Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
2. STUDI PUSTAKA
Pada praktikum Sistem Kendali ini dilakukan percobaan
yang melihat karakteristik respon suatu sistem pengendalian 2.1 PENGENDALIAN POSISI
posisi motor DC. Sistem yang diuji adalah sistem yang
Fungsi transfer antara tegangan input motor (Vm)
dirancang agar dapat mempertahankan posisi sudut poros
dengan posisi sudut motor (m) dapat diperoleh
motor DC. Pengendali yang digunakan adalah pengendali
sebagai modifikasi fungsi transfer yang telah
proporsional. Karakteristik yang dilihat adalah banyaknya
diperoleh pada percobaan sebelumnya.
osilasi, besarnya overshoot, serta waktu yang diperlukan sistem
hingga mencapai keadaan stabil setelah posisi/sudut putar ()
=
motor diganggu. Variasi yang diberikan pada percobaan () + 1
adalah besarnya Kp dari pengendali. Kit motor yang
Maka,
digunakan adalah DCMCT Quanser.
()
Kata kunci: sistem pengendalian posisi, PID, () =
DCMCT Quanser.
()
=
() 2 +
1. PENDAHULUAN Ada dua jenis sistem pengendalian, yaitu sistem
pengendalian lingkar terbuka dan pengendalian
Setelah dilakukan praktikum sistem kendali modul lingkar tertutup. Pada pengendalian lingkar
ketiga ini diharapkan mahasiswa memahami terbuka, keluaran sistem tidak diumpanbalikkan
konsep pengendalian posisi motor DC. Dengan untuk dibandingkan dengan sinyal referensi.
demikian, kemampuan yang diharapkan dalam
percobaan adalah sebagai berikut.
Memahami konsep sistem pengendalian
posisi motor DC secara umum.
Memahami sistem pengendali PID
(khususnya proporsional) beserta Gambar 2-1 Sistem Lingkar Terbuka [1]
karakteristiknya khususnya untuk sistem Sedangkan pada pengendalian tertutup, leuaran
pengendalian posisi motor DC. sistem diumpan balikkan untuk dibandingkan
Mengimplementasikan sistem dengan sinyal referensi. Hal ini berguna agar
pengendalian posisi motor DC keluaran sistem bisa sesuai dengan sinyal referensi.
menggunakan komponen analog.
Pada modul ini, dibuat sebuah sistem pengendali
posisi motor DC yang selalu mencoba
mempertahankan posisi sudut dari poros motor
DC tersebut ketika diberi gangguan. Pengujian
yang dilakukan dalam percobaan adalah dengan
memvariasikan nilai KP yang digunakan pada Gambar 2-2 Sistem Lingkar Tertutup [1]
pengendali saat sistem diberi sudut gangguan yang Sebelum melakukan perancangan suatu sistem
tetap. Karakteristik yang dilihat dari variasi ini pengendalian, baik lingkar terbuka atau tertutup,
adalah banyaknya osilasi, besarnya osilasi, serta kestabilan sistem harus menjadi bahasan yang
waktu settling atau waktu yang dibutuhkan sistem dikaji terlebih dahulu. Kita harus mengetahui pada
supaya kembali stabil pada posisi semula. rentang mana pengendalian yang kita desain bisa
menyebabkan sistem menjadi tidak stabil. Hal ini
penting mengingat pengendali yang kita rancang
Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 1
harus bisa menjamin agar sistem pengendalian
tetap stabil sehingga plant yang dikendalikan tidak
rusak.
