Professional Documents
Culture Documents
id
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh
NIM. E1106074
FAKULTAS HUKUM
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh
NIM. E1106074
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PENGUJI
Oleh
Septian Prima Jaya
NIM. E1106074
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 02 November 2010
DEWAN PENGUJI
1. Kristiyadi, S.H., M.Hum : ( ……………………. )
NIP. 195812251986011001
Ketua
2. Muhammad Rustamaji, S.H.,M.H : ( ……………………. )
NIP. 198210082005011001
Sekretaris
MENGETAHUI
Dekan,
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum, kecuali
jika mereka mengubah keadaan dari mereka sendiri
(QS. Ar-Ra’du:11)
(Q.S. Al-Insyirah : 6)
“Kemenangan terbesar kita bukan berarti tidak pernah jatuh tetapi dalam
kebangkitan kembali setiap kita jatuh”
(Napoleon Bonaparte)
“Jangan pernah menyianyiakan waktu karena waktu tidak bisa kembali lagi
maka hargailah waktu, waktu ibarat bagaikan pedang yang akan mengenai
sendiri bila tidak bisa memanfaatkan waktu”
(Penulis)
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT
2. Ayah dan ibu tercinta
3. Teman-temanku
4. Penyayangku
5. Almamaterku
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
NIM : E1106074
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
This research aims to find out the value and strength of expert witness
authentication in the authentication process of Article 127 of Republic of
Indonesia’s Act Number 35 of 2009 about Narcotics used by the judge to examine
and to decide the narcotic abuse.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam penulisan
hukum ini.
8. Bapak dan Ibu staf karyawan kampus Fakultas Hukum UNS yang telah
membantu dan berperan dalam kelancaran kegiatan proses belajar mengajar
dan segala kegiatan mahasiswa di Fakultas Hukum UNS.
9. Ayahku Kunariyanto dan Ibuku Sulasmirah yang tak henti-hentinya
mendorong dan mendoakan aku selalu, hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan hukum ini.
10. Almarhum kakakku Dedy Setya Candra yang selalu memberikan dukungan
dan dorongan dalam penulisan hukum ini.
11. Penerus generasi mbah Harjo Sukinah, mbak Nana, mbak Yuli, mbak Ida, Ike
“keke”, Deni, Intan, Andre, Heryanto “Kitta Dewa”, Fitra “Petrox”, Andri,
Tika yang selalu memberikan suport kepadaku untuk tetap maju terus pantang
menyerah adalah kunci orang sukses dan selalu kobarkan semangat “45”.
12. Temen-temenku AE, Prima Sari “Cintaku”, Wawan “One”, Wely “Mas
Sum”, Arif “Surip”, Akbar “Soempil”, Yudha, Awan “Gombloh” yang selalu
memberika dukungan atas penulisan hukum ini.
13. Sahabatku, Yusuf “Ucup”, Alvin “Kencot”, Nasrul “Barbera”, Aditya “John”,
Tyas “Bukne”, Yoga “vespa”, Gilang “Limpunk”, Adi, Puput, Api, Ira, Yadi,
Ajay, Anung.
14. Temen-temen Kost Masindo, Anin, Arif, Nopek, Anggi “Badak”, Dimas,
Nyemot, Riu, Danika, Duta, Husaen, Mas Antok “Kost Kiper”, Anung
“London”, ari “Mbahe”, Paskas.
15. Temen-temen Magang di Kejaksaan Negeri Surakata, Ayu, Ari, Berlian,
Nindya, Padmawati, Mega, Pratami, Febri, yang selalu senang dalam keadaan
susah dan duka.
16. Temen-temen senasib seperjuangan dalam mengerjakan penulisan hukum
dengan segala informasi dan kesetiannya dalam mendukung dan membantu.
17. Vega “Orange” AE5748JZ yang selalu menemaniku kuliah selama 4 tahun
commit
dan keliling Surakarta Khusunya dan to user Umumnya.
Indonesia
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penulisan
hukum ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu.
