You are on page 1of 8

AGORA Vol. 1, No.

1, (2013)

MANAJEMEN BISNIS DAN PENGEMBANGAN FUNGSI PRODUKSI /


OPERASI BISNIS GARAM BERYODIUM PADA PERUSAHAAN
KELUARGA PT. SUSANTI MEGAH
Jonathan Tirto dan Bambang Haryadi
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: jonathantirto@yahoo.co.id ; harya@peter.petra.ac.id

Abstrak—Permintaan garam beryodium melebihi total Rupiah pada 2010 (Kemenperin.go.id). Jika dihubungkan
produksi garam beryodium. Tingginya permintaan masyarakat dengan jumlah perusahaan garam beryodium yang cenderung
dan pasokan bahan mentah yang besar menjadi peluang bagi tetap, maka pertumbuhan nilai produksi ini menunjukkan
perusahaan garam beryodium untuk mengembangkan bisnisnya. bahwa kapasitas produksi rata – rata tiap perusahaan secara
PT. Susanti Megah merupakan perusahaan yang sadar akan
general mengalami peningkatan rata – rata 17% pertahun dari
peluang tersebut dan sebaiknya menggarap peluang ini untuk
angka 12 Triliun Rupiah pada 2006 (BPS 2006 -2009).
mengembangkan bisnisnya. Tujuan penelitian ini yaitu,
mendeskripsikan manajemen bisnis garam beryodium pada Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar Ahmad
perusahaan keluarga PT. Susanti Megah, menganalisis situasi Hadadi, walaupun produksi garam beryodium bertumbuh,
dan kondisi internal maupun eksternal bisnis garam beryodium kebutuhan pasar masih defisit 2 juta ton pada tahun 2012.
pada perusahaan keluarga PT. Susanti Megah, melakukan Peningkatan kapasitas produksi dibutuhkan untuk memenuhi
analisis SWOT bisnis garam beryodium pada perusahaan defisit garam beryodium (Dadi Haryadi, 2012).
keluarga PT. Susanti Megah, merumuskan alternatif strategi Jika dilihat pada ketersediaan lahan garam di Indonesia,
pengembangan bisnis garam beryodium pada bidang produksi lahan yang dapat diolah untuk proses penggaraman adalah
dan operasional di perusahaan keluarga PT. Susanti Megah. 34.000 hektare, sedangkan yang saat ini diolah hanyalah
Jenis penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan metode 19.000 hektare, setara dengan 56% dari total lahan. (Achmad
studi kasus. Teknik penentuan informan menggunakan purposive
Subijakto, 2010). Pemanfaatan lahan garam di Indonesia belum
sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara
maksimal, 44% dari total lahan garam belum diolah, dan ini
terhadap para informan. Uji kredibilitas menggunakan
trianggulasi sumber. Teknik analisis data dengan cara penyajian merupakan potensi baik bagi sumber pendapatan para petani
data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian garam maupun perkembangan industri garam. Dari lahan yang
menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki empat telah dikelolah, Jawa Timur merupakan daerah penghasil garam
fungsi bisnis utama yang masing – masing dikepalai oleh terbesar dan signifikan memberi kontribusi 62.4% dari total
manajer dan telah melakukan perencanaan, garam yang diproduksi petani garam. Propinsi – propinsi lain
pengorganisasian, pelaksanaan, dan kontrol dengan baik. penghasil garam adalah Jawa Barat 9%, Jawa Tengah 14.5%,
Namun, dalam manajemennya belum menerapkan NTT dan Sulawesi Tengah masing –masing berkontribusi
Segmenting, Targeting, Positioning (STP) dan prinsip- 6.5%, serta NTB dan Sulawesi Selatan berkontribusi 1% atas
prinsip akuntansi, serta belum menerapkan tools total garam yang dihasilkan (Achmad Subijakto, 2010). Melihat
manajemen modern (Balance Score cards, Statictical potensi kekayaan alam Indonesia akan garam, defisit ini
Process Control, dan Software Customer Relationship merupakan sebuah ironi. Alih – alih membantu petani garam
Management) yang dapat digunakan untuk meningkatkan untuk meningkatkan produktivitas, produsen cenderung untuk
kinerja manajemen bisnis. Alternatif strategi yang tepat mengimpor garam (Indra Sakti, 2010). Sehingga pemerintah
untuk pengembangan bisnis garam beryodium pada turun tangan mengatasi masalah impor garam untuk membantu
bidang produksi dan operasional agar mampu menyerap meningkatkan kesejahteraan petani garam lokal.
permintaan pasar adalah strategi WO (penambahan Melihat situasi industri garam beryodium yang mengalami
kapasitas produksi dengan mendesain dan membuat mesin kenaikan permintaan dari tahun ke tahun, supply garam
baru) melalui pendekatan strategi cost leadership best beryodium masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri.
value. Persaingan yang terjadi antar perusahaan garam beryodium
rendah akibat demand yang berlebih. Sedangkan dari sisi
Kata Kunci—Manajemen bisnis, analisis lingkungan, SWOT, supply bahan baku, petani garam lokal mampu memenuhi
strategi, pengembangan bisnis. kebutuhan perusahaan – perusahaan garam beryodium, bahkan
cenderung berlebih sehingga harga jual garam mentah oleh
petani garam turun. Harga garam mentah mengalami
penurunan menjadi 250 – 300 Rupiah perkilogram, sedangkan
I. PENDAHULUAN harga normalnya Rp. 550 – Rp. 750 perkilogram tergantung
Pertumbuhan permintaan garam beryodium dalam negeri kualitas (Asep Mulyana, 2012). Kejadian pembakaran karung
melebihi nilai produksi garam beryodium. Nilai produksi garam garam pada DPRD pamekasan menjelaskan bahwa harga petani
dari tahun 2006 sampai 2010 yang terus mengalami garam tertekan oleh tengkulak yang menjadi perantara antara
peningkatan dari 12 Triliun Rupiah hingga mencapai 22 Triliun
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

