You are on page 1of 105

Misi Indonesia

Menu
BLEACH
Menu
ONE PIECE
Menu
HUNTER X HUNTER
Menu
DETEKTIVE CONAN
Menu
Edit ME
Menu
FAIRY TAIL
Download
SOFTWARE
Naruto
Ensiklopedia
Bleach
Ensiklopedia

LAPORAN RESPIRASI PADA SERANGGA JANGKRIK

Published : 03.39 Author : Agribisnis2012

RESPIRASI DALAM SERANGGA JANGKRIK


( LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM)

Oleh :

Riki Arya Dinata


1214131083
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

Judul Percobaan : Respirasi Dalam Serangga Jangkrik

Tanggal Percobaan : 13 Nopember 2012

Tempat Percobaan : Laboratorium Zoologi

Nama : Riki Arya Dinata


NPM : 1214131083

Kelompok : IV (Empat)

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Bandar Lampung, 13 November 2012


Mengetahui
Asisten

Suci
NPM :

DAFTAR ISI

LEMBAR
PENGESAHAN i
DAFTAR
ISI ii

I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang 1
B. Tujuan
Praktikum 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan
Tempat 6
B. Alat dan
Bahan 6
C. Cara
Kerja 6

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Pengamatan 8
B.
Pembahasan 8

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Respirasi adalah serangkaian reaksi biokimiawi yang memerlukan oksigen untuk mengoksidasi
atau membakar zat-zat makanan guna menghasilkan energi diperlukan oleh makhluk hidup
dengan hasil samping berupa karbon dioksida. Walaupun respirasi dan bernapas saling
berhubungan , respirasi memiliki arti yang lebih dalam, respirasi merupakan proses
menghasilkan energi, sedangkan bernapas merupakan cara makhluk hidup melakukan pertukaran
gas dengan lingkungannya. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untuk melakukan
aktivitas kehidupan, seperti sintesis, gerak, pertumbuhan, dan bereproduksi. Respirasi dilakukan
oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel maupun mulut. Secara
sederhana reaksi kimia yang trejadi dalam respirasi dapat ditulis sebagai berikut :

C6H12 + O2 CO2 + H2O + energi

Oksigen yamg diperoleh dari proses bernapas digunakan dalam proses respirasi, sedangkan
karbon dioksida yang dihasilkan ari proses respirasi dikeluarkan melalui proses bernapas.
Respirasi berkaitan erat dengan laju metabolisme karena laju metabolisme merupakan jumlah
total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu. Hal ini memungkinkan
karena oksida dan bahan makanan memerlukan oksigen ( dalam jumlah yang dibutuhkan ) untuk
menghasilkan energi yang diketahui menghasilkan jumlahnya juga, akan tetapi laju metabolisme
biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor
mempengaruhi laju

konsumsi oksigen antara lain spesies hewan, temperatur, aktivitas dan ukuran badan.
Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi metabolisme yang melepaskan
energy dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP. Pada waktu yang sama, reaksi ini juga
melepaskan karbon dioksida. Konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida terjadi di dalam
mitokondria sesuai terjadinya respirasi seluler. Kerena jumlah karbon dioksida yang melimpah
menghasilkan keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka CO2 yang berlimpah itu harus
dibuang dengan cepat. Dua sistem yang memasok oksigen dan membuang karbon dioksida
adalah sistem kardioksikular dan sistem respirasitori. Sistem respirasitori memberikan pertukaran
gas, mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida, sedangkan sistem kardioksikular
mengangkut gas dalam darah antara paru-paru dan sel-sel, tubuh.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk :


1.Mempelajari proses pernapasan hewan.
2.Mengetahui pengaruh berat serangga yaitu jangkrik terhadap laju respirasi.
3. Melihat faktor- faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan saat bernapas.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik


menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks,
dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator
mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik
yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan
yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.
Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi
respirasi. Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi
kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu
respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau
biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun
bahan bukunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi
berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP (Anonim1,2009).

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula
seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan
& spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2> 6CO2 + H2O + energi. Reaksi ini merupakan
persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6O2 > 6H2O + 6CO2 + Energi (glukosa) (Anonim2,
2009).
Pertukaran gas antara atmosfer, darah, sel-sel disebut respirasi. Tiga proses dasar terlibat
dalam respirasi yaitu, pertama ventilasi paru atau bernapas, adalah inspirasi (aliran masuk) dan
ekspirasi (aliran keluar) udara antara atmosfer dengan paru-paru. Proses kedua dan ketigaa
melibatkan pertukaran gas di dalam tubuh. Respirasi eksternal dan respirasi paru adalah
pertukaran gas antar paru-paru dan darah. Respirasi saringan adalah pertukaran gas antara darah
dan sel-sel tubuh (Soenaryo, 1999).
Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan sering
di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah
berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti
memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam
tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran
(oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi. Pada hewan
hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru paru, insang
atau trakea, sementara pada hewan hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran
udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel sel tubuhnya.
Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel
tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di
dalam sel guna menghasilkan energy (Campbell,2000).
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan
reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada
proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk
proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon
dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan. Karena hewan hewan tingkat rendah dan
tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan
cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan
demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak. Untuk bernafas, hewan hewan tertentu
memiliki alat pernafasan. Alat alat pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan
oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan
luar. Alat alat pernafasan pada hewan berbeda beda sesuai dengan perkembangan struktur
tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat menggunakan paru paru untuk bernafas dan pada
kelompok burung, paru paru dilengkapi dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain
menggunakan paru paru juga menggunakan kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang
hidup diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan dan udang mempunyai insang. Serangga
umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan hewan invertebrata yang lain memiliki
organ yang berbeda pula. Alat pernafasan hewan pada dasarnya berupa alat pemasukan dan alat
pengangkutan udara. Apabila alat pemasukan ke dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan
oksigen dilakukan dengan cara difusi, misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen
masuk secara difusi melalui permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam
darah, oksigen di ikat oleh pigmen pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah (Syamsuri, 2003).

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Pada penelitian kali ini kita melakukan penelitian pada hari Selasa, 13 Nopember 2012 di
Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Umum Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Respirometer,
neraca dan kapas. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Jangkrik, NaOH,
Oselin, Vaselin.

C. Cara Kerja

1. Mengukur Laju Respirasi

Menimbang 1 ekor jangkrik, kemudian catat beratnya

Masukkan kristal KOH dan kapas ke dalam respirometer

Masukkan 2 tetes eosin ke dalam pipa berskala respirometer

Kemudian hubungkan pipa berskala tersebut dengan tabung respirometer


Amati pipa itu dan catat perubahan skala larutan eosin setiap menit

Tentukan laju respirasi jangkrik dalam satuan mm/menit/gram


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Berat Jangkrik Laju Respirasi


NO 5 10 15
1 0,03 gr 1 ml 0,35 ml 0,31 ml
2 0,6 gr 0,03 ml 0,15 ml 0,18 ml
3 0,4 gr 0,09 ml 0,15 ml 0,18 ml
4 0,5 gr 0,32 ml 0,49 ml 0,59 ml

B. Pembahasan

Praktikum ini menggunakan respirometer yang befungsi untuk mengukur laju respirasi seraangga
yaitu jangkrik. Berat jangkrik merupakan factor utama dalam paktikum ini, sehingga sebelum
melakukan praktikum jagkrik harus ditimbang terlebih dahulu.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adlah respirometer, eosin, NaOH.

Pernafasan pada serangga dilakukan denga menggunakan sistem trakea. Udara keluar dan masuk
tidak melalui mulut melainkan melalui lubang lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubang
lubang pernafasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada masing masing ruas tubuh
terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kira dan sebuah lagi di sebelah kanan. Stigma selalu
terbuka dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang cabang sampai
ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian
menyebar mengikuti trakea dengan cabang cabangnya. Jadi, oksigen diedarkan tidan melalui
darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel sel yang ada disekitarnya. Dengan
demikian cairan tubuh serangga (darah serangga) tidak berfungsi mengangkut udara
pernafasan tetapi hanya berfungsi mengedarkan sari sari makanan dan hormon.
Proses pernafasan serangga terjadi karena otot otot yang bergerak secara teratur. Kontraksi otot
otot tubuh mengakibatkan pembuluh trakea mengembang dan mengempis, sehing udara keluar
dan masuk melalui stigma. Pada saat trakea mengembang, udara masuk melalui stigma,
selanjutnya masuk ke dalam trakea, lalu ke dalam trakeolus dan akhirnya masuk ke dalam sel
sel tubuh. O2 berdifusi ke dalam sel sel tubuh. CO2 hasil pernafaasan dikeluarkan melalui
sistem trakea yang akhirnya dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea mengempis.
KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :


1. Semua organisme membutuhkan oksigen untuk berespirasi.
2. Kebutuhan oksigen setiap organisme dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran berat tubuh,
serta aktivitas organisme tersebut.
3. Tidak semua jenis hewan memiliki sistem respirasi yang sama, alat alat pernapasan dan lain
sebagainya yang sama pula.
4. Habitat yang mereka tempati juga mempengaruhi sistem respirasi mereka, walaupun pada jenis
serangga ataupun jenis hewan yang serupa.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.Respirasi.hhtp://id.wikipedia.org/wiki/respirasi: Diakses pada 16 Nopember
2012.

Campbell, Neil A.2000.Biologi.Jakarta : Erlangga.

Jasin, Maskeri. 1983. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya

Soenaryo.1999.Anatomi dan Fisiologi Makhluk Hidup.Malang: MSREP-SKA.


Syamsuri. 2003. Biologi Jilid 2B untuk SMA Kelas IX Semester 2. Jakarta : Erlangga.

LAMPIRAN
PERHITUNGAN

Kelompok I
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 1 ml / 0,03 mg / 300 s
= 0,11
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,35 ml / 0,03 mg / 600 s
= 0,019
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,31 ml / 0,03 mg / 900 s
= 0,011

Kelompok II
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,03 ml / 0,6 mg / 300 s
= 0,0001
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,15 ml / 0,6 mg / 600 s
= 0,0004
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,18 ml / 0,6 mg / 900 s
= 0,0003

Kelompok III
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,09 ml / 0,4 mg / 300 s
= 0,0007
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,15 ml / 0,4 mg / 600 s
= 0,0006
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,18 ml / 0,4 mg / 900 s
= 0,0005

Kelompok IV
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,32 ml / 0,5 mg / 300 s
= 0,002
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,49 ml / 0,5 mg / 600 s
= 0,0016
Laju Respirasi = Volume O2/ massa jangkrik/waktu
= ml / mg / s
= 0,59 ml / 0,5 mg / 900 s

= 0,0013
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
|

1 komentar:

1.

Dzulfiqar Fikri19 Februari 2014 02.01

thanks, jd bisa ngerjain pr

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

turun lapang

turun lapang

buka dikit jozz

Beranda

Diberdayakan oleh Blogger.

Beranda

Share It
Mengenai Saya

Agribisnis2012

Digital clock
Archive
2013 (15)
o Desember (2)
o Oktober (12)
KINETIKA KIMIA
LAPORAN KULIAH PENGENALAN PERTANIAN(Untuk Memenuh...
Laporan Kebakaan
PENGENALAN ORDO LEPIDOPTERA
STRATEGI DAN PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN
MASYARA...
LAPORAN ANALISIS VEGETASI
LAPORAN RESPIRASI PADA SERANGGA JANGKRIK
LAPORAN PLASMOLISIS
LAPORAN FOTOSINTESIS
PROSES SOSIAL DALAM BUDAYA DI CIREBON
Teks Asli Lagu Indonesia Raya
PENGENALAN ORDO ORTHOPTERA
o September (1)

Copyright 2014 | Anime Naruto Uniqx.

Template Design by UTta dO2eL All Right Reserved.

imaaryani
The greatest WordPress.com site in all the land!

Menu
Skip to content

Home
About

Uji respirasi Hewan


September 12, 2012 by Imasari Aryani

A. Landasan Teori
Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) ke dalam paru-paru
yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O) yang
disebut proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah seluruh proses sejak pengambilan O2 untuk
memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Pertukaran gas O2 dan gas
CO2 berlangsung melalui proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang,
trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.
Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :
1. Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi umumnya
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 kalori.
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.
2. Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi umumnya
sebagai berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna, karena masih
dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut hanya
terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan
dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada organism
tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya
berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini
terjadi ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih.
Insecta (serangga) bernafas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara
keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang kecil pada eksoskeleton yang disebut
stigma atau spirakel yang terdapat pada toraks dan abdomen. Stigma dilengkapi dengan bulu-
bulu untuk menyaring udara dari debu dan benda asing. Stigma dapat terbuka dan tertutup karena
adanya katup-katup yang diatur oleh otot. Tabung trakea bercabang-cabang ke seluruh tubuh dan
yang paling ujung tenggelam dalam membran sel pada sel-sel tubuh (berujung buntu) dan
berukuran 0,1 nm. Cabang ini disebut trakeolus; beisi udara dan cairan. Oksigen larut dalam
cairan ini kemudian berdifusi ke dalam sel-sel di dekatnya. Jadi, pada insect, oksigen tidak
diedarkan melalui darah, tetapi melalui trakea.
Ketika otot pada katup berkontraksi, spirakel membuka dan trakea mengembang sehingga udara
masuk. Udara dari trakea masuk ke trakeola kemudian ke seluruh tubuh, memasuki membran
plasma sel dan oksigen akan berdifusi. CO2 hasil respirasi dikeluarkan saat otot relaksasi.
B. Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya oksigen yang diperlukan hewan
untuk bernapas
2. Mengetahui volume O2 yang diperlukan oleh hewan dengan berat tertentu dan waktu tertentu
3. Mempelajari respirasi hewan

C. Data Praktikum
1. Nama pengamatan : Respirasi Hewan
2. Jenis percobaan : Percobaan langsung
3. Obyek penelitian : Jangkrik
4. Hari, tanggal percobaan : Selasa, 4 September 2012
5. Lokasi percobaan : Lab biologi SMAN 1 Surakarta
D. Alat dan Bahan
1. Respirometer sederhana dengan ketelitian skala 0,01 cc

2. Pipet tetes dan air

3. Kapas secukupnya

4. Sabun krim secukupnya

5. 2 ekor jangkrik

6. 4-6 butir NaOH

7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram

8. Stopwatch

9. Pinset

E. Langkah Kerja
1. Merangkai respirometer sederhana seperti gambar di bawah ini

2. Menimbang jangkrik pertama dengan neraca lalu mencatat massanya


3. Mengambil 2-3 butir NaOH, membungkusnya dalam kapas lalu memasukkannnya dalam botol
spesimen
4. Memasukkan jangkrik ke tabung, lalu menutup sambungan respirometer dengan sabun krim
agar tidak terdapat celah antarsambungan yang memungkinkan adanya udara masuk
5. Menutup ujung pipa kapiler respirometer dengan ujung jari selama 2-3 menit
6. Memasukkan air ke dalam pipa kapiler dengan menggunakan pipet tetes
7. Mencatat perubahan posisi air (pergerakan air) dalam jangka waktu 3 menit selama 4 kali
berturut-turut
8. Mengeluarkan jangkrik pertama dan butiran NaOH apabila sudah mencair
9. Mengulangi langkah 2-7 untuk jangkrik kedua, apabila NaOH belum mencair maka masih bisa
digunakan lagi
F. Tabel Pengamatan
No.
Massa
(gram) Perubahan skala dalam waktu 3 menit (cc)
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Total (cc)
1 0,25 0,20 0,14 0,13 0,13 0,60
2 0,30 0,14 0,12 0,10 0,09 0,45

G. Pertanyaan dan Jawaban


1. Ke arah manakah air bergerak? Mengapa?
Air bergerak menuju jangkrik. Hal ini disebabkan air tersebut merupakan tanda untuk
mengetahui seberapa cepat dan seberapa besar oksigen berkurang dalam tabung yang berisi
serangga dan NaOH. Air dapat bergerak ke arah jangkrik dalam tabung kaca disebabkan karena
adanya tekanan negatif akibat dari volume udara yang semakin lama semakin berkurang.
Volume udara yang berkurang inilah yang menunjukkan volume oksigen yang digunakan
jangkrik tersebut untuk bernapas.
2. Apa fungsi NaOH dalam percobaan ini?
Fungsi NaOH ialah menyerap atau mengikat CO2 hasil respirasi, sehingga pergerakan air benar-
benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen dan volume oksigen yang dihirup bisa
ditentukan. Hal ini terbukti dengan mencairnya NaOH pada akhir praktikum. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O
Butiran NaOH dilapisi oleh kapas agar sifat kaustik dari NaOH tidak terlalu berefek pada
makhluk hidup yang ada dalam tabung. Jika tidak dilapisi, maka jangkrik akan segera mati
kepanasan. Namun sifat peningkat suhu ini bermanfaat untuk mempercepat proses respirasi.
3. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan berat dengan banyaknya oksigen yang
dibutuhkan untuk bernapas!

