You are on page 1of 21

MAKALAH TURBIN ANGIN

Dosen Pengajar :
M. Nurkoyim Kustanto, S.T., M.T.

Oleh :
Ardila Dwi Tresna 151910101104

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi merupakan salah satu kebutuhan yang menjadi prioritas utama dalam kehidupan
manusia. Begitu banyak jenis energi yang digunakan manusia seperti energi listrik, energi
panas, energi potensial, energi kinetik, dll. Namun, perlu diketahui bahwa energi tersebut
berasal dari sumber energi yang telah tersedia di bumi. Secara umum sumber energi di bumi
dibagai atas dua macam yakni sumber energi yang dapat diperbarui dan sumber energi yang
tidak dapat diperbarui. Seiring perkembangan zaman termasuk juga perkembanagan teknologi,
manusia lebih sering memanfaatkan sumber energi yang tidak dapat diperbarui sebagi sumber
utama mereka. Alhasil jumlah dari sumber energi tersebut sudah berkurang dapat diperkirakan
akan segera habis. Menanggulangi hal tersebut, maka saat ini sangat digalakkan adanya
pembaharuan pada dunia sumber energi dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan yang
dapat dihasilkan terus-menerus (sumber energi alternatif).
Penggalakan sumber energi terbarukan antara lain dimulai dari pengembangan sumber
energi tenaga surya, energi air, energi angin, energi panas bumi, bahkan hingga daur ulang
sampah. Hal ini dilakukan di seluruh belahan dunia dengan harapan manusia segera beralih
menggunakan energi alternatif dan energi fosil setidaknya mampu diselamatkan sebelum
benar-benar mengalami kepunahan total
Meninjau kembali tentang macam-macam sumber energi terbarukan, energi angin
merupakan salah satu energi yang berpotensi besar untuk dijadikan pasokan kebutuhan energi
bagi umat manusia. Energi yang diberikan dari angin berupa energi gerak yang mampu
dimanfaatkan untuk penggerakan perahu layar, kincir angin, hingga pembangkit tenaga listrik.
Keberadaan angin pada lapisan bumi terletak pada lapisan atmosfer yang memiliki kandungan
partikel udara yang cukup tinggi. Lebih tepatnya pada lapisan troposfer yang mana merupakan
lapisan atmoser terendah di bumi dan merupakan tempat terjadinya angin.
Energi gerak yang dihasilkan oleh angin diakibatkan oleh rotasi bumi dan perbedaan
tekanan udara disekitarnya. Pemanasan bumi oleh sinar matahari menyebabkan perbedaan
massa jenis udara. jenis udara. Matahari dapat meradiasikan sekitar 1,74 x 1014 kW jam energi
ke bumi setiap jamnya dan bumi menerima daya 1,74 x 1017 watt. Kemudian energi tersebut
diubah menjadi bentuk energi angin kurang lebih antara 1-2%. Hal ini menunjukkan bahwa
energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak daripada energi yang diubah menjadi
biomassa oleh sluruh tumbuhan yang ada dimuka bumi.
Sedangkan jika dilihat dari segi proses terbentuknya aliran angina, panas matahari
membuat udara memuai. Udara yang memuai akan memiliki massa jenis yang lebih ringan
sehingga ia akan naik ke atas. Ketika hal itu terjadi, maka sebenarnya udara mengalami
penuruan tekanan dan membuat udara di sekitarnya juga mengalir ke tempat yang bertekanan
rendah. Pada akhirnya udara akan menyusut dan menjadi lebih berat hingga turun ke atas
permukaan tanah. Di atas tanah tersebut udara akan menjadi panas kembali dan berulanglah
fenomena di atas. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin tersebut diakibatkan
oleh perpindahan panas secara konveksi. Selain itu kondisi aliran angin seperti yang dijelaskan
sebelumnya juga dipengaruhi oleh dua faktor yakni medan atau permukaan bumi yang dialiri
oleh aliran angin tersebut dan temperatur bumi.