petani dengan perusahaan garam beryodium (Dwi Narwoko, tindakan, dan mengkaji ulang proses bisnis deicapai dengan
2012). Tengkulak dapat menekan harga karena adanya cara rutin, sistematis, dan konsisten. TQM menekankan
oversupply garam mentah. Panen raya pada musim kemarau mobilisasi keseluruhan organisasi untuk secara
tahun 2012 membuat supply garam mentah melebihi berkesinambungan memuaskan kebutuhan pelanggan
kemampuan perusahaan garam beryodium dalam menyerap (Rampersad, 2003, p. 11).
bahan baku hasil petani garam lokal. Jadi, fenomena yang b. Lima S, merupakan sistem untuk peningkatan mutu. Tujuan
terjadi pada industri garam beryodium adalah besarnya supply dari 5S adalah peningkatan produktifitas di lingkungan kerja
bahan baku dari petani garam dan besarnya permintaan garam melalui pendekatan sumberdaya manusia dari pimpinan puncak
beryodium belum dapat dimaksimalkan oleh perusahaan – hingga pekerja lapangan dengan menanamkan sikap disiplin
perusahaan garam beryodium. kerja yang baik, sehingga dapat tercapai efisiensi /
Salah satu perusahaan garam beryodium dengan skala penghematan. Lima S terdiri dari Seiri (Kerapian), Seiton
nasional adalah PT. Susanti Megah. Bapak Mujianto selaku (Ketertiban), Seiso (Kebersihan), Seiketsu (Standarisasi), dan
Manajer Produksi PT. Susanti Megah menjelaskan bahwa Shitsuke (Kedisiplinan) (Herjanto, 2007, p.414).
perusahaan membeli bahan baku dari petani lokal di daerah Berikut ini merupakan alat manajemen modern yang dapat
Madura dan impor dari Australia sejak tahun 2008. Garam digunakan untuk meningkatkan kinerja manajemen bisnis :
tersebut lalu ditambahi dengan yodium sehingga menjadi garam a. Balance Score Card mencakup visi, misi, tujuan, tolak ukur
beryodium yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas. Bahan kinerja, target, dan tindakan perbaikan organisasi. Konsepnya
baku yang dibeli dari petani garam lokal digunakan untuk yaitu perbaikan yang berkesinambungan serta pengembangan
produksi garam konsumsi masyarakat, sedangkan garam impor strategi yang terfokus pada pencapaian daya saing bagi
digunakan untuk keperluan industri makanan yang meminta perusahaan. Kartu Skor perusahaan dikomunikasikan dan
kualitas lebih tinggi yang belum dapat diproduksi oleh petani dipindahkan ke dalam Kartu Skor unit bisnis, tim, dan
garam lokal. Hasil produksi garam beryodium didistribusikan perencanaan kerja bagi karyawan perorangan. Penekanannya
keseluruh Indonesia dengan merk dagang Kapal, Jempol, dan pada pengembangan dan penerapan strategi
Garami. (Rampersad, 2003, p. 11).
Landasan teori yang digunakan yaitu teori konsep b. Statistical Process Control merupakan aplikasi teknik
manajemen bisnis, Resource based view, Porter’s five forces statistik yang berfungsi dalam pengendalian proses. SPC
model, analisis SWOT, dan strategi pengembangan bisnis. menggunakan pendekatan diagram – diagram fungsi dan
Manajemen merupakan suatu proses bekerja yang melibatkan statistika untuk mengkontrol variabel – variabel yang penting
orang lain dan sumberdaya untuk mencapai tujuan organisasi dalam proses produksi (Hidayat, 2007, p.15).
(Bateman, Snell, 2009, p.4) (Griffin, 2006, p.5). Resource- c. Customer Relationship Management merupakan sistem
based view merupakan alat yang dapat digunakan untuk informasi perusahaan di bidang customer service, yang
melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan dari sudut ditujukan untuk peningkatan kualitas dan kecepatan dalam
pandang sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki perusahaan menanggapi permintaan konsumen. CRM meramalkan tingkah
untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan laku pelanggan dan memutuskan untuk mempengaruhinya
(Gomez-Meija dan Balkin, 2011, p.227). Menurut Porter dalam rangka meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
dalam David (2009, p.145) analisis lima kekuatan Porter CRM berfungsi untuk memperoleh, mengkonsolidasi, dan
(Porter’s Five Force Model) adalah pendekatan yang menganalisis data pelanggan kemudian digunakan untuk
digunakan untuk mengembangkan strategi bisnis perusahaan berinteraksi dengan pelanggan (Susanto dan Wijanarko, 2004,
dengan mengindentifikasi kekuatan persaingan lingkungan p.203).
eksternal perusahaan di suatu industri. Tujuan dari analisis Selain itu, karena PT. Susanti Megah merupakan perusahaan
lingkungan eksternal adalah untuk menidentifikasi peluang – keluarga, maka teori perusahaan kelurga juga digunakan.
peluang yang dapat menguntungkan perusahaan serta ancaman Family business merupakan bisnis keluarga yang dipengaruhi
– ancaman yang harus dihindarinya. Analisis SWOT menurut oleh hubungan antar anggota keluarga dan bisnisnya dilihat dari
Bateman dan Snell (2009, p.149 – 151) merupakan alat sudut pandang keluarga (Leach, 2007, p.2).
perbandingan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi Manajer Produksi PT. Susanti Megah, Bapak Mujianto,
perusahaan yang digunakan oleh eksekutif untuk merumuskan mengatakan bahwa kapasitas maksimum perusahaan berada
strategi bisnis. Strategi bisnis tersebut mengidentifikasi bisnis, pada level 12.000 ton perbulan. Sedangkan, rata – rata total
pasar, maupun industri dimana perusahaan tersebut bersaing produksi dalam satu bulan adalah 10.000 ton dan dalam
dan pengaturan penggunaan sumberdaya perusahaan. Strategi akumulasi satu tahun rata – rata menghasilkan 100.000 ton
pengembangan bisnis menggunakan strategi generik Porter. garam beryodium. Jumlah permintaan yang dilayani perbulan
Strategi generik membuat suatu perusahaan mampu 9.000 ton, sedangkan 2.000 ton permintaan dari berbagai
memperoleh keunggulan kompetitif (David, 2009, p.273). perusahaan ditolak. Dari data serta fakta yang terjadi pada
Berikut ini merupakan sistem manajemen modern yang dapat industri garam berodium menunjukkan bahwa peluang bisnis
digunakan untuk meningkatkan kinerja manajemen bisnis : garam beryodium besar, tersedia banyak ruang untuk
a. Total Quality Management merupakan cara hidup disiplin di pengembangan. Maka dari itu, peneliti berupaya untuk
dalam organisasi yang mengutamakan perbaikan mengetahui lebih dalam mengenai masalah manajemen dan
berkesinambungan. Mendefinisikan masalah, menentukan akar pengembangan bisnis pada perusahaan PT. Susanti Megah.
masalah, mengambil tindakan, mengevaluasi efektifitas
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

