You are on page 1of 12

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PROSES PEMBUATAN GETHUK, KLEPON, KOCOMOTO, DAN


LUPIS

OLEH:

1. PUTRI AZIZAH (4301415006)


2. BARKAH SUBARYANTO (4301415071)
3. MASYA MARCHELINA NATASUKMA (4301415031)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang telah memberikan kesehatan
serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini meksipun belum terlalu
sempurna.
Kami juga mengharapkan kritik/saran yang bersifat membangun dari Ibu Woro
Sumarni selaku dosen mata kuliah Kimia Bahan Pangan untuk kesempurnaan penyusunan
laporan ini dan juga terima kasih atas arahan dan bimbingannya, karena tanpa beliau
penyusunan laporan ini tidak akan terselesaikan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari para pembaca.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca laporan ini. Semoga dengan adanya laporan ini dapat memperluas
wawasan kita semua.

Semarang, 12 Oktober 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan.
Pengertian observasi intinya adalah sebuah proses pengamatan atau pemantauan akan suatu
objek atau masalah yang dari situ akan diambil sebuah laporan dan kesimpulan.

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat


fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta
maupun ilmu-ilmu sosial, observasi dapat berlangsung dalam konteks laboatorium
(eksperimental) maupun konteks alamiah. Observasi yang berarti pengamatan tentang suatu
masalah,sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Sebagai metode ilmiah
observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang
diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas
kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengamatan tidak langsung misalnya melalui tes.

Observasi merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mengetahui sesuatu secara
langsung dan mendalam. Biasanya observasi dilakukan untuk mendalami suatu hal atau objek
yang tidak disadari oleh banyak orang. Pengertian observasi dapat dijabarkan sebagai suatu
proses memahami, mencari tahu, dan mendalami suatu objek atau peristiwa secara detail
dengan cara terjun langsung dalam peristiwa atau menekankan pada objek. Proses ini
tergolong cukup efektif untuk mengumpulkan data-data terkait seputar objek. Pengamatan
secara langsung misalnya terjun lansung kelapangan seperti yang telah kita lakukan dalam
pembuatan gethuk, klepon, kocomoto, dan lupis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah makanan tradisional tersebut?
2. Bagaimana analisa produksi?
3. Apa saja manfaat dari makanan tradisional tersebut?

C. TUJUAN KEGIATAN
1. Mengetahi proses pembuatan atau pengolahan.
2. Mengetahui manfaat dari makanan tersebut.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Kimia Bahan Pangan.

D. MANFAAT KEGIATAN

Manfaat dari kegiatan observasi ini adalah menambah wawasan bagi mahasiswa
tentang makanan tradisional yang sering ditemui di lingkungan namun tidak banyak yang
mengetahui proses pembuatan serta bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan nya.
Banyak mahasiswa yang pernah memakan gethuk, klepon, kocomoto, dan lupis namun
mengaku belum mengetahui cara membuatnya. Diharapkan dengan setelah mengetahui cara
pembuatannya, mahasiswa dapat menemukan ide-ide baru sebagai inovasi untuk
mengembangkan dan melestarikan makanan tradisional.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN GETHUK, KLEPON, KOCOMOTO, DAN LUPIS

Gethuk adalah makanan yang terbuat dengan bahan utama ketela pohon atau
singkong. Gethuk merupakan makanan yang mudah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Gethuk dikenal ada dua macam :

1. Gethuk, pada saat singkong yang sudah masak pada waktu suhu masih panas
ditaburi potongan-potongan kecil gula jawa sehingga berwarna coklat tidak
merata dan tumbukan gethuk ini bentuknya masih kasar.
2. Gethuk lindri, adalah gethuk yang diproses dengan cara singkong masak digiling
halus dengan gula pasir, ditambah pewarna makanan dan vanili, setelah itu
dirapatkan memanjang menyerupai mie dengan ketebalan sekitar 2cm dan lebar
4cm, kemudian dipotong berbentuk persegi panjang berukuran sekitar 5cm x 4cm

Klepon atau kelepon adalah salah satu jenis makanan tradisional khas Indonesia yang
termasuk ke dalam kelompok jajan pasar. Di Sumatera dan Malaysia, klepon disebut onde-
onde sedangkan di Jawa dan bagian lain di Indonesia panganan yang disebut onde-onde
adalah bebola tepung beras berisi adonan kacang hijau yang diballuri biji wijen, perbedaan
penyebutan antara di Jawa dan Sumatera-Malaysia ini seringkali menjadi penyebab
kekeliruan dan kerancuan dalam mengartikank onde-onde, klepon biasa dijajakan dengan
gethuk dan cenil sebagai camilan di pagi atau sore hari. Warna klepon biasanya putih atau
hijau tergantung selera.

Lupis (sering disebut Lopis) merupakan makanan khas Indonesia terutama area Jawa.
Lupis adalah kue manis yang terbuat dari beras ketan. Dapat ditambahkan dengan kelapa
parut dan gula aren untuk menambah rasa manis. Biasanya dimakan pada saat sarapan atau
teman minum teh pada sore hari. Dahulu bentuknya segitiga namun karena sulit untu
membungkusnya maka dibuat memanjang seperti lontong.

