You are on page 1of 22

PERANCANGAN ALAT BANTU MANDI BAYI ATAU BALITA

TUGAS BESAR DESAIN TEKNIK

Oleh :

Ichan M Maulana NIM: 2111141079

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2017
1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap hari rata – rata lahir 10.000 lebih bayi di Indonesia atau setiap tahun
pertambahan penduduk di Indonesia sama dengan total penduduk Singapura.
“ Tingkat fertilitas kalau dibandingkan tahun 2002 dengan 2007 relatif sama, bias
memberikan sinyal awal bahwa laju pertambahan penduduk stagnan atau meningkat, “
kata Sugiri Syarief.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingat kelahiran bayi di
Indonesia tergolong besar. Banyaknya bayi yang lahir tiap tahun tentu akan berbanding
lurus dengan permintaan kebutuhan bayi. Karena itu, besarnya angka kelahiran bayi di
Indonesia ini dapat membuat lahan penjualan perlengkapan bayi di Indonesia
berkembang.
Seiring berkembangnya jaman, tak bisa dipungkiri bahwa mobilitas orang tua
semakin tinggi. Semakin banyak orang tua yang melakukan kegiatan didalam rumah
baik itu membersihkan rumah dan mengurus anak. Terlalu minimalisnya rumah dan
banyaknya barang barang membuat orang tua tidak nyaman. Gaya hidup dengan
mobilitas tinggi ini biasanya dibarengi dengan permintaan barang kebutuhan yang
praktis dan efisien. Termasuk perlengkapan bayi. Praktis dan efisien yang dimaksud
disini adalah, barang tersebut berbentuk ringkas namun memiliki banyak fungsi dan
kegunaan. Seperti kita ketahui, telah banyak berbagai macam perlengkapan bayi yang
beredar dipasaran, baik itu kursi bayi, tempat mandi bayi dan sebagainya.
Banyaknya macam perlengkapan bayi mendorong para desainer produk untuk
saling bersaing, masing-masing saling berlomba menciptakan inovasi dengan
harapan produknya dapat menjadi daya tarik khusus bagi konsumen.
Dari permasalahan yang telah dibahas muncul suatu pemikiran atau ide untuk
merancang suatu produk yang ringkas namun memiliki banyak fungsi dan kegunaan
produk tersebut yaitu “Alat bantu mandi bayi atau balita”.

1.2 Rumusan Masalah (analisis masalah)


Seiring berkembangnya jaman, tak bisa dipungkiri bahwa mobilitas orang tua
semakin tinggi. Semakin banyak orang tua yang melakukan kegiatan didalam rumah
baik itu membersihkan rumah dan mengurus anak. Terlalu minimalisnya rumah dan
banyaknya barang barang membuat orang tua tidak nyaman. Gaya hidup dengan
mobilitas tinggi ini biasanya dibarengi dengan permintaan barang kebutuhan yang
praktis dan efisien. Termasuk perlengkapan bayi. Praktis dan efisien yang dimaksud
disini adalah, barang tersebut berbentuk ringkas namun memiliki banyak fungsi dan
kegunaan. Seperti kita ketahui, telah banyak berbagai macam perlengkapan bayi yang
beredar dipasaran, baik itu kursi bayi, tempat mandi bayi dan sebagainya.
Banyaknya macam perlengkapan bayi mendorong para desainer produk untuk
saling bersaing, masing-masing saling berlomba menciptakan inovasi dengan
harapan produknya dapat menjadi daya tarik khusus bagi konsumen.
a) Permasalahan
- Belum ada alat bantu mandi bayi yang multifungsi
- Masih banyak ibu rumah tangga yang memandikan bayinya secara
langsung.
b) Analisa masalah
- Dengan semakin banyaknya angka kelahiran di Indonesia , banyaknya
warga yang memiliki anak atau balita dan semakin banyaknya kesibukan
orang tua dalam mengurus rumah tangga sehingga dibutuhkan suatu produk
yang praktis,efisien dan multi fungsi.
c) Kesimpulan
Dari hasil survey pembuatan alat bantu mandi bayi merupakan kebutuhan yang
laku jual. Salah satu syaratnya adalah bahwa alat bantu tersebut aman dan multi
fungsi.
1.3 Teori Penujang
1.3.1 Dasar-dasar Perencanaan Mesin