Tujuan penelitian ini yaitu, 1) Mendeskripsikan manajemen Uji validitas dan reabilitas menggunakan Trianggulasi
bisnis garam beryodium pada perusahaan keluarga PT. Susanti Sumber. Menurut Sugiyono (2012, p. 273) trianggulasi sumber
Megah, 2) Menganalisis situasi dan kondisi internal maupun yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
eksternal bisnis garam beryodium pada perusahaan keluarga mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
PT. Susanti Megah, 3) Melakukan analisis SWOT bisnis garam Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan
beryodium pada perusahaan keluarga PT. Susanti Megah, dan dikategorisasikan. Data yang telah dianalisis oleh peneliti
4) Mencari alternatif strategi yang tepat bagi pengembangan sehingga menghasilkan kesimpulan. Teknik analisis data
bisnis garam beryodium pada bidang produksi dan operasional dilakukan dengan penyajian data dan penarikan kesimpulan
di perusahaan keluarga PT. Susanti Megah. Sugiyono (2012, p. 246).

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


II. METODE PENELITIAN PT. Susanti Megah merupakan perusahaan dibidang garam
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi beryodium yang telah berdiri sejak 27 Maret 1978 di Surabaya.
kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk Perusahaan pada tahun 1979 memiliki unit mesin pertamanya
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau dengan kapasitas 4 ton perjam. Perusahaan dikelola oleh Bapak
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana Halim Santoso sendiri dan dibantu oleh staf profesional. Seiring
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku berjalannya waktu, anak – anak Bapak Halim bertumbuh besar
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008, p.147). dan turut turun membantu mengembangkan perusahaan pada
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu tahun 1990an. Berkembangnya perusahaan ditandai dengan
peneliti menggali fenomena tertentu (kasus) yang lebih penambahan unit kedua pada tahun 1990 hingga sekarang
memandang realitas dan bersifat subjektif serta berdimensi menjadi 7 unit mesin dengan kapasitas total 150.000 ton
banyak (Purhantara, 2010, p.10). Studi kasus menekankan pertahun. PT. Susanti Megah yang merupakan perusahaan
pada pengkajian berbagai macam variabel dengan jumlah yang keluarga menempatkan Komisaris pada posisi tertinggi dalam
cukup banyak pada jumlah unit yang kecil (Hermawan, 2005, struktur organisasi perusahaan. Komisaris sebenarnya bertugas
p.20). untuk mengawasi jalannya perusahaan dan posisinya setara
Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan metode dengan posisi Direktur Utama. Komisaris pada organisasi ini
purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik ditempatkan diposisi puncak disebabkan oleh karena Sang
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan Komisaris merupakan pendiri perusahaan dan ayah dari para
tertentu. Pertimbangan yang digunakan adalah anggapan direktur. Kelebihan perusahaan keluarga PT. Susanti Megah
pemilihan informan yang dianggap paling tahu tentang apa yaitu memiliki keharmonisasian dalam mengambil keputusan
yang kita harapkan, atau mungkin informan sebagai penguasa dan menyelesaikan permasalahan. Kelemahannya masih
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau membawa peran dalam susunan anggota keluarga. Peran
situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012, p.218 – 220). tersebut mempengaruhi posisi jabatan dalam perusahaan. Bisnis
Dalam penelitian ini, informan yang dipilih oleh peneliti adalah keluarga yang baik adalah entitas ekonomi dimana keberhasilan
General Manajer, Manajer Produksi, Manajer Pemasaran, diukur bukan pada harga diri dan kesenangan interpersonal
Manajer Keuangan, dan Manajer Sumberdaya Manusia dan individu, tetapi dalam produktivitas dan profesionalisme.
karyawan. Karyawan yang dipilih sebagai informan adalah Sehingga ukuran utama seseorang terletak pada kontribusi
karyawan yang berada pada tingkatan supervisor pada fungsi terhadap pelaksanaan strategi, pencapaian target, dan
bisnis tertentu yang membutuhkan klarifikasi lebih lanjut ketika profitabilitas perusahaan berdasarkan keputusan yang
data yang diperoleh dari General Manajer dengan Manajer dihasilkan dari Rapat Umum Pemegang Saham. Produk PT.
fungsi bisnis tidak sesuai. Susanti Megah berupa garam beryodium untuk keperluan
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi industri makanan dan produk bermerek (Kapal, Jempol, dan
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Garami). Departemen yang ada pada PT. Susanti Megah yaitu
Peneliti menggunakan sumber data yang terdiri atas sumber departemen produksi, pemasaran, keuangan, dan sumberdaya
data primer dan sumber data sekunder (Indriantoro, Supomo, manusia.
2002, p.146).
A. Manajemen Bisnis Garam Beryodium
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data diperoleh dari
data primer dan data sekunder yang dilakukan melalui proses Manajemen Produksi melakukan perencanaan berdasarkan
wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data order kerja dari divisi pemasaran. Produksi dilakukan dengan
dimana pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung. melihat tanggal pengiriman kepada pelanggan yang mendekati
Untuk membantu proses pengumpulan data, maka teknik waktu jatuh tempo. Perencanaan telah berjalan dengan baik
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik karena telah meliputi perencanaan standar proses,
wawancara semiterstruktur. Tujuan dari wawancara kesesuaiannya dengan prosedur SNI, mampu menghitung
semiterstruktur ini adalah untuk menemukan permasalahan kebutuhan jumlah produksi untuk mengatasi permintaan, dan
secara lebih terbuka, di mana informan dimintai pendapat dan adanya perencanaan pembenahan atas hasil evaluasi. Yang
ide-idenya (Purhantara, 2010, p.82). Dalam melakukan menjadi buruknya perencanaan, terjadi pada perencanaan
wawancara, peneliti akan mendengarkan secara teliti dan produk Jempol dan Garami yang notabene adalah produk
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. dengan bahan baku yang tidak memenuhi standar merek Kapal.
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