Gambar Aliran Angin

Berdasarkan penjelasan tersebut sudah dapat dipastikan bahwa energi angin akan terus
berdaur ulang dan tidak akan pernah habis. Hal inilah yang menjadikan energi angin menjadi
salah satu rujukan energi terbarukan terutama di Indonesia. Bagi Indonesia sendiri potensi
energi angin yang paling banyak digunakan adalah untuk pembangkit tenaga listrik. Hal ini
mengingat Indonesia masih sangat kekurangan pasokan listrik. Selain itu pemilihan
pemanfaatan energi angin sebagai sumber pembangkit tenaga listrik juga dikarenakan potensi
wilayah Indonesia yang dikatakan cukup baik untuk pembangunan pembagkit tenaga listrik.

1.2 Tujuan
Untuk perancangan turbin angin jenis vertikal tipe savonius untuk memenuhi kebutuhan listrik
dalam skala rumah tangga.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Turbin Angin


Energi angin merupakan energi yang dihasilkan dari kekuatan angin. Energi tersebut dapat
dihasilkan ketika udara yang bergerak (angin) mengenai sebuah kincir angin yang kemudian
tenaga dari angin tersebut dikonversi oleh sebuah alat menjadi tenaga listrik. Turbin angin
adalah suatu mesin/kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan
memanfaatkan energi kinetik angin yang kemudian dikonversi menjadi tenaga listrik.

Adapun jenis turbin antara lain :

1.) Turbin angin poros horizontal


Jenis turbin yang satu ini merupakan model umum yang sering dilihat pada turbin angin.
Jika dilihat, desainnya mirip seperti kincir angin, memiliki blade dan berputar pada sumbu
vertikal. Jenis turbin angin ini memiliki bilah baling-baling seperti di pesawat. Turbin
angin jenis ini memiliki shaft rotor dan generator pada puncak tower dan harus diarahkan
ke arah angin bertiup.
Kelebihan turbin angina poros horizontal :
Towernya yang tinggi memungkinkan untuk mendapatkan angin dengan kekuatan
yang lebih besar untuk mendapatkan energi.
Efisiensi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan blade selalu bergeral tegak lurus terhadap
angin.
Kekurangan turbin angina poros horoizontal :
Membutuhkan kontruksi tower yang besar untuk mendukung beban gear box, blade
dan juga generator.
Membutuhkan sistem pengereman untuk mencegah turbin mengalami kerusakan
pada turbin ketika ada angin kencang.
Membutuhkan pengawasan dan kontrol secara berkala untuk mengarahkan blade
ke arah angin.
2.) Turbin angin poros vertikal
Turbin angin jenis ini memiliki bilah yang memanjang dari atas ke bawah. Turbin angin
vertikal biasanya berdiri setinggi 100 meter dengan lebar 50 kaki. Dengan sumbu vertikal,
generator dan komponen primer lainnya dapat ditempatkan dengan permukaan tanah,
sehingga tentu saja ini dapat mempermudah maintanance lebih mudah. Jika dibandingkan
dengan turbin angin poros horizontal, turbin angin ini memiliki kecepatan yang lambat,
sehingga energi angin yang tersedia pun lebih rendah.
Kelebihan turbin angin poros vertikal :
Turbin angin ini tidak memerlukan perawatan yang ekstra. Sehingga tidak
membutuhkan biaya yang lebih banyak untuk merawatnya.
Turbin angin ini juga sangat mudah dirawat karena letaknya yang dekat dengan
tanah.
Turbin angin ini memiliki kecepatan stratup angin rendah dibandingkan dengan
turbin horizontal.
Kekurangan turbin angin poros vertikal :
Memiliki penurunan efisiensi. Jika dibandingkan dengan turbin angin poros
horozontal, turbin angin poros vertikal memiliki penurunan efisiensi. Hal ini
dikarenakan adanya hambatan tambahan yang mereka miliki sebagai pisau
memutar ke angin.
Memiliki kecepatan angin yang rendah. Yang kedua adalah jenis turbin ini
memiliki kecepatan angin yang rendah. Karena turbin angin poros vertikal
memiliki rotor dekat dengan tanah.
Syarat angin untuk pembangkit listrik tenaga angin :
Tabel 2.1 Tabel Kecepatan Angin

