You are on page 1of 42

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

HIPERTENSI

Oleh
Ardiansyah
H1A 012 007

Pembimbing Fakultas
dr. Ika Primayanti, M.Kes
dr. Mayuarsih Kartika
dr. I Gusti Ngurah Agung Ariawan

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT
2017
BAGIAN I
KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

A. Pendahuluan
Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi perubahan pola
penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif) seperti
penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak terjadi di
masyarakat. Penyakit-penyakit diatas digolongkan kedalam penyakit tidak menular
yang frekuensi kejadiannya mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi,
perubahan pola makan, gaya hidup serta kemajuan ekonomi bangsa.1
Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian
pada tahun 2005 (WHO), dan 80% kematian tersebut terjadi di negara-negara yang
berpendapatan rendah dan menengah akibat penyakit jantung dan pembuluh darah
(30%), penyakit pernapasan kronik dan penyakit kronik lainnya (16%), kanker (13%),
cedera (9%), dan diabetes mellitus. PTM seperti hipertensi, stroke, kanker, diabetes
mellitus, penyakit paru kronik obstruktif, dan cedera terutama di negara berkembang,
telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula pada
peningkatan angka kematian dan kecacatan.2
Hipertensi adalah suatu penyakit yang kronis dimana tekanan darah meningkat di
atas tekanan darah normal. The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)
menyatakan bahwa seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolic 90 mmhg atau lebih. Hipertensi adalah
faktor risiko keempat dari enam faktor risiko terbesar penyebab penyakit
kardiovaskular.3
Prevalensi hipertensi terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti
merokok, inaktifitas fisik dan stres psikososial. Data World Health Organization
(WHO), tahun 2000 menunjukkan sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk
diseluruh dunia menderita hipertensi. Sebanyak 333 juta (proporsi 34,26%) berada di

2
negara maju dan 639 juta (65,74%) berada di negara berkembang termasuk
Indonesia.2,3
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan
prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dari 96 per 1000 penduduk
pada tahun 1995 menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001. Prevalensi
hipertensi pada golongan umur diatas 25 tahun meningkat dari 8 % pada tahun 1995
menjadi 28 % tahun 2001.2
Berdasarkan Riskesdas NTB 2015 dilaporkan bahwa prevalensi hipertensi di NTB
berdarsarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 32,4% dan lebih tinggi dari angka
nasional (26,7%), sementara berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat
hipertensi prevalensinya adalah 6,7%. Prevalensi hipertensi tertinggi menurut
diagnosis dan riwayat pengobatan ditemukan di Kabupaten Lombok Tengah sedangkan
terendah di Kota Mataram. Prevalensi hipertensi di Lombok Barat berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah adalah 32,3%. Berdasarkan data mengenai 10 penyakit
terbanyak di Puskesmas Gunungsari pada tahun 2016, hipertensi menduduki peringkat
ke 1 dengan jumlah 1031 kasus. Hal inilah yang mendasari penulis dalam mengambil
kasus pada laporan ini.3,4

3
B. Identitas Pasien

Pasien Keterangan
Nama Ny.N
Umur / tgl. 40 tahun
Lahir
Alamat Gunung Sari
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pedagang
Kedatangan I Ini merupakan kedatangan yang pertama dalam
yang ke bulan ini untuk keluhan nyeri tengkuk yang
dialami sejak 2 hari yang lalu dan kontrol
penyakit hipertensi yang diketahuinya sejak 6
tahun terakhir (kehamilan anak ketiganya).
Telah diobati Ya Diagosis sebelumnya hipertensi
sebelumnya
Alergi obat Tidak
terdapat
riwayat alergi
Sistem BPJS Mandiri
pembayaran

4
BAGIAN II

IDENTITAS KELUARGA YANG DISERTAI GENOGRAM

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga dari Ny.N Keluarga
ini merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas lima orang yaitu Ny.N
sendiri, suaminya Tn. F, dan tiga orang anaknya. Berikut ini adalah identitas anggota
keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama:

Data Anggota Keluarga:

Tabel 1. Data identitas keluarga


Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny.N Istri/pasien
Umur 40 tahun
Alamat Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pedagang
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn.F Suami/Kepala Keluarga
Umur 43 Tahun
Alamat Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan MA
Pekerjaan Pengrajin bambu
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. K Anak pertama. Anak pertama pasien
tidak ada di rumah karena bekerja.
Umur 23 tahun
Alamat Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Swasta
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. K Anak kedua. Anak kedua pasien tidak
ada di rumah karena bekerja.
Umur 16 tahun
Alamat Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Swasta
Status Belum Menikah
Status Pelajar SMA
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. A Anak ketiga.
Umur 7 tahun
Alamat Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status Belum Menikah

6
GENOGRAM KELUARGA PASIEN
Keluarga Ny.N secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut :

Keterangan:

: Laki-LakI

: Perempuan

: Pasien

: tinggal serumah

7
BAGIAN III
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal keluarga Ny. N diambil saat kunjungan pertama ke rumah
keluarga binaan (tanggal 23 Oktober 2017).

