You are on page 1of 78

BACK PASS

CYCLONE

FURNACE

TO
FLYASH
SILO

SISTEM BOILER CFB


Selasa, 26 April 2016
Curiculum vitae
NAMA : AGUNG PRIAMBODO
NIP : 8609366Z
TTL : Demak, 7 Agustus 1986
JOB DESK : 2008 ~ OJT HAR INSTRUMENT SEKTOR TARAHAN
2009 2011 ~ OPERASI PLTU UNIT 3 & 4 STAR
2011 - 2012 ~ ENJINIRING STAR
2012 2013 ~ SPV OPERASI C UNIT 3 & 4 STAR
Email : sucinata@pln.co.id
No HP : 081390567122
2
BOILER
Boiler atau dikenal dengan Ketel Uap, adalah suatu
peralatan atau sistem yang bertujuan untuk merubah air
menjadi uap yang berguna. Uap yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai penggerak atau untuk keperluan
industri.

Bentuknya merupakan suatu bejana tertutup, dimana


kalor dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke air
melalui ruang bakar dan bidang bidang pemanas.

3
SEJARAH BOILER
Boiler uap pertama kali ditemukan pada abad pertama oleh
bangsa Alexsandria yang walaupun penggunaannya uapnya belum
untuk keperluan yang berguna tetapi hanya untuk pergerakan
sebuah mainan. Kemudian pada tahun 1698 seorang kebangsaan
Inggris mempatentkan sebuah pompa yang digerakkan oleh tenaga
uap.

Hero Engine

4
Klasifikasi Boiler/Ketel Uap secara
umum ada 2 , yaitu :
1. Boiler Pipa Api
2. Boiler Pipa Air

5
BOILER PIPA API
Pada jenis Boiler pipa api, gas panas hasil pembakaran (flue
gas) mengalir melalui pipa-pipa yang dibagian luarnya
diselimuti air sehingga terjadi perpindahan panas dari gas
panas ke air dan air berubah menjadi uap.

Keterbatasan dari boiler pipa api adalah


tekanan uap tidak dapat dibuat terlampau
tinggi karena ketebalan drum akan sedemikian
tebalnya sehingga tidak menguntungkan.

6
BOILER PIPA AIR
Pada boiler (Boiler) jenis ini, air berada didalam pipa sedangkan gas panas
berada diluar pipa. Boiler pipa air dapat beroperasi dengan tekanan sangat
tinggi (lebih dari 100 Bar).

7
Jenis Jenis Sistem Pembakaran Boiler :
Stoker Type Boiler
Sistem Pulverized
Sistem Fluidized Bed

8
JENIS JENIS BOILER COAL FIRED
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik
Stoker Firing Fluidized Bed Firing Pulverized Firing
(Fixed Bed) BFB CFB (Entrained Bed)

Gas
Gas
Gas
Gas

Fuel Fuel & Air Air


Sorbent Fuel & Fuel
Sorbent

Air Ash Air Ash Air Ash Ash

Velocity 8 - 10 ft/ sec 4 - 10 ft/ sec 15 - 23 ft/ sec 15 - 33 ft/ sec


(2.3 - 3.0 m/ s) (1.2 - 3.0 m/ s) (4.6 - 7.0 m/ s) (4.6 - 10.0 m/ s)

Average Bed
6,000 m 1,000 m 100 - 300 m 50 m
Particle Size
Perhitungan kecepatan flue gas (w; m/s) di furnace (typically di top of furnace) berasal dari
- Flue gas flow rate (Q; Nm3/h)
- Furnace/bed temperature (T; C)
- Pressure di upper section/top of furnace (P; Pa)
- Luas area atau cross section dari upper section/top of furnace (A; m2):

w = ( Q/3600 ) x (T+273)/273 x (101300/P)