Jempol dan Garami tidak direncanakan jumlah produksinya. sharing akan dibagikan kepada setiap manajer masing – masing
Produk – produk tersebut diproduksi berdasarkan hasil yang divisi dan menjadi feed back bagi manajer setiap divisi untuk
tidak kompeten untuk produk Kapal dengan rasio 5%. melakukan pembenahan. Dalam kegiatan memotivasi tenaga
Pengorganisasian pada divisi produksi dan operasional meliputi kerja, PT. Susanti Megah memberikan bonus kepada karyawan
pembagian jumlah operator yang menangani mesin. Pada yang berprestasi. Setiap karyawan akan dinilai tindakannya,
perusahaan terdapat tujuh mesin dan hanya lima yang jika tindakannya tidak melanggar peraturan makan akan diberi
beroperasional. Tiap mesin ditangani oleh empat orang nilai bagus, yang nanti pada akhir bulan dapat ditukarkan
operator mesin yang bertugas untuk mengatur jalannya mesin dengan uang.
serta menyesuaikan mesin sesuai dengan spesifikasi permintaan B. Analisis dan Pembahasan Lingkungan Internal dan
pesanan. Pada proses pengemasan, divisi produksi dan Eksternal
operasional tidak melakukannya sendiri. Perusahaan lebih Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh perusahaan berupa
memilih untuk diborongkan pada orang yang menerima mesin, bahan mentah, dan berbagai alat operasional pendukung
borongan dari pada menggunakan tenaga kerja internal. Hal ini perusahaan. PT. Susanti Megah juga memiliki armada
disebabkan karena sulitnya pengaturan tenaga kerja buruh. pengiriman sendiri yang digunakan untuk mengirim garam
Diatasi dengan pengetatan peraturan dan penggunaan jasa beryodium di kawasan Jawa Timur. Sedangkan untuk
outsourcing untuk proses pengemasan. Pada kegiatan pengiriman di luar Jawa Timur, perusahaan menggunakan jasa
actuating, perusahaan telah memberikan pelatihan yang pengiriman dan dikirim dengan menggunakan kontainer.
terencana bagi karyawannya, sehingga mesin yang telah Perusahaan memiliki kekuatan dalam kepemilikan mesin dan
diciptakannya dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan berbagai alat pendukung operasional karena alat – alat tersebut
output yang dapat diprediksi secara akurat. Kegiatan dimiliki oleh perusahaan sendiri sehingga bebas dalam
pengkontrolan dilakukan oleh divisi produksi dan operasional mengelola dan memaksimalkannya. Armada pengiriman sendiri
dengan cara menginspeksi hasil pada tiap tahapan proses untuk area Jawa Timur memberikan dampak positif yaitu
produksi. Hasil tersebut lalu disesuaikan dengan standart berupa pengiriman terhadap konsumen dapat terencana dan
operasional procedures. datang tepat waktu karena hanya melibatkan internal.
Manajemen pemasaran Perencanaan dimulai dari Sedangkan untuk luar Jawa Timur, perusahaan menggunakan
pemetaan, survey langsung dan analisa pasar, serta evaluasi jasa ekspedisi karena lamanya waktu pengiriman
tindakan yang tepat untuk dilakukan. Dalam penetapan target mengakibatkan karyawan bekerja tidak efektif, serta
market, perusahaan cenderung mengikuti tindakan dari penghematan biaya investasi kendaraan karena pengiriman ke
perusahaan lain. Pengorganisasian perusahaan berupa luar Jawa Timur tidak sebanyak pengiriman Jawa Timur.
penugasan sales – sales dan menjaga hubungan dengan Dalam pembayaran kepada pemasok perusahaan diberi
pelanggan. Sales dibekali pengetahuan produk perusahaan, tempo maksimal satu bulan, sama dengan tempo yang diberikan
namun untuk pembekalan produk pesaing sebagai pembandaing kepada pelanggan, yaitu satu bulan. Dengan tidak adanya
tidak ada. Kontrol sales dengan rapat mingguan agar tujuan perbedaan waktu yang signifikan maka perusahaan memiliki
bulanan tercapai. Kontrol pelanggan dengan adanya bagian arus kas yang lancar dan mengindikasikan bahwa net working
quality control yang bertugas untuk mengaudit keluhan capital perusahaan berjalan dengan baik, sehingga resiko
pelanggan sehingga ditemukan akar masalahnya. perusahaan mengalami kesulitan keuangan dalam pembayaran
Kegiatan manajemen keuangan banyak dilakukan oleh terhadap pemasok rendah. Arus kas yang lancar dan net
internal keluarga, jajaran manajemen hanya memberi saran. working capital yang positif (karena menghasilkan kas)
Perencanaan keuangan didasari oleh sejarah kebutuhan dimasa menunjukkan bahwa perusahaan memilkiki kekuatan dalam hal
lampau, lalu menyediakan sejumlah uang untuk kas. Tidak financial.
menjalankan kegiatan forecasting dan budgeting sesuai prinsip Sumberdaya non fisik meliputi reputasi perusahaan,
akuntansi, karyawan tidak diberi kesempatan walau anggota budaya, kemampuan teknikal, paten serta pengalaman. PT.
keluarga tidak memahaminya. Karyawan membuatan jurnal dan Susanti Megah dikenal sebagai perusahaan yang handal dalam
laporan keuangan. Tempo pembayaran yaitu 1 bulan sedangkan proses produksi dalam artian jarang mengalami troubel mesin.
tempo penagihan harus lunas dalam waktu kurang dalam 1 Sehingga perusahaan industri makanan lebih percaya kepada
bulan. Hal tersebut menunjukkan arus kas perusahaan lancar. PT. Susanti Megah daripada pesaingnya dengan memberi
Kegiatan control dengan menggunakan indikator ROA, ROE, proporsi pesanan lebih banyak pada PT. Susanti Megah. Selain
dan profitabilitas. itu, PT. Susanti Megah selalu menepati waktu tanggal
Perencanaan pada divisi sumberdaya manusia PT. Susanti pengiriman. Waktu pengiriman jarang sekali meleset karena
Megah yaitu perencanaan pelatihan dan perekrutan tenaga strategi produksinya yang bekerja berdasarkan tanggal
kerja. Perekrutan direncanakan berdasarkan kebutuhan dari pengiriman yang lebih dekat lebih didahulukan. Tiga produk
setiap divisi. Divisi sumberdaya manusia dalam PT. Susanti Megah semuanya telah memiliki paten merek
pelaksanaannya, memberikan bimbingan dan motivasi pada dagang. Produknya juga telah dites oleh lembaga negara
karyawan PT. Susanti Megah. adapun bentuk bimbingan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan dinilai
tersebut adalah berupa kegiatan sharing bersama dimana antara memiliki kelayakan bagi masyarakat untuk dikonsumsi. PT.
buruh dengan atasan dapat saling terbuka untuk menyatakan Susanti Megah menerapkan peryaratan SNI (Standar Nasional
apa yang sebenarnya mereka rasakan dan pikirkan. Kegiatan Indonesia) disetiap tahapan proses produksinya. Mulai dari
sharing tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali. Hasil dari bahan baku yang digunanakan, pengontrolan pada waktu
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

