You are on page 1of 10

TUGAS MATA KULIAH ILMU PENYAKIT DALAM

UROLITHIASIS

OLEH:
KELOMPOK 3
ANNA GRACELITA DA COSTA S. (1509005059)
ISABELLA ANJARI RIDWAN (1509005063)
AIDIL CALVIANTO (1509005068)
NI MADE DWI ADNYANA PERTIWI (1509005096)
PUTU AYUTIA ARENINGRAT (1509005105)
NI LUH AYU PRAHARAN P. D. (1509005107)
IDA AYU SRI DEVI ADNYASWARI (1509005110)

KELAS: 2015 C

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
2017
UROLITHIASIS

Definisi

Urolith berasal dari bangsa Yunani, ouron yang berarti urine dan lithos yang
berarti batu. Sehingga, urolithiasis adalah pembentukan sedimen di mana saja dalam
saluran perkencingan yang terdiri atas satu atau lebih kristaloid urin yang sulit larut.
Urolithiasis merupakan kelainan traktus urinaria yang umum ditemukan pada anjing
dan kucing. (Tion et al. 2015).

Urolithiasis terjadi karena adanya urolith, yaitu agregasi bahan matriks dan
kristalin yang terbentuk dalam satu tempat atau lebih dalam traktus urinaria ketika urin
menjadi jenuh dengan adanya substansi kristalogenik dan terdiri dari satu atau lebih
mineral. Saat urin mengalami tigkat kejenuhan yang tinggi, yang disertai dengan
kelarutan garam, garam tersebut mengalami presipitasi dan membentuk kristal
(crystalluria).

Terdapat beberapa jenis urolithiasis tergantung dari jenis urolith yang


terbentuk, yaitu: (Chew, J. D. et al. 2011)

1. Urolith Struvite

Struvith merupakan urolith yang paling umum dijumpai pada anjing yaitu
sebanyak 40-50%. Kristaloid utama yang terdapat di dalam urolith ini adalah
MgNH4PO46H2O (struvite). Urolith struvite berbentuk bulat, eliosm atau
tetrahedral dan bisa ditemukan satu atau dalam jumlah yang banyak dengan
ukuran yang berbeda. Pada anjing, vesica urinaria adalah tempat yang umum
ditemukan urolith struvite.

1
Gambar 1. Urolith Struvite
Sumber: https://www.merckvetmanual.com/

2. Urolith Oksalat

Kristal kalsium oksalat terdiri atas monohidrat kalsium oksalat atau


kalsium oksalat dihidrat. Kalsium oksalat biasanya berwarna putih dan sangat
keras dengan tepi yang bergerigi dan tajam. Ras anjing yang memiliki resiko
terbesar terkena urolitiasis oksalat adalah Schnauzer, Lhasa Apso, Yorkshire
Terrier, Bichon Frise, Shih Tzu, Miniatur dan Toy Poodle. Oksalat umum
ditemukan pada vesica urinaria dan uretra, tapi juga umum ditemukan pada
ginjal dan ureter anjing.

Gambar 1. Urolith Oksalat


Sumber: Chew, J. D. et al. 2011

2
3. Urolith Urate

Batu urat pada anjing biasanya terdiri atas garam monobasic ammonium
dari asam urat. Umum terjadi pada ras anjing Dalmatian dan English Bulldog.
Anjing jantan lebih sering kena dibandingnkan anjing betina (khususnya pada
anjing Dalmatian) karena batu yang kecil dapat terjebak di uretra anjing jantan
yang menyebabkan gejala obstruksi saluran perkencingan. Kalkuli urat
berukuran kecil, rapuh, bulat dengan lapisan tipis. Umum ditemukan dalam
jumlah banyak dan berwarna kuning muda, cokelat, atau hijau. Kalkuli urat
paling sering ditemukan pada vesica urinaria dan uretra.

