You are on page 1of 12

PERANCANGAN MESIN PENCACAH RUMPUT

TUGAS BESAR DESAIN TEKNIK

Oleh :

Bakti Asyari NIM: 2111141096

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2017
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagian besar penduduk desa Taman Sari, Tasikmalaya, Jawa Barat


memelihara ternak. Salah satu ternah yang dipelihara adalah sapi pedaging atau sapi
potong. Sapi yang banyak dipelihara yaitu sapi unggulan jenis suntikan, seperti
Diamond Limousind, Barman Cross, dan Fires Holland. Jenis sapi ini banyak
disukai peternak karena pertumbuhannya relative cepat. Disamping itu, dalam
pemeliharaannya membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibanding dengan sapi
jenis lainnya, namun kebutuhan pakannya lebih banyak.

Rumput harus disediakan peternak sebagai pakan utama ternak setiap harinya.
Pakan yang dibutuhkan peternak, pakan yang segar karena bisa membantu
kelangsungan perkembangan sapi yang baik dan selain pakan yang segar
dibutuhkan pakan tambahan untuk menambah gizi agar daging ternak lebih cepat
berkembang. Peternak berinisiatif mencampurkan rumput dengan pakan tambahan
untuk menghemat biaya. Sebelum dicampur rumput harus dipotong terlebih dahulu,
agar dalam proses pencampuran mudah dilakukan. Rumput yang sudah dipotong
kemudian dicampur dengan bekatul, ampas tahu, dan diberi air secukupnya sesuai
takaran. Peternak setiap hari harus menyediakan rumput dalam jumlah yang cukup
banyak untuk memotong sebagai bahan pakan ternak. Peternak didaerah Taman
Sari, Tasikmalaya, Jawa Barat dalam mencacah rumput masih menggunakan sabit,
sehingga dalam jumlah yang cukup banyak maka dibutuhkan waktu dan tenaga
yang lebih banyak

Peternah membutuhkan alat bantu agar dalam proses mencacah atau merajang
rumput dapat menghemat waktu dan tenaga yang dikeluarkan, sehingga dalam
merajang atau mencacah diperlukan waktu yang singkat. Sebuah alat pencacah
rumut sangat dibutuhkan oleh peternak.

Secara umum mesin pencacah rumpuh terdiri dari motor yang berfungsi sebagai
penggerak, sistem transmisi, casing, poros rangka, dan pisau perajang. Hal yang
harus diperhatikan dalam pembuatan Mesin Pencacah Rumput ini adalah
bagaimana membuat mesin dengan rangka yang kuat, pisaunya tajan sampai
beberapa kali pemotongan, ergonomis, harganya terjangkau dan mudah d dapat di
pasaran. Mesin atau alat pencacah pakan ternak tersebut harus berfungse secara
maksimal sesuai fungsi dan kebutuhannya merupakan hal yang paling utama.

1.2 Analisis Masalah

Kebutuhan pakan ternak kita untuk masyarakat yang mempunyai peternakan


hewan saat ini belum tercukupi dimana rumput harus disediakan peterkan sebagai
pakan utama ternak setiap harinya. Peternak setip harinya harus menyediakan
rumput dalam jumlah yang cukup banyak untuk dirajang sebagai bahan pakan
ternak. Ddisinilah peternak berinisiatif mencampurkan rumput dengan pakan
tambahan seperti bekatul,ampas tahu untuk menghemat biasa. Sebelum dicampur
rumput harus dirajang (cacah) terlebih dahulu, agar dalam proses pencampuran
mudah dilakukan. Maka permasalahan yang dapt dirumuskan adlaah bagaimana
caranya agar dalam proses mencacah atau merajang rumput dapat menghemat
waktu dan tenaga yang dikeluarkan sehinggga dalam merajang atau mencacah
diperlukan waktu yang singkat.