A
PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 9
STOKER TYPE BOILER
Stoker Type Boiler adalah sistem pembakaran
dengan memasukan bahan bakar padat pada bed
pembakaran yang tetap, udara yang digunakan
untuk proses pembakaran dengan kecepatan
yang kecil, ukuran untuk tipe boiler ini terbatas
sehingga kemampuan untuk menghasilkan uap
maksimum 50,4 kg/s.
Keuntungan tipe boiler ini adalah dapat
merespon secara tiba-tiba perubahan beban dan
dapat membakar bahan bakar dalam jumlah
besar sekaligus. Bahan metal tipe ini harus
mempunyai ketahanan terhadap panas yang
tinggi karena pembakaran di ruang bakar
melebihi 1093 oC
10
SISTEM PULVERIZED
Bahan bakar Padat pada Pulverized ini adalah bahan bakar yang
berbentuk tepung halus, bahan bakar yang halus seperti tepung
ini bercampur dengan udara di burner yang kemudian menuju
boiler. Aliran bahan bakar yang menuju furnace boiler bercampur
dengan udara dan terbakar di furnace.
Keuntungan sistem pulverized ini dibandingkan dengan stoker
adalah :
Merespon cepat dalam perubahan beban
Menaikkan efisiensi thermal
Kemampuan memasukkan sejumlah besar bahan bakar melalui
burner

11
Pulverized
Type

12
SISTEM FLUIDIZED BED

Jenis - Jenis Fluidized Bed Boiler


13
PENGERTIAN CFB
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

- CIRCULATING : Proses sirkulasi bed material dan


batubara yang belum habis terbakar dari
FURNACE masuk CYCLONE kemudian turun ke
SEAL POT dan kembali ke FURNACE.

- FLUIDIZED : Penghembusan udara primer untuk


menjaga bed material dan batubara tetap
melayang didalam Furnace.

- BED : Material berupa partikel-partikel kecil (pasir


kuarsa, bottom ash) yang digunakan sebagai
media transfer panas dari pembakaran HSD ke
pembakaran Batubara.

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 14


CIRCULATING FLUIDIZED BED
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 15


BAGIAN UTAMA BOILER CFB
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

1. FURNACE Komponen
utama: Wall tube, Panel
Evaporator, Panel
Superheater .

2. CYCLONE
Komponen utama : Cyclone,
SealPot, Seal Pot Duct.

3. BACKPASS. Komponen
utama : Finishing
Superheater, Low
Temperature Superheater,
Economizer, Tubular Air
Heater.

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 16


KONSEP PEMBAKARAN BOILER CFB
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

Pembakaran dengan SOx dan NOx yang rendah


Pembakaran yang efisien (tara kalor rendah)
Coal dibakar pada bagian `bed of hot material yang
mengambang dan bersirkulasi dalam furnace
karena kecepatan udara yang tinggi sehingga
menyebabkan fluidisasi pada bed material.
Bed inventory terdiri dari coal fuel, sorbent, inert
sand, dan reinjected coal dari cyclone.

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 17


PROSES PEMBAKARAN BOILER CFB
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

Coal dan limestone dimasukkan ke dalam Furnace, serta fluidizing air /


primary air dari air plenum melalui nozzle grate.

Aliran turbulen menyebabkan coal cepat bercampur dengan limestone


secara merata pada bed material. Fluidizing air dan bed temperatur
menyebabkan material terbakar dan sirkulasi.

Material yang telah terbakar semakin lama naik ke bagian atas furnace
karena massanya berkurang kemudian masuk cyclone separator
melalui transition piece, sehingga flue gas dan fly ash terpisah dari
material.

Material solid berputar menuju cyclone outlet cone dengan bantuan


udara dari fluidizing air blower menuju seal pot dan diinjeksikan
kembali ke furnace melalui seal pot return duct.

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 18


GAMBAR NOZZLE TARAHAN, TELUK SIRIH,
LABUHAN ANGIN dan GENERASI 4
TELUK SIRIH

TARAHAN TELUK SIRIH LABUHAN ANGIN GENERASI 4


KONTROL PEMBAKARAN BOILER CFB
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

Pressure drop of primary zone (chamber utama) yang mengindikasikan


density bed material sebagai variabel kontrol yang digunakan untuk
mengontrol bed temperatur.
Pressure drop of secondary zone (chamber bagian atas) mengindikasikan
density upper furnace digunakan untuk mengevaluasi jumlah material.
Bed temperatur sebagai parameter yang dikontrol untuk menghasilkan
pembakaran yang efisien.
Furnace exit gas temperatur di transition piece sebagai variabel kontrol.

Excess air merupakan parameter yang dikontrol.

