Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
Jika daerah retina pada kedua mata distimulasi secara simultan menghasilkan
sensasi subyektif dengan arah yang sama disebut dengan corresponding. Jika stimulasi
stimultan pada daerah retina kedua mata menghasilkan arah visual yang berbeda atau
diplopia disebut noncorresponding. Jika daerah retina yang corresponding pada kedua
mata memperlihatkan hubungan yang sama pada fovea masing-masing mata terjadi
normal retinal correspondence (NRC). Jika terdapat hubungan yang berbeda antara dua
retina yang corresponding terjadi keadaan anomalous retinal correspondence (ARC).(5)
Normal tajam penglihatan secara umum adalah 20/20 (6/6) pada masing-masing
mata. Sistem sensorik binokuler berfungsi baik jika tajam penglihatan 20/20 pada
masing-masing mata. Normal ketajaman juga menggambarkan normal fiksasi monokuler
pada masing-masing mata.(1) Anomalous correspondence adalah suatu suatu mekanisme
pertahanan sensorik terhadap diplopia untuk mempertahankan binokuler vision yang
rudimenter sebagai respon terhadap suatu strabismus pada keadaan awal (early onset).(1,6)
ARC merupakan suatu adaptasi sensorik untuk mengatasi diplopia yang terjadi
pada strabismus developmental. Keberadaannya menunjukan suatu perbedaan yang
bermakna antara horizontal objective angle of deviation (H) dan subjective angle of
directionalization (S). Perbedaan antara kedua sudut-sudut ini adalah angle of anomaly
(A). Sedikit kesalahan pengukuran dapat diabaikan. Pada strabismus sudut kecil,
dispensasi kesalahan 1-2 dan pada sudut besar sampai 5 masih bisa ditolerir saat
membandingkan H dan S. Sehingga makin besar strabismusnya lebih banyak toleransi
kesalahan pengukuran. Secara teoritis sudut H dan S haruslah sama pada NRC (sudut A
adalah 0 dalam ukuran), namun ukuran-ukuran klinis tidaklah harus persis tepat. Hal ini
khususnya bila pasiennya adalah anak yang tidak kooperatif atau pengamat yang kurang
teliti.(6,7)
Terdapat tiga sudut yang terkait dengan ARC, hubungan ketiganya dapat dilihat
berikut ini :
2
A=HS
Dimana : A adalah angle of anomaly, merupakan sudut yang berhadapan dengan pusat
rotasi mata terhadap fovea dan terhadap subjective angle of deviation
H adalah objective angle of deviation
S adalah Subjective angle of directionalization
Diplopia mungkin terjadi ketika terdapat strabismus yang baru muncul serta NRC.
Zero point, target point, distimulasi secara perifer dan menghasilkan diplopia homonim
kecuali bila terdapat supresi perifer yang kuat. Supresi tampaknya bertempat di fovea dari
mata yang berdeviasi guna mencegah overlapping dari dua gambaran fovea yang berbeda
(seperti konfusi). ARC hanya dapat muncul sebagai respon terhadap strabismus selama
3
masa awal kanak-kanak bila terdapat sifat plastisitas kortikal dengan memperhatikan arah
visual binokuler.(6)
Ada tiga tipe anomalous correspondence ;
Harmonius ARC (HARC)
Adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan posisi pseudo-
fovea (zero point) yang sudah menetap untuk mengimbangi penyimpangan sudut
pada strabismus. Merupakan tipe ARC yang sering terjadi. Pada pasien dengan
harmonius ARC, penyimpangan sudut sama dengan deviasi pada strabismus.
Unharmonius ARC (UNHRC)
Terjadi apabila sudut strabismus tidak tepat pada daerah pseudo-fovea sehingga
bayangan target tidak jatuh pada daerah pseudo-fovea. Kebanyakan pasien dengan
unharmonious ARC menyembunyikan bayangan target, sehingga tidak terjadi
diplopia. Disini penyimpangan sudut lebih kecil dari deviasi.