1.3 Teori Penujang

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk


mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
pembuat perencanaan. Namun lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus
dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman dalam bukunya
Administrative Action Techniques of Organization and Management :
mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-
penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, pementuan
metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal
sehari-hari.”
Terry menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang
harus dilaksanakan kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan
mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemempuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan untuk merumuskan suatu pola
tindakan untuk masa mendatang.
Banghart dan Trull, mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari
semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas
kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.
Hal senada juga yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi bahwa perencanaan
berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan
suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam hal ini,
perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum (goal)
dan tujuan khusus (objektivitas) suatu organisasi atau lembaga penyelenggaraan
pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap. Setelah tujuan
ditetapkan perencanaan berkaitan dengan penyusunan pola, rangkaian dan proses
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, dapat diukur dengan
terpenuhinya factor kerjasama perumusan perencanaan program kerja madrasah,
dan upaya implementasi program kerja tersebut dalam mencapai tujuan.
Maka dapat kami simpulkan perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan
untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tesebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.4 Metode Dasar Perancangan Tugas

Perencanaan dan Penjelasan Tugas

Daftar Persyaratan

Mengembangkan solusi utama


 Pembuatan struktur fungsi
 Fungsi keseluruhan-sub fungsi
Informasi perbaiki daftar persyaratan hasil umpan balik

 Menguraikan fungsi
 Membentuk beberapa alternatif produk (varian)

Konsep Produk

Mengembangkan struktur produk

Perbaikan
 Menentukan bentuk awal
 Memilih layout awal yang terbaik
 Memperbaiki layout
 Evaluasi konsep produk (varian)

Layout Awal

Menentukan struktur produk


Menghilangkan kelemahan dan kekurangan
Cek kalau ada kesalahan

Layout
Akhir

Mengembangkan gambar atau daftar detail

Dokumen Produk
Gambar 1. Diagram alir proses perancangan
Berdasarkan diagram alir proses perancangan
SolusiPahl dan Beitz di atas tersebut, maka
metode perancangan dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu :

 Penjabaran Tugas (Clarification of The Task), yang meliputi


pengumpulan informasi permasalahan dan kendala yang dihadapi. Disusul
dengan persyaratan mengenai sifat dan performa yang harus dimiliki untuk
mendapatkan solusi
 Penentuan Konsep Perancangan (Conceptual Design), diawali dengan
menganalisa spesifikasi yang telah ada, hal ini sebagai dasar pembuatan
abstraksi dari permasalahan. Dilanjutkan dengan membuat struktur fungsi
yang mengambarkan hubungan antara input, proses dan output. Sehingga
untuk menggabungkan antara prinsip pemecahan masalah dengan yang
lainnya untuk mendapat beberapa varian solusi
 Perancangan Wujud (Embodiment Design) Tahapan ini menguraikan
rancangan kedalam struktur modul-modul yang diikuti dengan
pembentukan layout awal dan dilanjutkan dengan layout jadi. Dalam
pembuatan layout ada beberapa teknis yang harus diikuti baik yang bersifat
teknis maupun ekonomis, contohnya:
a. Petunjuk teknis yang jelas
b. Prinsip kerja yang jelas
c. Mudah dalam penggunaan
d. Mudah dan murah dalam perawatan
e. Harga yang relatif murah
f. Menggunakan komponen yang sederhana dan mudah didapat
dipasaran

Setelah seluruh kriteria tertuang dalam layout, maka dimulai perancangan


awal beserta elemen-elemennya. Dimulai dengan pemilihan bahan, prosedur
pembuatan rancangan dan membuat fungsi tambahan dari fungsi. Langkah
terakhir adalah mengevaluasi terhadap hasil dari langkah ini dan perlunya
prototipe dari rancang bangun untuk melihat kemampuan alat, mutu alat,
keandalan dan kriteria dari perancangan.

 Perancangan Rinci (Detail Design)


Pada tahap ini adalah proses perancangan dalam bentuk gambar, dalam artian
gambar tersusun dan gambar jadi termasuk daftar komponen, spesifikasi
bahan, toleransi dan lain-lain yang secara keseluruhan merupakan dokumen
dalam pembuatan mesin atau produk. Tahap ini masih diikuti tahap evaluasi
untuk melihat kembali apakah alat, mesin, atau sistem tersebut telah
memenuhi spesifikasi, dapat dibuat secara ekonomis, dan semua dokumen
telah lengkap.