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 20


PERBANDINGAN BOILER CFB VS BOILER PC
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

NO BOILER CFB BOILER PC


1. Temperatur Pembakaran di Furnace Temperatur Pembakaran di Furnace
rendah ( 850 C) Low NOx tinggi (> 1000 C)
2. Kadar SOx yang rendah karena Kadar SOx dan NOx tinggi karena tidak
menggunakan Limestone menggunakan Limestone.
3. Ukuran batu bara yang masuk ke Furnace Ukuran batubara yang masuk ke furnace
relatif besar 6mm dalam bentuk serbuk halus (200
mesh).
4. Dapat menggunakan batubara dengan Umumnya menggunakan batubara
nilai kalor yang rendah. dengan nilai kalor yang tinggi.
5. Menggunakan Panel Evaporator dan Tidak menggunakan Panel Evaporator
Panel Superheater didalam Furnace dan Panel Superheater.
untuk pemanfaatan radiasi panas dari
Pembakaran.
6. Penggunaan StartUp Burner tidak Penggunaan StartUp Burner tergantung
tergantung dari beban (MW) tetapi beban.
temperatur Furnace.

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 21


PROSEDUR OPERASI / START UP
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

530 C 660 C

Prosedur Restart pada saat MFT (Master Fuel Trip)

1. MFT + Fan (PA, SA, ID, FA Blower) Trip Repurge

2. MFT Only (Trip Coal Feeder)


Temp Furnace 660 C Start Coal Feeder Directly without Repurge
Temp Furnace 530 C Start Oil Burner Directly without Repurge
Temp Furnace < 530 C Repurge and Start Oil Burner

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 22


DESIGN PERFORMANCE BOILER CFB PLTU TARAHAN
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

Parameter Units
Load 100 % Rating
Fuel Coal ( 4900 kkal/kg)
Main Steam Flow Ton/hr 351.09
Feedwater Temperature C 235
Superheater Outlet Temp. C 541
Superheater Outlet Press. Kg/cmg 129
Gas temperature Leving Air Heater C 124
Air temperature Leaving Air Heater, PA/SA C 233 / 227
Fuel Fired Ton/hr 48.15
Limestone Flow Ton/hr 0.925
Efficiency % 87.95
Excess Air Leaving Economizer % 20

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 23


SKETSA BOILER CFB PLTU TARAHAN
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

DESUPERHEATER 2 MAIN
BOILER STEAM
DRUM BACK PASS

FINISHING
SUPERHEATER
PANEL SUPER
HEATER &
EVAPORATOR DESUPERHEATER 1

COAL
BUNKER
LOW TEMP.
SUPERHEATER
D H H
O O REFRACTORY O
W
T T
N
CYCLONE
C S S ECONOMIZER
O E E
M C FURNACE C FROM
E O O BFP
GRAVITY R N N
FEEDER D D
A A HOT
COLD R SU R SA/PA
PA Y BURNER Y TUBULAR
UP AIR
PE
A RS
A A HEATER TO
I I BAGHOUSE
COLD
R R SEALPOT
SA/PA
HOT PA LO
WE
RS
A
NOZZLES

LIMESTONE
FEEDING
TO
HOT PA FLYASH
SILO
ASH SCREWS
TO
BOTTOM
ASH SILO FA
PA/SA FAN BLOWER

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 24


Tata Letak
Boiler
Batubara
CFB
Labuhan
Angin

25
PRINSIP KERJA CFB BOILER
Pada furnace boiler tipe CFB kecepatan gas lebih cepat
daripada boiler fluidized bed yang sistem bubling. Agar
kepadatan yang ada didalam furnace yaitu bed material dapat
terangkat, dan mengalir maka diperlukan nilai kecepatan gas
minimum agar partikel dapat terangkat dan keluar furnace.
Pembakaran bahan bakar padat didalam furnace terjadi akibat
turbelensi, berbenturan dengan media pembakar yaitu pasir.
Sisa bahan bakar padat yang belum terbakar akan sirkulasi
melalui cyclone/compact separator.

