Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI
Oleh
Ardiansyah
H1A 012 007
Pembimbing Fakultas
dr. Ika Primayanti, M.Kes
dr. Mayuarsih Kartika
dr. I Gusti Ngurah Agung Ariawan
A. Pendahuluan
Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi perubahan pola
penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif) seperti
penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak terjadi di
masyarakat. Penyakit-penyakit diatas digolongkan kedalam penyakit tidak menular
yang frekuensi kejadiannya mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi,
perubahan pola makan, gaya hidup serta kemajuan ekonomi bangsa.1
Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian
pada tahun 2005 (WHO), dan 80% kematian tersebut terjadi di negara-negara yang
berpendapatan rendah dan menengah akibat penyakit jantung dan pembuluh darah
(30%), penyakit pernapasan kronik dan penyakit kronik lainnya (16%), kanker (13%),
cedera (9%), dan diabetes mellitus. PTM seperti hipertensi, stroke, kanker, diabetes
mellitus, penyakit paru kronik obstruktif, dan cedera terutama di negara berkembang,
telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula pada
peningkatan angka kematian dan kecacatan.2
Hipertensi adalah suatu penyakit yang kronis dimana tekanan darah meningkat di
atas tekanan darah normal. The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)
menyatakan bahwa seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolic 90 mmhg atau lebih. Hipertensi adalah
faktor risiko keempat dari enam faktor risiko terbesar penyebab penyakit
kardiovaskular.3
Prevalensi hipertensi terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti
merokok, inaktifitas fisik dan stres psikososial. Data World Health Organization
(WHO), tahun 2000 menunjukkan sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk
diseluruh dunia menderita hipertensi. Sebanyak 333 juta (proporsi 34,26%) berada di
2
negara maju dan 639 juta (65,74%) berada di negara berkembang termasuk
Indonesia.2,3
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan
prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dari 96 per 1000 penduduk
pada tahun 1995 menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001. Prevalensi
hipertensi pada golongan umur diatas 25 tahun meningkat dari 8 % pada tahun 1995
menjadi 28 % tahun 2001.2
Berdasarkan Riskesdas NTB 2015 dilaporkan bahwa prevalensi hipertensi di NTB
berdarsarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 32,4% dan lebih tinggi dari angka
nasional (26,7%), sementara berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat
hipertensi prevalensinya adalah 6,7%. Prevalensi hipertensi tertinggi menurut
diagnosis dan riwayat pengobatan ditemukan di Kabupaten Lombok Tengah sedangkan
terendah di Kota Mataram. Prevalensi hipertensi di Lombok Barat berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah adalah 32,3%. Berdasarkan data mengenai 10 penyakit
terbanyak di Puskesmas Gunungsari pada tahun 2016, hipertensi menduduki peringkat
ke 1 dengan jumlah 1031 kasus. Hal inilah yang mendasari penulis dalam mengambil
kasus pada laporan ini.3,4
3
B. Identitas Pasien
Pasien Keterangan
Nama Ny.N
Umur / tgl. 40 tahun
Lahir
Alamat Gunung Sari
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pedagang
Kedatangan I Ini merupakan kedatangan yang pertama dalam
yang ke bulan ini untuk keluhan nyeri tengkuk yang
dialami sejak 2 hari yang lalu dan kontrol
penyakit hipertensi yang diketahuinya sejak 6
tahun terakhir (kehamilan anak ketiganya).
Telah diobati Ya Diagosis sebelumnya hipertensi
sebelumnya
Alergi obat Tidak
terdapat
riwayat alergi
Sistem BPJS Mandiri
pembayaran
4
BAGIAN II
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga dari Ny.N Keluarga
ini merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas lima orang yaitu Ny.N
sendiri, suaminya Tn. F, dan tiga orang anaknya. Berikut ini adalah identitas anggota
keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama:
6
GENOGRAM KELUARGA PASIEN
Keluarga Ny.N secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut :
Keterangan:
: Laki-LakI
: Perempuan
: Pasien
: tinggal serumah
7
BAGIAN III
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal keluarga Ny. N diambil saat kunjungan pertama ke rumah
keluarga binaan (tanggal 23 Oktober 2017).