Penulisan hukum ini masih banyak kekurangannya, oleh kerena itu penulis
mengaharapakan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan
penulisan hukum ini. Semoga penulisan hukum ini bermanfaat bagi orang banyak
dan bermanfaat pula bagi perkembangan ilmu hukum, dan semoga semua pihak
yang dengan ikhlas membantu penulisan hukum ini mendapatkan pahala serta
berkah dari-NYA, Amin.
Penulis,
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... . iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Metode Penelitian .......................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan Hukum ..................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori .............................................................................. 11
1. Tinjauan Umum Tentang Pembuktian …... ............................. 11
a. Pengetian Pembuktian…….. ............................................. 11
b. Prinsip-prinsip Pembuktian .............................................. 13
c. Teori Sistem Pembuktian .................................................. 15
2. Tinjauan Umum Tentang Alat Bukti Dalam Pembuktian .... 16
3. Tinjauan Umum Tentang Keterangan Ahli ............................ 18
a. Pengertian Keterangan Ahli ............................................. 18
b. Nilai kekuatan pembuktian Keterangan Ahli .................. 19
4. Tinjauan Umum Tentang Narkotika ........................................ 20
a. Pengertian Narkotika ......................................................... 20
b. Penggolongancommit to user
Narkotika ................................................... 21
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 ........................................................................................ 37
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Pelaku kejahatan narkotika saat ini agaknya tidak lagi secara sembunyi-
sembunyi dalam menjalankan aksinya, tetapi sudah berani terang-terangan
dilakukan oleh para pemakai dan pengedar dalam menjalankan operasi barang
terlarang tersebut. Berdasarkan fakta yang dapat disaksikan hampir setiap hari
baik melalui media cetak maupun elektonika, ternyata narkotika telah merebak
kemana-mana tanpa pandang bulu terutama diantara genarasi muda yang sangat
diharapkan menjadi penerus bangsa dalam membangun negara di masa
mendatang. Oleh karenanya sebelum keadaan semakin parah, dengan peredaran
narkotika yang telah menyusup hingga kebidang pendidikan, mulai dari kampus,
SMU, sampai kepada murid-murid sekolah dasar, bahkan dikalangan artis,
eksekutif, dan pengusaha pun telah pula dijejali para pengedar narkotika, maka
pemerintah bersama segenap warga masyarakat harus sungguh-sungguh berusaha
menanggulangi ancaman bahaya narkotika (Moh. Taufik Makaro, dkk, 2005: 1).
Harus disadari narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat
dan diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan
atau digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat
yang sangat merugikan bagi perseorangan atau masyarakat khusunya generasi
muda. Hal ini akan lebih merugikan lagi jika disertai dengan penyalahguna dan
peredaran gelap narkotika yang dapat mengakibatkan bahaya yang lebih besar
bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan dapat
melemahkan ketahanan nasional.
Sebagai fakta empiris, jumlah kasus kejahatan narkotika, psikotropika, dan
bahan adiktif lainnya (narkoba) di Indonesia sejak 2001 sampai Maret 2009 yang
tercatat di Mabes Polri menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan.
Untuk kasus narkotika (ganja, heroin, kokain, dan sebagainya) tercatat
berjumlah 40.723 kasus, psikotropika berjumlah 31.437 kasus, dan jenis bahan
adiktif berjumlah 6.154 kasus. Sedangkan untuk tersangka narkotika yang tercatat
commit to user
berjumlah 66.541 tersangka, psikotropika 55.381 tersangka, dan bahan adiktif
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
33.895 tersangka. Tersangka pria sebanyak 143.584 orang dan wanita 12.233
orang, serta 413 orang warga negara asing, Jumlah tersangka berdasarkan tingkat
pendidikan menunjukkan, tingkat SLTA berada di peringkat teratas dengan
98.614 orang, disusul SLTP 35.536 orang, SD 17.194 orang, dan Perguruan
Tinggi 4.469 orang. Berdasarkan tingkat usia, peringkat pertama adalah usia di
atas 30 tahun sebanyak 73.299 orang, usia 25-29 tahun sebanyak 39.077 orang,
usia 20-24 tahun 32.896 orang, usia 16-19 tahun 9.897, dan usia di bawah 15
tahun 658 orang. Jumlah barang bukti narkotika yang disita selama lima tahun
terakhir, untuk ganja disita sekitar 99 ton, heroin sekitar 90 kg, kokain sekitar 9,5
kg, ecstasy 3.410.000 tablet, sabu sekitar 2,9 ton, dan bahan adiktif sebanyak
14.441.946 tablet (http://edukasi.kompas.com/read/2009/06/02/18135121 /Inilah.