Usia BB/TB Keluhan Status gizi Tanda vital


Ny. N 40 th 57 kg/158 Nyeri BMI: 23 TD: 130/90
cm tengkuk (normal) mmHg
berulang N: 80 x/mnt
RR: 18 x/mnt
Temp:
36,5C
Tn.F 43 th 67 kg/165 Pegal pada BMI: 24,5 TD: 120/80
cm badan (normal) mmHg
N: 84x/mnt
RR: 20x/mnt
Temp:
36,7C
An.A 7 tahun 20 kg/120 - BMI: 23 TD: 110/70
cm (normal) N : 88x/menit
RR:
22x/menit
Temp: 36,5
C
BAGIAN IV
DATA MEDIS

Anamnesis
Keluhan utama : Sakit Kepala

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Lansia Puskesmas Gunungsari untuk mengontrol tekanan


darah tingginya. Pasien mengeluh sakit kepala sejak dua hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan rasa berat pada tengkuk bersamaan dengan sakit kepala. Pasien mengaku
sakit kepalanya terasa diseluruh kepala seperti ditusuk-tusuk. Mual, muntah, berdebar-
debar dan pengelihatan kabur disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengetahui dirinya memiliki tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu
namun tidak rutin kontrol berobat ke Puskesmas. Riwayat penyakit jantung, sesak dan
kencing manis disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengaku saudara kandung pasien memiliki riwayat serupa.

Riwayat Pengobatan

Pasien selama ini mengkonsumsi kaptopril sekali sehari, namun pasien tidak
rutin mengkonsumsi obatnya.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Pasien tinggal dirumah bersama suami dan anak ketiganya. Pasien merupakan
keluarga dengan status ekonomi menengah, dengan penghasilan kurang lebih
Rp.3.500.000/bulan (pendapatan suami dan pasien). Suaminya seorang pengrajin
babmbu yang memiliki mebel.. Anak-anaknya berjumlah tiga orang. Anak pertama dan
kedua laki-laki tidak tinggal serumah dengan orang tua karena melanjutkan bekerja,
anak ketiga masih SD kelas 1.

Rumah Ny N memiliki halaman yang sempit di depannya.Luas rumah


kira-kira 175 m2 dan menghadap keutara. Rumah Ny.N berlantai keramik dan
beratapkan genteng. Rumah berdinding tembok batako dan beton yang sudah diplester
dan di cat. Langit-langit rumah juga telah diplester dan dicat. Rumah ini terdiri atas 2
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang keluarga, dapur, teras, dan ruang tamu. Ukuran
kamar yakni 3 m x 3 m, didalam masing-masing kamar terdapat sebuah kasur, lemari,
dan sebuah meja.

Pada bagian kamar mandi, dindingnya adalah tembok. Rumah tersebut


memiliki jendela, masing-masing kamar memiliki jendela, ruang tamu juga memiliki
jendela. Ukuran jendela adalah 1 x1 meter, diatas setiap jendela terdapat ventilasi
dengan panjang 1 m dan lebar 30 cm. Ventilasi tersebut ditutupi jaring-jaring. Akses
masuk ke dalam rumah melalui 2 pintu yakni pintu depan dan pintu samping yang
keduanya adalah pintu kayu. Untuk masing-masing kamar dan dapur, pintu berasal dari
pintu kayu.
Keluarga pasien menggunakan kamar mandi yang sumber airnya dari PDAM.
Air dari PDAM tersebut juga digunakan untuk memasak, mencuci pakaian dan
mencuci piring. Untuk keperluan minum, keluarga pasien biasa meminum air galon isi
ulang. Pasien memasak menggunakan kompor gas. Kondisi dapur kurang bersih dan
kurang terawat.

10
Pasien mengaku dirinya sulit dalam mengatur pola makan. Pasien sering
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti jeroan, hati sapi, usus sapi dsb.
Suami pasien juga mengatakan bahwa tidak pernah melakukan penakaran garam dan
penyedap yang digunakan dalam memasak makananannya sehari-hari. Pasien
mengatakan bahwa dirinya jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Pasien
juga mempunyai kebiasaan merokok setiap harinya. Dalam sehari, pasien bisa
menghabiskan hingga 1-2 bungkus rokok. Pasien juga tidak rutin berolahraga.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB : 73 kg
TB : 165 cm
Status Gizi : Obesitas I

Vital Sign :
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,20 C

Kepala - Leher
Kepala : Normocephali, rambut lurus, sedikit beruban
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT : Otorhea (-), rinorhea (-), faring hipemis (-), tonsil eutrofi
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Fremitus raba simetris, thrill (-)

11
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
Paru : Vesikuler seluruh lapang paru, wheezing (-), rhonki (-)
Jantung : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : Distensi (-), massa (-), scar (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), H/R/L tak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), deformitas (-)

Pemeriksaan Penunjang
(-)

Diagnosa Kerja
Hipertensi grade I

Terapi
Captopril 25 mg 1x1

PCT 3x1 (prn)

Prognosis
Dubia ad bonam

Konseling
Konseling yang diberikan pada pasien dan keluarga:
- Membatasi konsumsi garam (1/4-1/2 sdt/hari), menghindari makanan tinggi
lemak seperti jeroan.
- Mengurangi secara perlahan jumlah rokok yang dihisap perhari.
- Perbanyak konsumsi sayur dan buah (3-5 porsi/hari)

12
- Rutin berolahraga (misal: jalan pagi), 3-5x seminggu selama 30 menit.
- Rutin meminum obat hipertensi dan kontrol secara berkala.