Anamnesis
Keluhan utama : Sakit Kepala
Pasien mengetahui dirinya memiliki tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu
namun tidak rutin kontrol berobat ke Puskesmas. Riwayat penyakit jantung, sesak dan
kencing manis disangkal.
Riwayat Pengobatan
Pasien selama ini mengkonsumsi kaptopril sekali sehari, namun pasien tidak
rutin mengkonsumsi obatnya.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Pasien tinggal dirumah bersama suami dan anak ketiganya. Pasien merupakan
keluarga dengan status ekonomi menengah, dengan penghasilan kurang lebih
Rp.3.500.000/bulan (pendapatan suami dan pasien). Suaminya seorang pengrajin
babmbu yang memiliki mebel.. Anak-anaknya berjumlah tiga orang. Anak pertama dan
kedua laki-laki tidak tinggal serumah dengan orang tua karena melanjutkan bekerja,
anak ketiga masih SD kelas 1.
10
Pasien mengaku dirinya sulit dalam mengatur pola makan. Pasien sering
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti jeroan, hati sapi, usus sapi dsb.
Suami pasien juga mengatakan bahwa tidak pernah melakukan penakaran garam dan
penyedap yang digunakan dalam memasak makananannya sehari-hari. Pasien
mengatakan bahwa dirinya jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Pasien
juga mempunyai kebiasaan merokok setiap harinya. Dalam sehari, pasien bisa
menghabiskan hingga 1-2 bungkus rokok. Pasien juga tidak rutin berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB : 73 kg
TB : 165 cm
Status Gizi : Obesitas I
Vital Sign :
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,20 C
Kepala - Leher
Kepala : Normocephali, rambut lurus, sedikit beruban
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT : Otorhea (-), rinorhea (-), faring hipemis (-), tonsil eutrofi
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Fremitus raba simetris, thrill (-)
11
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
Paru : Vesikuler seluruh lapang paru, wheezing (-), rhonki (-)
Jantung : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : Distensi (-), massa (-), scar (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), H/R/L tak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), deformitas (-)
Pemeriksaan Penunjang
(-)
Diagnosa Kerja
Hipertensi grade I
Terapi
Captopril 25 mg 1x1
Prognosis
Dubia ad bonam
Konseling
Konseling yang diberikan pada pasien dan keluarga:
- Membatasi konsumsi garam (1/4-1/2 sdt/hari), menghindari makanan tinggi
lemak seperti jeroan.
- Mengurangi secara perlahan jumlah rokok yang dihisap perhari.
- Perbanyak konsumsi sayur dan buah (3-5 porsi/hari)
12
- Rutin berolahraga (misal: jalan pagi), 3-5x seminggu selama 30 menit.
- Rutin meminum obat hipertensi dan kontrol secara berkala.
13
BAGIAN V
KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
15
DENAH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TN. N.G
U
Dapur
Halaman +
bengkel tempat
K. membuat kerajinan
Mandi bambu
Ruang
K. Tidur Tamu sumur
7
m
K. Tidur
Toko
Halaman + Meubel
16
17
18
19
MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua
terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan dalam keluarga Ny.N tersebut beserta dengan kemungkinan
penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
20
Tn.F tidak pernah berolahraga.
1. Ny.N
2. Tn.F
21
Menyarankan untuk mulai mengatur pola
makan dengan baik, misalnya dengan
mengurangi makanan yang tinggi natrium
seperti garam, MSG, makanan kaleng atau
makanan yang diawetkan, makanan bersantan,
berlemak, mengurangi daging merah dan
makanan berminyak.
Penyuluhan kepada yang bersangkutan
mengenai faktor resiko, penyebab dan
komplikasi dari hipertensi.
Rajin mengukur tekanan darah di puskesmas
setiap obat akan habis
Meminta pasien saling mengingatkan dengan
suaminya untuk menjaga pola makan, selalu
minum obat hipertensinya, dan kontrol ke
puskesmas atau klinik terdekat untuk tekanan
darah dan keluhan kesehatannya.