proses produksi, hingga produk jadi. Dengan menggunakan dikarenakan tidak memahami tools pemasaran seperti STP dan
SNI, perusahaan telah memenuhi Surat Keputusan Menteri bauran pemasaran. Kelemahan lainnya yaitu tidak adanya
Perindustrian No. 29/M/SK/2/1995 tentang penetapan wajib pengembangan produk.
SNI garam konsumsi beryodium. Kondisi persaingan antar perusahaan yang terjadi relatif
PT. Susanti Megah dalam penerapan teknologi, fokus pada kecil karena besarnya permintaan pasar yang tidak mampu
pengembangan teknologi mesin produksinya. Kekuatan internal dilayani oleh perusahaan – perusahaan di industri garam
perusahaan karena perusahaan mampu mendesain mesin beryodium. Permintaan pasar yang belum dapat dilayani ini
produksi sendiri, walaupun pengerjaan fisiknya dilakukan oleh merupakan sebuah peluang bisnis yang berupaya untuk
bengkel – bengkel mesin yang berbeda pada tiap part mesin, dimaksimalkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
agar bengkel – bengkel tersebut tidak dapat mencontoh mesin pelanggan tetap dan tidak mudah untuk berpindah kepada
buatan PT. Susanti Megah. Mesin selalu diupgrade kapasitas produsen garam beryodium lainnya karena setiap perusahaan
dan kemampuannya. Upgrade mesin yang terbaru adalah memiliki ciri khusus akan hasil garam beryodiumnya, walau
adanya penerapan teknologi inventer. Teknologi inventer telah memenuhi standar SNI. Strategi yang dilakukan oleh para
berguna untuk penghematan pemakaian sumberdaya, sehingga perusahaan di industri garam beryodium adalah menjaga
biaya produksi dapat tereduksi. Teknologi yang digunakan hubungan baik dengan para pelanggan dengan memberikan
dalam mengurangi produk gagal adalah dengan dibuatkannya servis yang berkualitas dan tepat waktu.
sistem yang secara otomatis memproses ulang garam yang Perusahaan pendatang baru yang ingin masuk ke dalam
tidak mencapai tingkat kehalusan yang diinginkan. Keseluruhan industri garam beryodium dalam segi modal membutuhkan
proses itu dilakukan oleh mesin. Dengan adanya sistem modal minimal 5 Miliar Rupiah serta lahan minimal 1 Ha kata
tersebut, maka seluruh bahan baku dapat diproses menjadi Bapak Tonny. Rincian 5 Miliar Rupiah tersebut adalah biaya
barang jadi. Teknologi tersebut dapat menghilangkan kerugian pembelian mesin adalah sebesar 4 Miliar Rupiah per mesin,
perusahaan akibat proses pengerjaan ulang yang pada mulanya sedangkan pembangunan gedung beserta fasilitasnya adalah 1
dikerjakan oleh manusia, sekarang tergantikan oleh mesin, Miliar Rupiah. Sedangkan untuk perusahaan pendatang baru
sehingga sumber daya manusia dapat dialokasikan untuk yang memiliki sumberdaya manusia handal untuk membuat
pengerjaan yang lain. Kemampuan perusahaan untuk dengan mesin produksi garam beryodium, biaya pembuatan mesinnya
cepat membuat teknologi baru atau mampu meningkatkan hanya sebesar 2 Miliar Rupiah per mesin. Dengan skala modal
efisiensi penggunaan teknologi merupakan keunggulan minimal yang dibutuhkan yaitu sebesar 5 M dan tanah 1 Ha,
kompetitif perusahaan. memberi barier tersendiri bagi perusahaan perorangan dan
Sumberdaya manusia PT. Susanti Megah berperan penting perusahaan menengah. Skala modal tersebut cocok bagi
dalam pengembangan teknologi yang diterapkan oleh perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan besar.
perusahaan. Sumberdaya tersebut selain dapat menciptakan Ancaman pendatang baru dari perusahaan – perusahaan
teknologi yang dapat membuat mesin tahan terhadap sifat menengah rendah bahkan tidak berarti. Adanya regulasi dari
korosif garam, mesin yang hemat energi dengan teknologi pemerintah memberikan penghalang bagi calon perusahaan
inventer, mesin yang dapat memproses ulang bahan baku yang garam beryodium yang ingin masuk bermain di industri garam
belum terproses sesuai dengan standar, sumberdaya juga beryodium, namun tidak memiliki kapabilitas mengolah garam
mampu untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin beryodium. Akhirnya, kelangsungan perusahaan yang telah ada
dengan jangka waktu yang relatif singkat kata Bapak Tonny. di industri garam beryodium dapat aman terhadap ancaman –
Skill, pengetahuan, pemikiran, dan kemampuan pembuatan ancaman yang berpotensi untuk merusak produk garam
keputusan dari tenaga kerja yang mendukung inovasi dan beryodium dan memberi peluang perusahaan untuk
produktifitas perusahaan mencerminkan nilai dari sumberdaya mengembangkan pasarnya.
manusia perusahaan. Sumberdaya manusia dapat memberi Perusahaan menyatakan tidak ada produk pengganti garam
keunggulan bagi perusahaan yang tidak dapat ditiru oleh beryodium. Asumsi tersebut cukup membahayakan perusahaan
pesaing karena meliputi pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga karena perusahaan tidak menyadari akan adanya potensi
kerja bersifat unik tiap orangnya. pengembangan produk pengganti garam beryodium. Jika dilihat
Kapabilitas perusahaan dinilai dari kemampuan perusahaan dari penggunaannya sebagai bumbu masakan, garam beryodium
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, terutama dalam melayani dapat digantikan dengan lada, perasa lemon, kecap kedelai,
permintaan pengiriman oleh konsumen. Manajemen memiliki bubuk bawang putih, cuka. Asumsi perusahaan berbahaya
kekuatan karena memahami kebutuhan dan nilai pelanggan, karena tidak penyadari terdapat ancaman produk pengganti.
manajemen melakukan komunikasi dengan para pelanggan. Daya tawar petani terhadap perusahaan lemah akibat
Karena dari komunikasi tersebut pelanggan dapat menjelaskan kualitas yang tidak menentu dan kondisi cuaca yang
bagaimana kondisi pasar pada saat itu dan kondisi pasar pada mempengaruhi panen garam. Alternatif bagi perusahaan yaitu
masa yang akan datang, kecenderungannya seperti apa. Dari impor. Perusahaan memilih pemasoknya berdasarkan kualitas
dialog dengan para pelanggan, manajemen memahami harapan garam dan ketepatan waktu pengiriman
pelanggan yaitu bahwa pelanggan selalu mengaharapkan Konsumen memiliki informasi harga bahan baku dan
adanya kestabilan harga dan juga ketepatan waktu pengiriman, pergerakannya, sehingga perusahaan sulit untuk memainkan
serta diskon harga dari perusahaan. Kelemahan internal harga. Daya tawar konsumen yang kuat dapat diminimalkan
perusahaan berada pada pengembangan pasar. Perusahaan kekuatannya melalui nilai tambah produk.
kalah cepat dengan pesaing untuk memasuki pasar baru
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

