You are on page 1of 7

MODUL 5 SISTEM KENDALI PROSES DI INDUSTRI

Hafizh Al Fikry (18014044)


Asisten: Adi Trisna (13214122)
Tanggal Percobaan: 15/11/2017
EL3215 Praktikum Sistem Kendali
Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak utama tersebut, pada proses-proses khusus


dibutuhkan pengukuran terhadap massa jenis
Pada praktikum Sistem Kendali Modul 4 ini dilakukan
(density), asam/basa (pH), kekentalan (viscosity),
percobaan sistem kendali proses di industri. Percobaan
kelembapan (humidity), dan lain sebagainya.
pertama yang dilakukan pada praktikum ini yaitu
Ada dua cara untuk memastikan besaran-besaran
pengendalian ketinggian air pada tangki. Terdapat dua cara
tersebut tetap pada nilai reference/set point yang
pengendalian ketinggian air, yaitu secara manual dan otomatis
diharapkan. Pertama, dengan melakukan
dengan DCS menggunakan PID. Kemudian diamati juga
pengendalian secara manual. Sebagai contoh,
responnya terhadap variasi setpoint. Lalu dibandingkan
untuk pengentrolan temperatur air. Misalkan pada
kelebihan penggunaan kendali secara manual dan otomatis.
sebuah tangki dengan steam boiler yang berisi air
Percobaan kedua yang dilakukan yaitu sistem kendali proses
untuk dipanaskan, terdapat saluran untuk
penyulingan. Pada percobaan ini dilakukan kendali besaran-
mengeluarkan air panas yang dihasilkan, serta
besaran utama pada tipikal proses di industri seperti suhu.
saluran untuk menyuplai tangki dengan air dingin.
Suhu dijaga tetap pada rentang yang sesuai sehingga proses
Operator yang bertugas akan membaca temperatur
penyulingan berjalan dengan baik. Dari praktikum keempat
dari termometer yang terpasang untuk mengukur
ini diharapkan mahasiswa mampu memahami sistem kendali
temperatur air panas yang dihasilkan. Dari
proses di industri.
informasi temperatur, ia kemudian mengatur besar
Kata kunci: kendali proses/process control, kendali bukaan keran (manual valve) untuk mengatur
manual dan otomatis, ketinggian air pada tangki, aliran uap panas menuju pemanas yang berada di
refinery plant, DCS dalam tangki. Jika temperatur sudah lebih tinggi
dari set point yang diharapkan, maka operator
akan mengecilkan bukaan keran, dan sebaliknya
1. PENDAHULUAN jika temperatur lebih rendah dari set point maka
operator akan meningkatkan bukaan keran.
Praktikum sistem kendali modul keempat ini Perubahan temperatur dapat terjadi karena
bertujuan agar praktikan mampu, perubahan kebutuhan air panas, ataupun faktor
Mengenali tipikal proses di industri lain seperti perubahan temperatur ruangan yang
akan mempengaruhi perubahan temperatur suplai
Mengenali besaran-bessaran dan air dingin.
instrumentasi pengukuran yang
digunakan pada proses di industri Cara kedua adalah dengan melakukan
pengendalian secara otomatis/menggunakan
Mengenali penerapan ilmu sistem kendali controller. Data temperatur air panas yang
pada proses di industri diproduksi dibaca menggunakan sensor khusus
yang akan mengubah data temperatur menjadi
Mengimplementasikan pengendali PID
besaran elektrik yang dapat dikonversi menjadi
pada pada plant berstandar industri
sinyal 4-20 mA (atau tegangan, bergantung pada
Mengetahui manfaat dari penggunaan jenis pengontrol yang digunakan) untuk kemudian
sistem kendali otomatis pada industri dibaca oleh pengontrol. Jika algoritma
pengendalian yang digunakan adalah PID, maka
pengontrol akan membandingkan nilai set point
2. STUDI PUSTAKA temperatur dengan nilai pembacaan dari sensor.
Kemudian galat (error) yang diperoleh akan
2.1 TIPIKAL PROSES DI INDUSTRI dikalikan dengan konstanta Kp, diakumulasi per
Pada sebagian besar proses di Industri, terdapa time sampling Ti (Ki=Kp/Ti), dan diukur
empat besaran utama yang perlu diukur dan perubahannya per time sampling Td (Kd=Kp x Td).
dikendalikan yaitu kecepatan alir fluida (flow), Hasil perhitungan akan digunakan untuk
tekanan (pressure), ketinggian fluida (level), dan menentukan bukaan aktuator, misal dalam hal ini
temperatur (temperature). Selain keempat besaran control valve. Penentuan konstanta algoritma

Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 1


pengendalian PID umumnya dilakukan dengan 2.3 METODE ZIEGLER-NICHOLS (OPEN
proses tuning jika model telah didapatkan. LOOP/TIPE 1)
Konstanta PID akan mempengaruhi kualitas sistem
(overshoot, settling time, dll).