Kocomoto atau sering disebut dengan kue kacamata adalah salah satu makanan
tradisional yang digolongkan dalam kelompok jajan pasar. Kue kocomoto ini berbahan dasar
ketela pohon atau singkong yang diberi isian pisang dan dibungkus memanjang. Disebut
kocomoto karena ketika kue ini dipotong maka bentuknya akan menyerupai kacamata dengan
pisang di tengahnya sebagai mata. Kue kocomoto ini bisanya dijajakan bersama dengan
gethuk.

B. MANFAAT
Manfaat dari gethuk, klepon, kocomoto, dan lupis adalah sebagai makanan camilan
yang bisa dimakan di pagi hari maupun sore hari. Karena bahan utama dari makanan-
makanan tradisional ini banyak mengandung karbohidrat maka makanan-makanan tradisional
ini dapat dimakan untuk menunda lapar.
BAB III
PEMBAHASAN

A. ANALISA PRODUKSI
Pembuatan Gethuk
Alat dan Bahan
a. Kompor
b. Panci
c. Baskom
d. Lumpang
e. Alu
f. Garam
g. Gula jawa
h. Pisau
i. Kelapa parut
j. Daun pisang
k. Singkong

Cara Pembuatan

Langkah pertama, kupas dan cuci singkong.

Langkah kedua, singkong direbus sampai matang.

Langkah ketiga, singkong yang sudah matang ditumbuk kasar dan diberi potongan
gula jawa.
Langkah keempat, gethuk dibungkus dengan menggunakan daun pisang.

Pembuatan Klepon
Alat dan Bahan
a. Kompor
b. Panci
c. Baskom
d. Pengaduk
e. Pewarna makanan
f. Gula jawa
g. Kelapa parut
h. Garam
i. Tepung ketan

Cara Pembuatan

Langkah pertama, tepung ketan diberi air, garam, dan pewarna.

Langkah kedua, campuran tepung ketan diaduk dengan tangan sampai merata .
Langkah ketiga, dibuat bola-bola yang diisi dengan potongan gula jawa

Langakah keempat, direbus dengan air sampai matang.

Langkah kelima, ditaburi kelapa parut.

Pembuatan Kocomoto
Alat dan Bahan
a. Kompor
b. Panci
c. Baskom
d. Daun pisang
e. Pewarna makanan
f. Gula jawa
g. Kelapa parut
h. Garam
i. Parutan
j. Singkong
k. pisang

Cara Pembuatan

Langkah pertama, singkong dikupas, dicuci, dan diparut.

Langkah kedua, parutan singkong diberi garam dan pewarna makanan.

Langkah ketiga, pisang dikupas.

Langkah keempat, pisang dibungkus dengan parutan singkong.


Langakah kelima, dibungkus dengan daun pisang.

Langkah keenam, dikukus sampai matang.


Langka ketujuh, kue kocomoto dipotong dan ditaburi kelapa parut.

Pembuatan Lupis
Alat dan Bahan
a. Kompor
b. Panci
c. Baskom
d. Daun pisang
e. Lidi
f. Gula jawa
g. Beras ketan
h. Garam
i. Parutan kelapa

Cara Pembuatan

Langkah pertama, beras ketan dicuci kemudian dimasak sampai matang.

Langkah kedua, setelah dingin dibungkus dengan menggunakan daun pisag


seperti lontong.
Langkah ketiga, saat akan dimakan diberi taburan kelapa parut dan gula jawa
cair.

B. ALUR DALAM PEMASARAN

Gethuk, lupis, kocomoto, dan klepon biasanya dijual dalam satu wadah dalam
potongan-potongan kecil dan diungkus dengan kertas. Harganya yang sangat terjangkau
menjadikan makanan-makanan ini bisa dikonsumsi oleh semua kalangan. Satu porsi yang
lengkap berisi gethuk, klepon, lupis, dan kocomoto dijual dengan harga Rp 9000.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Makanan tradisional seperti gethuk, lupis, kocomoto, dan klepon merupakpan


makanan khas dari Jawa yang mudah dibuat dan menggunakan bahan yang murah. Hal ini
merupakan salah satu actor yang menunjang agar makanan-makanan ini dijadikan usaha
sehingga memberikan manfaat secara ekonomi.

B. SARAN

Dalam pembuatan gethuk, lupis, kocomoto, dan klepon ini, hal yang perlu
diperhatikan adalah kebersihan, misalnya dalam hal berpakaian. Saat proses produksi
disarankan memakai pakaian yang tertutup. Sebaiknya kemasan dibuat lebih menarik.

Bagi para pembaca diharapkan lebih dapat terinspirasi untuk mengembangkan


pengetahuan, seperti mencoba membuat yutuk goreng dan bothok dengan variasi lain
sehingga lebih di kenal masyarakat luas.

You might also like