C. Analisis dan Pembahasan SWOT penghematan sumberdaya alam serta biaya perusahaan,
Analisis SWOT yang terbentuk dari penggabungan analisis dengan biaya yang menjadi lebih rendah, perusahaan dapat
lingkungan internal dan eksternal menghasilkan 4 strategi meningkatkan tingkat profitabilitas dan pengembangan
alternatif yaitu : usaha.
1. Strategi SO 4. Strategi WT
Strategi SO dibuat dengan memanfaatkan kekuatan internal Strategi WT adalah pengurangan kelemahan yang ada di
perusahaan untuk meraih peluang eksternal. Strategi internal dalam menghadapi ancaman eksternal. Strategi
alternatif bagi perusahaan dengan mempertimbangkan aspek alternatif bagi perusahaan dengan mempertimbangkan aspek
kekuatan dan peluang adalah dengan peremajaan mesin kelemahan dan ancaman adalah mmepertahankan kuliatas
disertai penambahan kapasitas agar mampu menyerap produk dan pelanggan. Produktifitas telah mencapai titik
permintaan pasar. Dengan masih belum terpenuhinya pasar, jenuh, jika dipaksakan untuk menambah jumlah produksi
peluang perusahaan begitu besar untuk berkembang dan demi bersaing dengan mendatang baru maka kualitas akan
meningkatkan pendapatan, sedangkan disisi lain perusahaan turun dan mesin akan cepat rusak sehingga hasil dan jumlah
secara internal memiliki keunggulan sumberdaya dibidang hasil output akan berkurang. Maka strategi yang cocok
teknologi, maka meremajakan mesin, dan menambah adalah bertahan mempertahankan kualitas produksi yang
kapasitas merupakan langkah strategis jangka pendek saat ini baik dan tetap menjaga hubungan dengan pelanggan
perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan guna memproteksi mereka berpindah ke perusahaan
memaksimalkan peluang pasar yang hingga saat ini belum pesaing.
terpenuhi. D. Strategi Pengembangan Bisnis
2. Strategi WO Kondisi perusahaan saat ini mengalami titik jenuh
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan produksi. Perusahaan tidak memiliki cukup kapasitas untuk
internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang menerima kontrak baru dengan perusahaan industri makanan
eksternal. Strategi alternatif bagi perusahaan dengan maupun perluasan pasar produk bermerek. Permintaan yang
mempertimbangkan aspek kelemahan internal dan peluang ditolak oleh perusahaan berkisar antara 2.000 ton perbulan.
adalah penambahan kapasitas dengan menciptakan mesin Penolakan permintaan yang diakibatkan dari kejenuhan
baru untuk menyerap permintaan pasar. Menciptakan mesin kapasitas produksi mengakibatkan konsumen beralih ke
baru dapat menambah jumlah produksi perusahaan dan perusahaan pesaing dan memberi ruang bagi perusahaan
memenuhi permintaan pasar dalam jangka panjang. Melihat pesaing untuk berkembang. Telah jenuhnya kapasitas produksi
dari jumlah permintaaan yang belum terpenuhi dan perusahaan menghambat perusahaan menerima permintaan
meningkatnya jumlah permintaan pertahun, dan kontrak baru. Kondisi yang diharapkan yaitu perusahaan siap
produktifitas perusahaan yang telah mencapai titik jenuh untuk melayani permintaan pasar yang selama ini belum
maksimal, maka menciptakan mesin baru merupakan terlayani dan antisipasi pertumbuhan permintaan tiap tahunnya
strategi yang handal dalam memenuhi permintaan pasar Strategi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini
jangka panjang. adalah strategi WO yaitu menciptakan mesin baru dengan
3. Strategi ST kapasitas melebihi pertumbuhan permintaan garam beryodium
Strategi ST adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan (13%) dan melebihi rata – rata penambahan kapasitas produksi
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi ancaman perusahaan – perusahaan garam beryodium (17% pertahun)
eksternal. Strategi alternatif bagi perusahaan dengan yaitu penambahan kapasitas produksi sebesar 40% hingga 50%
mempertimbangkan aspek kekuatan dan ancaman adalah dengan melihat kemampuan financial perusahaan serta
meningkatkan nilai tambah bagi konsumen dengan kemampuan manajemen dalam mengelola penambahan
mendesain sistem higienis dan ramah lingkungan. Ancaman kapasitas. Dengan penambahan kapasitas produksi 40% hingga
pendatang baru dapat diatasi dengan memanjakan 50%, perusahaan menginvestasikan dananya untuk kepentingan
konsumen dengan cara memberi nilai tambah bagi mereka. jangka panjang. Dalam kurun waktu kurang lebih 4 tahun ke
Nilai tambah jika dilihat dari kekuatan internal perusahaan depan, perusahaan siap untuk melayani permintaan pasar yang
yang dapat diberikan adalah menonjolkan tingkat selama ini belum terlayani.
kebersihan produk dan cara perusahaan memproduksinya. Pendekatan strategi yang tepat bagi perusahaan adalah
Cara perusahaan berproduksi harus steril dari udara luar pendekatan strategi cost leadership. Dari matriks SWOT
yang kotor dan bebas dari orang – orang yang tidak ditemukannya strategi yang dapat menjadi pedoman pemilihan
berkepentingan masuk. Perusahaan dapat membuat sistem tipe strategi cost leadership yaitu, perusahaan harus bersaing
tersebut dengan menggunakan pembatas kaca pada daerah dengan perusahaan – perusahaan asing dan perusahaan yang
produksi sehingga kegiatan produksi tetap dapat terlihat baru masuk sehingga perusahaan harus tetap memberikan nilai
oleh karyawan yang lain, pemilik, dan pengkontrol. Dengan tambah bagi pelanggan dengan tidak melupakan penghematan
mengutamakan tingkat kebersihan, maka citra pabrik dan biaya dan pengeluaran agar dapat meningkatkan profitabilitas
produk akan terangkat karena mengindikasikan bahwa perusahaan sehingga perusahaan dapat berkembang. Dengan
produk sangat layak untuk dikonsumsi, sehingga konsumen demikian pendekatan strategi yang tepat bagi perusahaan
dapat merasa aman terhadap resiko – resiko bakteri adalah pendekatan strategi cost leadership best value.
penyakit yang mungkin muncul jika tidak menggunakan Demi kemampuan perusahaan untuk melayani permintaan
produk PT. Susanti Megah. Ramah lingkungan yaitu untuk pasar, dibutuhkan pengembangan pada bidang Produksi dan
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