Data. Kasus. Narkoba.Lima.Tahun.Terakhir).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah ini untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas
agar dalam pembahasannya lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Berdasarkan hal tersebut di atas rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana argumentasi keterangan ahli yang disampaikan dalam proses
pembuktian Pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika dalam Perkara Nomor : 32/Pid.Sus/2010/PN.Ska ?
2. Apakah yang timbul dalam menetapkan nilai pembuktian serta kekuatan
pembuktian keterangan ahli dalam proses pembuktian Pasal 127 Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam Perkara Nomor :
32/Pid.Sus/2010/PN,Ska ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan suatu target yang ingin dicapai dalam suatu
penelitian sebagai suatu solusi atas masalah yang dihadapi saat ini (tujuan
obyektif), maupun untuk memenuhi kebutuhan perorangan (tujuan subyektif).
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1. Tujuan Obyektif :
a. Untuk mengetahui argumentasi keterangan ahli dalam proses pembuktian
Pasal 127 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
untuk meyakinkan hakim dalam menjatuhkan vonis rehabilitasi bagi para
penyalahguna narkotika.
b. Untuk mengetahui nilai pembuktian dan kekuatan pembuktian keterangan
ahli dalam proses pembuktian Pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperoleh pengetahuan yang lengkap dan bahan hukum sebagai
menyusun penulisan hukum, sebagai salah satu syarat dalam menempuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif, Penelitian hukum
normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal (doctrinal research) yaitu
penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum (library based) yang fokusnya
pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder (Johny Ibrahim, 2006:44).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
2. Sifat penilitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah bersifat preskriptif.
Sebagai penelitian yang bersifat preskriptif, maka penelitian ini mempelajari
tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validasi aturan hukum, konsep-konsep
hukum dan norma-norma hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2006:22).
Dalam hal ini penulis akan memberikan preskriptif mengenai nilai-nilai
keadilan dalam pembuktian Pasal 127 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika terhadap vonis rehabilitasi bagi penyalahgunaan
narkotika.
3. Pendekatan penelitian
Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan
pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek
mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan-
pendekatan yang digunakan didalam penelitian hukum adalah pendekatan
undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach),
pendekatan historis (historical approach), pendekatan perbandingan
(comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach )
(Peter Mahmud Marzuki, 2006:93).
Dari beberapa pendekatan tersebut, peneliti menggunakan jenis
pendekatan kasus (case approach), pendekatan kasus dilakukan dengan cara
melakukan telaah terhadap kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi
yang telah menjadi putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap,
dalam mengunakan pendekatan kasus yang perlu dipahami oleh peneliti adalah
ratio decidendi yaitu alasan-alasan hukum yang digunakan untuk sampai
kepada putusan (Peter Mahmud Marzuki, 2006:119).
4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Dalam bukunya Peter Mahmud Marzuki (2006:141) mengatakan bahwa
penelitian hukum tidak mengenal adanya data. Untuk memecah isu hukum
diperlukan sumber-sumber penelitian yaitu bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder.
a. Bahan Hukum Primer :
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri
dari perundangan-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam
pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim (Peter Mahmud
Marzuki, 2006:141).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan bahan hukum primer yaitu :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana);
2. Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
3. Surat Edaran Mahkamah Agung RI (SEMA) Nomor 7 Tahun 2009
tentang Tempat Rehabilitasi;
4. Putusan Pengadilan Nomor : 32/Pid.Sus/2010/PN.Ska.
b. Bahan Hukum Sekunder :
Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang
merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi
buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-
komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud Marzuki, 2006:141).