2. Tn.F Hipertensi Menyarankan untuk mengurangi rokok secara
Hiperkolestero bertahap hingga dapat berhenti merokok dan
lemia mulai mengatur pola makan dengan baik,
karena istri yang memasak makanan sehari-
hari di rumah misalnya dengan mengurangi
garam menjadi tidak lebih dari sendok teh
perhari, MSG, makanan yang diawetkan dan
siap saji, makanan bersantan, berlemak,
mengurangi daging merah dan makanan
berminyak.
22
Penyuluhan kepada yang bersangkutan
mengenai faktor resiko, penyebab dan
komplikasi dari hipertensi.
saling mengingatkan dengan istri untuk
menjaga pola makan, selalu minum obat
hipertensinya, dan kontrol ke puskesmas atau
klinik terdekat untuk tekanan darah dan
keluhan kesehatannya.
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Ny.N bila terdapat
anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan ke Puskesmas Gunungsari.
Terkadang ke puskesmas jika ingin mengontrol kesehatan dan terdapat masalah
kesehatan yang ringan. Selama ini, Ny.N tidak selalu mengontrol tekanan darah
tingginya ke puskesmas, pasien hanya berobat ke puskesmas bila terdapat keluhan.
Suami pasien tidak pernah mengontrol tekanan darahnya di puskesmas karena tidak
ada keluhan.
23
BAGIAN IV
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
Kerangka Konsep Masalah Pasien
BIOLOGIS
Usia
Keturunan dengan
riwayat HT
PERILAKU LINGKUNGAN
AKTIVITAS
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
a. Fungsi afektif
Dalam keluarga Ny.N sendiri, hubungan individu dengan suaminya terjalin
harmonis, hubungan dengan anak-anaknya terjalin baik.
Fungsi afektif keluarga ini sudah baik.
b. Fungsi sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ny.N bersosialiasi dengan baik dengan
tetangga di sebelah barat dan timur rumah hal ini terbukti dari tetangga yang
tinggal di lingkungan tempat tinggal Ny.N, mengetahui Ny.N, dan anak-
anaknya. Anak kedua Ny.N juga memiliki banyak teman di sekolahnya maupun
anak-anak sebayanya disekitar rumah.
Fungsi sosial keluarga ini sudah baik.
c. Fungsi Reproduksi
Sejak menikah , Ny.N dikaruniai 3 orang anak.. Setelah persalinan terakhir
Ny.N menggunakan KB MOW. Keluarga ini memang merencanakan untuk
memiliki 3 anak saja.
Fungsi reproduksi keluarga ini sudah baik.
d. Fungsi Ekonomi
Pasien merupakan keluarga dengan status ekonomi menengah, dengan
penghasilan kurang lebih Rp.3.500.000,00/bulan (pendapatan suami perbulan).
Pasien merupakan Pedagang dan memiliki toko kelontong di depan rumahnya
sedangkan suaminya mempunyai toko kerajinan bambu.
Fungsi ekonomi keluarga ini sudah cukup baik.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit, saat ini TnNy.N dan Tn.F
sudah mulai mengerti akan pentingnya menjaga kesehatan, seperti minum dari
air bersih yang telah dimasak, berobat segera ke puskesmas bila sakitnya
25
memberat yang diantar oleh anaknya, namun ada beberapa perilaku yang masih
belum mampu secara maksimal dilakukan seperti pola makan, dan kebiasaan
tidak pernah berolahraga.
Fungsi perawatan kesehatan keluarga ini sudah cukup baik.
26
6. Kemampuan X Ny.N dan Tn.F sebagai suami dan istri saling
emosional mendukung dan memahami pentingnya
keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga
yang sakit, keduanya saling mendukung untuk
mengatasinya.
7. Pola hidup X Pola hidup keluarga dalam mengatasi dan
keluarga mencegah penyakit yang dialami pasien kurang
optimal. Keluarga pasien masih tidak pernah
berolahraga.
8. Lingkungan fisik X Secara umum kondisi rumah layak huni, dan
memenuhi kriteria rumah sehat WHO.