Operasional yang dilakukan dengan cara pembuatan tujuan Berikut ini adalah saran dari hasil analisis dan pembahasan
yang memfasilitasi (sebagai sarana dan prasarana) penerapan peneliti :
strategi WO melalui pendekatan cost leadership best value. a. Menggunakan tools pemasaran, prinsip – prinsip akuntansi
Tujuan bagi divisi produksi dan operasional, mendesain sistem dalam manajemen keuangan, dan balance score cards
produksi yang higienis, mesin dengan teknologi hemat energi, sebagai alat pengukur kinerja karyawan.
dan peningkatan kualitas kinerja karyawan Dapat dilakukan dengan perekrutan karyawan yang telah
E. Implikasi Manajemen berpengalaman dibidang akuntansi dan perencanaan
Implikasi manajemen atas penetapan strategi penambahan keuangan. Selain itu dapat dengan mengikutkan karyawan
kapasitas produksi dan tujuan berupa kebijakan pelaksanaan pelatihan bidang akuntansi keuangan. Untuk pemasaran
yang harus ditaati oleh seluruh jajaran top manajemen dan para dapat dilakukan dengan perekrutan salesman yang telah
karyawan. Kebijakan divisi produksi dan operasional yang berpengalaman dan memiliki jaringan luas. Selain itu dapat
harus diterapkan di PT. Susanti Megah yaitu, kebersihan dengan mengikutkan karyawan pelatihan bidang pemasaran
lingkungan pabrik harus selalu dijaga, melakukan perawatan agar memahami tools pemaran.
mesin secara berkala, menggunakan alat ukur hasil kinerja yang b. Menjaga kebersihan dan kualitas produksi serta
terukur jelas dari berbagai aspek seperti Balance Score Card, penghematan energi guna meningkatkan nilai tambah bagi
pemberian penghargaan karyawan terbaik dan opsi konsumen sebagai keunggulan kompetitif perusahaan
pertimbangan naik jabatan, melakukan training peningkatan c. Pemberian penghargaan karyawan terbaik dan opsi
kemampuan jika terdapat teknologi baru dan pemotivasian pertimbangan naik jabatan guna memotivasi karyawan
secara berkala, dan mengutamakan kepuasan pelanggan melalui sehingga memiliki kinerja yang cukup baik untuk diberi
ketepatan waktu pengiriman dan memenuhi spesifikasi yang tanggung jawab terhadap mesin baru
diminta. d. Struktur perusahaan posisi Komisaris seharusnya setara
dengan Direktur Utama dan bertindak sebagai Pengawas
Perusahaan. Pengambilan keputusan tertinggi berada pada
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Rapat Umum Pemegang Saham.
Setelah melakukan penelitian pada PT. Susanti Megah, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai manajemen dan
pengembangan bisnis perusahaan. Berikut ini adalah hasil DAFTAR PUSTAKA
kesimpulan dari penelitian : Bateman, T.S. & Snell, S.A. (2009). Management : Leading &
a. Perusahaan telah memiliki empat fungsi bisnis utama yang Collaborating in the Competitive World (8th ed.).
masing – masing dikepalai oleh manajer dan telah New York: McGraw Hill, Inc.
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, BPS. Statistik Industri Besar dan Sedang 2006 -2009. Jakarta
dan kontrol dengan baik. Namun, dalam manajemennya : BPS.
belum menerapkan metode analisis pasar bauran pemasaran, David, F.R. (2009). Manajemen strategis: Konsep (12th ed.).
Segementing, Targeting, Positioning (STP) dan prinsip- (Dono Sunardi, Trans.). Jakarta: Salemba Empat.
prinsip akuntansi, serta belum menerapkan tools manajemen Gomez-Meija, L. R. & Balkin, D. B. (2012). Management :
modern Balance Score cards, Statictical Process Control, People / Performance / Change. New Jersey :
dan Customer Relationship Management yang dapat Pearson Education Inc.
digunakan untuk meningkatkan kinerja manajemen bisnis. Griffin, R.W. (2006). Principles of management. U.S.A:
b. Perusahaan memiliki kekuatan internal berupa sumberdaya Houghton Mifflin Company.
manusia yang dapat mendesain mesin produksi sendiri, Herjanto, E. (2007). Manajemen Operasi : (3th ed.). Jakarta :
namun juga memiliki kelemahan berupa jumlah produksi PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
telah mencapai titik jenuh, sehingga tidak terdapat ruang Hermawan, Asep. (2005). Penelitian Bisnis Paradigma
lagi untuk menerima order tambahan. Sementara peluang Kuantitatif. Jakarta : Grasindo.
permintaan pasar garam beryodium yang belum dilayani Hidayat, A. (2007). Strategi Six Sigma : Peta Pengembangan
(sebesar dua juta ton pertahun), banyak pesaing dan Kualitas dan Kinerja Bisnis. Jakarta : PT. Elex Media
pendatang baru yang juga berupaya untuk memenuhi Komputindo
permintaan pasar tersebut Indriantoro, N. & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian
c. Alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan bisnis Bisnis (2nd ed.). Yogyakarta : Penerbit BFEE UGM.
garam beryodium pada bidang produksi dan operasional Inilah. Asep Mulyana. Panen Raya, Harga Garam Lokal
agar mampu menyerap permintaan pasar adalah strategi Merosot, Retrieved 27 September 2012 from
WO (penambahan kapasitas produksi dengan mendesain http://m.inilah.com/read/detail/1898091/panen-raya-
dan membuat mesin baru) harga-garam-lokal-merosot
d. Pendekatan strategi cost leadership best value untuk Inilah. Dadi Haryadi. Produksi Garam Jabar Diprediksi
mendukung strategi WO. Pendekatan strategi cost 180.000 Ton, Retrieved 27 September 2012 from
leadership dipilih guna mendukung kemampuan perusahaan http://m.inilah.com/read/detail/1907903/produksi-
dalam bersaing dengan tetap menjaga profitabilitas garam-jabar-diprediksi-180000-ton
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