26
Kecepatan gas pada jenis-jenis
boiler

27
Overview
Boiler
CFB

28
UDARA INDUCE DRAFT FAN
Induced Draft Fan (IDF) berfungsi sebagai pengatur
tekanan di furnace (ruang bakar) agar tetap minus.
IDF merupakan double inlet Sentrifugal fan dengan
penggerak motor listrik. Selain itu fungsi IDF adalah
memindahkan gas pembakaran (gas buang) dan
partikel yang menyertainya ke atmosfir melewati
precipitator dan cerobong (stack). Aliran yang
melalui fan di kontrol dengan mengatur variable inlet
vanes (VIV).

29
Induced Draft Fan

30
Fungsi ID Fan adalah :
Mempertahankan furnace pressure negative
Membuang sisa hasil pembakaran (abu) yang
ditangkap oleh Electro Static Precipitator (ESP)
menuju cerobong asap (stack/chimney)
Memberikan kestabilan dan keseimbangan
aliran udara dari operasi fan-fan (IDF, HPAF,
SAF, PAF)

31
UDARA HIGH PRESSURE AIR FAN
HPAF merupakan fan tekanan positif dengan
low volume yang berfungsi untuk
mensirkulasikan kembali bed material yang
terbawa dan sisa batubara yang tidak terbakar
menuju furnace melalui Solids Return Legs
serta sebagai Wall Seal antara compact
separator dan furnace. Kelabihan tekanan
pada HPF akan dikurangi menuju SAF.

32
High Pressure Air Fan (HPAF)

33
Aliran udara pada HPAF ini mengalir menuju :
Compact Separator, yang fungsinya
memisahkan batubara/bed material
berdasarkan beratnya, yang ringan/abu akan
terangkat menuju duct flue gas, sedangkan
yang masih berat akan kembali ke ruang bakar
(furnace).
Stripper Cooler, yang fungsinya untuk
mendorong aliran bottom ash menuju sisi
Stripper.

34
UDARA SECONDARY AIR FAN
SAF merupakan fan tekanan positif yang berfungsi
sebagai penyuplai udara untuk menyempurnakan
proses pembakaran serta untuk mereduksi
pembentukan emisi gas buang yang membahayakan.
Secondary air mengalir melalui line pada front wall
dan rear wall. Secondary air juga sebagai penyuplai
udara panas (hot air) menuju front wall fuel feed air
bustle dan udara dingin (cool air) sebagai seal air
pada coal feeder untuk menahan tekanan dari coal
feeder.

35
Secondary Air Fan (SAF)

36
UDARA PRIMARY AIR FAN
PAF merupakan fan tekanan positif yang berfungsi sebagai
penyuplai udara pembakaran utama yang dipanaskan terlebih
dahulu melalui air heater. Baik dalam pembakaran burner
menggunakan HSD maupun pembakaran didalam furnace
menggunakan batubara. Primary Air dari PAF digunakan untuk
menfluidisasi bed material melalui grid nozzle pada lantai
furnace (diatas windbox). Selain itu, primary air juga mengalir
melalui nozzle pada front wall dan rear wall yang berada
diatas nozzle grid floor fluidisasi sebagai penyempurna
pembakaran. PAF menyuplai maksimal 65% udara
pembakaran. Cool primary air yang diambil sebelum air
heater digunakan pada stripper cooler untuk mengumpulkan
dan mendinginkan bed ash.
37
Primary Air Fan

38
SKETSA BOILER CFB PLTU TARAHAN
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

DESUPERHEATER 2 MAIN
BOILER STEAM
DRUM BACK PASS

FINISHING
SUPERHEATER
PANEL SUPER
HEATER &
EVAPORATOR DESUPERHEATER 1

COAL
BUNKER
LOW TEMP.
SUPERHEATER
D H H
O O REFRACTORY O
W
T T
N
CYCLONE
C S S ECONOMIZER
O E E
M C FURNACE C FROM
E O O BFP
GRAVITY R N N
FEEDER D D
A A HOT
COLD R SU R SA/PA
PA Y BURNER Y TUBULAR
UP AIR
PE
A RS
A A HEATER TO
I I BAGHOUSE
COLD
R R SEALPOT
SA/PA
HOT PA LO
WE
RS
A
NOZZLES

