You are on page 1of 8

Kasus 1

Pertanyaan
1. Apakah semua Obat sudah Tepat indikasi, dosis, aturan pakai dan lama
pemberian, apakah ada obat yang dibutuhkan tapi tidak diberikan?
Jawaban :
Indikasi, dosis, aturan pakai setiap obat
Novomix
Komposisi : Insulin aspart 30%, protaminated insulin aspart 70%.
Indikasi : Untuk terapi diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2.
Dosis : 0,5-1 iu/kgBB/hari.
Pemberian Obat : Diberikan segera sebelum atau setelah makan.
Kontra Indikasi : Hipoglikemia.
Perhatian : Penyakit atau obat yang dapat memperlambat absorpsi
makanan dan atau meningkatkan kebutuhan insulin.
Pengurangan jadwal makan, aktivitas fisik yang berat.
Preparat yang mengandung metacresol yang dapat
menyebabkan reaksi alergi. Dapat mengganggu
kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.
Hamil.
Efek Samping : Hipoglikemia; edema.
Interaksi Obat : Obat hipoglikemik oral, oktreotid, MAOI, penyekat-
adrenergik non selektif, ACE inhibitor, salisilat, alkohol,
steroid anabolik, sulfonamid. Kontrasepsi oral, tiazid,
glukokortoid, hormon tiroid, simpatomimetik, danazol.
Omeprazol
Komposisi : Omeprazole
Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung. Refluks
gastroesofagus. Kondisi hipersekresi patologis.
Dosis : Untuk tukak duodenum : 1 kapsul 3 kali/hari selama 2-4
minggu Untuk tukak lambung : 2 kapsul 1 kali/hari
selama 4-8 minggu Untuk refluks gastroesofagus : 1
kapsul/hari selama 4-8 minggu Untuk hipersekresi
patologis : 3 kapsul/hari
Pemberian Obat : Diberikan segera sebelum makan
Efek Samping : Sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri perut, ruam kulit
furosemid
Komposisi : Furosemide
Indikasi :Terapi tambahan pada edema paru akut. Hipertensi.
Edema yang berhubungan dengan gagal jantung
kongestif, sirosis hati, penyakit ginjal.
Dosis : Tablet : Untuk edema yang berhubungan dengan gagal
jantung kongestif, sirosis hepatik, penyakit ginjal :
Dewasa : 20-80 mg, dosis tunggal, dinaikkan 20-40 mg
tiap 6-8 jam, sampai respon tercapai. Anak : 2 mg/kg
berat badan, dosis tunggal, kemudian naikkan 1-2 mg/kg
berat badan tiap 6-8 jam, sampai respon tercapai. Dosis
> 5 mg/kg berat badan dapat diberikan pada anak
dengan sindroma nefrotik. Maksimal : 6 mg/kg berat
badan. Untuk hipertensi ringan-sedang, terapi tunggal
atau kombinasi dengan obat antihipertensi lain dan
sebagai terapi tambahan pada krisis hipertensi : awal 40
mg 2 kali/hari. Ampul : awal 20-40 mg IV/IM. Dapat
ditingkatkan bertahap 20 mg tiap 2 jam. Bila perlu berikan
dosis 20-40 mg lebih lanjut setelah 20 menit. Untuk
edema paru akut : awal 40 mg IV, dosis tambahan 20-40
mg dapat diberikan sesudah 20 menit.
Pemberian Obat : Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada GI.
KontraIndikasi : Gangguan fungsi ginjal, oliguria, anuria, hipokalemia,
hiponatremia, hipotensi. Perhatian: Riwayat gout,
gangguan fungsi hati, hiperurisemia, riwayat SLE,
pankreatitis, hamil.