a. Definisi Perancangan

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan


untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
pembuat perencanaan. Namun lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus
dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman dalam bukunya
Administrative Action Techniques of Organization and Management :
mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-
penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, pementuan
metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal
sehari-hari.”
Terry menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang
harus dilaksanakan kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan
mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemempuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan untuk merumuskan suatu pola
tindakan untuk masa mendatang.
Banghart dan Trull, mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari
semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas
kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.
Nana Sudjana mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang
sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan
pada waktu yang akan datanag.
Hal senada juga yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi bahwa
perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau
pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam
hal ini, perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum
(goal) dan tujuan khusus (objektivitas) suatu organisasi atau lembaga
penyelenggaraan pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap.
Setelah tujuan ditetapkan perencanaan berkaitan dengan penyusunan pola,
rangkaian dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, dapat
diukur dengan terpenuhinya factor kerjasama perumusan perencanaan program
kerja madrasah, dan upaya implementasi program kerja tersebut dalam mencapai
tujuan.
Maka dapat kami simpulkan perencanaan adalah suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tesebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Metode Dasar Perancangan

Tugas

Perencanaan dan Penjelasan Tugas

Daftar Persyaratan

Mengembangkan solusi utama


 Pembuatan struktur fungsi
 Fungsi keseluruhan-sub fungsi
Informasi perbaiki daftar persyaratan hasil umpan balik

 Menguraikan fungsi
 Membentuk beberapa alternatif produk (varian)

Konsep Produk

Mengembangkan struktur produk

Perbaikan
 Menentukan bentuk awal
 Memilih layout awal yang terbaik
 Memperbaiki layout
 Evaluasi konsep produk (varian)

Layout Awal

Menentukan struktur produk


Menghilangkan kelemahan dan kekurangan
Cek kalau ada kesalahan

Layout
Akhir

Mengembangkan gambar atau daftar detail

Dokumen Produk

Solusi
Gambar 1. Diagram alir proses perancangan

c. Perancangan Konsep Produk

Dalam proses perancangan yang pertama dilakukan adalah memperjelas tujuan


perancangan. Dengan memperjelas tujuan perancangan, maka akan diketahui
permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi. Untuk itu ada dua hal yang harus
dilakukan pada tahap ini.
Pertama membuat struktur fungsi dari mekanisme yang akan dirancang.
Struktur fungsi tersebut memuat batasan-batasan sejumlah masukan dan keluaran
sistem. Kedua memasukan kriteria-kriteria produk (komponen) yang akan
dirancang. Untuk memudahkan, kriteria-kriteria tersebut disusun dalam daftar.
Dalam daftar tersebut, dicantumkan syarat-syarat yang mutlak harus dipenuhi.
Tanpa terpenuhi persyaratan tersebut, perancangan dianggap gagal.
Perancangan konsep produk merupakan bagian dari proses perancangan yang
meliputi, identifikasi masalah utama, pembuatan struktur fungsi, pemeriksaan atau
mendapatkan prinsip solusi yang tepat dan mengkombinasikannya menjadi konsep
produk (varian).
Beberapa alternatif konsep produk dapat dicari dengan persyaratan-persyaratan
dalam spesifikasi tersebut, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut. Setelah itu
baru dievaluasi, evaluasi tersebut haruslah berdasarkan kriteria spesifikasi teknis
yang telah dibuat. Konsep yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan
spesifikasi teknis produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya,
sedangkan yang memenuhi kriteria dapat dipilih menjadi solusi terbaik.