2.2 Perhitungan Pembuatan Turbin Angin Vertikal


2.2.1 Perhitungan Luasan Sudu Turbin
Diketahui: P = 200 watt
v = 6,3 m/s
n = 40 rpm (asumsi)
Daya pada turbin: P =
2.2.2 Menentukan Tip Speed Ratio (TSR)
Diketahui: D = 1,84 m
n = 40 rpm (asumsi)
v = 6,3 m/s (berdasarkan data pengukuran)
Tip Speed Ratio ( )

2.2.3 Menentukan Rotor Torque Coeficient (Cqr)

Berdasarkan dari gambar hubungan koefisien rotor dari beberapa turbin angin didapat
untuk rotor turbin jenis savonius pada daerah A jika 1 =2 maka Cq1 = 0,065. Jadi jika 2
= 0,61, maka Cq2 =

2.2.4 Menentukan Rotor Power Coeficient (Cpr)

Diketahui:

= 0,61

Cq = 0,21

Cpr = x Cqr

Cpr = 0,61 x 0,21

Cpr = 0,13

Luasan pada sudu turbin:


Dengan didapatkannya luas penampang 6 buah sudu (A) sebesar 10,7 m2 maka dengan
menggunakan 6 buah sudu diperoleh dimensi sudu sebagai berikut:

1. Luas Selimut Tabung


Diketahui :
Tinggi sudu (L) = 2 meter
Jumlah sudu = 6 Buah
Luas 1 buah sudu =

d = 0,56 meter
Jadi dimensi jenis turbin yang digunakan adalah jenis turbin angin tipe savonius dengan
dimensi D x L yaitu 0,56 x 2 meter.
2. Luas Panjang Lengan (A2)
Dengan panjang lengan 84cm +1/2 d = 84cm + 1/2 x 56cm = 112cm = 1,12m, maka
luasan yang didapat adalah sebagai berikut:
3. Rasio Perbandingan Luas 1
Rasio Perbandingan Luas =
Rasio Perbandingan Luas =
Rasio Perbandingan Luas = 0,78
4. 4. Luas Panjang Lengan (A3)
Dengan panjang lengan 64cm + d = 84cm + 56 cm = 92cm=0,92m, maka luasan
yang didapat adalah sebagai berikut:
5. Rasio Perbandingan Luas 2
Rasio Perbandingan Luas =
Rasio Perbandingan Luas =
Rasio Perbandingan Luas = 0,95

2.2.5 Perhitungan Kekuatan Poros Diameter Poros

Diketahui:

Perhitungan poros dengan daya 200 watt, putaran poros turbin 40 rpm, dengan faktor koreksi
2,0. Asumsi bahan diambil baja batang St 60.

P = 200 watt = 0,2 kW

n = 40 rpm

fc = = 2,0

St 60= 60 kg/mm

Perhitungan diameter poros:

Pd= fc.P

Pd = 2,0 (0,2)

Pd = 0,4


T= 9,74 x 105

0,4
T= 9,74 x 105 40

T= 9740 kgmm

Bahan St 60 b = 60 kg/mm2 ; Sf1 = 6,0; Sf2 = 2,0


Cb = 2,0; Kt = 1,5

Jadi diameter poros yang digunakan adalah 26,21 mm.

2.2.6 Perhitungan Bantalan Poros

Diketahui:

ds = 26,21 mm

m rotor turbin = 240 kg

Bahan poros besi St 60 = 60 kg/mm2 ; Sf1 = 6,0; Sf2 = 2,0

n = 40 rpm

Bahan besi perunggu Pa = 0,7 2,0 kg/mm2

l = 20 mm

d= 26,21 mm
0,04 < 2,0 jadi dapat diterima

Harga (Pv)a poros transmisi maksimal yang diijinkan 0,02 kg m/mm2 0,02< 0,2 jadi dapat
diterima.