Efek Samping : Riwayat gout, gangguan fungsi hati, hiperurisemia,
riwayat SLE, pankreatitis, hamil. Interaksi Obat:
Efektifitas diuretik diturunkan oleh probenesid. Hipotensi
ortostatik ditingkatkan oleh alkohol, narkotik, barbitural.
Adrenokortikoid, amfoterisin B atau ACCTH
mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit berat.
Mempotensiasi efek antihipertensi d-tubokurarin.
Hipoglikemi, obat anti gout, meningkatkan toksisitas
aminoglikosida, sefalosporin, salisilat, litium dan glikosida
jantung.
Simvastatin
Komposisi : Simvastatin
Indikasi : Mengurangi peningkatan kadar LDL dan kolesterol total
pada penderita hiperkoleterolemia prime, mengurangi
peningkatan kadar kolesterol pada penderita
hiperkolesterolemia yang disertai dengan
hipertrigliseridemia.
Dosis : Awal 5-10 mg/hari dosis tunggal, pada malam hari.
Untuk hiperkolesterolemia ringan sampai sedang : awal 5
mg/hari. Pengaturan dosis dilakukan dengan interval 4
minggu sampai dengan 40 mg/hari, diberikan pada
malam hari. Kadar lipid harus diukur dengan interval
minimal setiap 4 minggu, bila kadar LDL turun dibawah
75 mg/dL atau kadar kolesterol plasma turun dibawah
140 mg/dL, perlu dipertimbangkan untuk mengurangi
dosis.
Interaksi Obat : Imunosupresan, gemfibrozil, niasin, eritromisin, kumarin,
antipirin, propranolol, digoksin, warfarin
Kalitake
Komposisi : Ca polystyrene sulfonate
Indikasi : Hiperkalemia karena gagal ginjal akut dan kronik
Dosis : Dewasa : 15 - 30 g/hari terbagi dalam 2 - 3 dosis. Tiap
dosis harus dilarutkan dalam 30 - 50 mL air. Anak :
dosis dewasa
Pemberian Obat : Berikan sebelum makan
Kontra Indikasi : Obstruksi usus Perhatian: Monitor kadar K dan Ca
serum secara teratur selama terapi. Stenosis usus, tukaka
Gl, hipertiroid, mieloma multipel
Efek Samping : Perforasi dan obstruksi usus, konstipasi, mual,
anoreksia, rasa tidak enak pada lambung. Hipokalemia
Interaksi Obat : Antasida dan laksatif yang mengandul Al, Mg, atau Ca.
Digitalis
Ondansentron
Komposisi : Ondansetron HCl dihydrate 8 mg
Indikasi : Penatalaksanaan mual dan muntah karena kemoterapi
sitotoksik dan radioterapi. Mual dan muntah pasca
operasi.
Dosis : Pencegahan mual dan muntah karena kemoterapi
dewasa kemoterapi yang sangat emetogenik, misalnya
cisplatin 8 mg secara injeksi intra vena lambat atau infus
selama 15 menit segera sebelum kemoterapi, diikuti
dengan infus 1 mg/jam secara terus menerus selama <24
jam atau 2 injeksi 8 mg secara injeksi IV lambat atau
infus selama 15 menit dengan selang waktu 4 jam. Atau
bisa juga diikuti dengan pemberian 8 mg peroral 2 x/hari
selama <5 hari. Untuk kemoterapi yang kurang
emetogenik, misalnya silofosfamid 8 mg secara injeksi IV
lambat atau infus selama 15 menit segera sebelum
kemoterapi, diikuti dengan 8 mg peroral 2 x/hari selama
<5 hari. Untuk anak >4 tahun : 5 mg/m2 secara IV
selama 15 menit sebelum kemoterapi, dilanjutkan
dengan 4 mg peroral tiap 12 jam selama <5 hari. Untuk
