Professional Documents
Culture Documents
CYCLONE
FURNACE
TO
FLYASH
SILO
3
SEJARAH BOILER
Boiler uap pertama kali ditemukan pada abad pertama oleh
bangsa Alexsandria yang walaupun penggunaannya uapnya belum
untuk keperluan yang berguna tetapi hanya untuk pergerakan
sebuah mainan. Kemudian pada tahun 1698 seorang kebangsaan
Inggris mempatentkan sebuah pompa yang digerakkan oleh tenaga
uap.
Hero Engine
4
Klasifikasi Boiler/Ketel Uap secara
umum ada 2 , yaitu :
1. Boiler Pipa Api
2. Boiler Pipa Air
5
BOILER PIPA API
Pada jenis Boiler pipa api, gas panas hasil pembakaran (flue
gas) mengalir melalui pipa-pipa yang dibagian luarnya
diselimuti air sehingga terjadi perpindahan panas dari gas
panas ke air dan air berubah menjadi uap.
6
BOILER PIPA AIR
Pada boiler (Boiler) jenis ini, air berada didalam pipa sedangkan gas panas
berada diluar pipa. Boiler pipa air dapat beroperasi dengan tekanan sangat
tinggi (lebih dari 100 Bar).
7
Jenis Jenis Sistem Pembakaran Boiler :
Stoker Type Boiler
Sistem Pulverized
Sistem Fluidized Bed
8
JENIS JENIS BOILER COAL FIRED
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik
Stoker Firing Fluidized Bed Firing Pulverized Firing
(Fixed Bed) BFB CFB (Entrained Bed)
Gas
Gas
Gas
Gas
Average Bed
6,000 m 1,000 m 100 - 300 m 50 m
Particle Size
Perhitungan kecepatan flue gas (w; m/s) di furnace (typically di top of furnace) berasal dari
- Flue gas flow rate (Q; Nm3/h)
- Furnace/bed temperature (T; C)
- Pressure di upper section/top of furnace (P; Pa)
- Luas area atau cross section dari upper section/top of furnace (A; m2):
11
Pulverized
Type
12
SISTEM FLUIDIZED BED
1. FURNACE Komponen
utama: Wall tube, Panel
Evaporator, Panel
Superheater .
2. CYCLONE
Komponen utama : Cyclone,
SealPot, Seal Pot Duct.
3. BACKPASS. Komponen
utama : Finishing
Superheater, Low
Temperature Superheater,
Economizer, Tubular Air
Heater.
Material yang telah terbakar semakin lama naik ke bagian atas furnace
karena massanya berkurang kemudian masuk cyclone separator
melalui transition piece, sehingga flue gas dan fly ash terpisah dari
material.
530 C 660 C
Parameter Units
Load 100 % Rating
Fuel Coal ( 4900 kkal/kg)
Main Steam Flow Ton/hr 351.09
Feedwater Temperature C 235
Superheater Outlet Temp. C 541
Superheater Outlet Press. Kg/cmg 129
Gas temperature Leving Air Heater C 124
Air temperature Leaving Air Heater, PA/SA C 233 / 227
Fuel Fired Ton/hr 48.15
Limestone Flow Ton/hr 0.925
Efficiency % 87.95
Excess Air Leaving Economizer % 20
DESUPERHEATER 2 MAIN
BOILER STEAM
DRUM BACK PASS
FINISHING
SUPERHEATER
PANEL SUPER
HEATER &
EVAPORATOR DESUPERHEATER 1
COAL
BUNKER
LOW TEMP.
SUPERHEATER
D H H
O O REFRACTORY O
W
T T
N
CYCLONE
C S S ECONOMIZER
O E E
M C FURNACE C FROM
E O O BFP
GRAVITY R N N
FEEDER D D
A A HOT
COLD R SU R SA/PA
PA Y BURNER Y TUBULAR
UP AIR
PE
A RS
A A HEATER TO
I I BAGHOUSE
COLD
R R SEALPOT
SA/PA
HOT PA LO
WE
RS
A
NOZZLES
LIMESTONE
FEEDING
TO
HOT PA FLYASH
SILO
ASH SCREWS
TO
BOTTOM
ASH SILO FA
PA/SA FAN BLOWER
25
PRINSIP KERJA CFB BOILER
Pada furnace boiler tipe CFB kecepatan gas lebih cepat
daripada boiler fluidized bed yang sistem bubling. Agar
kepadatan yang ada didalam furnace yaitu bed material dapat
terangkat, dan mengalir maka diperlukan nilai kecepatan gas
minimum agar partikel dapat terangkat dan keluar furnace.