LIMESTONE
FEEDING
TO
HOT PA FLYASH
SILO
ASH SCREWS
TO
BOTTOM
ASH SILO FA
PA/SA FAN BLOWER

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN 39


Tata Letak
Boiler
Batubara
CFB
Labuhan
Angin

40
PEMBAKARAN
Proses pembakaran yang terjadi pada boiler CFB dapat
dijelaskan sebagai berikut, pasir sebagai bed material pertama
kali akan dipanaskan oleh pembakaran burner sampai
temperatur bed 600oC.
Fungsi pasir adalah sebagai media penyerap panas, penyimpan
panas dan pelepas panas. Setelah temperatur bed tercapai
600oC maka batubara dapat dimasukkan secara perlahan-lahan
dengan jumlah yang minimum.
Kenaikan temperatur harus tetap dijaga maks. 90 oC 135 oC
(tergantung disain pabrikan)

41
Proses
pembakaran
yang terjadi
di furnace

42
43
SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK
Bahan bakar minyak digunakan ketika awal
start boiler (firing) dengan menggunakan
Burner. Pembakaran dengan menggunakan
minyak ini digunakan sampai unit berbeban
sekitar 30 40 MW
Burner dioperasikan juga bila bed temperatur
dibawah 760oC, bila temperatur bed dibawah
650oC tidak ada burner yang operasi maka
boiler MFT (tergantung disain pabrikan)
44
Purge Permit PLTU Tarahan

45
Burner System PLTU Tarahan

46
Burner System PLTU Tarahan

47
Diagram alir HSD menuju burner

48
Pemasukan
batubara
menuju
furnace

49
50
51
SISTEM GAS BUANG
Pada sistem PLTU terdapat sistem yang memanfaatkan dan
mengatur aliran sistem gas buang (flue gas). Gas buang adalah
gas sisa hasil pembakaran.
Gas buang masih memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan
kembali yaitu temperaturnya, sehingga dapat digunakan
sebagai pemanas steam superheater, udara (air heater) dan
pemanas air pengisi di economizer.

52
Heat Recovery
Area (HRA)
pada Boiler di
PLTU Labuhan
angin

53
Sistem Aliran Udara dan Gas Buang

54
ELECTRO STATIC PRECITATOR (ESP)
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah
satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan
rentang partikel yang didapat cukup besar.
Dengan menggunakan electro static
precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu
yang keluar dari cerobong diharapkan hanya
sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu
mencapai 99,84%).
55
Bagian-bagian dari electrostatic
precipitator

56
Flue gas awalnya bermuatan netral, setelah melalui suatu medan
listrik yang terbentuk antara discharge electrode dengan collector
plate, fakan terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi
bermuatan negatif (-).
Partikel debu yang sekarang bermuatan negatif (-) kemudian
menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector plate), Debu
yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara
periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu
ini kemudian jatuh ke bak penampung (ash hopper) dan
ditransport ke flyash silo 57
Proses ionisasi

58
Electrostatic precipitator overview

59
Sistem Bag House

60
Sistem Fly Ash

61
Prinsip Sirkulasi Alami
pada Boiler

62
Sirkulasi Air dan Uap
di Boiler

63
ECONOMIZER
Economizer adalah Heat Exchanger (penukar kalor) yang
dipasang pada saluran air pengisi sebelum air masuk ke Boiler
Drum. Konstruksi Economizer berupa sekelompok pipa-pipa
kecil yang disusun berlapis-lapis
Karena temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air
pengisi maka gas panas menyerahkan panas kepada air
pengisi sehingga temperatur air pengisi menjadi naik dan
diharapkan mendekati titik didihnya, tapi jangan melampaui
titik didih karena akan menyebabkan terbentuknya uap di
dalam pipa Economizer dengan akibat lebih lanjut terjadi
overheating pada pipa tersebut.

64
BOILER DRUM
Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang
dari Economizer dan uap hasil penguapan dari Tube Wall ( Riser).
Kira-kira separuh dari drum berisi air dan separuhnya lagi berisi uap.
Level air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira
separuh dari tinggi drum. (Steam Flow Eco Inlet)
Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur
besarnya pembukaan Flow Feedwater Control Valve. Apabila level
didalam air drum terlalu rendah/tidak terkontrol akan
menyebabkan terjadinya Overheating pada pipa-pipa Boiler,
sedangkan bila level drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air
terbawa uap ke turbin dan mengakibatkan kerusakan pada turbin.