13
BAGIAN V
KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA

A. Keadaan Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Keluarga Ny.N tinggal di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat. Tempat


tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal sendiri. Lokasinya berada di sebelah
selatan jalan besar. Disana terdapat beberapa rumah yang merupakan rumah milik
tetangga Ny.N. Rumah Ny N memiliki halaman yang sempit di depannya.Luas rumah
kira-kira 175 m2 dan menghadap keutara. Rumah Ny.N berlantai keramik dan
beratapkan genteng. Rumah berdinding tembok batako dan beton yang sudah diplester
dan di cat. Langit-langit rumah juga telah diplester dan dicat. Rumah ini terdiri atas 2
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang keluarga, dapur, teras, dan ruang tamu. Ukuran
kamar yakni 3 m x 3 m, didalam masing-masing kamar terdapat sebuah kasur, lemari,
dan sebuah meja.

Pada bagian kamar mandi, dindingnya adalah tembok. Rumah tersebut


memiliki jendela, masing-masing kamar memiliki jendela, ruang tamu juga memiliki
jendela. Ukuran jendela adalah 1 x1 meter, diatas setiap jendela terdapat ventilasi
dengan panjang 1 m dan lebar 30 cm. Ventilasi tersebut ditutupi jaring-jaring. Akses
masuk ke dalam rumah melalui 2 pintu yakni pintu depan dan pintu samping yang
keduanya adalah pintu kayu. Untuk masing-masing kamar dan dapur, pintu berasal dari
pintu kayu. Kondisi di dalam rumah Ny.N sedikit gelap, setiap ruangnya dipakaikan
lampu penerangan. Kebutuhan air bersih sehari-hari diperoleh melaluiair keran dari
PAM. Air yang digunakan untuk minum dimasak terlebih dahulu menggunakan
kompor gas. Untuk mandi pasien menggunakan air yang berasal dari air keran dari
PAM yang langsung terdapat di kamar mandi keluarga Ny.N. Untuk BAB, pasien
biasanya menggunakan kamar mandi yang terdapat di rumahnya. Untuk sehari-hari
pasien memasak, jika memasak, ia memakai kompor gas dan ventilasi asap langsung
ke ventilasi dapur.

Halaman rumah Ny.N digunakan sekaligus sebagai mebel tempat menjual


kerajinan suaminya dan tempat toko kelontong ia berjualan. Sebelah belakang rumah
merupakan sungai. Sebelah barat dan timur rumah Ny N adalah rumah tetangga-
tetangganya sedangkan sebelah utara adalah jalan raya.
Pasien tinggal dirumah bersama suami dan anak ketiganya. Pasien merupakan
keluarga dengan status ekonomi menengah, dengan penghasilan kurang lebih
Rp.3.500.000/bulan (pendapatan suami dan pasien). Suaminya seorang pengrajin
babmbu yang memiliki mebel.. Anak-anaknya berjumlah tiga orang. Anak pertama dan
kedua laki-laki tidak tinggal serumah dengan orang tua karena melanjutkan bekerja,
anak ketiga masih SD kelas 1. Untuk kasus yang berkaitan dengan kesehatan, keluarga
ini biasanyaberobat langsung ke Puskesmas Gunung Sari.

15
DENAH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TN. N.G

U
Dapur

Halaman +
bengkel tempat
K. membuat kerajinan
Mandi bambu

Ruang
K. Tidur Tamu sumur
7
m

K. Tidur
Toko

Halaman + Meubel

16
17
18
19
MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

B. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua
terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan dalam keluarga Ny.N tersebut beserta dengan kemungkinan
penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No. Anggota Masalah Kemungkinan Penyebab Masalah Keterangan


Keluarga Kesehatan Kesehatan

1. Ny.N Hipertensi Riwayat penyakit hipertensi pada Masalah


orang tua pasien. diketahui
saat
Usia
kunjungan
Pasien mengaku tidak pernah pertama
berolahraga karena tidak memiliki
waktu

Kebiasaan minum kopi 2x/hari .

2. Tn.F Hipertensi Memiliki riwayat hipertensi pada Masalah


keluarga diketahui
Hiperkolest
rolemia saat
Usia
kunjungan
Tn.F juga mengkonsumsi kopi 2x pertama dan
sehari yakni pagi dan sore hari kedua
bersama-sama dengan istrinya

20
Tn.F tidak pernah berolahraga.

Pasien merokok sekitar 7 batang


per hari sejak masih muda.

Apabila dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan


yang dialami oleh anggota keluarga Ny.N di atas terkait dengan determinan kesehatan
yang ada yaitu aspek biologis dan aspek perilaku/gaya hidup dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Ny.N

Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama


terkait pada perilaku atau gaya hidup danaspek biologis.