2.2.7 Perhitungan Roda Gigi

Diketahui:

HP = 200Watt = 0,27 HP

nturbin = 40 rpm N1 = 69 N2 = 12 N3 = 69 N4 = 17 N5 = 69 N6 = 27

a. Roda gigi 1
Diketahui:
N1 = 69
Yp = 0,428
N2 = 12
Yg = 0,245 HP = 200 =0,27 HP
Sudut Kontak = 20 deg
Jawab:
Asumsi Bahan Pinion = ASTM25 So = 8000
Asumsi Bahan Gear = ASTM35 So = 12000
So Yp = 8000x0,428 = 3424Psi
So Yg = 12000x0,245 = 2940 Psi
1.) Perhitungan Torsi

2.) Penentuan Diameter Pitch Line


Diambil asumsi P = 16
3.) Perhitungan Kecepatan Pitch Line

4.) Perhitungan gaya-gaya yang bekerja

Karena Vp terletak antara 0< Vp<2000 ft/min, maka :

5.) Perhitungan dimensi gear

Dengan melihat konsentrasi tegangan,diperoleh persamaan gaya bending:


a. Untuk pinion
b. Untuk gear

Dimensi Gear (b) =0,81


Jadi untuk rodagigi 1 :
Untuk pinion bahannya ASTM35, b=0,63, sedangkan untk gear bahannya
SAE1020, b=0,81.
6.) Perhitungan module (m)
Diketahui:

Jawab :
a. Untuk pinion

b. Untuk gear

b. Roda gigi 2
Diketahui:
N1 = 69
Yp = 0,428
N2 = 17
Yg = 0,302 HP =200 - (30% x 200) = 0,19 HP
Sudut Kontak = 20 deg
Jawab:
Asumsi bahan pinion = ASTM35
So = 12000
Asumsi bahan gear = ASTM50
So = 15000
So Yp = 12000 x 0,428 = 5136 Psi
So Yg = 15000 x 0,302 = 4530 Psi
1.) Perhitungan Torsi

2.) Penentuan Diameter Pitch Line (asumsi P = 33 )

3.) Perhitungan kecepatan pitch line

4.) Perhitungan gaya-gaya yang bekerja

Karena vp terletak antara 0< vp<2000 ft/min maka :


5.) Perhitungan dimensi gear

Dengan melihat konsentrasi tegangan, diperoleh persamaan gaya bending:


a. Untuk pinion

b. Untuk gear

Jadi untuk roda gigi 2:


Untuk pinion bahan yang digunakan adalah ASTM35,b=0,27, sedangkan untuk
gear bahan yang digunakan adalah SAE1020, b=0,27
6.) Perhitungan module (m)
Diketahui :

Jawab :
a. Untuk pinion

b. Untuk gear

c. Roda gigi 3
Diketahui:
N1 = 69
Yp = 0,428
N2 = 27
Yg = 0,348 HP = 200 (50% x 200) =0,13 HP
Sudut kontak = 20 deg
Jawab:
Asumsi Bahan Pinion = ASTM25
So = 8000
Asumsi Bahan Gear = ASTM35 So = 12000
So Yp = 8000 x 0,428 = 3424 Psi
So Yg = 12000 x 0,348 = 4176 Psi
1.) Perhitungan Torsi

2.) Perhitungan diameter pitch line (asumsi P = 63)


3.) Perhitungan kecepatan pitch line

4.) Perhitungan gaya-gaya yang bekerja

Karena vp terletak antara 0< vp<2000 ft/min maka :

5.) Perhitungan dimensi gear

Dengan melihat konsentrasi tegangan,diperoleh persamaan gaya bending:


a. Untuk pinion
Dimensi pinion (b) =0,21
b. Untuk gear

Dimensi Gear (b) =0,21


Jadi untuk roda gigi 3:
Untuk pinion menggunakan bahan SAE1020, b=0,21 sedangkan untuk gear
menggunakan bahan SAE1035, b=0,21
6.) Perhitungan module (m)
Dikethaui :

Jawab :
a. Untuk pinion

b. Untuk gear

2.2.8 Generator
Generator yang digunakan dari magnet dan spul sepeda motor dengan tegangan 12 volt 5
Ampere.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan makalah
Perancangan Turbin Angin bahwa bannyak variabel yang harus diperhitungkan seperti
pengunaan jenis transmisi yang digunakan (roda gigi), gaya-gaya yang bekerja dan lain-lain.

3.2 Saran
Menurut perancangan yang telah dipaparkan bahwa Perancangan Turbin Angin, maka
disarankan bahwa dalam memperhitungankan turbin angin harus merencakan faktor-faktor kritis
yang akan terjadi.

You might also like