2.2 PID
Sistem pengendali PID (Proporsional Integral
Derivatif) merupakan suatu sistem pengendali
yang digunakan secara luas di berbagai bidang
industri. Pengendali PID terdiri dari tiga
komponen pengendali, yaitu proporsional, integral,
dan derivatif.
Untuk proporsional, hubungan antara sinyal
kontrol u dan error e adalah sebagai berikut.
() = () Metode tuning ziegler nichols (open loop/tipe 1)
merupakan metode tuning PID berdasarkan
Proporsional menghasilkan sinyal kontrol berupa respon step lingkar terbuka. Untuk mendapatkan
sinyal error yang dikalikan (proporsional) dengan pengendali PID yang tepat, dicari delay time (Td)
konstanta proporsional Kp. Pengendali dan settling time (Ts). Kemudian didapat
proporsional digunakan untuk memperbesar pengendali PID sebagai berikut.
penguatan dan mempercepat respon transien.
Untuk integral, hubungan antara sinyal kontrol u Tipe Kp Ti Td
dan error e adalah sebagai berikut. Pengendali
P Ts/Td 0
() = () PI 0,9 Ts/Td 10L/3 0
0 PID 1,2 Ts/Td 2L 0,5 L
Pengendali integral berfungsi untuk
menghilangkan steady state error meskipun juga
dapat menyebabkan terjadinya overshoot dan osilasi 3. METODOLOGI
yang mengakibatkan keadaan tunak lama dicapai.
Alat dan komponen yang digunakan dalam
Untuk derivatif, hubungan antara sinyal kontrol u praktikum ini adalah sebagai berikut :
dan error e adalah sebagai berikut.
1. Komputer yang telah terpasang software
() Control Builder
() =

2. Satu set mini refinery Plan
Pengendali ini digunakan untuk mempercepat
respon transien meskipun dapat meningkatkan 3. Satu set sistem pengendali fluida
derau sistem. 4. Kompresor
Fungsi transfer PID dalam domain laplace adalah 3.1 PERCOBAAN KENDALI MANUAL
sebagai berikut.
a. Plan kendali ketinggian disusun sebagai
() berikut.
= + +
()
b. Pompa disambungkan dengan sumber
Diagram blok sistem lingkar tertutup arus 4-20 mA.
menggunakan PID adalah sebagai berikut.
c. Tombo merah (emergency power off)
dipastikan dalam kondisi release. Sambungan
power (steker-stopkontok 220V) dipastikan sudah
terpasang. Kemudian tombol hijau (power on)
dihidupkan untuk mengaktifkan feedback PIT.

d. Turning switch pada sumber arus 4-20mA


diputar hingga pompa aktif.

Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 2


e. Set point yang berupa volume air pada AIREFA.PV untuk melihat level ketinggian air dan
ptangki proses ditentukan. AOREFA.OP untuk melihat bukaan valve. Pada
ketinggian air diatr dengan nilai 0-8L dan pada OP
f. Manual valve diputar untuk mengalorkan
diatur pada skala 0-100%. Program station dibuka
air ke tangki proses, besar flow yang terbaca oleh
untuk melihat grafik tersebut.
flow meter di catat.
n. Bukaan kontrol valve diubah menjadi
g. Jika sudah melewati set point maka bukaan
100% dalam 1,5 menit kemudian kembali diubah
manual valve dikurangi.
menjadi 0% sehingga terbentuk grafik PV dan OP.
h. Besar flow yang terbaca ada setiap
o. Dari grafik tersebut waktu delay dan
perubahan manual valve di catat.
kontanta waktu ditentukan dengan metoe zigler
nicholes. Nilai pengendali PD ditentukan.
3.2 PERCOBAAN KENDALI OTOMATIS p. Kembali pada control builder dan jendela
PID diubah dengan nilai KP, Ti dan Td yang sudah
a. Plan kendali ketinggian disusun sebagai
ditentukan sebelumnya. Blok PID diubah menjadi
berikut.
mode auto
b. Jalur udara untuk mengaktifkan control
q. Sistem diamati dan perubahan dicatat.
valve disusun sebagai berikut.
c. Pompa disambungkan dengan sumber
arus 4-20mA. 3.3 SISTEM KENDALI PROSES
PENYULINGAN
d. DCS dipastikan dalam kondisi aktif.
a. DCS dipastikan dalam kondisi aktif.
e. Tombo merah (emergency power off)
dipastikan dalam kondisi release. Sambungan b. Cooling tower pump dihidupkan pertama
power (steker-stopkontok 220V) dipastikan sudah kali menggunaan DCS (Pump2-DO2).
terpasang. Kemudian tombol hijau (power on)
c. Colling tower fan diaktifkan untuk
dihidupkan untuk mengaktifkan feedback PIT.
mengoptimalkan kerja cooling tower pump (fan-
f. Keran kmpressor dibuka hingga DO6).
membentuk sudut 450 dari semula.
d. Air demineralized dan ethanol yang akan
g. Turning switch pada sumber arus 4-20mA diproses dimasukkan ke dalam angki
diputar hingga pompa aktif. penyimpanan. Total volume air maksimal 20L dan
konsentrasi awal dihitung terlebih dahulu.
h. Program control builder pada komputer
dibuka. Control C300_027A dipilih pada tab e. Katup reflux diaktifkn dengan
monitoring. menggunakan DCS DO3. Parameter SP pada timer
pertama mengindikasikan lama waktu off dari
i. Pada direktori CEEC300_1183 dipilih
katup reflux yaitu diset pada nlai 7 detik.
control module LIQ_001 hingga jendela diagram
Sedangkan waktu pada timer ke dua
blok pengendali terbuka.
mengindikasikan lama waktu katup dalam kondisi
j. Pada blok PID, mode diubah menjadi on yaitu diset pada nilai 3 detik. Timer ketiga
manual, OP menjadi 0%. Debit yang terbaca pada mengindikasikan lama waktu operasi yaitu diset 90
flowmetter dicatat. Nilai OP dinaikkan tiap 10% menit
hingga 100% dan setiap nilai perubahan dicatat.
f. Nilai temperature setiap lima menit waktu
Selanjutnya nilai OP dituunkan perlahan 10%
proses pemanasan dicatat.
hingga mencapai nilai 0% dan setiap perubahan
dicatat. g. Setela proses selesai, sisa cairan pada boiler
dipompa balik kembali ke tangki penyimpanan.
k. Nilai set point ketinggian air yang
diinginkan ditentukan. h. Keran pada tangki hasil produksi dibuka
dan produk hasil produksi dimasukkan ke dalam
l. Pada blok PID mode diubah menjadi
wadah untuk menentukan nilai konsentrasi
manual. OP diubah menjadi 0% dan seluruh sisa air
produk.
pada tangki dibuang, keran pembuangan air
ditutup. i. Seluruh tumpahan dibersihkan.