2. Tn.F

Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama


terkait pada perilaku atau gaya hidup dan aspek biologis.

6.2 Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

No. Anggota Masalah Rencana Upaya


Keluarga Kesehatan Intervensi
1. Ny.N Hipertensi mengurangi kebiasaan minum kopi secara
bertahap
Menganjurkan agar pasien berolahraga paling
tidak 30 menit setiap hari.Misalnya dengan
berjalan-jalan pagi atau sore disekitar rumah
selama minimal 30 menit setiap hari.

21
Menyarankan untuk mulai mengatur pola
makan dengan baik, misalnya dengan
mengurangi makanan yang tinggi natrium
seperti garam, MSG, makanan kaleng atau
makanan yang diawetkan, makanan bersantan,
berlemak, mengurangi daging merah dan
makanan berminyak.
Penyuluhan kepada yang bersangkutan
mengenai faktor resiko, penyebab dan
komplikasi dari hipertensi.
Rajin mengukur tekanan darah di puskesmas
setiap obat akan habis
Meminta pasien saling mengingatkan dengan
suaminya untuk menjaga pola makan, selalu
minum obat hipertensinya, dan kontrol ke
puskesmas atau klinik terdekat untuk tekanan
darah dan keluhan kesehatannya.
2. Tn.F Hipertensi Menyarankan untuk mengurangi rokok secara
Hiperkolestero bertahap hingga dapat berhenti merokok dan
lemia mulai mengatur pola makan dengan baik,
karena istri yang memasak makanan sehari-
hari di rumah misalnya dengan mengurangi
garam menjadi tidak lebih dari sendok teh
perhari, MSG, makanan yang diawetkan dan
siap saji, makanan bersantan, berlemak,
mengurangi daging merah dan makanan
berminyak.

22
Penyuluhan kepada yang bersangkutan
mengenai faktor resiko, penyebab dan
komplikasi dari hipertensi.
saling mengingatkan dengan istri untuk
menjaga pola makan, selalu minum obat
hipertensinya, dan kontrol ke puskesmas atau
klinik terdekat untuk tekanan darah dan
keluhan kesehatannya.

6.3 Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Ny.N bila terdapat
anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan ke Puskesmas Gunungsari.
Terkadang ke puskesmas jika ingin mengontrol kesehatan dan terdapat masalah
kesehatan yang ringan. Selama ini, Ny.N tidak selalu mengontrol tekanan darah
tingginya ke puskesmas, pasien hanya berobat ke puskesmas bila terdapat keluhan.
Suami pasien tidak pernah mengontrol tekanan darahnya di puskesmas karena tidak
ada keluhan.

23
BAGIAN IV
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
Kerangka Konsep Masalah Pasien

BIOLOGIS

Usia
Keturunan dengan
riwayat HT

PERILAKU LINGKUNGAN

GAYA HIDUP Pasien sering


menyiapkan
Kebiasaan minum makanan yang
kopi 2 gelas/hari tinggi natrium
Kebiasaan HIPERTENSI untuk menambah
mengkonsumsi rasa makanan
makanan dengan Pasien juga sering
kadar natrium memasak masakan
tinggi yang digoreng

AKTIVITAS

Aktivitas yang PELAYANAN


dilakukan pasien
kebanyakan adalah
KESEHATAN
duduk. Pasien tidak
pernah berolahraga

Obat hipertensi yang diberikan di


puskesmas hanya cukup untuk 5 hari
Program Posbindu dan Prolanis di
Puskesmas Gunung Sari sudah berjalan
baik, hanya saja untuk usia yang masih
aktif bekerja seperti pasien sering tidak
mendapat penyuluhan
24
7.2 Nilai Fungsi Dalam Keluarga

Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
a. Fungsi afektif
Dalam keluarga Ny.N sendiri, hubungan individu dengan suaminya terjalin
harmonis, hubungan dengan anak-anaknya terjalin baik.
Fungsi afektif keluarga ini sudah baik.
b. Fungsi sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ny.N bersosialiasi dengan baik dengan
tetangga di sebelah barat dan timur rumah hal ini terbukti dari tetangga yang
tinggal di lingkungan tempat tinggal Ny.N, mengetahui Ny.N, dan anak-
anaknya. Anak kedua Ny.N juga memiliki banyak teman di sekolahnya maupun
anak-anak sebayanya disekitar rumah.
Fungsi sosial keluarga ini sudah baik.
c. Fungsi Reproduksi
Sejak menikah , Ny.N dikaruniai 3 orang anak.. Setelah persalinan terakhir
Ny.N menggunakan KB MOW. Keluarga ini memang merencanakan untuk
memiliki 3 anak saja.
Fungsi reproduksi keluarga ini sudah baik.
d. Fungsi Ekonomi
Pasien merupakan keluarga dengan status ekonomi menengah, dengan
penghasilan kurang lebih Rp.3.500.000,00/bulan (pendapatan suami perbulan).
Pasien merupakan Pedagang dan memiliki toko kelontong di depan rumahnya
sedangkan suaminya mempunyai toko kerajinan bambu.
Fungsi ekonomi keluarga ini sudah cukup baik.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit, saat ini TnNy.N dan Tn.F
sudah mulai mengerti akan pentingnya menjaga kesehatan, seperti minum dari
air bersih yang telah dimasak, berobat segera ke puskesmas bila sakitnya

25
memberat yang diantar oleh anaknya, namun ada beberapa perilaku yang masih
belum mampu secara maksimal dilakukan seperti pola makan, dan kebiasaan
tidak pernah berolahraga.
Fungsi perawatan kesehatan keluarga ini sudah cukup baik.