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal hukum, artikel, internet,
dan sumber lainya yang memiliki korelasi dengan isu hukum yang akan
diteliti didalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Dalam teknik pengumpulan bahan hukum, dilakukan dengan
mndokumentasikan bahan hukum atau disebut studi kepustakaan. Peneliti
melakukan penelusuran untuk mencari bahan-bahan hukum yang relevan
terhadap isu hukum yang akan dihadapi, dalam hal ini peneliti menggunakan
pendekatan kasus (case approach) sehingga pengumpulan bahan hukum yang
commitpengadilan
digunakan adalah putusan-putusan to user mengenai isu hukum yang
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
Pada bab IV penulis kemukakan simpulan dan saran yang berdasarkan
pembahasan dan jawaban atas rumusan masalah yang telah diuraikan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan sumber-sumber pustaka yang dikutip dalam penulisan hukum baik
langsung maupun tidak langsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
b. Prinsip-Prinsip Pembuktian
Prinsip-prinsip pembuktian antara lain :
1. Hal yang umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Prinsip ini terdapat pada Pasal 184 ayat (2) KUHAP yang
berbunyi “Hal-hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu
dibuktikan”.
Bunyi rumusan Pasal 184 (2) KUHAP ini selalu disebut dengan
istilah notoire feiten notorious (general know) yang berarti setiap hal
yang sudah umum diketahui tidak lagi perlu dibuktikan dengan
pemeriksaan sidang pengadilan (M. Yahya Harahap, 2002 : 276).
Secara garis besar fakta notoire dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
a. Sesuatu atau peristiwa yang diketahui umum bahwa sesuatu atau
peristiwa tersebut memang sudah demikian halnya atau semestinya.
Yang dimaksud sesuatu misalnya, harga emas lebih mahal dari
perak dan yang dimaksud dengan peristiwa misalnya, pada tanggal
17 Agustus diadakan peringatan hari kemerdekaan Indonesia.
b. Sesuatu kenyataan atau pengalaman yang selamanya dan selalu
mengakibatkan demikian atau selalu merupakan kesimpulan
demikian. Misalnya, arak adalah termasuk minuman keras yang
dalam takaran tertentu bisa menyebabkan seseorang mabuk (Hari
Sasangka dan Lily Rosita, 2003:20).
2. Menjadi saksi adalah kewajiban
Kewajiban seseorang menjadi saksi diatur pada penjelasan Pasal
159 ayat (2) KUHAP yang menyebutkan “Orang yang menjadi saksi
setelah dipanggil ke suatu sidang pengadilan untuk memberikan
keterangan tetapi dengan menolak kewajibanya itu ia dapat dikenakan
pidana berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku demikian
pula dengan ahli”.
3. Satu saksi bukan saksi (unus testis nullus testis)
Prinsip ini terdapat pada Pasal 185 ayat (2) KUHAP yang
berbunyi “keterangancommit to user saksi saja tidak cukup untuk
seseorang
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
e. Keterangan terdakwa
Menurut Pasal 189 keterangan terdakwa adalah apa yang
terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau
yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
Jika dibandingkan dengan alat bukti dalam HIR, maka ada
penambahan alat bukti baru, yaitu keterangan ahli. Keterangan ahli
merupakan hal yang baru dalam hukum acara pidana Indonesia. Hal ini
merupakan pengakuan bahwa dengan adanya kemajuan teknologi, seorang
hakim tidak bisa mengatahui segala hal, untuk itu diperlukan bantuan
seorang ahli (Hari Sasangka dan Lily Rosiana, 2003:209).
a. Mempengaruhi kesadaran;
b. Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku
manusia;
c. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa :
1. Penenang;
2. Perangsang (bukan rangsangan sex);
3. Menimbulkan halusinasi.
Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik secara sintetis maupun semisintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
b. Penggolongan Narkotika
Penggolongan Narkotika dalam Undang-Undang RI Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika terdapat dalam Pasal 6 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa Narkotika digolongkan sebagi berikut :
1. Narkotika Golongan I
Yang dimaksud dengan narkotika golongan I adalah narkotika
yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Yang menjadi daftar narkotika golongan I antara lain :
1. Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya
termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.
2. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari
buah tanaman Papaver Somniferum L yang hanya mengalami
pengolahan sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa
memperhatikan kadar morfinnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
TERSANGKA
DAKWAAN
UU NO 35 TAHUN 2009
PUTUSAN HAKIM
PENGADILAN NEGERI
SURAKARTA
Keterangan :
Umum akan dibuatkan surat dakwaan yang memuat ketentuan tentang tindak
pidana penyalahgunaan narkotika yang melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf (a)
Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dari surat
dakwaan tersebut hakim akan membuktikan kesalahan-kesalahn terdakwa.
Untuk membuktikan apakah terdakwa telah melanggar Pasal 127 ayat (1)
huruf (a) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau
tidak. Hakim memerlukan keterangan ahli untuk membuat terang atau
memperjelas tentang tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang
didakwakan kepada tersangka dan melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf (a)
Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Keterangan Ahli
dengan keahliannya akan meberikan keterangan sesuai permintaan pengadilan.
Dari nilai dan kekuatan pembuktian keterangan ahli tersebut akan dijadikan
pertimbangan hakim untuk memutus perkara penyalahgunaan narkotika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
BAB III
A. Hasil Penelitian
Sebelum lebih jauh peneliti memaparkan bab ini, berdasarkan hasil
penelitian oleh penulis, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Identitas Terdakwa
2. Kasus Posisi
Kasus ini bermula pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2009 sekitar
jam 20:00 WIB, ABBAS Bin ABDUL KADIR SUNGKAR dan SAID
memesan Putauw melalui telepon kepada JUMAKIR sebanyak 1 (satu) paket
kecil seharga Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk dipergunakan bagi
diri sendiri, lalu ABBAS bersama SAID mengirim uang tersebut kerekening
JUMAKIR di Bank BCA, selanjutnya ABBAS mendapatkan telepon dari
Jumakir untuk mengambil Putauw tersebut didalam Wartel Bening di Jalan
Basuki Rahmat Kerten Laweyan Surakarta yang ditempelkan dengan isolasi
dibalik lekukan kaki kursi plastik didalam wartel, selanjutnya ABBAS
mengambil Putauw tersebut lalu disimpan disaku belakang kiri celana yang
dipakai ABBAS, kemudian pada saat keluar dari wartel ditangkap oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
petugas kepolisian. ABBAS terbukti memiliki Putauw tersebut dan tidak ada
atau tidak mempunyai ijin dari pejabat yang berwenang atau menteri
kesehatan.
Dalam hal ini ABBAS Bin ABDUL KADIR SUNGKAR telah
melakukan tindak pidana tanpa hak atau melawan hukum membeli, menerima
narkotika golongan I dan atau tanpa hak melawan hukum memiliki,
menyimpan atau menyediakan narkotika golongan I bukan tanaman dan atau
penyalahgunaan narkotika golongan I bagi diri sendiri.