2.2 PID
Sistem pengendali PID (Proporsional Integral
Derivatif) merupakan suatu sistem pengendali
yang digunakan secara luas di berbagai bidang
industri. Pengendali PID terdiri dari tiga
komponen pengendali, yaitu proporsional, integral,
dan derivatif. Gambar 2-3 Layout DCMCT Quanser
Gambar 3-11 Respon dengan R2 = 8.22k Karaktertistik yang dapat dianalisis dari hasil pada
Vsp=-1,37 V = osiloskop adalah banyaknya osilasi yang terjadi
saat proses pengendalian sistem supaya kembali
Vsp=320,8 mV =
mencapai nilai set point kembali. Hasil di atas
Vsp=2,181 V = menunjukan bahwa semakin besar nilai R2
Mencari tegangan dan sudut (semakin besar nilai KP), maka osilasi yang terjadi
semakin banyak. Hal ini terjadi karena KP berlaku
V=-2,013 V = mirip seperti pegas. Kp beranalogi dengan pegas
V=-0,436 V = pada sistem mekanik. Pengendali proporsional
menerima masukan berupa sinyal error yang
V=3,92 V = merupakan hasil pengurangan sinyal masukan dan
V=2,446 V = keluaran sistem. Dengan demikian, ketika keluaran
belum sama dengan masukan (nilai set point),
V=104,2 mV =
maka pengendali proporsional akan selalu
Nilai R2 menentukan besarnya nilai KP pengendali memberikan suatu pemulihan kepada plant.
proporsional. Secara matematis, KP dapat Semakin besar nilai KP, maka gaya pemulih yang
dirumuskan sebagai berikut, dihasilkan oleh pegas akan semakin besar.
Ketika besarnya pemulihan ini semakin besar,
2
= artinya kekuatan tarikan pengendali proporsional
1
untuk mengembalikan posisi sudut motor ke set
Semakin besar nilai R2, maka semakin besar pula point juga makin besar. Akibatnya terjadi osilasi
nilai KP sistem. yang semakin banyak karena adanya tarikan yang
besar itu. Namun, osilasi ini teredam karena lama
kelamaan posisi sudut motor semakin mendekat ke
set point. Artinya, nilai error pada sistem semakin
kecil. Error yang semakin kecil menyebabkan
tarikan yang diberikan oleh pengendali
proporsional pun mengecil. Ketika posisi motor
sudah kembali ke set point, maka error sistem
adalah nol dan pengendali proporsional tidak akan
menghasilkan keluaran apapun yang diberikan
Gambar 3-12 Rangkaian pengendali analog
kepada plant sehingga sistem kembali stabil.
Nilai Kp ini diturunkan dari rangkaian op-amp
Selain itu, karakteristik kedua yang dapat
yang ada pada sistem pengendali proporsional
dianalisis adalah besarnya overshoot yang terjadi
analog. Pada rangkaian op-amp di atas, pengendali
selama osilasi. Semakin besar KP, maka overshoot
Kp merupakan rangkaian op-amp bagian B dan C.
juga semakin besar. Hal ini juga masuk akal dan
Rangkaian B merupakan rangkaian penguat op-
dapat dijelaskan dengan konsep pegas seperti di
amp inverting, sehingga penguatannya yaitu
atas. Overshoot yang besar juga diakibatkan oleh
2 besarnya pemulihan yang diberikan oleh
=
1 pengendali proporsional. Selain itu, analisis
karakteristik overshoot juga dapat dijelaskan
Rangkaian C merupakan rangkaian penguat op-
menggunakan persamaan overshoot sistem pole
amp inverting juga. Namun dapat diketahui bahwa
orde dua sebagai berikut.
resistor-resistor pada rangkaian C bernilai sama.
Sehingga, rangkaian ini hanya bertindak sebagai
pembalik saja atau dengan kata lain outputnya % = exp ( ) 100%
1 2
merupakan input dikali -1. Rangkaian ini berfungsi
4. KESIMPULAN
Setelah mengerjakan modul 3 Sistem Kendali Posisi,
kami mendapatkan dan memahami beberapa
materi bahasan dalam modul ini.
1. Sistem pengendalian posisi motor DC
selalu berusaha untuk mempertahankan
posisi dari sudut poros motor ketika posisi
sudutnya diberi gangguan.
2. Karakteristik respon sistem pengendalian
posisi dipengaruhi oleh konstanta
pengendali proporsional (Kp).