Pembakaran bahan bakar padat didalam furnace terjadi akibat
turbelensi, berbenturan dengan media pembakar yaitu pasir.
Sisa bahan bakar padat yang belum terbakar akan sirkulasi
melalui cyclone/compact separator.
26
Kecepatan gas pada jenis-jenis
boiler
27
Overview
Boiler
CFB
28
UDARA INDUCE DRAFT FAN
Induced Draft Fan (IDF) berfungsi sebagai pengatur
tekanan di furnace (ruang bakar) agar tetap minus.
IDF merupakan double inlet Sentrifugal fan dengan
penggerak motor listrik. Selain itu fungsi IDF adalah
memindahkan gas pembakaran (gas buang) dan
partikel yang menyertainya ke atmosfir melewati
precipitator dan cerobong (stack). Aliran yang
melalui fan di kontrol dengan mengatur variable inlet
vanes (VIV).
29
Induced Draft Fan
30
Fungsi ID Fan adalah :
Mempertahankan furnace pressure negative
Membuang sisa hasil pembakaran (abu) yang
ditangkap oleh Electro Static Precipitator (ESP)
menuju cerobong asap (stack/chimney)
Memberikan kestabilan dan keseimbangan
aliran udara dari operasi fan-fan (IDF, HPAF,
SAF, PAF)
31
UDARA HIGH PRESSURE AIR FAN
HPAF merupakan fan tekanan positif dengan
low volume yang berfungsi untuk
mensirkulasikan kembali bed material yang
terbawa dan sisa batubara yang tidak terbakar
menuju furnace melalui Solids Return Legs
serta sebagai Wall Seal antara compact
separator dan furnace. Kelabihan tekanan
pada HPF akan dikurangi menuju SAF.
32
High Pressure Air Fan (HPAF)
33
Aliran udara pada HPAF ini mengalir menuju :
Compact Separator, yang fungsinya
memisahkan batubara/bed material
berdasarkan beratnya, yang ringan/abu akan
terangkat menuju duct flue gas, sedangkan
yang masih berat akan kembali ke ruang bakar
(furnace).
Stripper Cooler, yang fungsinya untuk
mendorong aliran bottom ash menuju sisi
Stripper.
34
UDARA SECONDARY AIR FAN
SAF merupakan fan tekanan positif yang berfungsi
sebagai penyuplai udara untuk menyempurnakan
proses pembakaran serta untuk mereduksi
pembentukan emisi gas buang yang membahayakan.
Secondary air mengalir melalui line pada front wall
dan rear wall. Secondary air juga sebagai penyuplai
udara panas (hot air) menuju front wall fuel feed air
bustle dan udara dingin (cool air) sebagai seal air
pada coal feeder untuk menahan tekanan dari coal
feeder.
35
Secondary Air Fan (SAF)
36
UDARA PRIMARY AIR FAN
PAF merupakan fan tekanan positif yang berfungsi sebagai
penyuplai udara pembakaran utama yang dipanaskan terlebih
dahulu melalui air heater. Baik dalam pembakaran burner
menggunakan HSD maupun pembakaran didalam furnace
menggunakan batubara. Primary Air dari PAF digunakan untuk
menfluidisasi bed material melalui grid nozzle pada lantai
furnace (diatas windbox). Selain itu, primary air juga mengalir
melalui nozzle pada front wall dan rear wall yang berada
diatas nozzle grid floor fluidisasi sebagai penyempurna
pembakaran. PAF menyuplai maksimal 65% udara
pembakaran. Cool primary air yang diambil sebelum air
heater digunakan pada stripper cooler untuk mengumpulkan
dan mendinginkan bed ash.