65
TUBE WALL (RISER) DAN DOWN
COMER
Selain berfungsi untuk membuat air menjadi uap, tube wall
juga mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke
udara luar dan untuk lebih menjamin agar panas tersebut
tidak terbuang ke udara luar melewati tube wall, maka dibalik
tube wall (arah udara luar) dipasang dinding isolasi yang
terbuat dari mineral fiber.
Sedangkan pada down comer merupakan pipa yang
berukuran besar, menghubungkan bagian bawah boiler drum
dengan lower header. Down comer (pipa turun) tidak terkena
panas secara langsung dari ruang bakar. Dan untuk
menghindari kerugian panas yang terbuang pada down
comer, maka down comer diberi isolasi.
66
Sirkulasi Uap Menuju Superheater
Aliran sirkulasi uap yang terjadi adalah sebagai berikut :
Uap jenuh dari steam drum dialirkan ke primary superheater.
Primary superheater terletak dibagian belakang dari Boiler
dan menerima gas relatif dingin. Pipa-pipa biasanya diatur
dengan konfigurasi horizontal.
Uap yang dipanaskan ini selanjutnya mengalir ke secondary
superheater yang terletak pada bagian gas sangat panas.
Sebagian dari superheater terletak tepat diatas ruang bakar
dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar.
Kemudian dari secondary superheater, uap mengalir ke turbin
tekanan tinggi.

67
Sirkulasi Air Pengisi Boiler

68
Sirkulasi Air Pengisi Boiler

69
SISTEM AIR PENGISI BOILER
Tujuan menaikkan suhu air pengisi Boiler adalah :
Menghindarkan thermal stress
Mengurangi kerja Boiler
Menaikkan effisiensi Boiler.

Tujuan menaikkan kemurnian air pengisi adalah mencegah deposit,


kerak dan korosi pada pipa pemanas, pipa boiler, suhu turbin.

Tujuan menaikkan tekanan air pengisi Boiler adalah :


Agar tidak menjadi uap
Agar dapat masuk ke boiler drum.

70
SISTEM SOOTBLOWER
Jenis jenis atau tipe sootblower ini terbagi 3 (tiga), yaitu : Tipe Fully
Retracable,Half Retracable dan Rotary.
Fully Retracable
Fully retracable adalah tipe sootblower yang pipa Sootblowernya berada
diluar dan masuk kedalam ketika beroperasi dan setelah itu kembali
keluar, berada pada area superheater.
Half Retracable
Half retracable adalah tipe sootblower yang pipa sootblowernya setengah
berada didalam dan setengah lagi berada diluar. Pipa tersebut masuk
secara keseluruhan kedalam ketika beroperasi dan setelah itu kembali
seperti semula, ini berfungsi untuk membersihkan permukaan pipa
economizer.
Rotary
Rotary adalah tipe sootblower yang pipa sootblowernya berada didalam
ketika beroperasi pipa akan berputar satu putaran penuh, kesemuanya
pipa sootblower ini berada di area air heater.
71
Sootblower system

72
Sootblower system

73
Sootblower system

74
SISTEM PEMBUANGAN BOTTOM ASH
SISTEM BOTTOM ASH SCREW
Sistem pembuangan bottom ash dengan menggunakan Ash Screw
ini proses kerjanya bottom ash yang mengalir dari furnace terbuang
keluar melalui screm yang didinginkan oleh aliran air pendingin.

SISTEM BOTTOM ASH STRIPPER COOLER


Sistem pembuangan bottom ash dengan stripper cooler ini memiliki
beberapa ruang dalam proses pendinginan bottom ash yang
mengalir dari furnace. Ruang tersebut adalah stripper, cooler 1,
cooler 2 dan cooler 3. Urutan aliran bottom ash keluar dari furnace
menuju stripper kemudian ke cooler 1 setelah itu ke cooler 2 dan
terakhir ke cooler 3, ketika proses aliran didalam stripper dan cooler
terjadi ash yang ringan akan kembali kedalam furnace.

75
SISTEM PEMBUANGAN BOTTOM ASH

76
Stripper
Cooler

77
78

You might also like