Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
2.1 SINAR- X
Sinar-X terjadi bila elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi tiba-tiba
terhenti karena menubruk suatu bahan misalnya suatu plat logam. Sebagai
sumber elektron adalah filamen yang dipanaskan dalam plat logam adalah
anodanya. Elektron-elektron yang terjadi pada pemanasan filamen dipercepat
dengan menggunakan tegangan tinggi antara filamen dan anoda. Sinar-X yang
terjadi karena proses pengereman diatas disebut juga Bremstrahlung.
Spektrum sinar-X yang dihasilkan proses ini adalah kontinu.
Pada umumnya spektrum sinar-X terdiri dari spektrum kontinu ini ada beberapa
spektrum garis yaitu karakteristik bahan target dari tabung sinar-X. Banyak
elektron tergantung pada arus listrik yang melalui filamen dan temperatur.
Karena arus mudah dikontrol maka dalam sinar-X ada dua kontrol yaitu kontrol
intensitas oleh arus dan kontrol tenaga oleh tegangan. Tenaga elektron hampir
seluruhnya diubah menjadi panas sedang yang menjadi sinar-X hanya 1 %
maka anoda yang berupa logam tungsten perlu dihubungkan dengan blok
tembaga pendingin. Ada juga sinar-X yang tak mempunyai pendingin tetapi
hanya dilengkapi dengan switch.
1. Daya tembus
Sinar-X dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya
tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi
tegangan tabung (besarnya kV) yang digunakan, makin besar daya
tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda,
makin besar daya tembusnya.
2. Pertebaran (hamburan)
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka
berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan
radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan
tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi
akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan film diletakkan
timah hitam (grid) yang tipis.
3. Penyerapan
Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan
berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi
kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya.
4. Efek Fotografi
5. Fluoresensi
6. Ionisasi
Efek primer dari sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
7. Efek Biologi
Pada saat ini terdapat cukup banyak peralatan yang digunakan sebagai
pembangkit radiasi sinar-X. Akan tetapi dalam bagian ini hanya dibahas
pembangkit yang paling populer yaitu pesawat sinar-X atau juga sering disebut
mesin Rontgen.
a. Filamen yang terdapat pada katoda dihubungkan dengan sumber arus (mA).
Katoda dihubungkan ke kutub negatif dari sumber tegangan (kV).
Bila arus (mA) dinaikkan maka spektrum sinar-X akan semakin tinggi
intensitasnya dengan puncak pada energi atau panjang gelombang yang tetap.
Bila tegangan (kV) dinaikkan maka intensitas semakin tinggi dan puncaknya
bergeser ke kiri, panjang gelombang mengecil atau energi membesar.
I2 = intensitas di titik 2
Salah satu prinsip proteksi radiasi ekstrena adalah jarak, semakin jauh
posisi seseorang dari sumber radiasi maka intensitas radiasi yang
diterimanya akan semakin kecil, mengikuti hukum kuadrat terbalik
diatas.
I = I0 e-x.....................................................................................2.3
I0 Bahan I
TVL (tenth value layer) adalah tebal bahan yang dapat menyerap intensitas
radiasi menjadi seper-sepuluhnya.
Nilai HVL dan TVL suatu bahan dapat dihitung dari koefisien serap linier ()
nya dengan persamaan berikut :
Contoh :
Koefisien serap suatu bahan adalah 0,1386/mm. Bila bahan tersebut digunakan
sebagai penahan radiasi sinar-X maka tebal yang dibutuhkan untuk
menurunkan intensitas radiasi dari 10mR/jam adalah :
Ix/I0 = 2,5 / 10 =
1 1/2
2 1/4
3 1/8
4 1 / 16
5 1 / 32
dan seterusnya.......
1 1 / 10
2 1 / 100
3 1 / 1000
dan seterusnya.......
Dalam proses efek fotolistrik, sinar-X menubruk salah satu elektron dan
memberikan seluruh energinya sehingga elektron tersebut lepas dari lintasannya.
Elektron yang dilepaskan dalam proses ini disebut fotoelektron, yang mempunyai
energi sebesar energi sinar-X yang mengenainya.
Proses Produksi Pasangan hanya terjadi bila energi sinar-X lebih besar dari
1,02 MeV dan sinar-X tersebut berhasil mendekati inti atom. Sinar-X
tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron-positron.
Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan
positif.
Radiografi adalah gambaran suatu bahan (objek) pada film photografis yang
dihasilkan dengan melewatkan sinar-X melalui bahan tersebut. Jadi dasar
radiografi adalah mendeteksi perbedaan suatu kerapatan bahan yang
digambarkan sebagai gelap dan terang pada film. Bagian gelap sesuai dengan
bahan yang mempunyai kerapatan () rendah, karena mengabsorbsi intensitas
radiasi lebih sedikit dari kerapatan yang tinggi.