1.4 Keinginana Pengguna

Dalam hal perancangan sesuatu maka kita harus memperhatikan keinginan


pengguna atau konsumen sehingga hasil rancangan ata modifikasi kita sesuai dengan
yang di inginkan oleh konsumen. Dalam perancangan kursi sebagai alat bantu mandi
bayi ada beberapa keinginan pengguna antara lain:
1. Mudah dipasang

2. Mudah dilepas

3. Cepat dipasang

4. Cepat dilepas

5. Tidak merusak/tidak melukai bayi atau balita

6. Tahan lama

7. Ringan

8. Sederhana

9. Tidak mudah kotor

10. Susunan kokoh

11. Aman bagi pengguna

12. Mudah disimpan

13. Biaya tidak terlalu tinggi (Bahan, Pembuatan, Operasi)

14. Murah

15. Kualitas baik

16. Memiliki ketahanan korosi yang baik

17. Tidak licin

18. Menarik

19. Ramah lingkungan

1.5 Pengelompokan Keinginan Pengguna

1.5.1 Memasang / Melepaskan dan Penggunaan

 Mudah dipasang

 Mudah dilepas
 Cepat dipasang

 Cepat dilepas

 Praktis

 Ramah lingkungan

 Sederhana

1.5.2 Hubungan antara Alat Bantu Mandi dan Bayi atau Balita

 Alat bantu mandi tidak melukai bayi atau balita

1.5.3 Integritas Struktur

 Tahan lama

 Ringan

 Tidak mudah kotor

 Mudah disimpan

 Tidak licin

 Tahan korosi

 Susunan kokoh

 Kualitas baik

1.5.4 Penampilan

 Warna menarik

 Bentuk menarik
1.5.5 Standard

 Tidak ada standard yang dipakai

1.6 Syarat Teknis

Daftar Spesifikasi Teknis Alat Bantu Mandi Bayi atau Balita

Catatan :

D = Demand (tuntutan/harus)

W = Wishes (harapan/sebaiknya)

D/W SPESIFIKASI
GEOMETRI
W Susunan kokoh
W Bentuk ringan dan sederhana
D Dimensi tidak terlalu besar
MATERIAL
D Mudah didapat dipasaran
D Memiliki ketahanan korosi yang baik
W Murah dan kualitas baik
INTIGERITAS STRUKTUR
D Tidak licin
W Ringan
D Tahan lama
KEAMANAN
D Aman bagi pengguna
PERAWATAN
W Mudah dalam melalukan perawatan
W Penggantian komponen mudah
BIAYA
W Biaya tidak terlalu tinggi (Bahan, Pembuatan, Operasi)
1.7 Diagram Proses

1.8 Diagram Fungsi

1.8.1 Pembuatan Struktur Fungsi

Struktur fungsi dalam hal ini mempunyai hubungan antara komponen input
dengan komponen output. Struktur fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk aliran energi,
material dan sinyal. Aliran ini dinyatakan dalam simbol-simbol dan dengan bantuan
diagram blok. Dalam pengertiannya fungsi dapat terdiri dari unsur berikut ini:

- Fungsi keseluruhan
- Sub fungsi keseluruhan
Fungsi keseluruhan dibuat setelah menentukan tugas -tugas dari komponen
yang dirancang secara keseluruhan, sedangkan sub fungsi merupakan bagian-bagian
dari fungsi keseluruhan yang menjalankan tugas-tugas secara lebih terperinci. Tujuan
dari pembagian fungsi keseluruhan ke dalam beberapa sub fungsi adalah untuk
memudahkan pemecahan masalah dan membagi pelaksanaan kerja sistem kedalam
bentuk satuan kerja yang lengkap.

Sebagai tahap pertama yang dibuat dalam struktur fungsi ini adalah mekanisme
mengiris buah pisang sebagai fungsi keseluruhan kemudian fungsi keseluruhan
diuraikan menjadi sub fungsi keseluruhan.