Paradoxical ARC
Tipe paradoxical sering terjadi setelah pembedahan over koreksi eksotropia.(1,6,8)
Etiologi ARC
4
Menurut Morgan, ARC merupakan suatu fenomena motorik (lebih tepat bila
dibanding dengan adaptasi sensorik),ini diangggap sebagai teori motorik dari ARC. Hal
ini berarti bahwa serangan strabismus terjadi pada saat mata bergerak, abnormal
perjalanan neuron memberikan perubahan pada posisi mata menjadi registered pada
mekanisme perceptual arah visual.(6) Teori sensorik lebih cocok pada harmonius ARC,
sedangkan teori motorik mempunyai persamaan untuk semua tipe anomalus
correspondence.(1,6)
Pemeriksaan ARC
Test ini merupakan test yang cepat, sederhana dan informatif untuk ARC pada
pasien strabismus. Uji kaca bagolini terdiri dari lensa-lensa optik plano dengan alur-alur
halus yang sama sekali hampir tidak membuat kabur penglihatan sekelilingnya tetapi bila
kaca ini untuk melihat titik sumber cahaya maka akan tanpak sebagai garis terang. Prinsip
optiknya sama dengan Rod Maddox, kaca bagolini ini dipasang pada bingkai kaca mata
tertentu. Kaca bagolini ditempatkan di depan mata penderita sedemikian rupa sehingga
garis-garis alur berorientasi OD 135 derajat dan OS 45 derajat. Pengujian ini dikerjakan
pada jarak 33 cm atau 6 m. Jika pasien esotropia pada ARC tipe harmonious, pasien
melaporkan melihat satu cahaya sentral pada perpotongan garis seperti pada gambar di
bawah ini : (5,6,11)
5
Gambar 3. Test Bagolini striated glass untuk retinal correspondence dan supresi. (5)
2. Afterimages
Test afterimage adalah test yang digunakan untuk menentukan apakah pasien
NRC atau ARC. Test ini dapat dilakukan dengan menutup sebuah flesh kamera dengan
pita hitam dan dibuka hanya celah yang sempit, pusat yang ditutupi dengan pita hitam
berfungsi sebagai titik fiksasi, baik untuk melindungi fovea dari pengaruh luar. Test ini
memerlukan perangsangan makula pada masing-masing mata. Persepsi yang mungkin
terjadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini : (5,6)
Gambar 4. Test
Afterimage. A,
adalah lokasi
normal pada
normal
6
correspondence NRC. B, Lokasi anomalous correspondence (ARC) pada kasus esotropia. C, lokasi pada kasus eksotropia (dikutip dari Von Noorden GK
dalam Binoculer Vision and Oculer Mortility, 2002). (5)
Jika pasien NRC , 2 afterimage akan terlihat menyilang dengan satu celah
(corresponds di fovea pada masing-masing mata) pada daerah sentral.
Jika pasien esotropia dan ARC, afterimage dari kedua mata akan terlihat seperti
menyilang (paradoxical diplopia response)
Jika pasien eksotropia kiri dan ARC, afterimage dari kedua mata akan terlihat
tidak menyilang (paradoxical diplopia response). (5)
Test ini memerlukan stimulasi kedua mata, pada daerah fovea mata yang fiksasi
dan ekstrafovea mata pasangannya. Pertama dipilih mata yang mengalami deviasi,
kemudian red glasss diletakkan di depan mata yang tidak mengalami deviasi sewaktu
pasien fiksasi pada cahaya putih. Tes ini dapat pada jarak jauh dan dekat. Diplopia
ditemukan jika pasien melihat kedua cahaya yaitu cahaya merah dan cahaya putih seperti
terlihat pada gambar di bawah ini : (5,6)
7
Gambar 5. Red Glass Test untuk supresi ARC ( dikutip dari Von Noorden GK dalam Binocular Vision and Ocular Mortility,2002). (5)
Kebanyakan test-test ARC memiliki satu atau lebih kekurangan, sebagian besar
umumnya karena pengaruh ekstrafoveal. Test bifoveal dari Cppers dapat menghilangkan
faktor tersebut. Test ini khususnya berguna dalam menilai korespondensi pada kasus-
kasus amblyopia strabismik. Test ini dilakukan dengan melakukan visuscopy dalam
keadaan penglihatan binokuler guna mengukur sudut A.(5,6)
5. Amblyoscope testing
Amblioskop testing dapat juga digunakan untuk mengetahui keadaan pasien NRC
atau ARC. Dengan amblyoscop pemeriksa menemukan objective angle, sudut dimana
bayangan target pada 2 fovea menunjukan tidak bergerak dengan pergantian pemberian
target. Jika bayangan dilihat berhimpit, dengan keadaan sudut antara lengan amblyoscope
sama dengan objective angle, coorespondence adalah normal. Jika tidak sama,
corerpondence adalah anomalous.(5,6)
8
Gambar 6. Test dengan Mayor Amblyoscope pada retinal correspondence. A, normal retinal correspondence (NRC). B, harmonious retinal
correspondence (HARC). C, unharmonious retinal correspondence (UHARC). (dikutip dari Von Noorden GK, dalam Binocular Vision and Ocular
Motility, 2002). (5)
DAFTAR PUSTAKA
9
8. Wright KW. Visual Development, Amblyopid and Sensory Adaptations In. Pediatric
Ophthalmology And Strabismus. Mosby; St. Louis. 1995.p. 199-137.
9. Nelson LB, Olitsky SE. Sensory Adaptation Strabismus. In. Harleys Pediatric
Ophthalmology. Fifth Edition. Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia. 2005. p.
137-142.
10. Cibis GW. Sensory Testing in Strabismus. In. Pediatric Ophthalmology. BC
Decker: Kansas. 1993. p. 306-307.
11.Von Noorden GK. Atlas Strabismus. EGC: Jakarta. 1988.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN . 1
DAFTAR PUSTAKA . 11
10
Tinjauan Kepustakaan Rencana dibacakan:
Rabu, 29 April 2009
Jam 08.30 -selesai
PEMERIKSAAN
ANOMALOUS RETINAL CORRESPONDENCE
( ARC)
DAHLINA
MUSLIM
11
SUB BAGIAN STRABISMUS
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2009
Tinjauan Kepustakaan
PEMERIKSAAN
ANOMALOUS RETINAL CORRESPONDENCE
( ARC)
DAHLINA
MUSLIM
12
SUB BAGIAN STRABISMUS
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2009
13