4. Berapa cc kebutuhan oksigen jangkrik tiap gram berat badan per menit?
a) Volume rata-rata oksigen per menit (V total : waktu)
Jangkrik 1
V rata-rata = 0,60 cc : 12 menit = 0,05 cc/menit
Jangkrik 2
V rata-rata = 0,45 cc : 12 menit = 0,0375 cc/menit
b) Laju konsumsi oksigen (V rata-rata : berat hewan)
Jangkrik 1
Laju konsumsi = 0,05 : 0,25 = 0,2 (cc/gram)/menit
Jangkrik 2
Laju konsumsi = 0,0375 : 0,3 = 0,125 (cc/gram)/menit
5. Buatlah kesimpulan berdasarkan grafik yang kamu buat!
Kesimpulannya, laju konsumsi oksigen makhluk hidup, dalam hal ini serangga, ditentukan oleh
beberapa faktor, di antaranya:
a) Massa tubuh
Massa tubuh yang berbeda sangat mempengaruhi kebutuhan oksigen yang dibututuhkan jangkrik
untuk bernapas. Berdasarkan percobaan kali ini, jangkrik dengan massa tubuh lebih kecil
mengonsumsi oksigen lebih banyak.
b) Kondisi lelah jangkrik
Jangkrik kedua, walaupun dengan massa lebih besar mengonsumsi oksigen lebih sedikit. Hal ini
dikarenakan jangkrik kedua lebih lelah setelah lebih lama dipegang. Semakin lelah obyek,
semakin sulit ia bernapas sehingga gerakan air menjadi lambat. Lain halnya dengan kondisi lelah
belalang yang sedang prima (fit), gerakan air akan menjadi lebih cepat.

H. Kesimpulan
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Laju konsumsi oksigen makhluk hidup, dalam hal ini serangga, ditentukan oleh beberapa
faktor, di antaranya:
a) Massa tubuh
Massa tubuh yang berbeda sangat mempengaruhi kebutuhan oksigen yang dibututuhkan jangkrik
untuk bernapas. Berdasarkan percobaan kali ini, jangkrik dengan massa tubuh lebih kecil
mengonsumsi oksigen lebih banyak.
b) Kondisi lelah obyek
Jangkrik kedua, walaupun dengan massa lebih besar mengonsumsi oksigen lebih sedikit. Hal ini
dikarenakan jangkrik kedua lebih lelah setelah lebih lama dipegang. Semakin lelah obyek,
semakin sulit ia bernapas sehingga gerakan air menjadi lambat. Lain halnya dengan kondisi lelah
belalang yang sedang prima (fit), gerakan air akan menjadi lebih cepat.
2. NaOH dalam percobaan ini memiliki beberapa peranan penting, seperti:
a) Pengikat CO2
NaOH berfungsi menyerap atau mengikat CO2 hasil respirasi, sehingga pergerakan air benar-
benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. (Hal ini terbukti dengan mencairnya NaOH
pada akhir praktikum.)
Akibatnya volume O2 dalam tabung kaca berisi jangkrik akan terus berkurang karena CO2 diikat
oleh NaOH sehingga volume oksigen yang dihirup bisa ditentukan dari pergerakan air karena
perubahan tekanan.
b) Peningkat suhu
Hal ini dimaksudkan agar respirasi terjadi lebih cepat sehingga mudah diamati.
About these ads

Share this:

Twitter
Facebook

This entry was tagged sekolah. Bookmark the permalink.

Post navigation
Laporan Uji Makanan
PENGARUH MEDIA TANAM DAN KADAR AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN
PERTUMBUHAN BIJI
Leave a Reply

Search

Recent Posts
Kisi-kisi sejarah : PERGERAKAN NASIONAL
Naskah Drama Hujan Februari
Complaint letter hortatory exposition
Pidato Bahasa Jawa
Pidato Bahasa Indonesia

Archives
September 2012
August 2012
July 2012

Calendar
September 2012
M T W T F S S
Aug
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30

Follow Blog via Email


Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4 other followers


Like This
Hello Tweeps
The weirdos said GO ION!!!! instagram.com/p/k8uxuZA1E4/ 2 days ago
God bless my trip! instagram.com/p/k6zowlg1AT/ 2 days ago
"@LovLikeJesus: Faith is having a positive attitude about what you can do and not
worrying at all about what you can't do." 6 days ago

Blog at WordPress.com. | The Sunspot Theme.


Follow

Follow imaaryani

Get every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.com

Welcome
hai, namaku Silvia Putri Sintia Dewi. Aku berasal dari Kota Banyuwangi. ini blog ku.. meskipun
isinya kurang maksimal, semoga bermanfaat :) terimakasih sudah mau berkunjung.. hehe

Jumat, 16 Agustus 2013


Pernapasan pada Serangga

A. Tujuan
Memahami pernapasan pada serangga & pengaruh berat tubuh serangga terhadap pemakaian
oksigen.
B. Tempat dan tangal Pelaksanaan Praktikum
Laboratorium Biologi SMAN 1 Glagah Bwi, 7 Maret 2012
C. Alat & Bahan
Alat :
1. Alat respirometer
2. Timbangan
3. Pipet tetes
4. Stopwatch
Bahan :
1. Serangga
2. Kristal KOH / NaOH
3. Silica gel
4. Eosin
5. Vaselin / Wing
D. Cara Kerja
1) Menyiapkan alat & bahan praktikum.
2) Membungkus Kristal KOH / NaOH & silica gel dengan kain kassa, lalu masukkan ke dasar alat
respirometer.
3) Menimbang belalang sebelum perlakuan.
4) Memasukkan belalang kecil ke dalam botol respirometer (muka belalang menghadap ke
bungkus Kristal KOH / NaOH).
5) Mengolesi sambungan pipa & tutup botol dengan wing. Pastikan sambungan tidak bocor.
6) Memasukkan larutan eosin ke dalam pipa berskala.
7) Mengamati perubahan kedudukan eosin pada 5 menit pertama, kedua, dan ketiga.
8) Menghitung konsumsi oksigen rata-rata per berat badan per menit.

9) Buat tabel hasil pengamatannya.


10) Buatlah data kelas dengan mengumpulkan & membandingkan data kelompok lain. Lalu
tambahkan pada tabel hasil pengamatan anda.
E. Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan konsumsi oksigen pada 5 menit pertama, kedua, dan ketiga? Jelaskan!
2. Bagaimana pengaruh berat tubuh serangga terhadap konsumsi oksigennya? Jelaskan!
3. Apa maksud pemberian Kristal KOH / NaOH & silica gel?

F. Tabel Hasil Pengamatan


Massa Konsumsi O2 per ml Konsumsi
Rata-
tubuh Rata- O2 rata-rata
Kelompok rata per
serangga 5 5 5 Total rata
menit
(ml/gr
(gr) menit)
1 gram 0.05 0.003 0.005 0.058 0.02 0.001 0.001
Kel 1 2.1 gram 0.15 0.15 0.17 0.47 0.16 0.010 0.005
0.45 gram 0.15 0.32 0.21 0.68 0.23 0.015 0.034
Kel 2
0.69 gram 0.1 0.26 0.43 0.79 0.26 0.018 0.025
Kel 3 0.55 gram 0.4 0.22 0.26 0.88 0.29 0.02 0.036
0.95 gram 0.42 0.17 0.14 0.73 0.24 0.016 0.017
Kel 4
0.85 gram 0.46 0.125 0.015 0.6 0.2 0.013 0.016
1.55 gram 0.18 0.195 0.125 0.5 0.17 0.011 0.0072
Kel 5
4.55 gram 0.31 0.42 0.97 1.7 0.6 0.04 0.0083

G. Jawaban
1. Pada 5 menit pertama (5) oksigen yang berada di dalam tabung dipergunakan semaksimal
mungkin oleh serangga sehingga kecepatan eosin meningkat. Sedangkan pada 5 menit kedua
kecepatan eosin menurun karena aktivitas tubuh serangga yang semakin sedikit, itu diakibatkan
karena serangga kekurangan O2 yang tertutup oleh eosin tersebut. Begitupun pada 5 menit ketiga
jalannya eosin semakin lambat karena udara yang tersimpan pada respirometer tidak dapat keluar
ataupun masuk sehingga jumlah O2 semakin habis yang menyebabkan serangga menjadi lemas.
Contohnya pada percobaan kelompok 4, konsumsi O2 belalang pada 5 sangat besar (0,42 ml)
sedangkan selisih konsumsi O2 pada 5 ke 5 yaitu 0,17 ml dan selisih konsumsi O2 pada 5 ke
5 yaitu 0,14 ml. Hal tersebut menunjukkan aktivitas serangga semakin lama semakin menurun
akibat kekurangan O2 pada saat di dalam respirometer sehingga eosin semakin lambat.
Akan tetapi terdapat beberapa belalang di kelompok lain yang justru meningkatnya jumlah O2
yang dikonsumsi, itu mungkin disebabkan karena terjadi sedikit kebocoran ada tabung
respirometer.
2. Semakin berat tubuh serangga maka semakin banyak jumlah konsumsi oksigen (O2) pada
serangga (belalang). Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga maka semakin sedikit jumlah
konsumsi oksigen (O2) pada belalang.
Pada percobaan diatas dapat kita lihat pada percobaan pertama belalang dengan berat 2.5 gram
(terberat) memiliki total konsumsi oksigen 2,22. Sedangkan pada percobaan kelima belalang
dengan berat tubuh 0,1 gram (teringan) memiliki total konsumsi oksigen 0,76. Hal itu
membuktikan bahwa semakin berat tubuh serangga maka semakin banyak konsumsi oksigen
yang diperoleh.
3. KOH memiliki sifat higroskopis yang mampu menyerap uap air (H2O) di udara. Selain itu KOH
juga merupakan basa kuat sementara CO2 adalah oksida asam sehingga KOH juga dapat
menyerap CO2 dari udara dengan reaksi
Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar organisme
(kecambah dan jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah bernafas. Kristal
KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat hidroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2,
sebagai berikut:
(i) KOH + CO2 KHCO3
(ii) KHCO3 + KOH K2CO3 + H2O
Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan
(kecambah dan jangkrik) pada respirometer.

H. Pembahasan
Proses respirasi pada serangga pada hakikatnya sama denga proses respirasi pada hewan
lain, yaitu mempertukarkan gas oksigen dan karbondioksida melalui proses difusi. Namun yang
membedakannya hanya terletak pada ada atau tidak adanya system organ respirasi, perbedaan ini
disebabkan oleh kekomplekan struktur tubuhnya dan tempat hidupnya.
Sel-sel tubuh serangga setiap waktu membutuhkan suplai oksigen yang cukup untuk
metabolisme tubuhnya, serangga kecil dapat mencukupi kebutuhan oksigen ini cukup dengan
cara difusi saja karena serangga kecil mampunyai volume tubuh yang kecil dan luas permukaan
tubuh yang sangat luas, sehingga denagan cara difusi saja sel-sel tubuh mendapatkan suplai
oksigen yang cukup, sebaliknya bagi serangga yang besar dan aktif sel-sel tubuhnya
membutuhkan suplai oksigen secara cepat, permasalahnya adalah bila serangga besar
mampunyai luas permukaan tubuh yang kecil dengan volume yang besar sehingga bila
respirasinya menggunakan cara difusi pada permukaan kulitnya makan sel-sel tubuhnya tidak
mendapatkan oksigen secara cepat, permasalaham ini dijembatani dengan adanya organ respirasi
berupa system trakea.
Kebanyakan serangga hidupnya adalah di darat (teresterial) sehingga medium
respirasinya adalah udara, udara sebagai medium respirasi mampunyai keuntungan sekaligus
kerugian, keuntungannya adalah oksigen di udara sangat berlimapah sekitar 20 % dibandingan
dengan oksigen di lautan yang hanya 10%, selain itu pergerakan udara yang cepat memudahkan
proses difusi, kerugiannya adalah serangga selalu kehilangan air akibat penguapan, oleh karena
itu serangga harus selalu menjaga homeostatis air dalam tubuhnya, hal ini akan berdampak pada
difusi oksigen dan karbon dioksida, Naii. A Campbell dalam buku biologinya menjelaskan
bahwa permukaan respirasi (sel-sel epithelium) haruslah lembab karena O2 dan CO2 berdifusi
melewatinya setelah larut terlebih dahulu dalam air.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton)
yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot
sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel
terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga
beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian
udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan
selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang
halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus
tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang
disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus
dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang
sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua
sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum
(spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola. Tekanan total dari udara sebenarnya
merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan
dengan satu proses tunggal: adanya tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian
harus lebih besar daripada tekanan udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan
harus lebih besar dibanding yang ada di udara.(lihat gambar sel respirasi). Laju diffusi diukur
dengan rumus 1/d (sebagai suatu peristiwa diffusi pasif).
Pada umumnya serangga akuatik kecil luas permukaan tubuhnya lebih besar daripada
volumenya, sehingga diffusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung luas permukaan yang
cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh. Sebaliknya pada serangga yang ukurannya
lebih besar, harus dibantu dengan menggunakan kantung udara (air-sacs), yang mengumpulkan
udara dengan mekanisme kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi.
Contohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan beberapa
jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan
spirakulum, antara lain untuk mencegah
supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Mekanisme pernapasan pada serangga,
misalnya belalang, adalah sebagai berikut
Jika otot perut belalang berkontraksi maka
trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2
keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang
berelaksasi maka trakea kembali pada
volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai
akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian,
darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut
gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan.
Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan
ke perxnukaan air untuk mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara
sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai
gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam,
O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap
udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya
dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Sebaliknya terdapat juga serangga yang mampu tinggal lama di dalam air dengan bantuan
suatu organ yang disebut plastron, suatu filamen udara. Dengan alat ini maka CO2 yang
terbentuk dibuang, dan O2 yang terlarut diambil langsung (bukan dalam ujud gelembung udara).
Bangunan ini sering juga disebut sebagai insang fisis khusus (special physical gill). Karenanya
serangga mampu bertahan di dalam air dalam jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga
ada yang memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill), yang merupakan insang biologis,
berfungsi karena gerak biologis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi:
a. Berat tubuh
Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan
semakin cepat proses respirasinya.
b. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, maka kebutuhan energi semakin banyak pula sehingga kebutuhan O2
juga semakin banyak.
c. Kegiatan tubuh
Makhluk hidup yang melakukan aktivitas tubuh memerlukan energi. Berarti semakin berat
aktivitasnya,maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasannya semakin cepat.