7.3Pemecahan Masalah Kesehatan Keluarga (Index Coping)


Skor
Kategori Keterangan
1 3 5
1. Kemandirian fisik X Seluruh anggota keluarga dalam kondisi baik
dan tidak dalam keadaan cacat. Kegiatan
sehari-hari dapat dilakukan untuk masing-
masing anggota keluarga.
2. Kemampuan X Keluarga bila sakit mencari obat dengan datang
mengobati ke pustu atau puskesmas.
3. Pengetahuan X Ny.N mengetahui dirinya menderita tekanan
tentang kondisi darah tinggi, namun tidak mengubah gaya
penyakit hidupnya yang menjadi faktor risiko hipertensi.
Suaminya tidak mengeluhkan gejala sehingga
tidak pernah memeriksakan dirinya dan
mengkonsumsi obat hipertensi.
4. Penerapan prinsip X Keadaan rumah agak kotor
kebersihan diri.
5. Perilaku X Keluarga Ny.N memahami pentingnya tenaga
kesehatan kesehatan dalam menangani permasalahan
kesehatan di keluarganya. Namun, dalam hal
penyakit yang dialami, pasien belum optimal
merubah pola hidupnya.

26
6. Kemampuan X Ny.N dan Tn.F sebagai suami dan istri saling
emosional mendukung dan memahami pentingnya
keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga
yang sakit, keduanya saling mendukung untuk
mengatasinya.
7. Pola hidup X Pola hidup keluarga dalam mengatasi dan
keluarga mencegah penyakit yang dialami pasien kurang
optimal. Keluarga pasien masih tidak pernah
berolahraga.
8. Lingkungan fisik X Secara umum kondisi rumah layak huni, dan
memenuhi kriteria rumah sehat WHO.
9. Pemanfaatan X Akses yang dekat dengan fasilitas pelayanan
sumber daya kesehatan dalam hal ini puskesmas
pelayanan memudahkan keluarga Ny.N dalam
kesehatan memanfaatkan sumber daya pelayanan
kesehatan tersebut.
7.4APGAR SCORE
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR skor dengan nilai
hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR skore disini akan
dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata untuk
menetukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek,
5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2

1. Adaptation X Seluruh anggota keluarga dapat beradaptasi dengan


anggota keluarga lain, dukungan dan saran dari
anggota keluarga lain,

27
2. Partnership X Seluruh anggota keluarga menjalin komunikasi
yang baik, saling mengisi antara anggota keluarga
dalam segala masalah yang dialami keluarga

3. Growth X Anggota keluarga jarang melakukan hal-hal baru


sehingga jarang memberi dukungan mengenai hal-
hal baru

4. Affection X Hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota


terjalin dengan baik

5. Resolve X Anggota keluarga kadang-kadang puas mengenai


kebersamaan dan waktu yang dihabiskan antar
anggota.

Skor fungsi fisiologis keluarga Tn. G.Nadalah 8. Dalam ketentuan APGAR


score dikatakan keluarga ini dalam kategori baik.

7.5FUNGSI PATOLOGIS
Fungsi patologis pada suatu keluarga dinilai dengan menggunakan SCREEM skor :
SUMBER PATOLOGI KETERANGAN

Social Interaksi sosial yang baik antar anggota -


keluarga juga dengan saudara, partisipasi
mereka dalam kegiatan kemasyarakatan
cukup aktif.

Cultural Kebanggaan terhadap budaya baik, hal -


ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-
hari baik dalam keluarga maupun

28
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti.

Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan -


ajaran agama juga baik, hal ini dilihat dari
keluarganya yang rutin menjalankan
ibadah.

Economic Ekonomi keluarga tergolong cukup untuk -

kebutuhan primer.

Education Pendidikan keluarga cukup. -

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan -


keluarga sudah menggunakan BPJS
untuk berobat.

