengan
disiplin dengan mengkaji aspek lain.

DAFTAR RUJUKAN

Akhmad Sudrajat. 2008. Perkembangan


Kognitif. Jakarta: Bumi Aksara.
Elizabeth Hurlock. 1987. Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga.
Http://Padangekspress.co.id, diakses
19 Januari 2012
Kartini Kartono. 1985. Psikologi Sosial.
Jakarta: Rajawali Pers.
Lazarus. 1976. Kendali Diri. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nawawi. 1985. Administrasi Pendidikan.
Jakarta: Gunung Agung.
Santrock J.W. 2003. Perkembangan Masa
Hidup. Jakarta: Erlangga.
Soegeng Prijodarminto. 1994. Disiplin
Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Abadi.
Tarmiji. 2009. Pola Asuh Orang Tua
dalam Mengarahkan Prilaku
Anak. Jakarta: Rineka Cipta
TUU Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada
Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
CV Eko Jaya.

KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 23 April2013

You might also like