You are on page 1of 3

RPM mesin sangat dipengaruhi oleh jumlah udara dan bahan bakar yang masuk

kedalam ruang bakar. Logikanya, ketika sedikit udara dan bahan bakar yang masuk
keruang bakar maka hanya sedikit gas yang dikompresi. Itu akan membuat hasil
pembakaran lebih kecil, dan berlaku juga sebaliknya.

Maka dari itu, apabila dua material pembakaran ini tidak konstan saat mesin bekerja, ya
otomatis RPM akan tidak stabil.
ada banyak hal yang menyebabkan RPM pada mobil tidak stabil antara lain ;

1. Idle speed control

Idle speed control menjadi aktuator dalam sistem EFI yang fungsinya untuk mengatur
idle RPM. Cara kerjanya yakni dengan memanfaatkan solenoid valve untuk membuka
dan menutup saluran idle karburator.

Tapi, jika ISC ini kotor dan jarang dibersihkan, bisa menghambat kinerja solenoid.
Hasilnya RPM mesin bisa naik turun bahkan mati.

Untuk mengatasinya, anda perlu rajin membersihkan aktuator ISC serta lubang saluran
idle. Caranya cukup mudah, anda hanya perlu membuka ISC dan bersihkan bagian
katupnya. Bersihkan pula lubang idle menggunakan carburator cleaner atau dengan
bentuk spray atau semprot
2. Mass Air Flow
Mass air flow terletak pada tabung filter udara. Fungsinya untuk mendeteksi berapa
jumlah udara yang masuk kemesin menggunakan kecepatan aliran.

Karena terletak pada area filter udara, sensor ini juga rentan kotor. Sehingga ketidak
akuratan pembacaan pada sensor MAF menyebabkan RPM mesin tidak stabil. Biasanya,
gejala ini diikuti dengan lampu check engine yang menyala.
Untuk memperbaikinya, kita perlu mengetahui lebih lanjut apakah masalah itu
terletak pada sensor atau pada rangkaian. Periksa terlebih dahulu kabel serta konektor
kabel yang berhubungan dengan sensor ini, selanjutnya coba bersihkan bagian sensor
MAF menggunakan angin bertekanan rendah.

Pastikan saat melakukan pengecekan ini arus listrik pada mobil sudah tidak ada, atau
dengan kata lain salah satu terminal baterai sudah tercabut. Alasanya jika kita
mencabut kelistrikan mesin saat kelistrikan masih terhubung dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah baru.

Setelah selesai, coba untuk hidupkan mesin. Jika RPM masih tidak stabil maka ada dua
kemungkinan.
3. Throtle Body kotor

Untuk mesin yang menggunakan sistem TAC atau Drive by wire, tidak lagi
menggunakan kawat kabel untuk menghubungkan pedal gas dengan throtle body.
Sebuah motor elektrik sudah ditanamkan pada katup gas yang otomatis membuka dan
menutup sesuai perintah sensor APP pada pedal gas. Tapi mobil seperti inilah yang
berpotensi mengalami gejala RPM naik turun.

Penyebabnya, mobil dengan teknologi TAC lebih sensitif terhadap perubahan kondisi.
Karena tidak berkaca pada satu sensor saja, namun ada banyak sensor yang
mendukung kinerja TAC.

Saat terdapat kotoran pada pangkal daun katup, bisa menimbulkan RPM yang naik
turun saat kecepatan idle. Untuk membuktikan, lepas throtle body dari mesin mobil,
Kemudian perhatikan daerah daun katupnya, maka akan ada kotoran menghitam pada
dinding katup. Kotoran inilah yang menyebabkan RPM mesin tidak karuan.

Solusinya, kita harus segera membersihkan throtle body ketika gejala ini muncul. Jika
tidak segera dibersihkan, maka masalah akan merekbet ke komponen lain. Karena
begitulah resiko mobil-mobil EFI. Tiap komponen saling bergantung.

Anda bisa melakukan pembersihan ini sendiri atau bisa dilakukan di bengkel resmi.
Caranya seperti biasa, lepas baterai dan lepaskan konektor kelistrikan TAC. Lepas
komponen throtle body dan bersihkan menggunakan carbu cleaner atau sejenisnya.

RPM Mesin Tidak Stabil Juga Merupakan Hal yang


Wajar
Pada beberapa kondisi, rpm mesin yang kadang naik kadang turun tanpa kita gas juga
menandakan hal yang normal bahkan jika tidak terjadi bisa mengindikasikan
kerusakan. Kondisi ini terjadi ketika ;

1. Kompressor AC dan Fan bekerja

Saat magnetic clutch pada kompressor tersambung, maka beban mesin akan
bertambah karena akan menggerakan kompressor AC yang memompa freon. Selain itu,
beban kelistrikan mesin juga bertambah karena extra fan otomatis menyala.

Jika RPM mesin tetap stabil saat kedua komponen ini bekerja, bisa berpotensi mesin
mati. Untuk itu, ECU otomatis menaikan idle RPM mesin.

2. Saat tegangan baterai melemah

Tegangan baterai normalnya 12 Volt, saat mesin hidup normalnya mencapai 14 Volt.
Jika beban kelistrikan mobil cukup banyak, voltase yang dibutuhkan juga besar.
Sehingga memaksa baterai bekerja lebih ekstra.

Jika dibiarkan, arus baterai akan habis. Sehingga RPM mesin dinaikan dengan tujuan
altenator bekerja lebih ekstra untuk menyupali listrik ke baterai.

Tips dan cara perbaikan diatas hanya dilakukan jika anda benar-benar paham dengan
sistem EFi. Jika anda masih kurang mengenalnya, alangkah baiknya membawa mobil
anda ke bengkel resmi. Di bengkel, kesehatan mobil akan terjamin karena terdapat
mekanik yang bersertifikat ditambah alat yang lengkap.

You might also like