pencegahan mual dan muntah pasca operasi : Dewasa :
16 mg peroral 1 jam sebelum anestesi atau 8 mg peroral
1 jam sebelum anestesi dilanjutkan dengan 8 mg peroral
2 x tiap 8 jam atau 4 mg dosis tunggal secara injeksi
IM/IV lambat pada saat induksi anestesi.
Pemberian Obat : Diberikan bersama makanan. Perhatian: Hamil dan
laktasi.
Efek Samping : Konstipasi, sakit kepala, rasa panas pada kepala dan
epigastrium, sedasi, diare.
Amdixal
Komposisi : Amlodipine besylate 10 mg
Indikasi : Hipertensi arterial. Terapi profilaksis angina pektoris.
Dosis : Awal : 1 kali sehari 5 mg. Maksimal : 10 mg/hari.
Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah
makan.
KontraIndikasi : Gangguan hati berat, hipotensi berat, hipersensitif
terhadap amlodipine atau dihidropidin lain atau salah
satu komponen obat ini. Syok kardiogenik, stenosis aorta
berat, angina pektoris tidak stabil, infark miokard akut.
Perhatian : Gangguan fungsi hati dan ginjal, gagal jantung
kongestifhipotensi.
Efek Samping : Gangguan KV (edema, palpitasi, pusing), sensasi panas
dan kemerahan pada wajah, keringat berlebihan,
ginekomastia, disfungsi seksual, nyeri, gangguan saluran
kemih kelamin, gangguan sistem syaraf (sakit kelapa,
lelah, mengantuk, somnolen), gangguan sensorik
(diplopia, konjungtivitis, tinitus), gangguan GI (mual, nyeri
perut), gangguan hati (ikterus, peningkatan enzim hati),
kelainan kulit (eksantema), gangguan muskuloskeletal
(astenia, kram otot, mialgia, artralgia).
Interaksi Obat : Efek ditingkatkan oleh antihipertensi lain dan
antidepresan trisiklik, nitrat, -bloker, amiodaron, kuinidin.
Prorenal
Komposisi : DL-3-methyl-2-oxo-valeric acid 67 mg, 4-methyl-2-oxo-
valeric acid 101 mg, 2-oxo-3-phenyl-propionic acid 68
mg, 3-methyl-2-oxo-butyric acid 86 mg, DL-2-hydroxy-4-
methylthio-butyric acid 59 mg, L-lysine monoacetate 105
mg, L-threonine 53 mg, L-trytophan 23 mg, L-histidine 38
mg, L-tyrosine 30 mg.
Indikasi : Insufisiensi ginjal kronik dalam hubungan dengan diet
tinggi kalori rendah protein pada retensi yang
terkompensasi atau tak terkompensasi.
Dosis : Dewasa dengan BB 70 kg untuk insufisiensi ginjal kronik
4-8 tablet 3 x/hari. Untuk retensi yang terkompensasi 4-6
tablet 3 x/hari dengan nutrisi tinggi kalori rendah protein.
Untuk retensi yang tak terkompensasi 4-8 tablet 3 x/hari
dengan nutrisi tinggi kalori rendah protein.
Pemberian Obat : Diberikan setelah makan pada saat makan. Telan utuh.
Kontra Indikasi : Hiperkalsemia, gangguan metabolisme asam amino,
hamil, anak.
Perhatian : Pastikan kecukupan asupan kalori. Kurangi penggunaan
AI hidroksida seiring dengan adanya perbaikan gejala
uremia. Monitor kadar Ca serum secara berkala.
Efek Samping : Dapat menyebabkan hiperkalsemia.
Insulin Novomix
Insulin novomix digunakan untuk mengobsti diabetes melitus yang diderita
pasien ini, menurut kami penggunaan novomix ini rasional karena pasien ini
sudah mengalami ketergantungan