9. Pemanfaatan X Akses yang dekat dengan fasilitas pelayanan
sumber daya kesehatan dalam hal ini puskesmas
pelayanan memudahkan keluarga Ny.N dalam
kesehatan memanfaatkan sumber daya pelayanan
kesehatan tersebut.
7.4APGAR SCORE
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR skor dengan nilai
hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR skore disini akan
dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata untuk
menetukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek,
5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2
27
2. Partnership X Seluruh anggota keluarga menjalin komunikasi
yang baik, saling mengisi antara anggota keluarga
dalam segala masalah yang dialami keluarga
7.5FUNGSI PATOLOGIS
Fungsi patologis pada suatu keluarga dinilai dengan menggunakan SCREEM skor :
SUMBER PATOLOGI KETERANGAN
28
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti.
kebutuhan primer.
a. Aspek Personal
b. Aspek Klinik
Hipertensi stage II
29
c. Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan seorang wanita berumur 40 tahun adalah usia dimana penyakit
degeneratif dan kebugaran tubuh sudah mulai menurun. Pasien juga tidak pernah
melakukan olahraga dan memilih untuk istirahat.
Kebiasaan pasien dalam mengonsumsi kopi dan garam belum bisa dikurangi.
Derajat fungsional
Skala fungsional pasien yaitu kelas I karena pasien dapat melakukan kegiatan
sehari-hari secara mandiri.
8.2 Rencana Penatalaksanaan Pasien
2. Aspek klinik
30
Hipertensi Evaluasi: Pasien dan 1 - Dilakukan kontrol
- Pemantauan perbaikan suami minggu stabilitas tekanan
gaya hidup, kepatuhan pasien darah
terhadap diet, - Pasien teratur
keteraturan meminum meminum obat
obat dan keteraturan - Pasien mulai
melakukan kontrol HT menjaga diet, dan
di puskesmas. memulai kebisaan
- Pemantauan stabilitas olahraga
tekanan darah - Komplikasi dapat
- Pencegahan terhadap dicegah
komplikasi
Terapi
- Amplodipin 5 mg 1x1
Edukasi:
- Menjelaskan tentang
hipertensi, penyebab,
faktor resiko,
tatalaksana
pengobatan serta
komplikasi yang
terjadi bila penyakit
tidak dikontrol.
- Anjuran untuk
mengurangi garam,
makanan berlemak
dan kebiasaan minum
kopi dan merokok.
- Anjuran untuk
berolahraga di pagi
hari atau sore hari
secara teratur setiap
hari selama paling
tidak 30 menit.
3. Aspek resiko internal
Kebiasaanmerokok Edukasi : suami 1 - Pasien memahami
- Terkait kebiasaan minggu bahwa jika suami
merokok, disarankan pasien merokok
31
Usia pasien yang agar pasien berhenti akan menambah
menginjak usia merokok baik secara buruk penyakit
hampir 40 tahun, bertahap maupun yang dialaminya
merupakan usia yang secara total. - Pasien memahami
rentan terhadap - Usia pasien turut mengapa dirinya
kejadian penyakit berpengaruh terhadap harus lebih
degeneratif. sifat pembuluh berhati-hati dalam
darahnya. Semakin tua mengatur gaya
usia seseorang, maka hidup
pembuluh darahnya - Anggota keluarga
akan semakin lain juga
rigid/kaku, sehingga memahami bahwa
lebih mudah terkena mereka memiliki
hipertensi. keluarga dengan
- Pola hidup berupa riwayat HT maka
makanan dan aktivitas mereka harus
fisik yang kurang lebih waspada
menunjang terjadinya dan menjaga gaya
hipertensi hidup sebaik
mungkin untuk
mencegah
kejadian dan
komplikasinya
bagi mereka di
masa mendatang.