I. Kesimpulan
Pada proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan sejumlah
energi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi adalah berat tubuh,
kegiatan tubuh dan suhu tubuh. Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak
oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
J. Lampiran
Diposkan oleh
Silvia Putri di
10:02:00 AM
Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Be
rbagi ke
TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan
ke Pinterest

Label: Praktikum
Biologi

Reaksi:

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Terima kasih :-)

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

My Picture
Masuk
Mengenai Saya

Silvia Putri
Lihat profil lengkapku
Daily Calendar
Arsip Blog
2013 (39)
o November (1)
o Agustus (18)
Teori Evolusi Harun Yahya yang Menyanggah Teori Ev...
Cerpen
Cerpen
SEJARAH PERKEMBANGAN INTERNET DI INDONESIA
Organ Tumbuhan Dikotil Monokotil
MEMBUAT HTML
Gangguan dan Kelainan pada Manusia
Pernapasan pada Serangga
Macam-macam Bakteri, bentuk, dan ciri khususnya
Macam-macam virus, karakteristik, penyebab, gejala...
STRUKTUR SEL
Fruit and Vegetable Decomposition
Tembang Macapat "dandanggula dan Pucung"
Gugus Kimia
Mocoan Lontar
macam-macam enzim dan contoh inhibitor
UNSUR /MINERAL YANG DIBUTUHKAN OLEH TUMBUHAN DAN
P...
Tradisi Banyuwangi "Manjer Killing"
o Mei (20)

2012 (6)

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh selensergen. Diberdayakan oleh Blogger.

Welcome
hai, namaku Silvia Putri Sintia Dewi. Aku berasal dari Kota Banyuwangi. ini blog ku.. meskipun
isinya kurang maksimal, semoga bermanfaat :) terimakasih sudah mau berkunjung.. hehe

Jumat, 16 Agustus 2013


Pernapasan pada Serangga

A. Tujuan
Memahami pernapasan pada serangga & pengaruh berat tubuh serangga terhadap pemakaian
oksigen.
B. Tempat dan tangal Pelaksanaan Praktikum
Laboratorium Biologi SMAN 1 Glagah Bwi, 7 Maret 2012
C. Alat & Bahan
Alat :
1. Alat respirometer
2. Timbangan
3. Pipet tetes
4. Stopwatch
Bahan :
1. Serangga
2. Kristal KOH / NaOH
3. Silica gel
4. Eosin
5. Vaselin / Wing
D. Cara Kerja
1) Menyiapkan alat & bahan praktikum.
2) Membungkus Kristal KOH / NaOH & silica gel dengan kain kassa, lalu masukkan ke dasar alat
respirometer.
3) Menimbang belalang sebelum perlakuan.
4) Memasukkan belalang kecil ke dalam botol respirometer (muka belalang menghadap ke
bungkus Kristal KOH / NaOH).
5) Mengolesi sambungan pipa & tutup botol dengan wing. Pastikan sambungan tidak bocor.
6) Memasukkan larutan eosin ke dalam pipa berskala.
7) Mengamati perubahan kedudukan eosin pada 5 menit pertama, kedua, dan ketiga.
8) Menghitung konsumsi oksigen rata-rata per berat badan per menit.

9) Buat tabel hasil pengamatannya.


10) Buatlah data kelas dengan mengumpulkan & membandingkan data kelompok lain. Lalu
tambahkan pada tabel hasil pengamatan anda.
E. Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan konsumsi oksigen pada 5 menit pertama, kedua, dan ketiga? Jelaskan!
2. Bagaimana pengaruh berat tubuh serangga terhadap konsumsi oksigennya? Jelaskan!
3. Apa maksud pemberian Kristal KOH / NaOH & silica gel?

F. Tabel Hasil Pengamatan


Massa Konsumsi O2 per ml Konsumsi
Rata-
tubuh Rata- O2 rata-rata
Kelompok rata per
serangga 5 5 5 total rata
menit
(ml/gr
(gr) menit)
1 gram 0.05 0.003 0.005 0.058 0.02 0.001 0.001
Kel 1 2.1 gram 0.15 0.15 0.17 0.47 0.16 0.010 0.005
0.45 gram 0.15 0.32 0.21 0.68 0.23 0.015 0.034
Kel 2
0.69 gram 0.1 0.26 0.43 0.79 0.26 0.018 0.025
Kel 3 0.55 gram 0.4 0.22 0.26 0.88 0.29 0.02 0.036
0.95 gram 0.42 0.17 0.14 0.73 0.24 0.016 0.017
Kel 4
0.85 gram 0.46 0.125 0.015 0.6 0.2 0.013 0.016
1.55 gram 0.18 0.195 0.125 0.5 0.17 0.011 0.0072
Kel 5
4.55 gram 0.31 0.42 0.97 1.7 0.6 0.04 0.0083

G. Jawaban
1. Pada 5 menit pertama (5) oksigen yang berada di dalam tabung dipergunakan semaksimal
mungkin oleh serangga sehingga kecepatan eosin meningkat. Sedangkan pada 5 menit kedua
kecepatan eosin menurun karena aktivitas tubuh serangga yang semakin sedikit, itu diakibatkan
karena serangga kekurangan O2 yang tertutup oleh eosin tersebut. Begitupun pada 5 menit ketiga
jalannya eosin semakin lambat karena udara yang tersimpan pada respirometer tidak dapat keluar
ataupun masuk sehingga jumlah O2 semakin habis yang menyebabkan serangga menjadi lemas.
Contohnya pada percobaan kelompok 4, konsumsi O2 belalang pada 5 sangat besar (0,42 ml)
sedangkan selisih konsumsi O2 pada 5 ke 5 yaitu 0,17 ml dan selisih konsumsi O2 pada 5 ke
5 yaitu 0,14 ml. Hal tersebut menunjukkan aktivitas serangga semakin lama semakin menurun
akibat kekurangan O2 pada saat di dalam respirometer sehingga eosin semakin lambat.
Akan tetapi terdapat beberapa belalang di kelompok lain yang justru meningkatnya jumlah O2
yang dikonsumsi, itu mungkin disebabkan karena terjadi sedikit kebocoran ada tabung
respirometer.
2. Semakin berat tubuh serangga maka semakin banyak jumlah konsumsi oksigen (O2) pada
serangga (belalang). Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga maka semakin sedikit jumlah
konsumsi oksigen (O2) pada belalang.
Pada percobaan diatas dapat kita lihat pada percobaan pertama belalang dengan berat 2.5 gram
(terberat) memiliki total konsumsi oksigen 2,22. Sedangkan pada percobaan kelima belalang
dengan berat tubuh 0,1 gram (teringan) memiliki total konsumsi oksigen 0,76. Hal itu
membuktikan bahwa semakin berat tubuh serangga maka semakin banyak konsumsi oksigen
yang diperoleh.
3. KOH memiliki sifat higroskopis yang mampu menyerap uap air (H2O) di udara. Selain itu KOH
juga merupakan basa kuat sementara CO2 adalah oksida asam sehingga KOH juga dapat
menyerap CO2 dari udara dengan reaksi
Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar organisme
(kecambah dan jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah bernafas. Kristal
KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat hidroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2,
sebagai berikut:
(i) KOH + CO2 KHCO3
(ii) KHCO3 + KOH K2CO3 + H2O
Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan
(kecambah dan jangkrik) pada respirometer.

H. Pembahasan
Proses respirasi pada serangga pada hakikatnya sama denga proses respirasi pada hewan
lain, yaitu mempertukarkan gas oksigen dan karbondioksida melalui proses difusi. Namun yang
membedakannya hanya terletak pada ada atau tidak adanya system organ respirasi, perbedaan ini
disebabkan oleh kekomplekan struktur tubuhnya dan tempat hidupnya.
Sel-sel tubuh serangga setiap waktu membutuhkan suplai oksigen yang cukup untuk
metabolisme tubuhnya, serangga kecil dapat mencukupi kebutuhan oksigen ini cukup dengan
cara difusi saja karena serangga kecil mampunyai volume tubuh yang kecil dan luas permukaan
tubuh yang sangat luas, sehingga denagan cara difusi saja sel-sel tubuh mendapatkan suplai
oksigen yang cukup, sebaliknya bagi serangga yang besar dan aktif sel-sel tubuhnya
membutuhkan suplai oksigen secara cepat, permasalahnya adalah bila serangga besar
mampunyai luas permukaan tubuh yang kecil dengan volume yang besar sehingga bila
respirasinya menggunakan cara difusi pada permukaan kulitnya makan sel-sel tubuhnya tidak
mendapatkan oksigen secara cepat, permasalaham ini dijembatani dengan adanya organ respirasi
berupa system trakea.
Kebanyakan serangga hidupnya adalah di darat (teresterial) sehingga medium
respirasinya adalah udara, udara sebagai medium respirasi mampunyai keuntungan sekaligus
kerugian, keuntungannya adalah oksigen di udara sangat berlimapah sekitar 20 % dibandingan
dengan oksigen di lautan yang hanya 10%, selain itu pergerakan udara yang cepat memudahkan
proses difusi, kerugiannya adalah serangga selalu kehilangan air akibat penguapan, oleh karena
itu serangga harus selalu menjaga homeostatis air dalam tubuhnya, hal ini akan berdampak pada
difusi oksigen dan karbon dioksida, Naii. A Campbell dalam buku biologinya menjelaskan
bahwa permukaan respirasi (sel-sel epithelium) haruslah lembab karena O2 dan CO2 berdifusi
melewatinya setelah larut terlebih dahulu dalam air.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton)
yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot
sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel
terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian
udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan
selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang
halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus
tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang
disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus
dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang
sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua
sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan
alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola.
Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas
lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal: adanya tekanan udara
dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus lebih besar daripada tekanan udara dalam
jaringan, sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan harus lebih besar dibanding yang ada di
udara.(lihat gambar sel respirasi). Laju diffusi diukur dengan rumus 1/d (sebagai suatu peristiwa
diffusi pasif).
Pada umumnya serangga akuatik kecil luas permukaan tubuhnya lebih besar daripada
volumenya, sehingga diffusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung luas permukaan yang
cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh. Sebaliknya pada serangga yang ukurannya
lebih besar, harus dibantu dengan menggunakan kantung udara (air-sacs), yang mengumpulkan
udara dengan mekanisme kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi.
Contohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan beberapa
jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan
spirakulum, antara lain untuk mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Mekanisme pernapasan pada serangga,
misalnya belalang, adalah sebagai berikut
Jika otot perut belalang berkontraksi maka
trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2
keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang
berelaksasi maka trakea kembali pada
volume semula sehingga tekanan udara
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2
masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian,
darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut
gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan.
Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan
ke perxnukaan air untuk mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara
sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai
gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam,
O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap
udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya
dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Sebaliknya terdapat juga serangga yang mampu tinggal lama di dalam air dengan bantuan
suatu organ yang disebut plastron, suatu filamen udara. Dengan alat ini maka CO2 yang
terbentuk dibuang, dan O2 yang terlarut diambil langsung (bukan dalam ujud gelembung udara).
Bangunan ini sering juga disebut sebagai insang fisis khusus (special physical gill). Karenanya
serangga mampu bertahan di dalam air dalam jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga
ada yang memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill), yang merupakan insang biologis,
berfungsi karena gerak biologis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi:
a. Berat tubuh
Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan
semakin cepat proses respirasinya.
b. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, maka kebutuhan energi semakin banyak pula sehingga kebutuhan O2
juga semakin banyak.
c. Kegiatan tubuh
Makhluk hidup yang melakukan aktivitas tubuh memerlukan energi. Berarti semakin berat
aktivitasnya,maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasannya semakin cepat.

I. Kesimpulan
Pada proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan sejumlah
energi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi adalah berat tubuh,
kegiatan tubuh dan suhu tubuh. Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak
oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
J. Lampiran
Diposkan oleh
Silvia Putri di
10:02:00 AM
Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Be
rbagi ke
TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan
ke Pinterest

Label: Praktikum
Biologi

Reaksi:

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Terima kasih :-)

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

My Picture
Masuk
Mengenai Saya

Silvia Putri
Lihat profil lengkapku
Daily Calendar
Arsip Blog
2013 (39)
o November (1)
o Agustus (18)
Teori Evolusi Harun Yahya yang Menyanggah Teori Ev...
Cerpen
Cerpen
SEJARAH PERKEMBANGAN INTERNET DI INDONESIA
Organ Tumbuhan Dikotil Monokotil
MEMBUAT HTML
Gangguan dan Kelainan pada Manusia
Pernapasan pada Serangga
Macam-macam Bakteri, bentuk, dan ciri khususnya
Macam-macam virus, karakteristik, penyebab, gejala...
STRUKTUR SEL
Fruit and Vegetable Decomposition
Tembang Macapat "dandanggula dan Pucung"
Gugus Kimia
Mocoan Lontar
macam-macam enzim dan contoh inhibitor
UNSUR /MINERAL YANG DIBUTUHKAN OLEH TUMBUHAN DAN
P...
Tradisi Banyuwangi "Manjer Killing"
o Mei (20)

2012 (6)

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh selensergen. Diberdayakan oleh Blogger.

Mengakar ke Bumi Meninggi ke Langit


Blog Archive
2012 (12)

2013 (10)
o Juni (10)
MATERI KULIAH TENTANG KINETIKA KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM FOTOSINTESIS DAN PLASMOLISIS
LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI HEWAN
LAPORAN PRAKTIKUM VEGETASI TANAMAN DI LINGKUNGAN
U...
Analisis Majalah Trubus dan Majalah Flona
Laporan Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komuni...
MAKALAH PENERAPAN FALSAFAH PANCASILA DAN AJARAN
KI...
MAKALAH KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI
IND...
MAKALAH POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
(POLSTRANAS)...
SISTEM BAGI HASIL NELAYAN UBUR-UBUR PADA
MASYARAKA...

