You are on page 1of 7

Ardi Priyadi (1401376).1, Sarah Tsamrotul Fuadah (1404231).2, Septi Yuliana (1401520).

3,
Titis Fitri Asih (1403604).4.

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract

Carbohydrates is polihidroksi an aldehyde or ketone with the empirical formula (CH2O)n, can be
changed into aldehydes and ketones by means of hydrolysis. In this experience samples used are
glucose, fructose, lactose, maltose, sucrose, and starch. A method for qualitative tests of
carbohydrates is a Molish Test to know the existence of carbohydrates to produce a color ring
purple, Barfoed Test to find monosaccharide reducing sugars by producing orange color,
Benedict Test to know reducing sugars in red brick, and Selliwanof Test for the presence of
sugars ketoses by producing red color. From the results of testing that has been done, on the
Molisch Test all sample contains carbohydrates give you results (+). On the Barfoed Test
maltose and starch provide results (-) so that the maltose and starch not including sugar reducing
Monosaccharides. On the Seliwanof Test just fructose and sucrose which results (+), because
both of these samples contain hydroxyl ketones. On the test of benedicts only starch that gives
results (-), because the starch is a polysaccharide and not including reducing sugar.

Key Words: Qualitative Test Of Carbohydrates

Abstrak

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapat
diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis. Pada praktikum ini sampel yang
digunakan adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, dan amilum. Metode untuk uji
kualitatif karbohidrat adalah Uji Molish untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan
menghasilkan warna cincin ungu, Uji Barfoed untuk mengetahui adanya gula monosakarida
pereduksi dengan menghasilkan warna orange, Uji Benedict untuk mengetahui gula pereduksi
dengan warna merah bata, dan uji selliwanof untuk mengetahui adanya gula ketosa dengan
menghasilkan warna merah. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, pada Uji Molish semua
sampel mengandung karbohidrat dengan memberikan hasil (+). Pada Uji Barfoed maltosa dan
amilum memberikan hasil (-) sehingga maltosa dan amilum bukan termasuk gula monosakarida
pereduksi. Pada Uji Seliwanof hanya fruktosa dan sukrosa yang memberikan hasil (+), karena
kedua sampel tersebut mengandung gugus keton. Pada uji benedict hanya amilum yang
memberikan hasil (-), karena amilum merupakan polisakarida dan bukan termasuk gula
pereduksi.
Kata Kunci : Uji Kualitatif Karbohidrat

Pendahuluan

Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah sumber energi utama
manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung,
gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Penting bagi kita untuk
lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya . Karbohidrat tersebar luas baik dalam
jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat
dalam bentuk glukosa dan glikogen.

Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil.
Senyawa-senyawa ini menyusun sebagian besar bahan organik di dunia karena peran
multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat merupakan golongan senyawa yang
terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O, serta mempunyai rumus umum (CH2On). Karbohidrat
dapat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Misalnya pada
pati yang terdapat di tumbuhan dan glikogen di hewan adalah polisakarida yang dapat
dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi). Gula
ribosa dan deoksiribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas
cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.

Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton. Maka
dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau
polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya.

Berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi :

1. Monosakarida

Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana karena molekulnuya


hanya terdiri dari beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi
karbohidrat yang lain. Rumus umum monosakarida adalah (CH2On). Umumnya senyawa
monosakarida adalah aldehid atau keton yang mempunyai dua atau lebih gugus hidroksil.
Beberapa molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Jika gugus
karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut
aldosa, contoh aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Jika gugus karbonil pada ujung rantai
monosakarida adalah turunan keton maka monosakarida ini disebut ketosa, contoh ketosa yaitu
fruktosa. Monosakarida yang paling kecil adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.

2. Disakarida (Oligosakarida)
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus OH dengan melepas molekul air. Sedangakan
oligosakarida merupakan karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 10
monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa. Yang termasuk kelompok ini adalah
disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat
dengan O-Glikosidik. Tiga senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di alam
yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama
(C12H22O11) dengan struktur molekul berbeda.

Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sukrosa lebih manis dari glukosa, tetapi
kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini
dipakai untuk membuat sirup, gula-gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini
dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh dari
air susu. Gula ini merupakan gula yang paling sukar larut dalam air dan paling tidak
manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini
terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi
dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul
galaktosa.
Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang berkecambah.
Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan dengan sukrosa
zat ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun
makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan dihasilkan
2 molekul glukosa.