4. Aspek psikososial
Kurangnya Edukasi: Pasien dan 1 hari - keluarga pasien
pengetahuan Mengenai hipertensi, suami mengerti
mengenai hipertensi faktor resiko timbulnya, mengenai
serta bahaya yang pencegahan serta hipertensi dan
dapat terjadi apabila tatalaksana dan bahaya menghilangkan
tidak tertangani apabila tidak tertangani anggapan bahwa
penyakit yang
diderita
merupakan
penyakit yang
tidak perlu diobati
Kurangnya Edukasi: 1 - Pasien mengerti
pengetahuan - Mengenai penyakit minggu dan mampu
mengenai penyakit hipertensi termasuk memahami
32
degeneratif seperti bahaya serta mengenai
hipertensi komplikasinya penyakit
hipertensi
Kurangnya
kesadaran untuk - Mengenai pengolahan - Keluarga
mengatur menu dan penyusunan menu mengerti dan
makanan yang baik makanan seimbang mampu menyusun
bagi penderita yang dibutuhkan. menu makanan
hipertensi yang baik untuk
pasien
- Pasien terbiasa
mengatur pola
makannya
33
Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
Kedatangan Evaluasi:
pertama
- Pada kedatangan pertama ini dilakukan pendekatan terhadap keluarga dan
(23 Oktober
orang sekitar pasien, pembicaraan terhadap masalah-masalah kesehatan
2017)
yang ditemui baik oleh pasien ataupun istrinya
- Dilakukan observasi awal terhadap rumah dan lingkungan sekitar.
Hasil :
- Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke Puskesmasbelum
sepenuhnya teratasi karena baru minum obat duahari. Saat kunjungan
pasien tidak mengeluhkan nyeri kepala ataupun nyeri tengkuk, aktivitas
sehari-hari tetap seperti biasa.
- Pada pengukuran Tekanan Darah didapatkan hasil 180/90 mmHg.
- Pasien menceritakan saat ini hanya tinggal dengan suami dan seorang
anaknya karena anak pertama dan keduanya bekerja. Pasien menceritakan
pekerjaannya lebih banyak duduk sehingga terkadang sering nyeri
pinggang.
Intervensi:
34
- Edukasi untuk mengurangi konsumsi kopi menjadi 1 gelas perhari serta
meminta pasien mengurangi rokok menjadi 2 minggu sekali, dan dikurangi
bertahap sampai tidak merokok sama sekali.
- Edukasi untuk melakukan olahraga setiap hari paling tidak 30 menit setiap
hari misalnya dengan berjalan-jalan di sekitar rumahnya pada pagi atau
sore hari untuk mengurangi keluhan nyeri pinggang dan membantu
mengontrol tekanan darah.
TINDAK Evaluasi:
LANJUT I
- Evaluasi pasien dari intervensi sebelumnya
(24 Oktober
- Evaluasi kegiatan istri dan keluhannya
2017)
Hasil:
- Pasien mengaku minum obat secara teratur.
- Pasien sudah memiliki sedikit gambaran mengenai penyakitnya
- Pasien mencoba minum kopi segelas perhari, yang awalnya dirasa
menyebabkan dirinya sakit kepala, namun saat kunjungan keluhan sakit
kepalanya sudah tidak terlalu berat.
- Pasien tidak merokok minggu ini
- Pasien mengaku nafsu makannya biasa, 3 kali sehari. Pasien makan-
makanan yang dimasakkan oleh istrinya.
- Pasien mencoba berolahraga namun baru 3 kali dalam seminggu ini.
- Tekanan darah pasien 150/90 mmHg
Edukasi:
- Aspek personal:
o Edukasi kepada pasien dansuaminya mengenai kebugaran fisik dan
kebutuhan nutrisi terhadap aktivitas dan usia pasien.
35
o Memberikan anjuran bahwa keinginan merokok ditutupi dengan
mengunyah permen atau makan buah serta minum air putih.
- Aspek klinik:
o Menjelaskan tentang pola hidup yang keliru yang dapat
menyebabkan hipertensi serta komplikasi HT yang tidak dikontrol
dengan baik.
o Mengurangi makan-makanan dengan kadar Natrium tinggi dimana
natrium yang tinggi terdapat pada makanan bergaram, MSG, dan
mengurangi makanan dengan banyak lemak dan santan untuk
mencegah timbulnya hipertensi.
o Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman kalengan atau yang
diawetkan. Contoh makanan yang diawetkan dengan kadar
Natrium yang tinggi adalah dendeng, abon, ikan asin, telur asin,
dan acar. Bumbu seperti terasi, kecap asin, saos tauco juga
mengandung kadar natrium yang tinggi.