Kementrian Kelautan dan Perikanan. Achmad Subijakto.


Garam Tradisional di Mata Hasan Sampang
Madura, Retrieved 28 September 2012 from
http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/5564/GARA
M-TRADISIONAL-DI-MATA-HASAN-
SAMPANG-MADURA/?category_id=93
Kementrian Kelautan dan Perikanan. Indra Sakti. Lindungi
Garam Lokal, KPP Konsisten Tegakkan HPP Garam,
Retrieved 28 September 2012 from
http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/8147/LINDU
NGI-GARAM-LOKAL-KKP-KONSISTEN-
TEGAKKAN-HPP-GARAM/?c=Siaran-
Pers&category_id=34
Kementrian Perindustrian. (n.d.). Perkembangan kinerja
industri besar dan sedang Indonesia berdasarkan
KBLI, Retrieved 28 September 2012 from
http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_kbli.php?in
dustri=Penggaraman%2Fpengeringan+Ikan+Dan+Bio
ta+Perairan+Lainnya+
Leach, P. (2007). Family Businesses: The Essentials. London:
Profile Books.
Rampersad, H.K. (2003). Total Performance Scorecard.
Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Susanto, A. B. & Wijanarko, H. (2004). Power Branding :
Membangun Merek Unggul dan Organisasi
Pendukungnya. Jakarta : PT. Mizan Publica

You might also like