My Blog List
Kategori
tips

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 29 Juni 2013


LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI HEWAN

RESPIRASI

Oleh
Yudhi Hermansyah
1214131115

LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

2012
Judul Percobaan : Respirasi
Tanggal Percobaan : 6 November 2012
Tempat Percobaan : Laboratorium Zoologi
Nama : Yudhi Hermansyah
NPM : 1214131115
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Kelompok : II(dua)

Bandarlampung, 6 November 2012


Mengetahui,
Asisten

Yuniar
Avianti
NPM. 1017021055

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... 6

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 7

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 7
B. Tujuan Percobaan ..................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PERCOBAAN


A.Waktu dan Tempat .................................................................................... 5
B.Alat dan Bahan ...........................................................................................
C.Cara Kerja ................................................................................................

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Bernapas dilakukan setiap hari baik siang maupun malam,
bahkan kita bernapas setiap detik. Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup, semua
makhluk hidup pasti bernapas apabila tidak bernapas berarti bukan termasuk makhluk hidup atau
mati. Bernapas adalah proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh.
Udara yang dimasukkan itu mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan
mengandung Karbon Dioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk
melakukan proses respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi.
Energi tersebut digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas kehidupannya.

Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walaupun sebenarnya kedua
istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan
menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam
tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di
dalam sel guna memperoleh energi.

Pada hewan-hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru-paru,
insang atau trakea, sementara pada hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran
udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel-sel tubuhnya.
Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel
tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di
dalam sel guna menghasilkan energi.

Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan
untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi.
Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses
pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses
respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida
(CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan.

Karena hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus
sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan
disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak
mutlak.Untuk bernafas, hewan-hewan tertentu memiliki alat pernafasan. Alat-alat pernafasan
tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta
pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan luar. Alat-alat pernafasan pada hewan berbeda-beda
sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat menggunakan
paru-paru untuk bernafas dan pada kelompok burung, paru-paru dilengkapi dengan kantong
udara. Pada katak dewasa selain menggunakan paru-paru juga menggunakan kulit untuk
membantu pernafasan. Hewan yang hidup diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan dan udang
mempunyai insang. Serangga umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan hewan
invertebrata yang lain memiliki organ yang berbeda pula.

Di dalam praktikum ini, akan dijelaskan bagaimana pernapasan atau respirasi pada hewan yakni
jangkrik.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum atau percobaan tentang respirasi ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami proses respirasi yang terjadi pada semua sel organisme

II. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel tumbuhan maupun
sel hewan, dan manusia. Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang terbuat dari pipa yang
becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang
melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor serangga kecil,
proses difusi saja dapat membawa cukup O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang cukup
CO2 untuk mendukung sistem respirasi seluler. Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan
energi yang lebih tinggi memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama
(ritmik) yang memampatkan dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus
(Campbell, 2005).
Kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-
baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari
enzim dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya (mertens, 1966).
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi. Pada
respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi. Karena semua bagian
tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Juanegshi,
2008).
Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya
kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan
menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh
dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di
dalam sel guna memperoleh energi.Pada hewan hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses
pernafasan, yakni berupa paru paru, insang atau trakea, sementara pada hewan hewan tingkat
rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi
melalui permukaan selsel tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh
darah atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut
akan dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi.Respirasi bertujuan
untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas
hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan
pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan
udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna
memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan
melalui proses pernafasan.
Karena hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus
sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan
disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak
(Tobin, 2005).

III. METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum atau percobaan tentang Respirasi ini dilakukan atau dilaksanakan di Laboratorium
Zoologi pada hari Selasa, 6 Novenber 2012 pukul 15.30 WIB.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tentang respirasi yaitu:
respirometer, stopwatch, pipet atau jarum suntik, dan neraca ohauss.

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum atau percobaan Biologi tetang respirasi yaitu:
vaselin atau plastisin, KOH atau NaOH, jangkrik, kapas atau tissue, dan eosin atau tinta.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja atau prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum atau percobaan
Biologi tentang respirasi yaitu:

1. Ukurlah massa jangkrik


2. Bungkuslah kristal NAOH/KOH dengan kapas, lalu masukan dalam tabung respirometer
3. Olesi bagian pipa berskala dengan vaselin/ plastisin
4. Masukan jangkrik kedalam botol respirometer kemudian tutup dengan pipa berskala
5. Tutup pipa berskala, kemudian dimasukan tetesan eosin dengan pipet atau suntikan
6. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala pada waktu 5 menit, 10
menit, dan 15 menit. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan jangkrik yang
ukurannya berbeda.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Dari praktikum atau percobaan Biologi tentang respirasi yang telah dilakukan diperoleh data
sebagai berikut:
Massa jangkrik Laju respirasi (ml)
No
(mg) 5 menit 10 menit 15 menit
1 400 1,1 3,5 0,4
2 30 1 0,35 0,31
3 600 0,03 0,15 0,18

B. PEMBAHASAN
Bernapas adalah proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara
yang dimasukkan itu mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung
Karbon Dioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk melakukan proses
respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi. Energi tersebut
digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas kehidupannya.

Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walaupun sebenarnya kedua
istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan
menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam
tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di
dalam sel guna memperoleh energi. Reaksi respirasi secara umum dapat ditulis C6H12O6 + 6O2
6CO2 +6H2O + energi.

Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:


1 Gerakan anggota tubuh yang memakan banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang
diperlukan tubuh, emosi, rasa sakit dan takut juga mempengaruhi laju respirasi
2 Oksigen yang tersedia, usia, berat badan, posisi tubuh, aktivitas, kondisi tubuh, suhu, jenis
kelamin dan tekanan darah

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, volume udara yang dibutuhkan jangkrik berbeda-beda. Hal
tersebut terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada jangkrik tersebut,
misalnya massa badan yang berbeda diantara keduanya ataupun aktifitas yang dilakukan
keduanya, kebutuhan oksigen atau kadar oksigen yang tesedia, dan faktor-faktor yang lain.

V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum atau percobaan Biologi tentang respirasi adalah sebagai
berikut:
1. Jangkrik yang ukuran tubuhnya atau massa lebih kecil lebih banyak membutuhkan Oksigen
dibandingkan jangkrik yang ukuran tubuhnya atau massa lebih besar, hal tersebut karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhi respirasi yaitu faktor usia, kondisi tubuh, jenis kelamin, dan
tekanan darah.
2. Pemberian vaselin pada perbatasan antara tabung dengan pipa kapiler berfungsi agar oksigen di
dalam tabung tidak keluar atau oksigen dari luar tida dapat masuk, sehingga data yang didapat
akurat.
3. Pemberian KOH atau NaOH pada tabung bertujuan untuk menyerap CO2 agar jangkrik tidak
menghirup CO2

DAFTAR PUSTAKA

Campbell,dkk. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.


Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN
Syarif Hidayatullah.
Mertens, Thomas R, dkk.1966. Laboratory Exercises In The Principles Of Biology. India:
Burgesspublishing Company.
Syamsuri, Istamar.1980. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Canada: Thomson Brooks/Cole.

PERHITUNGAN

1. Jangkrik dengan massa 400 mg.

aktu 5 menit
X 60 = 300 sekon
aju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 1,1 / 400 / 300
= 0,000009166
B. Waktu 10 menit
10 X 60 = 600 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 3,5 / 400 / 600
= 0,000014583
C. Waktu 15 menit
15 X 60 = 900 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 0,4 / 400 / 900
= 0,000001111

2. Jangkrik dengan massa 30 mg.

A. Waktu 5 menit
5 X 60 = 300 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 1 / 30 / 300
= 0,000111111
B. Waktu 10 menit
10 X 60 = 600 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 0,35 / 30 / 600
= 0,000019444

C. Waktu 15 menit
15 X 60 = 900 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 0,31 / 30 / 900
= 0,000011481

3. Jangkrik dengan massa 600 mg

A. Waktu 5 menit
5 X 60 = 300 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 0.03 / 600 / 300
= 0.000000166
B. Waktu 10 menit
10 X 60 = 600 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 0.15 / 600 / 600
= 0.000000416
C. Waktu 15 menit
15 X 60 = 900 sekon
Laju Respirasi = Vol O2 / Massa Jangkrik / Waktu
= 0.18 / 900 / 600
= 0.000000333

Diposkan oleh Yudhi Hermansyah di 09.20


0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Yudhi Hermansyah
Sanggi Kec. Bandar Negeri Semuong Kab.Tanggamus, Lampung, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Template by:

Mengakar ke Bumi Meninggi ke Langit 2008. Template by: SkinCorner

PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI PADA SERANGGA

Pendahuluan
Serangga bernafas dengan menggunakan tabung udara yang di sebut trakea. Udara keluar
masuk ke pembulu trakea melalui lubang kecil setiap ruas-ruas tubuh yang di sebut stigma atau
spirakel melewati trakea, menuju ke trakeol dan trakeolus berukuran halus yaitu 0.1 nano meter,
ujungnya berbatasan dengan sel-sel tubuh, sehingga langsung terjadi difusi gas.
Tujuan
1. Membuktikan bahwa pernapasan pada serangga membutuhkan oksigen
2. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuha oksigen pada serangga pada saat
bernapas
Alat dan Bahan
1. Respirometer sederhana
2. Timbangan
3. 2 Ekor belalang (kumbang,capung, dll)
4. Kristal NAOH/KOH
5. Eosin / Tinta
6. Kapas / tissue
7. Pipet atau sirink
Dasar Teori
Bernafas artinya melaksanakan pertukaran gas, yaitu: mengambil oksigen (O2) dan
mengeluarkan karbondioksida (CO2). Pertukaran gas O2 dengan CO2 dapat berlangsung melalui
proses difusi. Pada hewan berukuran kecil terdapat perbandingan antara luas permukaan dengan
volume tubuh yang cukup besar sehingga dapat melaksanakan pertukaran gas dan cukup untuk
memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan melalui cara difusi melalui pertukaran
tubuhnya. Tetapi pada hewan berukuran besar, terutama pada hewan yang aktif, perbandingan
antara luas dengan volume tubuh terlalu kecil untuk melakukan hal yang serupa, karenanya
diperlukan suatu permukaan tubuh yang khusus untuk pernafasan, untuk menangkap O2 dan
melepaska CO2. Alat-alat ini dapat berupa insang atau paru-paru atau saluran udara (trakea) atau
bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran O2 dengan CO2. Oksigen atau zat asam
adalah unsur kimia dalam system table periodic yang mempunyai lambing O dan nomor atom 8,
ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua
unsur lainnya. Pada tempratur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi
oksigen, yaitu senywa gas diatomic dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau
Menurut logler (1977) konsumsi oksigen dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
Intensitas dari metabolisme oksidatif dalam sel
Kecepatan pertukaran yang mengkontrol perpindahan air disekitar insang yang berdifusi
melewatinya
Factor internal yaitu kecepatan sirkulasi darah dan volume darah yang dibawa menuju insang
Afinitas oksigen dari haemoglobin.

Serangga merupakan hewan terestial yang tidak memiliki paru-paru tetapi menggunakan
system trakea untuk pertukaran gas. Kulit pada serangga terletak dikedua sisi bagian toraks dan
abdomen, memiliki sederatan paru-paru atau disebut juga spirakel, yang tersusun pada setiap
segmen dan behubungan dengan system saluran trakea spirakel dilindungi katub atau rambut-
rambut untuk mencegah evaporasi yang berlebihan lewat pori-pori ini. Trakea tersusun dengan
teratur, sebagian berjalan longitudinal dan sebagian lagi tranpersal. Diameter trakea yang besar
berkisar sekitar 1mm dan selalu terbuka dengan penebalan berbentuk spiral dan melingkar,
terbentuk dari khitin yang keras, merupakan suatu bahan yang juga terdapat pada kutikula
(Darmadi Goenarso,2005)
Trakea merupakan invaginasi (lekukan kedalam)dari ectoderm dan umumnya mempunyai
lubang keluar yang disebut spirakel. Bentuknya berupa pembuluh yang silindris yang
mempunyai lapisan kitin (chitin). Lapisan kitin ini mempunyai penebalan seperti spiral. Spirakel
terdapat sepasang tiap ruas tubuh yang kadang-kadang mempunyai katup untuk menjaga
penguapan air. Trakea mempunyai cabang-cabang dan cabang yang terkecil yang menembus
jaringan disebut trakeolus dengan diameter 1-24. Trakeolus tidak mempunyai lapisan kitin dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas, trakeolus pada serangga ujungnya buntu dan berisi
udara atau kadang-kadang berisi cairan.
Alat pernapasan pada serangga berupa trakea, udar masuk dan keluar melalui lubang
kerut yang disebut spirakel atau stigma yang terletak di kanan kiri tubuhnya. Dari stigma udara
terus masuk ke pembuluh trakea memanjang dan sebagian ke kantung hawa halus yang masuk ke
seluruh jaringan tubuh. Pada system trakea ini pengangkutan oksigen dan karbon dioksida tidak
memerlukan bantuan system transportasi khususnya darah.
Fungsi spirakel dan trakea untuk memungkinkan lewatnya udara kepercabangan saluran
yang disebut trakeol, yang merupakan saluran lembut intraseluler dengan diameter sekitar 1m.
Jumlahnya sangat banyak dan berada diberbagai jaringan, terutama otot. Berbeda dengan
trakease, saluran-saluran lembut ini tidak dilapisi dengan kutikula, pertukaran gas terjadi dengan
mudah melewati dinding saluran ini. System pernapasan pada serangga melalui sejumlah
percabangan saluran udara pada system trakea. Oksigen langsung dibawa ke jaringan, jadi tidak
dilaksanakan melewati aliran darah. Distribusi oksigen dan pengeluaran karbondioksida tidak
dilakukan lewat system peredaran. Pada kebanyakan serangga dengan difusi saja sudah tercukupi
oleh karena itu tubuh serangga pada umumnya berukurab kecil. Pada beberapa spesies difusi ini
dibantu dengan gerakan ritmiks toraks atauabdomen.

Cara mengalirkan udara (ventilsi) seperti itu, pada belalang spirakel dibuka dan ditutup
bergantian, sehingga udara dapat masuk ke tubuh lewat spirakel toraks dan keluar tubuh lewat
spirakel abdomen. Selain itu serangga dapat mengendalikan laju masuknya oksigen ke jaringan.
Bila terjadi peningkatan otot (saat terbang ) akan terjadi penumpukan asam laktat di jaringan.
Akibatnya tekanan osmosis cairan jaringan meningkat sehingga cairan di trakeol terserap masuk,
sehingga jalan udara lebih leluasa mencapai jaringan dan difusi oksigen ke jaringan lebih cepat.

Ada tiga fase gerakan pernafasan serangga, yaitu:


Inspirasi kurang detik, pada awal inspirasi katub spirakel terbuka
Fase pertukaran selama 1 detik, baik spirakel pada toraks atau abdomen menutup
Fase ekspirase, dan spirakel abdomen membuka

Udara masuk dari system trakea sebelah muka pada inspirasi dan bergerak ke belakang
selama fase pertukaran gas dan pada fase ke-3 udara keluar dari spirakel bagian posterior.
Membuka dan menutupnya spirakel dikontrol oleh system saraf.

System trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya keseluruh tubuh dan


sebaliknya mengangkut CO2 hasil respirasi untuk dikelurkan dari tubuh. Maka darah pada
serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas
pernafasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke
jaringan. Pada serangga air jentik nyamuk udara di peroleh dengan menjulurkan tabung
pernafasan kepermukaan air untuk mengambil udara, serangga air tertentu mempunyai
gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam,
karbondiksida dalam gelembung dipindahkan melalui system trakea ke sel-sel pernafasan. Selain
itu adapula serangga yang pengambilan udara melelui cabang-cabang harus serupa insang
selanjutnya dari cabang halus ini oksigen di edarkan melalui pembuluh trakea.

Salah satu factor yang mendukung laju metabolisme yang tinggi, adalah bahwa sel-sel
otot terbang dibungkus dengan mitokondria dan pipa trake mempunyai oksigen yang mencukupi
bagi tiap-tiap organel yang membangkitkan ATP ini.

Cara kerja
1. Membungkus NAOH dengan tissue atau kapas, dan letakan dalam tabung respirometer
2. Menimbang berat 2 Ekor serangga dan masukkan ke dalam tabung respirometer
3. Merangkai alat respirometer kemudian pada ujung pipa kapiler meneteskan eosin,
ditutup dengan ibu jari
4. Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 2 menit selama
10 menit
5. Melakukan percobaan yang sama dengan hewan yang beratnya berbeda
6. Mencatat hasil pengamatan pada table hasing pengamatan

Hasil pengamatan
Jenis SKALA KEDUDUKAN EOSIN
Berat
hewan I II III IV V
Jangkrik

Analisis Data
1. Apa yang menyebabkan terjadinya pergerakan eosin?
Jawab : Cairan eosin bergerak, karena pada saat organisme bernapas,mereka menghirup oksigen atau
udara di sekitar. Pada saat merekaberada di dalam respirometer sederhana, udara yang tersimpan
didalamnya tidak dapat keluar ataupun masuk, sehingga jumlah udarayang berada di dalam
respirometer tersebut semakin sedikit. Karenapada ujung respirometer diberikan eosin, sehingga
eosin tersebutakan terseret mendekat akibat dari bertambah sedikitnya jumlahudara yang ada di
respirometer tersebut. Seperti pada sedotan saatkita hirup maka air yang ada di bawahnya akan
tersedot
2. Apa fungsi penambahan NaOH/KOH pada perangkat respirometer sederhana tersebut?
Jawab : Fungsi KOH/NaOH pada percobaan diatas adalah mempercepat proses pernapasan pada
belalang dan mengikat CO2 agar tidak mengganggu proses respirasi
3. Apakah ada kaitan antara berat badan serangga dengan kecepatan respirasinya?
Jawab : Ada, semakin berat tubuh serangga maka semakin cepat pernapasan pada serangga (belalang).
Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga maka semakin lambat pernapasan pada serangga
(belalang).
4. Apakah ada kaitan antara jenis serangga dengan kecepatan respirasinya?
Jawab : Ada, karena kecepatan respirasi juga dipengaruhi :
Emosi
Umur
Jenis K elamin (pada manusia dan hewan)
Posisi organisme
Ukuran badan

Pembahasan
Respirometer sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan
pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang
segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang beraarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan
dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram
berat tiap detik. Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang
digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme
yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh
organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan
penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.
Prinsip kerja respirometer digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan-
hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer, tabung specimen, dan
tabung control. Tabung specimen, tabung kapiler, kran 3 arah, syringe saluran masuk saluran
keluar, tabung specimen, tabung kontol dan manometer.
Kapas kecil dimasukan ke dalam tabung specimen dan ditetesi dengan larutan KOH 20%
hingga jenuh, setelah itu kawat kasa dimasukan kedalam tabung specimen, kemudian hewan
percobaan yang telah ditimbang beratnya dimasukan kedalamnya juga. Setelah itu pergerakan
posisi larutan iod dapat diamati dan dapat dicatat. Fungsi dari larutan KOH adalah untuk
mengikat CO2, sehingga prgerakan dari larutan iodium benar-benar hanya disebabkan konsumsi
oksigen.

Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH+CO2 K2CO3+H2O. Beberapa factor yang mempengaruhi laju kerja oksigen, adalah:
Tempratur Aktifitas
Spesies hewan Ukuran badan
Perbedaan jenis ini tentu saja mengakibatkan perbedaan laju konsumsi oksigen, karena
perbedaan jenis tentu saja menunjukan perbedaan karakter morfologis seperti ukuran tubuh, serta
aktifitas yang dilakukan oleh masig-masing hewan tersebut. Walaupun begitu literature
menunjukan sesuatu mengenai laju konsumsi oksigen yaitu bahwa suhu mempengaruhi besarnya
laju konsumsi oksigen hal ini berkaitan dengan hukum Vant Hoff. Corong hawa (trakea) adalah
alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara
pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel
berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap
segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan
menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga
terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-
pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi
yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata. Mekanisme
pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :Jika otot perut belalang
berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut
belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi
lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke
trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian,
darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut
gas pernapasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke
jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung
pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air
dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang
menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung
dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang
mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara
melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan
melalui pembuluh trakea.

Kesimpulan
Bedasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa
KOH/NaOH dapat Membantu mempercepat proses pernapasan pada belalang, dan terdapat
hubungan antara berat searangga dengan kecepatan pernafasannya, Semakin Berat tubuh
belalang maka semakin banyak oksigen yang di butuhkan sehingga semakin cepat
pernapasannya. Sebaliknya, Semakin ringan berat serangga maka makin sedikit pula oksigen
yang ia butuhkan sehingga semakin lambat pernapasannya.

Laporan Biologi Tentang Respirasi Pada Serangga

I. Tujuan
Mengetahui Pernapasan pada Serangga
II. Dasar teori
Pada insekta dan beberapa anthropoda lainnya seperti chilliopoda. Diplopoda, dan
beberapa laba-laba mempunyai sistem pernapasan yang disebut sistem trakea. Sistem pernapasan
ini berupa saluran yang langsung menuju ke jaringan. Udara masuk ke dalam tubuh melalui
kurang lebih 20 lubang kecil yang ada disepanjang permukaan tubuh dan organ tersebut biasa
disebut dengan spirakel.
Bagi insekta berukuran kecil, proses difusi oksigen melalui sistem trakea sudah dapat
membawa oksigen sehingga dapat mencukupi bagi proses pernapasan seluler. Akan tetapi,
insekta yang besar, masuknya udara ke dalam spirakel secara aktif dibantu oleh pergerakan tubuh
yang juga menggerakkan secara ritmik tabung trakea.
Proses pernapasan insekta diawali dengan masukknya oksigen melalui spirakel dan
diteruskan kedalam tabung trakea kemudian melalui trakeola (cabang trakea) menuju ke
jaringan. Pada mekanisme ini, oksigen menuju jaringan tidak dibawa oleh darah. Hal ini,
diakrenakan karena darah tidak mengandung hemoglobin, tetapi hanya mengandung cairan
ekstraseluler yang disebut dengan cairan hemolimfe.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami lebih jauh tentang sistem pernapasan pada
serangga maka kami mengadakan percobaan ini.

III. Metode Penelitian

III. I Alat dan bahan:


1. Respirometer sederhana.
2. Timbangan
3. 2 ekor Belalang
4. 2 ekor Kecoak
5. 2 ekor Jangkrik
6. Kristal NaOH/KOH
7. Eosin/Tinta
8. Selotip Kertas
9. Tissu
10. Pipet tetes
11. Stopwatch

III. II Cara kerja:


1. Bungkuslah Kristal NaOH dengan tissu, lalu masukkan dalam tabung respirometer.
2. Masukkan serangga yang telah ditimbang beratnya ke dalam botol respirometer, kemudian
tutup dengan pipa berskala.
3. Oleskan vaselin/plastisin pada celah penutup tabung.
4. Tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih satu menit, kemudian lepaskan dan
masukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet /syiring.
5. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 5 menit selama 15
menit.
6. Lakukan percobaan ini pada binatang kecil (serangga) lainnya.

IV. Hasil Pengamatan


Tabel Pengamatan

Pada Belalang
No Berat Badan Belalang Skala kedudukan eosin dalam 2 menit Rata- Rata
I II III IV V
1 1,8 gr 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
2 1,9 gr 0,13 0,5 0,28 0,34 0,47 0,344

Pada Jangkrik
No Berat Badan Jangkrik Skala kedudukan eosin dalam 2 menit Rata-Rata
I II III IV V
1 1,6 gr 0,05 0,056 0,07 0,07 0,07 0,0632
2 1,1 gr 0,025 0,027 0,027 0,028 0,029 0,0272

Pada Kecoa
No Berat Badan Kecoa Skala kedudukan eosin dalam 2 menit Rata-Rata
I II III IV V
1 2,6 gr 0,3 0,34 0,5 0,48 0,6 0,444
2 1,7 gr 0,197 0,37 0,45 0,45 0,47 0,3874

V. Pembahasan
Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer, digunakan
NaOH. Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan
Brodie benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.
Setelah itu spesimen dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup dengan bagian yang
berskala rapat-rapat. Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka pipa
berskala diberi setetes eosin. Eosin ini akan bergerak ke arah tabung spesimen karena terjadinya
penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung spesimen) sebagai akibat pernapasan,
yaitu O2 diserap, CO2 dihembuskan tetapi lalu diserap oleh NaOH. Kecepatan eosin itu bergerak
ke dalam menunjukkan kecepatan pernapasan organisme yang diselidiki.
Perhitungan dilakukan untuk memperoleh angka kecepatan respirasi organisme tertentu dalam
ml tiap satuan waktu. Data yang diambil adalah lama pernapasan. Dalam percobaan ini diambil
tiap 2 menit sekali dan jarak yang ditempuh oleh eosin yang bergerak. Pada hitungan kenaikan
interval kedua, dicari dengan interval 2 dikurangi interval 1 dan begitu seterusnya untuk mencari
kenaikan nilai interval berikutnya.
Keberhasilan percobaan atau eksperimen ini tergantung tergantung pada bocor tidaknya alat.
Pada percobaan ini, hubungan antara tabung dan bagian berskala dilem dengan selotip. Tujuan
pemberian selotip yaitu agar hubungan antara tabung dan bagian bersekala licin serta udara tidak
dapat keluar masuk. Pada percobaan ini, perubahan suhu udara (bila menjadi panas)
menyebabkan titik air yang sudah bergerak ke arah tabung dapat bergerak kembali ke arah luar.
Oleh karena itu percobaan ini diadakan dalam waktu perubahan suhu tidak besar. Sebaliknya bila
suhu menurun, tetes air cepat bergerak ke arah tabung spesimen.
Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan NaOH yang biasanya
meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang bersih dan tabung tertutup,
maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi, karena merekat oleh NaOH.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:
1. Jenis kelamin
Belalang atau jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.
2. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga
makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
3. Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara.
4. Suhu.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2
dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk
ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak
membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma,
yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk
ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh
besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-
otot tubuh yang bergerak secara teratur.
5. Berat Tubuh
Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik. Karena setiap makhluk
hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Melebihi dari Berat tubuh. Pada
hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju pernapasan, semakin kecil
ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit
kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak sebagaimana mestinya. Karena pada
jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan
pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang
banyak bergerak dari jangkrik juga memengaruhi laju pernapasan
VI. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa banyak oksigen yang dihirup
oleh tiap serangga berbeda- beda dan oksigen yang dihirup sesuai dengan berat badan hewan
tersebut. Semakin berat hewan tersebut semakin banyak oksigen yang dihirupnya. Ketika
Serangga mulai bernafas di dalam tabung ketika itulah eosin bergerak di dalam tabung dari titik
awal tabung respirometer ke titik akhir sesuai dengan kecepatan bernafasnya jangkrik.
Pada percobaan belalang, Jangkrik dan kecoa dapat kita tarik kesimpulan pada serangga daya
hirup udaranya kecil. Dan hewan yang telah dipercobakan tidak mengalami gangguan ketika
telah dipercobakan, dan ketika merkatkan tabung dan bagian berskala hendaknya ditutup rapat
agar udara tidak dapat keluar masuk. Hal ini akan mempengaruhi hasil percobaan.
Dan oleh karena itu, kami dapat menyimpulkan semakin berat serangga tersebut maka semakin
banyak udara yang dihirup. Faktor kondisi tubuh, berat badan , suhu tubuh dan suhu ruangan
mempengaruhi proses respirasi. Jumlah oksigen sangat mempengaruhi pernafasan pada makhluk
hidup.

Lampiran

Praktikum Respirasi Serangga

A. DASAR TEORI
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2
sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi
adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel
tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan
metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.Karbohidrat
merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi
yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam
organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat
dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.Ketersediaan
Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi
masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan
oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-
masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme,
dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ
tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengengkut dan
mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trschea memanjang dan
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan
O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah.
Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari
stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa.
Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh
kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

B. JUDUL
Praktikum Respirasi Serangga

C. TUJUAN
Mengetahui kecepatan respirasi pada hewan (serangga) dan pada tumbuhan (kecambah)
Mengetahui pengaruh berat serangga terhadap laju respirasi

D. Alat dan Bahan:


1. Respirometer sederhana
2. Neraca
3. Jangkrik
4. Kristal NaOH (KOH)
5. Larutan eosin
6. Plastisin/vaselin
7. Kapas
8. Pipet tetes
9. Stopwatch/ pengukur waktu

C. Cara Kerja
Ciri makhluk hidup antara lain melakukan ekskresi, tumbuh dan berkembang, peka terhadap rangsang, respirasi,
butuh nutrisi, reproduksi, bernafas, dan bergerak. Untuk mengukur kecepatan respirasi pada serangga dilakukan
dengan mengukur oksigen yang diperlukan dalam pernafasannya. Kecepatan respirasi dinyatakan dengan
banyaknya oksigen yang diperlukan serangga/ jangkrik pada waktu tertentu. Alat dan bahan diatur dalam susunan
sebagai berikut:
1. Timbanglah serangga/ jangkrik yang akan dipakai untuk praktikum
2. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di atas
3. Tempatkan pada tempat yang datar
4. Tutuplah sambungan antara pipa dengan bejana agar tidak bocor udaranya
5. Sebelum ujung pipa diberi laruitan eosin, tutuplah dengan jari telunjuk selama 1-2 menit
6. Masukan di ujung pipa berskala larutan eosin, satu tetes
7. Mulai menghitung gerakan eosin setiap 2 menit
8. Hitunglah berapa cc oksigen yang dibutuhkan sesrangga dalam waktu 10 menit
9. Ulangi langkah di atas pada serangga/ jangkrik yang berbeda beratnya.
Objek Pengamatan setiap 2 menit
123
Jangkrik 0,7 gram 9 cm 8 cm 8cm
Jangkrik 1 gram 8 cm 11 cm 12 cm

D. Tugas
1. Tuliskan variabel pada percobaan diatas:
a. Variabel manipulasi :
b. Variabel respon :
c. Variabel control :
2. Hipotesis :
3. Apakah guna NaOH dan KOH dalam percobaan diatas?
4. Apa yang terjadi dengan kedudukan eosin? Jelasakan!
5. Adakah hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan oksigen?
6. Buatlah grafik hubungan antara berat jangkrik dan kebutuhan oksigen!