1. Densitas
1,0 100 % 0
0,1 10 % 1
0,01 1% 2
0,001 0,1 % 3
0,0001 0,01 % 4
0,00001 0,001 % 5
0,000001 0,0001 % 6
0,0000001 0,00001 % 7
2. Kontras
d. Intensifying screen
C = D2 D1...............................................................................................2.6
Dengan :
C = menyatakan kontras
Tabel 2.5 Efek mA, kVp dan waktu eksposure terhadap densitas film dan kontras
Kvp Ya Ya
mA Ya Tidak
a. Faktor geometri
P : B = F : (A B)...........................................................................2.7
Atau
Gangguan juga dapat ditimbulkan dari hamburan yang sampai pada film
baik dari benda yang diperiksa maupun dari benda-benda lain yang berada
dibelakang film.
1. Sumber harus sejauh mungkin dengan bahan yang diperiksa jadi sumber
hampir mendekati sumber titik.
2. Film harus sedekat mungkin dan sejajar dengan benda yang diperiksa.
c. Faktor pergerakan
1. Artefak
Setiap kolom pada gambar di bawah ini mempunyai seri rentang kontras
dari mulai yang tinggi (bagian bawah) sampai yang mempunyai kontras
rendah (bagian atas). Terdapat 3 (tiga) tingkatan (rendah, medium dan
tinggi noise pada ketiga kolom gambar disamping. Efek dari noise adalah
untuk menurunkan visibilitas dari objek yang dimiliki dengan kontras
rendah.
Baik blur maupun noise sebenarnya merupan ciri umum unsur yang tidak
diinginkan pada citra medik karena bisa menurunkan visibilitas objek tertentu.
Ilustrasi gambar dibawah ini menunjukkan diagram Kontras Detail. Objek
dirancang menurut penurunan ukuran (detail) dari kiri ke kanan, dan menurut
penurunan kontras dari bawah ke atas. Bagian yang besar dan tinggi nilai kontras
objek di dalam wilayah kiri bawah harus terlihat sebagai gambaran umum
Grid radiografi terdiri dari serangkaian strip foil timbal (Pb) yang
dipisahkan oleh celah dari strip timah tersebut (gambar 2.13). Hal ini ditemukan
oleh Dr. Gustave Bucky pada tahun 1913 (gambar 2.12), dan masih merupakan
cara yang paling epektif untuk menghilangkan radiasi scatter (radiasi hambur)
agar tidak sampai ke film rontgen di bidang radiografi. Bahan dari grid ini dapat
berupa kertas atau aluminium, tapi dalam grid modern biasanya terbuat dari serat
karbon, strip timah hitam (Pb).
Radiasi primer berorientasi pada sumbu yang sama dengan strip timah dan
melewati diantara strip timah tersebut untuk sampai ke film. Radiasi hambur
muncul dari berbagai titik dari pasien dan yang meliputi dari segala arah (multi
Grid terdiri atas lajur-lajur lapisan tipis timbal (Pb) atau dapat juga dijelaskan
pada saat mengambil gambar radiografi semua sinar primer jatuh pada jaringan
yang tidak dapat terlewati. Beberapa sinar dapat melewati jaringan, beberapa
sinar terrefleksikan dalam berbagai tingkatan ketebalan jaringan dan sinar
yang tertinggal terabsorbsi oleh jaringan. Sinar yang terrefleksikan
menyebabkan radiasi yang terpecah. Radiasi yang terpecah tersebut jatuh ke
film bersamaan dengan sinar primer menghasilkan gambar yang buram pada
film. Untuk menghindari pemecahan sinar diperlukan sebuah alat yang
dinamakan grid yang digunakan dalam radiografi. Penggunaan grid diperlukan
untuk jaringan dengan ketebalan 11 centi meter. Grid ditempatkan diantara
bagian yang terekspose pada kaset.
Biasanya grid ini digerakkan oleh motor yang berada di bawah meja
pemeriksaan atau tepatnya terletak diatas film. Sehingga disaat
eksposure dengan cepat grid bergerak sehingga hasil pada gambar
radiografi strip tidak lagi terlihat (gambar 2.14).
Grid ratio adalah perbandingan antara tinggi lempengan timbal dengan jarak
antara lempeng
Semakin tinggi grid ratio semakin banyak hamburan yang diserap oleh grid,
faktor eksposi yang digunakan semakin besar. Grid dengan ratio 8 : 1 atau 10 :
1 grid sering digunakan di dalam pemeriksaan thorax dan sebagainya. Grid
Rasio grid didefenisikan sebagai perbandingan antara tinggi dari strip dengan
jarak.
Atau
Konstruksi grid dirancang sedemikian rupa agar dapat menyerap radiasi yang
menuju ke film. Adapun prinsip konstruksinya adalah sebagai berikut :
Sebagai sinar-X ( a= radiasi primer) akan tersebar kesegala arah pada waktu
mengenai suatu benda (gambar 2.17). Sinar tersebar ini dinamakan sinar
hambur (radiasi sekunder atau scattered radiation). Walaupun sinar hambur
mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek tetapi efek fotografinya
tetap ada sehingga dapat menimbulkan gangguan pada film rontgen.