o Mengkonsumsimakanan yang segarsetiaphari.
o Rasa
tawarpadamakanandapatdiperbaikidenganmenambahgulamerah,
gulapasir, bawangmerah, bawangputih, jahe,
kencur, salamdanbumbu lain yang tidakmengandung
atausedikitgaram Na. Makananlebihenakditumis, digoreng,
dipanggang,walaupuntanpagaram.Bubuhkangaramsaat di
atasmejamakan, gunakangaramberyodium (30 80 ppm),
tidaklebihdari sendokteh/ hari,
ataupasienjugadapatmenggunakangaram yang
mengandungrendahnatrium yang dapatdibelinya di beberapatoko
di Mataram.
36
o Menjelaskan pentingnya pengobatan yang teratur dan menjaga
pola hidup sehat.
- Aspek risiko internal:
o Edukasi untuk aktivitas fisik pasien yang dijaga agar tetap
dilakukan teratur setiap hari agar pasien dan keluarga terbiasa
melakukan olahraga. Sebaiknya pasien mengajak istri dan anaknya
berolahraga bersama sehingga menambah semangat untuk
berolahraga
o Edukasi mengenai keadaan pasien dengan penyakit HT tersebut
memiliki faktor resiko genetika, usia, dan pola hidup dari pasien
itu sendiri.
- Aspek sosial:
o Edukasi mengenai menu makanan yang baik untuk pasien dengan
HT.
o Menganjurkan untuk melaksanakan PHBS terutama tidak merokok
dan minum kopi, makan sayur dan buah sebagai antioksidan, serta
aktivitas fisik.
o Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit
degeneratif dalam keluarga dan anjuran untuk memperhatikan gaya
hidup dan pola makan agar terhindar dari HT.
TINDAK Evaluasi:
LANJUT II
- Keluhan kesehatan terkini dari pasien dan suaminya
(29 Oktober
- Keteraturan minum obat dan outcome pada pasien dan istrinya
2017)
- Kontrol tekanan darah
Hasil:
- Keluhan kesehatan pada pasien sepertinyeri tengkuk dan nyeri kepala
sudah tidak dikeluhkan.
37
- Tekanan darah pasien 140/90 mmHg,
Edukasi:
- Menganjurkan pada pasien agar banyak mengkonsumsi sayur serta buah
dan berhenti merokok dan minum kopi hanya jarang-jarang saja, misalnya
menjadi 2 hari sekali 1 gelas.
- Mengingatkanistri pasien agar selalu minum obat yang diberikan di
Puskesmas Gunung Sari untuk mencapai tensi yang mendekati normal.
Saling mengingatkan dengan suami agar terbiasa dengan pola hidup sehat,
berobat, dan kontrol ke sarana kesehatan.
- Menganjurkan agar memasang obat antinyamuk, karena sedang musim
hujan, serta melakukan 3M (menguras bak, menutup penampungan air,
mengubur barang bekas) agar mencegah timbulnya DBD. Menjaga
kebersihan rumah, kelembaban, dan cahaya agar sirkulasi udara lancar.
TINDAK Evaluasi:
LANJUT III
- Keteraturan minum obat oleh istri pasien
(31 Oktober
- Observasi kesehatan fisik pasien
2017)
- Anjuran PHBS
Hasil:
- Pasien dan suami sudah mulai rajin minum obat setiap hari, tensi 140/90.
Masalah kesehatan lainnya tidak ada
- Kesehatan fisik pasien cukup
- Pasien dan istrinya sudah mulai berjalan-jalan setiap pagi di dekat rumah.
Edukasi :
38
- anjuran untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari dan pentingnya
keteraturan minum obat untuk pasien dan suami
- Menyarankan agar mengurangi penggunaan garam sebagi makanan
tambahan dan penyedap rasa dalam masakannya.
39
BAGIAN VI
KESIMPULAN
2. Faktor eksternal
Dukungan dari pelayanan kesehatan dalam hal ini Puskesmas setempat
yang tetap memberikan pelayanan kepada pasien.
41
DAFTAR PUSTAKA