37
Primary Air Fan
38
SKETSA BOILER CFB PLTU TARAHAN
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik
DESUPERHEATER 2 MAIN
BOILER STEAM
DRUM BACK PASS
FINISHING
SUPERHEATER
PANEL SUPER
HEATER &
EVAPORATOR DESUPERHEATER 1
COAL
BUNKER
LOW TEMP.
SUPERHEATER
D H H
O O REFRACTORY O
W
T T
N
CYCLONE
C S S ECONOMIZER
O E E
M C FURNACE C FROM
E O O BFP
GRAVITY R N N
FEEDER D D
A A HOT
COLD R SU R SA/PA
PA Y BURNER Y TUBULAR
UP AIR
PE
A RS
A A HEATER TO
I I BAGHOUSE
COLD
R R SEALPOT
SA/PA
HOT PA LO
WE
RS
A
NOZZLES
LIMESTONE
FEEDING
TO
HOT PA FLYASH
SILO
ASH SCREWS
TO
BOTTOM
ASH SILO FA
PA/SA FAN BLOWER
40
PEMBAKARAN
Proses pembakaran yang terjadi pada boiler CFB dapat
dijelaskan sebagai berikut, pasir sebagai bed material pertama
kali akan dipanaskan oleh pembakaran burner sampai
temperatur bed 600oC.
Fungsi pasir adalah sebagai media penyerap panas, penyimpan
panas dan pelepas panas. Setelah temperatur bed tercapai
600oC maka batubara dapat dimasukkan secara perlahan-lahan
dengan jumlah yang minimum.
Kenaikan temperatur harus tetap dijaga maks. 90 oC 135 oC
(tergantung disain pabrikan)
41
Proses
pembakaran
yang terjadi
di furnace
42
43
SISTEM BAHAN BAKAR MINYAK
Bahan bakar minyak digunakan ketika awal
start boiler (firing) dengan menggunakan
Burner. Pembakaran dengan menggunakan
minyak ini digunakan sampai unit berbeban
sekitar 30 40 MW
Burner dioperasikan juga bila bed temperatur
dibawah 760oC, bila temperatur bed dibawah
650oC tidak ada burner yang operasi maka
boiler MFT (tergantung disain pabrikan)
44
Purge Permit PLTU Tarahan
45
Burner System PLTU Tarahan
46
Burner System PLTU Tarahan
47
Diagram alir HSD menuju burner
48
Pemasukan
batubara
menuju
furnace
49
50
51
SISTEM GAS BUANG
Pada sistem PLTU terdapat sistem yang memanfaatkan dan
mengatur aliran sistem gas buang (flue gas). Gas buang adalah
gas sisa hasil pembakaran.
Gas buang masih memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan
kembali yaitu temperaturnya, sehingga dapat digunakan
sebagai pemanas steam superheater, udara (air heater) dan
pemanas air pengisi di economizer.
52
Heat Recovery
Area (HRA)
pada Boiler di
PLTU Labuhan
angin
53
Sistem Aliran Udara dan Gas Buang
54
ELECTRO STATIC PRECITATOR (ESP)
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah
satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan
rentang partikel yang didapat cukup besar.
Dengan menggunakan electro static
precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu
yang keluar dari cerobong diharapkan hanya
sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu
mencapai 99,84%).
55
Bagian-bagian dari electrostatic
precipitator
56
Flue gas awalnya bermuatan netral, setelah melalui suatu medan
listrik yang terbentuk antara discharge electrode dengan collector
plate, fakan terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi
bermuatan negatif (-).
Partikel debu yang sekarang bermuatan negatif (-) kemudian
menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector plate), Debu
yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara
periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu
ini kemudian jatuh ke bak penampung (ash hopper) dan
ditransport ke flyash silo 57
Proses ionisasi
58
Electrostatic precipitator overview
59
Sistem Bag House
60
Sistem Fly Ash
61
Prinsip Sirkulasi Alami
pada Boiler
62
Sirkulasi Air dan Uap
di Boiler
63
ECONOMIZER
Economizer adalah Heat Exchanger (penukar kalor) yang
dipasang pada saluran air pengisi sebelum air masuk ke Boiler
Drum. Konstruksi Economizer berupa sekelompok pipa-pipa
kecil yang disusun berlapis-lapis
Karena temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air
pengisi maka gas panas menyerahkan panas kepada air
pengisi sehingga temperatur air pengisi menjadi naik dan
diharapkan mendekati titik didihnya, tapi jangan melampaui
titik didih karena akan menyebabkan terbentuknya uap di
dalam pipa Economizer dengan akibat lebih lanjut terjadi
overheating pada pipa tersebut.