INPUT FUNGSI OUTPUT


( Tangan ) ( Tangan )
( belum ada jemuran) ( ada jemuran )
Menjemur
( Gaya ) ( Terjemur )

Keterangan
= Aliran Energi
= Aliran Material
= Aliran Sinyal

Gambar 2. Diagram Blok Fungsi alat bantu mandi bayi atau balita

Fungsi Utama

Menjemur

Sub fungsi :
Menyimpan Menahan Mengalirkan Mengatur

Gambar 3. Sub fungsi alat bantu mandi bayi atau balita

Pohon fungsi:

1. Uraian sub fungsi pertama (menyimpan)

Menyimpan

Memegang

2. Uraian sub fungsi kedua (menahan)

Menahan

Mengunci Menempatkan

3. Uraian sub fungsi ketiga (mengalirkan)

Mengalirkan

4. Uraian sub fungsi keempat (mengatur)


Menampung Mengarahkan
Mengatur
1.9 Morfologi

Setelah ditetapkannya struktur fungsi yang berisi sub-sub fungsi selanjutnya

dicari konsep produk yang dapat memenuhi sub-sub fungsi tersebut, sehingga

diperoleh beberapa ide tentang solusi yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi

beberapa konsep produk dan akhirnya dikembangkan menjadi produk.

Pencarian solusi konsep produk dapat diperoleh dengan metode-metode yang

sistematik. Metode yang dipakai, yaitu metode kombinasi atau morfologi, metode ini

memberikan jawaban masalah melalui mengkombinasikan kemungkinan solusi yang

ada. Metode ini adalah metode matriks morfologi.

Pada perancangan ini, metode pencarian konsep produk menggunakan metode

matriks morfologi, yaitu menggunakan struktur fungsi untuk menggunakan alternatif-

alternatif konsep produk. Metode morfologi merupakan metode yang dapat

menemukan banyak alternatif konsep produk, metode yang sistematik dan

menggunakan prosedur yang mudah diikuti.

Untuk memperkecil jumlah kombinasi konsep produk, maka untuk

pengkombinasian dari konsep produk tersebut, lebih mementingkan persyaratan

demand yang terdapat dalam spesifikasi. Kombinasi-kombinasi yang diperoleh


selanjutnya dianalisis dan dievaluasi untuk menghasilkan variasi terbaik yang dapat

berdasarkan spesifikasi atau kriteria teknik yang telah dibuat sebelumnya.

1.9.1 Pengkombinasian Proses Solusi

Dengan telah ditetapkannya struktur fungsi yang berisi sub-sub fungsi, lalu

disusun pengkombinasian prinsip solusi yang dapat memenuhi sub-sub fungsi tersebut.

Pengkombinasian prinsip solusi dibuat sesuai dengan teknologi yang sudah ada dan

penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi. Solusi yang dibuat harus logis dan

secara fisik dapat memenuhi sub fungsi.

Pada perancangan sistematik, lingkup permasalahan harus dibuat luas dengan

tujuan untuk memperoleh kemungkinan solusi yang sebanyak-banyaknya. Setiap

kemungkinan harus diperiksa melalui prosedur yang tepat dan cermat, karena sering

solusi terbaik muncul setelah pengkombinasian solusi kurang bernilai dengan solusi

yang bernilai tinggi.

Fungsi Kemungkinan alat


1.0 1.1
Menyimpan Memegang A.1 Tangan

2.1 Mengunci
B.2 Tali
B.1 Sabuk
2.0 Menahan

2.2
Menempatka C.1 Keranjang C.2 Saku C.3 Laci

3.1
Mengarahka D.1 Pipa pvc
D.3 Selang
3.0 n D.2 Pipa besi
Mengalirkan
3.2
Menampung
E.2 Ember
E.1 Bak mandi

4.0 Mengatur 4.1


Kecepatan F.2 Kran F.3 Shower
F.1 Gayung
Tabel 1. Morfologi untuk perancangan kincir air sederhana

Gabungan :
 Varian 1 : A.1 – B.1 – C.1 – D.1 – E.1 – F.1

 Varian 2 : A.1 – B.2 – C.2 – D.3 – E.2 – F.2

 Varian 3 : A.1 – B.1 – C.1 – D.1 – E.1 – F.2

 Varian 4 : A.1 – B.1 – C.3 – D.3 – E.1 – F.3

1.10 Varian Konsep

Konsep produk untuk alat bantu mandi bayi tidak dibuat dengan membuat
kombinasi dari semua kombinasi yang mungkin disusun, tetapi dibuat melalui skets
beberapa konsep produk. Dalam memperoleh alternatif konsep produk tersebut
diperhatikan konsep elemen.