3. Dakwaan
Kesatu
Bahwa terdakwa ABBAS Bin ABDUL KADIR SUNGKAR pada hari
selasa tanggal 29 Desember 2009 sekitar jam 20:00 WIB atau setidak-
tidaknya pada waktu lain masih dalam bulan Desember 2009. Bertempat di
Wartel Bening di Jalan Basuki Rahmat Kerten Laweyan Surakarta atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negari Surakarta, tanpa hak dan melawan hukum telah memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika golongan I bukan
tanaman berupa 1 (satu) bungkus plastik berisi serbuk coklat berupa Putauw
mengandung Heroina : Diacetilmorfina sebagai daftar narkotika golongan I
pada nomor urut 19 lampiran I Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika dengan berat 0,061 gram, yang dilakukan terdakwa dengan
cara sebagai berikut :
Bermula pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2009 sekitar jam 20:00
WIB terdakwa dan Said (belum tertangkap) memesan Putauw melalui telepon
kepada Jumakir (belum tertangkap) sebanyak 1 (satu) bungkus plastik berisi
serbuk coklat berupa Putauw mengandung Heroina : Diacetilmorfina sebagai
daftar narkotika golongan I pada nomor urut 19 lampiran I Undang-Undang
RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan berat 0,061 gram
seharga Rp 100.000 (seratus ribu rupiah), lalu terdakwa bersama Said
commit to Jumakir
mengirim uang tersebut kerekening user di Bank BCA, selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Kedua
Bermula pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2009 sekitar jam 20:00
WIB terdakwa dan Said (belum Tertangkap) memesan Putauw melalui
telepon kepada Jumakir (belum tertangkap) sebanyak 1 (satu) bungkus plastik
berisi serbuk coklat berupa Putauw mengandung Heroina : Diacetilmorfnia
sebagai daftar narkotika golongan I pada nomor urut 19 lampiran I Undang-
Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan berat 0,061
gram seharga Rp 100.000 (seratus ribu rupiah), untuk dipergunakan bagi diri
sendiri, lalu terdakwa bersama Said mengirim uang tersebut kerekening
Jumakir di Bank BCA, selanjutnya terdakwa mendapat telepon dari Jumakir
untuk mengambil Putauw tersebut didalam Wartel Bening di Jalan Basuki
Rahmat Kerten Laweyan Surakarta yang ditempelkan dengan isolasi dibalik
lekukan kaki kursi plastik didalam wartel selanjutnya terdakwa mengambil
Putauw tersebut lalu disimpan disaku belakang kiri celana yang dipakai
terdakwa kemudian pada saat keluar dari wartel terdakwa ditangkap oleh
Petugas Kepolisian, terdakwa dalam memiliki Putauw tersebut tidak ada atau
tidak mempunyai ijin dari pejabat yang berwenang atau Menteri Kesehatan
dan setelah terdakwa tertangkap oleh Petugas Kepolisian dilakukan
pemeriksaan terhadap barang bukti yaitu 1 (satu) bungkus plastik serbuk
coklat berupa Putauw mengandung Heroina : Diacetilmorfina sebagai daftar
narkotika golongan I pada Nomor urut 19 lampiran I Undang-Undang RI
Nomor 35 Tahun 2009 Tantang Narkotika dengan berat 0,061 gram
sebagaimana diterangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium
Kriminalistik dari Puslafor Bareskrim Polri Cabang Semarang Nomor :
05/KNF/I/2010 tertanggal 6 Januari 2010.
4. Barang Bakti :
5. Keterangan Saksi :
Untuk membuktikan dakwaan dari Penuntut Umum di persidangan,
penuntut umum mengajukan saksi-saksi yang memberikan keterangan
dibawah sumpah menurut cara agamanya masing-masing sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
6. Keterangan Ahli
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
7. Surat
a) Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium
kriminalistik dari Puslabfor Bareskrim Polri Cabang Semarang Nomor :
05/KNF/I/2010 tertanggal 6 Januari 2010. Bahwa barang bukti yaitu 1
(satu) bungkus plastik berisi serbuk coklat berupa Putauw dengan berat
0,061 gram (mengandung Heroina : Diacetilmorfina sebagai daftar
narkotika golongan I pada nomor urut 19 lampiran I Undang-Undang RI
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika).
b) Berdasarkan Surat Keterangan dari Pemerintah Kota
Surakarta Dinas Kesehatan UPTD Puskesmas Manahan tertanggal 2
Januari 2010 menerangkan terdakwa Abbas Bin Abdul Kadir Sungkar
sejak tanggal 29 September 2009 pasien tersebut benar melakukan
program terapi Rumatan Metadon (PTRM) sampai sekarang.