Omeprazole
Pada kasus ini pasien mengalami mual dan muntah sejak awal masuk rumah
sakit, mual dan muntah pada pasien ini masih belum jelas karena
berdasarkan data subjektif pasien tidak mengalami ulkus duodenum, ulkus
gaster, esofagitis ulseratif dan sindrom Zolinger-Ellison.
Furosemid
Terapi obat yang digunakan sebagai lini pertama ACEI atau ARB sering
digunakan untuk mengontrol tekanan darah, menunda perkembangan,
mengurangi albuminuria, dan melindungi terhadap penyakit jantung. Untuk
ACEI dapat digunakan kaptopril atau obat- obat yang sesuai dengan
tingkatan nilai GFR. serta waktu pemberiannya di monitoring atau dipantau
hingga 1 bulan, sampai tekanan darah normal. Penggunaan furosemid dinilai
kurang aman untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal
Nephro Steril
Untukpasokanasamaminopada pasien yang sudah mengalami dialisis,
menurut kami dari data subjektif maupun objektif tidak ada yang
menunjukkan bahwa pasien ni mengalami dialisis.
Kalitake
Hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa yang dapat
berakibat aritmia dan henti jantung. Akan tetapi pada pasien ini tidak
mengalami hiperkalemia, ditinjau dari data labnya normal.
Simvastatin
Menurut kami pemberian simvastatin tidak rasional karena berdasarkan data
laboratorium nilai kolesterol LDL serta kolesterol totalmenunjukkan nilai
normal, yang berarti pasien tidak mengalami dislipidemia).
Neftrofit Fe
Pemberian vitamin ini menurut kami rasional karena dalam neftrofit Fe
mengandung Vit B1 1.5 mg, vit B2 1.8 mg, pantothenic acid 10 mg,
niacinamide 20 mg, vit B6 10 mg, vit B12 6 mcg, vit C 60 mg, folic acid 1 mg,
vit E 15 mg, biotin 300 mcg, Fe 100 mg. Vitamin ini digunakan untuk
mengatasi anemia yang dialami pasien, hal ini ditujukkan dengan data lab
brupa nilai Fe serta Hb pasien yang rendah.
Clonidin
Penggunaannya tidak rasional, selain antihpertensinya polifarmasi yaitu
terdapat tiga obat, clonidin bukan obat lini pertama untuk pasien yang
mengalami DM, serta CKDkarena dapat memperparah fungsi ginjal, ACEI
atau ARB adalah yang disarankan.
Amdixal
Disarankan penggunaan ACEI atau ARB. Pemberian obat pada pasien dinilai
polifarmasi terhadap penanganan untuk mengatasi hipertensinya.
Pro Renal :
Penggunaannya tidak rasionalkarena diet rendahproteindengan penggunaan
obat diabetes saja sudah cukup.
Ondansentron
penggunaan ondansentron dapat diberikan karena pasien merasakan mual
dan muntah, namun pemberiannya sebaiknya diberikan pada awal masuk
rumah sakit.