VIII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

8.1 Diagnostik Holistik

a. Aspek Personal

Pasien datang ke Poli UmumPuskesmas Gunung Sari dengan keluhan nyeri


tengkuk dan kepala sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan
adanya kelainan. Keluhan ini sering berulang tiap bulannya jika pasien kurang tidur
atau terlalu letih beraktivitas.Pasien memiliki riwayat hipertensi yang diketahuinya
sejak 6 tahun terakhir. Harapan pasien adalah pasien dapat mengontrol tekanan
darahnya dan mengurangi keluhan yang dialaminya.

b. Aspek Klinik

Hipertensi stage II

29
c. Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan seorang wanita berumur 40 tahun adalah usia dimana penyakit
degeneratif dan kebugaran tubuh sudah mulai menurun. Pasien juga tidak pernah
melakukan olahraga dan memilih untuk istirahat.

d. Aspek Psikososial keluarga

Kebiasaan pasien dalam mengonsumsi kopi dan garam belum bisa dikurangi.
Derajat fungsional

Skala fungsional pasien yaitu kelas I karena pasien dapat melakukan kegiatan
sehari-hari secara mandiri.
8.2 Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang


diharapkan
1. Aspek personal
Evaluasi: Pasien dan 2 hari - Keluarga dapat
- Keluhan, harapan, dan suami mengetahui
kekhawatiran pasien pasien mengenai
Intervensi: hipertensi dan
- Edukasi kepada pasien faktor risikonya
dan keluarganya - Menghilangkan
mengenai hipertensi anggapan penyakit
dan bahaya apabila hipertensi
tidak diobati; merupakan
pencegahan hipertensi, penyakit yang
serta hal yang perlu dapat diobati
diperhatikan sesekali saat
menyangkut tekanan darah
komplikasinya. tinggi saja

2. Aspek klinik

30
Hipertensi Evaluasi: Pasien dan 1 - Dilakukan kontrol
- Pemantauan perbaikan suami minggu stabilitas tekanan
gaya hidup, kepatuhan pasien darah
terhadap diet, - Pasien teratur
keteraturan meminum meminum obat
obat dan keteraturan - Pasien mulai
melakukan kontrol HT menjaga diet, dan
di puskesmas. memulai kebisaan
- Pemantauan stabilitas olahraga
tekanan darah - Komplikasi dapat
- Pencegahan terhadap dicegah
komplikasi
Terapi
- Amplodipin 5 mg 1x1

Edukasi:
- Menjelaskan tentang
hipertensi, penyebab,
faktor resiko,
tatalaksana
pengobatan serta
komplikasi yang
terjadi bila penyakit
tidak dikontrol.
- Anjuran untuk
mengurangi garam,
makanan berlemak
dan kebiasaan minum
kopi dan merokok.
- Anjuran untuk
berolahraga di pagi
hari atau sore hari
secara teratur setiap
hari selama paling
tidak 30 menit.
3. Aspek resiko internal
Kebiasaanmerokok Edukasi : suami 1 - Pasien memahami
- Terkait kebiasaan minggu bahwa jika suami
merokok, disarankan pasien merokok

31
Usia pasien yang agar pasien berhenti akan menambah
menginjak usia merokok baik secara buruk penyakit
hampir 40 tahun, bertahap maupun yang dialaminya
merupakan usia yang secara total. - Pasien memahami
rentan terhadap - Usia pasien turut mengapa dirinya
kejadian penyakit berpengaruh terhadap harus lebih
degeneratif. sifat pembuluh berhati-hati dalam
darahnya. Semakin tua mengatur gaya
usia seseorang, maka hidup
pembuluh darahnya - Anggota keluarga
akan semakin lain juga
rigid/kaku, sehingga memahami bahwa
lebih mudah terkena mereka memiliki
hipertensi. keluarga dengan
- Pola hidup berupa riwayat HT maka
makanan dan aktivitas mereka harus
fisik yang kurang lebih waspada
menunjang terjadinya dan menjaga gaya
hipertensi hidup sebaik
mungkin untuk
mencegah
kejadian dan
komplikasinya
bagi mereka di
masa mendatang.
4. Aspek psikososial
Kurangnya Edukasi: Pasien dan 1 hari - keluarga pasien
pengetahuan Mengenai hipertensi, suami mengerti
mengenai hipertensi faktor resiko timbulnya, mengenai
serta bahaya yang pencegahan serta hipertensi dan
dapat terjadi apabila tatalaksana dan bahaya menghilangkan
tidak tertangani apabila tidak tertangani anggapan bahwa
penyakit yang
diderita
merupakan
penyakit yang
tidak perlu diobati
Kurangnya Edukasi: 1 - Pasien mengerti
pengetahuan - Mengenai penyakit minggu dan mampu
mengenai penyakit hipertensi termasuk memahami

32
degeneratif seperti bahaya serta mengenai
hipertensi komplikasinya penyakit
hipertensi
Kurangnya
kesadaran untuk - Mengenai pengolahan - Keluarga
mengatur menu dan penyusunan menu mengerti dan
makanan yang baik makanan seimbang mampu menyusun
bagi penderita yang dibutuhkan. menu makanan
hipertensi yang baik untuk
pasien
- Pasien terbiasa
mengatur pola
makannya

Kurangnya Edukasi: Pasien dan 1 - Pasien dan


pengetahuan - Pentingnya keluarga minggu keluarga pasien
kesadaran untuk berolahraga pasien dapat
menerapkan pola membiasakan diri
hidup sehat dengan berolahraga yang
berolahraga. teratur

Kurangnya Edukasi: Keluarga 1 - Istri dan anak


kesadaran anggota - Anjuran untuk mulai pasien minggu pasien mulai
keluarga dalam mengingatkan pasien mengawasi dan
keikutsertaan agar mengontrol mengingatkan
memantau dan tekanan darahnya jadwal kontrol
mengingatkan secara teratur tidak HT dan
jadwal kontrol dan hanya saat muncul keteraturan
pengobatan HT gejala minum obat
pada pasien