E. Jawaban
1. (Sudah terisi pada tabel Tugas)
2. Semakin berat tubuh jangkrik, semakin banyak membutuhkan oksigen. Sedangkan semakin ringan berat tubuh
jangkrik semakin sedikit kebutuhan oksigen.
3. Berguna untuk mengikat CO2 agar tidak menganggu jalannya kegiatan respirasi.
4. Ketika jangkrik mulai bernafas di dalam tabung ketika itulah eosin bergerak di dalam tabung dari titik awal tabung
respirometer ke titik akhir sesuai dengan kecepatan bernafasnya jangkrik.
5. Ada. Karena semakin berat tubuh jangrik, akan semakin membutuhkan oksigen. Seperti halnya manusia apabila
dia berbadan gemuk dia akan bernafas cepat.

Laporan Praktikum Respirasi


Pada Belalang_
Dipublikasi pada 14 Februari 2012 oleh SoerantoCahpetualangSEDJATI

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

MATERI PRAKTIKUM

RESPIRASI PADA SERANGGA

Hari / Tanggal Praktikum : Senin, 09 Januari 2012

BIDANG KONSENTRASI

TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI

Di Susun Oleh :
SITI JULAIKHA

SURANTO

SUSI SUSANTI

YULIANA FLORENTINA

YUSUP SOPIAN

ZENI YUSUP ARFAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN PERTANIAN
P4TKP VEDCA CIANJUR JOINT PROGRAM POLIJE
Jl. Jangari KM. 14 Sukajadi, Karangtengah Kotak Pos 138 CIANJUR 43202, Tlp. 0263-285003
Fax. 0263-285026 E-mail:info@vedca.net Website:www.vedca.net

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita sekalian, sehinga dalam kehidupan kita dapat berkarya serta
melaksanakan tugas dan kewajiban dibidang masing masing. Semoga kita semua selalu
mendapat petunjuk dan perlindungan-Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin-Nya,
Alhamdulillah niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktikum dapat tersusun dengan baik.

Selanjutnya pada kesempatan ini penyusun setulus hati menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada Ibu Dra. Wisnuwati, M.Pd yang telah membimbing dan memberikan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Biologi.

Laporan ini di susun dengan bahasa sederhana berdasarkan berbagai literatur tertentu dengan
tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di bahas. Kendati demikian, tak
ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini terdapat kekurangan
dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
dan sumbangsih untuk kemajuan perkembangan Ilmu Biologi.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cianjur, 16 Januari 2012

PENYUSUN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR______________________________________ i

DAFTAR ISI____________________________________________ ii

BAB I PENDAHULUAN____________________________________ 1

A. Latar Belakang_______________________________________ 1

B. Tujuan Praktikum____________________________________ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA_______________________________ 2

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM___________________________ 4

A. Alat_______________________________________________ 4

B. Bahan_____________________________________________ 4

BAB IV PEMBAHASAN___________________________________ 5

BAB V PENUTUP_______________________________________ 7

A. Kesimpulan_________________________________________ 7

B. Saran_____________________________________________ 7

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Suatu kegiatan belajar mengajar yang merupakan proses pemberian materi atau pengetahuan
yang dilangsungkan dan disampaikan oleh dosen dosen kepada para mahasiswa supaya dapat
mengerti dan memahami materi yang diberikan.

Kegiatan praktikum adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan mahasiswa sebagai
penunjang pembelajaran materi yang diberikan. Praktikum ini diharapkan dapat memungkinkan
mahasiswa agar lebih termotivasi untuk lebih giat belajar.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktek ini adalah agar mahasiswa mengetahui dan dapat mengidentifikasi proses
respirasi pada serangga yang ada di sekitar kita. Mulai dari alat proses terjadinya respirasi, alat
untuk respirasi, hal hal yang dapat mempengaruhi respirasi, dan alat untuk mengukur respirasi
pada hewan serangga yang ada di lingkungan sekitar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan sering di
sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah
berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti
memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam
tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran
(oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi.

Pada hewan hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru
paru, insang atau trakea, sementara pada hewan hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses
pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel sel
tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke
seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk
oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi.

Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan
untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi.
Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses
pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses
respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida
(CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan.
Karena hewan hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus
sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan
disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak.

Untuk bernafas, hewan hewan tertentu memiliki alat pernafasan. Alat alat pernafasan tersebut
berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta
pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan luar. Alat alat pernafasan pada hewan berbeda
beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat
menggunakan paru paru untuk bernafas dan pada kelompok burung, paru paru dilengkapi
dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain menggunakan paru paru juga menggunakan
kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang hidup diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan
dan udang mempunyai insang. Serangga umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea
dan hewan invertebrata yang lain memiliki organ yang berbeda pula.

Alat pernafasan hewan pada dasarnya berupa alat pemasukan dan alat pengangkutan udara.
Apabila alat pemasukan ke dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan oksigen dilakukan dengan
cara difusi, misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen masuk secara difusi melalui
permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam darah, oksigen di ikat oleh
pigmen pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Pada hewan lain,
hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah (eritrosit).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Dalam praktikum ini, kami diberi tugas untuk mengidentifikasi proses respirasi pada serangga
yaitu Belalang serta mengamati proses respirasi dengan menggunakan respirometer. Setelah
belalang tersebut melakukan proses respirasi di dalam respirometer dan terlihat pergerakannya
lalu mencatat proses respirasi tersebut beserta keterangannya serta disusun dalam suatu Laporan
Praktikum.

Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kita menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Setelah apa yang dibutuhkan telah siap maka kita dapat melakukan praktikum dengan pertama
tama menangkap serangga yang akan diamati yaitu Belalang. Kemudian dimasukkan ke dalam
respirometer yang sebelumnya telah di beri Kristal NaOH dan dilapisi oleh kapas. Setelah
dimasukkan ke dalam respirometer kemudian pada sambungan atau tutup respirometer diolesi
vaselin supaya udara dari luar tidak masuk ke dalam respirometer dan setelah itu pada ujung
respirometer ditetesi larutan eosin, kemudian mengamati pergerakan larutaan eosin ke arah
belalang dan mencatat berapa cm per menitnya di lembar praktikum guna bahan menyusun
laporan praktikum.

A. Alat

Respirometer

Alat Penangkap Serangga


Vaselin

Larutan Eosin

Kristal NaOH atau Larutan KOH

Kapas

B. Bahan

Belalang

BAB IV

PEMBAHASAN

Pernafasan pada serangga dilakukan denga menggunakan sistem trakea. Udara keluar dan masuk
tidak melalui mulut melainkan melalui lubang lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubang
lubang pernafasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada masing masing ruas tubuh
terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kira dan sebuah lagi di sebelah kanan. Stigma selalu
terbuka dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang cabang sampai
ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian
menyebar mengikuti trakea dengan cabang cabangnya. Jadi, oksigen diedarkan tidan melalui
darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel sel yang ada disekitarnya. Dengan
demikian cairan tubuh serangga (darah serangga) tidak berfungsi mengangkut udara
pernafasan tetapi hanya berfungsi mengedarkan sari sari makanan dan hormon.

Proses pernafasan serangga terjadi karena otot otot yang bergerak secara teratur. Kontraksi otot
otot tubuh mengakibatkan pembuluh trakea mengembang dan mengempis, sehing udara keluar
dan masuk melalui stigma. Pada saat trakea mengembang, udara masuk melalui stigma,
selanjutnya masuk ke dalam trakea, lalu ke dalam trakeolus dan akhirnya masuk ke dalam sel
sel tubuh. O2 berdifusi ke dalam sel sel tubuh. CO2 hasil pernafaasan dikeluarkan melalui
sistem trakea yang akhirnya dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea mengempis.

Proses dan hasil pengamatan dari praktikum yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut :

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa tidak semua jenis
hewan memiliki sistem respirasi yang sama, alat alat pernapasan dan lain sebagainya yang
sama pula.

Berbeda habitat yang mereka tempati juga mempengaruhi sistem respirasi mereka, walaupun
pada jenis serangga ataupun jenis hewan yang serupa.

B. Saran

Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta
memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna
memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan
praktikum.

BAB I
PEMBAHASAN
I. Judul
- Respirasi pada belalang, jangkrik dan kecoak. Dan Pernapasan mengeluarkan karbon dioksida
II. Tujuan
- Menghitung penggunaan oksigen untuk pernapasan belalang, jangkrik dan kecoak.
- Membuktikan bahwa udara sisa pernapasan yang kita embuskan mengandung karbondioksida.
(karbondioksida dapat dikenali dari reaksinya terhadap air kapur. Air kapur yang jernih menjadi
keruh jika terkena karbondioksida.
III. Kajian Teori
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per
satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi
merupakan proses

ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005).
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O + ATP

(Tobin, 2005).

Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang


dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan
makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang
dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam
bentuk laju konsumsi oksigen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies
hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005).
Respirasi merupakan proses penghasil energi di dalam tubuh makhluk hidup. Selain
dihasilkan energi dihasilkan juga karbon dioksida yang harus dikeluarkan dari tubuh. Proses
respirasi meliputi 4 bagian yaitu:
1. Keluar masuknya udara antara dua organ pernapasan (alveole paru-paru) yang disebut ventilasi
polmonum.
2. Difusi O2 dan CO2 antara udara dan alveole dan dalam darah.
3. Transport O2 dan CO2 dalam darah / cairan tubuh ke dan dari sel.
4. Pengaturan ventilasi dan segi-segui respirasi lainnya.
Dari keempat proses di atas dibedakan menjadi:
1. Respirasi eksternal: meliputi pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di paru-paru antara alveole
dan kapiler darah.
2. Respirasi internal: meliputi pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi di tenunan: semua proses
pertukaran gas antara sel dengan cairan sel disekelilingnya.
Pada manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di dalam paru-paru masih
ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas dikeluarkan secara biasa, maka paru-
paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan mengaluarkan
napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik nafas dalam-dalam, selain
udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut udara komplementer.
Pada serangga sistem trakea merupakan alat untuk mengambil oksigen dari luar,
mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida. Udara masuk ke
trakea dengan cara difusi melalui spirakel atau dibantu oleh ventilasi udara.
Sistem trakea pada belalang cukup khas seperti yang terdapat pada serangga dan serangga
pada umumnya. Trakea-trakea bermula pada lubang-lubang kecil pada eksoskeleton (kerangka
luar) yang disebut spirakel. Pada serangga yang lebih kecil atau kurang aktif masuknya O2
melalui sistem trakea dengan fungsi yang sederhana. Sebaiknya serangga yang berukuran beras
dan aktif seperti belalang dengan gait melakukan pertukaran udara dengan trakeanya.
Kontraksi pada otot belalang memipihkan organ-organ kendur, pernapasan ini dikenal
dengan pernapasan vital paru-paru dan pada titik ekspirasi maksimum kira-kira (udara residu)
tetap ada di paru-paru. Untuk mengerti respirasi hewan maka kita tidak hanya memandang sifat
dari alat pernapasanya saja tetapi mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan respirasi dan
adaptasi terhadap lingkungan berbeda-beda. Bersama dengan fungsi homoiostatik yang lain,
respirasi hewan harus diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan kegiatan pengendalian yang
lain.

IV. Alat dan Bahan


Percobaan 1 :
1 .Alat dan Bahan :
1. Respirometer
2. Kapas
3. NaOH
4. Belalang
5. Kecoak
6. Jangkrik
7. Gelas kimia
8. Pipet
9. Neraca
10. Stopwatch
11. Eosin
12. Air kapur
Percobaan 2 :
2. Alat dan Bahan :
1. Dua buah botol yang bermulut besar, beri tanda botol A dan B
2. Dua buah pipa kaca dengan diameter luar 0,5cm
3. Dua buah selang plastik pendek dengan diameter dalam 0,5cm
4. Dua buah sumbat gabus yang di beri lubang dengan diameter 0,5cm
5. Air kapur yang bening

V. Langkah Kerja
Percobaan 1 :
Rangkailah alat dan bahan
NaOH sebanyak 2gr di bungkus dengan kapas 0,5gr
Sambungan antara pipa dan tabung di olesi sabun colek
Lakukan percobaan dengan menimbang hewan terlebih dahulu
Catat waktu yang diperlukan untuk setiap pergeseran tetesan eosin
Percobaan 2 :
Tuangkan air kapur yang bening ke dalam botol A dan B, masing-masing sampai setengahnya
kemudian tutup dengan gabus.
Masukkan pipa kaca masing-masing pada lubang sumbat gabus botol A dan B sampai pipa kaca
terendam di dalam air kapur. Pasang selang plastik masing-masing pada bagian atas pipa kaca A
dan B. Embuskan udara pernapasan dengan perlahan-lahan melalui selang plastik botol A.
Pompa udara luar agak masuk ke botol B.

VI. Hasil Pengamatan


Percobaan 1 :
Berat belalang Pergeseran eosin waktu
0,05-0,06 1 menit
0,06 2 menit
1,5 gram
0,06 3 menit
O,06 4 menit
0,06-0,07 5 menit

Berat jangkrik Pergeseran eosin waktu


0,05 1 menit
0,05-0,06 2 menit
1,6 gram 0,06 3 menit
O,06 4 menit
0,06 5 menit

Berat kecoa Pergeseran eosin waktu


0,03 1 menit
0,03 2 menit
1,7 gram 0,03 3 menit
O,03-0,035 4 menit
0,035 5 menit

VII. Analisa data


Pada praktikum repirasi kali ini menggunakan serangga (belalang, jangkrik, kecoa) yang
dimasukkan ke dalam respirometer. Serangga ini dimasukkan ke dalam tabung respirometer
kemudian dimasukkan eosin yang berfungsi untuk mengikat O2, namun eosin harus dibungkus
terlebih dahulu dengan menggunakan kapas sebelum dimasukkan ke dalam tabung. Hal ini
dimaksudkan untuk memisahkan serangga dengan zat kimia karena serangga akan mati bila
bersentuhan dengan eosin. Kemudian pada ujung pipa kapiler diberi cairan untuk memisahkan
udara yang ada di dalam tabung dan udara yang ada di luar tabung.
Pernapasan pada serangga dengan menggunakan trakea dimana udara yang ada masuk secara
difusi, penyebab terjadinya difusi pada belalang karena dalam proses respirasi khususnya pada
belalang, O2 agar dapat dipindahkan dari lingkungan ke dalam tubuh melintasi membran
respirasi yang permukaannya pada tiap serangga tidak sama dan juga membran ini mengandung
kapiler, sehingga agar masuk ke dalam tubuh serangga harus melalui mekanisme difusi secara
pasif. Sistem pernapasan trakea pada serangga yaitu udara masuk melalui stigma, dan masuk ke
dalam trakea, terlebih dahulu udara ini disaring oleh rambut-rambut halus yang terdapat pada
stigma sehingga udara dan debu dapat dipisahkan. Karena adanya kontraksi tubuh yang
menjadikan tubuh serangga kembang kempis sehingga pembuluh trakea ikut kembang kempis.
Akibatnya udara dapat beredar keseluruh bagian sel tubuh dan diedarkan oleh trakeolus yaitu
cabang-cabang kecil trakea yang menembus jaringan kecil.
Pada proses respirasi ditandai dengan bergeraknya air pada pipa kapiler. Persamaan reaksi
antara eosin dan CO2 yaitu:
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O

VIII. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah yang menyebabkan terjadinya pergeseran eosin dalam percobaan ini?