2. Apa komentar Atau saran Yang akan Anda ajukan Berdasarkan tinjauan data
lab mengenai ketepatan obat dan indikasi
Jawab :
Pada kasus ini ada obat tapi tidak ada indikasi, yaitu pada penggunaan
simvastatin. Hal ini tidak sesuai dengan hasil lab yang diperoleh, dimana
kadar kolesterol total, HDL,LDL, masih dalam kadar normal. Sebaiknya perlu
ditinjau ulang hasil lab sebelum diberikan terapi pengobatan.
Begitu pula dengan terapi pengobatan lainnya, diprlukan data subjetif
ataupun data objektif yang mendukung agar tidak terjadi polifarmasi
Sebaiknya menghitung nilai GFR (glomerular filtration rate) agar pemberian
obat untuk Tn. S dapat lebih rasional nantinya.

3. Apa saran Anda tentang Monitoring efikasi Dan efek samping obat
Dipantau setiap obat yang digunakan kurang lebih 1 bulan, apakah sudah
mencapai efek terapi atau tidakP
Setiap efek samping obat perlu dipantau misal penggunaan obat ACEI yaitu
kaptopril yang disarankan dapat menimbulkan E.S batuk kering.
Obat hipertensi yang diberikan harus dipantau tekanan darahnya, karena obat
hipertensi ini harus selaludikonsumsi oleh pasien meskipun nilai tekanan
darahnya sudah normal..
Penggunaan obat-obat sebaiknya diberikan konseling seperti pada pengobatan
diabetes melitus menggunakan novomix hendaknya dipandu atau dikonseling
penggunaannya agar tidak menyebabkan hipoglikemik

Kasus 2

Ringer Laktat larutan Infus 500 ml


Indikasi : Dehidrasi isotonik dengan asidosis akibat kehilangan bikarbonat. Mengembalikan
keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
Kontra indikasi : hiperhidrasi, hipernatremia, hiperkloremia, hiperkalemia, insufiensi hati
berat, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, laktat asidosis.
Perhatian : jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh atau berisi partikel.
Efek samping : Panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis yang
meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi.
Interaksi obat : larutan yang mengandung fosfat.
Dosis : infus IV dosis sesuai kondisi penderita.
Kemasan : @Kalbe Farma, 500 ml.
(ISO Indonesia Vol.48 hal : 415).

Citikoline 500 mg/kapsul ; 250 mg/ampul


Indikasi : kehilangan kesadaran karena kerusakan otak, cedera kepala, atau pembedahan
otak dan infark cerebral. Untuk mempercepat rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien
dengan hemiplegia apopleksi.
Perhatian : gangguan kesadaran akut berat dan progresif.
Efek samping : hipertensi, ruam kulit, insomnia.
Dosis : kehilangan kesadaran karena cedera kepala atau pembedahan otak ; sehari 1-2 kali
100-500 mg secara drip IV atau IM. Kehilangan kesadaran pada infark cerebral akut ; sehari
1x1000 mg IV secara kontinue selama 2 minggu.
Kemasan : Brainolin@Dexa Medica, 30 kap; 5 Amp.
(ISO Indonesia Vol.48 hal: 358)

Ranitidin 150 mg/filcotab ; 25 mg/ml injeksi.


Indikasi : lihat dosis
Kontra indikasi : hipersensitif.
Dosis : oral; tukak lambung dan duodenum, sehari 2x150 mg pada pagi dan malam hari
atau 300 mg sebelum tidur; pencegahan kambuhan, 150 mg sebelum tidur; hipersekresi
lambung sehari 2 x 150 mg; kasus parah, dosis dapat diberikan sampai 6 g/hari. Gangguan
fungsi ginjal bersihan kreatinin < 50 ml/menit ; 150 mg setiap 24 jam, frekuensi dapat
ditingkatkan menjadi setiap 12 jam atau lebih sering. Injeksi ; IM, 50 mg/2 ml, setiap 6-8 jam
tanpa pengenceran; IV, intermitten bolus 50 mg/ 2 ml setiap 6-8 jam, larutkan dalam 0,9%
larutan NaCl atau larutan IV yang cocok hingga konsentrasi tdk lebih besar dari 2,5 mg/ml
(20 ml); suntikkan dengan kecepatan tidak lebih dari 4 ml/menit (5 menit). Intermitten
infusion; 50 mg/ 2 ml setiap 6-8 jam, larutkan dalam dekstrosa 5% atau larutan IV yang
cocok hingga konsentrasi tidak lebih dari 0,5 mg/ml (100 ml); berikan dengan kecepatan
tidak lebih dari 5-7 ml/menit (15-20 menit). Injeksi IV kontinue; tambahkan injeksi ke dalam
larutan dekstrosa 5% atau larutan untuk injeksi IV yang cocok, dengan kecepatan infus 6,25
mg/jam. Sindrom Zollinger Ellison ; Encerkan injeksi ke dalam larutan dekstrosa 5% atau
larutan untuk injeksi IV yang cocok, sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/ml;
kecepatan infus pertama 1,0 mg/kgBB/jam; setelah 4 jam (bila pada pengukuran asam
lambung diperoleh > 10 mEq/jam) dosis dapat ditingkatkan 0,5 mg/kg/jam; dosis maksimal
sampai 2,5 mg/kgBB/jam dengan kecepatan infus 220 mg/jam. Penderita gagal ginjal, bila
bersihan kreatinin <50 ml/menit; Dosis yang dianjurkan IM atau IV adalah 50 mg tiap 18-24
jam, bila perlu interval ditingkatkan menjadi tiap 12 jam.
Kemasan : Acran@Sanbe Farma; Dus 3x10 filcotab 150 mg; 3x10 filcotab 300 mg; dus 5
amp@2ml.
(ISO Indonesia Vol.48 hal: 462).