Varian 1

Konsep produk varian ke 1 adalah sebuah konsep yang dibuat menyerupai


serodotan anak dengan penampang leher diatas , pengunci bayi dan sebuah jaring yang
dikaitkan di belakang yang berfungsi untuk menyimpan peralatan mandi.
Varian 2

Konsep produk varian kedua adalah konsep kursi (standar) dengan tambahan
sabuk pengaman dan saku yang terdapat di belakang kursi yang berfungsi untuk
menyimpan peralatan mandi bayi.

Varian 3
Konsep produk varian 3 yang paling sederhana yang memenuhi fungsi umum
dari alat bantu mandi bayi atau balita yaitu menahan beban bayi atau balita ketika
digunakan adalah dengan konsep seperti ember dengan tambahan penahan bayi berupa
kain seperti jaring yang diikatkan. Dengan pengaman sabuk dan adanya jaring yang
berfungsi untuk menyimpan peralatan mandi pada ember tersebut.

Konsep produk varian keempat adalah konsep produk seperti kursi roda bayi
yang dimodif tanpa adanya roda , bisa dilipat , pengunci bayi , laci yang berfungsi
menyimpan peralatan mandi bayi , dan adanya shower yang melekat di kursi yang
disambungkan oleh selang yang disambungkan dengan kran.

1.11 Nilai Variasi

Nilai variasi diambil berdasarkan keinginan perancang, nilai angka semakin


besar menandakan kriteria yang di utamakan. Nilai variasi yang dibuat yaitu 1 – 10.
Tabel 2. Nilai Variasi

No Kreteria Nilai

1 Mudah dipasang 5
2 Mudah dilepas 5
3 Aman 10
4 Tahan lama 7
5 Ringan 5
6 Mudah disimpan 5
7 praktis 7
8 Biaya Produksi 8
9 Mudah perawatan 7
10 Ketahanan korosi 7
11 Tidak licin 9
12 Biaya perawatan 7
13 Dimensi tidak besar 8
14 Komponen mudah di dapat 7
15 Kualitas baik dan murah 7
16 Kotoran dll tidak menempel pada produk 5

Matrik Keputusan

Catatan :

BN : Bobot nilai maksimum

+ : Untuk yang memenuhi kriteria dan bernilai +1

_ : Untuk yang lebih buruk dari kriteria dan bernilai -1

S : Untuk yang mempunyai kemampuan yang sama dan bernilai 0.


Tabel 3. Matrik Keputusan

Varian
Kreteria WT
I II III IV
Mudah dipasang 5 - S R S
Mudah dilepas 5 - S E S
Aman 10 + + F +
Tahan lama 7 S S R S
Ringan 5 - + E +
Mudah disimpan 5 S + N +
praktis 7 + - S +
Biaya Produksi 8 - S I -
Mudah perawatan 7 - S S
Ketahanan korosi 7 S S S
Tidak licin 9 S S S
Biaya perawatan 7 - S S
Dimensi tidak besar 8 + + +
Komponen mudah di dapat 7 S S +
Kualitas baik dan murah 7 - S -
Kotoran dll tidak menempel pada produk 5 + - +
Total + 4 4 0 7
Total - 7 2 0 2
Total Keseluruhan 5 10 0 7
Total dengan bobot -14 16 0 32

Dari matriks keputusan dapat di lihat konsep yang paling tinggi nilai bobotnya,

maka konsep tersebut yang di pilih untuk menjalankan fungsi yaitu varian ke IV dengan

nilai bobot 32

1.13 Varian Konsep Terpilih

Dari hasil matrik keputusan maka dapat dilihat varian yang paling tinggi nilai bobotnya
yaitu varian 4 maka varian 4 yang di pilih untuk menjalankan fungsi
Gambar 4. Konsep Terpilih

1.14 Kesimpulan

Konsep yang terpilih dari matrik keputusan alat bantu mandi bayi adalah konsep varian
ke empat yang memenuhi keinginan pengguna :

 Aman

 Multi fungsi

 Sederhana

 Tahan lama

You might also like