3. Polisakarida

Polisakarida merupakam karbohidrat yang terbenyuk dari banyak sakarida sebagai monomer.
Rumus umum polisakarida, yaitu (C6H10O5n). Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen,
dan amilum (pati). Pati merupakan polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang dari
strukturnya, butir-butir pati terdiri dari dua bagian, bagian amilosa yang merupakan rantai lurus
polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang terdiri dari rantai bercabang polimer glukosa jika
dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul-molekul glukosa.

Metodologi

Alat dan Bahan

Sampel yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari larutan glukosa, fruktosa, amilum,
laktosa, sukrosa, dan maltose 1 %. Bahan untuk keperluan analisis terdiri larutan molisch, asam
sulfat pekat, larutan barfoed, larutan benedict, dan larutan selliwanof.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi tabung reaksi, neraca analitik, pipet tetes,
pipet volumetric, gelas ukur, heater, panic, dan kompor.
Metode

Uji Molisch

1. Sebanyak 2 ml karbohidrat ditambah 2 tetes larutan molisch. Campurkan larutan hingga


homogeny.
2. Melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan, kemudian teteskan 5 ml asam sulfat
pekat hingga timbul cincin diantara kedua larutan tersebut.

Uji Barfoed

1. 2 ml karbohidrat ditambah 3 ml larutan barfoed


2. Panaskan semua tabung dalam penangas air selama 15 menit
3. Amati hasilnya mana yang memberikan endapan

Uji Benedict

1. 1ml larutan karbohidrat ditambah 5 ml larutan benedict lalu diaduk.


2. Tempatkan semua tabung dalam air mendidih
3. Diamkan selama 5 menit, perhatikan tabung- tabung yang mana yang memberikan
endapan merah bata

Uji Selliwanof

1. 1 ml karbohidrat ditambah 2 ml larutan selliwanof


2. Tempatkan dalam penangas air, sampai timbul warna merah
3. Amati hasilnya mana yang memberikan warna merah

Pembahasan dan Hasil

Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia
yang aktif memerlukan banyak karbohidrat namun klebihan karbohidrat akan disimpan sebagai
glikogen dan asam lemak (Riawan, 1998). Karbohidrat merupakan senyawa yang banyak
dijumpai di alam terutama karena merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan pertolongan
sinar matahari dan klorofil. Senyawa monosakarida dan disakarida memilik rasa manis, oleh
karena itu, kedua jenis karbohidrat tersebut disebut gula. Sedangkan polisakarida tidak berasa
manis karena molekulnya sedemikian besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tersebut
yang terdapat pada permukaan lidah. Analisis kualitatif karbohidrat merupakan senyawa
metabolid primer selain protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan manusia, antara lain adalah sebagai sumber tenaga dan penghasil panas tubuh.
Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode
uji kualitatif karbohidrat yang dilakukan pada pratikum kali ini diantaranya adalah uji molisch,
uji benedict, uji barfoed, dan uji selliwanoff.
Uji molisch merupakan uji yang paling umum untuk karbohidrat. Sehingga uji molisch ini sangat
efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi seyawa furfural
yang tersubstitusi, seperti hidroksimetilfurfural. Dari data hasil pengamatan, dapat diketahui
bahwa keenam sampel yang diuji yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, dan amilum
bereaksi positif terhadap uji molisch ini. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa enam sampel tersebut merupakan karbohidrat sehingga saat diuji molisch beraksi positif.
Penambahan H2SO4 dalam uji molisch ini bertujuan untuk kondensing agent dan pembentuk
senyawa multifurfural. Kemudian saat dilihat pada hasilnya, semua sampel yaitu glukosa,
fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, dan amilum bereaksi positif dengan ditandai terbentuknya
warna ungu. Semakin pekat warna ungu yang terbentuk maka semakin pendek rantai karbonnya.
Warna ungu yang terbentuk pada ketiga sampel tersebut disebabkan oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada
sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch,
-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

Uji karbohidrat barfoed merupakan uji untuk membedakan karbohidrat golongan monosakarida
dan disakarida. Prinsipnya adalah reduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi barfoed oleh gugus
pereduksi pada monosakarida dalam suasana asam. Reaksi positif ditunjukkn dengan munculnya
endapan merah orange atau merah bata. Pada uji barfoed, dari data hasil pengamatan yang
dilakukan dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, dan sukrosa berekasi positif yang
ditandai dengan adanya endapan merah bata setelah dipanaskan. Sehingga glukosa, fruktosa,
laktosa, dan sukrosa merupakan gula monosakarida pereduksi seperti yang terdapat dalam
literatur yang menyatakan bahwa uji barfoed digunakan untuk menguji adanya gula
monosakarida pereduksi. Sedangkan pada sampel maltosa dan amilum bereaksi negatif. Hal itu
terbukti bahwa maltosa dan amilum buka termasuk gula monosakarida pereduksi.