m. Jendela grafik dibuka dan diisi parameter


dengan LIQ_001. Selanjutnya point diisi dengan
Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 3
4. HASIL DAN ANALISIS proses. Setelah itu, air masuk ke tangki proses dan
dapat diamati bacaan ketinggiannya. Air kemudian
4.1 SISTEM PENGISIAN TANGKI dialirkan kembali ke tangki bahan baku melalui
pipa yang sudah terpasang.
A. Percobaan kendali manual
Percobaan pertama yang dilakukan pada
praktikum modul keempat ini yaitu pengendalian B. Percobaan kendali manual
ketinggian air pada tangki. Pengendalian ini
Pada proses kendali otomatis, digunakan DCS
dilakukan untuk memastikan besaran ketinggian
yang menggunakan pengendali PID. DCS atau
fluida (level), yang merupakan salah satu dari
Dstribute Control System merupakan sistem
empat besaran utama (dengan tiga besaran lainnya
kendali otomatis yang mana algoritmanya
yaitu flow, pressure, dan temperature), tetap pada
menggunakan sistem kendali PID. Valve yang
nilai reference/setpoint yang diharapkan. Sistem
digunakan merupakan control valve yang mana
pengendalian ini dapat dilakukan dengan dua cara,
control valve tersebut dikendalikan oleh DCS
yaitu dengan kendali manual dan kendali otomatis
dengan mengubah nilai operating point dari skema
(dengan DCS menggunakan pengendali PID).
kendali DCS tersebut. Pada kendali otomatis
Untuk percobaan kendali manual, diagram alur dengan DCS ini, dilakukan dua jenis variasi yaitu
yang merepresentasikan sistem sebagai berikut, kendali OP (operationg point) secara manual dan
secara otomatis. Bentuk data kendali OP secara
manual dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4-1. Kendali OP Manual pada Sistem Kendali
Otomatis (0-100%)
No Nilai OP (%) Nilai Flowmeter (L/min)
1 0 0,00
2 10 0,00
3 20 0,1
4 30 0,3
5 40 0,9
6 50 1,55
7 60 1,95
8 70 2,1
Gambar 3.1 Diagram alur percobaan kendali manual 9 80 2,25
Secara umum, hasil yang diinginkan dari 10 90 2,35
percobaan ini yaitu air dari tangki bahan baku 11 100 2,4
dialirkan sedemikian rupa hingga tangki proses
terisi setinggi bacaan setpoint yang dipilih, yaitu
6,5 L. Selain mengisi tangki proses, pengendalian Berdasarkan nilai pada settting OP dan nilai
ini juga diharapkan dapat menjaga tinggi bacaan flowmeter, dapat dilihat bahwa saat nilai OP 0%
tangki proses tetap pada 6,5 L jika ada hingga nilai OP 30%, nilai pembacaan flow meter
gangguan/disturbance pada sistem. adalah kurang lebih 0L/min. Hal ini menandakan
bahwa nilai OP pada range tersebut belum dapat
Seperti pada diagram, air yang berasal dari tangki membuat adanya aliran fluida yang menandakan
dialirkan ke tangki proses dengan dikendalikan bahwa control valve kurang terbuka. Saat nilai OP
terlebih dahulu menggunakan manual valve. ditingkatkan, bukaan dari control valve semakin
Manual valve ini diatur oleh operator, dimana pada membesar sehingga nilai pada flowmeter mulai
percobaan ini yang bertindak sebagai operator meningkat. Peningkatan pada flowmeter
adalah praktikan. Operator menentukan bukaan berbanding lurus dengan peningkatan nilai OP
valve dengan memutar tergantung pada yang diautur.. Selain variasi niai OP dari 0-100%,
pembacaan ketinggian pada tangki proses. Jika dilakukan variasi dengan nilai OP dari 100-0%.
ketinggian air kurang dari 6,5 L, maka operator Data tersaji pada Tabel berikut.
harus menambah bukaan valve agar debit aliran
membesar. Sedangkan jika ketinggian air lebih dari Tabel 4-2. Kendali OP Manual pada Sistem Kendali
6,5 L, maka operator harus mengurangi bukaan Otomatis (100-0%)
valve agar debit aliran mengecil. No Nilai OP (%) Nilai Flowmeter (L/min)
1 100 2,4
Kemudian, sebelum memasuki tangki proses air
2 90 2,4
dilewatkan terlebih dahulu ke flowmeter untuk
3 80 2,4
mengetahui laju aliran yang menuju ke tangki
Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 4
4 70 2,4 15 4:43:23 PM 0.58 100.00
5 60 2,35 16 4:43:22 PM 0.55 100.00
6 50 1,8 17 4:43:21 PM 0.51 100.00
7 40 1,2 18 4:43:20 PM 0.48 100.00
8 30 0,50 19 4:43:19 PM 0.44 100.00
9 20 0,00 20 4:43:18 PM 0.41 100.00
10 10 0,00 21 4:43:17 PM 0.36 100.00
11 0 0,00 22 4:43:16 PM 0.33 100.00
23 4:43:15 PM 0.29 100.00
Berdasarkan pada Tabel tersebut, dapat dilihat
24 4:43:14 PM 0.24 100.00
karakteristik perubahan flowmeter saat nilai OP 25 4:43:13 PM 0.20 100.00
diubah dari skala maksimum (100%) ke skala 26 4:43:12 PM 0.16 100.00
minimum (0%). Pada saat nilai OP maksimum, 27 4:43:11 PM 0.14 100.00
besar pembacaan pada flowmeter meninjukkan 28 4:43:10 PM 0.14 100.00