33
Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kedatangan Evaluasi:
pertama
- Pada kedatangan pertama ini dilakukan pendekatan terhadap keluarga dan
(23 Oktober
orang sekitar pasien, pembicaraan terhadap masalah-masalah kesehatan
2017)
yang ditemui baik oleh pasien ataupun istrinya
- Dilakukan observasi awal terhadap rumah dan lingkungan sekitar.
Hasil :
- Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke Puskesmasbelum
sepenuhnya teratasi karena baru minum obat duahari. Saat kunjungan
pasien tidak mengeluhkan nyeri kepala ataupun nyeri tengkuk, aktivitas
sehari-hari tetap seperti biasa.
- Pada pengukuran Tekanan Darah didapatkan hasil 180/90 mmHg.
- Pasien menceritakan saat ini hanya tinggal dengan suami dan seorang
anaknya karena anak pertama dan keduanya bekerja. Pasien menceritakan
pekerjaannya lebih banyak duduk sehingga terkadang sering nyeri
pinggang.

Intervensi:

- Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi


mengenai hipertensi (penyebab, faktor resiko, patofisiologi, pengobatan
dan pentingnya pencegahannya) yang dilakukan terhadap pasien serta
keluarga.
- Juga dilakukan edukasi untuk menerapkan keteraturan minum obat.
- Edukasi untuk mengontrol dengan teratur tekanan darah di Puskesmas

34
- Edukasi untuk mengurangi konsumsi kopi menjadi 1 gelas perhari serta
meminta pasien mengurangi rokok menjadi 2 minggu sekali, dan dikurangi
bertahap sampai tidak merokok sama sekali.
- Edukasi untuk melakukan olahraga setiap hari paling tidak 30 menit setiap
hari misalnya dengan berjalan-jalan di sekitar rumahnya pada pagi atau
sore hari untuk mengurangi keluhan nyeri pinggang dan membantu
mengontrol tekanan darah.
TINDAK Evaluasi:
LANJUT I
- Evaluasi pasien dari intervensi sebelumnya
(24 Oktober
- Evaluasi kegiatan istri dan keluhannya
2017)

Hasil:
- Pasien mengaku minum obat secara teratur.
- Pasien sudah memiliki sedikit gambaran mengenai penyakitnya
- Pasien mencoba minum kopi segelas perhari, yang awalnya dirasa
menyebabkan dirinya sakit kepala, namun saat kunjungan keluhan sakit
kepalanya sudah tidak terlalu berat.
- Pasien tidak merokok minggu ini
- Pasien mengaku nafsu makannya biasa, 3 kali sehari. Pasien makan-
makanan yang dimasakkan oleh istrinya.
- Pasien mencoba berolahraga namun baru 3 kali dalam seminggu ini.
- Tekanan darah pasien 150/90 mmHg
Edukasi:
- Aspek personal:
o Edukasi kepada pasien dansuaminya mengenai kebugaran fisik dan
kebutuhan nutrisi terhadap aktivitas dan usia pasien.

35
o Memberikan anjuran bahwa keinginan merokok ditutupi dengan
mengunyah permen atau makan buah serta minum air putih.

- Aspek klinik:
o Menjelaskan tentang pola hidup yang keliru yang dapat
menyebabkan hipertensi serta komplikasi HT yang tidak dikontrol
dengan baik.
o Mengurangi makan-makanan dengan kadar Natrium tinggi dimana
natrium yang tinggi terdapat pada makanan bergaram, MSG, dan
mengurangi makanan dengan banyak lemak dan santan untuk
mencegah timbulnya hipertensi.
o Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman kalengan atau yang
diawetkan. Contoh makanan yang diawetkan dengan kadar
Natrium yang tinggi adalah dendeng, abon, ikan asin, telur asin,
dan acar. Bumbu seperti terasi, kecap asin, saos tauco juga
mengandung kadar natrium yang tinggi.
o Mengkonsumsimakanan yang segarsetiaphari.
o Rasa
tawarpadamakanandapatdiperbaikidenganmenambahgulamerah,
gulapasir, bawangmerah, bawangputih, jahe,
kencur, salamdanbumbu lain yang tidakmengandung
atausedikitgaram Na. Makananlebihenakditumis, digoreng,
dipanggang,walaupuntanpagaram.Bubuhkangaramsaat di
atasmejamakan, gunakangaramberyodium (30 80 ppm),
tidaklebihdari sendokteh/ hari,
ataupasienjugadapatmenggunakangaram yang
mengandungrendahnatrium yang dapatdibelinya di beberapatoko
di Mataram.