= karena hewan bernafas dan membutuhkan oksigen
2. Apa fungsi KOH dalam percobaan tersebut?
= fungsinya untuk mengikat CO2 dari pernafasan hewan dalam tabung
3. Apakah fungsi eosin yang disuntikkan pada pipa respirometer?
= Eosin yang disuntik kedalam pipa respirometer berfungsi untuk mengetahui adanya
penyusutan volum udara dalam tabung tertutup tersebut. Oksigen yang dihirup oleh organisme
dan karbon dioksida yang dilepaskan akan diserap oleh KOH/NaOH sehingga menyebabkan
terjadinya penyusutan volume udara dan eosin yang digunakan berfungsi sebagai penanda
berkurangnya volume udara didalam sistem tertutup tersebut.
4. Apa fungsi oksigen pada respirasi makhluk hidup? Tuliskan persamaan reaksinya
= berfungsi untuk membantu pernafasan
Persamaan reaksi :
2NaOH + CO2 2Na2CO3 + H2O
5. Apakah tanda-tanda yang teramati di tabung respirometer untuk membuktikan dihasilkannya
dalam respirasi?
= Untuk mengamati karbon dioksida dari hasil respirasi, hal ini dapat terlihat dari reaksi
penyerapan oleh KOH menurut persamaan reaksi:
i) KOH(aq) + CO2(g) ---> KHCO3(aq)
ii) KHCO3(aq) + KOH(aq) ---> K2CO3(aq) + H2O(aq)
dari persamaan reaksi diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa akan terbentuk air dari reaksi
penyerapan CO2 oleh KOH tersebut.
6. Apakah tanda-tanda yang teramati di tabung respirometer untuk membuktikan dihasilkannya
energi dalam respirasi?
= Energi diperlukan oleh organisme untuk tetap hidup. Bahkan proses respirasi sendiri
memerlukan energi dalam melaksanakannya. Hal ini tampak jelas pada kecoa, karena kecoa
dapat bergerak didalam tabung yang menunjukkan bahwa kecoa menggunakan energi secara
simultan, yaitu suatu proses dimana kecoa menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses
respirasi sebelumnya.
7. Amati perubahan yang terjadi pada botol A dan B. Samakah sekarang kejernihannya antar
keduanya.? Mana yang lebih jernih? Mengapa bisa terjadi hal demikian?
= Kejernihannya tidak sama. Yang lebih jernih adalah air kapur yang belum ditiupkan
karbondioksida kerena kita bernapas mengeluarkan zat karbon dioksida.
8. Apa fungsi air kapur pada percobaan ini?
= fungsinya yaitu untuk membuktikan bahwa udara sisa pernapasan yang kita hembusan
mengandung karbon dioksida.
Persamaan reaksi :
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O

IX. Kesimpulan

1. Respirasi adalah suatu proses pengambilan oksigen dan CO2 untuk proses pembakaran
(oksidasi).
2. Untuk mempercepat proses respirasi pada percobaan di atas ditambahkan eosin karena
mempunyai kemampuan untuk mengikat CO2.
BAB II
Penutup

Laporan ini didasarkan atas teori dan praktik yang telah dilakukan. Diharapkan laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis dalam penyempurnaan teori dan
pengusaan materi. Semoga apa yang diharapkan penulis dan semua pihak pendukung penulisan
laporan ini dapat sesuai dengan penguasan teori yang diharapkan.
Semoga dengan hasil laporan ini dapat memberikan gambaran tentang para siswa dalam
kegiatan belajar. Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca merupakan modal utama kami untuk
meraih kesuksesan. Akhirnya tiada kata yang paling indah kecuali puji syukur dan terima kasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berjuta nikmat yang tercurah dan masih dapat kita rasakan
sampai saat ini.

Daftar Pustaka

Ibayati, dkk. 1995. Biologi SMU. Ganexa Exact Bandung. Bandung.


Kimbal, J.W. 1992. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Priwirohartono, S dan Suharjono, H. 1996. Sains Biologi 3a. Bumi Aksara. Jakarta
Suntoro, S.S. 1994. Anatomi Hewan Materi Pokok Modul 1-6. Universitas Terbuka. Jakarta.
Susilowarno, Gunawan R., dll, 2007. Biologi SMA untuk SMA/MA Kelas XI .Jakarta: Grasindo.
Wulangi, K.S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. DepDikBud. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Respirometer
http://www.scribd.com/doc/22254139/Lap-Praktek-Bio-Jangkrik
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
RESPIRASI SERANGGA

A. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh berat serangga terhadap laju respirasi.

B. Alat dan Bahan:


1. Respirometer sederhana
2. Neraca
3. Jangkrik
4. Kristal NaOH (KOH)
5. Larutan eosin
6. Plastisin/vaselin
7. Kapas
8. Pipet tetes
9. Stopwatch/ pengukur waktu

C. Cara Kerja
Ciri makhluk hidup antara lain melakukan ekskresi, tumbuh dan berkembang, peka terhadap
rangsang, respirasi, butuh nutrisi, reproduksi, bernafas, dan bergerak. Untuk mengukur kecepatan
respirasi pada serangga dilakukan dengan mengukur oksigen yang diperlukan dalam
pernafasannya. Kecepatan respirasi dinyatakan dengan banyaknya oksigen yang diperlukan
serangga/ jangkrik pada waktu tertentu. Alat dan bahan diatur dalam susunan sebagai berikut:
1. Timbanglah serangga/ jangkrik yang akan dipakai untuk praktikum
2. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di atas
3. Tempatkan pada tempat yang datar
4. Tutuplah sambungan antara pipa dengan bejana agar tidak bocor udaranya
5. Sebelum ujung pipa diberi laruitan eosin, tutuplah dengan jari telunjuk selama 1-2 menit
6. Masukan di ujung pipa berskala larutan eosin, satu tetes
7. Mulai menghitung gerakan eosin setiap 2 menit
8. Hitunglah berapa cc oksigen yang dibutuhkan sesrangga dalam waktu 10 menit
9. Ulangi langkah di atas pada serangga/ jangkrik yang berbeda beratnya.
Objek Pengamatan setiap 2 menit
123
Jangkrik 0,7 gram 9 cm 8 cm 8cm
Jangkrik 1 gram 8 cm 11 cm 12 cm

D. Tugas
1. Tuliskan variabel pada percobaan diatas:
a. Variabel manipulasi :
b. Variabel respon :
c. Variabel control :
2. Hipotesis :
3. Apakah guna NaOH dan KOH dalam percobaan diatas?
4. Apa yang terjadi dengan kedudukan eosin? Jelasakan!
5. Adakah hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan oksigen?
6. Buatlah grafik hubungan antara berat jangkrik dan kebutuhan oksigen!

E. Jawaban
1. (Sudah terisi pada tabel Tugas)
2. Semakin berat tubuh jangkrik, semakin banyak membutuhkan oksigen. Sedangkan semakin
ringan berat tubuh jangkrik semakin sedikit kebutuhan oksigen.
3. Berguna untuk mengikat CO2 agar tidak menganggu jalannya kegiatan respirasi.
4. Ketika jangkrik mulai bernafas di dalam tabung ketika itulah eosin bergerak di dalam tabung
dari titik awal tabung respirometer ke titik akhir sesuai dengan kecepatan bernafasnya jangkrik.
5. Ada. Karena semakin berat tubuh jangrik, akan semakin membutuhkan oksigen. Seperti
halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia akan bernafas cepat.

Praktikum Respirasi Pada Serangga Jangkrik

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas ini. Penulisan laporan ini adalah salah satu usaha saya untuk
memenuhi kriteria penilaian.

Dalam penulisan laporan praktikum ini, mohon maaf bila saya masih banyak kekurangan.
Untuk itu, saya sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran.

Saya mau mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shintia, Ibu Ina dan semua pihak yang
telah membantu hingga laporan ini terselesaikan.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Abstrak
Dalam percobaan ini digunakan KOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar
organisme (jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas dan
pergerakan larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Dalam
percobaan ini digunakan KOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar organisme (jangkrik)
tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas dan pergerakan larutan eosin
benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.
Air kapur yang sudah ada di dalam tabung reaksi, ditiup perlahan-lahan menggunakan
sedotan sehingga lama-kelamaan air akan berubah menjadi keruh. Jika dibiarkan beberapa saat,
akan membentuk endapan kapur.

Bab 1 : Pendahuluan
1. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pasti bernapas, karena bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup.
Bernapas adalah proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara
yang dimasukkan mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung
karbondioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk melakukan proses
respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi. Energi tersebut
digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas kehidupannya.
Pengertian respirasi secara umum merupakan salah satu gejala fisiologis makhluk hidup
untuk memperoleh energi dengan cara pembongkaran sari makanan melalui pengambilan
oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2).
a. Hipotesis
Dalam percobaan ini digunakan KOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar
organisme (jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas dan
pergerakan larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Dalam
percobaan ini digunakan KOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar organisme (jangkrik)
tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas dan pergerakan larutan eosin
benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.
Diperkirakan bahwa jangkrik jantan akan lebih cepat dalam menyerap oksigen
dinbandingkan dengan jangkrik betina. Dan dalam percobaan air kapur, kapur akan mengendap
di dasar permukaan karena terjadci reaksi kimia antara H2O dan air kapur.
b. Tujuan Percobaan
Mengukur kecepatan pernapasan serangga dan membuktikan co2 sisa pernapasan. Untuk
membuktikan bahwa dalam proses respirasi dihasilkan H2O.
c. Tinjauan Literatur
Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) ke dalam
paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) serta uap air
(H2O) yang disebut proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah seluruh proses sejak
pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi.
Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat
berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas
O2 dan gas CO2.
Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :
1. Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi umumnya
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 kalori
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.

2. Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi umumnya
sebagai berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna, karena masih
dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut hanya
terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan
dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada organism
tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya
berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini
terjadi ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih.

Laju respirasi pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan
respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya, bila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi
laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
3. Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10,
dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC,
namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing
spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan
untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju
respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan
yang sedang dalam masa pertumbuhan.
4. Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan
CO2 dari tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang
masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam sistem ini
tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui
stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigma, udara
masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga
bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh
kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

Bab 2 : Prosedur
Percobaan Pertama

1. Membungkus kristal KOH dengan kapas lalu masukan dalam tabung respirometer.
2. Memasukkan serangga ke dalam botol respirometer, kemudian tutup dengan pipa
berskala.
3. Mengoleskan vaselin/plastisin pada celah penutup tabung.
4. Kemudian memasukkan setetes eosin menggunakan pipet.
5. Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada skala setiap 2 menit 10 detik
sampai pipa berskala menunjukan angka 0.9.

Percobaan Kedua
1. Air kapur yang telah disediakan di tiup menggunakan sedotan beberapa saat.
2. Amati yang terjadi.
3. Diamkan beberapa saat sampai terbentuk endapan kapur.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Tabung reaksi
Respirometer
Sedotan
Pipa berskala

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :


KOH
Air kapur
Vaselin
Eosin cair
Tissue

Bab 3 : Hasil dan Pembahasan

Percobaan Pertama
No Percobaan ke 10 s 20 s 30 s 40 s 50 s 60 s 70 s 80 s 90 s
1. 1 (Jangkrik jantan 0.05 0.2 0.27 0.36 0.4 0.45 0.57 0.6 0.62
dan belum selesai
metamorfosisnya)
2 (Jangkrik betina
2. dan belum selesai 0.05 0.12 0.17 0.24 0.3 0.37 0.39 0.4 0.44
metamorfosisnya)
3 (Jangkrik
jantan, belum
3. selesai 0.2 0.25 0.32 0.36 0.4 0.46 0.52 0.56 0.6
metamorfosisnya,
dan lincah)

150 180
100 s 110 s 120 s 130 s 140 s 160 s 170 s 190 s
s s
0.63 0.63 0.68 0.72 0.75 0.77 0.83 0.86 0.9 -
0.48 0.5 0.58 0.62 0.65 0.69 0.74 0.76 0.84 0.9
0.64 0.67 0.72 0.75 0.78 0.86 0.89 0.9 - -

KLASIFIKASI JANGKRIK
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptea
Famili : Gryllidae
Genus : Liogryllus
Spesies : Liogryllus Sp.
Dalam percobaan ini digunakan KOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar organisme
(jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas dan pergerakan
larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. KOH dapat mengikat CO2
karena memiliki rumus reaksi:

KOH + CO2 K2CO3 + H2O

Larutan eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada
repirometer sederhana. Larutan eosin selama percobaan selalu bergerak mendekati botol
respirometer sederhana karena organisme dalam percobaan (jangkrik) dalam respirometer dapat
menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan eosin yang berwarna dapat
bergerak.

Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan adalah respirometer. Respirometer
adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa hewan kecil
seperti serangga. Prinsip kerja respirometer adalah alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa
dalam pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang
dikeluarkan olehnya. Jika organiseme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan
karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka
penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat di amati pada
pipa kapiler berskala.

Seperti hasil yang didapat, jangkrik jantan (lebih besar dari jangkrik betina) lebih banyak
mengkonsumsi oksigen dilihat dari rata-rata konsumsi oksigen. Sedangkan untuk jangkrik betina
mengkonsumsi oksigen lebih lambat dari jangkrik jantan. Hal ini membuktikan bahwa jenis
kelamin mempengaruhi laju pernapasan pada hewan. Selain itu faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem respirasi adalah : berat tubuh, aktivitas tubuh, suhu tubuh, dan usia.

Percobaan Kedua
Air kapur yang sudah ada di dalam tabung reaksi, ditiup perlahan-lahan menggunakan sedotan
sehingga lama-kelamaan air akan berubah menjadi keruh. Jika dibiarkan beberapa saat, akan
membentuk endapan kapur. Hal ini disebabkan karena air kapur yang telah diberi CO2 akan
terjadi reaksi : Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O. Fungsi air kapur pada percobaan tersebut
adalah membuktikan bahwa gas yang kita hembuskan adalah CO2. Air kapur akan bereaksi
dengan CO2 membentuk butiran kapur. Jika kita membiarkan air kapur itu dalam beberapa saat,
kita akan mendapatkan sedikit endapan kapur dari butiran kapur yang mengendap karena
pengaruh gravitasi.