8. Petunjuk
Berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan ahli, surat dan barang bukti
diperoleh petunjuk sebagai berikut :
a) Bahwa terdakwa Abbas Bin Abdul Kadir Sungkar pada hari
Selasa tanggal 29 Desember 2009 sekitar jam 20:00 WIB bertempat di
Wartel Bening di jalan Basuki Rahmat Kerten Laweyan Surakarta,
mempergunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri berupa1 (satu)
bungkus plastik berisi serbuk coklat berupa Putauw dengan berat 0,061
gram untuk dikonsumsi.
b) Bahwa benar pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2009
sekitar jam 20:00 WIB terdakwa dan Said memesan Putauw melalui
telepon kepada Jumakir sebanyak berupa 1 (satu) bungkus plastik berisi
serbuk coklat berupa Putauw (mengandung Heroina : Diacetilmorfina
sebagai daftar narkotika golongan I pada nomor urut 19 lampiran I
Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika) dengan
berat 0,061 gram seharga Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) untuk
dipergunakan bagi diri sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
9. Keterangan Terdakwa
Didepan persidangan terdakwa menerangkan sebagai berikut :
a) Bahwa terdakwa kenal Putauw sejak tahun 2008;
b) Bahwa dulu terdakwa konsumsi putauw setiap hari;
c) Bahwa terdakwa mulai aktif konsumsi Putauw sejak tahun
2009;
d) Bahwa konsumsi setiap hari 1 paket, sekitar 0,02 gram;
e) Bahwa keluraga terdakwa baru mengetahui kalau terdakwa
pengguna Putauw;
f) Bahwa terdakwa ke Puskesmas karena dengar kalau di
Puskesmas ada pengobatan dan terdakwa ikut pengobatan karena ingin
sembuh;
g) Bahwa terdakwa diiming-imingi oleh saudara terdakwa
bernama Said untuk pakai Putauw lagi;
h) Bahwa terdakwa tidak ada ijin untuk mengkonsumsi dan
membawa Putauw tersebut;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan
1. Argumentasi Keterangan Ahli dalam Proses Pembuktian Pasal 127
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika dalam Perkara Nomor : 32/Pid.Sus/2010/PN.Ska.
Keterangan ahli sebagai salah satu alat bukti yang sah mempunyai
peranan yang penting, karena keterangan
commit to user ahli sangat diperlukan guna
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
pemakaian dan tidak digantikan harus dirawat di Rumah Sakit tidak bisa
berobat jalan separti di dalam sistem rumatan metadhon. Rumatan Metadhon di
Solo hanya ada di Puskesmas Manahan dan kalau ada indikasi yang bersifat
khusus untuk dirujuk ke RS. Puri Waloyo. Rumatan Metadhon dilakukan
dengan cara pasien diperiksa kemudian ditentukan berapa dosis metadhon yang
akan diberikan, maka kepada pasien diberikan metadhon secara kontinyu dan
sampai pasien stabil, setelah stabil baru dosis metadhon tersebut dikurangi atau
diturunkan secara bertahap sampai sembuh dari ketergantungan narkotika.
Berdasarkan argumentasi keterangan ahli yaitu dr SUWARJI dan fakta-
fakta yang terungkap dipersidangan dan dihubungkan dengan bukti hasil
Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik terhadap barang bukti dari Puslabfor
Bareskrim Polri Cabang Semarang Nomor : 05/KNF/I/2010 tertanggal 6
Januari 2010 dan Berdasarkan Surat Keterangan dari Pemerintah Kota
Surakarta Dinas Kesehatan UPTD Puskesmas Manahan tertanggal 2 Januari
2010. Bahwa terdakwa adalah benar-benar seorang pengguna dan pecandu
narkotika jenis Putauw (narkotika golongan 1 dengan nomor urut 19 lampiran I
Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika).
Berdasarkan Pasal 127 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika adapun unsur-unsur sebagai berikut :
1. Setiap penyalahguna.
Didalam Pasal 1 butir 15 Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika menjelaskan pengertian penyalahguna yaitu orang yang
menggunakan Narkotika tanpa hak dan melawan hukum.