4. Urolithiasis Cystine

Cystine tidak umum ditemukan pada anjing. Urolith cystine banyak dilaporkan
pada berbagai jenis ras anjing termasuk English bulldogs, Newfoundlands,
dachshunds, Irish terriers, Basset hounds, and bullmastiffs. Urolith cystine
ditemukan pada anjing jantan. Tetapi pada ras Newfoundlands, baik anjing
jantan maupun betina dapat terkena urolithiasis cystine. Urolith cystine
memiliki komposisi keseluruhannya adalah cystine. Memiliki ukuran yang
kecil, bulat, dan berwarna kuning muda, cokelat atau hijau. Urolith ini umum
ditemukan di vesica urinaria dan uretra dalam jumlah yang banyak.

5. Urolithiasis Silikat

Urolithiasis silikat tidak umum ditemukan pada anjing. Komposisi urolith ini
sebagian besar disusun oleh silika (silicon dioksida) tetapi sebagian kecil
mineral lain seperti struvite juga ditemukan. Pada anjing, urolith silikat yang
ditemukan bisanya berwarna putih keabuan atau kecokelatan dan dalam jumlah
banyak. Umum ditemukan pada vesica urinaria dan uretra.

3
Patofisiologi

Mekanisme terbentuknya urolith adalah terjadinya penimbunankristal dari


berbagai mineral. Faktor penyebab lainnya adalah diet/makanan, frekuensi urinasi,
genetic, dan adanya infeksi traktus urinary. Saturasi memberika energy bebas umtuk
terbentuknya kristalisasi. Semakin tinggi derajat saturasinya, semakin besar
kemungkinan terjadinya kristalisasi dan perkembangan Kristal. Oversaturasi urine
dengan Kristal merupakan factor pembentukkan urolith tertinggi. Oversaturasi ini
disebabkan oleh peninngkatan ekskresi Kristal oleh ginjal, reabsorpsi air oleh tubuli
renalis yamg mengakibatkan perubahan konsentrasi dan pH urine yang mempengaruhi
kristalisasi. pH urine berhubungan dengan resiko pembentukan Kristal kalsium oksalat.
pH urine yang asam hingga netral akan menyebabkan terbentuknya urolith silica
(SiO2). Sedangkan pH urine netral hingga basa akan menyebabkan terbentuknya
urolith kalsium fosfat dan urolith.
Derajat saturasi yang meningkat akan mengakibatkan terjadinya presipitasi.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mempertimbangkan pembentukkan
urolith dalam dua tahap, yaitu proses pembentukkan Kristal dan proses
agregasi/perkembangan Kristal yang berakibat pada perkembangan urolith. Kecepatan
actual dari pertumbuhan urolith bergantung pada komposisimineral dan adanya infeksi.

Etiologi
Urolithiasis terjadi karena urolith yaitu agregasi bahan matriks dan kristalin
yang terbentuk dalam satu tempat atau lebih dalam traktus urinaria ketika urin menjadi
jenuh dengan adanya substansi kristalogenik dan terdiri dari satu atau lebih mineral.
Saat urin mengalami tigkat kejenuhan yang tinggi, yang disertai dengan kelarutan
garam, garam tersebut mengalami presipitasi dan membentuk kristal (crystalluria).
Urolith merupakan batu yang terbentuk akibat supersaturasi diurin dengan kandungan
mineral-mineral tertentu. Urolith ini merupakan perwujudan polycrystalline yang
terdiri dari satu atau lebih mineral. Urolith tersebut merupakan kumpulan hasil

4
metabolit yang mengandung kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun
sepanjang ureter dan masuk ke dalam vesika urinaria.
Setelah terjadi pengendapan, partikel-partikel mengkristal dan bertambah besar
ukurannya, memperparah kerusakan dan menimbulkan gejala klinis pada hewan
tersebut. Urolithiasis terbentuk di dalam vesika urinaria dalam berbagai bentuk dan
jumlah tergantung pada infeksi, pengaruh diet atau konsumsi, dan genetic. Kadar
kalsium yang tinggi di dalam ginjal juga dapat mempengaruhi pembentukan
urolithiasis, sedangkan faktor-faktor lain yang mendukung pembentukkan urolith
adalah kurang minum, makanan yang banyak mengandung kalsium, oksalat dan fosfat
serta penurunan pH urin.
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya
batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik; di
mana faktor intrinsic meliputi faktor keturunan, umur, dan jenis kelamin. Dan faktor
ekstrinsik meliputi geografi di mana pada beberapa daerah menunjukkan angka
kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone
belt (sabuk batu), iklim dan temperature, asupan air; di mana kurangnya asupan air dan
tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih, diet;
diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih,
dan aktivitas pada hewan yang kurang bergerak atau kurang aktivitas fisik (sedentary
life).