Strip atau susunan grid linier mengarah sejajar satu sama lain dalam
sumbu longitudinal (gambar 2.19). Keunggulan utama grid ini adalah
susunan strip timah hitamnya memungkinkan kita untuk sudut tabung
X-ray sepanjang grid tanpa kehilangan radiasi primer dari grid cut
off (gambar 2.18).
Cut off grid adalah hilangnya berkas radiasi primer karena ketidak
tepatan angulasi antara tube dan strip timah dan menimbulkan
perbesaran strip pada gambar rontgen.
Penambahan kontras dapat diukur dengan faktor perbaikan kontras (K), dengan
3 11 340 2,1
4 7 390 2,1
5 9 460 2,35
6 15 460 2,6
8 15 900 2,95
Film berfungsi untuk mencatat bayangan pada gambaran radiografi. Film ini
terdiri dari bebarapa lapisan yang diantaranya :
Derajat kehitaman (density) tergantung pada jumlah radiasi yang diserap oleh
emulsi film. Jumlah radiasi ini tergantung dari kekuatan sumber, bagian radiasi
yang menembus benda dan penghalang yang mungkin dipergunakan. Jumlah
radiasi yang dipancarkan oleh sinar-X tergantung dari arus, tegangan yang
dipakai dan lamanya penyinaran. Apabila arus yang dirubah sedangkan
tegangan tetap dan waktu tetap maka intensitas akan sebanding dengan arus
(miliampere) dan tidak ada penambahan panjang gelombang.
Jadi tidak ada penambahan daya tembusnya. Jika arus tetap dan tegangan
dirubah maka tidak hanya intensitas yang berubah tetapi juga kualitasnya.
E = M x t...........................................................................................2.12
Dimana :
E = Penyinaran (eksposure)
M = miliampere (aktifitas)
t = waktu penyinaran
Bila jarak berubah maka jumlah radiasi yang dipancarkan berbanding terbalik
dengan kwadrat jaraknya, atau :
Film yang digunakan untuk radiografi terdiri dari emulsi perak halida yang
diletakkan diatas gelatin dan dilapisi oleh tin yang transparan untuk
memberikan kecepatan dan kekontrasan yang optimal. Emulsi ini sensitif
terhadap sinar-X, cahaya dan lain-lain. Bila salah satu radiasi ini mengenai
emulsi tersebut maka terjadi bayangan laten. Perubahan ini tidak dapat
dideteksi secara fisis tetapi bila film yang sudah teradiasi itu dicelupkan ke
developer, maka terjadi reaksi yang menyebabkan logam perak menjadi
hitam. Perak yang mengendap dalam gelatin inilah yang menimbulkan
bayangan.
Menurut sensitifitasnya film juga dibagi atas blue sensitive dan green sensitive
1. Orthochromatic Film
Yaitu jenis film yang memiliki kepekaan terhadap warna hijau sampai
violet, jenis ini digunakan untuk film green sensitive pada pemeriksaan
radiografi.
2. Monochromatic Film
Yaitu jenis fim yang memiliki kepekaan terhadap satu jenis warna, yaitu
warna biru saja. Jenis ini biasanya digunakan untuk film X-ray blue
sensitive.
3. Panchromatic Film
1. Fog density (D0) yaitu kegelapan yang memang sudah ada pada film,
jadi dapat disamakan dengan background.
D = D0 + D1..........................................................................2.15
D = C1 x I x tp........................................................................................2.16
Dimana C = Suatu faktor yang tergantung dari tenaga sinar datang dan macam
film yang dipakai
p = index yang berhubungan dengan sensitivitas dari film terhadap radiasi yang
diterima
Karena daerah kerja film terletak pada garis yang linier, maka rumus diatas
menjadi :
D = C1 I t ........................................................................................2.17
Koefisien arah dari tiap-tiap titik pada grafik disebut kekontrasan dari film
tersebut dan dinyatakan sebagai
1. Secara manual
a. Tahap developer
e. Tahap pengeringan.
Keterangan :
2 Secara Otomatis
5. Jenis Film
6. Proses pencucian
I = I0e-x ...................................................................................2.19
It = I0e-x ...................................................................................2.20
Dimana t adalah waktu penyinaran, sehingga It sama dengan eksposure (E). Jadi
persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut :
ln E0 = ln E + x .............................................................................2.21
Pilih density 2 atau density yang sesuai pada film yang digunakan. Kemudian
eksposure digambarkan terhadap ketebalan pada kertas semilog. Masing-masing
grafik diperoleh dari 2 titik dengan tegangan yang sama. Untuk memperoleh
grafik eksposure yang lain harus digunakan tegangan yang lain pula.
Dari grafik eksposure tampak bahwa untuk suatu sumber radiasi ada 4 (empat)
faktor yang menentukan eksposure yaitu : kV, miliampere (mA), waktu (t) dan
jarak.
Hubungan ketiga variabel ini dapat dilihat dari persamaan berikut, yaitu :
Karena density film dipilih tetap maka E akan tetap untuk setiap perubahan
M, t dan d sehingga E1 = E2. Jadi ada 3 hubungan yaitu :