Aspilets (Asetosal 80 mg)


Indikasi : demam, sakit kepala, sakit gigi, rasa nyeri pada otot dan sendi.
Kontra indikasi : tukak lambung.
Dosis : jika perlu dapat diberikan tiap 3 jam, bayi; 2 1 tablet, 2-3 tahun; 1 tablet, 4-5
tahun; 2 tablet, 6-9 tahun; 4 tablet.
Kemasan : @Medifarma, Dus 100 tablet.
(ISO Indonesia Vol.48 hal : 6).

Amlodipine 5 mg
Indikasi : pengobatan hipertensi. Pengobatan awal leukimia miokardial yang disebabkan
angina stabil dan atau vasoplasma/ vasokontriksi dari vaskular koroner.
Kontra indikasi : hipersensitifitas terhadap amlodipin atau dihidropiridin lain atau salah satu
komponen obat ini, syok kardiogenik, stenosis aorta berat, angina pectoris tidak stabil, infark
miokard akut, hipotensi berat, gangguan hati berat.
Perhatian : pasien dengan kegagalan fungsi hati, gagal ginjal, pada orang tua.
Efek samping : jarang; sakit kepala, edema, kelelahan, somnolence, mual, nyeri abdomen,
kemerahan wajah, berdebar-debar dan dizziness. Jarang; nyeri sendi, dispepsia, hiperplasia
ginggiva, ginekomastia, impoten, peningkatan frekuensi buang air kecil, perubahan mood,
kram dan nyeri otot, pruritus, ruam kulit, gangguan visual.
Interaksi obat : teofilin, ergotamine, litium, suplemen K, diuretik hemat K, pengganti garam
yang mengandung K, obat lain yang dapat meningkatkan kadar K (misalnya heparin).
Dosis : hipertensi; dosis awal 1x sehari 5 mg dan dapat ditingkatkan maksimum 10 mg.
Kemasan : @Indofarma, Dus 3x10 tablet 5 mg, 10 mg.
(ISO Indonesia Vol.48 hal : 340-341).

Kalmeco (mekobalamin 500 mcg/ml)


Indikasi : mengobati neuropati perifer.
Kontra indikasi : hipersensitif.
Efek samping : mual, kehilangan nafsu makan, diare atau gangguan saluran cerna.
Dosis : dewasa ; sehari 500-1500 mcg dalam 3 x seminggu 1 ampul.
Kemasan : Kalmeco@Kalbe Farma, 500 mcg Dus 5 ampul1 ml.
((ISO Indonesia Vol.48 hal : 584).

Neurodex (vit. B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg)
Indikasi : pencegahan dan penyembuhan kurang vitamin, neutropik, gangguan pada sistem
syaraf seperti neuralgia, neuritis perifer, polineuritis, parastesia, sindrom bahu-lengan,
hispastenia, sskiatika,konvulsi akibat hiperitabilitas dan herpes zoster, rasa pusing dan
muntah waktu hamil, terapi tambah pada pengobatan penyakit kulit, migrain, masa
penyembuhan, kelelahan kerja dan kelelahan akibat ketuaan.
Dosis : sehari 3 x 1 tablet
Kemasan : Neurodex@Dexa Medica; Dus 10x10 tablet, neurodex FC 200 tablet.
(ISO Indonesia Vol.48 hal : 585).

You might also like