nilai 2,4 L/min. Saat nilai OP diturunan, nilai flow 29 4:43:09 PM 0.15 100.00
meter juga perlahan menurun karena saat OP 30 4:43:08 PM 0.15 100.00
diturunkan, bukaan control valve juga akan 31 4:43:07 PM 0.16 100.00
mengecil hingga pada nilai OP 20% nilai flow meter 32 4:43:06 PM 100.00
menunjukkan nilai 0L/min. Hal ini menunjukkan 33 4:43:05 PM 100.00
bahwa saat nilai OP diturunkan maka nilai 34 4:43:04 PM 100.00
flometer akan ikut berkurang hingga dicapai nilai 35 4:43:03 PM 100.00
0L/min saat OP 20%. Mengacu pada kedua data 36 4:43:02 PM 100.00
tersebut, maka pada saat OP 20%, bukaan pada 37 4:43:01 PM 100.00
control valve belum dapat menyebabkan adanya 38 4:43:00 PM 100.00
39 4:42:59 PM 100.00
aliran air ke tangki proses sehingga untuk
40 4:42:58 PM 100.00
mengadakan aliran pada tangki proses maka
41 4:42:57 PM 100.00
diperlukan nilaai OP yang lebih dari 20%.
42 4:42:56 PM 100.00
Selanjutnya setelah melaukan proses kendali 43 4:42:55 PM 100.00
otomatis secara manual, dilakukan kendali 44 4:42:54 PM 100.00
otomatis secara auto. Pada kendali otomatis auto 45 4:42:53 PM 100.00
ini, akan digunakan nilai Kp, Ti dan Td yag akan 46 4:42:52 PM 100.00
dimasukkan pada algoitma sistem dengan jenis 47 4:42:51 PM 100.00
48 4:42:50 PM 100.00
pengendalian PID. Bentuk proses pencarian nilai
49 4:42:49 PM 100.00
PID akan dijabarkan sebagai berikut.
50 4:42:48 PM 100.00
Pada awalnya, sistem akan diberikan inputan nilai 51 4:42:47 PM 100.00
OP 100% selama 1,5 menit dan selanjutnya kembali 52 4:42:46 PM 100.00
diberi nilai OP 0%. Hal ini dimaksudkan untuk 53 4:42:45 PM 100.00
memberikan jenis inputan sinyal step kepada 54 4:42:44 PM 100.00
sistem. Saat diberikan inputan, akan dilihat respon 55 4:42:43 PM 100.00
sistem yang berupa nilai PV dari blok sistem 56 4:42:42 PM 100.00
kendali. Bentuk kurva dan data pada proses ini 57 4:42:41 PM 100.00
58 4:42:40 PM 100.00
dapat dilihat sebagai berikut.
59 4:42:39 PM 100.00
Tabel 4-3. Respon sistem pada nilai OP 100% 60 4:42:38 PM 100.00
61 4:42:37 PM 100.00
No Waktu PV OP (%)
62 4:42:36 PM 100.00
1 4:43:37 PM 0.84 100.00
63 4:42:35 PM 100.00
2 4:43:36 PM 0.82 100.00
64 4:42:34 PM 100.00
3 4:43:35 PM 0.80 100.00
65 4:42:33 PM 100.00
4 4:43:34 PM 0.78 100.00
66 4:42:32 PM 100.00
5 4:43:33 PM 0.76 100.00
6 4:43:32 PM 0.74 100.00
7 4:43:31 PM 0.72 100.00
8 4:43:30 PM 0.70 100.00
9 4:43:29 PM 0.68 100.00
10 4:43:28 PM 0.66 100.00
11 4:43:27 PM 0.64 100.00
12 4:43:26 PM 0.63 100.00
13 4:43:25 PM 0.62 100.00
14 4:43:24 PM 0.60 100.00
Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 5
Bentuk grafik respon dapat dilihat pada gambar di 4.2 SISTEM KENDALI PROSES PENYULINGAN
bawah ini.
Sistem kendali proses penyulingan merupakan
sistem kendali proses industri yang menggunakan
control DCS (Distributed Control System). Pada
proses penyulingan ini bahan atau cairan yang
akan dimurnikan adalah ethanol (C2H5OH).
Konsentrasi awal ethanol dihitung dan ddapatkan
nilai konsentrasi awal sebesar 30%. Selanjutnya
sebanyak 20L cairan campuran ethanol dan air
demineralized dimasukkan ke dalam tangki
penyimpanan. Jumlah maksimal 20L adalah agar
tidak merusak kolom destilasi. Selanjutnya adalah
colling water pump dihudupkan menggunakan
sistem DCS-DO2. Colling water dihidupkan
pertama kali agar ruangan tidak dipenuhi dengan
uap ethanol. Selanjutnya adalah colling tower fan
dihidupkan dengan DCS-DO6. Fungis colling
tower fan dihudapkan adalah untuk
mengoptimalkan kerja colling water pump.
Selanjutnya adalah pengaturan katup reflux pada
DCS-DO3. Pada timer 1 yaitu lama waktu off
disetting pada nilai 7 sekon yang menandakan
bahwa katup reflux tertututp selama 7 sekon. Pada
Gambar 4-2. Kurva siste pada nilai sinyal input step timer ke dua yang menandakan waktu on, timer
OP 100% disetting pada nilai 3 sekon yang menandakan
Berdasarkan data dan grafik, didapatkan bentuk katup terbuka selama 3 sekon. Perbedaan nilai
kurva untuk sistem dengan input step. Selanjutnya waktu tutup dan waktu buka katup reflux akan
berdasarkan data pada Tabel 4-3 akan ditentukan mempengaruhi hasil dari proses penyulingan. Saat
nilai Kp, Ki dan Kd dari sistem dengan metode waktu tutup reflux lebih lama, maka akan
Ziegler Nichols. didapatkan nilai konsentrasi yang lebih tinggi
namun hasil produksi yang lebih sedikit.
Nilai konstanta Kp, Ti, dan Td ditentukan melalui Sedangkan pada nilai katup terbuka lebah lama
persamaan ziegle nicholes sebagai, maka didapatkan hasil yang lebih banyak namun
nilai konsentrasi yang lebih rendah.
Kp=1,2 Ti=2 Td=0,5