Gejala Klinik
Gejala klinik dari urolithiasis bervariasi, tergantung dari letak urolithnya.
Pollakiuria, stranguria, dysuria, dan hematuria merupakan gejala yang umum terjadi
pada anjing dan kucing yang terkena penyakit traktus urinarius bawah dan tidak
spesifik terhadap kalkuli sistik.
Terdapatnya batu akan mengganggu saluran urinaria dan menyebabkan
kesulitan membuang urine, rasa sakit pada ginjal dan saluran urinaria serta distensi
abdomen. Kondisi ini akan menyebabkan peradangan pada saluran urinaria,
strangnuria atau pengeluaran urine dengan frekuensi lambat, dysuria atau kesakitan

5
atau kesukaran pada saat urinasi dan anuria atau tidak dapat mengeluarkan urin.
Terdapatnya batu pada ureter dapat menyebabkan kolik, ini datangnya tiba-tiba
didahului oleh gejala memutar badan untuk mendapatkan posisi yang mengurangi rasa
nyeri oleh penderita. Bila penyumbatan telah berlangsung lama akan terlihat tanda
depresi, lesu, anoreksia, atau berkurangnya nafsu makan dan diikuti tanda uremia.

Diagnosa
Sejarah dan gejala klinis

Gejala klinis dari cystic calculi meliputi hematuria, pollakuria,


stranguria, dan dysuria, namun gejala ini juga umum terjadi pada penyakit
saluran kemih bagian bawah lainnya. Urolitik kecil dapat menyebabkan
onstruksi uretra secara parsial maupun seluruh bagian uretra yangmenyebabkan
distensi kandung kemih sakit perut, inkontinesia paradox, stranguria, dan gejala
azotemia postrenal (anoreksia, muntah, depresi). Terkadang terdapat kejadian
di mana kantung kemih mengalami rupture dan menyebabkan terjadinya
uroabdomen.
Dengan nephrolith dan ureterolith, riwayat klinis menjadi lebih
bervariasi dan gejala yang muncul akan bersifat intermittent. Pasien mungkin
asimtomatik. Hematuria mikroskopis atau makroskopis mungkin ditemukan.
Gejala yang terkait dengan kalkulasi ureter biasanya disebabkan oleh disfungsi
ginjal dari pielonefritis bersamaan atau uropati obstruktif (uremia). Nyeri perut
mungkin ada tetapi biasanya tidak umum terjadi. Dalam sebuah penelitian,
hampir setengah dari kucing yang dievaluasi untuk penyakit ginjal kronis
memiliki nefrolitiasis atau ureterolithiasis. Kehadiran sistitis bersamaan dapat
menciptakan tanda-tanda disuria atau stranguria yang tumpang tindih.

Temuan Pemeriksaan Fisik


Dengan cystic calculi, dinding kandung kemih mungkin mengalami
penebalan dan urolit dapat dirasakan ketikan dilakukan palpasi abdomen.

6
Pemeriksaan rektal dapat mengungkapkan calculi uretra yang nyata dan juga
uretra yang membesar saat obstruksi. Renomegali dan nyeri ginjal dapat terjadi
dengan obstruksi ureter, atau ginjal mungkin mengecil dan bentuknya tidak
teratur dengan fibrosis kronis.