Uji karbohidrat Benedict merupakan uji yang dilakukan untuk membedakan gula pereduksi
bedasarkan reduksi ion kupri, dalam suasana alkalis. Glukosa, laktosa, fruktosa, dan maltosa
mempunyai gugus OH bebas yang reaktif, sedangkan sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas
yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat. Oleh karena itu, bedasarkan teori, laktosa,
glukosa, fruktosa, dan mlatosa merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa merupakan gula
non pereduksi. Pada uji Benedict, dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui
bahwa sampel glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa bereaksi positif terhadap uji
benedict. Hal tersebut ditandai dengan adanya endapan berwarna merah bata setelah dipanaskan.
Sehingga glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa merupakan gula pereduksi.
Berdasarkan teori yang ada menyatakan bahwa sukrosa tidak termasuk dalam gula pereduksi,
dan tidak terdeteksi oleh pereaksi benedict, karena sukrosa tidak mengandung gugus aldehid
bebas dan alpha hidroksi keton. Dari hasil pengamatan yanng telah dilakukan sukrosa
menghasilkan nilai positif pada uji benedict ini, hal ini disebabkan kemungkinan karena adanya
kesalahan pada saat praktikum, seperti halnya dalam kebersihan alat yang akan digunakan atau
mungkin kesalahan dalam menambahkan larutan pereaksi.

Uji selliwanof memiliki prinsip yaitu setelah pencampuran larutan dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan pemanasan, maka sakarida yang mengandung gula ketosa akan berubah
warna menjadi merah. Pada uji selliwanof, dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa fruktosa dan sukrosa bereaksi positif terhadap uji selliwanof ini. Hal tersebut
ditandai dengan timbulnya warna merah pada saat pemanasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
fruktosa dan sukrosa merupakan gula ketosa atau merupakan gula yang mempunyai gugus keton.
Seperti yang terdapat dalam literatur bahwa uji selliwanof digunakan untuk menguji adanya gula
ketosa. Sedangkan pada sampel glukosa, laktosa, maltosa, dan amilum bereaksi negatif terhadap
uji selliwanoff karena keempat sampel ini tidak mempunyai gugus keton.

Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang dilakuan, dapat disimpulkan bahwa uji molisch merupakan salah satu
uji kualitatif karbohidrat yang paling universal yaitu, menghasilkan tanda positif paling banyak,
karena semua jenis sampel yang diuji adalah jenis karbohidrat, tujuan dari uji molisch adalah
untuk menguji kandungan karbohidrat dalam sampel. Jenis karbohidrat yang diuji dengan uji
barfoed menunjukkan hasil positif pada glukosa, fruktosa, laktosa, dan sukrosa sehingga
menunjukkan sampel tersebut merupakan gula monosakarida pereduksi. Sedangkan jenis
karbohidrat yang diuji dengan uji benedict menunjukan hasil positif pada sampel glukosa,
fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa. Tetapi pada uji benedict ini terdapat kekeliruan yaitu
pada sampel sukrosa yang menghasilkan nilai positif, sedangkan secara teoritis, sukrosa tidak
dapat terdeteksi saat pengujian dengan uji benedict karena sukrosa tidak mengandung gugus
aldehid bebas dan alpha hidroksi keton sehingga sukrosa bukan termasuk gula pereduksi. Pada
uji selliwanoff, menunjukkan hasil positif pada sampel fruktosa dan sukrosa karena kedua
sampel tersebut merupakan gula ketosa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Uji Kualitatif untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II.


http://www.scribd.com/doc/23764027/Uji-Kulaitatif-Untuk-Identifikasi-Karbohidrat-I-Dan-II.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.

Anonim. 2011. Karbohidrat dan Uji Karbohidrat.


http://biologi.blogsome.com/2011/02/07/karbohidrat-dan-uji-karbohidrat/. Diakses pada tanggal
13 Okrober 2015.

Riawan. 1998. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Lampiran

1. Hasil Pengamatan

Bahan
No. Uji
Glukosa Fruktosa Laktosa Maltosa Sukrosa Amilum
+++ ++ +++ + + +++
1. Uji Molisch
** ** *** *** *** **
++ + + ++
2. Uji Barfoed
* * * **
++ +++
3. Uji Selliwanof
** ***
+++ +++ ++ + ++
4. Uji Benedict
*** *** ** * **

Keterangan :

*** : Sangat pekat +++ : Sangat cepat


** : Pekat ++ : Cepat
* : Kurang pekat + : Kurang/ Lambat

You might also like