Praktikan mengamati pembacaan suhu yang
Nilai L ditentukan sebagai waktu dari saat sinyal terdapat pada sensor boiler. Data yang didapat
diberikan hingga output muncul pertama kali. sebagai berikut.
Sedangkan nilai T merupakan waktu sejak sinyal
output terbentuk hingga 63% nilai saturasi. Pada Waktu Tempeature
percobaan dan data pada Tabel 4-3 didapatkan (menit) ()
bahwa nilai L adalah 25 sekon (pada waktu 4:42:32
PM hingga waktu 4:42:57 PM). Sedangkan nilai T 0 25,2
didapatkan sebesar 40 sekon (pada waktu 4:42:57
PM hingga waktu 4:43:57 PM). Sehingga nilai Kp, 5 30,9
Ti, dan Td dapat ditentukan sebagai berikut.
10 42,9
40
Kp=1,2 =1,92
25
15 56,9
Ti=2 25=50 s=0,83 min
Td=0,5 25=12,5s=0,2083 min 20 68,1

Berdasarkan nilai tersebut, selanjutnya nilai Kp, Ti, 25 79


Td digunakan sebagai kontrol valve secara auto
dan pengaruh terhadap sistem plant diamati. 30 86,3
Dapat dilihat bahwa dengan pengaturan nilai Kp,
Ti, dan Td sebagai kontrol valve maka nilai OP 35 89,3
pada sistem kendali akan menyesuaikan sistem
pengendali PID tersebut.
Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 6
DAFTAR PUSTAKA
40 90,3
[1] Arief S. Rohman, Modul Praktikum Sistem
45 91.5 Kendali. Penerbit ITB, Bandung, 2017.
[2] Norman S. Nise, Control System Engineering ,
50 92.1
WileyPLUS, USA, 2015.
55 93.2

60 94.2

Berikut ini grafik suhu terhadap unit waktu.

Sensor Boiler
100
90
80
70
Suhu (0C)

60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80
Waktu (s)

Berdasarkan bentuk kurva dapat dilihat bahwa


nilai temperature akan mencapai saturasi ataupun
steady state setelah 35 menit waktu penyulingan
yang tergambar pada kurva tersebut. Berdasarkan
pada waktu pegaturan dan lama proses
penyulingan, didapatkan nilai akhir dari
konsenrasi ethanol setelah penyulingan adalah
sebesar 85%. Nilai konsentrasi cukup besar karena
waktu katup reflux cukup lama.

5. KESIMPULAN
Sistem pengendalian ketinggian air dapat
dilakukan secara manual ataupun dengan
menggunakan keran manual (manual valve). Manual
valve diatur sedemikian rupa sehingga ketinggian
air tepat pada setpoint. Sementara itu, sistem
pengendalian otomatis menggunakan control valve.
Control valve diatur secara otomatis oleh DCS yang
dapat diakses melalui komputer.
Mini refinery plant digunakan untuk melakukan
proses distilasi terhadap cairan campuran dua jenis
zat. Proses distilasi memanfaatkan perbedaan titik
didih antara dua zat. Konsentasi akhir yang
dihasilkan akan bergantung pada titik didih cairan
gabungan kedua zat.

Laporan Praktikum EL3215 Praktikum Sistem Kendali STEI ITB 7

You might also like