36
o Menjelaskan pentingnya pengobatan yang teratur dan menjaga
pola hidup sehat.
- Aspek risiko internal:
o Edukasi untuk aktivitas fisik pasien yang dijaga agar tetap
dilakukan teratur setiap hari agar pasien dan keluarga terbiasa
melakukan olahraga. Sebaiknya pasien mengajak istri dan anaknya
berolahraga bersama sehingga menambah semangat untuk
berolahraga
o Edukasi mengenai keadaan pasien dengan penyakit HT tersebut
memiliki faktor resiko genetika, usia, dan pola hidup dari pasien
itu sendiri.
- Aspek sosial:
o Edukasi mengenai menu makanan yang baik untuk pasien dengan
HT.
o Menganjurkan untuk melaksanakan PHBS terutama tidak merokok
dan minum kopi, makan sayur dan buah sebagai antioksidan, serta
aktivitas fisik.
o Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit
degeneratif dalam keluarga dan anjuran untuk memperhatikan gaya
hidup dan pola makan agar terhindar dari HT.
TINDAK Evaluasi:
LANJUT II
- Keluhan kesehatan terkini dari pasien dan suaminya
(29 Oktober
- Keteraturan minum obat dan outcome pada pasien dan istrinya
2017)
- Kontrol tekanan darah

Hasil:
- Keluhan kesehatan pada pasien sepertinyeri tengkuk dan nyeri kepala
sudah tidak dikeluhkan.

37
- Tekanan darah pasien 140/90 mmHg,

Edukasi:
- Menganjurkan pada pasien agar banyak mengkonsumsi sayur serta buah
dan berhenti merokok dan minum kopi hanya jarang-jarang saja, misalnya
menjadi 2 hari sekali 1 gelas.
- Mengingatkanistri pasien agar selalu minum obat yang diberikan di
Puskesmas Gunung Sari untuk mencapai tensi yang mendekati normal.
Saling mengingatkan dengan suami agar terbiasa dengan pola hidup sehat,
berobat, dan kontrol ke sarana kesehatan.
- Menganjurkan agar memasang obat antinyamuk, karena sedang musim
hujan, serta melakukan 3M (menguras bak, menutup penampungan air,
mengubur barang bekas) agar mencegah timbulnya DBD. Menjaga
kebersihan rumah, kelembaban, dan cahaya agar sirkulasi udara lancar.
TINDAK Evaluasi:
LANJUT III
- Keteraturan minum obat oleh istri pasien
(31 Oktober
- Observasi kesehatan fisik pasien
2017)
- Anjuran PHBS

Hasil:

- Pasien dan suami sudah mulai rajin minum obat setiap hari, tensi 140/90.
Masalah kesehatan lainnya tidak ada
- Kesehatan fisik pasien cukup
- Pasien dan istrinya sudah mulai berjalan-jalan setiap pagi di dekat rumah.

Edukasi :

38
- anjuran untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari dan pentingnya
keteraturan minum obat untuk pasien dan suami
- Menyarankan agar mengurangi penggunaan garam sebagi makanan
tambahan dan penyedap rasa dalam masakannya.

39
BAGIAN VI
KESIMPULAN

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien


1. Faktor internal
Kondisi Ny.N dan Tn.F yang cukup sadar akan pentingnya kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga Ny.N menyebabkan
keluarga ini menerima intervensi yang dilakukan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan keluarga

2. Faktor eksternal
Dukungan dari pelayanan kesehatan dalam hal ini Puskesmas setempat
yang tetap memberikan pelayanan kepada pasien.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien


Sampai saat ini, meskipun sudah cukup sadar akan pentingnya kesehatan,
kebiasaan keluarga Ny.N untuk berolahraga masih sulit karena pasien merasa tidak
terbiasa berolahraga.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya


Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk terus mengupayakan hidup sehat yang
dilakukan secara perlahan-lahan namun berkelanjutan.
Menganjuran untuk berhentimerokok serta mengurangi kopi untuk Tn. F
Menganjuran untuk melakukan olahraga setiap hari selama paling tidak 30 menit
dan pentingnya keteraturan minum obat untuk pasien dan istri pasien
Menyarankan agar mengurangi penggunaan garam menjadi sendok teh saja per
harinya. Serta mengurangi produk-produk yang tinggi kadar natrium-nya seperti
makanan/cemilan yang asin-asin, makanan dan minuman yang diawetkan, bumbu-
bumbu penyedap lainnya.Menyarakankan untuk mengkonsumsi makanan yang
segar. Meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur.
Menganjuran untuk saling mengingatkan dan menekankan pentingnya hidup sehat
terutama dengan usia yang sudah semakin tua

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.


2. Depkes RI. 2014. InfoDatin Hipertensi. Pusat Data dan lnformasi Kementerian
Kesehatan Rl
3. PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular.
Edisi pertama
4. PROFIL PUSKESMAS GUNUNGSARI 2016.
5. Bell K, Twiggs J, Olin BR. 2015. Hypertension: The Silent Killer: Updated
JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmacy Association.
Available from
http://c.ymcdn.com/sites/www.aparx.org/resource/resmgr/CEs/CE_Hypertensi
on_The_Silent_K.pdf. Accessed on 25th Oktober 2017.
6. Rahmat F. 2013. Pengelolaan Pasien Hipertensi Grade II dengan Pendekatan
Medis dan Perilaku. Medula 2013;1:30-38. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung
7. Depkes RI. 2016. Hipertensi. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI

You might also like