Dari keterangan saksi ahli dr. Suwarji yang menerangkan bahwa
terdakwa adalah seorang pengguna narkotika golongan I dan terdakwa
adalah peserta Program Terapi Metadhon pada Puskesmas Manahan
Surakarta serta terdakwa juga merupakan salah satu pasien terapis medis.
2. Narkotika Golongan I.
Didalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika menjelaskan pengertian narkotika yaitu zat atau obat yang
commit
berasal dari tanaman atau bukan to user baik sintesis mapun semisintesis,
tanaman
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
hakim. Hakim bebas menilainya dan tidak terikat kepadanya. Tidak ada
keharusan bagi hakim untuk mesti menerima kebenaran keterangan ahli
dimaksud, akan tetapi, seperti apa yang telah pernah diutarakan, hakim
dalam mempergunakan wewenang kebebasan dalam penilaian pembuktian,
harus benar-benar bertanggung jawab, atas landasan moral demi
terwujudnya kebenaran sejati dan demi tegaknya hukum serta kepastian
hukum.
4. Mempunyai kekuatan pembuktian keterangan ahli yang berdiri sendiri tidak
cukup dan tidak memadai membuktikan kesalahan terdakwa.
Prinsip minimum pembuktian yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP,
keterangan ahli yang berdiri sendiri saja tanpa didukung oleh salah satu alat
bukti yang lain, tidak cukup dan tidak memadai membuktikan kesalahan
terdakwa. Apabila jika Pasal 183 KUHAP dihubungkan dengan ketentuan
Pasal 185 ayat (2) KUHAP yang menegaskan, seseorang saksi saja tidak
cukup untuk membuktikan kesalahan terdakwa, prinsip ini pun berlaku
untuk alat bukti keterangan ahli. Bahwa Keterangan seorang Ahli saja tidak
cukup membuktikan kesalahan terdakwa. Oleh karena itu, agar keterangan
ahli dapat dianggap cukup membuktikan kesalahan terdakwa harus disertai
dengan alat bukti lainya.
Dengan demikian, meskipun nilai pembuktian yang melekat pada alat
bukti keterangan ahli pada prinsipnya adalah tidak mempunyai nilai kekuatan
pembuktian yang mengikat dan menentukan tetapi dalam pembuktian tindak
pidana penyalahguna narkotika sesuai Pasal 127 ayat (1) huruf (a) Undang-
Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Hakim sangat terikat oleh
keterangan ahli tersebut. Berdasarkan keterangan ahli tersebut, maka dihasilkan
fakta yang terang berkaitan perkara penyalahguna narkotika yang dapat
membuktikan dan menyatakan seorang terdakwa dapat dikatakan
penyalahguna narkotika dan pecandu atau tidak hanyalah seorang ahli,
sehingga dalam hal ini kekuatan pembuktian keterangan ahli mutlak mengikat
hakim dalam menjatuhkan vonis atau putusan terhadap penyalahguna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
narkotika. Maka keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah sesuai Pasal 184
KUHAP oleh Hakim tidak dapat dengan mudah dikesampingkan.
Dalam Pasal 103 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika yang menentukan bahwa hakim yang memeriksa
perkara pecandu narkotika dapat memutus untuk memerintahkan yang
bersangkutan menjalani pengobatan dan atau perawatan melalui rehabilitasi
jika pecandu narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana
narkotika. Bahwa selanjutnya dalam Pasal 103 ayat (2) Undang-Undang RI
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa masa menjalani
pengobatan/ perawatan bagi pecandu narkotika sebagaimana tersebut dalam
ayat 1 huruf (a) diperhitungkan sebagai menjalani hukuman.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan apa yang diuraikan di dalam bab hasil penelitian dan pembahasan,
maka penulis dapat membuat simpulan sebagai berikut :
1. Argumentasi keterangan ahli yang disampaikan dalam proses pembuktian
Pasal 127 Undang-Undang commit to user
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
B. Saran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
commit to user