64
BOILER DRUM
Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang
dari Economizer dan uap hasil penguapan dari Tube Wall ( Riser).
Kira-kira separuh dari drum berisi air dan separuhnya lagi berisi uap.
Level air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira
separuh dari tinggi drum. (Steam Flow Eco Inlet)
Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur
besarnya pembukaan Flow Feedwater Control Valve. Apabila level
didalam air drum terlalu rendah/tidak terkontrol akan
menyebabkan terjadinya Overheating pada pipa-pipa Boiler,
sedangkan bila level drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air
terbawa uap ke turbin dan mengakibatkan kerusakan pada turbin.
65
TUBE WALL (RISER) DAN DOWN
COMER
Selain berfungsi untuk membuat air menjadi uap, tube wall
juga mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke
udara luar dan untuk lebih menjamin agar panas tersebut
tidak terbuang ke udara luar melewati tube wall, maka dibalik
tube wall (arah udara luar) dipasang dinding isolasi yang
terbuat dari mineral fiber.
Sedangkan pada down comer merupakan pipa yang
berukuran besar, menghubungkan bagian bawah boiler drum
dengan lower header. Down comer (pipa turun) tidak terkena
panas secara langsung dari ruang bakar. Dan untuk
menghindari kerugian panas yang terbuang pada down
comer, maka down comer diberi isolasi.
66
Sirkulasi Uap Menuju Superheater
Aliran sirkulasi uap yang terjadi adalah sebagai berikut :
Uap jenuh dari steam drum dialirkan ke primary superheater.
Primary superheater terletak dibagian belakang dari Boiler
dan menerima gas relatif dingin. Pipa-pipa biasanya diatur
dengan konfigurasi horizontal.
Uap yang dipanaskan ini selanjutnya mengalir ke secondary
superheater yang terletak pada bagian gas sangat panas.
Sebagian dari superheater terletak tepat diatas ruang bakar
dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar.
Kemudian dari secondary superheater, uap mengalir ke turbin
tekanan tinggi.
67
Sirkulasi Air Pengisi Boiler
68
Sirkulasi Air Pengisi Boiler
69
SISTEM AIR PENGISI BOILER
Tujuan menaikkan suhu air pengisi Boiler adalah :
Menghindarkan thermal stress
Mengurangi kerja Boiler
Menaikkan effisiensi Boiler.
70
SISTEM SOOTBLOWER
Jenis jenis atau tipe sootblower ini terbagi 3 (tiga), yaitu : Tipe Fully
Retracable,Half Retracable dan Rotary.
Fully Retracable
Fully retracable adalah tipe sootblower yang pipa Sootblowernya berada
diluar dan masuk kedalam ketika beroperasi dan setelah itu kembali
keluar, berada pada area superheater.
Half Retracable
Half retracable adalah tipe sootblower yang pipa sootblowernya setengah
berada didalam dan setengah lagi berada diluar. Pipa tersebut masuk
secara keseluruhan kedalam ketika beroperasi dan setelah itu kembali
seperti semula, ini berfungsi untuk membersihkan permukaan pipa
economizer.
Rotary
Rotary adalah tipe sootblower yang pipa sootblowernya berada didalam
ketika beroperasi pipa akan berputar satu putaran penuh, kesemuanya
pipa sootblower ini berada di area air heater.
71
Sootblower system
72
Sootblower system
73
Sootblower system
74
SISTEM PEMBUANGAN BOTTOM ASH
SISTEM BOTTOM ASH SCREW
Sistem pembuangan bottom ash dengan menggunakan Ash Screw
ini proses kerjanya bottom ash yang mengalir dari furnace terbuang
keluar melalui screm yang didinginkan oleh aliran air pendingin.
75
SISTEM PEMBUANGAN BOTTOM ASH
76
Stripper
Cooler
77
78