Tes Laboratorium
Profil biokimia pasien dan perhitungan jumlah darah lengkap mungkin
normal. Dalam beberapa kasus, kelainan mungkin mengarah ke jenis urolith
tertentu, seperti hubungan hiperkalsemia dengan kalsium oksalat atau kalsium
fosfat urolith. Azotemia dapat terjadi dengan obstruksi saluran kemih bagian
atas atau bawah. Dalam satu laporan, ada beberapa hal yang belum jelas seperti
apakah terdapat nefrolit yang tidak mengganggu dapat memicu gagal ginjal
pada kucing dengan penyakit ginjal kronis. Urolit pada saluran kencing atas dan
bawah dapat menyebabkan infeksi sekunder. Leukositosis dapat dterlihat
bersamaan dengan pielonefritis dalam beberapa kasus. Namun, tidak dapat
dikaitkan dengan sistitis sederhana.
Urinalisis adalah bagian terpenting dalam evaluasi diagnostik untuk
semua gangguan kemih. Kelarutan kristal dipengaruhi oleh pH urin. Struvite
uroliths lebih cenderung terbentuk dalam urine basa; kalsium fosfat dalam
alkalin menjadi urin netral; kalsium oksalat dan silika secara netral terhadap
urin asam; dan urate, xanthine, sistine, dan brushite dalam urine asam
Pada pasien tanpa penyakit saluran kemih, kristal kalsium oksalat dan
struvite dapat terbentuk dalam sampel urin yang telah didinginkan atau
dianalisis lebih dari 4 sampai 6 jam setelah pengumpulan, namun pada pasien
dengan urolit, kristalografi pada sampel urin segar (<60 menit) mungkin
memberikan petunjuk untuk komposisi urolith.
Urolitiasis sering dikaitkan dengan infeksi saluran kemih, yang
mungkin merupakan penyebab utama urolitiasis (yaitu urin batu struvitine) atau
sekunder akibat urolitiasis. Pemeriksaan sedimen urin bisa mengungkapkan

7
piuria atau bakteriuria. Kultur urin diindikasikan pada semua kasus urolitiasis.
Infeksi telah didokumentasikan pada 75% anjing dengan kalkulus kistik saat
hasil urin, biopsi mukosa kandung kemih, dan kultur urolik digabungkan.16
Tes khusus mungkin direkomendasikan untuk jenis urolit tertentu (mis.,
Tes untuk hiperadrenokortisisme pada pasien dengan urolitik kalsium oksalat).

Pengobatan

Pengobatan untuk urolithiasis

8
DAFTAR PUSTAKA

Adams, L.G., Syme, H.M. 2005. Canine Lower Urinary Tract Diseases. In: Ettinger
Sj, Feldman Ec, Eds. Textbook of Veterinary Internal Medicine. Vol 2. 6th
Ed. St. Louis: Elsevier Saunders:1850-1874.

Bartges, J.W. dan Callens, Amanda J.2004. Diagnosis of Urinary Tract


Infections. Vet Clin North Am Small Anim Pract 34(4):923-933.

Chew, J. D. et al. 2011. Canine and Feline Nephrology and Urology. USA: Elsevier.

Houston, D.M, and A.E.P. Moore. 2014. Canine Urolithiasis.

Gatoria Is, Saini Ns, Rai Ts, Dwivein Pn. 2006. Comparison Of Three Techniques For
The Diagnosis Of Urinary Tract Infections In Dogs With Urolithiasis. J Small Anim
Pract (47):727-732.

Nelson, Richard W. dan Couto, C. Guillermo. 2014. Small Animal Internal Medicine
5th Edition. St. Louis Mo.: Mosby Elsevier

Pemayun, I.G.A Putra, dan P. Vindhy Chempaka Putri. 2016. Urolithiasis Pada Anjing
Pug. Denpasar: Universitas Udayana

Ross Sj, Osborne Ca, Lekcharoensuk C, et al. 2007. A Case-Control Study of The
Effects of Nephrolithiasis in Cats With Chronic Kidney
Disease. Javma 230(12):1854-1859.

Tion, M.T., Dvorska, J., dan Saganuwan, S.A. 2015. A Review On Urolithiasis in Dogs
and Cats. Bulgarian Journal of Veterinary Medicine 18 (1): 1-18.

You might also like