Professional Documents
Culture Documents
Perkembangan arsitektur yunani di bagi menjadi 2 periode oleh para ahli yaitu periode Agea dari
tahun 3000-1100 SM kemudian periode Hellinic 650-30 SM
Jaman Agea
Kata Agea di ambil dari nama sebuah suku yaitu suku agean, suku agean berdomisili di pulau
agean di mana suku agean ini merupakan yang mengawali
perkembangan arsitektur yunani, Jaman agea berlangsung
dari tahun 3000-1100 SM, Salah satu contoh bangunan
yang di bangun pada masa ini yaitu istana Tyrine yang
berada di pulau agea, Tata ruang pada bangunan ini
mencerminkan masyrakat pada masa itu melakukan
kegiatan nya di ruang terbuka tidak memakai atap karena
pengaruh iklim yang tidak panas, sehingga terlihat dari
ruang tengah memiiki bentangan besar utuk masyarakat
melakukan kegiatan, biasa di bilang tata ruang bangunan
ini memusat ke tengah ruang-ruang di sekeliling ruangan
inti ini tidak di susun dengan rapi seolah bangunan yang di
tambah atau tidak direncanakan dari awal.
Pada jaman ini bangunan juga sudah menggunakan macam-macam susunan batu yaitu batu
bentuk polygon (a) batu di susun natural (b) dan batu segi empat (c) sebagai contoh batu yang disusun
mengelilingi bangunan istana Tyrine sebagai pagar.
Jaman Hellinic
Pada jaman ini masyarakat yunani sudah mulai membangun bangunan dengan fungsi-fungsi selain kuil,
yaitu seperti bangunan public bangunan pertunjukan contoh
nya di kota agora, agropolis dan areodagus.
Dari material bangunan yunani dominan memakai batu marmar karena topologi daerah nya
merupakan di pinggiran pantai sehingga terdapat banya sekali tersedia nya batu mar-mar , hal tersebut
yang menjadi nilai plus arsitektur yunani merupakan heritage dari kawasan dia sendiri tersebut.
Ciri umum bangunan yunani yang paling penting adaah memiliki komponen struktur yang di
expose yaitu Pediment,Entablatur,coloumn,dan base. Dimana masing masing bagian tersebut terbagi
lagi dalam beberapa bagian yang berbeda sebutan nya, lihat gambar (f) dari semua komponen tersebut
para ahli dan arsitek yunani menyebut nya sebagai ORDER.
Ada beberapa order dalam arsitektur yunani yaitu order doric, order ionic, dan order korentien.
-Order Doric, Doric merupakan nama dari suku di agean yang merupakan pencetus order ini, merupakan
order yang paling awal dengan ciri kolom gemuk tidak memiliki ukiran ornament yang besar-besar pada
bagian entublatur dan memiliki atap kayu, sedangkan
-Order Ionic memiliki kolom yang lebih tinggi dan tidak memakai atap kayu memiliki ukiran khas pada
kepaa kolom yaitu ukiran fauna yang terinspirasi dari domba dan kerang dan fauna di etablatur nya, dan
-Order Korentien merupakan order yang paling muda banyak para ahli mengatakan bahwa gaya
korentien merupakan masa pegalihan ke gaya romawi dimana budaya romawi sudah mulai masuk ke
yunani, order korentien memiliki kolom yang langsing-langsing dan lebih tinggi dari pada kolom yang
lain, memiliki ukiran khas korentien yang terinspirasi oleh fauna daun yang banyak di jumapai di daerah
roma dan mesir.
BAB II ARSITEKTUR ROMAWI
Para Arsitek Roma merupakan orang pertama yang memanfaatkan beton untuk membangun
gedung raksasa/bangunan besar. Dengan menggunakan material yang murah dan luwes ini, mereka
mengembangkan gagasan pelengkung Etruska untuk menjadi pola Viaduk, Akuaduk, pelengkung
kemenangan dan kubah-kubah raksasa seperti kubah di Kuil Pantheon.
Dengan proses yang sama, Tablinum yang mula-mula adalah sengkang dibelakang atrium,
menjadi ruang makan kecil, dan menghadap kebun sayur sederhana yang seterusnya dikembangkan
menjadi taman tertutup yang indah dan dikelilingi oleh ruang-ruang yang lain, misalnya ruang tidur
atau thalamus,taman ini disebut Peristyllum yang dibatasi pilar-pilar besar dan dilengkapi dengan kolam
serta patung yang dipergunakan untuk ruang santai keluarga.
Bahan bangunan yang digunakan adalah bata yang dikeringkan kemudian dilapisi teracota,
sedangkan pemakaian atap dari bahan kayu. Bangsa Romawi mengambil kolom dan balok
dari Yunani lalu dengan busur lengkung dari Etruska. Kombinasi kolom, balok dan busur ini merupakan
ciri pedoman bagi arsitektur
Romawi selanjutnya. Langgam gaya
yang dipakai untuk pilar-pilar
adalah Doria, Ionia, Korintia,
Komposit dan Tuskana.
KARAKTER ARSITEKTUR
• Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa Yunani, seperti
dalam pembuatan saluran air dan pembuatan konstruksi busur/lengkung.
• Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem struktur sosial sangat
kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan
termasuk dalam tata bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur social
kemasyarakatan seringkali diperingati dengan upacara-upacara atau pesta-pesta besar.
KONSEP RUANG
• Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan keabadian atau
keteraturan statis.
• Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka, karena itu harus
dibentuk, diartikulasikan dan diaktifkan.
• Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan situasi geografis tertentu.
• Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi, keteraturan, dinamis, sekuens dan
aksialitas.
KONDISI KOTA ROMAWI
Terdiri dan jalur sirkulasi yang mempunyai sistem hirarki atau pembagian
§ Jenjang jalan terdiri dari : Jalan Arteri (Cardo) untuk kawasan pemerintahan yang menghubungkan
jalur Utara-Selatan kota Roma, Jalan Kolektor (Decusmanus) untuk daerah Pemerintahan (Domain),
Apartemen (Insule) dan Ruang Terbuka (Tempulum) yang menghubungkan jalur Timur-Barat, Jalan
lingkungan (Prinsipia) dan Lorong (Path) untuk hunian. Pada pertemuan jenis jalan tersebut dinamakan
simpul (Nodes), biasanya diletakkan pintu-pintu gerbang (Triumphal-Arches). Jalur Utara-Selatan dan
Timur-Barat diakhiri dengan empat benteng Kota. Citra kota menekankan pada aspek keteraturan
kosmik (Cosmik Order) dengan mengacu pada lata letak berskala besar dengan pola grideon. Citra
spatial kota ini mempunyai sifat tidak berubah-ubah (non arbitrary), ortogonal, dan memasukkan unsur-
unsur ruang memusat, vertikal dan berorientasi arah mata angin (Cardinal).
§ Pemisahan yang jelas antara daerah sekitar pemukiman (Periphery Bloks) dengan kawasan
penghijauan taman kota/lanskap. Ruang-ruang kota mempunyai interaksi sistematik dengan bangunan
disekitarnya.
§ Fasade bangunan kota merupakan rangkaian (sequence) dan tipikal kolonade yang menampilkan
efek perspektif meluas.
B.FORUM SQUERE
FORUM AUGUSTUS
2. Colloseum
Merupakan bangunan yang dikembangkan dari
bentuk Theatre Yunani yang kemudian dengan penggunaan
teknologi beton dapat dibuat bangunan yang secara konstruktif
bertumpu pada kolomnya sendiri. Yang terkenal adalah Colloseum
Roma, bangunan ini dibangun pada tahun 79 AD serta
berkapasitas sekitar 50.000 orang penonton.
Fungsi Colloseum sudah tidak sama
dengan Theatre. Colloseum dipergunakan untuk arena tontonan
adu binatang dengan manusia (gladiator) dengan sifat kekerasan
yang menonjol, atau adu kekuatan lain yang tidak seimbang.
Bangunan ini terdiri dari 3 tingkat, dimana tiap tingkat mempunyai
langgam gaya kolom yang berbeda-beda.
3. Basilika
Merupakan Hall untuk pengadilan dan
perdagangan yang berdenah segi empat dengan ukuran
panjang adalah 2 X lebarnya, serta
membentuk nave (ruang utama) di tengah yang
dikelilingi oleh selasar di kiri kanannya.
Sedangkan Tribune biasanya berbentuk ½ lingkaran, ada
2 tribune yang letaknya berseberangan, dipisahkan
dengan deretan tiang-tiang pendek atau baluster, serta
letak tribune lebih tinggi dari yang lain.
4. Thermae
Merupakan pemandian umum yang serba lengkap, yang dikembangkan dari Gymnasium Yunani,
dan merupakan pusat kehidupan social bagi kaum bangsawan (kelas tinggi). Bangunannya dibuat sangat
mewah untuk rekreasi, santai dan melepas penat dengan pemakaian teknologi tinggi menggunakan
lantai batu sabak dengan system lantai double. Agar kondisi thermal ruang yang diinginkan dapat
tercapai. Bangunan ini mempunyai fasilitas :
§ Perpustakaan
5. Sirkus Maximus
Merupakan sirkus pertama yang
dibangun pada masa pemerintahan Raja
Tarquinius Priscus, dipergunakan untuk lomba
kereta perang. Sirkus Maximus ini mempunyai
panjang 600 m dan lebar 200 m dengan daya
tampung 300.000 penonton.
6. Amphitheatre
Merupakan bangunan double Theatre, dengan bentuk ellips, fungsinya adalah untuk pacuan
kuda dan balap lari. Bangunan dibuat dengan konstruksi:
§ Pelengkung bagian atas/atap dengan memakai batu pumuse atau batu ringan.
7. Aquaduc/Akuaduk
Bangunan saluran air yang merupakan perpaduan antara keahlian teknologi dan keanggunan
arsitektur. Air disalurkan ke kota sedemikian banyaknya sehingga seolah-olah sungai itu sendiri yang
mengalir memasuki kota melalui gorong-gorong.Air mengalir turun dari permukaan yang lebih tinggi ke
permukaan yang lebih rendah, melalui saluran beton di bagian atas aquaduc (Vitruvius menyarankan
supaya saluran diturunkan 15 cm setiap 30,5 cm panjang akuaduk).
Pelengkung akuaduk kadang bertingkat 1, kadang bertingkat 2 bahkan 3 bila melintasi lembah
yang curam. Terowongan yang digali menembus bukit yang terlalu sempit disusuri, dilengkapi dengan
bak kontrol untuk memeriksa dan membersihkan.Sifon terbalik digunakan kalau jurang terlalu terjal.
Teknik tersebut berlandaskan prinsip bahwa air akan mencari permukaannya sendiri. Efek sifon ini
memaksa air mengalir naik setelah turun dari tempat yang tinggi.
RANGKUMAN
ARSITEKTUR KLASIK
EROPA
Universitas
TINGKIS RAMDA
15241132 Widya
Mataram