1.5 Keinginan Pengguna


Dalam hal perancangan maka kita harus memperhatikan keinginan pengguna
atau konsumen sehingga hasil rancangan ata modifikasi kita sesuai dengan yang
di inginkan oleh konsumen. Dalam perancangan kincir air sederhana ada
beberapa keinginan pengguna antara lain:
1. Mudah dipasang
2. Mudah dilepas
3. Cepat dipasang
4. Cepat dilepas
5. Tidak bising
6. Memiliki ketahanan kotosi
7. Ringan
8. Mudah mengoprasikan
9. Sesiao dengan standar
10. Memiliki umur pakai yang panjang
11. Suku cadang murah
12. Tidak menimbulkan polusi
13. Biaya perawtan murah
14. Menarik
15. Murah
16. Aman
17. Baik kualitas mutunya
18. Mudah mengoprasikan
19. Sederhana
1.6 Pengelompokan Keinginan Pengguna
1. Kinerja Produk
- Tahan lama
- Baik kualitas mutunya
- Tidak bising
- Mudah mengoprasikan
- Memiliki umur pakai yang panjang
2. Integritas struktur
- Mudah dipasang
- Mudah dilepas
- Cepat dipasang
- Cepat dilepas
- Sederhana
- Ringan
- Suku cadang murah
- Mudah perawatannya
- Menarik
- Murah
1.7 Syarat Teknis
1. Dimensi : P= 850 mm, L=500 mm, T= 695 mm
2.
1.8 Diagram Proses
1. Perancangan Konsep Produk
Daftar spesifikasi produk yang telah dibuat akan menjadi dasar dalam fase
berikutnya, yaitu fase perancangan konsep produk. Tujuan dari perancangan
konsep ini adalah untuk menghasilkan alternatif konsep produk sebanyak mungkin.
Konsep produk ini biasanya masih berupa skema atau skets. Pada akhir fase ini
dilakukan evaluasi untuk memilih satu atau beberapa konsep produk yang terpilih.

 Pembuatan Struktur Fungsi


Struktur fungsi dalam hal ini mempunyai hubungan antara komponen input
dengan komponen output. Struktur fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk
aliran energi, material dan sinyal. Aliran ini dinyatakan dalam simbol-simbol
dan dengan bantuan diagram blok. Dalam pengertiannya fungsi dapat terdiri
dari unsur Fungsi Keseluruhan dan Sub Fungsi Keseluruhan

Fungsi keseluruhan dibuat setelah menentukan tugas -tugas dari komponen


yang dirancang secara keseluruhan, sedangkan sub fungsi merupakan bagian-
bagian dari fungsi keseluruhan yang menjalankan tugas-tugas secara lebih
terperinci. Tujuan dari pembagian fungsi keseluruhan ke dalam beberapa sub
fungsi adalah untuk memudahkan pemecahan masalah dan membagi pelaksanaan
kerja sistem kedalam bentuk satuan kerja yang lengkap.

Sebagai tahap pertama yang dibuat dalam struktur fungsi ini adalah mekanisme
mesin milling proto tipe sebagai fungsi keseluruhan kemudian fungsi keseluruhan
diuraikan menjadi sub fungsi keseluruhan.

Input Fungsi Output

Energi Listrik Energi Mekanik


Rumput Rumput
Mencacah Rumput
On Of

Keterangan: = Aliran Energi


= Aliran Material

= Aliran Signal

Dari proses pemanjangan dan pemendekan diatas, diuraikan lagi ke dalam suatu
pohon fungsi, yang mendetailkan alur proses tersebut menjadi sub-sub fungsi
berdasarkan fungsi utama:

Fungsi utama :

Mencacah Rumput

Sub fungsi

Mengarahakan Menggerakan Menghasilkan

Pohon fungsi

a. Uraian mengarahakan. Mengarahakan

Memasukan Mewadahi Mengeluarkan

b. Uraian menggerakan.

Menggerakan

Menahan Menyambung
kan
c. Uraian engatur

Menghasilkan

Cacahan
rumput

2. Morfologi

Pada perancangan sistematik, lingkup permasalahan harus dibuat luas dengan


tujuan untuk memperoleh kemungkinan solusi yang sebanyak-banyaknya. Setiap
kemungkinan harus diperiksa melalui prosedur yang tepat dan cermat, karena
sering solusi terbaik muncul setelah pengkombinasian solusi kurang bernilai
dengan solusi yang bernilai tinggi.

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kombinasi


yang paling sesuai adalah :

1. Kesesuaian terhadap fungsi keseluruhan.


2. Terpenuhinya yang tertulis dalam daftar sfesifikasi.
3. Kebaikan dalam hal prestasi atau kemudahan perakitan.
4. Kendala biaya.
5. Segi keamanan dan kenyamanan.
6. Kemungkinan untuk pengembangan lebih lanjut.
Dilihat dari spesifikasi diatas, maka didapat gambaran mengenai komponen
pembentukan mesin pencacah rumput. Dengan demikian dapat disusun suatu skema
klasifikasi dengan matriks morfologi seperti table table bawah.

You might also like