Kesimpulan
Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh dan jenis kelamin mempegaruhi laju
pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya.
Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak sebagaimana
mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas yang berkemungkinan
banyak melakukan pergerakkan, sehingga membutuhkan banyak oksigen. Hal ini menunjukan
bahwa, setiap mahluk hidup membutuhkan oksigen.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI


Respirasi Serangga

1. Judul : Respirasi Serangga

Tujuan : Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap laju respirasi serangga.

3. Dasar Teori:
Ciri makhluk hidup antara lain melakukan ekskresi, tumbuh dan berkembang, peka
terhadap rangsang, respirasi, butuh nutrisi, reproduksi, bernafas, dan bergerak. Untuk mengukur
kecepatan respirasi pada serangga dilakukan dengan mengukur oksigen yang diperlukan dalam
pernafasannya. Kecepatan respirasi dinyatakan dengan banyaknya oksigen yang diperlukan
serangga/ jangkrik pada waktu tertentu.

4. Alat dan Bahan


1) Respirometer sederhana
2) Neraca
3) Jangkrik
4) Kristal NaOH dan KOH
5) Larutan eosin
6) Plastisin/vaselin
7) Tissue
8) Pipet tetes
9) Stopwatch/ pengukur waktu

5. Langkah kerja:
1. Timbang jangkrik yang akan dipakai untuk praktikum
2. Susunlah alat dan bahan
3. Tempatkan pada tempat yang datar
4. Oleskan vaselin pada sambungan pipa dan bejana
5. Tutup sambungan antara pipa dengan bejana agar tidak bocor udaranya
6. Masukan satu tetes larutan eosin ke ujung pipa berskala
7. Hitung gerakan eosin setiap 1 menit
8. Hitunglah berapa cc oksigen yang dibutuhkan sesrangga dalam waktu 5 menit
9. Ulangi langkah di atas pada serangga/ jangkrik yang lain

6. Hasil pengamatan:
Berat Jangkrik Menit
No. Rata-rata
(gram) 1 2 3 4 5
1 1,6 8 strip 6 strip 6 strip 6 strip 3 strip 5,8 strip
2 2,4 5 strip 6 strip 4 strip 3 strip 3 strip 4,2 strip
3 2,4 11 strip 9 strip 7 strip 4 strip 4 strip 7 strip

7. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan pernapasan pada
jangkrik yaitu;
1. Jangkrik bernafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
2. Fungsi dari KOH dan NaOH dalam percobaan adalah untuk mengikat gas buangan
karbondioksida dari pernafasan jangkrik.
3. Fungsi eosin pada percobaan yaitu sebagai petunjuk laju kecepatan pernafasan.
4. Faktor faktor yang mempengaruhi pernafasan pada jangkrik adalah ukuran atau berat
badan tubuh jangkrik, ketersediaan oksigen yang cukup dalam ruangan (respirometer), suhu
ruangan.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh. Hewan memiliki
alat-alat pernapasan yang berbeda-beda. Mamalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki saluran pernapasan
berupa paruparu. Cacing (Annelida) dan Amphibia memiliki kulit yang berfungsi juga sebagai tempat
pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang berada di lingkungannya (air) dengan menggunakan
sistem insang. Sebagian besar Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki sistem saluran
pernapasan. Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme
pernapasan yang dimiliki oleh setiap makhluk.

Respirasi eksternal (bernapas) meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 serta uap air.
Pernapasan merupakan pertukaran gas antara organism dan lingkungannya. Pernapasan internal
(pernapasan selurel) terjadi didalam sel. Secara garis besar, pernapasan merupakan pemecahan glukosa
dengan bantuan enzim-enzim untuk menghasilkan energi. Kelompok hewan darat yang termasuk
Artropoda, misalnya serangga system pernapasan berupa system pembuluh trakea. Trakea merupakan
pembuluh udara yang bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh udara yang halus ke seluruh
bagian tubuh. System trakea tidak mengandalkan para peredaran mentranspor oksigen dari pertukaran
gas di permukaan tubuh sel-sel tubuh, sehingga oksigen tidak diedarkan melalui darah. Pada sepanjang
kedua sisi tubuh serangga terdapat lubang-lubang kecil disebut stigma, yang merupakan muara
pembuluh-pembuluh trakea yang selalu terbuka. Jadi, udara keluar masuk melalui stigma sebagai lubang
pernapasan.

Serangga bernapas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke
pembuluh trakea melalui lubang kecil setiap ruas-ruas tubuh yang disebut stigma atau spirakel. Udara
dari spirakel melewati trakea, menujuke trakeol dan trakeolus. Trakeolus berukuran halus yaitu, 0,1
nano meter, ujungnyaa berbatasan dengan sel-sel tubuh, sehingga langsung terjadi difusi gas.

Dengan adanya uraian tentang repirasi maka kami pun melakukan uji pratikum untuk melihat
respirasi pada hewan.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui kecepatan respirasi pada serangga.

2. Mengetahui faktor-fakror yang mempengaruhi laju reaksi respirasi pada serangga

1.2 WAKTU DAN TEMPAT


Laboratorium biologi SMA Negeri 3 Banjarbaru, 28 Februari 2013
Pukul 12.45 s/d selesai.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI RESPIRASI


Respirasi adalah suatu proses katabolisme, yaitu proses pembebasan energi kimia yang diperoleh
dari pemecahan senyawa organik menjadi dan O yang terkandung dalam senyawa organic pada sel
hidup yang berguna untuk berbagai aktivitas tubuh. Pernapasan atau respirasi dapat juga dikatakan
proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya,
maksudnya adalah menganbil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Untuk hewan yang berukuran
kecil, misalnya pada serangga, pertukaran gas dilakukan dengan menggunakan trakea, sehingga disebut
sistem pembuluh trakea. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O + ATP

2.2 RESPIRASI PADA SERANGGA

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari
tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yangmasuk ke seluruh
jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam sistem ini tidak membutuhkan
bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang
terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigma, udara masuk ke pembuluh trakea yang
memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas
sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi
makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan
memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui
jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi
oksigen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies
hewan, ukuran badan, dan aktivitas. Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer
Scholander.
Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi
oksigennya. Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen hewan yang berukuran kecil
seperti serangga atau laba-laba.
Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan-hewan
seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer,tabung spesimen, dan tabung kontrol.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Dalam praktikum ini, kami diberi tugas untuk mengidentifikasi proses respirasi pada serangga yaitu
Belalang dan jangkrik serta mengamati proses respirasi dengan menggunakan respirometer. Setelah
belalang dan jangkrik tersebut melakukan proses respirasi di dalam respirometer dan terlihat
pergerakannya lalu mencatat proses respirasi tersebut beserta keterangannya serta disusun dalam
suatu Laporan Praktikum.

Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kita menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:

3.1 ALAT DAN BAHAN:

1. Pipet
2. Kapas
3. Plastisin
4. Stopwatch
5. Respirometer
6. Eosin secukupnya
7. Kristal NaOH
8. Satu ekor jangkrik
9. Satu ekor belalang

3.2 PROSEDUR KERJA

1. Bungkuslah NaOH Kristal menggunakan kapas dan masukkan ke dalam tabung respirometer.
2 .Selanjutnya, masukkan jangkrik tersebut ke dalam tabung respirometer. Tutup rapat tabung
respirometer dengan pipa kapiler berskala. Oleskan plastisin/vaselin di sekitar sambungan untuk
mencegah terjadi kebocoran pada sambungan antara tabung respirometer dengan pipa kapiler berskala.

3. Tutup pipa kapiler dengan ujung jari selama 2-3 menit. Segera setelah ujung jari di lepaskan teteskan
eosin secukupnya pada ujung pipa kapiler berskala dengan menggunakan pipet (hati-hati jangan sampai
eosin tersedot keluar dari pipa berskala tersebut). Usahakan cairan eosin menutup ujung pipa kapiler.

4. Amati perubahan kedudukan eosin setiap satu menit selama lima menit pada pipa kapiler berskala.
Catatlah hasil pengamatan anda.

5. Ulangi cara kerja di atas, menggunakan hewan belalang. Jangan lupa bersihkan eosin yang terdapat di
dalam tabung respirometer pada percobaan sebelumnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Hasil pengamatan dari praktikum yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut:

Jarak yang Ditempuh Skala yang Ditempuh (cm)

Eosin Menit ke . Jangkrik Belalang

1 0,08 0,08

2 0,19 0,16

3 0,28 0,21

4 0,38 0,26

5 0,44 0,3

4.2 PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, peristiwa yang membuktikan bahwa jangkrik dan belalang

bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan ditunjukan adanya pergerakkan eosin kearah

tabung specimen ( ke dalam) karena adanya penyusutan volume udara dalam tabung tertutup tersebut.

Oksigen dihirup oleh jangkrik dan belalang, kemudian karbondioksida yang dikeluarkan diserap

oleh Kristal NaOH. Begitu terus menerus sehingga udara dalam tabung berkurang dan eosin bergerak ke

dalam. Jadi zat yang berperan dalam pembuktian tersebut adalah eosin yang mengalami pergerakan

kearah tabung. Kemudian bisa dilihat dari pebedaan skala waktu yang ditempuh per satuan menit

ditunjukkan bahwa belalang lebih cepat menghirup Kristal NaOH. Dari bentuk tubuhnya, belalang yang

dijadikan praktikum ini adalah belalang yang terbilang cukup besar.sedangkan untuk jangkriknya ukuan

sedang. Sehingga ukuran badan sanatlah berpengaruh dalam proses respirasi pada serangga.

4.3 PERTANYAAN DAN DISKUSI

Petanyaan

1. Apa fungsi penambahan NaOH pada percobaan tersebut?


2. Apa fungsi cairan eosin pada percobaan tersebut?

3. Mengapa terjadi perbedaan perbandingan jarak yang di tempuh eosin antara jangkrik dan
belalang?

4. Apa hubungan berat badan serangga dengan kebutuhan oksigen untuk respirasinya?

Jawaban:

1. Untuk mengikat CO2 agar jangkrik tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah bernapas.
Kristal NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat hidroskopis.

2. Untuk mengetahui seberapa cepat oksigen berkurang dalam tabung yang berisi NaOH dan
serangga

3. Karena perbedaan struktur organ, pengaturan fungsi, jalur (tahapan) metabolisme, dan perbedaan
berat antara belalang dan jangkrik

4. Dengan berat tubuh lebih besar membutuhkan energi yang relative lebih besar. Oleh karena itu
semakin berat tubuh jangkrik, semakin banyak membutuhkan oksigen, sedangkan semakin ringan berat
tubuh jangkrik semakin sedikit kebutuhan oksigen.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari percobaan kelompok kami lakukan dapat di simpulkan beberapa hal terkait dengan
pernafasan pada jangkrik yaitu;

1. Jankrik bernafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.


2. Fungsi dari KOH dalam percobaan adalah untuk mengikat gas buangan karbondioksida dari pernafasan
jangkrik.
3. Fungsi eosin pada percobaan sebagai petunjuk laju kecepatan pernafasan.
4. faktor faktor yang mempengaruhi pernafasan pada jangkrik dan belalang adalah ukuran atau berat
badan tubuh jangkrik dan belalang, ketersediaan oksigen yang cukup dalam ruangan (respirometer),
suhu ruangan.

5.2 SARAN

Keberhasilan percobaan/eksperimen ini tergantung tergantung pada bocor tidaknya alat.


Disarankan hubungan antara tabung dan bagian berskala diolesi dengan vaselin lalu diputar-
putar.
Perubahan suhu udara (bila menjadi panas) menyebabkan titik air yang sudah bergerak ke arah
tabung dapat bergerak kembali ke arah luar. Oleh karena itu sebaiknya percobaan diadakan
dalam waktu perubahan suhu tidak besar. Sebaliknya bila suhu menurun, tetes air cepat
bergerak ke arah tabung spesimen.
Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan KOH yang biasanya
meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang bersih dan tabung tertutup,
maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi, karena merekat oleh KOH.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri I, dkk., 2003. Biologi Jilid 2B untuk SMA Kelas IX Semester 2. Jakarta : Erlangga

http://agifebrian.blogspot.com/2013/03/laporan-praktikum-respirasi-jangkrik.html

http://wikispot-wikispot.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-respirasi-hewan.html

http://anamarutti.blogspot.com/2012/04/pembahasan-praktikum-respirasi-pada.html

http://hasyaaghnia.blogspot.com/2013/03/biologi.html
Praktikum Respirasi pada Serangga
Posted by Dosso Sang Isahi On 0 comments
Berikut ini adalah contoh praktikum respirasi pada serangga. Pada praktikum kali ini
digunakan jangkrik sebagai sampel percobaan dengan menggunakan respirometer sederhana.
Tujuan percobaan

Mengetahui banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh serangga (jangkrik)


Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada serangga (jangkrik) Dasar teori
Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan gas CO2
berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat pernafasan
dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan
pertukaran gas O2 dan CO2.
Alat pernafasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea memanjang dan bercabang-
cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini
tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma,
yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya udara
masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya
pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Alat dan bahan

Respirometer sederhana dengan pipa berskala


Stopwatch
Pipet tetes
Kapas
Plastisin
Eosin
Jangkrik
Kristal KOH/NaOH

Cara kerja

Siapkan alat dan bahan dan susunlah instrumen seperti gambar di atas, caranya sebagai berikut:

1. Bungkus Kristal KOH/NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung


respirometer
2. Kemudian masukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer
3. Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak
ada udara yang masuk dan keluar
4. Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
5. Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (2 menit, 4 menit,
6 menit, 8 menit, 10 menit)

Hasil Pengamatan
Semisal hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan adalah sebagai berikut:

Pertanyaan
Apakah fungsi eosin?
Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik)
pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam
respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer.
Bagaimana cara mengukur volume oksigen yang dihirup jangkrik?
Dengan melihat skala pada pipa respirometer. Volume dihitung berdasarkan selisih posisi awal
eosin dengan dengan posisi terakhir eosin pada pipa berskala, dan dihitung per satuan waktu
(menit)
Apakah fungsi dari kristal KOH/NaOH?
Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam
respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap
dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa
diukur. Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH
dengan CO2, sebagai berikut:

(i) KOH + CO2 KHCO3


(ii) KHCO3 + KOH K2CO3 + H2O

Pada percobaan ini faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respirasi pada serangga?
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi diantaranya:

Berat tubuh, Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
Ukuran tubuh, Makin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen makin banyak.
Kadar O2, Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai
kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
Aktivitas, Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin
tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasannya
semakin cepat.

Tips dan trik


Seringkali siswa telah melakukan prosedur sesuai petunjuk yang diberikan, namun ternyata
hasilnya bisa berbeda dengan teorinya. Berikut ini tip dan trik agar praktikum respirasi pada
serangga ini berhasil dengan bagus.

Gunakan sampel hewan (jangkrik) dengan ukuran tubuh/berat lebih besar. Tubuh/berat
lebih besar membutuhkan oksigen lebih banyak sehingga gerakan eosin lebih mudah
diamati.
Tambahkan KOH/NaOH lebih banyak agar mengikat CO2 lebih cepat.

You might also like